• Latihan yg terutama ditujukan untuk keadaan ataxia.
• Ataxia merupakan kondisi yang ditandai dengan berkurangnya koordinasi otot saat melakukan berbagai gerakan seperti berjalan, memegang, mengambil sesuatu, dll. • Ataxia terjadi setelah seseorang mengalami kerusakan otak kecil. Otak kecil berfungsi mengendalikan gerakan otot. FRENKLE’S EXERCISE
• Dr. H. S Frenkle studi khusus tentang
tabes dorsalis dan metode terapi terhadap ataxia yang merupakan gejala utama penyakit ini, dengan cara yang sistematik dan berlanjut. Sejak saat itu dia memberikan terapi pada gerakan incoordinasi dengan metode ini. • Penggunaan terapi frenkel exc terutama pd Ataxia Lokomotorik krn hilangnya fungsi proprioceptif. • Prinsip fisiologis : Mencoba mendapatkan koordinasi bagian2 tubuh dgn menggunakan alat indra lain (Misal : penggunaan penglihatan pd Ataxia lokomotorik) dgn mempelajari fungsi gerak volunteer yg hilang/mengulang2 gerakan tsb & melatih pola fungsinya. Faktor yg hrs di perhatikan
• Latihan ditujukan terutama u/ melatih koordinasi,
tdk ditujukan u/ melatih kekuatan • Selama latihan hrs diberikan instruksi & aba2, suara yg lembut, & selama laihan hrs di hitung. • Kemampuan Px u/ menginterpretasikan otot dlm & sensibilitas persendian hrs diperiksa dgn melakukan latihan dgn mata tertutup • Hindari kelelahan dgn melakukan tdk lbh dari 4 kali. Istirahat dilakukan diantara latihan2. latihan rutin mengambil waktu kira2 30 mnt, sehari 2x Tipe gangguan koordinasi gerakan (menurut penyebabnya) Gangguan koordinasi karena kelemahan otot/ group otot tertentu
Pada kasus ini bisa disebabkan karena adanya lesi pada
LMN sehingga impuls motoris tidak sampai ke otot dengan baik, atau bisa disebabkan oleh karena keadaan otot yang tidak bisa bereaksi terhadap impuls dengan baik. Gangguan koordinasi karena adanya spastisitas otot Lesi pada UMN menyebabkan terjadinya spastisitas otot-otot. Gangguan koordinasi karena hilangnya kinesthetic sensation Siring disebut sensory ataxia, contoh Gangguan koordinasi karena lesi pada cerebellum
Kasus ini sering disebut cerebellar ataxia, dimana
akan terjadi hipotonia otot-otot, otot-otot mudah capek dan otot-otot fixator seluruh tubuh tidak berfungsi dengan baik Tabes dorsalis atau tabetic ataxia. Pada keadaan ini bila tanpa menggunakan mata (untuk memberi informasi), maka pasien mutlak tidak sadar tentang posisi sendinya. Otot-otot hipotonia dan mudah leleha, tetapi pasien tidak sadar akan hal ini karena sensasi rasa lelahnya juga hilang. TUJUAN Untuk menguatkan gerakan involuntary dengan menggunakan mekanisme sensoris yaitu : • Dengan melihat suatu gambar • Mendengar • Menyentuh untuk mengkompensasi hilangnya kinesthatic sensasi, diharapkan pasien dapat melakukan aktifitas-aktifitas yang penting untuk kemandirian sehari-hari. Proses latihan ini menggunakan prinsip : • Konsentrasi/ perhatian • Precision/ Ketepatan • Pengulangan Teknik metode ini Pasien diposisikan sedemikian rupa sehingga selama latihan berlangsung dia dapat melihat anggota geraknya. Sebelum melakukan latihan, pasien perlu dijelaskan dan diberikan contoh (demonstasikan) gerakan secara jelas sampai pasien mengerti benar Agar gerakan bias dilakukan dengan baik (tepat dan gerakan yang halus), maka sewaktu latihan pasien harus memberikan perhatian penuh (konsentrasi). • Kecepatan gerakan diatur oleh Terapis dengan hitungan ritmis, menggunakan aba- aba, gerakan-gerakan tangan ataupun dengan musik • ROM diatur dengan jalan menempatkan tanda-tanda (gambar) pada tempat-tempat tertentu, kearah mana anggota pasien (tangan/kaki) diletakkan. • Latihan harus diulang beberapa kali, sehingga pasien bisa melakukannya dengan baik dan mudah. Setelah itu baru bias dilakukan peningkatan gerakan. • Apabila latihan-latihan tersebut melelahkan, maka berikan waktu sesering mungkin untuk beristirahat.Pasien biasanya tidak bias merasakan kelelahan dan untuk mengetahuinya bias dilihat dari kualitas gerak yang dilakukan atau dari denyut nadinya (meningkat). Peningkatan Latihan Peningkatan latihan dibuat :merubah kecepatan gerak, ROM dan kompleksitas latihan. Gerakan dengan kecepatan relatif tinggi memerlukan kontrol gerak yang lebih mudah dibandingkan dengan gerakan yang kecepatannya relatif rendah. Pada awal latihan, latihan dilakukan dengan ROM yang besar dan dengan gerakan- gerakan primitif (menggunakan sendi- sendi yang besar) dan ini terus ditingkatnya ke sendi-sendi yang kecil dengan ROM yang kecil dan arah geraknya diubah. Akhirnya gerakan-gerakan yang simple ditingkatkan menjadi serangkaian gerakan yang memerlukan penggunaan dan kontrol banyak persendian dan menggunakan lebih dari satu anggota gerak, misalnya berjalan. Latihan-latihan ini diawali dengan posisi berbaring, selanjutnya ditingkatkan pada posisi duduk dan berdiri (tergantung derajat gangguan). ATAXIA REHABILITATION LATIHAN POSISI LYING LATIHAN POSISI SITTING LATIHAN POSISI STANDING THANKS