Disusun Oleh :
RODHIYATUN KHASANAH
2015
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
II. Sasaran
Keluarga pasien di ruang Merak RSUD Dr. M Ashari Pemalang
III. Target
Keluarga klien
IV. Metode Pengajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media Pengajaran
1. Leaflet
2. Lembar balik
3. Materi pengajaran
VI. Strategi Pelaksanaan
Pelaksanaan penyuluhan akan dilaksanakan pada :
1. Tanggal: :
2. Waktu : 30 Menit
3. Tempat : Ruang Merak RSUD Dr. M Ashari Pemalang
VII. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1 5 menit Pembukaan :
1. Mengucapkan salam. Menjawab salam,
2. Menjelaskan nama dan akademi Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang diberikan.
5. Menanyakan kesiapan peserta
2 10 menit Pelaksanaan :
Penyampaian materi Mendengarkan
a. Menjelaskan definisi kejang demam
b. Menjelaskan penyebab kejang demam
c. Menjelaskan tanda gejala kejang demam
d. Menjelaskan penatalakasanaan kejang
demam Bertanya
Tanya jawab
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
bertanya
3 10 menit Evaluasi: Menjawab dan
Menanyakan kembali hal-hal yang sudah dijelaskan menjelaskan
mengenai kejang demam Memperhatikan
4 5 menit Penutup :
a. Menutup pertemuan dengan menyimpulkan Mendengarkan
materi yang telah dibahas
b. Memberikan salam penutup Menjawab salam
VIII. Setting Tempat
Keterangan:
2 1 = pasien
1
2 = penyuluh
3 3 = keluarga
XI. Materi
Terlampir
DEBRIDEMENT DAN INFEKSI LUKA OPERASI (ILO)
A. DEBRIDEMENT
1. Definisi Debridement
Debridemen adalah menghilangkan jaringan mati juga membersihkan
luka dari kotoran yang berasal dari luar yang termasuk benda asing bagi
tubuh. (Brunner & Suddarth ,2002. Suzzane C. Smeltzer Brenda G. Bare ).
Debridement merupakan suatu tindakan eksisi yang bertujuan untuk
membuang jaringan nekrosis maupun debris yang mengahalangi proses
penyembuhan luka dan potensial terjadi atau berkembangnya infeksi
sehingga merupakan tindakan pemutus rantai respon inflamasi sistemik dan
maupun sepsis. Tindakan ini dilakukan seawal mungkin, dan dapat
dilakukan tindakan ulangan sesuai kebutuhan.
2. Jenis-jenis Debridement
Terdapat 4 jenis debridement, yaitu autolitik, mekanikal, enzimatik dan
surgikal. Metode debridement yang dipilih tergantung pada jumlah jaringan
nekrotik, luasnya luka, riwayat medis pasien, lokasi luka dan penyakit
sistemik.
a. Debridement Otolitik
Otolisis menggunakan enzim tubuh dan pelembab untuk rehidrasi,
melembutkan dan akhirnya melisiskan jaringan nekrotik. Debridement
otolitik bersifat selektif, hanya jaringan nekrotik yang dihilangkan.
Proses ini juga tidak nyeri bagi pasien. Debridemen otolitik dapat
dilakukan dengan menggunakan balutan oklusif atau semioklusif yang
mempertahankan cairan luka kontak dengan jaringan nekrotik.
Debridement otolitik dapat dilakukan dengan hidrokoloid, hidrogel atau
transparent films. Indikasi : Pada luka stadium III atau IV dengan
eksudat sedikit sampai sedang.
b. Debridement Enzymatik
Debridement enzimatik meliputi penggunaan salep topikal untuk
merangsang debridement, seperti kolagenase. Seperti otolisis,
debridement enzimatik dilakukan setelah debridement surgical atau
debridement otolitik dan mekanikal. Debridement enzimatik
direkomendasikan untuk luka kronis.
c. Debridement Mekanik
Dilakukan dengan menggunakan balutan seperti anyaman yang melekat
pada luka. Lapisan luar dari luka mengering dan melekat pada balutan
anyaman. Selama proses pengangkatan, jaringan yang melekat pada
anyaman akan diangkat. Beberapa dari jaringan tersebut non-viable,
sementara beberapa yang lain viable. Debridement ini nonselektif
karena tidak membedakan antara jaringan sehat dan tidak sehat.
Debridement mekanikal memerlukan ganti balutan yang sering. Proses
ini bermanfaat sebagai bentuk awal debridement atau sebagai persiapan
untuk pembedahan. Hidroterapi juga merupakan suatu tipe debridement
mekanik. Hidroterapi dapat menyebabkan maserasi jaringan. Juga
penyebaran melalui air dapat menyebabkan kontaminasi atau infeksi.
Disinfeksi tambahan dapat menjadi sitotoksik.
d. Debridement Surgikal
Debridement surgikal adalah pengangkatan jaringan avital dengan
menggunakan skalpel, gunting atau instrument tajam lain Debridement
surgikal merupakan standar perawatan untuk mengangkat jaringan
nekrotik. Keuntungan debridement surgikal adalah karena bersifat
selektif; hanya bagian avital yang dibuang. Debridement surgikal
dengan cepat mengangkat jaringan mati dan dapat mengurangi waktu.
Debridement surgikal dapat dilakukan di tempat tidur pasien atau di
dalam ruang operasi setelah pemberian anestesi. Ciri jaringan avital
adalah warnanya lebih kusam atau lebih pucat(tahap awal), bisa juga
lebih kehitaman (tahap lanjut), konsistensi lebih lunak dan jika di insisi
tidak/sedikit mengeluarkan darah. Debridement dilakukan sampai
jaringan tadi habis, cirinya adalah kita sudah menemulan jaringan yang
sehat dan perdarahan lebih banyak pada jaringan yang dipotong.
Teknik Operasi
1) Tindakan aseptik dan antiseptik
2) Anestesi infiltrasi sekitar luka
3) Luka dicuci sampai bersih
4) Identifikasi jaringan nekrotik dan struktur neuro vaskular.
5) Jepit jaringan nekrotik dengan pinset, gunting
6) Ulangi langkah 5 sampai semua/sebagian besar jaringan terbuang.
Sampai jaringan sehat terlihat (sudah ada perdarahan normal)
7) Jika luka tertutup darah, cuci kembali dengan NaCl 0.9 %, lalu
kembali identifikasi jaringan nekrotik.
8) Selanjutnya tergantung tipe luka dapat dijahit primer atau dilakukan
perawatan luka terbuka atau tindakan definitif lainnya.