Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN LUKA BEDAH POST OPERASI

DISUSUN OLEH :

Irenius Efren
I4052191006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Bahasan/ Topik : Perawatan Luka Bedah Post Operasi


Sub Pokok Bahasan : Modifikasi Perawatan Luka Bedah Post Operasi di Rumah
Sasaran : Klien dan keluarga klien
Hari/ Tanggal : Kamis, 23 Januari 2020
Waktu/ Tempat : Jam 10.00 WIB, di Ruang Penyakit Bedah RSUD dr. Abdul Aziz
Singkawang
Penyuluh/ Penyaji : Irenius Efren

A. Tujuan
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga dapat mengetahui cara
perawatan luka dirumah.

B. PelaksanaanKegiatan
1) Topik : Modifikasi Perawatan Luka Bedah Post Operasi di Rumah
2) Sasaran : Klien dan keluarga klien
3) Metode : Ceramah, Demonstrasi, Diskusi dan Tanya Jawab
4) Media & Alat : Leaflet dan alat peraga
5) Waktu & Tempat : Jam 10.00 WIB, di Ruang Penyakit Bedah RSUD dr. Abdul Aziz
Singkawang
6) Materi : Terlampir
7) Setting Tempat :

P
A A A
Keterangan :
P : Penyaji
A : Audiens
8) Strategi Pelaksaan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 2 menit Pembukaan : Menjawab salam


1. Memberi salam Mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
3. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan
disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan memperhatikan
dan teratur.
3. 8 menit Evaluasi : Menyimak dan
1. Menyimpulkan inti penyuluhan mendengarkan
2. Menyampaikan secara singkat materi
penyuluhan.
3. Memberi kesempatan kepada klien dan keluarga
untuk bertanya.
4. Memberi kessempatan kepada paserta untuk
menjawab pertanyaan yang dilontarkan.
4. 5 menit Penutup : Menjawab salam
1. Menyimpulkan materi penyuluhan yang telah
disampaikan.
2. Menyampaikan terimakasih atas perhatian dan
waktu yang telah di berikan kepada peserta.
3. Mengucapkan salam.
PERAWATAN LUKA

1.1 Definisi
Perawatan luka merupakan tindakan untuk merawat luka dengan tujuan
meningkatkan proses penyembuhan jaringan dan mencegah infeksi. Perawatan luka
operasi adalah Perawatan luka yang dilakukan pada pasien operasi dengan tujuan
mencegah infeksi dan merasa aman (Suriadi, 2007; David, 2007).
1.2 Tujuan
Menurut Suriadi (2007), tujuan dari perawatan luka adalah:
1) Memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka.
2) Absorbsi drainase.
3) Menekan dan imobilisasi luka.
4) Mencegah jaringan epitel baru dari cedera mekanis.
5) Menghambat atau membunuh mikroorganisme.
6) Mencegah perdarahan.
7) Mencegah luka dari kontaminasi.
8) Meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing.
9) Memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien.
1.3 Indikasi
Menurut Suryadi (2007), indikasi dilakukannya perawatan luka yaitu:
1) Balutan kotor dan basah akibat eksternal
2) Terdapat rembesan eksudat
3) Mengkaji keadaan luka
4) Untuk mempercepat debridement (pengangkatan) jaringan nekrotik
1.4 Tipe Tindakan
1) Perawatan Luka Bersih
Prosedur perawatan yang dilakukan pada luka bersih (tanpa ada pus dan necrose),
termasuk didalamnya mengganti balutan.
2) Perawatan Luka Kotor
Perawatan pada luka yang terjadi karena tekanan terus menerus pada bagian tubuh
tertentu sehingga sirkulasi darah ke daerah tersebut terganggu. Ciri – ciri : Luka +
serum, Luka + pus, Luka + nekrose.
1.5 Bahan Yang Digunakan
1) Sodium Klorida 0,9 %
Sodium klorida adalah larutan fisiologis yang ada di seluruh tubuh karena antikseptik
ini tidak ada reaksi hipersensitivitas dari sodium klorida. Normal saline aman
digunakan muntuk kondisi apapun (Lilley & Aucker, 1999). Sodium klorida atau
natrium klorida mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma. Larutan ini tidak
mempengaruhi sel darah merah (Handerson, 1992). Sodium klorida tersedia dalam
beberapa konsentrasi, yang paling sering adalah sodium klorida 0,9 %. Ini adalah
konsentrasi normal dari sodium klorida dan untuk antiseptik ini sodium klorida
disebut juga normal saline (Lilley & Aucker, 1999). Merupakan larutan isotonis aman
untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga
kelembaban sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan serta
mudah didapat dan harga antiseptik lebih murah
2) Larutan povodine-iodine.
Iodine adalah element non metalik yang tersedia dalam bentuk garam yang
dikombinasi dengan bahan lain, walaupun iodine bahan non metalik iodine berwarna
hitam kebiru-biruan, kilau metalik dan bau yang khas. Iodine hanya larut sedikit di
air, tetapi dapat larut secara keseluruhan dalam antiseptik dan larutan sodium iodide
encer. Iodide antiseptik dan solution keduanya aktif melawan spora tergantung
konsentrasi dan waktu pelaksanaan (Lilley & Aucker, 1999).
3) Larutan iodium anorganik
Larutan ini akan melepaskan iodium anorganik bila kontak dengan kulit atau selaput
antiseptik, sehingga cocok untuk luka kotor dan terinfeksi bakteri. Bahan ini agak
iritan dan antiseptik serta meninggalkan residu (Sodikin, 2002). Studi menunjukan
bahwa antiseptic seperti povodine iodine toxic terhadap sel (Thompson. J, 2000).
Iodine dengan konsentrasi > 3 % dapat memberi rasa panas pada kulit. Rasa terbakar
akan nampak dengan iodine ketika daerah yang dirawat ditutup dengan balutan
oklusif kulit dapat ternoda dan menyebabkan iritasi dan nyeri pada sisi luka. (Lilley &
Aucker, 1999).
4) Larutan alkohol
Luka insisi dibersihkan dengan alkohol dan larutan suci hama (larutan betadine dan
sebagainya), lalu ditutup dengan kain penutup luka, secara penodik pembalut luka
diganti dan luka dibersihkan. Dibuat pula catatan kapan benang / orave kapan dicabut
atau dilonggarkan. Diperhatikan pula apakah luka sembuh perprinum atau dibawah
luka terdapat eksudat.
1.6 Persiapan Alat dan Bahan
1) Pinset anatomi
2) Pinset cirurghi
3) Gunting steril
4) Kapas sublimat/ savlon dalam tempatnya
5) Larutan H2O2
6) Larutan boorwater
7) NaCl 0,9%
8) Betadine
9) Gunting perban (gunting tidak steril)
10) Plester/ pembalut
11) Bengkok
12) Kasa steril
13) Mangkok kecil
14) Handskon steril
1.7 Tahapan Tindakan Perawatan Luka
Dalam manajemen perawatan luka ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu evaluasi
luka, tindakan antiseptik, pembersihan luka, penjahitan luka, penutupan luka,
pembalutan, pemberian antiboitik dan pengangkatan jahitan.
1) Evaluasi luka
Meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik (lokasi dan eksplorasi).
2) Tindakan Antiseptik
Prinsipnya untuk membersihkan kuman dikulit. Tujuan untuk melakukan pencucian/
pembersihan luka biasanya digunakan cairan atau larutan antiseptik.
3) Pembersihan Luka
Tujuan dilakukannya pembersihan luka adalah meningkatkan, memperbaiki dan
mempercepat proses penyembuhan luka serta menghindari terjadinya infeksi.
Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam pembersihan luka yaitu :
a. Irigasi dengan sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk membuang jaringan mati
dan benda asing.
b. Hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati.
c. Berikan antiseptik.
d. Bila diperlukan tindakan ini dapat dilakukan dengan pemberian anastesi lokal.
e. Bila perlu lakukan penutupan luka.
4) Penutupan/ Pembalutan Luka
Penutupan luka adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada luka
sehingga proses penyembuhan berlangsung optimal. Pertimbangan dalam menutup
dan membalut luka sangat tergantung pada penilaian kondisi luka. Pembalutan
berfungsi sebagai pelindung terhadap penguapan, infeksi, mengupayakan lingkungan
yang baik bagi luka dalam proses penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek penekanan
yang mencegah berkumpulnya rembesan darah yang menyebabkan hematom.
5) Pemberian Antibiotik
Prinsipnya pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik dan pada luka
terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika
David S. 2007. Anatomi Fisiologi dan Penyembuhan Luka. Short Course Wound Care Update.
JW Marriot. Surabaya

Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik dan Bedah.
Jakarta: EGC.
Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses menghadapi Operasi.
Yogyakarta: Sahabat Setia.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Smith S. Duell D. 1985. Clinical Nursing Skill
Suriadi, 2007. Manajemen Luka. STIKEP Muhammadiyah. Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai