Anda di halaman 1dari 34

KLIPING BIOLOGI

“SISTEM REGULASI”

DISUSUN OLEH :
NAMA : YASINTA JUNIA
KELAS : XI IPS

SMAS SETIA BUDI ABADI


KECAMATAN PERBAUNGAN
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua, sehingga
saya dapat menyelesaikan kliping Biologi ini dengan baik. Karena dengan izin-
Nya saya dapat membuat dan menyelesaikan kliping Biologi ini, walaupun masih
banyak kekurangan.
Saya ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu guru yang telah membimbing
saya. Besar harapan saya, kehadiran kliping ini dapat memberikan kontribusi bagi
terselenggaranya pendidikan yang berkualitas serta mendorong siswa untuk
menjadi generasi berprestasi.
Saya menyadari dalam penyusunan kliping ini masih banyak kekurangan,
maka dari itu dengan kerendahan hati, saya mengharap kritik dan saran dari semua
pihak untuk/memperbaiki kliping ini sehingga menjadi lebih baik.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................ i
Daftar Isi.......................................................................................... ii
Latar Belakang................................................................................
Pembahasan.....................................................................................
1.1 Sistem Saraf Pada Manusia.......................................................
1.1.1 Sistem Saraf...................................................................
1.1.2 Prinsip Penghantar Implus.............................................
1.1.3 Mekanisme Terjadi Gerak Biasa Dan Gerak Refleks....
1.1.4 Sistem Saraf Pusat..........................................................
1.1.5 Sistem Saraf Tepi...........................................................
1.2 Sistem Endokrin (Sistem Hormon)...........................................
1.2.1 Kelenjar Hipofises..........................................................
1.2.2 Kelenjar Tiroid...............................................................
1.2.3 Kelenjar Timus...............................................................
1.2.4 Kelenjar Anak Ginjal.....................................................
1.2.5 Kelenjar Pankreas..........................................................
1.2.6 Kelenjar Gonad..............................................................
1.3 Sistem Indra..............................................................................
1.3.1 Sistem Pengelihatan.......................................................
1.3.2 Sistem Pendengaran.......................................................
1.3.3 Sistem Peraba.................................................................
1.3.4 Sistem Pengecap............................................................
1.3.5 Sistem Pembau...............................................................
1.4 Pengaruh dan Bahaya Psikotropika Dalam Sistem Regulasi.... 88
1.5 Kelainan Pada Sistem Saraf......................................................

ii
LATAR BELAKANG

Di dalam kepala terdapat suatu organ menakjubkan yang mengatur semua


aktivitas yang dilakukan oleh tubuh kita. Organ itu adalah otak. Otak kita mirip
seperti sebuah kantor pusat telepon yang sangat besar dengan jutaan sambungan
telepon. Salah satu fungsinya untuk memastikan bahwa pesan terkirim
ke otot yang tepat sehingga tanggapan (respons) dapat diberikan. Hal itu sebagai
koordinasi. Tidak hanya itu otak juga bertanggung jawab atas pikiran, ingatan dan
kecerdasan.Otak juga bertanggung jawab atas emosi anda
Untuk mengatur atau mengendalikan semua kegiatan tubuh manusia yang
beraneka ragam diperlukan regulasi atau pengaturan yang baik. Pada manusia
pengaturan semua aktivitas tubuh dilakukan oleh sistem regulasi. Sistem regulasi
pada manusia meliputi sistem saraf dan sistem hormon. Sistem regulasi juga
ditunjang oleh alat-alat indra berupa mata, telinga, lidah, kulit dan hidung.
Dengan adanya sistem regulasi yang ditunjang oleh alat-alat indra manusia dapat
merasakan mengenal dan memahami lingkungan di sekitarnya.

1
PEMBAHASAN

1. SISTEM SARAF PADA MANUSIA


1.1 Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Untuk
menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf,
yaitu:

 Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita
yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
 Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari
berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat
sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
 Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan
oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah
otot dan kelenjar

2
1.2 Prinsip Penghantar Impuls Saraf
1.2.1 Penghantaran Impuls Melalui Membran
Penghantaran impuls melalui cara ini terjadi karena adanya perbedaan muatan
listrik antara bagian luar dan bagian dalam membran serabut saraf bermuatan
listrik positif. Sementara itu, bagian dalam membran serabut bermuatan listrik
negatif. Keadaan tersebut dinamakan polarisasi.
Ketika menerima rangsang berupa impuls, permukaan luar membran serabut saraf
bermuatan negatif dan permukaan dalamnya bermuatanpositif. Keadaan ini
disebut depolarisasi. Selanjutnya akan terjadi alliran listrik dari daerah bermuatan
listrik negatif ke daerah bermuatan listrik positif. Impuls kemudian diteruskan ke
neuron dan akhirnya menuju sumsum tulang belakang dan otak. Pesan kemudian
diolah oleh otak dan sumsum tulang belakang sehingga timbul tanggapan atau
respons. Respons diubah menjadi impuls dan diteruskan ke neuron motorik
hingga ke efektor.

3
Permukaan luar neuron bermuatan positif dan  bagian dalam bermuatan negatif.

1.2.2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Sinapsis adalah sambungan antara neuron yang satu dengan neuron yang
lain. Pada saat impuls melintasi sinaps, impuls dapat terus di jalarkan atau
dihambat.Pada sinaps terdapat celah yang dikenal dengan nama celah sinaps yang
lebarnya kurang lebih 200 Å (Angstrom).Neuron yang terletak sebelum sinaps
disebut neuron prasinaps (Presynaptic neuron), sedangkan neuron yang terletak

4
setelah sinaps disebut neuron pasca sinaps (Postsynaptic neuron).
Jika impuls telah sampai di membran prasinapsis, vesikel-vesikal akan menuju
membran prasinapsis karena pengaruh Ca2+ yang masuk ke bonggol sinapsis.
Selanjutnya, vesikel-vesikel tersebut akan melepaskan zat neurotransmiter. Zat ini
berfungsi menghantarkan impuls ke ujung dendrit neuron berikutnya. Ada
beberapa macam neurotransmiter, yaitu asetilkolin (terdapat pada sinapsis di
seluruh tubuh), noradrenalin (yang terdapat pada saraf simpatetik) dan serotonin
(yang terdapat pada saraf pusat dan otak). Neurotransmiter menerima impuls dan
akan berdifusi melewati celah sinapsis. Selanjutnya, neurotransmiter akan
berikatan dengan protein khusus atau reseptor yang berada di membran
pascasinapsis. Ikatan antara neurotransmiter dengan reseptor ini mengakibatkan
impuls dapat diteruskan ke saraf lainya.
Berdasarkan tempatnya sinaps dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
 Sinaps aksosomatik, yaitu sinaps yang terletak di antara akson dari satu neuron
dengan badan sel dari neuron lain.
 Sinaps aksodendritik, yaitu sinaps yang terletak di antara akson dari neuron
yang satu dengan dendrit dari neuron lain.
 Sinaps aksoaksonik, yaiyu sinaps yang terletak di antara ujung akson dari
neuron yang satu dengan akson neuron lain.

1.3 Mekanisme Terjadi Gerak Biasa dan Gerak Refleks


1.3.1 Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
panjang.
Impuls → Reseptor/Indera → Saraf Sensorik → Otak → Saraf Motorik →
Efektor/Otot.

1.3.2 Gerak refleks


Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan

5
tidak melewati otak. Bagannya sebagai berikut. Contoh gerak refleks adalah
sebagai berikut:
 Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.

 Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang
masuk ke mata.
 Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.

 Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.

 Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.

1.4 Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada
tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi
penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang. Otak
manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak.
Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang
belakang. Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu
membran yang melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut dinamakan
meninges. Meninges dari dalam keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu piameter,
arachnoid, dan durameter. Piameter merupakan lapisan membran yang paling
dalam. Lapisan ini berhubungan langsung dengan otak atau sumsum tulang
belakang. Pada piameter banyak terkandung pembuluh darah. Arachnoid
merupakan lapisan yang berada di antara piameter dan durameter.
Adapun durameter adalah lapisan membran yang paling luar. Durameter
berhubungan langsung dengan tulang. Pada daerah di antara piameter dan
arachnoid, terdapat rongga yang berisi cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi
melindungi otak atau sumsum tulang belakang dari goncangan dan benturan.
Selaput ini terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
a) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf
pusat. Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
b) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan
duramater.

6
c) Duramater. Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di
antara piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal.
Dengan adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap goncangan dan
benturan dengan kranium. Kadangkala seseorang mengalami infeksi pada lapisan
meninges, baik pada cairannya ataupun lapisannya yang disebut meningitis.
1) Otak
Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total otak
dewasa adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram dan
mempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di otak dilakukan
pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik.
Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron
yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak seseorang, semakin banyak
lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan
yang berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus.
Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf
kranial. Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak
manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak
belakang (Gambar 9.10). Para ahli mempercayai bahwa dalam perkembangannya,
otak vertebrata terbagi menjadi tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak
belakang berfungsi dalam menjaga tingkah laku, otak tengah berfungsi dalam
penglihatan, dan otak depan berfungsi dalam penciuman (Campbell, et al, 2020:
578)

Gambar 9.10 Bagian-bagian dari otak manusia.


a) Otak Depan

7
Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan hipotalamus.
Otak besar merupakan bagian terbesar dari otak, yaitu mencakup 85% dari
volume seluruh bagian otak. Bagian tertentu merupakan bagian paling penting
dalam penerjemahan informasi yang Anda terima dari mata, hidung, telinga, dan
bagian tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri atas dua belahan (hemisfer), yaitu
belahan otak kiri dan otak kanan (Gambar 9.11). Setiap belahan tersebut akan
mengatur kerja organ tubuh yang berbeda

Otak besar terdiri atas dua belahan, yaitu hemisfer otak kiri dan hemisfer
otak kanan.
Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh bagian kiri, serta
bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah yang berkaitan dengan seni atau
kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh bagian kanan serta
bekerja aktif pada saat Anda berpikir logika dan penguasaan bahasa atau
komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat jembatan
jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus callosum. Talamus
mengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi menuju otak besar.
Talamus memilih data menjadi beberapa kategori, misalnya semua sinyal
sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat menekan suatu sinyal dan memperbesar
sinyal lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi menuju bagian otak
yang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi.
Hipotalamus mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai
macam hormon. Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh, tekanan darah,
rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga dapat disebut sebagai
pusat kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh obatobatan yang menimbulkan
kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada bagian lain hipotalamus,

8
terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi sebagai jam biologis. Jam biologis
ini menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur dan bangun tidur. Di bagian
permukaan otak besar terdapat bagian yang disebut telensefalon serta diensefalon.
Pada bagian diensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar yang menyekresikan
hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar pituitari (hipofisis). Bagian telensefalon
merupakan bagian luar yang mudah kita amati dari model torso.
Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang berbeda terhadap
informasi yang masuk. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut.
a. Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara.
b. Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls cahaya dari penglihatan.
c. Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit serta berhubungan
dengan pengenalan posisi tubuh.
d. Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses ingatan dan perencanaan
kegiatan manusia.
b) Otak tengah
Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam
sinkronisasi pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan
refleks pupil pada mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar
(cerebrum). Pada otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai
pengatur gerak bola mata. Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi
neurotransmitter yang mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan pada
bagian ini, orang akan mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi,
bagian otak tengah banyak menghasilkan neurotransmitter dopamin.
c) Otak belakang
Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata, dan
pons varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi
gerakan otot. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang diterima dari
sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh pada
saat beraktivitas. Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem keseimbangan
lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan di telinga yang
menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian
kanan tubuh yang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh otak kecil

9
melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli. Di bagian otak kecil terdapat
saluran yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang belakang yang
dinamakan medula oblongata. Medula oblongata berperan pula dalam mengatur
pernapasan, denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak
menelan, dan batuk. Batas antara medula oblongata dan sumsum tulang belakang
tidak jelas. Oleh karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai sumsum
lanjutan.
Otak kecil, pons varoli, dan medula oblongata
Pons varoli dan medula oblongata, selain berperan sebagai pengatur sistem
sirkulasi, kecepatan detak jantung, dan pencernaan, juga berperan dalam
pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak besar dan otak kecil seseorang rusak, ia
masih dapat hidup karena detak jantung dan pernapasannya yang masih normal.
Hal tersebut dikarenakan fungsi medula oblongata yang masih baik. Peristiwa ini
umum terjadi pada seseorang yang mengalami koma yang berkepanjangan.
Bersama otak tengah, pons varoli dan medula oblongata membentuk unit
fungsional yang disebut batang otak (brainstem).

2) Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)


Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari
sistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh
tengkorak kepala yang keras, sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh ruas-
ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher,
hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera
ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan
bisa menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak
bawah (kaki).
Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem
saraf yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang
atau biasa disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan
ke otak. Secara rinci, ruas-ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang
belakang ini adalah sebagai berikut:

10
Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri
dari 7 pasang dari segmen servikal, 12 pasang dari segmen thorakal, 5 pasang dari
segmen lumbalis, 5 pasang dari segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen
koxigeus.
 Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk
daerah tengkuk.
 Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan
membentuk bagian belakang torax atau dada.
 Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan
membentuk daerah lumbal atau pinggang.
 Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan
membentuk os sakrum (tulang kelangkang).
 Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan
membentuk tulang koksigeus (tulang tungging)

1.5 Sistem Saraf Tepi


Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum
tulang belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak
sedangkan serabut saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang
belakang. Tiap pasang serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot,
misalnya ke hidung, mata, telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas
serabut saraf sensorik dan motorik yang membawa impuls saraf menuju ke dan
dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara
kerjanya, yaitu sebagai berikut.
1) Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika
Anda makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf
ini mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan
impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar
terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf
spinal yang keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal. Saraf-

11
saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik. Dua belas
pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakan saraf
sensori.
b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.
c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut
merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih
memahami tentang jenis-jenis saraf kranial.
2) Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)
Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah
kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung,
perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain.

12
Kerja saraf otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak.
Coba Anda ingat kembali fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan.
Apabila hipotalamus dirangsang, maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom
seperti contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut jantung,
melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja saluran pencernaan.Sistem saraf
otonom ini dibedakan menjadi dua.
a) Sistem Saraf Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama
untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah
menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak
jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang
menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat
ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.
b) Sistem Saraf Parasimpatik
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan
saraf simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak
jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat
pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena
cara kerja kedua saraf itu berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang normal.

13
2. SISTEM ENDOKRIN (SISTEM HORMON)
2.1 Hormon
Hormon merupakan pembawa pesan kimiawi. Bersama saraf memadukan
berbagai sistem organ (sistem koordinasi). Zat-zat dengan aktivitas hormonal
(protein, asam amino, asam lemak, steroid). Hormon memainkan peranan penting
dalam koordinasi kimia. Berikut fungsi dari hormon yaitu:
 Mengawal atur semua proses fisiologi dalam manusia dan tumbuhan seperti
proses pertumbuhan dan pembiakan.
 Merangsang fungsi atau organ khusus pada manusia dan tumbuhan dengan
hormon yang diperlukan dalam kuantiti yang sedikit.

2.2 Sistem Endoktrin Manusia


Kelenjar endoktrin manusia menghasilkan sejenis bahan kimia yang
dinamakan hormon. Tidak mempunyai duktus oleh karena itu kelenjar endoktrin
merembeskan hormon secara terus ke dalam aliran darah. Darah akan mengangkut
hormon tersebut ke organ sasaran. Kelenjar endokrin terdiri dari kelenjar
hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar timus, kelenjar anak ginjal, kelenjar pankreas
dan kelenjar gonad. Kesemua kelenjar endoktrin manusia ini membentuk sistem
endoktrin. Kelenjar endoktrin utama adalah sebagai berikut:
 Kelenjar Hipofisis disebut sebagai kelenjar utama karena ia merembeskan
sebilangan hormon yang mengawal rembesan hormon oleh kelenjar endoktrin
yang lain seperti pada hormon pertumbuhan, oksitosin, dan hormon
antidiuresis. Hormon ini dinamakan hormon perangsang atau hormon trof.
Hormon trof termasuk hormon perangsang tiroid (TSH), hormon perangsang
folikel (FSH) dan hormon peluteinan (LH).
 Kelenjar tiroid memiliki dua lobi yang terletak di kiri-kanan trakea atas dan di
faring bagian bawah. Mensekresikan hormon tiroksin yang mempengaruhi
dalam metabolisme sel, pertumbuhan dan perkembangan, diferensiasi jaringan
tubuh. Kontrol kelenjar tiroid yaitu hormon tirotropin (TRH) yang dikeluarkan
oleh hipotalamus. Menstimulasi pituitari anterior untuk memproduksi tiroid
stimulating hormon (TSH). TSH akan memacu tiroid untuk memproduksi

14
tiroksin atau T4 (karena mengandung 4 atom yodium). Tiroksin akan menuju
sel-sel sasaran. Bila sel-sel sasaran kebutuhannya telah mencukupi makan
tiroksin akan memiliki efek umpan balik negatif, artinya tiroksin akan
menghambat hipotalamus untuk memproduksi TRH dan menghambat pituitari
anterior untuk memproduksi TSH.
 Kelenjar timus mensekresikan hormon timosin. Jika kekurangan hormon
timosin akan mengakibatkan kretinisme sebaliknya jika kelebihan akan
mengakibatkan gigantisme.
 Kelenjar adrenal (kelenjar anak ginjal) terletak di atas ginjal tepatnya dibagian
korteks. Hormonnya kortisol (merangsang konversi protein menjadi
karbohidrat). Pada bagian medulla/lapisan dalam. Hormonnya
epineprin/adrenalin.
 Kelenjar pangkreas terdapat kelenjar endoktrin yang menghasilkan hormon
insulin (dihasilkan oleh sel β) dan glukagon (dihasilka oleh sel α). Pada insulin
menurunkan gula darah, glukagon menaikkan gula darah.
 Kelenjar gonad pada pria terdapat pada testis, sedangkan pada wanita terdapat
pada ovarium (indung telur). Hormon seks berperan penting dalam
perkembangan organ seksual sekunder, yaitu payudara pada wanita dan testis
pada pria, serta rambut pubis pada keduanya.

15
3. SISTEM INDRA
Sistem indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis ransangan
tertentu. Semua organisme memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi.
Reseptor diberi nama berdasarkan jenis ransangan yang diterimanya, seperti
kemoreseptor (penerima ransang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang
cahaya), audioreseptor (penerima ransang suara) dan mekanoreseptor (penerima
rangsang fisik, seperti tekanan, sentuhan,dan getaran).
Selain itu dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi
mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokkan sebagai eksoreseptor.
Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam
tubuh disebut interoreseptor. Interoreseptor terdapat diseluruh tubuh manusia.
Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu indra penglihatan
(mata),indra pendengaran (telinga), indra peraba (kulit), indra pengecap, dan indra
pembau (hidung).

3.1 Indra penglihatan (mata)


Indra penglihatan pada manusia adalah mata. Indera penglihatan disebut juga
fotoreseptor, karena mata sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Mata
merupakan organ indera khusus yang mampu menerima gambar visual.
Selanjutnya gambar visual tersebut dibawa ke otak. Di dalam mata terdapat
beberapa bagian sebagai proses penglihatan. Bagian-bagian tersebut memiliki
fungsinya masing-masing. Berikut bagian pada mata :
a) Kornea
Kornea mata berfungsi meneruskan cahaya yang masuk ke dalam mata. Cahaya
tersebut akan masuk dan berakhir pada selaput jala atau retina.
b) Iris
Iris merupakan selaput pelangi yang letaknya di belakang kornea mata. Di tengah
selaput pelangi terdapat celah yang disebut anak mata atau pupil. Pupil berfungsi
untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Iris mengandung
pembuluh darah dan pigmen, jumlah pigmen akan menentukan warna mata. Bila
tidak ada pigmen maka mata akan berwarna merah.
c) Lensa

16
Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan agar cahaya yang masuk ke dalam
mata jatuh tepat pada retina. Maka benda yang terlihat tampak jelas. Lensa dapat
menipis atau menebal sesuai jarak mata dengan benda yang dilihat.
d) Retina
Retina berfungsi untuk menangkap cahaya yang masuk ke dalam mata. Retina
terletak di paling belakang pada mata. Baca juga: Saat Bersin, Kenapa Mata Kita
Tertutup? Saraf mata Saraf mata memiliki fungsi untuk meneruskan rangsang
cahaya ke otak. Semua informasi akan dibawa saraf yang kemudian diproses ke
otak.
e) Otot mata
Otot mata berfungsi untuk menggerakan bola mata. Sehingga mata bergerak ke
kanan, kiri, atas dan bawah. Pada setiap mata terdapat enam otot lurik yang
menghubungkan bola mata dengan tulang di sekitarnya.

3.2 Indra Pendengaran


Indera pendengar manusia adalah telinga. Telinga selain berfungsi sebagai
indera pendengaran, juga sebagai alat keseimbangan. Pada telinga terdiri tiga
bagian, yakni :
1. Telinga bagian luar
Anatomi telinga bagian luar terdiri dari daun telinga (pinna) dan lubang
telinga. Daun telinga berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara dari
lingkungan sekitar dan mengantarnya ke gendang telinga melalui lubang telinga.
Sementara itu, daun telinga berperan sebagai saluran yang menghubungkan
antara telinga bagian luar dengan telingan bagian tengah.
2. Telinga bagian tengah
Anatomi telinga bagian tengah terdiri dari dua bagian, yaitu osikel dan
saluran eustachius. Osikel merupakan sekumpulan tulang yang berperan sebagai
penyusun telinga bagian tengah. Ada tiga jenis tulang yang menjadi bagian dalam
osikel, yaitu:
 Tulang martil (malleus), yaitu tulang yang melekat di gendang telinga
 Tulang landasan (incus), yaitu tulang yang berada di tengah rangkaian tulang
pendengaran telinga

17
 Tulang sanggurdi (stapes), yaitu tulang yang menjadi penghubung antara
telinga tengah dan telinga dalam
Selain ketiga tulang di atas, telinga bagian tengah juga dihubungkan
dengan saluran eustachius yang terletak di ujung tenggorokan. Saluran ini
berfungsi untuk menyalurkan lendir dari telinga tengah dan menjaga tekanan
udara di telinga tengah.
3. Telinga bagian dalam
Di telinga bagian dalam terdapat koklea, yaitu organ yang memiliki saraf-
saraf pendengaran. Koklea memiliki bentuk yang menyerupai siput dan terdiri
dari dua jenis cairan, yaitu endolymph dan perilymph.
Di sekitar koklea terdapat sel rambut halus yang berperan penting dalam
mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik di saraf pendengaran. Selain
untuk mendengar, fungsi keseimbangan juga dijalankan di telinga bagian dalam.

3.3 Indra Peraba


Indra peraba ialah salah satu dari 5 indera manusia yang membuat kita
merasakan sesuatu yang kasar, halus, panas dan juga dingin dari permukaan benda
melalui bagian tubuh manusia, khususnya. adalah kulit. Kulit manusia itu sendiri
dapat merasakan segala macam variasi tekanan, tekstur, rasa sakit dan gerakan.
Struktur bagian dari sensasi sentuhan terdiri dari beberapa bagian yaitu
epidermis, dermis dan hipodermis.
a. Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang disebut epidermis, yang tahan air
dengan ketebalan yang berbeda tergantung pada fungsinya. Untuk kulit tebal di
telapak tangan dan telapak kaki. Untuk kulit tipis di bagian tubuh lain selain kulit
telapak tangan dan kaki. Ada beberapa fungsi epidermis, yaitu :
 Sebagai penghalang untuk melindungi tubuh terhadap patogen atau mikroba
yang berbahaya untuk tubuh.
 Untuk memberikan ketahanan mekanis terhadap tubuh.
 Untuk mewarnai.
 Untuk melindungi tubuh dari risiko paparan sinar ultraviolet atau ultraviolet
yang berlebihan.

18
Epidermis itu sendiri terdiri dari 4 lapisan, yaitu lapisan terangsang, lapisan
malphigi, lapisan spinousum dan juga lapisan dasar.
 Lapisan tanduk [stratum korneum]: Lapisan terluar kulit mengelupas, yang
berarti bahwa pengelupasan kulit paling banyak terjadi terus menerus. Lapisan
ini tidak tertutup oleh pembuluh darah sehingga pengelupasan tidak
menimbulkan rasa sakit dan tidak berdarah, sangat membantu untuk mencegah
penetrasi bakteri dan mengurangi penguapan cairan.
 Lapisan malphigi [stratum granulosum]: Kulit terdiri dari sel-sel hidup dan
mengambil nutrisi dari kapiler di dermis. Lapisan Malphigi berguna untuk
mewarnai kulit manusia.
 Lapisan Spinosum [stratum germinativum]: Lapisan kulit sel-sel yang
bentuknya tidak beraturan yang dapat digunakan untuk mempertahankan
kekuatan dan kelenturan kulit.
 Lapisan basal [stratum germinativum]: Lapisan kulit yang terus membelah
untuk memperbarui kutikula yang rusak. Ini adalah lapisan epidermis terendah
yang akan membentuk kulit baru.

b. Dermis
Kulit di bawah epidermis disebut dermis. Lapisan ini lebih tebal dari
epidermis, mencapai ketebalan 2,5 mm. Dermis ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:
 Fibrolas adalah sel dalam dermis yang tugas utamanya adalah mensintesis
matriks ekstraseluler dan kolagen.
 Makrofag adalah sel fungsional dalam jaringan yang berasal dari sel darah
putih (sel darah putih).
 Adiposit adalah sel di dalam dermis yang menyimpan lemak. Sel-sel ini adalah
sel-sel yang membentuk jaringan adiposa dan elektroda konduktif.

c. Hipodermis
Lapisan subkutan adalah bagian dari kulit yang terletak di bawah dermis,
lapisan yang mengandung paling banyak lemak, yang berguna sebagai cadangan

19
makanan, membantu melindungi tubuh dan fungsi lainnya, yaitu menjaga bagian-
bagian tubuh.
Lapisan subkutan ini adalah lapisan kulit terdalam yang memiliki pembuluh
darah, getah bening, dan sistem saraf yang sejajar dengan permukaan kulit.
Beberapa fungsi subkutan meliputi:
 Membantu mendukung tubuh untuk melawan dampak.
 Sikap.
 Menyediakan makanan karena itu adalah tempat lemak terkonsentrasi.
 Membantu menjaga suhu tubuh.

3.4 Indra Pengecap


Lidah merupakan indra pengecap yang terdiri dari sejumlah bagian dan
memiliki berbagai macam fungsi. Selain berfungsi sebagai pengecap, lidah juga
memiliki beberapa fungsi utama, antara lain membantu kita berkomunikasi,
mengunyah, dan menelan makanan.
Lidah terdiri dari sekumpulan otot tanpa tulang yang dilapisi oleh jaringan
berwarna merah mudah bernama mukosa. Satu-satunya tulang yang berhubungan
langsung dengan lidah adalah tulang hyoid. Tulang ini terletak di antara leher dan
dagu bagian dalam. Lidah juga memiliki bagian lain yang disebut dengan
frenulum. Bagian ini menghubungkan lidah dengan dasar rongga mulut sekaligus
berfungsi sebagai penyangga lidah.
Secara garis besar, permukaan lidah bisa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Ujung dan tepi lidah
Sesuai namanya, bagian ini meliputi lidah bagian depan (ujung) serta kanan
dan kiri (tepi). Ujung dan tepi lidah bisa bergerak dengan bebas ke depan,
belakang, kanan, maupun ke kiri.
2. Punggung lidah
Permukaan atas lidah disebut juga dengan punggung lidah. Pada bagian ini
terdapat banyak papillae, yaitu bintik-bintik kecil yang memberikan tekstur lidah.
Kadang pada lidah bisa tampak terdapat kerak, kondisi ini normal dan lebih sering
terjadi pada orang tua.

20
Permukaan papillae terdiri dari ribuan kuncup perasa (taste buds), yaitu sel
saraf yang terhubung otak, sehingga kita bisa merasakan rasa, suhu, maupun
tekstur benda yang masuk ke dalam mulut kita, termasuk makanan.
3. Pangkal lidah
Pangkal lidah menempel pada dasar rongga mulut dan terletak di belakang
sehingga tidak bisa dilihat dari luar mulut. Pangkal lidah bisa bergerak, tapi
pergerakannya tidak bisa sebebas bagian ujung dan tepi lidah.
Bagian-bagian lidah yang disebutkan di atas punya peran yang sangat
penting dalam membantu lidah untuk menjalankan fungsinya. Jika terjadi masalah
pada salah satu bagian tersebut, lidah tidak bisa menjalankan fungsinya dengan
baik.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, lidah memiliki fungsi utama sebagai
indera pengecap, alat bantu berkomunikasi, mengunyah, dan menelan makanan.
Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya:
1. Alat pengecap
Semua papillae pada lidah memiliki alat perasa untuk merasakan makanan,
minuman, atau apa pun yang masuk ke dalam mulut. Secara umum, lidah bisa
mengecap empat rasa utama, yaitu manis, asam, pahit dan asin. Rasa kelima
adalah umami atau gurih yang umum dapat dirasakan pada monosodium
glutamate atau MSG.
2. Membantu berkomunikasi
Lidah bekerja sama dengan bibir dan gigi untuk membuat suara yang keluar
dari dalam tenggorokan menjadi jelas dan mudah untuk dipahami oleh lawan
bicara. Tanpa lidah, perkataan seseorang akan sulit dipahami.
3. Membantu mengunyah makanan
Karena bisa bergerak bebas di dalam mulut, lidah berfungsi membantu
mengolah makanan dan minuman dari padat menjadi lembek, sehingga mudah
untuk ditelan.
4. Membantu menelan
Setelah makanan dikunyah dan menjadi halus, lidahlah yang akan
mendorong makanan ke dalam tenggorokan, lalu masuk ke dalam lambung dan
diolah oleh organ pencernaan.

21
5. Membantu mengisap
Fungsi lidah sebagai alat bantu mengisap cairan paling jelas terlihat pada
bayi. Bayi menggunakan lidahnya saat mengisap air susu ibu.
6. Membantu menyentuh
Ujung lidah merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sensitif
sehingga bisa merasakan tekstur benda atau makanan di dalam mulut. Hal ini
dapat melindungi kita dari hal-hal yang berbahaya pada mulut kita, misalnya duri
ikan atau benda asing kecil yang tidak sengaja masuk di makanan.
Selain itu, dengan fungsi ini lidah juga bisa membantu mencari sisa-sisa
makanan yang tertinggal di dalam mulut.
7. Melindungi mulut dari kuman
Di dasar lidah, terdapat kumpulan sel-sel pelindung bernama tonsil lingual.
Sel-sel ini berada di belakang rongga mulut. Bersamaan dengan amandel, tonsil
lingual bertugas melindungi tubuh dari gangguan kuman-kuman yang bisa masuk
melalui mulut.
Lidah memiliki fungsi yang sangat penting untuk tubuh kita. Tanpa lidah
yang sehat aktivitas sehari-hari kita pun bisa terganggu. Macam-macam gangguan
atau penyakit yang bisa terjadi pada lidah di antaranya bau sariawan, herpes
stomatitis, hingga kanker lidah.
Agar lidah dapat menjalankan fungsinya dengan baik, selalu jaga kebersihan
lidah dan kesehatan mulut dengan rutin, yaitu dengan menyikat gigi atau
menggunakan obat kumur. Bila Anda mengalami keluhan terkait lidah dan mulut,
berkonsultasilah dengan dokter gigi untuk mendapatkan pemeriksaan dan
penanganan yang tepat.

1.5 Indra Pembau


Masing-masing indra memiliki fungsi pentingnya tersendiri dan saling
melengkapi. Hidung atau indra penciuman berfungsi untuk mendeteksi bau serta
salah satu anggota dari sistem pernapasan.  Selain dua fungsi tersebut, hidung juga
berfungsi sebagai pembersih saluran napas dan membantu saat merasakan
makanan atau minuman. 

22
Adapun struktur anatomi hidung manusia adalah sebagai berikut :
1. Lubang hidung
Udara masuk ke dalam rongga hidung melalui lubang hidung yang di dalamnya
terdapat rambut-rambut halus. Rambut tersebut biasa disebut dengan bulu hidung
yang berfungsi sebagai penyaring udara.  Kotoran yang terdapat di udara tertahan
oleh bulu hidung sehingga hanya udara yang bersih yang masuk ke dalam sistem
pernapasan. 
2. Rongga hidung
Menurut Encyclopedia Britannica, hidung memiliki dua rongga yang dipisahkan
oleh septum. Septum adalah dinding dari tulang rawan.  Septum memisahkan
rongga hidung hingga bagian awal tenggorokan. Struktur hidung ini terbentuk dari
empat dinding yaitu:
 Dinding superior atau bagian atas
 Dinding inferior atau bagian bawah
 Dinding medial atau bagian tengah
 Dinding lateral atau bagian samping
Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan rambut halus atau silia.
Selaput lendir yang ada di rongga hidung berfungsi sebagai pelindung terhadap
kotoran dan bakteri.  Selaput lendir akan menghasilkan ingus atau mukus untuk
mencegah bakteri dan kotoran yang masih ada di udara.  Udara yang masuk dalam
rongga hidung nantinya akan diteruskan menuju tenggorokan. Udara yang ada di
rongga hidung dijaga kelembapan, suhu, serta tekanannya.  Udara yang masuk
dalam rongga hidung nantinya akan diteruskan menuju tenggorokan. Udara yang
ada di rongga hidung dijaga kelembapan, suhu, serta tekanannya. 
3. Sinus hidung
Sinus hidung, mengutip dari Stanford Children's Health, merupakan rongga
atau kantung udara yang terletak di dekat saluran hidung. Terdapat empat jenis
sinus hidung, yaitu:
 Sinus etmoid: Terletak di sekitar pangkal hidung yang sudah ada sejak lahir
dan terus berkembang.

23
 Sinus maksilaris: Terletak di area pipi. Sama dengan etmoid, sinus maksilaris
ada sejak lahir dan terus berkembang.
 Sinus frontal: Terletak di dahi dan berkembang setelah umur tujuh tahun. 
Sinus sphenoid: terletak di belakang hidung dan biasanya berkembang saat
usia remaja.
 Sinus sphenoid: terletak di belakang hidung dan biasanya berkembang saat usia
remaja. 
4. Saraf hidung atau saraf olfaktori
Saraf olfaktori merupakan salah satu dari 12 saraf kranial yang terhubung
langsung dengan saraf pusat atau otak.  Saraf hidung berfungsi sebagai reseptor
utama di dalam indra penciuman yang berupa aroma yang terbawa di dalam
udara.  Aroma yang tercium nantinya akan diberikan pada otak berupa impuls.
Saraf olfaktori berhubungan dengan rasa pada makanan dan minuman yang
dikonsumsi. 
5. Tulang rawan 
Rongga hidung terlindungi oleh tulang rawan yang membentuk luaran
hidung. Tulang rawan tersebut kuat namun tetap elastis yang bernama hialin.
Tulang rawan tersebut berbentuk transparan, kuat, dan elastis. Meskipun
kuat, jika terjadi benturan keras hidung juga bisa rusak.

24
1.4 PENGARUH DAN BAHAYA PSIKOTROPIKA DALAM SISTEM
REGULASI
Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Berikut ini adalah beberapa jenis yang sangat merusak kesehatan dan semua
agama melarangnya.
 Alkohol, menyebabkan kecanduan fisiologik, pandangan kabur, kendali
otot garak hilang, denyut jantung melemah, dan frekuensi respirasi lambat.
 Narkotika, menyebabkan adiksi fisiologik.
 Valium, menimbulkan rasa tenang, santai dan tidak ada beban.
 Amfetamin, obat perangsang yang menyebabkan orang tetap terjaga, bisa
menimbulkan kelelahan yang berlebihan sehingga kesehatannya
mengalami kemunduran, dan menimbulkan adiksi fisiologik.
Amfetamin adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut sistem
saraf pusat (SSP) stimulants.stimulan. Amfetamin merupakan satu jenis narkoba
yang dibuat secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara.
Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau bubuk putih
kristal kecil.
Ada empat macam obat yang berpengaruh terhadap sistem saraf, yaitu:
 Sedatif, yaitu golongan obat yang dapat mengakibatkan menurunnya
aktivitas normal otak. Contohnya valium.
 Stimulans, yaitu golongan obat yang dapat mempercepat kerja otak.
Contohnya kokain.
 Halusinogen, yaitu golongan obat yang mengakibatkan timbulnya
penghayalan pada si pemakai. Contohnya ganja, ekstasi, dan sabu-sabu.
 Painkiller, yaitu golongan obat yang menekan bagian otak yang
bertanggung jawab sebagai rasa sakit. Contohnya morfin dan heroin.
Penggunaan obat-obatan ini memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf,
misalnya hilangnya koordinasi tubuh, karena di dalam tubuh pemakai, kekurangan
dopamin. Dopamin merupakan neurotransmitter yang terdapat di otak dan
berperan penting dalam merambatkan impuls saraf ke sel saraf lainnya. Hal ini

25
menyebabkan dopamin tidak dihasilkan. Apabila impuls saraf sampai pada
bongkol sinapsis, maka gelembung-gelembung sinapsis akan mendekati membran
presinapsis.
Namun karena dopamin tidak dihasilkan, neurotransmitter tidak dapat
melepaskan isinya ke celah sinapsis sehingga impuls saraf yang dibawa tidak
dapat menyebrang ke membran post sinapsis. Kondisi tersebut menyebabkan tidak
terjadinya depolarisasi pada membran post sinapsis dan tidak terjadi potensial
kerja karena impuls saraf tidak bisa merambat ke sel saraf berikutnya.
Efek lain dari penggunaan obat-obatan terlarang adalah hilangnya kendali
otot gerak, kesadaran, denyut jantung melemah, hilangnya nafsu makan, terjadi
kerusakan hati dan lambung, kerusakan alat respirasi, gemetar terus-menerus,
terjadi kram perut dan bahkan mengakibatkan kematian.
Untuk menyembuhkan para pencandu diperlukan terapi yang tepat dengan
mengurangi konsumsi obat-obatan sedikit demi sedikit di bawah pengawasan
dokter dan diperlukan dukungan moral dari keluarga serta lingkungannya yang
diiringi oleh tekad si pemakai untuk segera sembuh. Hal yang paling penting
adalah ditumbuhkannya nilai agama dalam diri si pemakai.
Obat adalah suatu bahan yang berbentuk padat atau cair atau gas yang
menyebabkan pengaruh terjadinya perubahan fisik dan atau psykologik pada
tubuh. Hampir semua obat berpengaruh terhadap sistem saraf pusat. Obat tersebut
bereaksi terhadap otak dan dapat mempengaruhi pikiran seseorang yaitu perasaan
atau tingkah laku, hal ini disebut obat psykoaktif.
Obat dapat berasal dari berbagai sumber. Banyak diperoleh dari ekstraksi
tanaman, misalnya nikotin dalam tembakau, kofein dari kopi dan kokain dari
tanaman koka. Morfin dan kodein diperoleh dari tanaman opium, sedangkan
heroin dibuat dari morfin dan kodein. Marijuana berasal dari daun, tangkai atau
biji dari tanaman kanabis (canabis sativum) sedangkan hashis dan minyak hash
berasal dari resin tanaman tersebut, begitu juga ganja.
Alkohol adalah suatu produk yang berasal dari bahan alami juga yang
diproses melalui mekanisme fermentasi, itu terjadi bila buah, biji-bijian atau
sayuran dibuat kompos. Jamur seperti mushroom dan beberapa jenis tanaman
kaktus dapat diproses menjadi obat yang bersifat halusinogenik.

26
1.5 KELAINAN PADA SISTEM SARAF
Gangguan pada sistem saraf, baik pusat maupun tepi, dapat terjadi pada
siapapun. Penyakit ini pun dapat memengaruhi wanita maupun pria di segala usia,
termasuk penyakit saraf pada anak.
Ada lebih dari 600 penyakit sistem saraf yang bisa terjadi. Dari jumlah
tersebut, beberapa penyakit yang umum diantaranya:
1. Stroke
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika suplai darah ke bagian otak
terganggu atau berkurang, sehingga jaringan otak tidak mendapatkan oksigen dan
nutrisi yang cukup. Kondisi ini menyebabkan sel-sel otak mulai mati dalam
beberapa menit.
2. Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah kelainan progresif yang menyebabkan sel-sel
otak merosot atau mati. Penyakit ini merupakan penyebab umum dari demensia,
yang dapat memengaruhi ingatan, pemikiran, dan perilaku penderitanya.
3. Parkinson
Penyakit Parkinson adalah gangguan yang terjadi ketika sel-sel saraf tidak
menghasilkan cukup dopamin, yaitu bahan kimia yang berperan penting dalam
mengontrol otot dan gerakan.
4. Multiple sclerosis
Multiple sclerosis adalah penyakit kronis yang memengaruhi saraf pusat.
Kondisi ini ditandai dengan kerusakan pada selaput mielin, yaitu selubung
pelindung yang mengelilingi serabut saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
5. Epilepsi
Epilepsi adalah kondisi yang ditandai dengan kejang yang berulang atau
kambuhan. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya gangguan aktivitas listrik di
otak.
6. Bell’s palsy
Bell’s palsy adalah kondisi lemah atau lumpuh pada satu sisi wajah secara
tiba-tiba. Kondisi ini disebabkan oleh peradangan atau kerusakan ada saraf di

27
wajah. Biasanya, kondisi ini hanya sementara dan bisa pulih dalam jangka waktu
tertentu.
7. Neuropati perifer
Neuropati perifer adalah penyakit yang terjadi akibat kerusakan saraf di luar
otak dan sumsum tulang belakang (saraf tepi/perifer). Kondisi ini menyebabkan
kelemahan, mati rasa, dan nyeri, yang biasanya terjadi di tangan dan kaki, tetapi
juga dapat memengaruhi area lain dari tubuh.
8. Tumor otak
Tumor otak adalah gumpalan sel abnormal yang tumbuh di otak. Gumpalan
ini bisa jinak, tetapi bisa juga ganas atau disebut dengan kanker otak. Kondisi ini
bisa merusak otak Anda, sehingga dapat memengaruhi fungsi normalnya.
Tanda-tanda, ciri-ciri, atau gejala penyakit sistem saraf bisa berbeda pada
setiap orang. Hal ini tergantung pada area mana dari sistem saraf yang rusak dan
apa yang menyebabkan masalah tersebut.Gejalanya pun bisa ringan atau berat,
tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya. Gejala-gejala umum penyakit
saraf Secara umum, berikut adalah tanda-tanda dan gejala yang paling umum dari
gangguan sistem saraf.
 Sakit kepala yang muncul mendadak dan terus menerus.
 Sakit kepala yang berubah atau terasa berbeda dengan jenis sakit
kepala umumnya.
 Mati rasa atau kesemutan.
 Pusing atau goyah hingga tidak mampu berdiri atau berjalan.
 Kelemahan atau kehilangan kekuatan otot.
 Kehilangan penglihatan atau penglihatan ganda.
 Kehilangan memori atau hilang ingatan.
 Gangguan kemampuan mental.
 Kurangnya koordinasi tubuh.
 Otot kaku.
 Tremor dan kejang.
 Nyeri punggung yang menjalar ke telapak atau jari kaki atau bagian tubuh
lainnya.
 Atrofi otot dan cadel.

28
 Kesulitan bicara atau kesulitan memahami pembicaraan.
 Mual atau muntah yang parah.
Diagnosis dan pengobatan dini dapat mencegah gangguan saraf memburuk
dan mengurangi risiko komplikasi. Jadi, konsultasikan pada dokter sesegera
mungkin jika Anda mengalami satu pun tanda atau gejala yang disebutkan di atas.
Penyakit saraf dapat disebabkan oleh beberapa hal. Berikut adalah beberapa
kondisi yang dapat menyebabkan gangguan sistem saraf:
 Faktor keturunan atau genetik.
 Masalah pasokan darah (gangguan vaskuler).
 Cedera atau trauma, terutama pada kepala (cedera otak) dan sumsum tulang
belakang (cedera tulang belakang).
 Masalah yang muncul pada saat lahir (kongenital).
 Masalah kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi, atau
psikosis.
 Paparan zat beracun, seperti karbon monoksida, arsenik, atau timah.
 Rusak atau matinya sel saraf yang menyebabkan hilangnya fungsi secara
bertahap (degeneratif), seperti penyakit Parkinson, multiple sclerosis
(MS), Amyotrophic lateral sclerosis (ALS), penyakit Alzheimer,
penyakit Huntington, dan neuropati perifer.
 Infeksi, seperti penyakit abses otak.
 Penggunaan berlebihan atau penarikan obat-obatan resep dan nonbebas,
obat-obatan terlarang, atau alkohol.
 Jaringan sel yang abnormal (tumor atau kanker).
Tak hanya itu, beberapa kondisi atau kegagalan yang terjadi di organ
lainnya juga bisa menjadi penyebab gangguan sistem saraf. Sebagai contoh gagal
jantung, gagal hati, atau gagal ginjal. Selain itu, kondisi lain yang bisa
menyebabkan kelainan sistem saraf, yaitu:
 Disfungsi tiroid, baik tiroid terlalu aktif maupun kurang aktif.
 Gula darah tinggi (diabetes) atau gula darah rendah (hipoglikemia).
 Masalah elektrolit.
 Kekurangan nutrisi, seperti vitamin B1 (tiamin) atau defisiensi vitamin B12.

29
 Sindrom Guillain-Barre’.
Setiap jenis penyakit saraf mungkin memiliki faktor risiko yang berbeda.
Namun, secara umum, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang
terkena kelainan pada sistem saraf, yaitu:
 Usia lanjut, karena efek penuaan terhadap sistem saraf, terutama pada
kelainan degeneratif seperti penyakit Alzheimer, parkinson, dan lainnya.
 Riwayat penyakit sistem saraf dalam keluarga.
 Sistem kekebalan yang lemah, termasuk pengidap HIV/AIDS.
 Pola makan buruk yang berisiko menyebabkan kekurangan nutrisi, seperti
vitamin B1 dan B12.
 Konsumsi alkohol.
 Kebiasaan merokok.
 Kelebihan berat badan atau obesitas. (Anda bisa mengecek kalkulator
BMI ini untuk mengetahui apakah berat Anda berlebih dan berisiko).
 Kurang aktivitas fisik, termasuk olahraga.
 Konsumsi obat-obatan tertentu, termasuk obat-obatan terlarang karena efek
buruk narkoba pada otak.

30
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Mitchell, Reece. 2019. Biology: Concepts and Connections. The


Benjamin/Cummings Publisher

Campbell, Reece, Mitchell. 2020. Biologi Jilid 2 (terjemahan). Erlangga. Jakarta.

Kimball, J.W. 2010. Biologi Jilid 3, Edisi Kelima. Terjemahan Soetarmi T. Dan
Nawangsari S. Erlangga. Jakarta.
Vilee. Walker. Barnes. 2012. Zoologi Umum, Edisi Keenam. Terjemahan
Nawangsari Soegiri dan Soegiri. Erlangga. Jakarta.

31

Anda mungkin juga menyukai