Anda di halaman 1dari 18

Ulkus dekubitus adalah luka terbuka pada kulit akibat tekanan

berkepanjangan pada kulit. Luka ini juga disebut bedsores  atau luka tekan.Luka


tekan banyak terjadi pada kulit yang menyelubungi area bertulang di tubuh.
Misalnya, panggul, punggung, pergelangan kaki, tulang ekor, dan
bokong.Meski dapat terjadi pada siapa saja, ulkus dekubitus sering dialami
oleh orang yang mengalami keterbatasan gerak. Contohnya, orang yang
menghabiskan banyak waktu di tempat tidur (seperti pasien koma) atau orang
yang menggunakan kursi roda. 
Ulkus Dekubitus
Dokter spesialis Kulit

Gejala Perubahan warna atau tekstur kulit, sakit pada ulkus, infeksi

Faktor risiko Imobilitas, cedera saraf, gangguan aliran darah

Metode diagnosis Pemeriksaan kulit, biopsi, tes darah

Pengobatan Mengurangi tekanan, membersihkan luka, mengangkat jaringan mati

Obat Ibuprofen, naproxen

Komplikasi Selulitis, infeksi tulang dan sendi, kanker

Kapan harus ke dokter? Mengalami gejala ulkus dekubitus

Tanda dan gejala ulkus dekubitus


Gejala utama ulkus dekubitus adalah luka pada bagian tubuh yang terus-
menerus tertindih atau mengalami tekanan. Karena itu, kondisi ini biasa terjadi
pada bagian kulit yang menyelubungi tulang, seperti punggung dan bokong.

Gejala umum ulkus dekubitus

 Perubahan warna atau tekstur kulit


 Rasa sakit pada area yang terkena ulkus
 Infeksi
 Kulit yang lecet atau luka terbuka
 Kulit yang berubah warna menjadi lebih pucat saat disentuh
 Kulit yang terasa lebih lunak atau keras dibanding kulit di sekitarnya
 Area kulit yang terasa lebih dingin atau hangat saat disentuh daripada
area kulit lain

Gejala ulkus dekubitus berdasarkan  tahap perkembangannya

Ada beberapa tahap ulkus dekubitus dengan gejala yang berbeda. Berikut
penjelasannya:

 Tahap 1

Warna kulit berubah menjadi kemerahan atau keunguan, dan dapat disertai
dengan pembengkakan serta kulit teraba hangat.

 Tahap 2

Kulit lecet dan menunjukkan tanda-tanda jaringan mati di sekitar luka. Luka
terbuka dan dasar luka berwarna merah atau merah muda juga dapat terlihat.
Kulit pun bisa mengalami lepuhan yang berisi cairan.

 Tahap 3

Ulkus masuk lebih jauh ke dalam kulit. Tahap ini memengaruhi lapisan lemak
dan luka terlihat dalam seperti kawah, dan bernanah.

 Tahap 4

Ulkus sudah makin dalam hingga mencapai otot dan tulang.  

Gejala infeksi pada ulkus dekubitus

Ketika kulit robek, bakteri akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh dan
menyebabkan infeksi. Karena itu, infeksi merupakan salah satu gejala yang
sering ditemukan pada penderita ulkus dekubitus. Tanda-tanda ulkus sudah
terinfeksi meliputi:
 Luka bernanah
 Bau yang tidak sedap
 Rasa sakit pada kulit dan diiringi kemerahan serta rasa hangat ketika
disentuh
 Demam
 
Penyebab ulkus dekubitus
Tekanan berkepanjangan adalah penyebab ulkus dekubitus yang utama.
Misalnya pada orang yang:

 Terus-menerus berbaring, misalnya seperti pasien koma


 Duduk dan bertumpu hanya pada satu bagian tubuh dalam waktu yang
lama
Posisi-posisi tersebut dapat mengurangi aliran darah yang mengantarkan
oksigen dan nutrisi ke jaringan. Akibatnya, kulit dan jaringan di sekitarnya bisa
rusak dan mati.Kulit manusia lebih tipis di bagian pembungkus tulang atau
tulang rawan. Panggul, tumit, dan tulang ekor merupakan bagian-bagian
tubuh yang sangat rentan terhadap ulkus dekubitus.Ulkus dekubitus juga
dapat terjadi ketika kulit tergesek pakaian maupun alas di tempat tidur atau
kursi roda. Kulit yang sudah rentan karena lama tertindih, dapat semakin
teriritasi ketika mengalami gesekan.Kulit yang lembap, apalagi yang terkena
feses atau urine dalam waktu yang lama, juga akan meningkatkan risiko
terjadinya ulkus dekubitus.

Faktor risiko ulkus dekubitus

Sederet faktor-faktor berikut bisa meningkatkan risiko ulkus dekubitus pada


seseorang:

 Imobilitas

Imobilitas adalah keterbatasan gerak yang bisa terjadi akibat penurunan


kondisi kesehatan, cedera pada saraf tulang belakang, dan gangguan medis
lainnya.
 Kurangnya persepsi sensorik

Cedera pada saraf tulang belakang, gangguan neurologis, dan kondisi lain
dapat menyebabkan hilangnya sensasi sensorik. Ketidakmampuan untuk
merasakan sakit atau ketidaknyamanan dapat mengurangi kewaspadaan
terhadap tanda peringatan dan kebutuhan tubuh untuk berganti posisi.

 Kurangnya nutrisi dan cairan

Manusia membutuhkan cairan, kalori, protein, vitamin, dan mineral yang


cukup dalam kesehariannya. Semuanya dapat membantu tubuh untuk
menjaga kulit agar tetap sehat dan mencegah kerusakan kulit.

 Kondisi medis yang berdampak pada aliran darah

Penyakit yang mempengaruhi aliran darah akan meningkatkan risiko


kerusakan jaringan. Contohnya, diabetes dan masalah jantung.Penderita
diabetes juga cenderung mengalami penurunan pada indera peraba di kulit,
sehingga bisa tidak menyadari adanya luka.Baca Juga: Berapa Banyak
Kebutuhan Air Minum Per Orang Per Hari? 
Diagnosis ulkus dekubitus
Diagnosis ulkus dekubitus dilakukan dengan pemeriksaan kulit pasien. Dokter
akan melihat ada tidaknya gejala luka tekan serta kerusakan kulit, seperti
ukuran dan kedalaman luka.Selanjutnya, dokter akan menentukan tahapan
luka. Setelah tahapan luka diketahui, dokter dapat merekomendasikan
pengobatan yang tepat bagi pasien.Sampel cairan dan jaringan dalam ulkus
juga bisa diambil untuk dicek di bawah mikroskop. Dengan ini, dokter akan
mengetahui ada tidaknya pertumbuhan bakteri serta risiko kanker.Tes darah
lengkap pun bisa dianjurkan guna mengetahui kondisi kesehatan pasien
secara keseluruhan. 
Cara mengobati ulkus dekubitus
Pengobatan ulkus dekubitus yang utama dilakukan dengan mengurangi
tekanan pada kulit mengalami luka, merawat luka tersebut, mengurangi rasa
sakit, mencegah infeksi, serta menjaga nutrisi yang baik.

1. Mengurangi tekanan
Tahap pertama dari pengobatan ulkus adalah mengurangi tekanan dan
gesekan yang memicu ulkus. Langkah-langkahnya meliputi:

 Sering berganti posisi

Frekuensi pergantian posisi yang diperlukan akan bergantung pada kondisi


dan kualitas permukaan tempat pasien berada.Secara umum, pasien di kursi
roda sebaiknya menggeser penumpuan berat badan setiap 15 menit atau
berganti posisi setiap satu jam. Sedangkan pasien yang terus berbaring di
tempat tidur, dianjurkan untuk mengganti posisi tiap dua jam.

 Menggunakan permukaan yang mendukung

Pasien bisa diberi matras, tempat tidur, atau bantalan spesial yang dapat
membantu, ketika ia duduk atau berbaring dalam posisi tertentu. Dengan ini,
kulit yang rentan mengalami ulkus pun bisa terlindungi.

2. Membersihkan luka dan mengganti perban

Pembersihan luka dan penggantian perban pada ulkus dekubitus harus


dilakukan secara rutin. Bagaimanakah caranya?

 Membersihkan luka

Jika kulit yang mengalami ulkus masih utuh, Anda bisa membersihkannya
dengan produk pembersih berbahan lembut dan menepuk-tepuknya perlahan
hingga kering. Anda bisa membersihkan luka terbuka dengan air atau cairan
garam (saline) setiap kali perban diganti.

 Mengganti perban

Perban dapat mempercepat penyembuhan dan menjaga kelembapan luka.


Kondisi ini akan menghalangi infeksi dan menjaga agar kulit di sekitar luka
tetap kering.

3. Mengangkat jaringan yang rusak atau mati

Supaya dapat sembuh dengan baik, luka harus bebas dari jaringan yang rusak,
mati, atau terinfeksi. Mengangkat jaringan (debridement) dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Misalnya, membilas luka dengan air atau memotong
jaringan yang rusak maupun mati.Namun harap diingat bahwa membuang
jaringan yang rusak dan mati sebaiknya dilakukan oleh dokter atau petugas
emdis profesional.

4. Menggunakan obat untuk mengurangi nyeri

Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat diberikan untuk mengurangi rasa


sakit. Contohnya, seperti ibuprofen dan naproxen.Obat-obatan tersebut juga
sangat membantu pada sebelum atau setelah pasien dibantu untuk berganti
posisi maupun perawatan luka. Sementara obat nyeri topikal (yang dioleskan
pada kulit) dapat membantu mengurangi nyeri selama perawatan luka.

5. Mengonsumsi obat untuk melawan infeksi

Ulkus dekubitus yang tidak merespons dengan baik terhadap penanganan


lain, bisa diatasi dengan pemberian obat antibiotik topikal atau oral (minum).
Dokter akan meresepkannya sesuai dengan kondisi Anda.Gunakanlah
antibiotik sesuai dengan anjuran dokter. Jangan berhenti memakainya tanpa
berkonsultasi dengan dokter karena dapat memicu resistansi antibiotik, yakni
kondisi bakteri yang resistan terhadap antibiotik.

6. Menerapkan pola makan yang sehat

Nutrisi yang baik akan membantu dalam menyembuhkan luka. Kondisi


kesehatan Anda pun bisa terbantu dengan langkah ini.

7. Melakukan terapi tekanan negatif

Terapi ini juga disebut vacuum-assisted closure (VAC), dengan menggunakan alat


penyedot untuk membersihkan luka.

8. Menjalani pembedahan

Ulkus dekubitus berukuran besar dan tidak kunjung sembuh mungkin


membutuhkan operasi. Salah satu metode operasinya adalah dengan
mengambil bagian dari otot, kulit, atau jaringan tubuh lain dan
mencangkoknya untuk menutupi luka dan menjadi bantalan dari tulang yang
terkena. 
Komplikasi ulkus dekubitus
Ulkus dekubitus bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, dan beberapa di
antaranya bahkan dapat mengancam nyawa. Apa sajakah komplikasi tersebut?

 Selulitis

Selulitis adalah infeksi kulit dan jaringan ikat lunak. Kondisi ini dapat
menyebabkan daerah yang terinfeksi terasa hangat, tampak kemerahan, dan
bengkak.Orang dengan saraf yang rusak seringkali tidak merasakan sakit pada
area yang mengalami selulitis. Karena itu, kondisi ini perlu diwaspadai dengan
cermat.

 Infeksi tulang dan sendi

Infeksi dari luka tekan dapat masuk sampai ke dalam sendi dan tulang. Infeksi
sendi (septic arthritis) bisa merusak tulang rawan dan jaringan. Sementara
infeksi tulang (osteomielitis) akan mengurangi fungsi sendi serta anggota
badan.

 Kanker

Luka yang tidak sembuh dalam jangka panjang (Marjolin’s ulcer) dapat
berkembang menjadi squamous cell carcinoma, yakni kanker pada sel-sel
skuamosa.

 Sepsis

Walau jarang, ulkus pada kulit dapat menyebabkan sepsis. Sepsis adalah


kondisi yang terjadi ketika bakteri atau virus masuk ke aliran darah dan
memicu beragam gejala. Kondisi ini bisa berujung pada kematian bila tidak
segera ditangani.Baca Juga: Sulitkah Proses Penyembuhan Luka Penderita
Ulkus Dekubitus? 
Cara mencegah ulkus dekubitus
Pencegahan ulkus dekubitus dapat dilakukan dengan:
 Sering mengganti posisi
 Menghindari penekanan pada kulit
 Menjaga kebersihan kulit dengan baik
 Menjaga asupan nutrisi agar seimbang
 Minum banyak cairan
 Berhenti merokok
 Menangani stres dengan saksama
 
Kapan harus berkonsultasi dengan dokter
Jika terdapat gejala ulkus dekubitus, ubahlah posisi untuk meringankan
tekanan pada area tersebut. Bila tidak terlihat perbaikan dalam 24-48 jam,
berkonsultasilah dengan dokter.Segera cari bantuan medis apabila Anda
mengalami tanda-tanda infeksi, seperti demam, luka dengan aroma tidak
sedap, kulit di sekitar luka yang makin memerah, serta luka yang hangat saat
disentuh, serta pembengkak di sekitar luka. 
Apa yang perlu dipersiapkan sebelum berkonsultasi
dengan dokter
Sebelum berkonsultasi dengan dokter, Anda bisa mempersiapkan beberapa
hal di bawah ini:

 Buat daftar seputar gejala yang dirasakan.


 Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang dialami. Demikian pula
dengan riwayat medis keluarga.
 Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang dikonsumsi.
 Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan pada dokter.
 Mintalah keluarga atau teman untuk mendampingi saat berkonsultasi ke
dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun membantu
dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.
 
Apa yang akan dilakukan dokter pada saat konsultasi
Sejumlah pertanyaan yang umumnya diajukan oleh dokter meliputi:

 Kapan ulkus dekubitus pertama kali muncul?


 Seberapa parah tingkat nyeri pada luka tekan yang dialami?
 Apakah pasien pernah mengalami ulkus dekubitus?
 Apa saja pengobatan yang telah dijalani? Bagaimana hasilnya?
 Seperti apa rutinitas penggantian posisi yang selama ini diterapkan?
 Bagaimana dengan kondisi medis yang dialami? Apa saja pengobatan
yang sedang dijalani?
 Seperti apa pola makanan harian dan asupan cairan pasien?
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada luka serta
menganjurkan serangkaian pemeriksaan penunjang. Dengan ini, tingkat
keparahan ulkus dekubitus maupun kondisi kesehatan Anda secara
keseluruhan bisa diketahui, sehingga penanganan tepat dapat diberikan.  
penyakit kulitkulit keringinfeksiulkus dekubituspenyembuhan luka
Referensi

Bagikan
https://w

https://w

Dokter Terkait
Dokter Kulit

Prof. dr. Sjaiful Fahmi Daili, Sp.KK(K)

Prof. dr. Rustarti Retno Widowati Soebarjo, Sp.KK

Prof. Dr. dr. Maya Devita Lokanata, Sp.DV, FINS-DV, FAADV

Penyakit Terkait
Penyakit Lyme

Penyakit Lyme adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Borrelia


burgdorferi,  Borrelia afzelii, dan Borrelia garinii.

Bakteri-bakteri tersebut dapat menular pada manusia melalui gigitan kutu


berkaki hitam atau disebut kutu rusa. Kutu menjadi terinfeksi setelah mengigit
rusa atau tikus yang sudah mengalami infeksi.

Seekor kutu membutuhkan waktu selama 24-48 jam berada pada kulit untuk
menularkan bakteri. Seseorang berisiko terinfeksi kutu penyebab penyakit
Lyme jika tinggal singgah dalam waktu tertentu di daerah berumput atau
hutan lebat.

Kedua area tersebut adalah lokasi ideal untuk kembang biak kutu ini. Oleh
karena itu, penting bagi Anda untuk melakukan pencegahan dari
kemungkinan terinfeksi jika berada di area tersebut. Melindungi diri sebaik
mungkin adalah cara paling ampuh mencegah infeksi kutu penyebab penyakit
lyme.

 
Kulit Seperti Kulit Jeruk

Kulit seperti kulit jeruk merupakan deskripsi untuk kondisi kulit mengkerut
atau berlesung pipit layaknya kulit jeruk. Kondisi ini bisa terjadi pada kulit
manapun di tubuh Anda.  Kulit biasanya bertekstur tebal dan memiliki lubang-
lubang.

Gejala lain yang menyertai kondisi ini adalah kemerahan, nyeri pada kulit, dan
bersisik. Kadang, gejala lain yang menyertainya adalah warna kulit menjadi
gelap. Kondisi ini biasanya muncul karena banyak alasan, baik yang serius
maupun yang tidak membahayakan.

Penting mengetahui kondisi dasar yang menyebabkan hal ini. Sebab, setiap
penyebab memiliki perawatan yang berbeda. Pengetahuan akan penyakit
yang menyebabkan gejala ini juga penting guna mencegah berbagai kondisi
dan penyakit yang berpotensi membahayakan.

 
Mikosis

Mikosis adalah infeksi akibat jamur. Kondisi ini bisa terjadi pada permukaan
kulit maupun organ dalam manusia.

Mycoses atau mikosis terjadi ketika jamur yang tumbuh dalam tubuh manusia
terlalu banyak dan tidak dapat dilawan oleh sistem kekebalan tubuh. Penyakit
ini sering dialami oleh kalangan orang dengan sistem imun yang melemah
atau terganggu.

Pada umumnya, mikosis tidak berbahaya. Gejalanya bisa berupa kulit yang
mengalami iritasi, gatal, bersisik, hingga bentol-bentol.

Infeksi jamur dapat disembuhkan dengan obat-obatan antijamur. Obat ini


tersedia dalam bentuk topikal (oles) dan obat minum.

 
Edema Idiopatik

Edema idiopatik adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala berupa retensi
cairan yang mengakibatkan pembengkakan pada daerah muka, tangan,
badan, dan kaki tanpa penyebab yang jelas, serta adanya gangguan dari organ
jantung, hati, atau ginjal.

Edema idiopatik disebut sebagai sindrom karena umumnya timbul pada


wanita pada masa pra-menopause yang disertai oleh beberapa gejala lain
seperti diabetes, obesitas, dan gangguan kejiwaan, berupa depresi dan gejala
neurotik.
Onchocerciasis

Onchocerciasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit (nematoda)


bernama Onchocerca volvulus. Penyakit ini ditularkan ke manusia melalui
gigitan lalat hitam betina (Simulium). Onchocerciasis juga disebut sebagai
penyakit kebutaan sungai karena lalat hitam biasanya berkembang biak di
dekat aliran sungai yang mengalir deras.

Selain itu, penyakit ini juga bisa menyebabkan komplikasi berupa


kebutaan. Onchocerciasis umumnya dialami oleh orang-orang yang tinggal di
Afrika sub-Sahara (misalnya, Nigeria). Namun, saat ini penyakit ini juga terjadi
di negara-negara Amerika Tengah dan Selatan serta Yaman.

Onchocerciasis merupakan penyakit penyebab kebutaan nomor 2, setelah


trachoma di seluruh dunia. Menurut data WHO, pada tahun 2017 ada 20,9 juta
orang yang menderita onchocerciasis, 14,6 juta orang yang terinfeksi mengalami
penyakit kulit dan 1,15 juta orang kehilangan penglihatan

Onchocerciasis bukan merupakan penyakit menular yang bisa dengan mudah


ditularkan dari satu orang ke orang lain.

Artikel Terkait
Kulit & Kecantikan
8 Penyakit Kulit Kepala: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Penyakit kulit kepala, seperti ketombe, kutu rambut, hingga psoriasis dapat
membuat siapa pun yang mengalami merasa terganggu. Untuk itu, ketahui
gejala berbagai masalah kulit kepala ini.
31 May 2019|dr. Karlina Lestari

Kulit & Kecantikan

Cara Pengobatan Cacar air yang Aman dan Efektif pada Anak

Bayi dan anak kecil rentan sakit cacar air. Cacar air memang tidak bahaya, tapi
bisa sangat menular. Lantas, seperti apa pengobatan cacar air yang efektif
pada anak?
12 Apr 2019|Nina Hertiwi Putri
Penyakit

Cara Mengatasi Bisul di Selangkangan yang Mengganggu

Satu hal yang membedakan jerawat dan bisul adalah lokasi kemunculannya.
Tak jarang, muncul bisul di selangkangan, paha bagian dalam, bahkan di area
vulva dan penis. Selain infeksi bakteri, pemicunya bisa jadi akibat gesekan
dengan pakaian dalam.
12 Jul 2021|dr. Anandika Pawitri

Anda mungkin juga menyukai