Dosen Pembimbing:
Tavib Indrayana, S.Kep, Ns, M.Sc
Disusun Oleh :
Ulfatun Khasanah (P1337420423002)
Della Ayu Dia Puspita (P1337420423049)
Anggita Septiana Putri (P1337420423158)
Nova Dewi Indriani (P1337420423093)
Disa Karil Eka Budiani (P1337420423044)
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
1. Pengertian Sistem Saraf.................................................................................................................5
2. Organisasi Struktural Sistem Saraf.................................................................................................5
3. Fungsi Sistem Saraf........................................................................................................................6
4. ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA SISTEM SARAF PUSAT...........................................................6
Bagian-bagian saraf otak:..................................................................................................................7
A. CEREBRUM (OTAK BESAR).........................................................................................................7
B. CEREBELLUM (OTAK KECIL)........................................................................................................9
C. BRAINSTEM (BATANG OTAK)....................................................................................................13
SUMSUM TULANG BELAKANG.........................................................................................................15
FUNGSI SUMSUM TULANG BELAKANG........................................................................................17
PENYAKIT SUMSUM TULNG BELAKANG.......................................................................................17
Bagian-bagian sel:........................................................................................................................19
BAB III..................................................................................................................................................21
PENUTUP.............................................................................................................................................21
KESIMPULAN....................................................................................................................................21
SARAN..............................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf terbagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat
adalah otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari yang
lainnya. Tanggung jawab sistem saraf pusat termasuk menerima, memproses, dan
menanggapi informasi sensorik.
Otak adalah organ jaringan saraf yang bertanggung jawab atas respons, sensasi, gerakan,
emosi, komunikasi, pemrosesan pikiran, dan memori. Perlindungan otak manusia berasal dari
tengkorak, meninges, dan cairan serebrospinal. Jaringan saraf sangat halus dan dapat
mengalami kerusakan dengan kekuatan sekecil apa pun. Selain itu, ia memiliki penghalang
darah-otak yang mencegah otak dari zat berbahaya apa pun yang mungkin mengambang di
dalam darah.
Sumsum tulang belakang adalah aspek vital dari SSP yang ditemukan di dalam kolom tulang
belakang. Tujuan sumsum tulang belakang adalah untuk mengirimkan perintah motorik dari
otak ke tubuh periferal serta menyampaikan informasi sensorik dari organ sensorik ke otak.
Perlindungan sumsum tulang belakang adalah dengan tulang, meninges, dan
cairan serebrospinal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian sistem saraf saraf?
2. Apa saja yang meliputi sistem saraf pusat?
3.
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu system organ
terdiri dari berbabagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam melaksanakan kegiatan
fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama antara alat-alat tubuh yang satu
dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem organ yang tersusun atas banyak alat itu
berjalan dengan harmonis (serasi), maka diperlukan adanya sistem pengendalian atau
pengatur. Sistem pengendalian itu disebut sebagai sistem koordinasi.Tubuh manusia
dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indera, dan system endokrin. Pengaruh sistem saraf
yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan lingkungan yang
merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diaturoleh sistem saraf.
Sebagai alat pengendali dan pengaturkegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai
kemampuan menerima rangsang dan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf ke
pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang
tersebut. Impuls saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf.
1. Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sistem tubuh yang
pentngini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system tubuh lainnya,karena
pengaturan saraftersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai systemtubuh hingga
menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalamsystem inilah berasal
segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasidan gerakan. Jadi kemampuan
untuk dapatmemahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan
hasil kerjaintegrasi dari system saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah
lakuindividu.Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong) serta
Neuron (sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat dan terintergrasi satu samalain
nya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.
2. Organisasi Struktural Sistem Saraf
1. Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi tulang
kranium dan kanal vertebral.
2. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri
dari saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis
dengan reseptor dan efektor.
Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
a) Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP
b) Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi :
Cerebrum dibagi menjadi 4 bagian yang disebut lobus. Bagian lobus yangmenonjol disebut
girus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Ke-4 lobus tersebut yaitu :
1. Lobus Frontal
Lobus frontal terletak di daerah otak sekitar dahi Anda. Emosi, perencanaan,
kreativitas, penilaian,gerakan dan pemecahan masalah dikendalikan dilobus frontal.
Lobus frontal dibagi lagi ke dalam korteks prefrontal, area premotor, dan areamotor.
2. Lobus Parietal Lobus
Lobus parietal terletak di belakang lobus frontal dan di bagian belakang atas otak.
Tekanan, sentuhan dan rasa sakit dikendalikan di lobusparietal. Beberapa fungsi
bahasa juga dapat dikendalikan di lobus parietal.
3. Lobus Temporal
Sesuai namanya, lobus temporal terletak di setiap sisi otak. Kebanyakan
pendengaran dan fungsi Bahasa dikendalikan di lobus temporal. Proses emosi,
belajar dan pendengaran juga terletak di lobus temporal.
4. Lobus Oksipital
Lobus oksipital terletak di bagian punggung bawah otak di bagian belakang kepala.
Penglihatan dan kemampuan untuk mengenali obyek dikendalikan di lobus
oksipital. Retina mata mengirimkan masukan kelobus oksipital otak yang kemudian
menafsirkan sinyal sebagai gambar.
1. Penyakit Cerebrum
a. Lesi-lesi di Thalamus
Lesi-lesi ini biasanya terjadi akibat thrombosis atau pendarahan salah satu arteri yang
memperdarahi thalamus. Oleh karena thalamus berkaitan dengan penerimaan implus
sensorik tubuh sisi kontralateral. Gejala yang ditimbulkan lesihanya terbatas pada sisi
kontralateral tubuh. Terjadi gangguan pada
sebagian besar bentuk sensasi, antara lain sensasi raba ringan, lokalisasi dan dikriminasi
taktil, serta hilangnya penilaian gerakan sendi
b. Lesi-lesi subtalamik
Lesi di subthalamik menimbulkan gerakan involunter yang kuat dan mendadak pada
ekstrimitas kontralateral. Gerakan tersebut dapat berbentu khentakan (koreiformis) atau
kasar (balismus)
c. Lesi hypothalamus
Lesi di hypothalamus disebabkan oleh infeksi, trauma, atau kelainan vaskuler. Tumor seperti
kraniofaringioma atau adenoma kromofobe glandulae pituitarie dan tumor pineal dapat
mengganggu fungsi hypothalamus, sepertimengendalikan emosi, regulasi metabolism lemak,
karbohidrat, dan air, genital,makan dan tidur. Kelainan yang sering ditemukan antara lain
hipoplasia atauatrofi genital, diabetes insipidus, obesitas, gangguan tidur, pireksia irregular,
dankurus. Beberapa gangguan tersebut dapat terjadi bersamaan, misalnya padasindrom
distrofi adiposgenital.
d. Alzheimer
Penyakit Alzheimer merupakan penyakit degenerasi otak yang terjadi pada usia pertengahan
atau tua, namun saat ini telah dikenali pada bentuk dini penyakit ini. Penyebab penyakit
Alzheimer tidak diketahui, tetapi terdapat bukti presdis posisi genetik. Telah ditemukan
beberapa gen abnormal, yang masing-masing menunjukkan sindrom klinis dan pathologis
yang sama, yang berbeda hanya pada usia mulai timbulnya dan kecepatan progresivitasnya,
yang menunjukkan adanya perbedaan dalam mekanisme patologisnya. Beberapa kasus
penyakit Alzheimer dalam satu keluarga, misalnya ditemukan gen mutasi pada beberapa gen
(App, presenilin 1 dan presenilin 2). Tanda-tanda umumnya adalah kehilangan ingatan akan
hal baru, disintegrasi kepribadian, disorientasi total.
c. Cerebral Palsy
Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaan yangditandai dengan
buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dangangguan fungsi saraf lainnya. CP
terjadi pada 1-2 dari 1.000 bayi, tetapi 10 kali lebih sering ditemukan pada bayi prematur
dan.10-15% kasus terjadi akibat cedera lahir karena aliran darah ke otak sebelum/selama/
segera setelah bayilahir. Bayi prematur sangat rentan terhadap CP, kemungkinan karena
pembuluh darah ke otak belum berkembang secara sempurna dan mudah mengalami
perdarahan atau karena tidak dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke
otak. Gejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun dan pada kasus yang berat, bisa
muncul pada saat anak berumur 3 bulan. Tetapi kebanyakkan penyebabnya tidak diketahui.
(Gambar 2.2)
(Gambar 2.3)
(Gambar 2.4)
2. Struktur Cerebellum
Cerebellum terdiri dari lapisan bagian luar substantia grisea yang disebut cortex, dan lapisan
bagian dalam substantia alba. Di dalam substantia alba setiap hemipsherium, terdapat tiga
masa subtantia alba yang terbentuk nuclei intracerebelli.
a. Struktur Cortex Cerebelli
Cortex cerebelli dapat diumpamakan sebagai sebuah lembaran besar yang berlipat-lipat dan
terletak pada bidang koronel atau transversal. Setiap lipatan atau folium terdiri dari
substanpia alba di bagian dalam yang ditutupi oleh substantia grisea dibagian luarnya.
Potongan yang dibuat melalui cerebellum yang sejajar dengan bidang median membagi folia
menjadi bagian-bagian yang bagus untuk dipelajari, dan bentuk potongan permukaan yang
bercabang-cabang disebut arbor vitae.
Substantia grisea corticis diseluruh cerebellum memiliki struktur yang sama. Substantia
terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu :
• Lapisan luar (lapisan molekuler), terdiri dari dua tipe neuron; sel stellatum yang
terletak di sebelah luar dan sel basket yang terletak disebelah dalam.
• Lapisan tengah (lapisan sel purkinje), neuron golgi tipe I yang besar. Berbentuk
seperti botol dan tersusun dalam satu lapis.
• Lapisan dalam (lapisan granular), lapisan granular dipadati oleh sel-sel kecil dengan
inti berwarna gelap serta sedikit sitoplasma.
b. Area Fungsional Cortex Cerebelli
Observasi klinis oleh ahli saraf dan ahli bedah saraf, serta penelitian dengan menggunakan
PET scan menunjukkan bahwa cortex cerebelli dapat dibagi menjadi 3 area berdasarkan
fungsinya.
Kortex daerah vermis memperngaruhi gerakan-gerakan sumbu panjang tubuh, yaitu leher,
bahu, koraks, abdomen, dan panggul. Tepat di latecerebelli. Area ini berfungsi
mengendalikan otot-otot bagian distal eksmtremitas, terutama tangan dan kaki. Area lateral
masing-masing hemispherium cerebelli tampaknya berhubungan dengan perencanaan
serangkaian gerakan diseluruh tubuh dan terlibat dalam penilaian sadar terhadap gangguan.
3. Fungsi Cerebellum
Fungsi otak kecil (cerebellum) adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan,
dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar.
Cerebellum menerima aferen mengenai gerakan volunteer dari cortex cerebri dan dari otot,
tendon, dan sendi. Cerebellum juga menerima informasi keseimbangan dari nervus
vestibularis dan mungkin juga informasi penglihatan dari tractus tectocerebellaris. Semua
informasi ini diteruskan ke cortex cerebelli.
Ahli fisiologi membuat postulat bahwa fungsi cerebellum sebagai koordinator ketepatan
gerak dilakukan dengan cara membandingkan output dari area motorik cortex cereberii
dengan informasi propioseptif yang diterima dari tempat kerja otak secara terus-menerus.
Fungsi lain cerebellum, yaitu:
a. Fungsi cellebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan
ketepatan gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang di cetuskan
suatu tempat di system saraf pusat berlangsung dengan halus bukan mendadak dan
terorganisasi.
b. Cellebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur
c. Bagian ini juga membantu mempertahankan ekuilibrium tubuh. Informasi sesorik dari
telinga dalam di bawa kelabus cellebelum.
4. Penyakit-Penyakit yang Sering Mengenai Cerebellum
Satu penyakit yang paling sering mengenai cerebellum adalah keracunan alcohol akut.
Penyakit ini terjadi akibat kerja alcohol di septor GABA pada neuronneuron cerebellum
Penyakit-penyakit berikut sering mengenai cerebellum: agenesis atau hypoplasia kongenital,
trauma, infeksi, tumor, sclerosis multiple, gangguan vaskuler, seperti trombosit arteria
cerebellaris, dan keracunan logam berat.
Berbagai manifestasi penyakit cerebellum dapat dipersempit menjadi dua kelainan dasar:
hipotonia dan hilangnya pengaruh cerebellum terhadap cortex cerebri.
2. Spinal Stenosis
Stenosis tulang belakang (spinal stenosis) terjadi ketika pertumbuhan tulang atau jaringan
yang berlebihan mempersempit ruas tulang belakang, hingga dapat memengaruhi akar saraf.
Kondisi ini dapat menimbulkan gejala terkait sistem saraf, seperti mati rasa hingga
kelumpuhan di area tungkai dan kaki.
3. Multiple sclerosis
Multiple sclerosis adalah penyakit yang berpotensi melumpuhkan sistem saraf pusat, yaitu
otak dan medula spinalis. Pada penderita multiple sclerosis, sistem kekebalan tubuhnya
menyerang selaput pelindung saraf (mielin) hingga menyebabkan masalah komunikasi antara
otak dan seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menimbulkan kerusakan permanen atau
kemunduran saraf.
4. Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)
Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) adalah penyakit sistem saraf yang memengaruhi sel-sel
saraf di otak dan medula spinalis. Penyakit ini dapat melemahkan hingga menghancurkan
neuron motorik tubuh sehingga menyebabkan hilangnya kontrol otot, seperti kesulitan
berjalan atau bicara.
NEURON
Sel saraf atau neuron adalah sel yang mengantarkan impuls “rangsangan” dari reseptor
“panca indera” ke otak dan sebaliknya. Sel saraf atau yang biasa disebut dengan neuron, juga
bertanggung jawab atas gerak refleks. Neuron-neuron tersebut membentuk suatu sistem saraf
pada manusia. Sel saraf berbeda dengan sel-sel pada umumnya karena terdapat akson
“neurit” sehingga sel saraf terlihat seperti memiliki “ekor”.
Sebuah sel saraf mempunyai satu badan sel yang mempunyai sitoplasma dan juga
mempunyai nukleus (inti sel). Selain sel saraf, dalam sistem saraf manusia juga terdapat sel
glia yang berfungsi sebagai support bagi sel saraf. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang
disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls
(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrite, dan akson (neurit).
Bagian-bagian sel:
1. Badan Dendrite (Perikarion)
Berfungsi mengendalikan metabolism keseluruhan neuron. Badan sel memiliki nucleus (inti)
di tengah dan nucleolus yang menonjol. Nucleus tidak memiliki sentriol dan tidak dapat
bereprilkasi. Sitoplasma mengandung badan Nissl, berupa tumpukan retikulum endoplasma
granuler dan ribosom yang berfungsi untuk sintesis protein. Organel lain pada badan sel
adalah badan golgi, mitokondria dan neufibril.
2. Dendrit
Merupakan jalur sitoplasma yang relatif pendek, bercabang-cabang dan berfungsi untuk
menerima impuls (sinyal) dari sel lain untuk dikirimkan ke badan sel. Neufibril dan badan
Nissl dari badan sel, memanjang kedalam dendrit.
3. Akson
Merupakan juluran sitoplasma yang panjang atau bercabang tunggal berbentuk silindris yang
berasal dari badan sel. Ujung akson bercabang-cabang seperti ranting, berfungsi mengirimkan
impuls ke sel neuron lainnya. Pada umunya akson dibungkus oleh substansi lemak berwarna
putih kekuningan yang disebut selubung mielin. Pada bagian tertentu dari akson tidak
diselubungi mielin, disebut nodus Ranvier. Nodus Ranvier berfungsi mempercepat jalannya
impuls. Selubung mielin ditutupi oleh rangkaian sel-sel Schwann yang berinti gepeng,
disebut selubung Schwann.
Neuron tidak dapat membelah secara mitosis, tetapi serabutnya dapat beregenerasi
jika badan selnya masih utuh. Jika akson mengalami kerusakan berat, neurilema (lapisan sel-
sel Schwann) melakukan pembelahan mitosis untuk menutup luka.
Berdasarkan fungsinya, neuron dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Neuron sensor (aferen), berfungsi menghantarkan impuls dari organ sensor ke pusat
saraf (otak atau sumsum tulang belakang).
b. Neuron motor (eferen), berfungsi menghantarkan impuls dari pusat saraf ke organ
motor (otot) atau kelenjar.
c. Neuron konektor (interneuron), berfungsi menghubungkan neuron yang satu
dengan neuron lainnya.
Berdasarkan strukturnya (juluran sitoplasma), neuron dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
1. Neuron multipolar, memiliki satu akson dan dua dendrite atau lebih.
2. Neuron bipolar, memiliki dua juluran berupa dendrit dan akson.
3. Neuron unipolar (pseudounipolar), merupakan neuron bipolar yang tampak hanya
memiliki satu juluran dari badan sel karena akson dan dendritnya berfusi.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangatkhusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkandan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Klasifikasi sistem
saraf terbagi menjadi da yaitu Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat
mengendalikan seluruh pengaturan dan pengolahan rangsangan, mulai dari
mengaturpikiran, gerakan, emosi, pernapasan, denyut jantung, pelepasan berbagai
hormon, suhu tubuh, hingga koordinasi seluruh sel saraf untuk melakukan fungsi
pengaturan di dalam tubuh. Sistem saraf pusat terdiri dari otak, neuron dan sum-sum
tulang belakang. Sistem saraf tepi merupakan kumpulan saraf lanjutan dari otak dan
spinal cord. Sel-sel saraf ini membawa impuls dari dan ke saraf pusat. Saraf tepi berfungsi
menghubungkan respon sistem saraf pusatke organ tubuh dan bagian lainnya di tubuh.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf otonom dan sistem saraf osmatik
2. SARAN
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala
kesalahan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami
menyadari banyak kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat sebagai bahan
makalah ini. Sekian terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA