Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GANGGUAN KESEIMBANGAN “RESIKO JATUH”

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk tugas mata kuliah Gerontik

Dosen Pengampu :
Fitra Handika Hutama, S.Kep.,Ns.,M.Kes.

Disusun Oleh :

Afida Febi Irawan 202114401001

Evi Puspitasari 202114401020

Nisa Nur Fadhilah 202114401040

Rizki Dwi Sasongko 202114401050

KELOMPOK 10
PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SATRIA BHAKTI NGANJUK
2021/2022
USULAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

1. Topik Penyuluhan : Penyuluhan Kesehatan tentang “Gangguan


Keseimbangan “Risiko Jatuh” pada Lansia di Kelurahan Mangundikaran.

2. Identitas Mahasiswa :

a. Nama : Afida Febi Irawan


b. NIM : 202114401001

a. Nama : Evi Puspitasari


b. NIM : 202114401020

a. Nama : Nisa Nur Fadilah


b. NIM : 202114401040

a. Nama : Rizki Dwi Sasongko


b. NIM : 202114401050
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

“GANGGUAN KESEIMBANGGAN : RESIKO JATUH”

Topik : Penyuluhan Kesehatan Lansia

Sub Topik : Resiko Jatuh

Sasaran : Lansia di Kelurahan Mangundikaran

Tempat : Balai Kelurahan Mangundikaran

Hari :

Waktu : Jam 08.00- selesai

A. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit diharapkan klien dan


keluarga mengerti dan memahami tentang risiko jatuh pada lansia.

B. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, pasien dan


keluarga diharapkan mampu:

1. Menjelaskan tentang pengertian lansia dan jatuh.


2. Menyebutkan penyebab resiko jatuh pada lansia.
3. Menjelaskan pencegahan risiko jatuh pada lansia.

C. Sasaran
Klien lansia

D. Metode

Ceramah, diskusi dan tanya jawab.


E. Media

Adapun media menggunakan leaflet.

F. Proses Pelaksanaan

No Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Peserta Media

1. Pembukaan 5 Menit

a. Salam Menjawab salam


b. Perkenalan
Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan
dari pertemuan mendengarkan
d. Kontrak waktu

2. Pelaksanaan 30 Menit leaflet

a. Menyampaian Memperhatikan
materi
-pengertian lansia
-Penyebab jatuh
-Pencegahan resiko
jatuh
Menerima
b. Membagikan
leaflet
leaflet
c. Memberikan Menanyakan
kesempatan kepada hal-hal yang
pasien dan belum jelas
keluarga untuk
bertanya hal-hal
yang belum jelas

Penutupan 5 Menit
Menjawab
pertaanyaan
3. a. Memberikan
pertanyaan lisan
kepada pasien dan
Memperhatikan
keluarga
b. Menyimpulkan
kegiatan yang telah Menjawab salam
disampaikan
c. Memberikan salam
penutup

G. Materi (Terlampir)

1. Pengertian lansia
2. Penyebab jatuh pada lansia
3. Pencegahan resiko jatuh pada lansia

H. Setting Tempat

Duduk saling berhadapan dengan penyaji berada didepan.

I. Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Penyuluh mempersiapkan satuan acara penyuluhan
b. Penyuluh mempersiapkan dan membawa media untuk penyuluhan
(leaflet dan lembar balik)
c. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan
2. Kriteria Proses
a. Pada awal kunjungan, petugas sudah menjelaskan tujuan dilakukan
kunjungan
b. Selama kegiatan penyuluhan, klien aktif mendengarkan dan
memperhatikan
c. Klien aktif saat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
e. telah diingatkan oleh petugas

3. Kriteria hasil
a. Klien kooperatif selama diskusi berlangsung
b. Klien kooperatif bertanya dan menjawab pertanyaan petugas
c. Klien dapat menjelaskan pengertian, penyebab, dan pencegahan risiko
jatuh pada lansia

J. Struktur Organisasi

Ketua + Fasilitator : Nisa Nur Fadhilah

Penyaji : 1. Afida Febi Irawan

2. Evi Puspitasari

Observer : Rizki Dwi Sasongko


LAMPIRAN
RISIKO JATUH PADA LANSIA

1. Pengertian

Menurut WHO dalam Bandiyah (2009) lanjut usia meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun


b. Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old ) = antara 75 dan 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old ) = diatas 90 tahun

Menurut Undang-undang RI nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan


lansia dalam Bandiyah (2009) : yang dimaksud dengan lansia adalah seseorang
yang telah mencapai usia di atas 60 tahun. Pada lansia umumnya mengelami
gangguan atau penurunan fungsi tubuh sehingga dapat menyebabkan keterbatasan
fungsi fisik yang dapat menyebabkan masalah pada kesehatan lansia itu sendiri.
Salah satu masalah yang paling sering terjadi pada lansia adalah jatuh. Lansia
sangat berisiko terhadap kejadian jatuh, jatuh adalah suatu kejadian yang
mengakibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk dilantai maupun
tempat yang lebih redah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka,
trauma, dan cedera.

2 . Penyebab Risiko Jatuh

a. Faktor Intrinsik merupakan faktor penyebab yang timbul dalam diri lansiaitu
sendiri, seperti:
1) Proses penuaan
Seiring dengan terjadinya proses penuaan, terjadi penurunan kekuatan dan
daya tahan otot dan tulang mulai rapuh. Pada lansia bila terjadi jatuh, akan
sangat cepat timbul cedera pada organ yang mengalami benturan.
2) Berbagai penyakit degenerative seperti :
a) Stroke
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya
suplai darah ke otak. Jaringan otak yang tidak mendapatkan suplai darah
dapat mengalami kematian sehingga dapat mengganggu sistem kerja
tubuh. Tubuh dapat mengalami kelemahan dan kehilangan keseimbangan.
Tidak jarang stroke juga disertaidengan lumpuhnya satu sisi tubuh,
sehingga pada lansia yang mengalami stroke sangat berisiko mengalami
jatuh.
b) Parkinson
Parkinson adalah penyakit neurodegenerative progresif yang berkaitan erat
dengan usia. Penyakit ini ditandai dengan penurunan kemampuan melihat,
tremor (gemetar) dan kerusakan koordinasi motorik kasar sehingga lansia
akan mengalami kesulitan saat beraktivitas.
c) Gangguan kardiovaskuler
Gangguan kardiovaskuler seperti hipertensi dan penyakit jantung lainnya
dapat mengganggu sirkulasi darah ke jaringan. Darah berperan dalam
metabolisme karena didalamnya terdapat oksigen dan nutrisi yang
diperlukan oleh sel. Jaringan yang tidak mendapat suplai oksigen dan
darah akan mengalami gangguan dan kehilangan fungsi. Tubuh umumnya
akan fokus untuk mensuplai darah ke organ vital sepertiotak, jantung dan
paru. Organ – organ ekstremitas umumnya akan mengalami kekurangan
suplai darah sehingga dapat menyebabkan kelemahan.
3) Depresi
Depresi yang terjadi pada lansia dapat mengalihkan perhatian lansia saat
melakukan aktivitas, sehingga pada lansia yang mengalami depresi akan
berkurang perhatiannya saat berjalan sehingga tidak menyadari akan hal-
hal yang dapat mencederai dirinya.
4) Gangguan penglihatan
Pada lansia umumnya mengalami penurunan daya penglihatan terkait
dengan katarak dan penurunan tonus otot mata. Lansia tidak mampu
melihat dengan baik lingkungan sekitarnya sehingga dapat berisiko
mengalami jatuh.
5) Dehidrasi
Dehidrasi dapat disebabkan oleh diare, demam serta asupan cairan yang
kurang sehingga dapat timbul ketidakseimbangan pada tubuh. Kondisi
yang tidak seimbang pada lansia dapat menimbulkan jatuh saat lansia
melakukan aktivitas.
b. Faktor Ekstrinsik, merupakan faktor penyebab yang timbul bukan dari dalam
diri lansia, dapat berupa orang, barang maupun kondisi lingkungan sekitar
lansia, seperti :
1) Alat atau perlengkapan rumah yang sudah rapuh atau tergeletak di bawah
tidak pada tempatnya.
2) Tempat tidur yang tidak stabil
3) Lantai yang licin, basah, menurun serta karpet yang tidak dilem atau
dalam posisi terlipat tidak rapi di bawah.
4) Keset yang tebal atau menekuk/terlipat di pinggirnya
5) Benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser
6) Tidak adanya tempat pegangan, tempat pegangan yang tidak kuat atau
tidak mudah dipegang
7) Penerangan yang tidak baik
8) Alat bantu jalan yang rapuh, tidak tepat ukuran, berat maupun cara
penggunaannya
9) Ketinggian meja dan kursi harus ergonomis sesuai dengan kondisi pasien
10) Alas kaki yang tepat sesuai dengan ukuran, berjalan hanya dengan
menggunakan kaus kaki tanpa alas kaki lainnya

