Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pencegahan Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring


Sasaran : Keluarga Pasien
Hari, tanggal : Sabtu, 19 September 2020
Tempat : Di Ruang Tunggu ICU RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
Waktu : ±20 menit.
Penyuluh : Mahasiswa STIKes Eka Harap

1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


               Setelah mengikuti penyuluhan ini peserta dapat memahami dan mengerti
tentang bagaimana pencegahan dekubitus pada pasien tirah baring

2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan tentang Pencegahan
Dekubitus pada pasien tirah baring di ruang tunggu ICU RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya, diharapkan keluarga klien mampu:
a) Mengetahui tentang pengertian dekubitus
b) Mengetahui tipe dikubitus
c) Mengetahui bagaimana proses terjadinya dekubitus dan factor penyebab
decubitus
d) Mengetahui derajat dekubitus
e) Pencegahann dekubitus

3. Metode
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan
tentang Manajemen Nyeri di ruang tunggu ICU RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya, oleh Mahasiswa / (i) STIKES Eka Harap Palangka Raya meliputi:
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
3) Diskusi
4. Media
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan kesehatan
tentang Manajemen Nyeri di ruang tunggu ICU RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya yaitu meliputi:
1) Leaflet
2) PPT

5. Pelaksanaan Kegiatan
Adapun rangkaian kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukakan oleh
Mahasiswa / (i) STIKES Eka Harap Palangka Raya meliputi:
1) Topik : Pencegahan Dekubitus Pada Pasien Tirah Baring
2) Media dan alat : Leaflet dan PPT
3) Tempat : Di Ruang Tunggu ICU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya
4) Hari dan tanggal : Sabtu, 19 September 2020
5) Jam : 10:00 s/d selesai
6) Seting Tempat

Keterangan :
: Pemateri dan moderator

: Fasilitator
: Peserta

6. Tugas Pengorganisasian
Adapun tugas yang dilakukan oleh Mahasiswa / (i) STIKES Eka Harap
Palangka Raya meliputi;
1) Moderator:
a. Membuka acara penyuluhan
b. Memperkenalkan mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan Pendidikan
Kesehatan
c. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan dijelaskan
d. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
e. Mengatur jalannya diskusi
2) Leader:
a. Menyampaikan materi penyuluhan
b. Melakukan simulasi jika kegiatan dalam bentuk demontrasi
3) Fasilitator:
a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan
b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
c. Membuat dan mengedarkan absen peserta penyuluhan
4) Seksi Dokumentasi:
a. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan Pendidikan
Kesehatan.

7. Kegiatan Penyuluhan
KEGIATAN
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH
PESERTA
1. 5 menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam. 2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri memperhatikan.
3. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan.
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan.
2. 10 menit Pelaksanaan:
1) Menjelaskan tentang pengertian 1. Memperhatikan
dekubitus dan
mendengarakan.
2) Menjelaskan tentang apa itu tipe
2. Bertanya
dekubitus
3) Menjelaskan tentang proses
terjadinya dekubitus dan faktor
penyebab dekubitus
4) Menjelaskan tentang derajat
dekubitus
5) Menjelaskan tentang pencegahan
dekubitus

3. 3 menit Evaluasi:
1. Menanyakan kepada peserta 1. Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan,
4. 2 menit Terminasi:
1. Mengucapkan terimakasih atas 1. Mendengarkan
keikut sertaan peserta. 2. Menjawab salam
2. Mengucapkan salam penutup

8. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Tempat sesuai rencana
b. Peran dan tugas sesuai rencana
c. Setting tempat sesuai dengan rencana
2) Evaluasi Proses
a. Selama kegiatan semua peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan
b. Selama kegiatan semua peserta aktif
3) Evaluasi Hasil
a. Peserta penyuluhan dapat memahami dari apa yang disampaikan dan
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh.

MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah
kulit,bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya
penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan
gangguan sirkulasi darah setempat.
Walaupun bagian tubuh semua mengalami decubitus, bagian bwah
dari tubuhlah yang terutama beresiko tinggidan membutuhkan perhatian
khusus. Area yang biasa terjadi decubitus adalah tempat diatas tonjolan
tulang dan tidak dilindungi oleh cukup dengan lemak sub kutan, misalnya
daerah sakrum, daerah trokaner mayor dan spina ischiadica superior
anterior, daerah tumit dan siku.
Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka
morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia. Di Negara-
negara maju, prosentase terjadinya dekubitas mencapai sejitar 11% dan
terjadi dalam dua minggu pertama dalamperawatan.
Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitas karena
perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain:
a. Berkembangnya jaringan lemak subkutan
b. Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin
c. Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulot
menjadi lebih tipis dan rapu

2. Tipe Ulkus Dekubitus


Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu
ulkus dekubitas dan perbedaan temperatur dari ulkus dengan kulit
sekitarnya, dekubitas dapat dibagi menjadi tiga :
1. Tipe normal
Mempunyai tipe temperatur sampai dibawah lebih kurang 2,5 c
dibandingkan kulit sekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6
minggu. Ulkus ini terjadi karena iskemia jaringan setempat akibat tekanan,
tetapi aliran darah dan pembuluh-pembuluh darah sebenarnya baik.
2.Tipe arterioskelerosis
Mempunyai beda temperatur kurang dari 1 c antara daerah ulkus dengan
kulit sekitar. Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat
penyakit pada pembuluh darah (arteriskleroik)ikut perperan untuk terjadinya
dekubitus disamping factor tekanan. Dengan perawatan, ulkis ini diharapkan
sembuh dalam 16 minggu.

3.Tipe terminal
Terjadi pada penderita yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.

3. Proses Terjadinya Dekubitus Dan Faktor Penyebab Dekubitus


Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg. Kulit
akan tetap utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih
berkisar pada batas-batas tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang penderita
immobli/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas
kasur busa maka tekanan darah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan
daerah tumit mencapai 30-45mmHg.
Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi
nikrosis jaringan kulot. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan
total pada kapilet masih bersifat reversible bila kurang dari 2 jam .seorang yang
terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan mengalami dekubitus selama
dapat mengganti posisi beberapa kali perjamnya.
Selain faktor tekanan, ada beberapa faktor mekanik tambahan yang
dapat memudahkan terjadinya dekubitus :
a. Faktor teregangnya kulit misalnya gerakan meluncur ke bawah pada
penderita dengan posisi dengan setengah berbaring
b. Faktor terlipatnya kulit akibat gesekan badan yang sangat kurus dengan
alas tempat tidur, sehingga seakan-akan kulit “tertinggal” dari area tubuh
lainnya.
c. Faktor teragannya kulit akibat daya luncur antara tubuh dengan alas
tempatnya berbaring akan menyebabkan terjadinya iskemia jaringan
setempat
d. Faktor tubuh sendiri (faktor intrinsik) juga berperan untuk terjadinya
dekubitus antara lain :
1. Faktor intrinsik
1) Selama penemuan , regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat
sehingga kulit akan tipis (tortora &anagnostakos, 1990). Kandungan
kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit
berkurang segingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan
2) Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem
arteriovenosus yang kurang kompeten menyebabkan penurunan
perfusi kulit secara progresif .
3) Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan
insufisiensi kardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi
kardiovaskuler seperti pada sistem pernafasan menyebabkan tingkat
oksigenesis darah pada kulit menurun. Status gizi, underweight atau
kebalikannya overweight.
4) Anemia
5) Hipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan
memperjelek menyembuhkan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus
akan menyebabkan kadar albumin darah menurun
6) Penyakit-penyakit neurologik, penyakit-penyakit yang merusak
pembuluh darah, juga mempermudah dan memperjelek decubitus
7) Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.

2. Faktor ekstrinsik
1) Kebersian tempat tidur
2) Alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medic yang
menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga
memudahkan terjadiannya decubitus
3) Duduk yang buruk
4) Posisi yang tidak tepat
5) Perubahan posisi yang kurang
4. Derajat Dekubitus

Derajat I Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis,


tampaksebagai daerah kemerahan/eritema indurasi
lecet.
Derajat II Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh
dermis hingga lapisan lemah subkutan. Tampak sebagai
ulkus yang dangkal, dengan tepi yang jlas dan
perubahan warna pigmen kulit.
Derajat II Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan
lemaksubkutan dan menggaung, berbatasan dengan
fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi
dengan jaringan nekrotik yang berbau.
Derajat IV Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang
di dasar ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada
tulang atau sendi

5. Pencegahan Dekubitus
Karena dekubitus lebih mudah dicegah daripada diobati, maka sedini
mungkin harus dicegah dengan cara :
1) Anjurkan pasien untuk merubah posisi untuk merenggangkan otot-
ototsetiap 2 jam sekali untuk mengurangi tekanan atau membantu
pasien melakukannya.
2) Anjurkan masukan cairan dan nutrisi yang tepat dan adekuat. Karena
kerusakan kulit lebih mudah terjadi dan lambat untuk sembuh jika
nutrisi pasien buruk.
3) Segera membersikan feses atau urin dari kulit karena bersifat iritatif
terhadap kulit.
4) .Infeksi daerah dekubitusumum terjadi, laporkan adanya area
kemerahan dengan segera.
5) Jaga agar kulit tetap keringmenggunakan minyak topikal : minyak
kelapa
6) Jaga agar linen tetap sering dan bebas dari kerutan
7) Beri perhatian khusus pada daerah –daerah yang beresiko terjadi
decubitus
8) Masase sekitar daerah kemerahan dengan sering menggunakan
9) lotion/ minyak topikal : minyak kelapa
10) Jangan gunakan lotion pada kulit yang rusak
11) Beri sedikit bedak tabur pada area pergessakan tapi jangan biarkan
menumpuk atau menggumpal
12) Gunakan kain pengalas biar memindahkan pasien tirah baring
13) Lakukan latihan gerak minimal 2x sehari untuk mencegah
kontraktur
14) Gunakan kasur busa , kasur kulit atau kasur perubahan tekanan
15) Lakukan tindakan mika miki

DAFTAR PUSTAKA

Capernito . 2010. Rencana Diagnosa dan Dokumentasi Keperawatan Jakarta.


EGC.
Doenges, Marilynn E 2012. Rencana Keperawatan :Pedoman Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta. EGC
Nurachman.2011. Pencegahan dan Perawatan Dekubitus. Jakarta. Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai