Disusun oleh:
Kelompok 4B
Sharazeintya Atayzzahra 4006230019
Silva Meidina Fitriani 4006230030
Sopa Marwati 4006230062
Syifa Sentika Aprilia 4006230065
Tias Ayu Astika 4006230073
Witha Widyaningsih 4006230034
Wulan Pebriani H. 4006230045
Yopi Nurlela Srihayati 4006230069
Zulian Putri Puspita 4006230067
Irvan Muhamad Cahya 4006230009
Ida Faridah 4006230026
H. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. 3 Menit Pembukaan : 1. Menjawab
1. Membuka kegiatan dengan salam
mengucapkan salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri dan 3. Memperhatikan
kelompok 4. memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
4. Meyebutkan materi yang akan
diberikan
2. 15 Menit Pelaksanaan : 1. Menerima
1. Pembagian leaflet leaflet
2. Memberikan penejelasan 2. Memperhatikan
tentang decubitus penjelasan
3. Memberikan kesempatan 3. Mengajukan
kepada keluarga pasien untuk pertanyaan
bertanya 4. Memperhatikan
4. Menjawab pertanyaan dari
keluarga pasien
3. 10 Menit Evaluasi : Menjawab
Menanyakan kepada peserta pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada pasien yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 2 Menit Terminasi : 1. Mendengarkan
1. Mengucapkan terimakasih 2. Menjawab
atas peran serta peserta salam
2. Mengucapkan salam penutup
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada
suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi
darah setempat.
Walaupun semua bagian tubuh mengalami dekubitus, bagian bawah dari
tubuhlah yang terutama beresiko tinggi dan M membutuhkan perhatian kuhsus.
Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang dan
tidak dilindungi oleh cukup dengan lemak sub kutan, misalnya daerah sakrum,
daerah trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan
siku.
Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia. Dinegara-negara maju,
prosentase terjadinya dekubitus mencapai sekitar 11% dan terjadi dalam dua
minggu M pertama dalam perawatan.
Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk menjadi decubitus karena
perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain :
a. Berkurangnya jaringan lemak
b. Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin
c. Menurunnya efesiensi kolateral kalpiler pada kulit sehingga kulit
menjadi lebih tipis daan rapuh.
E. Pencegahan Dekubitus
Karena decubitus lebih mudah dicegah daripada diobati, maka sedini mungkin
harus dicegah dengan cara :
a. Hilangkan tekanan dengan menganjurkan pasien melakukan perubahan
posisi minimal tiap 2 jam.
b. Meminimalkan atau mnegurangi kelembaban dengan sering mengganti
pakaian dan sprei.
c. Jika pasien BAB atau BAK, bersihkan sampai feses atau urinnya tidak
tersisa atau menempel pada kulit karena akan menyebabkan iritasi.
d. Laporkan segera apabila terdapat daerah kemerahan pada kulit.
e. Jaga agar kulit tetap kering.
f. Jaga agar linen tetap kering dan bebas kerutan.
g. Beri perhatian khusus pada daerah daerah yang beresiko terjadi
decubitus seperti punggung, bagian-bagian tulang yang menonjol,
bagian pantat dan tumit kaki.
h. Masase daerah yang beresiko decubitus dengan ,menggunakan lotion
atau minyak zaitun.
i. Jangan gunakan lotion pada kulit yang sudah terkena luka decubitus
atau luka terbuka.
j. Gunakan Kasur busa untuk mengurangi terjadinya decubitus.
DAFTAR PUSTAKA
Berliya Anharu Safitri, dkk. 2019. Pencegahan Dekubitus Pada Klien Stroke Di
Wilayah Kerja Puskesmas Srondol Kota Semarang. 05.
Grace Tedy Tulak, dkk. 2023. Edukasi Pencegahan Luka Tekan Pada Anggota
Keluarga Yang Mengalami Immobilisasi. 2(3). Idea Pengabdian Masyarakat