3. Pencegahan Risiko Jatuh pada Lansia

Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang


dapatmenyebabkan jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal,
penyakityang sedang diderita, pengobatan yang sedang dijalani,
gangguankeseimbangan dan gaya berjalan, gangguan visual, ataupun faktor
lingkungan.Dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada
orang tua :
a. Latihan fisik

Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan


kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan
meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan, latihan fisik juga
bisamengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan
yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya
adalah berjalan kaki.

b. Managemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik di antara:
1) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
2) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan
3) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama
sedatif dan tranquilisers
4) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali
atasindikasi klinis kuat
5) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan

c. Modifikasi lingkungan
1) Jalan masuk dan keluar rumah serta kamar dibuat bebas hambatan
2) Hindari ubin licin, barang-barang berserakan tidak pada tempatnya,
danlampu redup
3) Letakkan alat-alat komunikasi agar mudah terjangkau ; telepon, intercom,
bel, letakkan televise/ radio pada posisi yang terbaik
4) Pegangan tangan pada tangga
5) Penyesuaian peralatan
6) Penyesuaian di ruang duduk, termasuk bentuk dan ukuran kursi setinggi
kursi makan dan berlengan
7) Penyesuaian di kamar mandi di lengkapi beberapa pegangan.
d. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia misalnya
1) Bangun dari tidur jangan langsung berdiri. Anjurkan lansia untuk miring
terlebih dahulu, kemudian duduk perlahan lalu berdiri. Bila lansia merasa
pusing anjurkan untuk tetap dalam posisi duduk.
2) Jangan berikan lansia mengangkat barang yang berat. Bila ingin
memindahkan barang, anjurkan untuk memindahkan sedikit demi sedikit.
3) Anjurkan lansia bila ingin mengambil barang dibawah jangan langsung
duduk, mulai dengan jongkok terlebih dahulu, bila perlu disesuaikan
dengan pegangan.

e. Alas kaki
Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:
1) Gunakan sepatu yang tidak berhak/berhak lebar dengan bahan antislip
pada haknya
2) Jangan berjalan hanya engan menggunakan kaos kaki karena sulit untuk
menjaga keseimbangan
3) Berikan alas kaki yang tepat sesuai dengan ukuran, tidak hanya
menggunakan kaos kaki bila berjalan

f. Alat Bantu jalan


Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan
difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang
mendasarinya. Penggunaan alat bantu jalan memang membantu meningkatkan
keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan
kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak
menggunakan roda, karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah
direkomendasikan secara individual.
Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani
dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya adalah
dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker.
Jika hanya 1 ekstremitas atas yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane.
Pemilihan cane type apa yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan
frekuensi menunjang berat badan. Jika ke-2 ekstremitas atas diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang
paling cocok adalah four-wheeledwalker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan
keseimbangan dan menunjang berat badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh
frekuensi yang diperlukan dalam menunjang berat badan.

g. Memelihara kesehatan lansia


1) Jaga asupan nutrisi lansia, sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisilansia.
2) Berikan suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin untuk
meningkatkan kekuatan tulang dan mengurangi risiko patah tulang akibat
terjatuh pada orang tua
3) Anjurkan pasien untuk berjemur di pagi hari
4) Berhenti merokok
5) Hindari konsumsi alkohol

Anda mungkin juga menyukai