Modul Sistem Saraf Patofisiologi
Modul Sistem Saraf Patofisiologi
SISTEM PERSYARAFAN
(PATOFISIOLOGI)
DISUSUN OLEH:
Kelompok 6
Rahel Aprilia S PO7120123117
Syawalia PO7120123135
Selly Anita R PO7120123150
Inka Noviani PO7120123109
Cantika Sastra N PO7120123116
Imel Agustin PO7120123130
DOSEN PEMBIMBING:
Eva Susanti, S.Kep, Ns, M.Kep
Meski kami telah menyelesaikan tugas dari mata kuliah Patofisologi ini,
kami tetaplah hanya manusia biasa yang tidak luput akan kesalahan. Oleh karena
itu, kami memohon maaf atas semua kesalahan dan kekurangan yang mungkin
kami perbuat sengaja ataupun tidak disengaja di dalam modul kami ini. Terima
kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam
pembuatan modul ini. Bantuan fisik, mental, maupun do’a kalian sangatlah berarti
bagi kami. Terutama kepada ibu Eva Susanti, S.Kep, Ns, M.Kep yang telah
membimbing kami dalam pembuatan modul ini. Kritik dan saran akan sangat
kami terima dengan lapang dada demi kemampuan membuat modul kami menjadi
lebih baik ke depannya. Terakhir, kami berharap semoga modul ini dapat berguna
bagi siapapun yang membacanya. Terima kasih.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL...............................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................ii
PENDAHULUAN...............................................................................................iii
URAIAN MATERI
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Berikut adalah rumusan-rumusan masalah yang akan dibahas ;
1. Apakah definisi dan fungsi dari sistem persarafan?
2. Apa saja struktur sel saraf?
3. Apa sajakah jenis-jenis sel saraf?
4. Apa saja susunan sel saraf manusia.?
5. Apa sajakah penyakit atau kelainan yang dapat disebabkan gangguan saraf?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Berikut adalah tujuan pembahasan materi ini ;
1. Memahami dengan baik sistem persarafan manusia beserta fungsi-fungsinya.
2. Mengetahui apa saja penyusun dan struktur sistem persarafan manusia.
3. Memahami jenis-jenis sel saraf pada manusia?
4. Mengetahui susunan sel saraf pada manusia?
5. Memahami kelainan-kelainan yang dapat disebabkan dari gangguan sistem
saraf sehingga dapat menghindari dan atau mengobatinya?
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima
rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi
impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini
bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa
impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju
otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang
panjang.
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak
dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk
menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf
sensorik ke sel saraf motorik.
C. FUNGSI SISTEM SARAF
Fungsi utama sistem saraf adalah untuk mengatur dan
mengendalikan semua aktivitas tubuh agar dapar bekerja secara optimal.
Dengan kata lain, sistem saraf mausia ini berperan sebagai pusat kendali
tubuh untuk menerima dan menerjemahkan informasi dari seluruh bagian
tubuh dan mengirimkan sinyal atau pesan ke seluruh tutbuh untuk merespons
rangsangan.
Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem
saraf mempunyai 3 fungsi utama, yaitu :
1. Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan
oleh alat indera, yang meliputi: mata, hidung, telinga, kulit dan lidah.
Dengan adanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui
adanya perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita.
2. Sebagai Alat Pengendali/Pengatur Kerja Organ Tubuh
Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat
bekerja serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf,
semua organ tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang
akurat.
3. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap
perubahan atau reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena
saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka
jaringan saraf terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh kita.
Beberapa fungsi lainnya adalah sebagai berikut ;
1. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
2. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau
merasakan dan memikirkannya.
3. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
4. Mengekspresikan emosi.
5. Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar
endokrin dan organ lain.
6. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau
menghadapi bahaya dan mengingatkan aktivitas yang menyenangkan.
1. Neuron
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari
badan sel dan perpanjangan sitoplasma. Berdasarkan fungsi dan arah
transmisi impulsnya, neuron diklasifikasi menjadi :
Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor
pada kulit, organ indera atau suatu organ internal ke SSP (Sistem Saraf
Pusat).
Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP (Sistem Saraf Pusat)
ke efektor.
Neuron konektor ditemukan seluruhnya dalam SSP (Sistem Saraf
Pusat) Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau
menyampaikan informasi ke interneuron lain.
Berdasarkan bentuknya, neuron dapat diklasifikasikan menjadi:
Neuron unipolar hanya mempunyai satu serabut yang dibagi menjadi
satu cabang sentral yang berfungsi sebagai satu akson dan satu cabang
perifer yang berguna sebagai satu dendrite. Jenis neuron ini merupakan
neuron- neuron sensorik saraf perifer (misalnya sel-sel ganglion
cerebrospinalis).
Neuron bipolar mempunya dua serabut, satu dendrite dan satu akson.
Jenis ini banyak dijumpai pada epithel olfaktorius dalam retina mata
dan dalam telinga dalam.
Neuron multipolar mempunyai banyak dendrite dan satu akson, Jenis
neuron ini merupakan yang paling sering dijumpai pada sistem saraf
sentral (sel saraf motoris pada cornu anterior dan lateralis medulla
spinalis, sel-sel ganglion otonom).
2. Sel Neuroglia
Neuroglia (berasal dari nerve glue) mengandung berbagai
macam se yang secara keseluruhan menyokong, melindungi, dan sumber
nutrisi sel saraf pada otak dan medulla spinalis, sedangkan sel Schwann
merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron diluar sistem saraf
pusat. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan
perbandingan sekitar sepuluh banding satu.
3. Selaput Myeline
Selaput myelin merupakan suatu kompleks protein lemak
berwarna putih yang mengisolasi tonjolan saraf. Mielin menghalangi aliran
Natrium dan Kalium melintasi membran neuronal dengan hamper
sempurna. Selubung myelin tidak kontinu di sepanjang tonjolan saraf dan
terdapat celah-selah yang tidak memiliki myelin, dinamakan nodus
ranvier, Tonjolan saraf pada sumsum saraf pusat dan tepi dapat bermielin
atau tidak bermielin. Serabut saraf yang mempunyai selubung myelin
dinamakan serabut myelin dan dalam sistem saraf pusat dinamakan massa
putih (substansia Alba). Serabut-serabut yang tak bermielin terdapat pada
massa kelabu (subtansia Grisea).
Myelin ini berfungsi dalam mempercepat penjalaran impuls dari
transmisi di sepanjang serabut yang tak bermyelin karena impuls berjalan
dengan cara "meloncat" dari nodus ke nodus lain di sepanjang selubung
myelin. Cara transmisi seperti ini dinamakan konduksi saltatorik.
Hal terpenting dalam peran myelin pada proses transmisi di
sebaut saraf dapat terlihat dengan mengamati hal yang terjadi jika tidak
lagi terdapat myelin disana. Pada orang-orang dengan Multiple Sclerosis,
lapisan myelin yang mengelilingi serabut saraf menjadi hilang. Sejalan
dengan hal itu orang tersebut mulai kehilangan kemampuan untuk
mengontrol otot-otonya dan akhirnya menjadi tidak mampu sama sekali.
E. PENGGOLONGAN SISTEM SARAF
Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat
dan juga sistem saraf tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem
saraf pusat meliputi bagian otak dan juga bagian sumsum tulang belakang.
Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem saraf somatik dan
juga bagian sistem saraf otonom.
Sistem saraf sendiri memiliki tiga fungsi yang dianggap paling
utama, yakni meliputi menerima semua informasi yang ada di sekitarnya
dalam bentuk suatu rangsangan atau pun stimulus, kemudian digunakan untuk
memproses semua informasi yang diterima, serta digunakan untuk
memberikan suatu tanggapan atau pun respon terhadap semua rangsangan
yang diberikan.
a. Pelindung Otak
Otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat
yang disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter, lapisan
araknoid, dan durameter.
Tengkorak.
Ruas-Ruas Tulang Belakang.
Tiga Lapisan Selaput Otak (Meningen).
Gambar 6 Pelindung Otak
a. Pia meter
Pia meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat
pada otak.
b. Lapisan araknoid
Lapisan araknoid terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung
sedikit pembuluh darah. Ruang araknoid memisahkan lapisan araknoid
dari pia meter dan mengandung cairan cerebropinalis, pembuluh darah
serta jaringan penghubung serta selaput yang mempertahankan posisi
araknoid terhadap pia meter dibawahnya.
c. Durameter
Durameter, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua
lapisan. Lapisan ini biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada
beberapa sisi spesifik. Lapisan periosteal luar pada durameter melekat di
permukaan dalam cranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada
tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam pada durameter tertanam
sampa ke dalam fisura otak dan terlipat Kembali di arahnya untuk
membentuk falks serebrum, falks serebelum, tentorium serebelum dan sela
diagfragma. Ruang subdual memisahkan durameter dari araknoid pada
regia cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial
antara perioteal luar dan lapisan meningeal dalam pada dura meter di regia
medulla spinalis.
d) Sumsum Lanjutan
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah
otak besar, dan merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang.
Bagian dalamnya beris neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan,
bagian luarnya berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi
sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung,
dan gerak alat pencernaan.
Selain itu, bagian sumsum lanjutan mempunyai peran khusus
dalam mengantarkan semua impuls yang datang kemudian dibawa
menuju bagian otak. Sumsum lanjutan pun sangat berpengaruh terhadap
gerak refleks fisiologi. meliputi tekanan darah, jantung, respirasi,
volume, sekresi kelenjar pencernaan dan juga pencernaan.
Selain kedua saraf tersebut, pada sistem saraf tepi juga terdapat saraf tak
sadar (saraf otonom) yang berfungsi mengatur kegitan organ tubuh yang bekerja
diluar kesadaran. Saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Sistem kerja keduanya saling berlawanan.
Gambar 6 Sistem Saraf Tepi
1. Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak
yang ditandai oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan
kekuatan mental. Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif (proses
penuaan di otak). Alzheimer disebabkan oleh artrofi korteks serebral.
Artrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow viruses, sejenis virus yang
memerlukan waktu lama untuk merusak. Infeksinya terjadi waktu muda,
dan akibatnya baru muncul setelah lanjut usia. Kondisi ini kerap dialami
oleh lansia berusia di atas 60 tahun.
2. Amnesia
Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita
kehilangan memori diikuti ketidakmampuan membentuk suatu memori
baru. Amnesia adalah kondisi ketika seseorang tidak bisa mengingat
informasi atau kejadian yang pernah dialaminya. Penyebabnya bervariasi
dimulai dari kerusakan pada bagian otak yang berfungsi membentuk
system limbik, dimana system limbi ini berperan dalam mengatur emosi
dan juga ingatan seseorang, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12,
kanker otak atau suplai darah yang kurang ke daerah memori, sampai pada
alasan psikologikal. Dan biasanya perbaikan pada amnesia dapat terjadi
setelah 6-9 bulan jika amnesia tersebut tidak permanaen atau bahkan bisa
lebih lama lagi.
3. Ataksia
Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh
gangguan koordinasi gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur
dan tidak akurat. Ataksia adalah gangguan neurologis yang disebabkan
oleh masalah pada otak dan system keseimbangan dan koodinasi
Penyebabnya adalah setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol
gerak di otak atau jalur saraf yang menuju otak. Ataksia yang bersifat
permanen dapat disebabkan oleh kerusakan otak, korda spinalis atau saraf
spinalis.
5. Parkinson
Parkinson adalah salah satu gangguan sistem saraf yang terjadi
karena sel-sel saraf dalam substantia nigra tidak mampu menghasilkan
hormon dopamin yang cukup. Hormon dopamin merupakan senyawa
kimia yang berfungsi untuk mengontrol gerakan dan koordinasi tubuh.
Adapun sejumlah gejala umum dari penyakit Parkinson adalah sebagai
berikut:
Tremor yaitu gerakan bergetar tidak terkendali yang dapat muncul di
tangan, kaki, wajah, dagu, atau perut.
Sendi terasa kaku saat bergerak (rigiditas).
Gerakan tubuh yang melambat (bradikinesia).
6. Ensefalitis
Radang Otak atau ensefalitis adalah kondisi medis berupa
peradangan pada otak akibat infeksi bakteri, virus, atau jamur. Ensefalitis
ringan biasanya akan menimbulkan gejala yang menyerupai flu, seperti
demam, nyeri kepala, mual dan muntah, serta nyeri otot dan sendi.
Namun, pada kasus yang lebih parah, ensefalitis dapat
menimbulkan gejala seperti demam tinggi, nyeri kepala hebat terus
menerus, kejang, linglung, gerakan motorik menjadi lebih lambat,
gangguan pada indra pengecap, hingga penurunan kesadaran.
RINGKASAN
Sistem saraf adalah jaringan kompleks yang terdiri dari serabut-
serabut saraf untuk mengatur serta mengoordinasikan seluruh aktivitas tubuh,
seperti melihat, bergerak, hingga mengendalikan kerja dari berbagai organ tubuh.
Dalam menjalankan fungsinya, sistem saraf manusia terdiri dari beberapa bagian,
di antaranya adalah otak, sumsum tulang belakang, serta neuron atau sel-sel saraf.
Sistem saraf adalah kumpulan jaringan yang berfungsi untuk mengoordinasikan
seluruh aktivitas tubuh, di antaranya adalah berjalan, berbicara, menelan, berpikir,
merespons keadaan darurat, dan mengingat.
5.Bagian sistem saraf yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang disebut:
= Sistem saraf pusat
8.Bagian sistem saraf yang mengontrol respons otomatis seperti denyut jantung
dan pernapasan adalah:
= Sistem saraf otonom
KUNCI JAWABAN :
GLOSARIUMFTAR ISTILAH, DISUSUN
SESUAI ALFABET)
organisme vertebrata.
tulang belakang.
terutama neuron.
dan fenetilamina.
rangsangan.
padat.
Kapiler darah : Gabungan dari pembuluh nadi dan vena yang bercabang.
perantaranya.
bersama.
yang sangat kecil dan benda yang tidak tampak oleh indra
neuron.
Nodus ranvier : Bagian pada neurit yang tidak terbungkus selubung mielin.
daya berkemampuan.
Reseptor : Molekul protein yang menerima sinyal kimia dari luar sel.
Reseptor : Molekul protein yang menerima sinyal kimia dari luar sel.
lain.
Stimulus : Unit input yang merangsang satu atau lebih dari (lima)
panca
indera.
Substansi : Isi pokok atau inti serta dapat diartikan sebagai unsur atau
zat.
Threshold : Ambang.
kelompok tertentu.
Transmisi sinaptik : Penerusan pesan dari satu neuron ke neuron lain melalui
sinapsis.
dalam sel.
DAFTAR PUSTAKA
Ross, M.H. & Pawlina, W., Histology a text and atlas. Edisi ke-6.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. 2011. hal. 352-
390.
Mescher, A.L., Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. Edisi ke-
14. EGC. 2016.
Mescher, A.L. Junqueira’s Basic Histology: a text and atlas. Edisi ke-
12. USA: McGraw-Hill Companies. 2010.
Mescher, AL. Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. Edisi ke-
15. New York : McGrawHill. 2018.