Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PROGRAM KEGIATAN PENYULUHAN MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :
RESIKO JATUH
DI RUANG HCU PANDAN II RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

BIDANG KEGIATAN:
PENYULUHAN KEPADA PASIEN DAN KELUARGA PASIEN

Diusulkan oleh:

Kelompok 21 Praktik Belajar Klinik


Program S1 Reguler Angkatan 2016

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
Pokok Bahasan : Resiko Jatuh
Hari, Tanggal : Jumat, 30 November 2018
Waktu : 09.00-09.30 WIB
Tempat : HCU PANDAN II RSUD Dr. Soetomo
Penyuluh : Rezza

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, klien diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang bahaya resiko jatuh dan dapat mengaplikasikan untuk
meminimalkan resiko jatuh.
2. Tujuan Khusus
- Klien mampu menyebutkan kembali tujuan untuk meminimalkan resiko jatuh
- Klien mampu menyebutkan cara untuk mencegah pasien jatuh
B. Sasaran
Keluarga pasien HCU PANDAN II RSUD Dr. Soetomo
C. Pembahasan Materi
1. Tujuan pencegahan resiko jatuh
2. Cara pencegahan resiko jatuh
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi (Tanya Jawab)
E. Media
1. Poster

F. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Media dan Metode
5 Menit Pembukaan - Menjawab salam Ceramah
- Membuka kegiatan - Mendengarkan
09.00 – 09.05
dengan mengucapkan
WIB
salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
- Kontrak Waktu
15 menit Pelaksanaan Penyuluhan - Memperhatikan dan Ceramah dan Poster
- Penyuluh
09.05 – 09.20 mendengarkan
menjelaskan materi
WIB materi yang
tentang nutrisi dan
diberikan oleh
aktivitas pada
penyuluh
penderita penyakit
jantung
5 Menit Diskusi (Tanya Jawab) - Mengajukan Tanya jawab dan Poster
- Moderator
09.20 – 09.25 Pertanyan kepada
memberikan
WIB penyuluh
kesempatan pada - Menjawab
peserta untuk Pertanyaan
bertanya
- Menjawab
pertanyaan yang
diajukan oleh peserta
- Menanyakan kepada
peserta tentang materi
yang telah diberikan,
dan memberikan
reward kepada
peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
5 Menit Penutup - Mendengarkan -
- Moderator - Menjawab Salam
09.25 – 09.30
menyimpulkan materi
WIB
- Mengucapkan salam
penutup

G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Proses
- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
- Waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
2. Evaluasi Hasil
- Peserta mampu menjawab pertanyaan dan mengetahu tentang tujuan pola
hidup sehat bagi penderita penyakit jantung.
- Peserta mengetahu cara diet makanan dan aktivitas yang tepat untuk penderita
penyakit jantung.
H. Materi
A. Pengertian
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang
melihatkejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk
dilantai/tempat yanglebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka
(Rouben, 1996).
B. Faktor Resiko Penyebab Jatuh
Secara singkat, faktor resiko jatuh pada lansia itu dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik.
a) Faktor Instinsik, misalnya:
o Gangguan jantung dan/atau sirkulasi darah : Penurunan sirkulasi darah ke otak
secara tiba-tiba, kehilangan kesadaran yang tiba-tiba, masalah pada jantung
yang menyebabkan sesak nafas sehingga tidak dapat mentoleransi aktivitas
dan hipertensi.
o Gangguan sistem susunan saraf : SSP akan memberikan respons motorik untuk
mengantisipasi input sensorik. Penyakit SSP seperti stroke, parkinson,
hodrosealus tekanan normal, sering diderita oleh lansia dan menyebabkan
gangguan fungsi SSP sehingga berespon tidak baik terhadap input sensorik.
Nyeri kepala dan atau vertigo, pusing.
o Gangguan sistem anggota gerak dan gangguan gaya berjalan seperti nyeri
persendian, kelumpuhan, ketidaklengkapan anggota gerak, bentuk kaki yang
tidak normal, penurunan kekuatan otot, kekakuan jaringan penyambung ,
berkurangnya massa otot, edema pada kaki
o Gangguan penglihatan dan pendengaran
o Gangguan psikologis : stres, kurang konsentrasi, lupa dengan keterbatasan.
b) Faktor Ekstrinsik, misalnya:
 Cahaya ruangan yang kurang terang
 Lingkungan yang asing bagi lanjut usia
 Lantai yang licin
 Obat-obatan yang diminum (diuretik, antidepresan, sedatif, anti- psikotik,
alkohol, dan obat hipoglikemi)
 Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya.

C. Komplikasi atau Akibat Dari Jatuh


Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti berikut ini :
a. Perlukaan (Injury) : merusak jaringan lunak, fraktur, hematom subdural
b. Perawatan Rumah Sakit : imobilisasi, resiko penyakit
c. Disablitas : penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaaan fisik,
penurunan mobilitas akibat jatuh, penurunan kepercayaan diri dan
pembatasangerak
d. Resiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan

D. Cara Pencegahan Jatuh


Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang dapat
menyebabkan jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang
sedangdiderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya
berjalan, gangguan visual, ataupun faktor lingkungan. dibawah ini akan di uraikan
beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua
1. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan
kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan
meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa mengurangi
kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan
tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki.
2. Managemen obat-obatan
a. Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik.
b. Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat.
c. Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan.
d. Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama
terutamasedatif dan tranquilisers.
e. Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas
indikasi klinis kuat.
f. Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan.
3. Modifikasi lingkungan
a. Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari
pusing akibat suhu.
b. Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam
jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
c. Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
d. Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
e. Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
f. Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan untuk
daerah tangga.
g. Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa
untuk melintas.
h. Gunakan lantai yang tidak licin.
i. Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah,
menghindaritersandung.
j. Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya dikamar
mandi.
k. Hindari penggunaan furnitur yang beroda.
4. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia misalnya :
a. Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
b. Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
c. Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
d. Hindari olahraga berlebihan.
5. Alas kaki
a. Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar.
b. Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk
menjagakeseimbangan.
c. Pakai sepatu yang antislip.
6. Alat bantu jalan
Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan
untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya.
Pada penggunaannya, alat bantu jalan memang membantu meingkatkan
keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan
kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan
roda., karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara
individual. Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat
ditangani dengan obat-obatan maupun pembedahan.Oleh karena itu, penanganannya
adalah dengan alat bantu jalan seperti cane(tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan
walker. (Jika hanya 1ekstremitas atasyang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane.
Pemilihan cane type apa yangdigunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi
menunjang berat badan.Jika ke-2 ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah
four-wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan dan menunjang berat badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh
frekuensi yang diperlukan dalam menunjang berat badan.
7. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.
Gunakan kacamata apabila mengalami gangguan fungsi penglihatan dan alat
bantu pendengaran apabila mengalami gangguan pendengaran.
8. Hip protektor : terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.
9. Memelihara kekuatan tulang
a. Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan
densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orangtua.
b. Berhenti merokok
c. Hindari konsumsi alkohol
d. Latihan fisik
e. Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen.
f. Suplementasi hormone estrogen/hormon pengganti.
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL KEGIATAN
PENYULUHAN MENGENAI “Resiko Jatuh”
DI RUANG HCU PANDAN II RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Surabaya, 30 November 2018


Ketua Penyuluhan Sekretaris Penyuluhan

Afita Nur Dwiyanti Alfia Dwi Sunarto


NIM. 131611133114 NIM. 131611133105
Menyetujui,

Dosen Pembimbing Akademik Dosen Pembimbing Klinik

Anik Widiyati, S.Kep, Ns


Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.Kes.
NIP. 197410292003122002 NIP. 197408111994032001
LEMBAR PENYUSUNAN PENGORGANISASIAN

Pembimbing Akademik : Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.Kes.


Pelaksana : Moderator : Mitha Mulia Virdianty (131611133135)
Penyaji Materi : Muhammad Rezza R.(131611133126)
Fasilitator : Nafiul Ikroma Wijayanti
(131611133149)
Alfia dwi sunarto (131611133105)
Observer : Afita Nur Dwiyanti (131611133114)
Deskripsi Pengorganisasian
A. Moderator
Tugas :
1) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
2) Memperkenalkan diri
3) Memperkenalkan penyaji materi, fasilitator, memberi salam pembuka
4) Memaparkan kontrak waktu
5) Menyampaikan judul materi
6) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
7) Menjelaskan mekanisme jalannya acara
8) Mengatur jalannya penyuluhan
B. Penyaji Materi
Tugas :
1) Menggali pengetahuan dan pengalaman tentang resiko jatuh
2) Menyajikan materi penyuluhan resiko jatuh
3) Menjawab pertanyaan dari peserta
C. Observer
Tugas : Mengamati dan menilai proses penyuluhan
D. Fasilitator
Tugas : Berkeliling diantara peserta dan Menstimulasi peserta yang kurang aktif
dalam kegiatan penyuluhan
LEMBAR OBSERVASI PENYULUHAN

Topik Penyuluhan : Resiko Jatuh


Hari, Tanggal : Kamis, 30 Novemberr 2018
Waktu : 09.00 WIB-09.30WIB
Tempat : Ruang HCU Pandan II

Evaluasi Ya Tidak

1. Persiapan
2 Pelaksanaan oleh moderator
Pembukaan
- Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
- Menyebutkan materi yang akan diberikan
- Memaparkan kontrak waktu
- Menjelaskan mekanisme jalannya acara

Pelaksanaan oleh penyaji


Isi
a. Menggali pengetahuan peserta penyuluhan
b. Menyampaikan materi
c. Memberikan kesempatan kepada peserta penyuluhan untuk
bertanya tentang materi yang diberikan
d. Memberikan jawaban dan penjelasan dari pertanyaan yang
diajukan.
Evaluasi dan penutup
a. Menanyakan kembali pada peserta penyuluhan tentang
materi yang telah diberikan
b. Memberi kesempatan pada pembimbing
c. Memaparkan kesimpulan
d. Menyatakan kegiatan telah selesai oleh moderator
e. Mengucapkan terima kasih kepada peserta oleh moderator
f. Mengucapkan salam sebagai penutup acara oleh moderator
3 Evaluasi
a. Pelaksanaan sesuai dengan perencanaan kegiatan.
b. Peran sesuai dengan perencanaan pengorganisasian.
c. Peserta memberikan pertanyaan

Surabaya, 30 November 2018

Observer

Afita Nur Dwiyanti


NIM. 131611133114
DAFTAR PERTANYAAN
NO Nama Pertanyaan Jawaban

Daftar Hadir Peserta


Di HCU PANDAN II RSUD dr. Soetomo
2018
No. Nama ttd

DAFTAR HADIR PANITIA


PENYULUHAN
NO NAMA TANDA TANGAN
DAFTAR PUSTAKA

Friedman. 2012.Mudah Jatuh pada Lansia. Jakarta: Gramedia


Turana,Yuda. 2009.Menghindari Resiko Jatuh Pada Lansia. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai