Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI


SISTEM SARAF PUSAT

Dosen Pembimbing:
Tavib Indrayana, S.Kep, Ns, M.Sc

Disusun Oleh :
Ulfatun Khasanah (P1337420423002)
Della Ayu Dia Puspita (P1337420423049)
Anggita Septiana Putri (P1337420423158)
Nova Dewi Indriani (P1337420423093)
Disa Karil Eka Budiani (P1337420423044)

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN BLORA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
lah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sistem Saraf Pusat".
Dalam proses penyusunan makalah ini pasti ada hambatan, namun berkat dukungan dari
berbagai pihak, baik secara langsung dan tidak langsung akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Untuk dukungan yang telah diberikan, kami mengucapakan terimakasih.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi kami sendiri dan juga
teman-teman mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Blora. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesempurnaan, untuk itu
kami mengharapkan saran dan kritikan yang membangun agar makalah ini jauh lebih baik.

Blora, 15 Agustus 2023

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
1. Pengertian Sistem Saraf.................................................................................................................5
2. Organisasi Struktural Sistem Saraf.................................................................................................5
3. Fungsi Sistem Saraf........................................................................................................................6
4. ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA SISTEM SARAF PUSAT...........................................................6
Bagian-bagian saraf otak:..................................................................................................................7
A. CEREBRUM (OTAK BESAR).........................................................................................................7
B. CEREBELLUM (OTAK KECIL)........................................................................................................9
C. BRAINSTEM (BATANG OTAK)....................................................................................................13
SUMSUM TULANG BELAKANG.........................................................................................................15
FUNGSI SUMSUM TULANG BELAKANG........................................................................................17
PENYAKIT SUMSUM TULNG BELAKANG.......................................................................................17
Bagian-bagian sel:........................................................................................................................19
BAB III..................................................................................................................................................21
PENUTUP.............................................................................................................................................21
KESIMPULAN....................................................................................................................................21
SARAN..............................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf terbagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat
adalah otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan sistem saraf tepi terdiri dari yang
lainnya. Tanggung jawab sistem saraf pusat termasuk menerima, memproses, dan
menanggapi informasi sensorik.
Otak adalah organ jaringan saraf yang bertanggung jawab atas respons, sensasi, gerakan,
emosi, komunikasi, pemrosesan pikiran, dan memori. Perlindungan otak manusia berasal dari
tengkorak, meninges, dan cairan serebrospinal. Jaringan saraf sangat halus dan dapat
mengalami kerusakan dengan kekuatan sekecil apa pun. Selain itu, ia memiliki penghalang
darah-otak yang mencegah otak dari zat berbahaya apa pun yang mungkin mengambang di
dalam darah.
Sumsum tulang belakang adalah aspek vital dari SSP yang ditemukan di dalam kolom tulang
belakang. Tujuan sumsum tulang belakang adalah untuk mengirimkan perintah motorik dari
otak ke tubuh periferal serta menyampaikan informasi sensorik dari organ sensorik ke otak.
Perlindungan sumsum tulang belakang adalah dengan tulang, meninges, dan
cairan serebrospinal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian sistem saraf saraf?
2. Apa saja yang meliputi sistem saraf pusat?
3.
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu system organ
terdiri dari berbabagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam melaksanakan kegiatan
fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama antara alat-alat tubuh yang satu
dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem organ yang tersusun atas banyak alat itu
berjalan dengan harmonis (serasi), maka diperlukan adanya sistem pengendalian atau
pengatur. Sistem pengendalian itu disebut sebagai sistem koordinasi.Tubuh manusia
dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indera, dan system endokrin. Pengaruh sistem saraf
yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan lingkungan yang
merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diaturoleh sistem saraf.
Sebagai alat pengendali dan pengaturkegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai
kemampuan menerima rangsang dan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf ke
pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang
tersebut. Impuls saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf.
1. Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sistem tubuh yang
pentngini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system tubuh lainnya,karena
pengaturan saraftersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai systemtubuh hingga
menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalamsystem inilah berasal
segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasidan gerakan. Jadi kemampuan
untuk dapatmemahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan
hasil kerjaintegrasi dari system saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah
lakuindividu.Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong) serta
Neuron (sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat dan terintergrasi satu samalain
nya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.
2. Organisasi Struktural Sistem Saraf
1. Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi tulang
kranium dan kanal vertebral.
2. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini terdiri
dari saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis
dengan reseptor dan efektor.
Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
a) Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP
b) Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.

Sistem eferen dari sistem saraf perifer memiliki dua sub divisi :

Divisi somatic (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal


dan pembentukan respons motorik volunteer pada otot rangka.
Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos,
otot jantung dan kelenjar dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua jalur.
1) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis
2) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.
3) Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi simpatis
dan parasimpatis.
3. Fungsi Sistem Saraf
Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf mempunyai 3 fungsi
utama yaitu:
1. Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh
alatindera, yang meliputi: mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan adanya alat-
alatini, maka kita akan dengan mudah mengetahui adanya perubahan yang terjadi
disekitar tubuh kita.
2. Sebagai Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja serasi
sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ tubuh akan
bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat.
3. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan Saraf
Merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau reaksi tubuh
terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai pengendali atau pengatur
kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat pada seluruh pada seluruh alat-
alat tubuh kita.

4. ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA SISTEM SARAF PUSAT


Ketika anda berpikir, melihat, bernapas, dan melakukan segala sesuatu sepanjang hari anda
menggunakan sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat adalah sistem tubuh yang menerima dan
memproses semua informasi dari seluruh bagiantubuh. Ini terdiri dari otak, sumsum tulang
belakang, dan neuron. Hal ini bisa dibilang sistem yang paling penting dari tubuh.
OTAK
Otak adalah organ paling kompleks dalam tubuh manusia; korteks serebral (bagian terluar
otak dan bagian terbesar berdasarkan volume) mengandung sekitar 15-33 miliar neuron, yang
masing-masing terhubung ke ribuan neuron lainnya. Secara total, sekitar 100 miliar neuron
dan 1.000 miliar sel glial (pendukung) membentuk otak manusia. Otak kita menggunakan
sekitar 20% dari total energi tubuh kita.
Otak adalah modul kontrol pusat tubuh dan mengoordinasikan aktivitas. Dari gerak fisik
hingga sekresi hormon, penciptaan ingatan, dan sensasi emosi.
 Bagian-bagian saraf otak:

A. CEREBRUM (OTAK BESAR)


Cerebrum (Telecephalon) merupakan bagian terbesar otak dan menempatifossa cranial tengah
dan anterior. Cerebrum juga disebut dengan cerebral cortex, forebrain atau otak depan.
Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum
membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran,
perencanaan, memori dan kemampuanfisual. Kecerdasan intelektual atau IQ manusia juga
ditentukan oleh kualitas cerebrum.
Cerebrum dibagi oleh suatu celah yang dalam, fisura serebri longitudinal, menjadi hemisfer
kiri dan kanan, dimana setiap hemisfer ini berisi satu ventrikel lateral. Di otak bagian dalam,
hemisfer dihubungkan oleh massa substansi albikan (serat saraf) yang disebut korpus
kalosum (corpus callosum). Bagian superfisial cerebrum terdiri atas badan sel syaraf atau
substansi grisea, yang membentuk korteks serebri, dan lapisan dalam yang terdiri atas serat
syaraf atau substansi albikan. Secara umum, belahan belahan otak kanan mengontrol sisi kiri
tubuh, dan belahan orak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam
kreativitasdan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional.

 
Cerebrum dibagi menjadi 4 bagian yang disebut lobus. Bagian lobus yangmenonjol disebut
girus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Ke-4 lobus tersebut yaitu :
1. Lobus Frontal
Lobus frontal terletak di daerah otak sekitar dahi Anda. Emosi, perencanaan,
kreativitas, penilaian,gerakan dan pemecahan masalah dikendalikan dilobus frontal.
Lobus frontal dibagi lagi ke dalam korteks prefrontal, area premotor, dan areamotor.
2. Lobus Parietal Lobus
Lobus parietal terletak di belakang lobus frontal dan di bagian belakang atas otak.
Tekanan, sentuhan dan rasa sakit dikendalikan di lobusparietal. Beberapa fungsi
bahasa juga dapat dikendalikan di lobus parietal.
3. Lobus Temporal
Sesuai namanya, lobus temporal terletak di setiap sisi otak. Kebanyakan
pendengaran dan fungsi Bahasa dikendalikan di lobus temporal. Proses emosi,
belajar dan pendengaran juga terletak di lobus temporal.
4. Lobus Oksipital
Lobus oksipital terletak di bagian punggung bawah otak di bagian belakang kepala.
Penglihatan dan kemampuan untuk mengenali obyek dikendalikan di lobus
oksipital. Retina mata mengirimkan masukan kelobus oksipital otak yang kemudian
menafsirkan sinyal sebagai gambar.
1. Penyakit Cerebrum
a. Lesi-lesi di Thalamus
Lesi-lesi ini biasanya terjadi akibat thrombosis atau pendarahan salah satu arteri yang
memperdarahi thalamus. Oleh karena thalamus berkaitan dengan penerimaan implus
sensorik tubuh sisi kontralateral. Gejala yang ditimbulkan lesihanya terbatas pada sisi
kontralateral tubuh. Terjadi gangguan pada
sebagian besar bentuk sensasi, antara lain sensasi raba ringan, lokalisasi dan dikriminasi
taktil, serta hilangnya penilaian gerakan sendi
b. Lesi-lesi subtalamik
Lesi di subthalamik menimbulkan gerakan involunter yang kuat dan mendadak pada
ekstrimitas kontralateral. Gerakan tersebut dapat berbentu khentakan (koreiformis) atau
kasar (balismus)
c. Lesi hypothalamus
Lesi di hypothalamus disebabkan oleh infeksi, trauma, atau kelainan vaskuler. Tumor seperti
kraniofaringioma atau adenoma kromofobe glandulae pituitarie dan tumor pineal dapat
mengganggu fungsi hypothalamus, sepertimengendalikan emosi, regulasi metabolism lemak,
karbohidrat, dan air, genital,makan dan tidur. Kelainan yang sering ditemukan antara lain
hipoplasia atauatrofi genital, diabetes insipidus, obesitas, gangguan tidur, pireksia irregular,
dankurus. Beberapa gangguan tersebut dapat terjadi bersamaan, misalnya padasindrom
distrofi adiposgenital.
d. Alzheimer
Penyakit Alzheimer merupakan penyakit degenerasi otak yang terjadi pada usia pertengahan
atau tua, namun saat ini telah dikenali pada bentuk dini penyakit ini. Penyebab penyakit
Alzheimer tidak diketahui, tetapi terdapat bukti presdis posisi genetik. Telah ditemukan
beberapa gen abnormal, yang masing-masing menunjukkan sindrom klinis dan pathologis
yang sama, yang berbeda hanya pada usia mulai timbulnya dan kecepatan progresivitasnya,
yang menunjukkan adanya perbedaan dalam mekanisme patologisnya. Beberapa kasus
penyakit Alzheimer dalam satu keluarga, misalnya ditemukan gen mutasi pada beberapa gen
(App, presenilin 1 dan presenilin 2). Tanda-tanda umumnya adalah kehilangan ingatan akan
hal baru, disintegrasi kepribadian, disorientasi total.
c. Cerebral Palsy
Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaan yangditandai dengan
buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dangangguan fungsi saraf lainnya. CP
terjadi pada 1-2 dari 1.000 bayi, tetapi 10 kali lebih sering ditemukan pada bayi prematur
dan.10-15% kasus terjadi akibat cedera lahir karena aliran darah ke otak sebelum/selama/
segera setelah bayilahir. Bayi prematur sangat rentan terhadap CP, kemungkinan karena
pembuluh darah ke otak belum berkembang secara sempurna dan mudah mengalami
perdarahan atau karena tidak dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke
otak. Gejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun dan pada kasus yang berat, bisa
muncul pada saat anak berumur 3 bulan. Tetapi kebanyakkan penyebabnya tidak diketahui.

B. CEREBELLUM (OTAK KECIL)


1. Gambaran Umum Cerebellum
Cerebellum (otak kecil) terletak di fossa cranii posterior dan bagiansuperiornya ditutupi oleh
tentorium cerebelli. Cerebellum adalah bagian terbesar otak belakang dan terletak posterior
dari ventriculus quartus, pons, dan medulla oblongata (Gambar 2.1). Cerebellum berbentuk
agak lonjong dan menyempit pada bagiantengahnya, serta terdiri dari dua hemispherium
cerebelli yang dihubungkan oleh bagian tengah yang sempit, yaitu vermis. Cerebellum
berhubungan dengan aspek posterior batang otak melalui tiga berkas serabut saraf yang
simetris, disebut pedunculus cerebellaris superior, medius dan inferior.
(Gambar 2.1)
Cerebellum dibagi menjadi tiga lobus utama: lobus anterior (fungsi: regulasi tonus otot dan
mempertahankan sikap badan), lobus medius/lobus posterior (fungsi: koordinasi berbagai
gerakan lincah), dan lobus flocculonodularis (fungsi: mempertahankan keseimbangan). Lobus
anterior dapat dilihat pada permukaan superior cerebellum dan dipisahkan dari lobus medius
oleh sebuh fissura yang berbentuk huruf “V”, disebut fissura prima (Gambar 2.2 dan 2.3).
Lobus medius (kadang-kadang disebut lobus posterior), yang merupakan bagian cerebellum
yang paling besar, terletak di antara fissura prima dan fissurauvulonodularis.
Lobus flocculonodularis terletak di posterior fissurauvulonodularis (Gambar 2.4). Fissura
horizontalis yang dalamditemukan disepanjang pinggir cerebellum dan memisahkan
permukaansuperior dari permukaan inferior; tidak mempuyai arti morfologis
ataufungsional yang penting.

(Gambar 2.2)
(Gambar 2.3)

(Gambar 2.4)
2. Struktur Cerebellum
Cerebellum terdiri dari lapisan bagian luar substantia grisea yang disebut cortex, dan lapisan
bagian dalam substantia alba. Di dalam substantia alba setiap hemipsherium, terdapat tiga
masa subtantia alba yang terbentuk nuclei intracerebelli.
a. Struktur Cortex Cerebelli
Cortex cerebelli dapat diumpamakan sebagai sebuah lembaran besar yang berlipat-lipat dan
terletak pada bidang koronel atau transversal. Setiap lipatan atau folium terdiri dari
substanpia alba di bagian dalam yang ditutupi oleh substantia grisea dibagian luarnya.
Potongan yang dibuat melalui cerebellum yang sejajar dengan bidang median membagi folia
menjadi bagian-bagian yang bagus untuk dipelajari, dan bentuk potongan permukaan yang
bercabang-cabang disebut arbor vitae.
Substantia grisea corticis diseluruh cerebellum memiliki struktur yang sama. Substantia
terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu :
• Lapisan luar (lapisan molekuler), terdiri dari dua tipe neuron; sel stellatum yang
terletak di sebelah luar dan sel basket yang terletak disebelah dalam.
• Lapisan tengah (lapisan sel purkinje), neuron golgi tipe I yang besar. Berbentuk
seperti botol dan tersusun dalam satu lapis.
• Lapisan dalam (lapisan granular), lapisan granular dipadati oleh sel-sel kecil dengan
inti berwarna gelap serta sedikit sitoplasma.
b. Area Fungsional Cortex Cerebelli
Observasi klinis oleh ahli saraf dan ahli bedah saraf, serta penelitian dengan menggunakan
PET scan menunjukkan bahwa cortex cerebelli dapat dibagi menjadi 3 area berdasarkan
fungsinya.
Kortex daerah vermis memperngaruhi gerakan-gerakan sumbu panjang tubuh, yaitu leher,
bahu, koraks, abdomen, dan panggul. Tepat di latecerebelli. Area ini berfungsi
mengendalikan otot-otot bagian distal eksmtremitas, terutama tangan dan kaki. Area lateral
masing-masing hemispherium cerebelli tampaknya berhubungan dengan perencanaan
serangkaian gerakan diseluruh tubuh dan terlibat dalam penilaian sadar terhadap gangguan.
3. Fungsi Cerebellum
Fungsi otak kecil (cerebellum) adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan,
dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar.
Cerebellum menerima aferen mengenai gerakan volunteer dari cortex cerebri dan dari otot,
tendon, dan sendi. Cerebellum juga menerima informasi keseimbangan dari nervus
vestibularis dan mungkin juga informasi penglihatan dari tractus tectocerebellaris. Semua
informasi ini diteruskan ke cortex cerebelli.
Ahli fisiologi membuat postulat bahwa fungsi cerebellum sebagai koordinator ketepatan
gerak dilakukan dengan cara membandingkan output dari area motorik cortex cereberii
dengan informasi propioseptif yang diterima dari tempat kerja otak secara terus-menerus.
Fungsi lain cerebellum, yaitu:
a. Fungsi cellebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan
ketepatan gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang di cetuskan
suatu tempat di system saraf pusat berlangsung dengan halus bukan mendadak dan
terorganisasi.
b. Cellebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur
c. Bagian ini juga membantu mempertahankan ekuilibrium tubuh. Informasi sesorik dari
telinga dalam di bawa kelabus cellebelum.
4. Penyakit-Penyakit yang Sering Mengenai Cerebellum
Satu penyakit yang paling sering mengenai cerebellum adalah keracunan alcohol akut.
Penyakit ini terjadi akibat kerja alcohol di septor GABA pada neuronneuron cerebellum
Penyakit-penyakit berikut sering mengenai cerebellum: agenesis atau hypoplasia kongenital,
trauma, infeksi, tumor, sclerosis multiple, gangguan vaskuler, seperti trombosit arteria
cerebellaris, dan keracunan logam berat.
Berbagai manifestasi penyakit cerebellum dapat dipersempit menjadi dua kelainan dasar:
hipotonia dan hilangnya pengaruh cerebellum terhadap cortex cerebri.

C. BRAINSTEM (BATANG OTAK)


1. Gambaran Umum Brainstem
Batang otak merupakan struktur pada bagian posterior(belakang) otak. Pada gerak volunter,
batang otak merupakan jalur yang dilalui impuls rangsang sebelum mencapai cerebrum.
Impuls rangsang diantarkan oleh traktus ascendentes (serat-serat saraf yang menghantarkan
impuls ke otak) untuk diolah diotak, lalu impuls respons dihantarakan oleh traktus
descendentes. Pada perbatasan antara batang otak dan sumsum tulang belakang medulla
spinalis terjadi deccusatio (penyilangan) seratserat kortikospinal (serat-serat saraf
descendentes) dari cerebrum ke modulla spinalis. Serat-serat kortokospinal dari otak kiri
menyilang kebagian kanan medula spinalis dan serat dari otak kanan menyilang kebagian
kiri. Penyilangan ini menyebabkan bagian tubuh kanan di kendalikan oleh otak kiri dan
bagian tubuh kiri dikendalikan oleh otak kanan.
Batang otak merupakan tempat melekatnya seluruh syaraf kranial, kecuali syaraf I dan II
yang menempel pada cerebrum (otak besar).
2. Struktur Brainstem
Batang otak merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga stuktur yaitu medulla oblongata,
pons dan mesencephalon (otak tangah), yang menempati fossa cranii posterior tengkorak.
a.Mesecephalon (otak tengah)
Mesecephalon membentuk wilayah tengah otak dan merupakan bagian penting dari system
syaraf pusat. mesecephalon melakukan sejumlah tugas individu sangat penting yaitu bangun
atau tidur, kecemasan, kontrol motor, pendengaran, penglihatan, pengaturan suhu. pada ujung
anterior, terhubung dengan otak depan dan diujung posterior melekat metencephalon (pons),
sehingga di tempatkan didekat pusat otak.
b. Medulla oblongata
Medulla oblongata menghubungkan pons yang teretak di superior dengan medulla spinalis
yang terletak diinferior. pertemuan medulla oblongata dan medulla spinalis terletak ditempat
pangkal radiks anterior dan posterior nervus spinalis cervicalis pertama, yang kira-kira
terletak setinggi foramen magnum.
Medulla oblongata berbentuk kerucut, ujung yang lebar mengarah ke superior. Medulla
oblongata terletak di bagian bawah batang otak. Panjangnya sekitar 2,5 cm dan terletak tepat
dibawah kranium diatas foramen magnum. Medulla oblongata adalah titik awal saraf tulang
belakang dari sebelah kiri badan menuju bagian kanan badan, begitu juga sebaliknya.
Medulla mengontrol fungsi otomatis otak, seperti detak jantung, sirkulasi darah, pernafasan,
dan pencernaan.
Pada tiap-tiap sisi fissura mediana terdapat tonjolan yang disebut pyramis, terdiri dari berkas
serabut saraf, serabut dulla corticospinalis, yang berasal dari sel-sel saraf yang besar di dalam
gyrus precentralis cortex cerebri. Pyramis mengecil di inferior, dan di tempat ini, sebagian
besar serabut-serabut desendens menyilang ke sisi kontralateral membentuk decussatio
pyramidum. Fibrae arcuatae externae anteriores merupakan sebagian kecil serabut saraf yang
muncul dari fissura mediana anterior di atas decussatio pyramidum dan berjalan ke lateral di
permukaan medulla oblongata masuk ke cerebellum. Posterolateral terhadap pyramis adalah
oliva, merupakan peninggian ber bentuk oval yang disebabkan oleh nuclei olivares inferiores
yang terletak di bawahnya. Posterior terhadap oliva terdapat pedunculus cerebellaris inferior
yang menghubungkan medulla oblongata dengan cerebellum. Di dalam sulcus, di antara oliva
dan pedunculus cerebellaris inferior keluar radix nervi glossopharyngeus.
c. Pons
Struktur utama di bagian atas dari batang otak yang disebut pons. Pons berada didepan
sereblum, di bawah otak tengah. Pons terdiri atas serat saraf yang membentuk jembatan
antara dua hemisfer sereblum, dan serat yang melalui antara posisi otak yang lebih tinggi dan
medula spinalis. Pons bertugas untuk menghubungkan jalur sensoris dari medula spinalis ke
talamus dan otak kecil (serebelum). Pons memiliki dua peran. Yang pertama adalah regulasi
pernapasan. Di pons, ada struktur yang disebut pusat pneumotaxic. Pons mengontrol jumlah
udara napas dan napas per menit, yang dikenal sebagai tingkat pernapasan. Selain itu, pons
terlibat dalam transmisi sinyal ke dan dari struktur lain di otak, seperti otak atau otak kecil.
Pons merupakan stasiun pemancar yang mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan
formasi reticular Pons juga terlibat dalam sensasi seperti pendengaran, rasa, dan
keseimbangan. Akhirnya, pons juga terlibat dalam regulasi tidur nyenyak maupun terjaga.
3. Fungsi Brainstem
Batang otak mempunyai tiga fungsi utama:
a. Sebagai tempat lewatnya traktus asendens dan desendens keberbagai pusat yang tinggi
diotak depan.
b. Pusat-pusat refleks penting yang mengatur sistem respirasi dan sistem kardiovaskular
serta pengendali kesadaran.
c. Melekatnya nuclei saraf kranial III sampai XII yang penting.
Namun batang otak juga memiliki fungsi lainnya, meliputi: kewaspadaan, gairah, pernapasan,
tekanan darah, pencernaan, tingkat jantung, fungsi otonom lainnya, menyampaikan informasi
antara saraf perifer dan sumsum tulang belakang ke atas bagian otak.

SUMSUM TULANG BELAKANG


Sumsum tulang belakang (spinal cord), atau disebut juga dengan medula spinalis, adalah
kumpulan serabut saraf yang berada di sepanjang tulang belakang, yang membentang dari
bagian bawah otak hingga ke punggung bagian bawah. Kumpulan jaringan ini relatif kecil,
dengan berat hanya 35 gram dan diameter sekitar 1 cm.
Sumsum tulang belakang atau medula spinalis adalah kumpulan serabut saraf yang dikelilingi
oleh tulang, cakram tulang rawan, ligamen, dan otot, untuk melindunginya dari cedera dan
guncangan akibat gerakan tubuh. Tulang tersebut terdiri dari 33 ruas yang disebut dengan
vertebra atau tulang belakang. Adapun sumsum tulang belakang melewati lubang di tengah
(disebut kanal tulang belakang) yang ada di setiap ruas tulang belakang.
Bentuk organ vital ini relatif silinder dengan panjang sekitar 45 cm, dan hanya sekitar dua
pertiga bagian dari total panjang ruas-ruas tulang belakang. Dari panjang tersebut, sumsum
tulang belakang dibagi menjadi empat susunan atau struktur, yaitu servikal (leher), toraks
(punggung atas), lumbal (punggung bawah), dan sakral (panggul). Di bagian paling bawah
terdapat kumpulan saraf yang menyerupai ekor kuda, yang disebut dengan cauda equina.
Sama seperti anatomi otak, di dalam sepanjang medula spinalis juga dikelilingi oleh cairan
serebrospinal dan selaput membran (meninges) yang berfungsi untuk melindungi organ ini.
Selaput meninges tersebut terdiri dari tiga lapisan yang disebut dengan dura meter, arachnoid,
dan pia meter.
Bagian-bagian saraf sumsum tulang belakang:
1. Grey Matter (Bagian Abu-Abu)
Grey matter merupakan bagian gelap berwarna abu-abu dan memiliki bentuk seperti kupu-
kupu yang berada di dalam sumsum tulang belakang. Bagian ini terdiri dari badan sel saraf
(neuron) dan sel glial serta memiliki empat ‘sayap’ yang disebut dengan tanduk.
Dua tanduk yang berada di depan (tanduk anterior atau ventral) mengandung sel saraf atau
neuron motorik yang berfungsi membawa informasi dari otak dan medulla spinalis ke otot
tubuh untuk merangsang pergerakannya. Sementara dua tanduk yang berada di belakang
(tanduk posterior atau dorsal) membawa informasi sensorik, seperti sentuhan, tekanan, atau
rasa sakit, dari tubuh kembali ke medulla spinalis dan otak.
Selain itu, ada pula yang disebut dengan tanduk lateral dan kolom intermediate yang berperan
dalam sistem saraf otonom. Meski demikian, tanduk lateral hanya ditemukan di beberapa area
sumsum tulang belakang, yaitu toraks, lumbal atas, dan sakral.
2. White Matter (Bagian Putih)
Grey matter di dalam medulla spinalis terbungkus oleh bagian berwarna putih, yang disebut
dengan white matter. Bagian ini berisi akson yang memungkinkan berbagai bagian sumsum
tulang belakang untuk berkomunikasi dengan baik dan lancar.
Akson ini bergerak ke dua arah. Beberapa akson yang mengarah naik berfungsi membawa
sinyal dari tubuh ke otak, sedangkan yang turun mengirimkan sinyal dari otak ke neuron yang
terletak di bagian lain dari tubuh.
Sama seperti grey matter, white matter juga dipisahkan menjadi beberapa bagian yang disebut
kolom. Keempat bagian tersebut, yaitu kolom posterior (di antara dua tanduk posterior),
kolom anterior (di antara dua tanduk anterior), dan kolom lateral (antara tanduk posterior dan
akson dari neuron tanduk anterior).
Kolom posterior terdiri dari akson yang mengarah naik, sedangkan kolom anterior dan lateral
terdiri dari banyak kelompok akson yang berbeda dari saluran yang naik dan turun, termasuk
yang mengontrol sistem saraf perifer atau tepi.
3. Saraf Tulang Belakang
Masing-masing bagian sumsum tulang belakang, yaitu servikal, toraks, lumbal, dan sakral,
memiliki akar saraf yang muncul di kanan dan kirinya. Akar-akar saraf ini terdiri akar saraf
ventral (anterior) yang mengandung neuron motorik, serta akar saraf dorsal (posterior) yang
mengandung neuron sensorik.
Kedua macam akar saraf tersebut bersatu dan membentuk saraf tulang belakang. Terdapat 31
pasang saraf tulang belakang yang terbagi ke dalam lima bagian, yaitu delapan pasang saraf
di bagian servikal (leher), 12 pasang saraf di toraks (dada), lima pasang saraf di lumbal
(perut), lima pasang saraf di sakral (panggul), serta 1 pasang saraf lagi di yang berada di ruas
tulang ekor (koksigeal).
Saraf-saraf tulang belakang inilah yang kemudian menghubungkan sumsum tulang belakang
dengan berbagai bagian di tubuh, serta menghantarkan impuls ke dan dari otak melalui
medula spinalis ke lokasi tubuh tertentu.
 FUNGSI SUMSUM TULANG BELAKANG
1. Mengontrol Sensasi
Salah satu fungsi dari medula spinalis adalah mengumpulkan dan membawa sinyal atau
informasi sensorik yang diterima dari anggota tubuh atau organ indera ke otak. Sinyal atau
informasi tersebut bisa berupa sensasi sentuhan, tekanan, suhu (panas atau dingin), dan rasa
nyeri. Informasi ini kemudian akan diproses oleh otak untuk memberi respons.
2. Mengontrol Gerak (Motorik) dan Kerja Organ
Selain ke otak, medula spinalis juga berfungsi membawa sinyal atau informasi dari otak ke
otot atau organ tubuh tertentu. Informasi ini bisa disampaikan ke otot tangan, lengan, jari,
tungkai, kaki, atau bagian tubuh lainnya untuk mengontrol gerak (motorik). Misalnya, ketika
ingin berjalan, sumsum tulang belakang membawa informasi dari otak ke otot kaki dan
memerintahkannya untuk melangkah secara berulang.
Selain itu, sinyal atau informasi juga bisa dibawa ke jantung, paru-paru, atau organ tubuh
lainnya untuk menjalankan fungsi otonom, seperti mengontrol detak jantung, bernapas,
tekanan darah, dan lain sebagainya.
3. Gerak Refleks
Medula spinalis juga berperan dalam mengontrol gerakan-gerakan refleks pada tubuh
manusia. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau pintas, yaitu tanpa diolah
terlebih dahulu oleh otak.
Salah satu contohnya adalah gerak refleks pada lutut yang tiba-tiba tersentak saat diketuk di
titik tertentu. Dilansir dari laman Arizona State University, pada gerak refleks lutut, neuron
sensorik secara langsung terhubung ke neuron motorik di medulla spinalis, tanpa diproses
terlebih dahulu di otak. Oleh karena itu, proses ini memberikan respon yang lebih cepat dari
gerak motorik pada umumnya.
 PENYAKIT SUMSUM TULANG BELAKANG
Penyakit atau gangguan sumsum tulang belakang adalah kondisi yang menyebabkan
kerusakan pada sumsum tulang belakang. Kondisi atau penyakit tersebut bisa beragam.
Beberapa dari penyakit atau gangguan pada medula spinalis adalah:
1. Cedera Tulang Belakang
Cedera tulang belakang adalah kerusakan pada bagian mana pun dari medula spinalis atau
saraf di ujung kanal tulang belakang (cauda equina). Kondisi ini dapat terjadi karena kejadian
traumatis, seperti kecelakaan atau jatuh, yang merusak tulang belakang (patah tulang
belakang), ligamen, cakram tulang belakang, atau sumsum tulang itu sendiri.
Namun, cedera tulang belakang juga bisa terjadi karena penyakit tertentu, seperti kanker,
arthritis (radang sendi), osteoporosis, dan peradangan di medula spinalis. Kondisi ini dapat
menimbulkan perubahan permanen pada kekuatan, sensasi, dan fungsi tubuh lainnya di
bawah lokasi cedera.

2. Spinal Stenosis
Stenosis tulang belakang (spinal stenosis) terjadi ketika pertumbuhan tulang atau jaringan
yang berlebihan mempersempit ruas tulang belakang, hingga dapat memengaruhi akar saraf.
Kondisi ini dapat menimbulkan gejala terkait sistem saraf, seperti mati rasa hingga
kelumpuhan di area tungkai dan kaki.
3. Multiple sclerosis
Multiple sclerosis adalah penyakit yang berpotensi melumpuhkan sistem saraf pusat, yaitu
otak dan medula spinalis. Pada penderita multiple sclerosis, sistem kekebalan tubuhnya
menyerang selaput pelindung saraf (mielin) hingga menyebabkan masalah komunikasi antara
otak dan seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menimbulkan kerusakan permanen atau
kemunduran saraf.
4. Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)
Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) adalah penyakit sistem saraf yang memengaruhi sel-sel
saraf di otak dan medula spinalis. Penyakit ini dapat melemahkan hingga menghancurkan
neuron motorik tubuh sehingga menyebabkan hilangnya kontrol otot, seperti kesulitan
berjalan atau bicara.
NEURON
Sel saraf atau neuron adalah sel yang mengantarkan impuls “rangsangan” dari reseptor
“panca indera” ke otak dan sebaliknya. Sel saraf atau yang biasa disebut dengan neuron, juga
bertanggung jawab atas gerak refleks. Neuron-neuron tersebut membentuk suatu sistem saraf
pada manusia. Sel saraf berbeda dengan sel-sel pada umumnya karena terdapat akson
“neurit” sehingga sel saraf terlihat seperti memiliki “ekor”.
Sebuah sel saraf mempunyai satu badan sel yang mempunyai sitoplasma dan juga
mempunyai nukleus (inti sel). Selain sel saraf, dalam sistem saraf manusia juga terdapat sel
glia yang berfungsi sebagai support bagi sel saraf. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang
disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls
(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrite, dan akson (neurit).

 Bagian-bagian sel:
1. Badan Dendrite (Perikarion)
Berfungsi mengendalikan metabolism keseluruhan neuron. Badan sel memiliki nucleus (inti)
di tengah dan nucleolus yang menonjol. Nucleus tidak memiliki sentriol dan tidak dapat
bereprilkasi. Sitoplasma mengandung badan Nissl, berupa tumpukan retikulum endoplasma
granuler dan ribosom yang berfungsi untuk sintesis protein. Organel lain pada badan sel
adalah badan golgi, mitokondria dan neufibril.
2. Dendrit
Merupakan jalur sitoplasma yang relatif pendek, bercabang-cabang dan berfungsi untuk
menerima impuls (sinyal) dari sel lain untuk dikirimkan ke badan sel. Neufibril dan badan
Nissl dari badan sel, memanjang kedalam dendrit.
3. Akson
Merupakan juluran sitoplasma yang panjang atau bercabang tunggal berbentuk silindris yang
berasal dari badan sel. Ujung akson bercabang-cabang seperti ranting, berfungsi mengirimkan
impuls ke sel neuron lainnya. Pada umunya akson dibungkus oleh substansi lemak berwarna
putih kekuningan yang disebut selubung mielin. Pada bagian tertentu dari akson tidak
diselubungi mielin, disebut nodus Ranvier. Nodus Ranvier berfungsi mempercepat jalannya
impuls. Selubung mielin ditutupi oleh rangkaian sel-sel Schwann yang berinti gepeng,
disebut selubung Schwann.
Neuron tidak dapat membelah secara mitosis, tetapi serabutnya dapat beregenerasi
jika badan selnya masih utuh. Jika akson mengalami kerusakan berat, neurilema (lapisan sel-
sel Schwann) melakukan pembelahan mitosis untuk menutup luka.
Berdasarkan fungsinya, neuron dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Neuron sensor (aferen), berfungsi menghantarkan impuls dari organ sensor ke pusat
saraf (otak atau sumsum tulang belakang).
b. Neuron motor (eferen), berfungsi menghantarkan impuls dari pusat saraf ke organ
motor (otot) atau kelenjar.
c. Neuron konektor (interneuron), berfungsi menghubungkan neuron yang satu
dengan neuron lainnya.
Berdasarkan strukturnya (juluran sitoplasma), neuron dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:

1. Neuron multipolar, memiliki satu akson dan dua dendrite atau lebih.
2. Neuron bipolar, memiliki dua juluran berupa dendrit dan akson.
3. Neuron unipolar (pseudounipolar), merupakan neuron bipolar yang tampak hanya
memiliki satu juluran dari badan sel karena akson dan dendritnya berfusi.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangatkhusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkandan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Klasifikasi sistem
saraf terbagi menjadi da yaitu Sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat
mengendalikan seluruh pengaturan dan pengolahan rangsangan, mulai dari
mengaturpikiran, gerakan, emosi, pernapasan, denyut jantung, pelepasan berbagai
hormon, suhu tubuh, hingga koordinasi seluruh sel saraf untuk melakukan fungsi
pengaturan di dalam tubuh. Sistem saraf pusat terdiri dari otak, neuron dan sum-sum
tulang belakang. Sistem saraf tepi merupakan kumpulan saraf lanjutan dari otak dan
spinal cord. Sel-sel saraf ini membawa impuls dari dan ke saraf pusat. Saraf tepi berfungsi
menghubungkan respon sistem saraf pusatke organ tubuh dan bagian lainnya di tubuh.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf otonom dan sistem saraf osmatik
2. SARAN

Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala
kesalahan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami
menyadari banyak kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat sebagai bahan
makalah ini. Sekian terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Pratama, A dkk. (2019). TUGAS ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA SISTEM


SARAF. Academia.edu. Diakses pada 7 Agustus 2023 melalui
https://www.academia.edu/38310312/MAKALAH_ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_SYA
RAF_docx
Yulianingsi, E. (2016). Makalah Anatomi Sistem Saraf. Academia.edu. Diakses pada 9
Agustus 2023 melalui
https://www.academia.edu/33301730/makalah_anatomi_sistem_saraf_docx
Feriyawati, L. (2006). ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANNYA DALAM
REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA. respository.usu.ac.id. Diakses pada 9 Agustus
2023 melalui
https://id.search.yahoo.com/search;_ylt=Awr1SmsPWNhkilU24QnLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZ
zMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3BhZ2luYXRpb24-?
p=makalaj+anatomi+fisiologi+sistem+saraf+pusat&type=E210ID1406G0&fr=mcafee&b=8
&pz=7&xargs=0
Rahmania, P. (2019). Anatomi fisiologi sistem saraf. Academia.edu. Diakses pada 31 Juli
2023 https://www.academia.edu/38310312/ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_SYARAF

Anda mungkin juga menyukai