Anda di halaman 1dari 45

MODUL

SISTEM PERSYARAFAN
(PATOFISIOLOGI)

DISUSUN OLEH:
Kelompok 6
Rahel Aprilia S PO7120123117
Syawalia PO7120123135
Selly Anita R PO7120123150
Inka Noviani PO7120123109
Cantika Sastra N PO7120123116
Imel Agustin PO7120123130

DOSEN PEMBIMBING:
Eva Susanti, S.Kep, Ns, M.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan pada kehadirat Allah
Subhannahu Wa Ta’ala yang senantiasa membanjiri kita sebagai hamba–Nya
dengan rahmat dan hidayah–Nya yang tidak terbatas. Shalawat dan salam juga
kita panjatkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wassallam, keluarga besarnya, sahabat–sahabatnya, serta umatnya sampai akhir
zaman. Dengan bantuan dari Allah, kami dapat menyelesaikan tugas modul ini
sebaik mungkin yang kami bisa.

Pembuatan modul ini bertujuan untuk memperluas pemahaman kami


dan para pembaca tentang struktur dan fungsi sistem saraf agar dapat menjadi
tenaga kesehatan yang lebih baik dan berkompeten lagi ke depannya. Selain itu,
tujuan kami membuat modul ini juga untuk mengetahui cara kerja sistem saraf,
sehingga kita dapat mengetahui jika terjadi indikasi masalah yang terkait dengan
sistem saraf, serta dapat menemukan dan melaksanakan cara terbaik dalam
pencegahan maupun pengobatan atas masalah tersebut.

Meski kami telah menyelesaikan tugas dari mata kuliah Patofisologi ini,
kami tetaplah hanya manusia biasa yang tidak luput akan kesalahan. Oleh karena
itu, kami memohon maaf atas semua kesalahan dan kekurangan yang mungkin
kami perbuat sengaja ataupun tidak disengaja di dalam modul kami ini. Terima
kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam
pembuatan modul ini. Bantuan fisik, mental, maupun do’a kalian sangatlah berarti
bagi kami. Terutama kepada ibu Eva Susanti, S.Kep, Ns, M.Kep yang telah
membimbing kami dalam pembuatan modul ini. Kritik dan saran akan sangat
kami terima dengan lapang dada demi kemampuan membuat modul kami menjadi
lebih baik ke depannya. Terakhir, kami berharap semoga modul ini dapat berguna
bagi siapapun yang membacanya. Terima kasih.

Palembang, 23 Februari 2024

Kelompok 6
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL...............................................................................................i

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................ii

PENDAHULUAN...............................................................................................iii

SUB TOPIK/SUB JUDUL : Sistem Persarafan

TUJUAN INSTRUKSIONAL : Memahami dengan Baik Sistem


Persarafan Manusia

INDIKATOR : Ketepatan Mahasiswa dalam


Menjelaskan/Menguraikan dengan Jelas
Sistem Persarafan Manusia

URAIAN MATERI

A. PENGERTIAN SISTEM SARAF............................................7


B. PENYUSUN SISTEM SARAF.................................................8
C. FUNGSI SISTEM SARAF......................................................10
D. STRUKTUR SEL SARAF......................................................11
E. PENGGOLONGAN SISTEM SARAF..................................15
RINGKASAN....................................................................................29
LATIHAN PEMAHAMAN............................................................... :
31
*KUNCI JAWABAN :......................................................................31
LATIHAN PENERAPAN................................................................. :
32
KUNCI JAWABAN :........................................................................32
GLOSARIUM....................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA........................................................................38
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sistem Saraf Tepi...................................................................................14

Tabel 2 Fungsi Parasimpatik dan Simpatik.........................................................17


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengertian Sistem Persarafan.............................................................1

Gambar 2 Penyusun Sistem Saraf.......................................................................2

Gambar 3 Struktur Sel Saraf...............................................................................7

Gambar 4 Penggolongan Sistem Saraf................................................................10

Gambar 5 Sistem Saraf Pusat Bagian Otak.........................................................10

Gambar 6 Sistem Saraf Tepi...............................................................................15


PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks,


sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf
mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan
lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan
aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka
terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal sagala
fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi
kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu
rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya
dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas
memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah
kemampuan menanggapi rangsangan. Tubuh manusia terdiri atas organ-organ
tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh
dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada
manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem
indra, dan sistem hormon. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas
tentang sistem saraf.

B. RUMUSAN MASALAH
Berikut adalah rumusan-rumusan masalah yang akan dibahas ;
1. Apakah definisi dan fungsi dari sistem persarafan?
2. Apa saja struktur sel saraf?
3. Apa sajakah jenis-jenis sel saraf?
4. Apa saja susunan sel saraf manusia.?
5. Apa sajakah penyakit atau kelainan yang dapat disebabkan gangguan saraf?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Berikut adalah tujuan pembahasan materi ini ;
1. Memahami dengan baik sistem persarafan manusia beserta fungsi-fungsinya.
2. Mengetahui apa saja penyusun dan struktur sistem persarafan manusia.
3. Memahami jenis-jenis sel saraf pada manusia?
4. Mengetahui susunan sel saraf pada manusia?
5. Memahami kelainan-kelainan yang dapat disebabkan dari gangguan sistem
saraf sehingga dapat menghindari dan atau mengobatinya?

SUB TOPIK/SUB JUDUL : Sistem Persarafan


TUJUAN INSTRUKSIONAL : Memahami dengan Baik Sistem Persarafan
Manusia

INDIKATOR : Ketepatan Mahasiswa dalam


Menjelaskan/Menguraikan dengan Jelas Sistem
Persarafan Manusia

URAIAN MATERI : A. Pengertian Sistem Persarafan


B. Susunan Saraf Manusia
C. Fungsi Sistem Saraf
D. Struktur Sel Saraf
E. Penggolongan Sistem Saraf
F. Mekanisme Penghantar Impuls
G. Kelainan yang Disebabkan Gangguan Sistem
Saraf
SISTEM PERSARAFAN

A. PENGERTIAN SISTEM SARAF


Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh)
berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul
saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Sistem saraf adalah
system yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh
kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan
lainnya. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf ialah sel saraf atau
neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas
memungkinkan makhluk hidup bisa menyesuaikan diri dan menanggapi
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas yaitu
kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya
bervariasi.Sistem ini terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem
saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem
saraf memiliki tiga fungsi utama, yakni menerima informasi dalam bentuk
rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi
tanggapan (respon) terhadap rangsangan.

Gambar 1 Pengertian Sistem Persarafan

B. PENYUSUN SISTEM SARAF


Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron
merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki
kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa
mengalami pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah rusak. Neuron
bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu impuls (rangsangan).

Gambar 2 Penyusun Sistem Saraf

1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit


merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima
dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke
akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel
saraf (neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang
daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan
badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya
hanya satu pada setiap neuron.
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak
yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin
bersegmen- segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan
untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf.
Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu
nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan
ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah
sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus
akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi
dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:

1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima
rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi
impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini
bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.

2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa
impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju
otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang
panjang.

3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak
dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk
menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf
sensorik ke sel saraf motorik.
C. FUNGSI SISTEM SARAF
Fungsi utama sistem saraf adalah untuk mengatur dan
mengendalikan semua aktivitas tubuh agar dapar bekerja secara optimal.
Dengan kata lain, sistem saraf mausia ini berperan sebagai pusat kendali
tubuh untuk menerima dan menerjemahkan informasi dari seluruh bagian
tubuh dan mengirimkan sinyal atau pesan ke seluruh tutbuh untuk merespons
rangsangan.
Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem
saraf mempunyai 3 fungsi utama, yaitu :
1. Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan
oleh alat indera, yang meliputi: mata, hidung, telinga, kulit dan lidah.
Dengan adanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui
adanya perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita.
2. Sebagai Alat Pengendali/Pengatur Kerja Organ Tubuh
Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat
bekerja serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf,
semua organ tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang
akurat.
3. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap
perubahan atau reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena
saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka
jaringan saraf terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh kita.
Beberapa fungsi lainnya adalah sebagai berikut ;
1. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
2. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau
merasakan dan memikirkannya.
3. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
4. Mengekspresikan emosi.
5. Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar
endokrin dan organ lain.
6. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau
menghadapi bahaya dan mengingatkan aktivitas yang menyenangkan.

D. STRUKTUR SEL SARAF


Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron
bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls
(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
Dendrit berfungsi menangkap dan mengirimkan impuls ke badan
sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke
jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.

1. Neuron
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari
badan sel dan perpanjangan sitoplasma. Berdasarkan fungsi dan arah
transmisi impulsnya, neuron diklasifikasi menjadi :
 Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor
pada kulit, organ indera atau suatu organ internal ke SSP (Sistem Saraf
Pusat).
 Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP (Sistem Saraf Pusat)
ke efektor.
 Neuron konektor ditemukan seluruhnya dalam SSP (Sistem Saraf
Pusat) Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau
menyampaikan informasi ke interneuron lain.
Berdasarkan bentuknya, neuron dapat diklasifikasikan menjadi:
 Neuron unipolar hanya mempunyai satu serabut yang dibagi menjadi
satu cabang sentral yang berfungsi sebagai satu akson dan satu cabang
perifer yang berguna sebagai satu dendrite. Jenis neuron ini merupakan
neuron- neuron sensorik saraf perifer (misalnya sel-sel ganglion
cerebrospinalis).
 Neuron bipolar mempunya dua serabut, satu dendrite dan satu akson.
Jenis ini banyak dijumpai pada epithel olfaktorius dalam retina mata
dan dalam telinga dalam.
 Neuron multipolar mempunyai banyak dendrite dan satu akson, Jenis
neuron ini merupakan yang paling sering dijumpai pada sistem saraf
sentral (sel saraf motoris pada cornu anterior dan lateralis medulla
spinalis, sel-sel ganglion otonom).

a) Badan sel atau perikarion


Suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan
neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut:
1) Satu nukleus tunggal, nucleolus yang menanjol dan organel lain
seperti konpleks golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak
memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
2) Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-
ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein.
3) Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat
melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.
b) Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-
cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi
untuk menerima dan mengantarkan rangsagan ke badan sel.
Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta
berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c) Akson
Akson disebut neurit, neurit adalah serabut sel saraf panjang
yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit
terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril
dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung
zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan.
Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan
membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk
neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar
disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian
neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut
dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

2. Sel Neuroglia
Neuroglia (berasal dari nerve glue) mengandung berbagai
macam se yang secara keseluruhan menyokong, melindungi, dan sumber
nutrisi sel saraf pada otak dan medulla spinalis, sedangkan sel Schwann
merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron diluar sistem saraf
pusat. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan
perbandingan sekitar sepuluh banding satu.

Gambar 3 Struktur Sel Saraf


Ada empat sel neuroglia yang berhasil diindentifikasi yaitu:
a) Astrosit
Yaitu sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus
panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui
pedikel atau "kaki vascular". Berfungsi sebagai "sel pemberi makan"
bagi neuron yang halus. Badan sel astroglia berbentuk bintang dengan
banyak tonjolan dan kebanyakan berakhir pada pembuluh darah sebagai
kaki perivaskular. Bagian ini juga membentuk dinding perintang antara
aliran kapiler darah dengan neuron, sekaligus mengadakan pertukaran
zat diantara keduanya. Dengan kata lain, membantu neuron
mempertahankan Potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi
impuls dan transmisi sinaptik. Dengan cara ini pula sel-sel saraf
terlindungi dari substansi yang berbahaya yang mungkin saja terlarut
dalam darah, tetapi fungsinya sebagai sawar darah otak tersebut masih
memerlukan pemastian lebih lanjut, karena diduga celah endothel
kapiler darahlah yang lebih berperan sebagai sawar darah otak.
b) Oligodendrosit
Menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. Merupakan sel glia yang
bertanggung jawab menghasilkan myelin dalam susunan saraf pusat.
Sel ini mempunyai lapisan dengan subtansi lemak mengelilingi
penonjolan atau sepanjang sel saraf sehingga terbentuk selubung
myelin.
c) Mikroglia
Ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya
memiliki peran fagosítik. Sel jenis ini ditemukan di seluruh sistem saraf
pusat dan dianggap berperan penting dalam proses melawan infeksi.
d) Sel ependymal
Membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral
dan ronggal medulla spinalis. Merupakan neuroglia yang membatasi
system ventrikel sistem saraf pusat. Sel-sel inilah yang merupakan
epithel dari Plexus Coroideus ventrikel otak.

3. Selaput Myeline
Selaput myelin merupakan suatu kompleks protein lemak
berwarna putih yang mengisolasi tonjolan saraf. Mielin menghalangi aliran
Natrium dan Kalium melintasi membran neuronal dengan hamper
sempurna. Selubung myelin tidak kontinu di sepanjang tonjolan saraf dan
terdapat celah-selah yang tidak memiliki myelin, dinamakan nodus
ranvier, Tonjolan saraf pada sumsum saraf pusat dan tepi dapat bermielin
atau tidak bermielin. Serabut saraf yang mempunyai selubung myelin
dinamakan serabut myelin dan dalam sistem saraf pusat dinamakan massa
putih (substansia Alba). Serabut-serabut yang tak bermielin terdapat pada
massa kelabu (subtansia Grisea).
Myelin ini berfungsi dalam mempercepat penjalaran impuls dari
transmisi di sepanjang serabut yang tak bermyelin karena impuls berjalan
dengan cara "meloncat" dari nodus ke nodus lain di sepanjang selubung
myelin. Cara transmisi seperti ini dinamakan konduksi saltatorik.
Hal terpenting dalam peran myelin pada proses transmisi di
sebaut saraf dapat terlihat dengan mengamati hal yang terjadi jika tidak
lagi terdapat myelin disana. Pada orang-orang dengan Multiple Sclerosis,
lapisan myelin yang mengelilingi serabut saraf menjadi hilang. Sejalan
dengan hal itu orang tersebut mulai kehilangan kemampuan untuk
mengontrol otot-otonya dan akhirnya menjadi tidak mampu sama sekali.
E. PENGGOLONGAN SISTEM SARAF
Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat
dan juga sistem saraf tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem
saraf pusat meliputi bagian otak dan juga bagian sumsum tulang belakang.
Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem saraf somatik dan
juga bagian sistem saraf otonom.
Sistem saraf sendiri memiliki tiga fungsi yang dianggap paling
utama, yakni meliputi menerima semua informasi yang ada di sekitarnya
dalam bentuk suatu rangsangan atau pun stimulus, kemudian digunakan untuk
memproses semua informasi yang diterima, serta digunakan untuk
memberikan suatu tanggapan atau pun respon terhadap semua rangsangan
yang diberikan.

Gambar 4 Penggolongan Sistem Saraf

1. Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang
semua kendali dan juga pengaturan terhadap keseluruhan kerja dari bagian
jaringan saraf sampai ke bagian sel saraf. Sistem saraf pusat meliputi
bagian atas otak besar, bagian otak kecil, bagian otak tengah, bagian
sumsum lanjutan, dan juga bagian sumsum tulang belakang.
Gambar 5 Sistem Saraf Pusat Bagian Otak

a) Otak Besar (Cerebrum)


Otak besar terletak dibagian depan otak dan mempunyai
bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak lipatan, dan juga lebih
berminyak. Bagian ini di kelilingi oleh suatu cairan yang bernama
cairan serebrospinal yang mempunyai fungsi dalam membantu memberi
makanan kepada otak dan juga memberikan perlindungan terhadap otak
dari dampak yang terjadi saat ada guncangan. Otak besar juga berfungsi
untuk pengaturan semua aktivitas mental yaitu berkaitan dengn
kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan. Di bagian dalam otak besar ditemukan banyak pembuluh
darah yang mempunyai fungsi dalam membantu menyuplai oksigen ke
bagian otak besar. Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu::
 Bagian depan (frontal) : pusat gerakan otot.
 Bagian tengah (parietal) : pusat perkembangan ingatan dan
kecerdasan, pusat pengatur kulit dan
otot terhadap panas, dingin sentuhan,
tekanan.
 Bagian samping (temporal) : pusat pendengaran.
 Bagian belakang (oksipital) : pusat penglihatan.

b) Otak Kecil (Cerebelum)


Otak kecil terdapat tepat diatas batang otak atau bisa
ditemukan pada bagian belakang kepala dan juga dekat dengan leher.
Fungsi utama dari otak kecil ialah digunakan sebagai pusat terjadinya
suatu koordinasi terhadap gerakan-gerakan otot tubuh yang biasanya
terjadi secara sadar, berpengaruh pada keseimbangan, dan juga posisi
tubuh.
Apabila terjadi suatu rangsangan yang ternyata
membahayakan, maka gerakan yang bersifat sadar dan normal tidak
akan mungkin bisa dilakukan. Bagian otak kecil merupakan suatu
tempat yang menjadi pusat dari keseimbangan. Jika ditemukan terjadi
suatu kerusakan pada bagian otak kecil, maka hal yang akan terjadi
ialah semua gerakan otot yang sedang berlangsung tidak bisa
dikoordinasikan dengan baik.

c) Otak Tengah (Mesensefalon)


Otak Tengah disebut juga dengan mesencephalon. Otak ini
terletak didalam batang otak, yaitu antara otak depan (forebrain) dan
otak belakang (hindbrain). Otak Tengah merupakan bagian terkecil dari
batang otak dengan ukuran hanya sekitar 1,5 cm. Sebagaimana otak
depan dan otak belakang, otak Tengah memiliki fungsi yang sangat
penting. Fungsi otak tengah yang paling utama adalah menjadi bagian
dari sistem saraf pusat yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini:
 Penglihatan dan pendengaran.
 Rasa waspada.
 Pengaturan suhu.
 Kontrol motorik, khususnya gerakan mata dan mulut.
 Penyampaian rangasangan sensoris, seperti panas dan nyeri.
Dilihat dari strukturnya, otak tengah memiliki 3 bagian
dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu:
1) Tektum, terletak di bagian atas otak tengah yang disusun oleh dua
tonjolan bernama superior colliculi dan inferior colliculi. Superior
colliculi berperan dalam proses penglihatan, sedangkan inferior
colliculi berperan dalam proses penyampain atau pendengaran.
2) Tegmentum, terletak di depan tektum. Tegmentum ini terdiri dari
saluran serat dan 3 bagian yang dibedakan oleh warna, yaitu nukleus
merah, periaqueductal abu-abu, dan substansia nigra. Nukleus merah
berperan dalam koordinasi informasi sensoris, periaqueductal abu-
abu berperan dalam menekan rasa sakit, sedangkan substansia nigra
lebih terlibat dalam mediasi gerakan dan koordinasi motorik.
3) Pedunkulus serebri (cerebral peduncle), fungsinya adalah sebagai
jalan utama yang membawa dan mengantarkan sinyal dari bagian
terluar tubuh ke bagian lain sistem saraf pusat. Selain itu, bagian
otak tengah ini juga berperan penting dalam koordinasi gerak tubuh.

a. Pelindung Otak
Otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat
yang disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter, lapisan
araknoid, dan durameter.
 Tengkorak.
 Ruas-Ruas Tulang Belakang.
 Tiga Lapisan Selaput Otak (Meningen).
Gambar 6 Pelindung Otak

a. Pia meter
Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat
pada otak.
b. Lapisan araknoid
Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung
sedikit pembuluh darah. Ruang araknoid memisahkan lapisan araknoid
dari pia meter dan mengandung cairan cerebropinalis, pembuluh darah
serta jaringan penghubung serta selaput yang mempertahankan posisi
araknoid terhadap pia meter dibawahnya.
c. Durameter
Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua
lapisan. Lapisan ini biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada
beberapa sisi spesifik. Lapisan periosteal luar pada durameter melekat di
permukaan dalam cranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada
tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam pada durameter tertanam
sampa ke dalam fisura otak dan terlipat Kembali di arahnya untuk
membentuk falks serebrum, falks serebelum, tentorium serebelum dan sela
diagfragma. Ruang subdual memisahkan durameter dari araknoid pada
regia cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial
antara perioteal luar dan lapisan meningeal dalam pada dura meter di regia
medulla spinalis.

d) Sumsum Lanjutan
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah
otak besar, dan merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang.
Bagian dalamnya beris neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan,
bagian luarnya berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi
sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung,
dan gerak alat pencernaan.
Selain itu, bagian sumsum lanjutan mempunyai peran khusus
dalam mengantarkan semua impuls yang datang kemudian dibawa
menuju bagian otak. Sumsum lanjutan pun sangat berpengaruh terhadap
gerak refleks fisiologi. meliputi tekanan darah, jantung, respirasi,
volume, sekresi kelenjar pencernaan dan juga pencernaan.

e) Sumsum Tulang Belakang (Medulla spinalis)

Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan


perpanjangan dari sistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf
pusat yang dilindungi oleh tengkorak kepala yang keras, sumsum tulang
belakang juga dilindungi oleh ruas- ruas tulang belakang. Sumsum
tulang belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke
selangkangan. Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera
ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya,
bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh,
seperti anggota gerak bawah (kaki).
Sumsum tulang belakang adalah kumpulan saraf berbentuk
silinder yang dimulai dari otak bagian bawah kemudian memanjang
menyusuri kanal tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi
menjadi beberapa segmen, masing-masing segmen memiliki sepasang
akar saraf di kanan dan kiri. Akar saraf depan (ventral) atau saraf eferen
bertindak sebagai motorik, sedangkan akar saraf belakang (dorsal) atau
saraf aferen bertindak sebagai sensorik. Secara anatomis, sumsum
tulang belakang merupakan kumpulan sistem saraf yang dilindungi oleh
ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau biasa disebut
medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke
otak.
Secara rinci, ruas-ruas tulang belakang yang melindungi
sumsum tulang belakang ini adalah sebagai berikut:
 Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan
membentuk daerah tengkuk.
 Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah
dan membentuk bagian belakang torax atau dada.
 Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah
dan membentuk daerah lumbal atau pinggang.
 Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah
dan membentuk os sakrum (tulang kelangkang).
 Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah
dan membentuk tulang koksigeus (tulang tungging).

2. Sistem Saraf Tepi


Saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otak adalah
saraf yang keluar dari otak menuju alat-alat indra, misalnya mata, telinga,
hidung, atau menuju otot-otot dan kelenjar tertentu. Saraf otak (saraf
cranial) terdiri atas 12 pasang: 3 pasang saraf sensori, 5 pasang saraf
motori, 4 pasang saraf gabungan. Saraf sumsum tulang belakang (saraf
spinal) adalah saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang menuju alat-
alat gerak tubuh, seperti lengan dan kaki, serta otot tubuh lain seperti otot
dada dan leher. Saraf ini terdiri atas 31 pasang: 8 pasang saraf leher
(serviakl), 12 pasang saraf punggung (torakal), 5 pasang saraf pinggang
(lumbal), 5 pasang saraf pinggul (sacral), 1 pasang saraf ekor (koksigial).
Medula Spinalis
Jumlah Menuju
Daerah
Kulit kepala, leher, otot tangan,
8 pasang & 12 pasang Serviks punggung
dan organ-organ dalam
5 pasang Lumbal/pinggang Paha
5 pasang Sakral/pinggul Otot betis, kaki, dan jari kaki
1 pasang Koksigeal Sekitar tulang ekor
Tabel 1 Sistem Saraf Tepi

Selain kedua saraf tersebut, pada sistem saraf tepi juga terdapat saraf tak
sadar (saraf otonom) yang berfungsi mengatur kegitan organ tubuh yang bekerja
diluar kesadaran. Saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Sistem kerja keduanya saling berlawanan.
Gambar 6 Sistem Saraf Tepi

a) Sistem Saraf Sadar (Somatik)


Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan
kita. Ketika Anda makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang
mengkoordinirnya. Saraf ini mene-ruskan impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke
semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang
saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang
keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal. Saraf-saraf
spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik. Dua
belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut ;
 Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini
merupakansaraf sensori.
 Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima
saraf tersebut merupakan saraf motorik.
 Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf
tersebut merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik.
Agar lebih memahami tentang jenis-jenis saraf kranial.

b) Sistem Saraf Tidak Sadar (Otonom)


Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan
tidak di bawah kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya
denyut jantung, perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan,
pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata sedikit
banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Apabila hipotalamus
dirangsang, maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom seperti
contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut jantung,
melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja saluran pencernaan.
Sistem saraf otonom ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
 Saraf simpatik, terdiri dari 25 pasang simpul saraf, saraf ini terletak
di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk
memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah
menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain
mempercepat detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar
bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, antara lain
memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi, dan
menghambat kontraksi kantung seni.
 Sistem saraf parasimpatik, fungsinya berlawanan jika dibandingkan
dengan saraf simpatik. Urat praganglionnya Panjang karena
menempel pada organ yang dibantu. Saraf parasimpatik memiliki
fungsi, antara lain menghambat detak jantung, memperkecil pupil
mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan,
merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena
cara kerja kedua saraf itu berlawanan, makamengakibatkan keadaan
yang normal.

Berikut adalah fungsi-fungsinya ;


Parasimpatik Simpatik
Mengecilkan pupil Memperbesar pupil
Menstimulasi aliran darah Menghambat aliran darah
Memperlampat denyut jantung Mempercepat denyut jantung
Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan Mengecilkan bronkus
Menghambat sekresi kelenjar
Mengerutkan kantung kemih pencernaan dan Menghambat
kontraksi kantung kemih
Tabel 2 Fungsi Parasimpatik dan Simpatik
F. MEKANISME PENGHANTAR IMPULS
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya
melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara
tersebut.

1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf


Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun
tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya
perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada
waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub
negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan
(stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan
potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi
berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang
perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik,
tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung myelin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat
dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti
semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan
waktu 1/sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang
dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat
atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang
dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang
maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat
dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu
tertentu daripada impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis


Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan
neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak
membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis
terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang
disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis
disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya
yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada
ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-
sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa
asetilkolin.
Neurotransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat
menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang
terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik,
dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian
berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang
terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin
sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim
asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

G. KELAINAN YANG DISEBABKAN GANGGUAN SISTEM SARAF


Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak
maupun memori seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh
ketuaan, bakteri, virus atau kerusakan akibat kecelakaan. Tiga contoh
penyakit akibat gangguan sistem saraf adalah:

1. Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak
yang ditandai oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan
kekuatan mental. Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif (proses
penuaan di otak). Alzheimer disebabkan oleh artrofi korteks serebral.
Artrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow viruses, sejenis virus yang
memerlukan waktu lama untuk merusak. Infeksinya terjadi waktu muda,
dan akibatnya baru muncul setelah lanjut usia. Kondisi ini kerap dialami
oleh lansia berusia di atas 60 tahun.

2. Amnesia
Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita
kehilangan memori diikuti ketidakmampuan membentuk suatu memori
baru. Amnesia adalah kondisi ketika seseorang tidak bisa mengingat
informasi atau kejadian yang pernah dialaminya. Penyebabnya bervariasi
dimulai dari kerusakan pada bagian otak yang berfungsi membentuk
system limbik, dimana system limbi ini berperan dalam mengatur emosi
dan juga ingatan seseorang, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12,
kanker otak atau suplai darah yang kurang ke daerah memori, sampai pada
alasan psikologikal. Dan biasanya perbaikan pada amnesia dapat terjadi
setelah 6-9 bulan jika amnesia tersebut tidak permanaen atau bahkan bisa
lebih lama lagi.

3. Ataksia
Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh
gangguan koordinasi gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur
dan tidak akurat. Ataksia adalah gangguan neurologis yang disebabkan
oleh masalah pada otak dan system keseimbangan dan koodinasi
Penyebabnya adalah setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol
gerak di otak atau jalur saraf yang menuju otak. Ataksia yang bersifat
permanen dapat disebabkan oleh kerusakan otak, korda spinalis atau saraf
spinalis.

4. Tumor Sistem Saraf Pusat


Faktor yang dianggap menyebabkan hal tersebut, diantaranya
faktor genetik, radiasi, supresi imun bahkan faktor kimia dan virus. Letak
tumor SSP juga berhubungan dengan umut penderita, pada orang dewasa
sebagian besar neoplasma (80-85%) timbul di dalam hemisfer serebrum
diatas tentorium dan sebesar 70% pada anak timbul di fossa posterior.

5. Parkinson
Parkinson adalah salah satu gangguan sistem saraf yang terjadi
karena sel-sel saraf dalam substantia nigra tidak mampu menghasilkan
hormon dopamin yang cukup. Hormon dopamin merupakan senyawa
kimia yang berfungsi untuk mengontrol gerakan dan koordinasi tubuh.
Adapun sejumlah gejala umum dari penyakit Parkinson adalah sebagai
berikut:
 Tremor yaitu gerakan bergetar tidak terkendali yang dapat muncul di
tangan, kaki, wajah, dagu, atau perut.
 Sendi terasa kaku saat bergerak (rigiditas).
 Gerakan tubuh yang melambat (bradikinesia).

6. Ensefalitis
Radang Otak atau ensefalitis adalah kondisi medis berupa
peradangan pada otak akibat infeksi bakteri, virus, atau jamur. Ensefalitis
ringan biasanya akan menimbulkan gejala yang menyerupai flu, seperti
demam, nyeri kepala, mual dan muntah, serta nyeri otot dan sendi.
Namun, pada kasus yang lebih parah, ensefalitis dapat
menimbulkan gejala seperti demam tinggi, nyeri kepala hebat terus
menerus, kejang, linglung, gerakan motorik menjadi lebih lambat,
gangguan pada indra pengecap, hingga penurunan kesadaran.
RINGKASAN
Sistem saraf adalah jaringan kompleks yang terdiri dari serabut-
serabut saraf untuk mengatur serta mengoordinasikan seluruh aktivitas tubuh,
seperti melihat, bergerak, hingga mengendalikan kerja dari berbagai organ tubuh.
Dalam menjalankan fungsinya, sistem saraf manusia terdiri dari beberapa bagian,
di antaranya adalah otak, sumsum tulang belakang, serta neuron atau sel-sel saraf.
Sistem saraf adalah kumpulan jaringan yang berfungsi untuk mengoordinasikan
seluruh aktivitas tubuh, di antaranya adalah berjalan, berbicara, menelan, berpikir,
merespons keadaan darurat, dan mengingat.

Sistem saraf manusia bekerja dengan menerima informasi atau


rangsangan dari tubuh serta lingkungan luar. Lalu, informasi tersebut akan
diproses untuk mengirimkan instruksi ke seluruh tubuh serta memicu reaksi,
seperti menggerakkan otot, bernapas, merasakan sakit, dan lain sebagainya.

Fungsi utama sistem saraf adalah untuk mengatur dan


mengendalikan semua aktivitas tubuh agar dapat bekerja secara optimal. Dengan
kata lain, sistem saraf manusia ini berperan sebagai pusat kendali tubuh untuk
menerima dan menerjemahkan informasi dari seluruh bagian tubuh dan
mengirimkan sinyal atau pesan ke seluruh tubuh untuk merespons rangsangan.

Utamanya, sistem saraf manusia dapat dibedakan menjadi dua


jenis, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
1. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk
menerima dan menerjemahkan informasi atau rangsangan dari sel-sel saraf tepi
yang tersebar di seluruh bagian tubuh. Bagian tubuh manusia yang termasuk
dalam sistem saraf pusat adalah (Neuron, Otak, Sumsum Tulang Belakang).
2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi (saraf perifer) adalah bagian dari sistem saraf
manusia yang terdiri dari saraf-saraf yang bercabang keluar dari sistem saraf
pusat. Sistem saraf tepi berfungsi untuk mengirimkan informasi dari otak dan
sumsum tulang belakang ke seluruh organ tubuh. Berdasarkan cara kerjanya,
sistem saraf tepi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: (Sistem Saraf Somatik,
Sistem Saraf Otonom).

Mekanisme penghantar implus, impuls dapat dihantarkan melalui


beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf dan sinapsis.

1. Penghantar Implus Melalui Sel Saraf


Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun
tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan
potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel.
2. Penghantar Implus Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron
lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk
tonjolan sinapsis.
Terdapat sejumlah penyakit yang dapat memengaruhi fungsi sistem
saraf manusia, di antaranya sebagai berikut:
 Alzheirmer
 Amnesia
 Ataksia
 Tumor Sistem Saraf Pusat
 Parkinson
 Ensefalitis
LATIHAN PEMAHAMAN :

1.Apa fungsi utama dari sistem saraf?


= Mengoordinasikan respon tubuh terhadap rangsangan

2.Bagian otak yang bertanggung jawab atas pengolahan informasi sensorik


adalah?
= Otak besar (cerebrum)

3.Neuron adalah sel syaraf yang?


= Mengirimkan dan menerima sinyal listrik

4.Proses dimana potensial aksi bergerak melalui neuron disebut:


= Transmisi

5.Bagian sistem saraf yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang disebut:
= Sistem saraf pusat

6.Apa fungsi utama dari sistem saraf otonom?


= Mengatur fungsi internal tubuh

7.Berikut ini adalah neurotransmiter yang terlibat dalam pengendalian mood,


tidur, dan nafsu makan, kecuali:
= Acetylcholine

8.Bagian sistem saraf yang mengontrol respons otomatis seperti denyut jantung
dan pernapasan adalah:
= Sistem saraf otonom

9.Apa peran utama dari sel glia dalam sistem saraf?


= Memberi dukungan struktural dan nutrisi bagi neuron

10.Bagian otak yang berperan penting dalam pengaturan fungsi-fungsi dasar


seperti detak jantung dan pernapasan adalah:
= Medulla oblongata
LATIHAN PENERAPAN :

KUNCI JAWABAN :
GLOSARIUMFTAR ISTILAH, DISUSUN
SESUAI ALFABET)

Anatomi : Anatomi adalah studi ilmiah tentang struktur organisme,

termasuk sistem organ, organ, dan jaringannya.

Asetilkolin : Neurotransmiter yang paling umum dikenal. Senyawa

neurotransmiter ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf

organisme vertebrata.

Bakteri : Kelompok mikroorganisme bersel satu yang


diklasifikasikan

pada tingkat domain.

Bioelektris : Suatu energi yang dimiliki oleh jaringan biologis dan

bersumber dari ATP.

Cairan serebrospinal: Sejenis cairan tubuh yang menempati ruang sub-arachnoid

dan sistem ventrikular yang menyelimuti otak dan sumsum

tulang belakang.

Cornu anterior : Dibagian depan.

Depolarisasi : Pengurangan potensi listrik melintasi membran plasma sel,

terutama neuron.

Difusi : Proses yang dihasilkan dari gerakan molekul dimana

alirannya berpindah dari daerah berkonsentrasi tinggi ke

daerah berkonsentrasi rendah.

Dopamin : Senyawa kimia organik berasal dari keluarga katekolamin

dan fenetilamina.

Efektor : Sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap

rangsangan.

Enzim : Biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis


dalam suatu reaksi kimia organik.

Ereksi : Ereksi adalah membesar atau menegangnya penis.

Fagosítik : Kemampuan sel dalam menelan atau memakan material

padat.

Fossa posterior : Daerah yang cukup sempit, dimana didalamnya terdapat


otak

kecil, batang otak serta saraf krania.

Hemisfer serebrum : Kemampuan spasial dan pengenalan pola

Impuls saraf : Rangsangan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan


luar,

dan dibawa oleh neuron menjalari serabut saraf.

Infeksi : Kondisi dimana ada mikroorganisme atau benda asing


masuk

ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit tertentu.

Iritabilitas : Kemampuan makhluk hidup untuk menanggapi dan

merespons rangsangan, baik berupa sentuhan, cahaya, air,

suhu, dan gravitasi Bumi.

Kanker : Penyakit ketika sel-sel abnormal membelah secara tak

terkendali dan menghancurkan jaringan tubuh.

Kapiler darah : Gabungan dari pembuluh nadi dan vena yang bercabang.

Konduksi : Penjalaran kalor tanpa disertai perpindahan bagian-bagian


zat

perantaranya.

Konduksi saltatorik : Potensial aksi yang bergerak melompat-lompat dari nodus

ranvier ke nodus ranvier selanjutnya.

Kontraksi : Kontraksi adalah salah satu mekanisme kerja otot.


Koordinasi : Proses menyatukan dan mengintegrasikan kepentingan

bersama.

Lateralis medulla : Kelainan neurologi yang menimbulkan berbagai gejala


akibat

iskemia pada bagian lateral medula oblongata di batang


otak.

Metabolisme : Proses ketika tubuh mengubah makanan dan minuman yang

dikonsumsi menjadi energi.

Mikroskop : Alat laboratorium yang digunakan untuk mengamati benda

yang sangat kecil dan benda yang tidak tampak oleh indra

penglihatan secara langsung.

Neoplasma : Kondisi medis di mana terjadi pertumbuhan sel-sel tubuh

yang tidak normal dan tidak terkontrol.

Neurofibril : Kumpulan neurofilamen yang meluas ke dendrit dan akson

lalu memberikan dukungan internal untuknya.

Neurotransmitter : Senyawa organik endogenus membawa sinyal di antara

neuron.

Nodus ranvier : Bagian pada neurit yang tidak terbungkus selubung mielin.

Noradrenalin : Kimia organik dalam kelompok katekolamin yang di dalam

otak dan tubuh.

Nutrisi : Substansi organik yang dibutuhkan.

Post-sinapsis : Post-sinapsis/pasca sinapsis adalah ujung dendrit neuron.

Potensial : Kata sifat (adjektiva) yang bermakna mempunyai potensi

daya berkemampuan.

Pra-sinapsis : Ujung akson neuron.


Psikologikal : Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan
hubungan-

hubungan antar manusia.

Radiasi : Energi yang terpancar dari materi (atom) dalam bentuk

partikel atau gelombang.

Reseptor : Molekul protein yang menerima sinyal kimia dari luar sel.

Reseptor : Molekul protein yang menerima sinyal kimia dari luar sel.

Serotonin : Neurotransmiter monoamino yang disintesiskan pada

neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat dan


sel-

sel enterokromafin dalam saluran pencernaan.

Sinapsis : Sambungan antara kenop-kenop ujung di ujung cabang-

cabang akson salah satu neuron dan membran neouron yang

lain.

Spinalis : Kumpulan serabut saraf yang dikelilingi oleh tulang, cakram

tulang rawan, ligamen, dan otot.

Stimulus : Unit input yang merangsang satu atau lebih dari (lima)
panca

indera.

Substansi : Isi pokok atau inti serta dapat diartikan sebagai unsur atau

zat.

Substansia alba : Bagian dari sumsum tulang belakang yang bertanggung

jawab dalam memastikan komunikasi antara bagian-bagian

otak dengan gray matter tetap berjalan dengan baik.

Suplai : Suplai adalah persediaan barang-barang yang dibutuhkan


dan
dapat diperoleh.

Supresi imun : Keadaan penurunan sistem kekebalan tubuh yang dapat

disebabkan oleh faktor genetik, penyakit autoimun.

Tentorium : Lapisan dural yang memisahkan lobus oksipital pada otak

besar dengan otak kecil.

Threshold : Ambang.

Transmisi : Perpindahan patogen yang menyebabkan penyakit menular

dari individu atau kelompok inang terinfeksi ke individu


atau

kelompok tertentu.

Transmisi sinaptik : Penerusan pesan dari satu neuron ke neuron lain melalui

sinapsis.

Urat praganglion : Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion.

Vesikula : Sepasang kelenjar di sepanjang bagian belakang dasar

kandung kemih pria.

Virus : Mikroorganisme patogen yang hanya dapat bereplikasi di

dalam sel.
DAFTAR PUSTAKA

abdurrasyid, S.ST, M. F. (n.d.). Homeostasis adalah salah satu proses


seluler paling dasar di mana sel merespon perubahan lingkungan
intraseluler atau ekstraseluler dan mempertahankan fisiologi
yang konstan. 1–15.
Bettelheim, B. (1980). Scanned by CamScanner ‫ﯼﺭﺍﺰﻤﮐ‬. A Psicanalise
Dos Contos de Fadas. Tradução Arlene Caetano, 466.
https://doi.org/10.1145/2505515.2507827
Degeneratif, T. K., & Mahasiswa, B. (2017). Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung. 024, 50112.
Francisco, A. R. L. (2019). Anatomi fisiologi sistem saraf. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Meutia, S., Utami, N., Rahmawati, S., & Himayani, R. (2021). Sistem
Saraf Pusat dan Perifer. Medical Profession Journal of Lampung,
11(2), 306–311.
Pratiwi, A. E. (2017). Sistem Persyarafan. Sistem Persyarafan, 2.
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/sistem_persyarafan1.pdf
Salas, J. G. (2004). No Title ‫القوقعة‬. CWL Publishing Enterprises, Inc.,
Madison, 2004, 9.
http://biblioteca.usac.edu.gt/tesis/08/08_2469_C.pdf
SDNIIBK. (2017). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Universitas Pasundan, October, 5–24.
http://repository.unpas.ac.id/39269/7/BAB II PDF
NURYAMAH.pdf
Sihombing, T. F. H., & Putra, K. A. H. P. (2018). Organisasi dan
anatomi sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Jurnal
Kesehatan, 3(4), 4–6.
https://erepo.unud.ac.id/id/eprint/19003/1/dde64a246addb4332c0
eb0b9f7e213df.pdf
Lesmana, Ronny, dkk. 2017 .Fisiologi Dasar untuk Mahasiswa
Farmasi, Keperawatan dan Keperawatan. CV Budi Utama.
Yogyakarta.

Wijayanti, Novita. 2017. Fisiologi Manusia dan Metabolisme Zat


Gizi. UB Press.Malang.

Asrijal, 2011. Anatomi dan fisiologi manusia,Universitas Veteran RI


Makassar

Gibson, John.2003.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk


Perawat.Buku Kedokteran EGC : JakartaBuku Kedokteran EGC :
Jakarta

Campbell, dkk. Biologi. Ed. 5 Jil. 3. Jakarta: Erlangga. 2004.

Muttaqin, Arif. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan


Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika. 2008.

Ross, M.H. & Pawlina, W., Histology a text and atlas. Edisi ke-6.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. 2011. hal. 352-
390.

Mescher, A.L., Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. Edisi ke-
14. EGC. 2016.

Young, B. & Heath, J.W. Wheater’s functional hidtology. Edisi ke-4.


London;Churchil Livingstone Elsevier. 2000. hal.116-142.

Crossman, A.R. & Neary, D. Neuroanatomy: an illustrated color text.


Edisi ke-4. London: Cruschil Livingstone Elsevier,2010. hal.1-
32.

Mescher, A.L. Junqueira’s Basic Histology: a text and atlas. Edisi ke-
12. USA: McGraw-Hill Companies. 2010.

Kessel, R.G. Basic medical histology. New York: Oxford University


Press, 1998. hal.249-275.
Rimbun, V.P.K. Tehnik Pewarnaan Neuron dan Neuroglia Pada
Sistem Saraf Pusat. Volume 25 No. 2. 2012.

Eroschenko, V.P. Atlas histology difiore. Edisi ke-9. 2008.

Sloan, Ethel. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.


2003.

Eroschenko, V.P. & Difiore, M.S. Difiore’s atlas of histology with


functional correlations. Lippincott Williams & Wilkins. 2013.

Mescher, AL. Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. Edisi ke-
15. New York : McGrawHill. 2018.

Barret KE, Barman S, Boitano S, Brooks HL. Ganong’s Review of


Medical Physiology. 23th ed. AS:McGraw-Hill. 2010.

Guyton, A. Guyton & Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed-11.


Jakarta:EGC,2007.

Martini, FH. Fundamentals of anatomy & Physiology seventh edition.


San Fransisco: Pearson, 2006.

Shier D, Butler J, Lewis R. Hole’s Essential of Human anatomy &


Physiology Eleventh Edition. New York: Mc-Graw Hill;2009.

Tanner GA, Rhoader RA. Medical Physiology. 2nd ed. Lippincott


William & Wilkins, 2003

McCorry, LK. Physiology of the Autonomic Nervous System.


American Journal of Pharmaceutical Education: 71(4);art 78.
2007.

Despopoulos A, Silbernagl S. Good Color Atlas of Physiology. 5th ed.


NY: Thieme. 2003

Haapalinna A, Leino T, Heinonen E ."The alpha 2-adrenoceptor


antagonist atipamezole potentiates anti-Parkinsonian effects and
can reduce the adverse cardiovascular effects of dopaminergic
drugs in rats". Naunyn Schmiedebergs Arch. Pharmacol. 368 (5):
342–51. 2003.

Purves D, Augustine GJ, Fitzpatrick D, et al., editors. Neuroscience.


2nd edition. Sunderland (MA): Sinauer Associates; 2001. The
Parasympathetic Division of the Visceral Motor System.
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK11149/

Indra, I. Aktivitas Otonom. Aceh: Junal Kedokteran Syiah Kuala. Vol


12 (12);2012.

Rang HP, Dale MM, Ritter JM, Moore PK (2003). "Ch.


10".Pharmacology (5th ed.). Elsevier Churchill Livingstone. p.
139.

Edwards Pharmaceuticals, Inc.; Belcher Pharmaceuticals, Inc. (May


2010)."DailyMed". U.S. National Library of Medicine. Retrieved
January 13, 2013

Richelson, Elliott (2000). "Cholinergic Transduction,


Psychopharmacology - The Fourth Generation of Progress".
American College of Neuropsychopharmacology.
Retrieved2007-10-27.

Ellis Harold. Clinical anatomy. 11ed. Oxford: Blackwell Pub. 2006.

Yang TT, Simmons AN, Paulus MP. Increased Amygdala Activation


is Related to Heart Rate During Emotion Processing in
Adolescent Subjects. Neuroscience Letters. 428(2-3):109-
114.2007

Anne Waugh, Allison Grant. 2011. Dasar-Dasar Anatomi dan


Fisiologi. Jakarta Salemba Medika.

A. Salim. 1996. Pendidikan bagi Anak Cerebral Palsy, Jakarta: Dikti.

Agus Sudomo. 1980. Osteologi. Universitas 1l Maret: Surakarta.


David Bocher, Aji Darma. 1983. Pengantar Ilmu Urat dan Faal
Susunan Saraf. Jakarta: Dian Rakyat.

Ernest Garned. 1980. Fundomental odf Neurologi. London: W.B.


Sounders Company.

Evelyn C. Pierre. 1993. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis .


Jakarta: Gramedia.

Gilroy L. Meyer LS. 1981. Medical Neurology. New York: Mac


Millan Publ. Co.

Giri Wiarto. 2013. Anatomi dqn Fisiologi Sistem Gerak Manusia.


Jakarta: Gosyen Publishing.

Mohamad Judha & Rizky Erwanto. 2071. Anatomi dan Fisiologi


Rangkuman sederhana Belajar Anatomi. Jakarta: Gosyen
Publishing.

Ricard Snell.l998. Neurologi Anatomi Klinik untuk Mahasiswa


Kedokteran Jakarta: EBC.

Anda mungkin juga menyukai