Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN JATUH PADA LANSIA

Topik : Penyuluhan Kesehatan


Pokok Bahasan : Pencegahan jatuh pada lansia
Sasaran : Keluarga Ny. A
Tempat : Rumah Ny. A
Hari / Tanggal : Senin, 23 Maret 2020
Pemateri : Febry Priscila

A. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 15 menit, diharapkan
keluarga Ny. A mengetahui bagaimana pencegahan jatuh pada lansia.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, keluarga Ny. A mampu:
1. Menjelaskan tentang pengertian jatuh.
2. Mengetahui manajemen lingkungan untuk meminimalisir jatuh pada
lansia.

B. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

C. MEDIA
1. Leaflet

D. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Semua anggota keluarga hadir dalam acara penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
b. Keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
c. Keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
b. Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
4. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya tambahan pengetahuan tentang pencegahan jatuh yang diterima
oleh keluarga dengan melakukan evaluasi melalui pertanyaan langsung
di akhir ceramah.

E. Kegiatan penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu
1. Pembukaan  Memberi salam dan  Menjawab salam 2 menit
perkenalan  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan, dan
manfaat dan cakupan memperhatikan
materi  Menjawab
 Menanyakan pertanyaan yang
pengetahuan umum telah diberikan
tentang jatuh dan oleh penyuluh
pencegahan jatuh pada
lansia kepada anggota
keluarga.
2 Kegiatan  Menjelaskan tentang  Mendengarkan 1 menit
Inti pengertian jatuh  Memperhatikan
 Mengetahui manajemen dan menyimak.
lingkungan untuk  Bertanya jika ada
meminimalisir jatuh yang tidak jelas.
pada lansia.
3. Penutup  Mengevaluasi  Menjawab 3 menit
pengetahuan keluarga pertanyaan
tentang materi yang  Mendengarkan
disampaikan dengan dan
memberi pertanyaan memperhatikan
 Menyimpulkan materi  Menjawab salam
yang telah disampaikan.
 Memberi salam

F. Referensi
1. Sani, P. A. 2016. Materi Kuliah: Pencegahan Jatuh pada Lansia. PSIK
FK Unud.
2. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang
3. Turana, Y. (2012). Menghindari risiko jatuh pada lansia.
http://www.medikaholistik.com.
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN
“Pencegahan Jatuh pada Lansia”

DEFINISI JATUH
Jatuh menjadi salah satu insiden yang paling sering terjadi pada orang
lanjut usia (lansia) yang mengakibatkan trauma serius, seperti nyeri, kelumpuhan
bahkan kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut dan hilangnya rasa percaya diri
sehingga mereka membatasi aktivitas sehari-hari yang menyebabkan menurunnya
mutu kehidupan pada lansia dan juga berpengaruh pada anggota keluarganya.
Banyak faktor berperan di dalamnya, baik faktor intrinsik dalam diri lansia
tersebut seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah,
kekakuan sendi, sinkope dan dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang
licin dan tidak rata, tersandung benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya
kurang terang, dan sebagainya (Sani, 2016).

PENCEGAHAN JATUH PADA LANSIA


Pencegahan dilakukan berdasarkan faktor risiko apa yang dapat menyebabkan
jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang
diderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya
berjalan, gangguan visual, ataupun faktor lingkungan.
Dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua:
a. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan
kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan
meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan. Latihan fisik juga bisa
mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang
melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya
adalah berjalan kaki.
b. Managemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik diantaranya:
1) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
2) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan
3) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama
sedatif dan tranquilisers
4) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas
indikasi klinis kuat
5) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan
c. Modifikasi lingkungan.
1) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk
menghindari pusing akibat suhu.
2) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam
jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
3) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
4) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
5) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
6) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan
untuk daerah tangga.
7) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang
biasa untuk melintas.
8) Gunakan lantai atau keramik yang tidak licin.
9) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari
tersandung.
10) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di
kamar mandi.
d. Memperbaiki kebiasaan lansia, misalnya:
1) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
2) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
3) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
4) Hindari olahraga berlebihan.
e. Alas Kaki
1) Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:
2) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar
3) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga
keseimbangan
4) Pakai sepatu yang antislip
f. Alat Bantu Jalan
1) Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan
difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor
yang mendasarinya. Penggunaan alat bantu jalan memang membantu
meingkatkan keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah
yang terputus dan kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika
alat bantu tidak menggunakan roda., karena itu penggunaan alat bantu ini
haruslah direkomendasikan secara individual.
2) Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat
ditangani dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu,
penanganannya adalah dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat),
crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya satu ekstremitas atas yang
digunakan, pasien dianjurkan pakai cane. Pemilihan tipe cane yang
digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi yang menunjang berat
badan. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang paling
cocok adalah four-wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan
untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan, maka
pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam
menunjang berat badan.
g. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.
h. Hip protektor: terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.
i. Memelihara Kekuatan Tulang
1) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan
densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang
tua
2) Berhenti merokok
3) Hindari konsumsi alcohol
4) Latihan fisik
5) Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen
6) Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti. (Turana, 2012)

Anda mungkin juga menyukai