LUKA DEKUBITUS
DISUSUN OLEH:
3. Duma Simanjuntak
4. Marlina Silalahi
7. Yayuk Susilo
SEMESTER IX
UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
PADANGSIDEMPUAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunianya kita dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah yang berjudul "Asuhan
perawatan tentang luka dekubitus" .
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para
pembaca sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya akan lebih baik.
Akhir kata bila ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini kami mohon kritik dan
saran yang bersifat membangun menuju kesempurnaan dengan berharap makalah ini
bermanfaat bagi pembacanya.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... 1
Kata Pengantar .............................................................................................. 2
Daftar Isi ....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Dekubitus..............................................................................6
B. Faktor & Penyebab Terjadinya Dekubitus..............................................6
C. Cara Pencegahan Terjadinya Dekubitus................................................. 7
D. Proses Pencegahan Terjadinya Luka Dekubitus......................................8
E. Pengobatan Luka Dekubitus....................................................................9
F. Penatalaksanaan Medis............................................................................10
G. Penatalaksanaan Keperawatan................................................................10
H. Diagnosa Keperawatan...........................................................................12
I. Interverensi Keperawatan.........................................................................12
J. Tujuan Kriteria Hasil Perawatan Luka Dekubitus....................................13
K. Evaluasi...................................................................................................13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Mengetahuidefinisidari dekubitus
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi lukadekubitus
3. Mengetahui cara mencegah terjadinya dekubitus
4. Mengetahui proses terjadinya dekubitus
5. Mengetahui cara melakukan perawatan luka dekubitus
6. Mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan luka dekubitus
7. Mengetahui intervensi dan implementasi yang di berikan pada klien
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN DEKUBITUS
Dekubitus adalah suatu keadaan dimana timbul ulkus sebagai akibat penekanan
yang lama yang mengenai suatu tempat pada permukaan tubuh penderita (Bouwhuizen,
1986). Hal ini dapat terjadi karena terjepitnya pembuluh darah antara tulang penderita
dan papan tempat tidurnya. Akibat terjepitnya pembuluh darah tersebut, maka jaringan
yang terdapat pada daerah itu tidak bisa memperoleh bahan makanan dan oksigen,
akibatnya jaringan tersebut mengalami kematian.
Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal akibat dari
tekanan eksternal yang berhubungan dengan penonjolan tulang dan tidak sembuh dengan
urutan dan waktu biasa. Selanjutnya, gangguan ini terjadi pada individu yang berada di
atas kursi atau di atas tempat tidur , sering kali pada inkontinensia dan malnutrisi ataupun
individu yang mengalami kesulitan makan sendiri, serta mengalami gangguan tingkat
kesadaran(Margolis 1995)
Ulkus dekubitus merupakan nekrosis jaringan lokal yang cenderung terjadi ketika
jaringan lunak tertekan di antara tonjolan tulang dengan permukaan eksternal dalam
jangka waktu lama (National Pressure Ulcer Advisory Panel [NPUAP], 1989a, 1989b).
Dekubitus adalah gangguan pada kemampuan untuk melakukan garakan,
maka kemungkinan over-kompresi dengan akibat kerusakan jaringan akan terjadi
(Nancyroper, 1986)
Salah satu cara yang paling dini untuk mengklasifikasikan dekubitus adalah
dengan menggunakan system nilai atau tahapan menurut (Patricia A.potter &
Anne Griffin Perry,2006)
1. Tahap I
Eritema tidak pucat pada kulit utuh,lesi ulkus kulit yang di perbesar.kulit tidak
berwarna,hangat,atau keras juga dapat menjadi indikator.
2. Tahap II
Hilangnya sebagian ketebalan kulit meliputi epidermis atau dermis.ulkus
superfisial dan secara klinis terlihat seperti abrasi,lecet,atau lobang yang
dangkal.
3. Tahap III
Hilangnya seluruh ketebalan kulit meliputi jaringan subkutan yang rusak atau
nekrotik yang mungkin akan melebar ke bawah,tapi tidak melampaui fascia
yang berada di bawahnya.ulkus secara klinis terlihat seperti lubang yang dalam
atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
4. Tahap IV
Hilangnya seluruh ketebalan kulit disertai destrubsi ekstensif;nekrosis
jaringan;atau kerusakan otot,tulang,atau struktur penyangga(misal
tendon,kapsul sendi).
E. PENGOBATAN LUKA DEKUBITUS
Pengobatan ulkus dekubitus dengan pemberian bahan topikal, sistemik ataupun dengan
tindakan bedah dilakukan sedini mungkin agar reaksi penyembuhan terjadi lebih cepat.
Pada pengobatan ulkus dekubitus ada beberapa hal yang perlu diperhatkan antara lain
sebagai berikut menurut (Patricia A.potter & Anne Griffin Perry,2006):
1. Mengurangi tekanan lebih lanjut pada daerah ulkus. Secara umum sama dengan
tindakan pencegahan yang sudah dibicarakan di tas. Pengurangan tekanan sangat
penting karena ulkus tidak akan sembuh selama masih ada tekanan yang
berlebihan dan terus menerus.
2. Mempertahankan keadaan bersih pada ulkus dan sekitarnya. Keadaan tersebut
akan menyebabkan proses penyembuhan luka lebih cepat dan baik. Untuk hal
tersebut dapat dilakukan kompres, pencucian, pembilasan, pengeringan dan
pemberian bahan-bahan topikal seperti larutan NaC10,9%, larutan H202 3% dan
NaC10,9%, larutan plasma dan larutan Burowi serta larutan antiseptik lainnya.
3. Mengangkat jaringan nekrotik. Adanya jaringan nekrotik pada ulkus akan
menghambat aliran bebas dari bahan yang terinfeksi dan karenanya juga
menghambat pembentukan jaringan granulasi dan epitelisasi. Oleh karena itu
pengangkatan jaringan nekrotik akan memper-cepat proses penyembuhan ulkus.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
A. Pengkajian
a. Identitas klien
b.Nama
c.Usia
d.Alamat
e.Jenis kelamin
f. Agama
g. Status
B. Riwayat keperawatan sekarang
Hal- hal yang perlu dikaji adalah mulai kapan keluhan dirasakan, lokasi keluhan,
intensitas, lama nya atau frekuensi, faktor yang memperberat atau memperingan
serangan, serta keluhan- keluhan lain yang menyertai dan upaya- upaya yang telah
dilakukan perawat disini harus menghubungkan masalah kulit dengan gejalanya seperti:
gatal, panas, mati rasa, immobilisasi, nyeri, demam, edema, dan neuropati( Carpenito ,
L.J , 1998)
C. Riwayat Personal dan Keluarga
Riwayat penyakit keluarga perlu ditanyakan karena penyembuhan luka dapat
dipengaruhi oleh penyakit – penyakit yang diturunkan seperti : DM, alergi, Hipertensi
( CVA ). Riwayat penyakit kulit dan prosedur medis yang pernah dialami klien. Hal ini
untuk memberikan informasi apakah perubahan pada kulit merupakan manifestasi dari
penyakit sistemik seperti : infeksi kronis, kanker, DM(Asmadi, 2008).
D. Riwayat Pengobatan
Apakah klien pernah menggunakan obat- obatan. Yang perlu dikaji perawat yaitu:
Kapan pengobatan dimulai, Dosis dan frekuensi,Waktu berakhirnya minum obat(Asmadi,
2008).
E. Riwayat Diet
Yang dikaji yaitu berat badan, tinggi badan, pertumbuhan badan dan makanan yang
dikonsumsi sehari- hari. Nutrisi yang kurang adekuat menyebabkan kulit mudah terkena
lesi dan proses penyembuhan luka yang lama(Asmadi, 2008).
F. Status Sosial Ekonomi
Untuk mengidentifikasi faktor lingkungan dan tingkat perekonomian yang dapat
mempengaruhi pola hidup sehari- hari, karena hal ini memungkinkan dapat menyebabkan
penyakit kulit(Asmadi, 2008)
G. Status nutrisi
Kondisi malnutrisi atau kakesia dan berat badan kurang dari 90 % berat badan ideal
lebih beresiko terjadinya dekubitus(Asmadi, 2008).
H. Aktivitas Sehari- Hari
Pasien yang imobilisasi dalam waktu yang lama maka bukan terjadi ulkus pada
daerah yang menonjol karena berat badan bertumpu pada daerah kecilyang tidak banyak
jaringan dibawah kulit untuk menahan kerusakan kulit. Sehingga diperlukan peningkatan
latihan rentang gerak dan mengangkat berat badan. Tetapi jika terjadi paraplegi maka
akan terjadi kekuatan otot tidak ada (pada ekstremitas bawah), penurunan peristaltik usus
(terjadi konstipasi), nafsu makan menurun dan defisit sensori pada daerah yang
paraplegi(Asmadi, 2008).
I Pengkajian Psikososial
Kemungkinan hasil pemeriksaan psikososial yang tampak pada klien yaitu: Perasaan
depresi , Frustasi , Ansietas/kecemasan ,Keputusasaan (Asmadi, 2008)
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa keperawatan yang lazim dijumpai pada klien menurut (NANDA,
2012-2014) sebagai berikut:
PROBLEM: KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT
1. Batasan karakteristik (Symtom)
a. Kerusakan lapisan kulit
b. Gangguan permukaan kulit
c. Invasi struktur tubuh
I. INTERVERENSI KEPERAWATAN
Fokus interverensi keperawatan dan rasional merujuk pada (NIC)
Intervensi untuk diagnosis ini belum dikembangkan; akan tetapi, intervensi
di bawah ini mungkin bermanfaat:
1. Manajemen lingkungan: memanipulasi lingkungan di sekitar pasien untuk
manfaat terapiutik, stimulasi sensorik, dan kesejahteraan psikologis
2.Promosi latihan fisik: memfasilitasi aktivitas fisik rutin untuk
mempertahankan atau meningkatkan kebugaran dan kesehatan
3.Fasilitasi meditasi: memfasilitasi individu untuk mengubah tingkat
kewaspadaannya dengan berfokus pada gambaran atau pemikiran secara
spesifik
4.Masase sederhana: menstimulasi kulit dan jaringan dibawahnya dengan
berbagai derajat tekanan tangan untuk meredakan nyeri, prosedur
relaksasi dan/atau memperbaiki sirkulasi
5.Terapi relaksasi sederhana: menggunakan teknik untuk mendorong dan
memperoleh relaksasi dengan tujuan menurunkan tanda dan gejala yang
tidak diharapkan, seperti nyeri, ketegangan otot, atau ansietas
6. Sentuhan terapeutik: membiasakan diri dengan bidang penyembuhan yang
universal, keinginan untuk bertindak sebagai instrument bagi pengaruh
penyembuhan, dan menggunakan sensitivitas alamiah tangan untuk
secara lembut berfokus dan mengarah pada proses intervensi
KESIMPULAN
Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal
akibat dari tekanan eksternal yang berhubungan dengan penonjolan tulang dan
tidak sembuh dengan urutan dan waktu biasa. Selanjutnya, gangguan ini terjadi
pada individu yang berada di atas kursi atau di atas tempat tidur , sering kali pada
inkontinensia dan malnutrisi ataupun individu yang mengalami kesulitan makan
sendiri, serta mengalami gangguan tingkat kesadaran(Margolis 1995)
Jadi dapat disimpulkan bahwa dekubitus adalah luka yang terjadi karena
adanya tekanan eksternal pada penonjolan tulang.
DAFTAR PUSTAKA
EGC: Jakarta.
https://rudizr.wordpress.com/2012/05/20/angkakejadian-dekubitus/
Judith M.Wilkinson & Nancy R.Ahern.2012 . Buku Saku Diagnosis Keperawatan