Anda di halaman 1dari 21

HIDROTERAPI

Introduksi
Istilah hidroterapi berasal dari kata Yunani. Hydor = air dan therapia = pengobatan. Tidak ada bukti
yang pasti kapan air digunakan untuk tujuan pengobatan, tetapi Hipocrates (seorang dokter Yunani,
Bapak ilmu kedokteran, sekitar pada tahun 460 – 375 SM ) menggunakan air panas dan dingin untuk
mengobati beberapa penyakit. Secara luas bangsa Romawi menggunakan air untuk tujuan rekreasi
dan pengobatan. Mereka mempunyai empat cara mandi dengan suhu yang bervariasi antara lain :

Firgidarium : adalah mandi dingin yang hanya digunakan untuk tujuan rekreasi.

Tepidarium : terdiri dari mandi suam di dalam ruang dengan udara hangat

Caldarium : adalah mandi panas

Sudatorium : adalah ruang penuh dengan uap udara panas untuk meningkatkan keringat

Tahun 1697, Sir John Flayer, seorang dokter dari Inggris menerbitkan makalah berjudul “ An Equiry
into the Right Use and Abuse of Hot, Cold and Temperate Bath in England”. Duapuluh tahun
kemudian diikuti dengan bukunya “ History of Cold Bathing “, Ia menggunakan mandi suam untuk
menghilangkan spasme otot dan pengobatan penderita yang gelisah.

Tahun 1779, Doctor Wright, seorang ahli bedah, ia menerbitkan makalah (bekerja sama dengan
Doctor Currie) “Medical Report of the Effect of Water, Cold and Warm, as a Remedy for Fever “

Suatu kejadian di sumber air panas Georgia memberikan gagasan terapi kolam untuk penderita
lumpuh. Seorang laki-laki, akibat sakit polio lumpuh kedua tungkainya, terjatuh dari kursi rodanya
ke dalam kolam. Berusaha untuk tidak tenggelam dan ditolong “buoyancy” ia berusaha
menggerakkan tungkainya. Kejadian tersebut mendorongnya untuk mempelajari bagaimana
caranya berenang dan menyatakan latihan dalam air sebagai bagian dari program pengobatannya.

Sifat –sifat Air


Air murni tidak berwarna ( transparan ) , tidak berbau, tidak ada rasa, terdiri atas hydrogen dan
oksigen. Kadang – kadang kita bias melihat warna air yang kebiruan, hal ini terjadi karena air
tersusun dalam lapisan yang sangat tebal. Kehijauan karena karena mengandung Ca-carbonat.
Kekuningan karena atau kecoklatan karena mengandung bahan organic dari tumbuhan yang mati
atau membusuk. Air memiliki karakteristik dan sifat-sifat tertentu antara lain :

1. Sifat Kimia

Air murni terdiri dari dua mol hydrogen dan satu mol Oksigen, tetapi air di sekitar lingkungan kita
hamper tidak pernah murni H2O, apalagi bila air sudah mencapai permukaan tanah, maka akan
semakin banyak kotoran atau partikel yang terlarut didalamnya. Mineral yang terlarut dalam air
alam terutama terdiri dari kattion Calsium, Magnesium, Natrium dan Kalium. Sedangkan Anion
berupa Bikarbonat, Sulfat, Chlorida dan Nitrat bersama dengan Silikat. Sebagian kecil mengandung
besi, mangaan, carbonat hidroksida. Konsentrasi ion Hidrogen, florida dan gas yang terlarutseperti
karbon dioksida atau hydrogen sulfida. Jika air alam mengandung sejumlah besar Ca⁺ dan Mg⁺ maka
disebut air keras. Untuk tujuan industri semua unsure keras harus dihilangkan.

Air murni adalah penghantar listrik yang lemah, tetapi adanya ion-ion yang terlarut didalamnya
meningkatkan fungsi penghantar ( konduktif ). Sifat Konduktif air berhubungan erat dengan jumlah
bahan yang terlarut dalam bentuk ion.

Keasaman dan kebasaan air berhubungan dengan konsentrasi efektif ion hydrogen yang mungkin
berpartisipasi dalam reaksi kimia. PH air 7,0 adalah konsentrasi H⁺ 10 mol/liter.

2. Sifat Fisik

Air dapat digunakan dalam bentuk uap, cairan, padat atau pun dalam bentuk kombinasi dari ke tiga
nya. Ia memiliki sifat-sifat yang diperlukan untuk pengobatan, antara lain memiliki : Massa, Berat
Jenis, Daya Apung ( Buoyancy ), Tekanan Hidrostatik, Tegangan Permukaan, Refraksi, Viskositas,
Panas Jenis dan Kohesi / Adhesi.

2.a. Massa

Adalah sejumlah material, tidak dapat berubah dan di ukur dengan gram.

2.b. Berat Jenis

Adalah komponen suatu benda yang berhubungan dengan massa dan isi

Contoh : satu ton kayu akan mengapung, sedangkan satu ons besi akan tenggelam, hal ini
disebabkan berat jenis kayu lebih kecil dari pada berat jenis besi.

Berat jenis = Massa = gram


Isi cm 3

0 4 100

Gb.1. Perubahan B.j air dihubungkan dengan variasi suhu (------- memperlihatkan ekpansi air )

Pada suhu 4°C, B.j. air adalah terbesar. Air akan mengembang pada suhu lebih tinggi
dan lebih rendah (Gb.1). Karena itu B.j Es akan lebih kecil dari pada air dan Es akan
melayang di dalam air. Oleh karena itu B.j air laut ( 1024 kg/m3 ) akan lebih besar dari
pada B.j air segar ( 1000kg/m3)

2.c. Daya Apung ( Buoyancy )


Hukum Archimedes menerangkan bahwa bila tubuh dalam keadaan istirahat seluruhnya
atau sebagian terendam dalam air akan mendapat dorongan ke atas yang besarnya
sama dengan berat air yang dipindahkan. Jika seseorang berdiri tegak sampai dagunya
terendan air, berat badannya akan mengurang karena daya apung air. Prinsip ini yang
mendasari program latihan untuk penderita dengan kelemahan tungkai, di mana
tungkainya tidak dapat menyangga berat badan secara penuh. Di sisi lain daya apung
dapat juga digunakan untuk tujuan latihan penguatan, dengan cara menempatkan
anggota tubuh pada arah melawan daya apung.

Tubuh manusia yang terdiri dari udara di dalam paru-parunya mempunyai B.j. 0,95 dan
ia akan terapung. Bila tubuh terapung, ratio bagian tubuh yang terendam dan tidak
terendam adalah 0,95 : 0,05. Jika bagian yang tidak terendam melebihi 0,05 maka
jumlah air yang dipindahkan oleh bagian tubuh yang tertinggal di dalam air tidak
mencukupi untuk menyangga berat badan dan tungkai akan tenggelam. ( Gb.2 dan
Gb.3 )

Gb. 2. Tubuh mengapung pada saat istirahat

Gb. 4. Menggunakan pelampung di pinggul

Gb.3. Air yang dipindahkan melebihi ratio 0,05

Kapal selam dapat tenggelam dan terapung karena B.j. dapat dirubah dengan
menaikkan dan atau menurunkan proporsi udara – air di dalam tangki balas, dengan
memompa dan memasukkan ke luar air dalam tangki balas. Sama halnya dengan tubuh
manusia , B.j dapat dirubah dengan memasukkan atau mengeluarkan udara dalam
paru-paru. Karena itu seseorang yang paru-parunya penuh udara pada waktu inspirasi
akan mengapung dan ia akan tenggelam bila ia mengeluarkan udara pada waktu
ekspirasi.
Daya apung atau tekanan ke atas, bekerja dengan arah berlawanan terhadap gaya
gravitasi (gaya tarik bumi). Oleh karena itu tubuh yang berada dalam air merupakan
subjek dengan dua gaya yang berlawanan, yaitu gravitasi (gaya tarik bumi) yang bekerja
menuju pusat bumi, dan daya apung yang bekerja berlawanan dengan arah gravitasi.
Jika berat tubuh yang melayang sama dengan berat air yang dipindahkan, dan pusat
daya apung serta pusat gaya berat dalam satu garis vertical, maka tubuh dalam keadaan
seimbang (Gb.5). Jika pusat-pusat tersebut tidak dalam satu garis vertical, kedua
tekanan yang bekerja pada tubuh akan menyebabkan tubuh memutar sampai mencapai
posisi seimbang. (Gb.6 )

Gaya berat Gaya berat

Pusat gaya Pusat gaya

Pusat daya apung

Daya apung

Daya apung

Kekuatan daya Gerak

Kekuatan daya gerak pada satu titik adalah efek perubahan kekuatan pada titik itu.
Karena daya apung juga merupakan suatu kekuatan, maka ke duanya akan saling
mempengaruhi.

Kekuatan Daya Apung

Gambar dibawah ini memperlihatkan prinsip kerja kekuatan daya apung dan pusat daya
apung pada pengungkit yang terendam dalam air pada tiga susut yang berlainan.

Permukan air F X

B3 CB -------d3--------------

Gb.7. Efek perubahan Buoyancy

CB ----d2--------- F = Kekuatan daya apung / D= jarak dari vertikal

B2 CB---d1---- A= Pengungkit terendam dalam air

B1 CB= Pusat buoyancy

Kekuatan daya apung pada AB1. = Fx d1 / AB2 = Fx d2


Karena d2 lebih besar dari pada d1, maka kekuatan daya gerak lebih besar pada AB2
dari pada AB1 . Pada posisi vertical d = 0, tidak ada efek perubahan, tetapi begitu
pengungkit menuju permukaan, efek menjadi makin besar dan maksimal pada B3,
dimana d3 adalah terpanjang .

Pada tubuh anusia pengungkit dibentuk oleh anggota gerak (lengan). A adalah sendi
dimana terjadi gerakan (Gb.8). Bila X adalah sendi bahu dan AB adalah lengan,
kekuatan daya gerak, yakni efek perubahan buoyancy akan meningkat seiring
menigkatnya derajad abduksi ( gerakan menjauhi tubuh ). Karena itu efek buoyancy
meningkat ketika lengan mendekati air.

F X

Permukaan air

B3 CB-------d3------------ A

CB ------d2------

B2 CB -d1---

B1

Gb. 8. Efek buoyancy meningkat pada gerakan abduksi

Jika pengungkit dipendekkan dengan fleksi sendi siku, pusat buoyancy bergerak mendekati X, jarak
yang menjadi pendek memberikan akibat kekuatan buoyancy ( daya apung menjadi berkurang ).

Daya apung dapat digunakan untuk membantu gerakan bila lengan digerakkan menuju permukaan
air, dan melawan gerakan bila lengan digerakkan dari permukaan air ke arah posisi vertical. Bantuan
atau perlawanan daya apung masih dapat meningkat lebih lanjut dengan menggunakan pelampung
yang merubah posisi pusat daya apung dan kemudian jarak antara pusat dan titik dimana kekuatan
daya apung menekan efek perubahannya.

2.d. Tekanan Hidrostatik

Molekul cairan menekan pada setiap bagian permukaan tubuh yang terendam. Hukum Pascal
menyatakan bahwa tekanan cairan menekan sama pada seluruh area permukaan tubuh yang
terendam dalam air, pada saat istirahat pada kedalaman tertentu. (Gb.9). Tekanan meningkat (a)
dengan B.j cairan dan (b) dengan kedalamannya.

Misalkan tekanan alcohol lebih rendah dari pada tekanan air dan tekanan air laut lebih besar
daripada tekanan air pada kedalaman tertentu.
Permukaan air

Gravitasi

Tekanan samping

Buoyancy

Gb. 9 (a). Tekanan pada Tubuh yang melayang

Gb. 9 (b). Tekanan pada seluruh permukan thorax


. (rongga dada) melawan ekspansi

Tekanan air dirasakan bila seseorang masuk ke dalam kolam, sangat terasa di dada dimana air
melawan ekspansi. Karena itu tidak dianjurkan masuk kolam pada penderita dengan vital kapasitas
kurang dari 1500 ml. Tekanan air mungkin mencapai 488,24 kg/m2. Karena tekanan sama pada
semua arah, kita tidak akan merasakan perbedaan tekanan pada tubuh dan akan memberikan
perlawanan yang sama pada kedalaman tertentu, karena tekanan meningkat seiring dengan
penambahan kedalaman. Tekanan samping dan efek daya apung akan memberikan perasaan
kehilangan berat.

2.e. Kohesi dan Adhesi

Kohesi adalah kekuatan tarik-menarik antara molekul air (antara molekul yang sama ). Sedangkan
Adhesi adalah kekuatan tarik-menarik antara molekul yang berlainan (antara molekul air dengan
molekul ember/tempat). Kekuatan kohesi antara sesama molekul air dan kekuatan adhesi antara
molekul air dan molekul udara di atasnya. Dengan demikian molekul di atas permukaan tertarik ke
bawah dan permukaan air di dalam tempat berbentuk konkaf. Kekuatan adhesi antara molekul
tempat dan molekul air lebih besar dari pada kekuatan kohesi air, hal ini mengakibatkan dinding
tempat tetap basah sesudah air dikeluarkan.

2.f. Tegangan Permukaan

Adalah kekuatan yang menekan antara molekul permukaan cairan yang disebabkan oleh kohesi
antara molekul dan manifest sebagai kulit elastic pada permukaan cairan. Merupakan daerah
permukaan yang mengerut sampai batas minimum. Tegangan permukaan air dapat diperlihatkan
dengan mengapungkan jarum di atas permukaan air.
Tegangan permukaan bekerja melawan gerakan ketika lengan harus memecah tegangan permukaan
untuk masuk kedalam air. Latihan dapat dibuat lebih sulit dengan menggunakan tegangan
permukaan.

2.g. Pembiasan

Adalah biasan ( refraksi ) sinar ketika melalui B.j. medium tinggi ke medium dengan B.j. rendah atau
sebaliknya. Ketika sinar berjalan dari medium jarang ke medium padat (seperti dari udara ke air), ia
akan membelok ke arah normal, begitu sebaliknya.

Normal adalah garis tegak lurus pada permukaan air. (Gb.10)

N N

Cahaya Udara

Bias cahaya Air Cahaya

Gb. 10 (a) cahaya mendekati normal Gb. 10 (b) cahaya menjauhi normal

2.h. Kekentalan ( Viskositas )

Adalah gesekan ( friksi ) yang terjadi antara molekul cairan dan menimbulkan perlawanan terhadap
aliran cairan. Kekentalan atau ke-enceran cairan hanya dapat dilihat bila cairan bergerak. Cairan
dengan kekentalan tinggi (minyak) akan mengalir lambat, sedangkan cairan dengan kekentalan
rendah ( air ) akan mengalir lebih cepat.

Kekentalan bekerja melawan gerakan karena molekul cairan cenderung untuk adhesi ke permukaan
tubuh yang sedang bergerak. Jika objek bergerak dalam cairan yang mempunyai kekentalan tinggi
akan terjadi turbulen pada kecepatan tertentu dan kerena itu perlawanan terhadap gerakan akan
lebih besar. Jika suhu cairan meningkat , maka kekentalan akan berkurang karena jarak antara
molekul menjadi berjauhan.

Kekentalan dan kohesi berhubungan satu sama yang lain, makin besar kohesi, makin tinggi
kekentalannya. Besar perlawanan tergantung dari kecepatan gerak dan bentuk objek yang bergerak.
Jika seseorang mendorong tungkainya ke dalam air maka perlawanan akan terasa meningkat dengan
makin cepatnya gerakan. Perlawanan berguna untuk meningkatkan kekuatan otot dan luas gerak
sendi.

2.i. Gerakan Dalam Air

Tingkah laku cairan diatur oleh jenis dan kecepatan aliran. Telah dibuktikan bahwa aliran cairan
dapat merupakan garis lurus atau berbelok ( turbulen ). Dengan menyuntikkan zat warna dengan
kecepatan konstan (tetap) ke dalam aliran cairan, terlihat bahwa jika aliran lambat, zat warna
berjalan sebagai lurus. Tetapi bila aliran cepat, zat warna berputar-putar (turbulen) dan akhirnya
bercampur sempurna. Aliran turbulen terjadi bila kecepatan aliran meningkat sampai batas-batas
tertentu.

Ggerakan lambatGer

Gb. 11. Aliran lurus Gb. 12. Aliran Turbulen

Perlawanan gesekan oleh karena aliran turbulen lebih besar dari pada aliran lurus. Pada aliran lurus
perlawanan berbanding lurus dengan kecepatan, sedangkan pada aliran turbulen perlawanan
berbanding langsung dengan kecepatan pangkat dua. Perlawanan pada aliran lurus hanya
disebabkan oleh gesekan antara antara lapisan molekul, sedangkan perlawanan pada aliran turbulen
disebabkan oleh gesekan antara molekul-molekul cairan sendiri dan antara molekul cairan dengan
molekul permukaan tempat.

Jika objek bergerak dalam air, terjadi perbedaan tekanan antara bagian depan dan bagian belakang
objek. Didepan timbul tekanan dan di bagian belakang tekanan mengurang, mengakibatkan aliran
ke daerah dengan tekanan rendah tersebut. Aliran tersebut dikenal sebagai “jalur ombak” ( the
wake ). Diantara pusaran arus terbentuk jalur ombak, sebagian berasal dari air sekitar tepi dan
sebagian lagi berasal dari air di belakang objek. Dengan demikian aliran jalur ombak menghalangi
lajunya objek, cenderung untuk menyeret kembali objek. Makin cepat gerakan, makin cepat
penyeretan . Dengan demikian makin besar perlawanan untuk bergerak. Jika gerakan tiba-tiba
berbalik, ia di tentang oleh kelembaban air, maka terjadilah turbulen.

Aplikasi praktis Turbulen

a. Turbulen dapat digunakan sebagai bentuk perlawanan terhadap latihan di kolam.


Makin cepat gerakan makin besar turbulen, karena itu latihan dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan kecepatan.
b. Pelampung dan alat untuk latihan dapat dirupakan dalam bentuk langsing maupun tak
langsing, sehingga terjadi perlawanan terhadap gerakan. Permukaan sempit bergerak
melawan air dengan perlawanan kecil, tetapi bila permukaan melintang maka perlawanan
akan sangat besar.
c. Berenang lebih mudah dari pada berjalan dalam air, oleh karena posisi tubuh lebih langsing
dalam melawan / menerobos air.
2.j. Panas

Panas dapat diukur dalam unit energy. Satu kalori adalah sejumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu satu gram air dari 15° C ke 16 °C .
satu kalori = 4,2 joule

Air merupakan penyimpan panas yang ideal, karena mempunyai panas jenis tinggi dan penghantar
panas yang baik. Pada saat yang sama ia dapat menahan perubahan suhu yang tiba-tiba. Mungkin
alasan inilah mengapa tubuh manusia terdiri dari 70% air.

Homeostasis suhu manusia harus dipertahankan seimbang untuk meningkatkan kerja senua alat-
alat tubuh manusia. Tubuh kehilangan 0,6 kalori setiap gram penguapan keringat.

Kecepatan pendinginan tubuh pada waktu tertentu berbanding lurus dengan perdebaan suhu tubuh
dan suhu sekitarnya. Makin besar perbedaan makin besar kecepatan pendinginan. Untuk mencegah
terlalu cepat pendinginan pada waktu meninggalkan kolam, penderita dibungkus kain panas atau
selimut dan temperature ruang istirahat dipertahankan 20°C - 21°C / (68° F - 70°C )

Penguapan keringat menimbulkan perasaan dingin pada tubuh. Jika udara sekitar tubuh sudah
jenuh dengan uap air, penguapan tidak terjadi dan tubuh tidak kehilangan panas. Jika temperature
atmosfer tinggi, tubuh tidak dapat melepaskan panas oleh karena konduksi, konveksi maupun
radiasi. Oleh karena itu, jika kelembaban tinggi maka temperature akan meninggi sehingga tubuh
sulit untuk mengeluarkan panas, sehingga yang didapat adalah sensasi perasaan tidak enak.
Temperatur ruang untuk hidroterapi harus dipertahankan antara 20 - 21°C dan kelembaban ideal
adalah 55%. Oleh karena itu pengaturan temperature yang baik dan ventilasi penting untuk
kenyamanan penderita dan petugas.
EFEK FISIOLOGIS & TERAPEUTIK LATIHAN KOLAM AIR HANGAT
Temperatur rata-rata air kolam adalah 35,5 – 36,5°C dan lama merendam untuk kebanyakan
penderita adalah 20 menit, sungguhpun beberapa penderita hanya 5 menit atau boleh juga selama
45 menit.

I. EFEK FISIOLOGIS :

Selama Merendam

Selama merendam, efek fisiologis sama dengan panas yang diberikan dalam bentuk lain, tetapi tidak
local. Kenaikan suhu tubuh sering terjadi karena pengaruh beberapa factor. Suhu air lebih tinggi
daripada suhu kulit yang biasanya normal 33,5°C ( 92 - 93°F ). Karena itu tubuh mendapat panas
melalui permukaan daerah yang terendam air, tetapi melepaskan panas dari darah melalui
pembuluh darah kulit dan kelenjar keringat yang tidak terendam air, seperti muka dan leher. Tubuh
mendapat panas tidak hanya dari air, tetapi juga dari semua kontraksi otot yang membentuk panas
akibat latihan. Oleh karena itu kenaikan temperature tubuh tidak dapat dielakkan. Kenaikan suhu
bervariasi dari penderita satu dengan penderita yang lain..antara 37,5°C atau lebih.

Ketika kulit menjadi panas, pembuluh darah superficial dilatasi dan suplay darah perifer meningkat.
Darah yang mengalir melalui pembuluh darah tersebut dipanasi oleh karena konveksi, temperature
dibawahnya, seperti otot meningkat. Akibatnya terjadi redistribusi darah dan pembuluh darah
splanchnic (bagian dalam) konstriksi untuk memenuhi kebutuhan isi pembuluh darah perifer yang
meningkat. Detak jantung meningkat seiring dengan meningkatnya temperature dan sebagai akibat
latihan, kenaikan berbanding lurus dengan temperature air dan dengan kerasnya latihan.

Ketika penderita masuk kolam, untuk sementara pembuluh darah konstriksi, menyebabkan tahanan
perifer meningkat dan untuk sementara tekanan darah meningkat selama merendam, arteriol
dilatasi, karena itu tahanan perifer dan tekanan darah akan turun.

Temperatur yang meningkat akan diikuti oleh metabolism yang meningkat, sehingga kebutuhan
oksigen juga akan meningkat. Kebutuhan oksigen yang meningkat diikuti oleh peningkatan produksi
karbon dioksida sehingga aktifitas pernafasan juga akan meningkat.

Sesudah Merendam

Ketika penderita meninggalkan kolam terjadi mekanisme pelepasan panas dan suhu kembali
menjadi normal. Sebagai akibat aktifitas kelenjar peluh, terjadi pelepasan cairan dari tubuh. Segera
setelah selesai pengobatan penderita dibungkus kain hangat dan diselimuti untuk membatasi
pelepasan panas dari permukaan kapiler. Tetapi mendorong terjadinya keringat. Sesudah masa
istirahat penderita melepaskan panas dari kelenjar keringat dan dari permukaan pembuluh darah,
sementara penderita istirahat kegiatan jantung paru-paru dan metabolism dan distribusi darah
kembali normal. Selama terjadi arteriol perifer (tepi) tetap dilatasi dan tahanan perifer rendah,
tekanan darah juga rendah. Akan kembali normal bila pembuluh darah, konstriksi ketika kembali
pada aktifitas normalnya.
Latihan

Efek Yang Tidak Diharapkan :

Perubahan fisiologis yang terjadi karena latihan dalam air mungkin dapat mengakibatkan efek yang
tidak diinginkan. Karena itu fisioterapis harus sadar akan hal tersebut dan harus waspada. Ketika
penderita masuk kolam akan terjadi kenaikan tekanan darah untuk sesaat, karena itu penderita
harus masuk kolam pelan-pelan untuk mengurangi efek tersebut.

Fisioterapis harus selalu dekat dengan penderita. Sementara penderita dalam kolam, tekanan darah
turun dan masih tetap rendah sesudah ia istirahat. Jika penderita dengan cepat kembali ke posisi
tegak, mungkin ia merasa pusing atau pingsan. Karena itu ia harus pelan-pelan merubah posisi tidur
ke posisi tegak, baik di dalam kolam maupun di ruang istirahat dan fisioterapis harus selalu dekat
penderita ketika ia berdiri.

Kedinginan mungkin terjadi jika penderita kehilangan panas terlalu cepat, karena berada dalam
atmosfer yang dingin. Sebelum pembuluh darah kulit sempat kontriksi dapat dicegah dengan
menyiram penderita dengan air hangat ketika keluar dari kolam, dimulai dengan air suhu pada
kolam, kemudian mengurangi sampai suhu kulit, dan lalu dibungkus dengan kain panas dan
diselimuti. Sesudah penderita berpakaian dianjurkan untuk tinggal selama 20 menit diruang
tersebut. Sebelum meninggalkan gedung, kalau memungkinkan diberi minum selama waktu itu
untuk mengembalikan cairan yang hilang karena keringat berlebihan.

Adalah bijaksana untuk menunda sampai satu jam sesudah makan ( karena redistribusi darah akibat
kontriksi pembuluh darah splascnik ) untuk masuk ke kolam. Penderita maupun fisioterapis akan
merasa lelah ketika keluar dari kolam, sungguhpun penyebabnya belum jelas, naiknya temperature
memungkinkan otak anemia oleh karena tekanan darah menurun dan terjadi akumulasi
(penumpukan) metabolit yang mungkin merupakan factor penunjang. Waktu maksimum yang
diperlukan oleh penderita di kolam harus dilakukan hati-hati dan bertahap. Sama halnya dengan
fisioterapis tidak boleh tinggal terlalu lama di kolam, idealnya tidak lebih dari satu jam setiap kali
latihan.

II. EFEK TERAPEUTIK

Terapi kolam merupakan cara yang berguna untuk pengobatan beberapa macam keadaan dan
menjadi sangat terkenal pada masa kini. Sungguhpun ada kerugiannya, terapi kolam mempunyai
banyak keuntungan dibandingkan dengan bentuk latihan lainnya.

Kegunaan :

Pertama, air hangat untuk merendam penderita menolong mengurangi rasa sakit dan merangsang
relaksasi. Karena rasa sakit mengurangi / hilang penderita dapat bergerak lebih enak dan luas gerak
sendi meningkat. Karena hangatnya air juga menyebabkan dilatasi pembuluh darah permukaan dan
meningkatkan kebutuhan darah ke kulit, keadaan tropic (nutrisi) kulit meningkat, terutama pada
penderita dengan gangguan peredaran darah tepi, karena darah hangat mencapai otot-otot dan
suhunya meningkat, mereka berkontraksi lebih mudah dan lebih kuat. Sama halnya dengan efek
panas lainnya, seperti sinar infra merah, tetapi terapi kolam lebih menguntungkan karena panas
dipertahankan selama latihan, dan otot-otot tidak menjadi cepat lelah.

Kedua, Daya apung membantu tubuh sebagai sebagai lawannya adalah efek grafitasi, hal tersebut
membantu menolong relaksasi dan menghilangkan rasa sakit, perasaan kehilangan berat
memungkinkan penderita bergerak lebih bebas dan dengan usaha ringan dari pada jika ia melakukan
gerakan yang sama di tanah. Efek panas dan buoyancy meningkatkan luas gerak sendi. Penderita
yang berat dan sulit untuk bergerak di tanah, di koalm akan lebih mudah bergerak dan dengan
sedikit rasa tidak enak. Tekanan yang sama pada seluruh permukaan tubuh yang terendam akan
membantunya dalam posisi tegak. Bantuan tersebut dan “ hilangnya berat” akan memberikan
kepercayaan pada penderita yang mengalami kesukaran berjalan dan dapat berjalan di koalm
sebelum ia dapat berjalan di tanah.

Ketiga, Daya apung memberikan kemajuan latihan secara bertingkat, pertama membantu gerakan,
kemudian menunjang dan akhirnya sebagai tahanan / perlawanan. Setiap variasi latihan dapat
dimodifikasi dengan menggunakan pelampung, dengan merubah kecepatan gerak dan dengan
membentuk turbulen, sebagai akibat kemajuan bertingkat, latihan yang cocok dapat ditemukan
untuk setiap kekuatan otot, terutama otot yang sangat lemah, dan dapat dibuat lebih sukar ketika
kekuatan otot meningkat.

Berenang adalah aktivitas rekreasi yang sangat berguna. Macam-macam gaya berenang
menggunakan macam-macam otot dan beberapa penderita yang mengalami kesukaran bergerak di
luar kolam, akan mudah bergerak di dalam kolam. Di luar dari efek terapeutik mempunyai nilai
psikologik.

Kerugian :

Beberapa penderita takut akan air. Waktu terbatas untuk penderita dan fisioterapis untuk dapat
lama dalam kolam, kadang-kadang ketat untuk melakukan fiksasi dan juga mengisolasi gerakan,
pengawasan yang ketat untuk clorinasi perlu dilakukan dan juga kemungkinan infeksi meluas,
instalasi dan biaya pemeliharaan kolam sangat mahal.

Sekalipun demikian, keuntungan terapi koalm jauh lebih besar dari pada kerugiannya, pada
beberapa penderita mendapat kemajuan secara fisik dan menyenangi latihan dalam kolam, sehingga
enggan untuk berhenti, sungguhpun program latihan telah selesai.
EFEK PANAS DINGIN TERHADAP FAAL TUBUH MANUSIA
Sama halnya seperti tindakan pengobatan, maka perubahan yang timbul karena pengaruh panas
atau dingin terhadap tubuh manusia, tergantung dari dosis dan intensitas, macam energy panas, luas
dan lamanya aplikasi serta kepekaan tubuh terhadap temperature tersebut. Perubahan yang terjadi
di dalam jaringan bervariasi, tergantung kemampuan tubuh untuk mengalirkan panas atau dingin
dari daerah di mana panas ditempatkan.

Tubuh manusia mempunyai mekanisme proteksi yang rumit dan dilakukan dengan cermat untuk
memelihara keseimbangan panas terhadap penambahan panas dari aktifitas metabolism dan dari
sekitarnya. Setiap system organ manusia memerlukan temperature tertentu untuk dapat melakukan
fungsinya secara optimal. Misalkan temperature oral ( mulut ) sekitar 35,8 – 37,5 °C. Temperatur
rectal ( dubur ) 37,7 - 38°C. Otot paha 35,6 – 36,1°C. Otot betis 34,4 - 35°C dsb. Sedangkan pada
ekstremitas ( anggota gerak ) beberapa derajad lebih rendah dengan penurunan yang progresif
menuju distal.

Karena tubuh sebagian besar terdiri dari air, yang mempunyai panas jenis khusus, relative dapat
menyimpan sejumlah besar panas. Lemak di bawah kulit yang merupakan konduksi panas rendah,
membantu kemampuan tubuh untuk menyimpan panas dengan tepat. Perkiraan rata-rata
temperature tubuh bervariasi karena naik turunnya temperature pusat tubuh dan permukaan kulit
serta antara organ-organ dalam sangat bervariasi. Temperatur organ dalam bervariasi oleh karena
tergantung oleh proses metabolism yang terjadi dan temperature darah yang memberinya makan.
Secara umum, variasi suhu dapat terlihat jelas pada wanita selama masa ovulasi.

Daerah terpenting dalam susunan saraf pusat adalah tingkat hypothalamus dan di bawahnya.
Hipothalamus anterior merupakan pusat pelepasan panas, sedangkan hypothalamus posterior
adalah pusat pemeliharaan panas. Dikatakan bahwa fungsi pusat pemeliharaan panas di
hypothalamus posterior adalah sebagai pemancar ( relay ) aktivitas sinap dari termoreseptor dalam
kulit. Pusat pelepasan panas di hypothalamus anterior bekerja sebagai organ reseptor terminal
untuk panas, bukan hanya mengatur respon langsung panas dengan vasodilatasi dan berkeringat
(regulasi panas fisik ), tetapi juga melalui jalur efferent, mempengaruhi pusat pemeliharaan panas.
Dengan demikian secara tidak langsung dapat mengatur rangsangan balik, produksi panas metabolic
sebagai respon terhadap stimulasi dingin dari kulit ( regulasi panas chemis ).

Medula Oblongata bertanggung jawab terhadap tonus otot vasokonstriksi, kerjanya dipengaruhi
oleh rangsangan dari presoreseptor dan khemoreseptor. Dapat juga dimodifikasi oleh rangsangan
afferent yang dating dari korteks cerebral atau hypothalamus. Juga dikatakan bahwa pengaruh
hambatan ( inhibisi ) tonus vasokonstriksi ditemukan pada cerebral dan tingkat bulbopontin.

Pusat pengaturan panas tidak hanya ditemukan tersendiri pada system saraf pusat, tetapi juga
terdapat pada medulla spinalis dan komponen saraf local yang lain pada titik rangsangan. Ternyata
bahwa ancaman pada keseimbangan panas tubuh menentukan, pada batas-batas tertentu pusat
pengatur saraf yang mempengaruhi terjadinya perubahan. Jika panas atau dingin disentuhkan pada
area yang kecil dan suhu lebih panas dari area tersebut, hanya komponen saraf local yang
terangsang. Komponen saraf local tersebut mengambil bentuk respons vasomotor lokal tanpa ikut
serta sinaptik. Reaksi tersebut kadang-kadang di sebut reflek axon. Refleks vascular medulla spinalis
berjalan melalui reflex arkus segmental mengakibatkan perubahan yang sama pada daerah
sekitarnya. Dengan ancaman panas lebih besar eksitasi hypothalamus mengakibatkan reaksi
konsensual lebih besar dan lebih jauh, bahkan bisa sampai pada sisi yang lain.

Serat saraf vasokonstriktor sudah dapat diisolir. Dalam keadaan saraf vasokonstriktor tidak ada,
dapat dipastikan bahwa susunan saraf pusat mempengaruhi aliran darah kulit (meningkat) oleh
modifikasi tonus simpatetik vasokonstriktor.

Persepsi panas dan dingin tergantung pada beberapa faktor antara lain : Densitas stimulasi
reseptor panas, Derajad produksi panas, Luas daerah yang dipanasi dan kecepatan perubahan
panas. Dikatakan bahwa pada kulit terdapat lebih banyak reseptor dingin dari pada reseptor panas.
Misalkan pada daerah muka Rationya 11,3 : 3,3 per luas cm. Ambang reseptor panas dilaporkan
sekitar 001°C per second. Suhu kulit mengatur regulasi panas, sedangkan perubahan panas kulit
mengatur sensasi panas.

I. EFEK PANAS SISTEMIK TERHADAP FAAL TUBUH.

Metabolisme yang meningkat menyebabkan asidosis dan vasodilatasi kulit, kemudian tubuh akan
merasakan sebagai panas. Dilaporkan terjadi kenaikan 25 – 35 % metabolism istirahat sesudah
terjadi pemanasan akut. Aliran darah, volume darah dan cardiac out put meningkat. Hal ini
memungkinkan pengeluaran panas oleh konduksi, konveksi dan radiasi seperti penguapan keringat.
Peningkatan volume aliran darah menekankan pentingnya darah sebagai kendaraan ( pembawa )
untuk mengangkut panas dari struktur dalam kulit dan paru-paru.

Darah mengandung banyak air, oleh karena itu mempunyai panas jenis tinggi, ditekankan bahwa
pengeluaran panas melalui mekanisme tersebut di atas akan terjadi hanya jika tidak ada hambatan
sekitar terhadap aktivitas tersebut. Batas absolute kondisi lingkungan di mana panas tidak dapat
lagi diterima adalah jika teperatur dan kelembaban lebih tinggi dari temperature permukaan kulit.
Efek panas sitemik terhadap organ tubuh antara lain :

Jantung

Pelepasan panas akan menimbulkan kenaikan 3,31/menit cardiac output, terutama karena
kecepatan kenaikan pompa (heart rate). Dilaporkan bahwa terjadi kenaikan rata-rata rangkap
empat (fourfold) cardiac output pada subjek normal sesudah dua jam berhubungan dengan
lingkungan panas dan lembab. Kecepatan jantung meningkat 25 pukulan / menit dan stroke volume
(isi sekuncup) meningkat rangkap tiga. Oleh karena kenaikan fungsi jantung, penderita dengan
kegagalan jantung mungkin akan menjumpai kesukaran untuk mentoleransi lingkungan panas dan
lembab.

Vasodilatasi kulit dan berkeringat menyebabkan perubahan volume darah regional shift (geseran
regional) cairan tubuh. Terjadi hemodilution (pengenceran darah) plasma karena influx cairan
extravascular. Kenaikan pembentukan protein plasma memungkinkan terjadinya kenaikan volume
darah, terutama sebagai akibat kenaikan plasma. Dengan menggunakan panas secara umum, terjadi
kenaikan tekanan osmotic dari sel-sel tubuh yang akan dirasakan sebagai haus. Kenaikan tekanan
osmotic tersebut disebabkan oleh hemokonsentrasi sesudah berkeringat lama. Tekanan darah
mungkin menurun oleh pemanasan ringan, tetapi dengan pemanasan hebat dapat meningkatkan 10
– 20 mm Hg tekanan sistolik dan sedikit naik tekanan diastolic.

Kelenjar Keringat

Suatu kenyataan bahwa kelenjar keringat tidak bekerja secara pasif. Hipothalamus bekerja
mengontrol semua kelenjar keringat, temperature kulit dan serat-serat simpatetik dalam medulla
spinalis juga penting untuk pengontrolannya. Diduga bahwa reflek keringat dimulai dari
rangsangan termo-sensori yang berasal dari reseptor aferen kulit dan keadaannya dengan mereka
yang menerima rangsangan sensasi panas. Dengan meningkatnya temperature, meningkat pula
daerah yang berkeringat. Sebagai termoregulasi, kelenjar keringat berfungsi sebagai ekskresi dan
sekresi.

Ginjal dan Lambung

Aktifitas motor Gastrointestinal dihambat oleh panas pada daerah abdomen, padahal stimulasi
motilitas lambung terjadi oleh masuknya air panas melalui mulut. Penggunaan panas eksternal
menurunkan aliran darah intestinal, aktifitas intestinal dan sekresi lambung.

Pada vasodilatasi kulit dan berkeringat untuk pelepasan panas, menyebabkan pengurangan air seni.
Perubahan lingkungan hangat ke dingin, menyebabkan peningkatan rangkap lima pengeluaran air
seni. Perubahan lingkungan dingin ke hangat, pengeluran air seni mengurang + 50% .

Otot ( Muscle )

Panas akan menurunkan kegiatan gamma spindle dan hal ini menyebabkan penurunan hipertonus
otot spasme dan spastisitas, terbukti penghangatan secara cepat pada spindle menimbulkan
hambatan sementara aktivitas spindle. Pemanasan lama merupakan efek sedative dan
menghilangkan spasme otot.

II. EFEK PANAS LOKAL PADA FAAL TUBUH

Energi panas yang diberikan pada daerah tertentu menimbulkan perubahan, tidak hanya pada
tempat pemanasan, tetapi juga pada jaringan sekitarnya dan pada daerah yang jauh. Perubahan
resultante menjadi penghalang ancaman keseimbangan panas dan membantu struktur local untuk
mencegah kerusakan jaringan.

Toleransi panas jaringan kulit adalah lebih tinggi daripada organ vital, sungguhpun ada perbedaan
toleransi panas pada orang normal, menempatkan lengan selama + 5 detik pada suhu 57,8°C tidak
akan menimbulkan reaksi pada jaringan, kecuali jika dilanjutkan hingga 10 detik akan menimbulkan
macula eritema dan sesudah 15 detik terjadilah bulla (melepuh). Pada suhu dibawah 50°C tidak
akan terjadi lepuhan, bahkan sesudah 20 menit. Kemampuan kulit untuk menahan temperature
yang demikian tinggi dapat diterangkan dengan adanya arteriovenous shunt (hubungan arteri –
vena ) yang dengan cepat membuka dan memungkinkan darah lewat ke kapiler.
Meningkatnya suhu diikuti oleh meningkatnya aliran darah. Dilatasi kapiler karena pemanasan
local meningkatkan tekanan hidrostatik dan permeabilitas kapiler. Peningkatan permeabilitas,
meningkatkan infiltrasi lekosit dan antibody ke daerah yang bersangkutan dan merupakan factor
penting untuk mengontrol infeksi dan mempercepat penyembuhan. Sungguhpun demikian,
meningkatnya tekanan hidrostatik menyebabkan oedem pada tempat yang bersangkutan. Efek
tersebut merupakan kontraindikasi pemanasan pada kondisi di mana pembengkakan atau oedema
harus di cegah.

Panas local sering digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Sungguhpun demikian, rasa sakit pada
inflamasi (radang) akut dapat diperberat oleh perubahan suhu yang cepat atau disebabkan oleh
eksitasi saraf dan kontraksi otot bergaris. Peningkatan suhu kulit, terutama jika tidak sakit, mungkin
tidak menyebabkan perubahan irreversible (tidak kembali normal), rasa sakit baru terasa bila suhu
naik di atas 43 - 44°C.

Pada inflamasi menahun, pengaruh peningkatan aliran darah dan rileksasi otot oleh karena panas,
mungkin dapat menjelaskan efek yang meredakan. Dikatakan bahwa penghangatan ringan pada
kulit menurunkan atau menghilangkan rasa sakit oleh karena tekanan. Juga dikatakan bahwa
perubahan intensitas sakit berhubungan dengan perubahan derajad panas, bukan hanya karena
rangsangan reseptor panas local pada kulit. Kemungkinan keterangan lain adalah efek penghilang
rasa ( analgetik ) dari panas yang disebut sebagai efek iritasi – timbal balik. Berdasarkan teori
pengaturan pintu gerbang (gate control teori) dari Wall & Mellzack.

Seperti kita ketahui bahwa reaksi vasodilatasi mungkin terjadi tidak hanya pada daerah aplikasi
panas tetapi juga pada daerah yang jauh dari kulit. Reaksi tersebut dapat dilihat dengan
menempatkan tangan dan lengan bawah ke dalam air yang dipanaskan sekitar 45°C. Jika sikulasi
normal, suhu kulit jari kaki akan naik sampai sama dengan suhu kulit kepala dalam waktu 10 -15
menit. Hal ini menunjukkan adanya vasodilatasi tepi umum.

Perubahan ini tidak akan terjadi pada seseorang dengan penyakit vaskuler tepi (pembuluh darah
tepi). Untuk pengobatan penyakit pembuluh darah tepi digunakan vasodilatasi in-direct (tidak
langsung) dengan menempatkan panas jauh dari tempat sakit, mencegah pemanasan langsung
terhadap ekstremitas yang sakit.
TERAPI DINGIN / TERAPI ES
Terapi dingin terhadap jaringan sesudah cidera sudah di kenal sejak lama. Dewasa ini suhu local
jaringan sudah dapat diturunkan dengan aplikasi macam-macam bentuk es atau dengan evaporasi
cairan yang mudah menguap terhadap kulit, seringkali suhu kulit dapat diturunkan hingga 10°C.

Terapi dingin digunakan untuk :

1. Mengurangi rasa sakit


2. Mengurangi Spastisitas
3. Mengurangi spasme pada otot
4. Mengurangi pembengkakan
5. Membantu penyembuhan
6. Menimbulkan rangsangan pada otot yang di inhibisi. Metode yang paling sering digunakan
adalah menggunakan es.

I. Sifat-sifat / Prinsip.

Jika es diaplikasikan pada kulit, panas dikonduksikan dari kulit ke es agar supaya es mencair. Untuk
merubah statusnya, es memerlukan energy ( latent heat of fusion ). Untuk menaikkan suhu 1 gram
es 0°C menjadi 1 gram air 37°C perlu 491 joule.

Maka untuk mendinginkan jaringan adalah penting menggunakan es selama terapi dan bukan air
dingin. Karena mencairkan es pada kulit berarti mengambil energy (panas) dari kulit, dengan
demikian mendinginkan kulit.

II. Efek Fisiologis Dan Penggunannya.


1. Respon Sirkulasi

Respon awal kulit terhadap dingin adalah usaha mempertahankan panas dan ini dilakukan dengan
vasokontriksi local. Respon homeostatic ini mempunyai efek bahwa bagian tersebut menjadi sangat
dingin. Sesudah periode yang pendek (durasi tergantung dari area yang terlibat) diikuti oleh
vasodilatasi dan kemudian berganti-ganti vasokonstriksi dan dilatasi.

Mencari titik yang penting dari sirkulasi tersebut disebut “ Lewi’s Hunting Reaction “. Beberapa
ahli menduga bahwa selama periode vasodilatasi, anastomose arteri - vena menutup. Dengan
demikian menyebabkan aliran darah meningkat melalui kapiler. Keadaan ini baik untuk terapi
pembengkakan dan kerusakan jaringan.

Kegunaan efek sirkulasi pada Fisioterapi :

a. Awal vasokonstriksi sering digunakan untuk membatasi extravasasi darah ke dalam jaringan
sesudah cidera, misalnya cidera olah raga. Terapi es kemudian diikuti oleh kompres bebat.
b. Perubahan periode vasokonstriksi dan dilatasi mempengaruhi aliran darah kapiler dan juga
membrane kapiler, dimana terjadi pertukaran cairan jaringan dan metabolisme, keadaan
ini akan mempengaruhi pengecilan / pembengkakan. Cairan jaringan yang berlebihan dapat
dikeluarkan dari area bengkak dan kembali ke sirkulasi sistemik. Meningkatnya sirkulasi
memungkinkan lebih banyak makanan dan bahan-bahan penyembuh ke area yang rusak.
Dengan demikian es sangat berguna untuk mengurangi pembengkakan dan membantu
penyembuhan.
c. Menurunkan kecepatan metabolisme dari jaringan yang didinginkan ( hukum van’t hoff ),
memungkinkan otot yang dingin untuk berkontraksi berkali-kali sebelum menjadi lelah.
d. Sirkulasi yang meningkat dapat membawa bahan-bahan kimia yang merangsang nociceptor
dan menimbulkan rasa sakit, seperti pada kasus kerusakan jaringan local atau akumulasi
metabolit.

Cooling applied

Vasodilation

Normal Time

Vasoconstriction

Gb. . Lewis’s Hunting Reaction : The Effect on Circulation of applying ice to the skin

2. Respon Pada Saraf

Pada kulit utamanya banyak mengandung reseptor suhu. Jauh lebih banyak reseptor dingin dari
pada reseptor panas. Reseptor dingin mengadakan respon terhadap dingin dengan mengeluarkan
impuls terus-menerus dan kecepatannya meningkat pada pendinginan lebih lanjut.

Telah diketahui bahwa kecepatan konduksi serabut saraf pada saraf tepi campuran menurun oleh
pendinginan. Pertama yang dipengaruhi oleh dingin secara bertahap adalah kelompok serabut A
(serabut yang bermyelin). Kemudian pada suhu yang sangat rendah mempengaruhi serabut B, yang
selanjutnya mempengaruhi serabut C (tidak bermyelin).

Secara teori, akan terjadi paralisis oleh pengaruh serabut A, sebelum serabut-serabut deep pain ©
atau spastisitas dipengaruhi. Tetapi kenyataannya tidak pernah terjadi paralisis motor oleh aplikasi
es, maka beberapa mekanisme selain mengurangi kecepatan konduksi harus efektif untuk
mengurangi rasa sakit dan spastisitas.

A. Mengurangi Rasa Sakit.

Mengurangi rasa sakit merupakan efek paling besar dari aplikasi es dan ini telah digunakan selama
bertahun-tahun. Kemungkinan mekanisme yang terlihat adalah stimulasi reseptor dingin yang
mengirim kembali impuls-impuls yang harus lewat sumsum tulang belakang via akar posterior.
Impuls tersebut yang datang melalui saraf-saraf berdiameter besar secara efektif mem-blok setiap
impuls lain (sakit) yang mencoba mendekati susmsum tulang belakang, “gerbang sakit “ ditutup.

Stimulasi dingin sendiri dapat merupakan rangsang yang berbahaya dan karena sebab yang demikian
stimulasi pada area mid-brain dapat melepaskan endorphin atau enkephalin (the body’s opiate –
like substance) ke dalam cornu posterior yang dapat menyebabkan reduksi rasa sakit. Reduksi rasa
sakit berlangsung sementara, tetapi jika mengharapkan rasa sakit hilang permanen, perlu diberikan
fisioterapi latihan penguatan atau mobilisasi selama periode hilang rasa sakit.

B. Mengurangi Spastisitas

Spastisitas adalah keadaan patologis dari meningkatnya tonus otot, yang disebabkan kerusakan
upper motor neuron ( UMN ). Seringkali sel kecil cornu anterior terlepas dari control yang lebih
tinggi dari system ekstra pyramidal dan secara spontan terangsang dengan kecepatan tinggi.
Sebagai akibatnya adalah meningkatnya tonus dalam ekstrafusal serabut-serabut otot.

Spasme adalah respon normal terhadap cidera atau rasa sakit, dan manifest sebagai meningkatnya
tonus otot pada area spesifik dengan tujuan jelas membatasi gerakan dan kerusakan lebih lanjut.
Tetapi timbulnya spasme sering jauh berlebihan daripada yang diperlukan untuk memberikan
proteksi, dan kontraksi yang terus menerus sendiri mulai menimbulkan rasa sakit.

Sekali spasme dan spastisitas telah dikurangi, adalah penting memberikan terapi jangka panjang
supaya kondisi tersebut dapat bertahan. Dalam hal spasme adalah sering sederhana untuk
memutus lingkaran setan (pain-spasm-more pain- more spasm) dengan gerakan aktif. Denagan
spastisitas tehnik yang digunakan tergantung pilihan fisioterapis.

Beberapa usaha dicoba untuk mengkontraksikan antagonis dari otot-otot spastic yang dominan agar
supaya otot-otot tersebut meng-inhibisi otot-otot yang spastic dengan cara fisiologis. Usaha lain
dalam mengurangi spastisitas yaitu mencapai reaksi posisi normal, dengan tujuan pokok
memperbaiki pola gerak normal.

III. Efek Dingin Lokal & Sistemik Pada Faal Tubuh

Pada umumnya efek fisiologi dingin adalah kebalikan dari efek panas. Macam-macam penyejukan
digunakan untuk beberapa jenis penyakit seperti meningitis (radang selaput otak), Phlebitis (radang
pembuluh darah vena) dan Arthritis (radang sendi).

Menyejukkan jaringan berarti menurunkan metabolism, dengan demikian berarti menurunkan suhu
tubuh, dimana keadaan ini diperlukan untuk mencegah kerusakan permanen pada struktur yang
peka oleh karena anoxia (kekurangan oksigen). Mendinginkan jaringan telah lama dikenal sebagai
cara yang tepat untuk menyimpan alat tubuh untuk tujuan transplantasi.

Vasokonstriksi arteriole (pembuluh darah kecil) sebagai akibat dari aplikasi dingin disebabkan oleh :

a. Menurunnya pembentukan metabolit (hasil metabolisme)


b. Efek local dari dingin pada sejumlah kecil pembuluh darah kulit.
c. Refleks vasokonstriksi oleh pengaruh hipotalamus, adalah sebagai respon untuk mencegah
pendinginan pada bagian yang lebih posterior.

Pada jaringan di bawah kulit, arterio-venous shunt menutup untuk mengurangi aliran darah dan
inervasi (persyarafan) simpatetik baik sentral maupun tepi yang menyebabkan vasokonstriksi.
Vasokonstriksi tersebut cenderung menurunkan pembentukan oedem dan produksi cairan lympha.
Oleh karena itu aplikasi dingin digunakan untuk mencegah perdarahan trauma (cidera) dan oedem.
Sungguhpun efektif untuk mengurangi oedem, juga menyokong terjadinya kontruksi vena, yang
terlihat karena adanya kenaikan tekanan vena. Pengiriman sel-sel fagosit dan makanan ke daerah
pendinginan juga menurun. Penggantian aliran panas, sebagai akibat berkurangnya aliran darah,
jelas menurun, hal ini mengakibatkan dicegahnya penurunan suhu pada jaringan yang lebih dalam.

Seperti kita ketahui bahwa lemak di bawah kulit merupakan penghalang yang baik terhadap
pertukaran panas pada pendinginan sejenak, tetapi bila pendinginan cukup lama, dapat terjadi hal
yang sebaliknya, kulit akan kembali ke suhu semula lebih cepat daripada jaringan yang lebih dalam.

Di dalam otot dimana suhu yang lebih rendah akan dapat diobservasi selama satu jam atau lebih
sesudah aplikasi dingin dihentikan. Jika jaringan didinginkan dalam waktu yang lama atau dengan
pendinginan ekstrem, maka akan terjadi perubahan periodic cepat antara vasokontriksi dan
vasodilatasi, yang disebut “hunting reaction”.

Reaksi ini mungkin merupakan mekanisme proteksi terhadap jaringan yang didinginkan, dengan
tujuan untuk mencegah kerusakan jaringan local dan memelihara suhu dalam batas aman.
Vasodilatasi juga akan terjadi pada anastomose arteriovena, yang dimungkinkan oleh reflex axon.

Kedinginan, merupakan area dingin yang meluas dan dapat menurunkan suhu pusat (core), dan
menyebabkan menggigil. Pada suhu 5°C akan terjadi blockade transmisi neuromuscular, akibatnya
terjadi penurunan tonus otot normal. Kecepatan hantaran saraf akan berkurang dan di blok pada
suhu 1°C dan akan menyebabkan turunnya respon reflex kulit serta mengurangnya sensasi sakit.
Blokade yang terjadi oleh karena dingin mempengaruhi :

a. Sensasi rasa raba ringan dan dingin


b. Kekuatan otot
c. Serat-serat Vasokonstriktor, sakit dan tekanan dalam.

Sensasi yang dirasakan seseorang pada penggunaan es adalah sensasi panas dan sakit, kemudian
sesudah 5-7 menit akan terjadi relative analgesic. Dengan demikian penggunaan dingin tidak hanya
untuk tujuan mengurangi rasa sakit dan spasme tetapi juga untuk memperlambat hantaran rangsang
saraf.

Bila aplikasi dingin dihentikan , terjadi reaksi “hyperemia”, merubah arah aliran darah kembali ke
tepi. Hal ini digunakan untuk memperbaiki metabolisme.

Pendinginan local digunakan untuk mengurangi ekstravasasi cairan akibat trauma akut pada jaringan
lunak, mengurangi rasa sakit dan mengurangi reflex spasme otot. Dapat mengontrol spastisitas
lebih baik, memelihara kemungkinan hidup bagian tubuh sementara terjadi gangguan sirkulasi
(peredaran darah), memperlambat perkembangan ganggren (mati jaringan) pada anggota gerak
yang ischaemik.

Anda mungkin juga menyukai