I. TUJUAN
A. Umum
Pada akhir proses penyuluhan pendidikan kesehatan tentang pencegahan jatuh pada lansia
selama 10 menit, diharapkan klien mampu memahami dan selanjutnya melaksanakan cara
menghindari resiko jatuh dan melakukan pencegahan jatuh.
B. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pencegahan jatuh lansia selama 1 x 10 menit
diharapkan sasaran mampu :
a. Menjelaskan pengertian jatuh.
b. Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh.
c. Menyebutkan akibat jatuh.
d. Menyebutkan cara pencegahan jatuh.
e. Melakukan pencegahan jatuh.
II. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
III. MEDIA
a. Leaflet
IV. KEGIATAN PENYULUHAN
V. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan klien terlaksana dengan baik berupa kontrak waktu, topik, dan tempat
b. Persiapan alat bantu dan media yang digunakan untuk pendidikan kesehatan
2. Evaluasi Proses
a. Klien mampu mengikuti pendidikan kesehatan dengan baik sampai selesai
b. Klien kooperatif dalam mengikuti pendidikan kesehatan
c. Klien dapat bekerjasama dengan perawat
d. Media dan alat bantu dapat digunakan dengan baik
e. Lingkungan mendukung dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan
3. Evaluasi Hasil
a. Evaluasi Kognitif
Menanyakan kepada pasien dan keluarga klien :
1) Coba jelaskan pengertian jatuh?
2) Sebutkan faktor resiko penyebab jatuh?
3) Sebutkan akibat dari jatuh?
4) Sebutkan cara mencegah jatuh?
b. Evaluasi afektif
Penerima Manfaat menyatakan kesediaaan melakukan pencegahan jatuh.
c. Evaluasi psikomotorik
Penerima Manfaat mampu melakukan pencegahan
jatuh.
A. Pengertian Kekambuhan
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang melihat kejadian
mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah
dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Rouben, 1996).
1. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan tungkai dan
tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya
lingkungan, latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik
yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah
satunya adalah berjalan kaki.
2. Managemen obat-obatan
a) Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik.
b) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat.
c) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan.
d) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama sedatif dan
tranquilisers.
e) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas indikasi klinis
kuat.
f) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan.
3. Modifikasi lingkungan
a) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari pusing akibat
suhu.
b) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam jangkauan
tanpa harus berjalan dulu.
c) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
d) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
e) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
f) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan untuk daerah
tangga.
g) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa untuk
melintas.
h) Gunakan lantai yang tidak licin.
i) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari tersandung.
j) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya dikamar mandi.
k) Hindari penggunaan furnitur yang beroda.
5. Alas kaki
a) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar.
b) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga keseimbangan.
c) Pakai sepatu yang antislip.