Anda di halaman 1dari 43

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU

BATUSANGKAR
Jl. Hamka No 273 Batusangkar telp. (0752) 73729 fax. (0752) 73729,
Email : rsia_sayangibu@yahoo.com

PERATURAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) SAYANG IBU
BATUSANGKAR
NOMOR : ......./......./DIR.PER/RSIA-SI/…./2016

TENTANG
PEDOMAN KEPEGAWAIAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) SAYANG IBU

Direktur RSIA Sayang Ibu Batusangkar

Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu
senantiasa berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan.
b. bahwa untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu tinggi
juga dipengaruhi oleh manajemen Sumber Daya Manusia
(SDM) yang baik.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam poin a dan b di atas, maka dianggap perlu untuk
menetapkan Peraturan Direktur tentang Pedoman
Kepegawaian Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
147/Menkes/Per/I tahun 2010 tentang Perizinan Rumah
Sakit
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/Menkes/Per/III tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah
Sakit.
7. SK Bupati Tanah Datar No : 001/IO-RS/KPPT/IV-2015,
tanggal 10 April 2015 tentang Izin Operasional RSIA Sayang
Ibu untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Khusus Ibu dan
Anak dengan Klasifikasi RS Type “C”

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
(RSIA) SAYANG IBU TENTANG PEDOMAN KEPEGAWAIAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) SAYANG IBU.
KEDUA : Pedoman Kepegawaian Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini
KETIGA : Pedoman Kepegawaian Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus
dijadikan acuan dalam menyelenggarakan kegiatan operasional
manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu.
KEEMPAT : Dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur ini, apabila terdapat
peraturan yang bertentangan dengan Peraturan Direktur ini,
maka peraturan-peraturan yang terdahulu dinyatakan tidak
berlaku.
KELIMA : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan atau
kekeliruan dalam Peraturan Direktur ini, maka akan diadakan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
KEENAM : Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Batusangkar
Pada Tanggal : 17 Oktober 2016
Direktur

Dr. Mustamar, M. Kes


Lampiran 1
Peraturan Direktur RSIA Sayang Ibu
Nomor : ......./......./DIR.PER/RSIA-SI/…./2016
Tanggal : 17 Oktober 2016

PEDOMAN KEPEGAWAIAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) SAYANG IBU

BAB I
TATA LAKSANA

A. Formasi
Formasi Karyawan (Pola Ketenagaan) disusun/ditinjau setiap tahun mengacu
kepada Struktur Organisasi dan perhitungan beban kerja, berdasarkan
Kebijakan, Rencana Strategi, Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Bisnis
Anggaran.
Jenjang jabatan Karyawan berdasarkan Peraturan PT. Sayang Ibu, terdiri
dari :
1. Direktur.
2. Kepala Bidang.
3. Kepala Seksi.
4. Kepala Unit
5. Staf.

B. Proses Formasi
Formasi ditetapkan berdasarkan analisis kebutuhan dalam jangka waktu
tertentu dengan mempertimbangkan beban tugas dan keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas dan hal-hal lain yang mempengaruhi
jumlah dan Sumber Daya Manusia yang diperlukan. Formasi untuk masing-
masing unit kerja ditetapkan berdasarkan :
1. Jenis pekerjaan.
Jenis pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan
oleh suatu Unit Kerja dalam melaksanakan tugas pokoknya, misalnya
pekerjaan pengetikan, pemeriksaan keuangan, perawatan orang sakit dan
lain-lain.
2. Sifat pekerjaan.
Sifat pekerjaan adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam penetapan
formasi, yaitu sifat pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk
melaksanakan pekerjaan itu. Ada pekerjaan-pekerjaan yang cukup
dilaksanakan selama jam kerja saja, misalnya pekerjaan tata usaha, tetapi
ada pula pekerjaan yang harus dilakukan selama 24 jam penuh, misalnya
petugas gudang, tenaga medis dan para medis.
3. Hasil analisa jabatan dan perkiraan kapasitas Karyawan yang dibutuhkan.
Yang dimaksud dengan hasil analisa jabatan yaitu : perkiraan jenis
pekerjaan dari jabatan tertentu yang membutuhkan penyelesaian dalam
jangka waktu tertentu. Perkiraan kapasitas Karyawan dalam jangka waktu
tertentu, adalah kemampuan seorang Karyawan untuk menyelesaikan
jenis pekerjaan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
4. Peralatan yang tersedia.
Peralatan yang tersedia atau yang diperkirakan akan tersedia dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai tugas pokok akan mempengaruhi jumlah
dan mutu Karyawan yang diperlukan. Pada umumnya semakin tinggi mutu
peralatan kerja yang ada dan tersedia dalam jumlah yang memadai akan
mengurangi jumlah Karyawan yang diperlukan.
5. Kemampuan keuangan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
BAB II
REKRUTMEN KARYAWAN

A. Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja


1. Analisa Beban Kerja dilakukan oleh masing-masing Kepala Bidang/Unit
dengan mempertimbangkan :
a. Perkembangan penduduk wilayah kerja Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu meliputi : pola penyakit, daya beli/pertumbuhan
ekonomi, keadaan darurat/bencana.
b. Jumlah permintaan layanan kesehatan.
c. Jumlah tempat tidur.
d. Perhitungan beban kerja.
e. Kebijakan bidang kesehatan yang berlaku.
2. Unit Kerja yang membutuhkan tenaga kerja baru, mengajukan
permohonan kepada Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang
Ibu melalui Unit Personalia dengan mengisi Formulir Permintaan Tenaga
Kerja.
3. Unit Personalia akan mengevaluasi pengajuan tenaga kerja baru dan
memberikan rekomendasi berdasarkan kebijakan yang berlaku, struktur
organisasi/formasi Karyawan, persyaratan jabatan dan dukungan sumber
daya yang ada.
4. Berdasarkan persetujuan Direktur, Unit Personalia memeriksa
kelengkapan administrasi. Apabila telah memenuhi persyaratan, Unit
Personalia akan melaksanakan proses perekrutan.
5. Apabila posisi yang dibutuhkan belum memiliki uraian pekerjaan, Unit
Personalia dan Unit Kerja terkait akan menyusun uraian pekerjaan yang
dibutuhkan.

B. Proses Perekrutan
1. Tahap I
a. Pengumuman rekrutmen.
b. Pengumpulan aplikasi, baik dari internal (database surat lamaran yang
ada) dan eksternal (pemasangan pengumuman/iklan).
c. Seleksi administrasi, terkait kelengkapan dokumen dan kesesuaian
dengan kebutuhan.
d. Pemanggilan kandidat.
2. Tahap II
a. Tes tertulis, dapat terdiri dari : psikotes dan atau tes keahlian.
b. Interview dengan Unit Personalia dan Unit Kerja terkait.
3. Tahap III
a. Interview dengan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang
Ibu (bila dibutuhkan).
b. Interview akhir dengan Unit Personalia dan Unit Kerja terkait.
c. Pemeriksaan kesehatan.

C. Seleksi Administrasi
Adalah seleksi kelengkapan dokumen dan kesesuaian data dengan
persyaratan perekrutan (usia, pendidikan terakhir dan lain-lain).
Dokumen administrasi dapat terdiri dari :
1. Lamaran kerja.
2. Daftar Riwayat Hidup.
3. Surat Keterangan Kesehatan.
4. SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian).
5. Ijazah terakhir (dilegalisir).
6. Foto diri.
7. Surat pengalaman kerja.
8. Surat Tanda Registrasi (STR) bagi tenaga kesehatan.
9. Dan lain-lain sesuai kebutuhan.

D. Syarat Khusus Penerimaan


1. Penerimaan Tenaga Kesehatan, (tidak termasuk tenaga medis) :
a. Latar belakang pendidikan minimal DIII di bidangnya.
b. IPK minimal 3,00 dari skala 4,00.
c. Mempunyai Surat Tanda Registrasi dari Organisasi Profesi.
d. Diutamakan yang mempunyai pengalaman kerja di bidangnya.
2. Penerimaan Tenaga Bidang Umum :
a. Latar belakang pendidikan minimal SMU/se-derajat.
b. Diutamakan yang mempunyai pengalaman kerja di bidangnya.
3. Penerimaan Tenaga Medis :
a. Latar belakang pendidikan minimal Dokter Umum atau Dokter
Spesialis dari sekolah kedokteran yang terakreditasi atau dari sekolah
kedokteran luar negeri dan sudah diregistrasi.
b. Mempunyai Surat Tanda Registrasi yang sesuai dengan bidang
profesi.
c. Telah mengikuti pelatihan Cardiac Life Support yang dibuktikan
dengan sertifikat pelatihan.

E. Hal lain yang Terkait dengan Proses Perekrutan


1. Bila belum ada kandidat yang lolos untuk masuk tahap kedua, maka
proses akan kembali dimulai dari tahap pertama.
2. Hasil akhir perekrutan akan dilaporkan Unit Personalia kepada Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
3. Apabila disetujui untuk menerima calon Karyawan tersebut, maka Unit
Personalia akan menyiapkan Surat Perjanjian Pelatihan Kerja selama
maksimal 3 (tiga) bulan.
4. Unit Personalia akan menjelaskan mengenai semua keterangan yang
menyangkut hak dan kewajiban Karyawan, kemudian dilanjutkan dengan
penandatangan Surat Perjanjian Pelatihan Kerja untuk menjadi Karyawan
Training.
5. Unit Personalia bekerja sama dengan Unit Kerja terkait untuk mengatur
jadwal orientasi bagi Karyawan baru.
6. Unit Personalia melakukan verifikasi ijazah terakhir kepada institusi
pendidikan Karyawan Training.
7. Satu minggu sebelum periode pelatihan kerja selesai, Unit Personalia
bersama Kepala Unit Kerja terkait melakukan penilaian kinerja Karyawan
yang bersangkutan untuk menentukan apakah Karyawan tersebut dapat
melanjutkan kontrak kerja atau tidak.
BAB III
ORIENTASI KARYAWAN

Orientasi adalah memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan


kerja baru dalam suatu organisasi, meliputi organisasi tata laksana, kebijakan,
tugas, fungsi, tanggung jawab dan wewenang bagi Karyawan baru.

Sesuai dengan misi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu yaitu
menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, maka Rumah Sakit Ibu
dan Anak (RSIA) Sayang Ibu dituntut untuk senantiasa mengembangkan SDM
yang baik guna terwujudnya kuantitas dan kualitas Karyawan.

Salah satu upaya untuk menciptakan Karyawan yang berkualitas adalah melalui
program Orientasi Karyawan Baru. Program ini dilaksanakan setiap saat Rumah
Sakit melakukan rekrutmen Karyawan.

Adapun program Orientasi Karyawan Baru di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu terbagi atas :

A. Orientasi Umum
Orientasi Umum dilaksanakan selama 1 (satu) hari. Calon Karyawan
dikumpulkan di ruang pertemuan untuk mendengarkan materi orientasi umum
sebagai berikut :

Materi Wakt Metode Penanggung Jawab


u
Profil RSIA Sayang 1 jam Presentasi Ka. Bid. Personalia
Ibu
Product Knowledge 1 jam Presentasi, Ka. Bid. Pelayanan
(jenis-jenis Tanya Jawab dan Ka. Bid. UPP
pelayanan di RSIA
Sayang Ibu)
Peraturan 1 jam Presentasi, Ka. Bid. Personalia
Perusahaan Tanya Jawab
Ketenagakerjaan
Pelayanan Prima 1 jam Presentasi, Ka. Bid. Personalia
Demo
Standar 1 jam Presentasi, Koordinator Pokja
Keselamatan Pasien Tanya Jawab, SKP
Demo
Pencegahan dan 1 jam Presentasi, Komite PPI
Pengendalian Infeksi Tanya Jawab,
Demo

B. Orientasi Khusus
Orientasi Khusus adalah orientasi yang dilaksanakan khusus di Unit Kerja
terkait tempat Calon Karyawan ditugaskan. Masa Orientasi khusus
dilaksanakan selama 1 (satu) minggu. Pada masa orientasi khusus ini, Calon
Karyawan mendapat gambaran mengenai teknis pelaksanakan tugas di Unit
Kerja, peraturan, tata cara kerja serta hubungan kerja antar Unit. Pada saat
ini, Calon Karyawan belum terlibat penuh dalam teknis kegiatan Unit dan
masih dalam supervisi atasan langsung.
BAB IV
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KARYAWAN

A. Pengangkatan Karyawan
1. Pengangkatan Karyawan Training
a. Pelamar yang diterima dari proses rekrutmen, diangkat oleh Direktur
menjadi Karyawan dengan status sebagai Karyawan Training yang
ditetapkan melalui perjanjian pelatihan kerja untuk waktu 3 (tiga)
bulan.
b. Isi dari perjanjian kontrak meliputi identitas, lingkup tugas, besaran
upah, hak dan kewajiban, jangka waktu, tempat dan tanggal perjanjian
kerja.
c. Karyawan Training yang sudah selesai masa trainingnya dapat
diangkat menjadi Karyawan Kontrak, dengan persyaratan sebagai
berikut :
1) Telah menunjukkan tanggung jawab dan kecakapan dalam
melakukan tugas.
2) Telah menunjukkan ketaatan penuh dalam pelaksanaan tugasnya.
3) Telah menunjukkan sikap dan budi pekerti yang baik.
4) Telah memenuhi syarat-syarat kesehatan jasmani dan rohani
untuk diangkat menjadi Karyawan Kontrak.
5) Bersedia menandatangani surat perjanjian kerja selama 1 (satu)
tahun berikutnya.
d. Syarat-syarat dalam huruf “c” di atas poin 1,2,3 dinyatakan secara
tertulis oleh atasan langsung dan atasan yang berwenang untuk
membuat penilaian pekerjaan.
e. Karyawan Training yang telah menjalani masa percobaan, tetapi tidak
memenuhi syarat-syarat yang dimaksud dalam poin c, diberhentikan
sebagai Calon Karyawan Kontrak Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu.

2. Pengangkatan Karyawan Kontrak


a. Karyawan Training yang dinyatakan lulus dan menyatakan bersedia
menandatangani perjanjian kerja selama 1 (satu) tahun berikutnya,
diangkat oleh Direktur menjadi Karyawan Kontrak yang ditetapkan
melalui perjanjian kerja untuk waktu tertentu.
b. Masa kontrak paling lama 1 tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 kali
kontrak dengan masa kontrak untuk 1 tahun berikutnya.
c. Isi dari perjanjian kontrak meliputi identitas, lingkup tugas, besaran
upah, hak dan kewajiban, jangka waktu, tempat dan tanggal perjanjian
kerja.
d. Karyawan Kontrak yang telah habis masa kontraknya dapat
dilanjutkan kontrak untuk 1 (satu) tahun berikutnya dan atau diangkat
menjadi calon Karyawan Tetap, dengan persyaratan sebagai berikut :
1) Telah menunjukkan tanggung jawab dan kecakapan dalam
melakukan tugas.
2) Telah menunjukkan ketaatan penuh dalam pelaksanaan tugasnya.
3) Telah menunjukkan sikap dan budi pekerti yang baik.
4) Telah memenuhi syarat-syarat kesehatan jasmani dan rohani
untuk diangkat menjadi Karyawan Tetap.
5) Bersedia menandatangani surat pernyataan pengabdian kepada
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
e. Syarat-syarat dalam huruf “d” di atas poin 1,2,3 dinyatakan secara
tertulis oleh atasan langsung dan atasan yang berwenang untuk
membuat penilaian pekerjaan.

3. Pengangkatan Karyawan Tetap


Yang dapat diangkat menjadi Karyawan Tetap adalah Calon Karyawan
yang ditetapkan oleh Direktur sebagaimana dimaksud pada poin A.2.d.
Pengangkatan Karyawan Tetap dinyatakan dalam Surat Keputusan
Direktur yang ditandatangani oleh Direktur. Salinan (fotokopi) atas
keputusan tersebut disimpan dalam file Karyawan oleh Unit Personalia.
4. Karyawan Outsource
a. Untuk pekerjaan tertentu yang bukan merupakan pelaksanaan tugas
pokok, dapat digunakan tenaga outsourcing melalui perusahaan yang
kompeten.
b. Dalam penunjukan perusahaan outsourcing, harus memenuhi
ketentuan yang berlaku (UU Ketenagakerjaan).

5. Tenaga Harian Lepas


Tenaga yang sewaktu-waktu dibutuhkan untuk melaksanakan tugas
tertentu dengan surat tugas dan mendapat penghasilan berdasarkan
kehadiran.

B. Pemberhentian Karyawan
Adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara Karyawan dan Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
Pemberhentian Karyawan karena :
1. Permintaan sendiri
a. Karyawan yang mengundurkan diri dari Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu harus mangajukan pemberitahuan secara tertulis
minimal 30 hari kalender sebelumnya kepada Direktur selaku pemberi
kerja.
b. Karyawan diharuskan menyiapkan berkas kerja atas pekerjaan
sebelumnya untuk diserahterimakan kepada Karyawan Pengganti
atau Pimpinan Unit Kerja tempat yang bersangkutan bekerja dan
belum dapat mengundurkan diri sebelum adanya persetujuan dari
Direktur, kepada Karyawan yang bersangkutan diwajibkan untuk tetap
bekerja sebagaimana mestinya.
c. Unit Kerja terkait melalui Unit Personalia akan memperhitungkan hak
dan kewajiban atas Pengunduran diri dari Karyawan tersebut.
d. Karyawan yang mengundurkan diri wajib mengembalikan inventaris
kantor.
e. Karyawan Kontrak pinalti yang mengundurkan diri sebelum habis
masa kontraknya diwajibkan membayar pinalti kepada pihak lainnya
sebesar upah pekerja sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu
perjanjian kerja.

2. Meninggal dunia
Karyawan Tetap yang Putus Hubungan Kerja (PHK) karena meninggal
dunia mendapatkan hak seperti PHK karena pensiun.

3. Pensiun
a. Karyawan Tetap yang telah mencapai usia 56 (lima puluh enam)
tahun, berdasarkan catatan di Unit Personalia dapat diusulkan kepada
Direktur untuk dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja karena pensiun.
b. Karyawan yang akan memasuki usia pensiun berhak menjalankan
Masa Persiapan Pensiun (MPP) pada saat berusia 55 tahun 9 bulan.
c. Lamanya MPP (Masa Persiapan Pensiun) untuk Karyawan di Rumah
Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu adalah 3 (tiga) bulan dengan
mendapat gaji tanpa tunjangan operasional.
d. Direktur dapat memberhentikan Karyawan sebelum Karyawan
tersebut mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun berdasarkan
pertimbangan Dokter yang disebabkan karena kondisi fisik dan mental
yang tidak memungkinkan lagi untuk bekerja.
e. Jika pemutusan hubungan kerja karena pensiun dilakukan, maka
Karyawan mendapatkan hak pensiun sesuai dengan Program
Jaminan Hari Tua yang berlaku.
f. Karyawan yang telah mencapai usia 45 (empat puluh lima) tahun dan
telah memiliki masa kerja minimal 20 (dua puluh) tahun dapat
mengajukan pensiun dini.
4. Tidak cakap secara jasmani dan atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan kewajiban sebagai Karyawan.
5. Mendapat hukuman disiplin berat.
6. Dalam hal PHK karena pelanggaran berat, yang bersangkutan tidak
berhak menerima pesangon.
7. Berakhirnya jangka waktu kerja di dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
(PKWT).
8. Karena Gangguan Operasional di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu.
Dalam hal pemutusan hubungan kerja masal karena operasional di Unit
Kerja Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu terhenti atau
rasionalisasi kepegawaian, akibat mengalami defisit terus-menerus yang
disertai dengan bukti laporan keuangan yang telah diatur oleh akuntan
publik paling singkat 2 (dua) tahun terakhir atau keadaan memaksa (force
majeure), besarnya uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan
uang ganti rugi ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dan kemampuan Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) Sayang Ibu.

9. Calon Karyawan, Karyawan Tetap, Karyawan Kontrak yang ternyata pada


waktu melamar dengan sengaja memberikan keterangan-keterangan atau
bukti-bukti yang tidak benar, diberhentikan dengan tidak hormat.

C. Hak dan Kewajiban Karyawan yang Putus Hubungan Kerjanya


1. Hak
Bagi Karyawan PHK bukan karena pelanggaran berat, berhak
memperoleh surat pengalaman kerja dari Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu.

2. Kewajiban
a. Menyelesaikan semua kewajiban kepada Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu.
b. Mengembalikan barang inventaris milik Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu.

D. Penghargaan karena Putus Hubungan Kerja


Ketentuan mengenai penghargaan Karyawan yang PHK merujuk pada
ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang mengatur tentang
pemberian penghargaan PHK dengan tetap memperhatikan kemampuan
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
E. Rotasi dan Penugasan Karyawan
Mekanisme rotasi Karyawan mencakup penugasan, penarikan dan pelepasan
tugas diatur sebagai berikut :
1. Karyawan siap dan bersedia menerima tugas rotasi, yaitu perputaran
tugas dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan praktek tentang
tugas dan keterampilan yang berbeda-beda.
2. Bagi Karyawan yang mendapatkan tugas rotasi dan atau penugasan,
maka kepadanya diberikan Surat Penugasan atau Surat Keputusan
Direktur tentang Rotasi.
3. Setelah dikeluarkannya Surat Penugasan atau Surat Keputusan Direktur,
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu akan memberikan seluruh
hak-hak Karyawan yang telah menjadi konsekuensi karena timbulnya
Surat Penugasan atau Surat Keputusan tersebut.
4. Kewajiban Karyawan yang dirotasi dan atau ditugaskan adalah :
a. Melaksanakan pekerjaan yang diberikan dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya.
b. Menjalankan semua aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Rumah
Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
5. Kriteria Karyawan yang dirotasi dan atau ditugaskan adalah :
a. Sudah bekerja selama minimal 1 (satu) tahun.
b. Perawat bisa dirotasi ke seluruh Unit Pelayanan kecuali Unit Kamar
Bersalin.
c. Bidan bisa dirotasi ke seluruh Unit Pelayanan kecuali Unit Kamar
Operasi.

F. Promosi atau Demosi Karyawan


1. Promosi atau Demosi dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
2. Inisiatif promosi atau demosi diajukan oleh atasan masing-masing berupa
pengajuan usulan kepada Direktur melalui Kepala Bidang Personalia,
tetapi tetap disesuaikan dengan kemampuan Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu.
3. Evaluasi promosi atau demosi dilaksanakan mengacu kepada performa
masing-masing Karyawan.
BAB V
KEPANGKATAN

A. Susunan Jenjang Kepangkatan


Susunan jenjang kepangkatan pada pengangkatan pertama dan batas
kenaikan pangkat regular Karyawan berdasarkan latar belakang
pendidikannya, yaitu :
1. Bagi yang berpendidikan sekurang-kurangnya SMA, maka pangkat
pertama pada pengangkatan pertama adalah golongan ruang gaji 2A.
2. Bagi yang berpendidikan sekurang-kurangnya DIII, maka pangkat pertama
pada pengangkatan pertama adalah golongan ruang gaji 3A.
3. Bagi yang berpendidikan sekurang-kurangnya S1, maka pangkat pertama
pada pengangkatan pertama adalah golongan ruang gaji 4A.
4. Bagi yang berpendidikan sekurang-kurangnya S2, maka pangkat pertama
pada pengangkatan pertama adalah, golongan ruang gaji 5A.
5. Bagi yang berpendidikan sekurang-kurangnya S3 maka pangkat pertama
pada pengangkatan pertama adalah golongan ruang gaji 6.
Keterangan :
a. Sarjana Kedokteran/Apoteker dan lain-lain (Profesi), masuk kelompok
pendidikan S1+, dengan golongan 4C.
b. Dokter Spesialis masuk kelompok S2, dengan golongan 5C.

B. Pengangkatan dalam Pangkat Karyawan


1. Setiap Karyawan diangkat dalam pangkat tertentu berdasarkan
pendidikan, pengalaman kerja dan syarat-syarat yang ditentukan dalam
peraturan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
2. Susunan jenjang pangkat Karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu mengacu pada Pedoman Kepegawaian Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) Sayang Ibu.

C. Pengangkatan Pertama
1. Kenaikan pangkat adalah sebagai penghargaan yang diberikan oleh
Direktur berdasarkan pengabdian dan prestasi kerja yang bersangkutan
kepada Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu atau pada saat
diangkat menjadi Karyawan Tetap.
2. Pangkat-pangkat yang dapat diberikan untuk pengangkatan pertama
mengacu pada Kebijakan Direktur.

D. Kenaikan Pangkat
1. Kenaikan Pangkat Reguler
a. Kenaikan pangkat reguler bagi Karyawan dengan pendidikan tertentu
ditentukan sampai pada pangkat tertentu.
b. Kenaikan pangkat reguler dapat dilaksanakan setelah :
1) Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan setiap
unsur penilaian, sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir; atau
2) Telah 5 (lima) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan penilaian
rata-rata bernilai baik; atau
3) Telah 6 (enam) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan
penilaian pekerjaan rata-rata bernilai cukup.
4) Mendapat persetujuan dari Direktur.
c. Kenaikan pangkat dihitung sejak diangkat sebagai Karyawan Tetap.

2. Kenaikan Pangkat Prestasi


Karyawan yang menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya,
dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi, apabila :
a. Menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya secara terus menerus
selama 2 (dua) tahun terakhir, sehingga ia nyata-nyata menjadi
teladan bagi lingkungannya yang dinyatakan dengan Surat Keputusan
Direktur.
b. Setiap unsur penilaian pekerjaan bernilai baik sedikitnya dalam 2
(dua) tahun berturut-turut.
c. Masih dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan bagi jabatan yang
dipangku oleh Karyawan yang bersangkutan.
3. Kenaikan Pangkat Penghargaan
a. Karyawan yang akan berhenti dengan hormat karena pensiun,
diberikan kenaikan pangkat penghargaan setingkat lebih tinggi dari
kedudukan pangkat terakhir Karyawan yang bersangkutan, tanpa
memandang lamanya masa kerja, jabatan maupun pangkat
maksimum Karyawan yang bersangkutan.
b. Pangkat penghargaan dimaksud pada poin “a” diberikan oleh Direktur
sebagai penghargaan dan terima kasih atas pengabdian dan jasa-jasa
Karyawan yang bersangkutan kepada Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu.
c. Kenaikan pangkat termaksud, berlaku terhitung mulai pada pada
penerimaan gaji pada saat pensiun memasuki periode MPP (6 bulan
sebelum yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat karena
pensiun).
BAB VI
PENILAIAN PEKERJAAN KARYAWAN

A. Kinerja
Kinerja adalah penampilan hasil kerja Karyawan baik secara kuantitas
maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun
kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan
agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi. (Yaslis Ilyas, 2002).

B. Penilaian Staf
Penilaian kinerja Staf termasuk Staf Medis Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun, 1 (satu) bulan sebelum
kontrak kerja berakhir masa berlakunya.

Penilaian menggunakan formulir yang telah ditetapkan (terlampir), meliputi :

1. Penilaian Disiplin.
2. Penilaian Kompetensi Umum.
3. Penilaian Kompetensi Khusus.

C. Timeline Pelaksanaan Penilaian Kinerja


Waktu Uraian Keterangan
Minggu ke-IV Sosialisasi pelaksanaan Peserta Sosialisasi
November penilaian kinerja, meliputi : :
a. Tata Cara a. Kepala Bidang
b. Jadwal b. Kepala Unit
c. Formulir yang digunakan
Minggu ke-I Unit Personalia menyediakan
Desember bahan/data kepegawaian,
seperti :
a. Absensi
b. Cuti
c. Izin/Sakit
d. Pelatihan
e. Dan lain-lain
Minggu ke-II Kepala Bidang/Kepala Unit
Desember mengisi formulir penilaian
kinerja
Minggu ke-III Formulir penilaian yang telah
Desember diisi dan ditandatangani oleh
Karyawan yang bersangkutan
dan Kepala Unit/Kepala
Bidang, diserahkan ke Unit
Personalia.
Minggu ke-III Kepala Bidang KPPP:
Desember a. Menganalisa data
penilaian kinerja.
b. Membuat rekapitulasi hasil
penilaian kinerja.
c. Membuat rekomendasi
kepada Direktur.
Minggu ke-IV Kepala Bidang KPPP
Desember mengumumkan hasil
penilaian kinerja.

D. Prosedur Penilaian Pekerjaan


1. Unit Personalia memberikan sosialisasi mengenai pelaksanaan penilaian
pekerjaan di Unit Kerja Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
Sosialisasi dilaksanakan setiap bulan November untuk periode penilaian
Januari-Desember.
2. Sosialisasi dilakukan untuk pejabat penilai yang akan menggunakan
Formulir Penilaian untuk Karyawan yang dinilai. Pejabat penilai adalah
atasan langsung Karyawan yang sekurang-kurangnya telah membawahi
Karyawan selama 6 (enam) bulan.
3. Unit Personalia melampirkan data–data yang dibutuhkan, terkait dengan
penilaian seperti data absensi, cuti, pelatihan, kursus yang telah diperoleh
selama tahun penilaian dan data lainnya.
4. Setelah nilai dilengkapi, pejabat penilai memberi hasilnya kepada
Karyawan untuk ditandatangani.
5. Setelah Formulir Penilaian ditandatangani oleh Karyawan, formulir
dikembalikan ke Unit Personalia paling lambat pada tanggal 31 Januari
tahun berikutnya.
6. Unit Personalia menyerahkan laporan hasil rekapitulasi kepada Direktur
untuk diketahui.
7. Hasil akhir penilaian akan disimpan oleh Unit Personalia untuk proses
administrasi, terkait dengan fungsi–fungsi kepegawaian lainnya sesuai
dengan ketetapan kepegawaian yang berlaku.

E. Parameter dalam Penilaian Pekerjaan


Unsur-unsur yang dinilai dan dituangkan dalam daftar penilaian pekerjaan,
yaitu :
1. Tanggung jawab, yaitu kesanggupan dalam menyelesaikan pekerjaan
yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada
waktunya sesuai dengan tugas pokok pekerjaanya.
2. Ketaatan, yaitu kesanggupan menaati segala peraturan yang berlaku,
menaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang
serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
3. Kejujuran, yaitu keterampilan personal yang diwujudkan dalam sikap
positif yang mencerminkan ketulusan hati dalam melaksanakan tugas dan
kejujuran dalam bekerja.
4. Kerjasama, yaitu kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan secara
bersama, saling mengisi dan bersinergi dengan tim.
5. Prakarsa, yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan, langkah-
langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.
6. Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk meyakinkan orang lain sehingga
dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

Pelaksanaan penilaian pekerjaan, yaitu :


1. Penilaian Pekerjaan dilakukan secara jujur, objektif dan menjunjung
profesionalitas kerja.
2. Penilaian pekerjaan dilakukan kepada Karyawan dengan jabatan setinggi–
tingginya Kepala Unit.
3. Penilaian pekerjaan menggunakan format formulir yang telah ditetapkan.
4. Penilaian pekerjaan bersifat rahasia, terbatas hanya pada pihak–pihak
yang terlibat saja.
5. Penilaian kerja mempengaruhi pada Kenaikan Gaji Berkala, Kenaikan
Golongan (bagi Karyawan Tetap) serta kelanjutan kontrak kerja dan hal-
hal lain yang akan diputuskan lebih lanjut melalui Keputusan Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
6. Tujuan dari penilaian pekerjaan yaitu terciptanya sistem penilaian
pekerjaan yang tepat, sistematis yang dapat dijadikan sebagai salah satu
bahan acuan maupun pertimbangan dalam hal promosi, kenaikan berkala,
kenaikan pangkat, demosi, mutasi, kenaikan gaji, dan fungsi–fungsi
pengembangan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu dan
Karyawan lainnya.
BAB VII
PENGHARGAAN DAN SANKSI KARYAWAN

A. Penghargaan untuk Karyawan


1. Kenaikan Gaji Berkala (bagi Karyawan Tetap)
a. Pemberian kenaikan gaji berkala dilakukan setiap 1 (satu) tahun
sekali.
b. Pemberian kenaikan gaji berkala dilakukan setelah proses penilaian
kinerja selesai dilaksanakan dan diterbitkannya Surat Keputusan (SK)
dari Direktur.
c. Unit Personalia melalui Kepala Bidang KPPP bertugas memproses SK
dari Direktur.
d. Kenaikan tersebut berlaku terhitung sejak tanggal penetapan di dalam
SK.
e. Unit Personalia menyerahkan salinan SK Direktur kepada Karyawan
terkait.

2. Kenaikan Pangkat/Golongan
a. Pemberian kenaikan pangkat/golongan dilakukan setiap 4 (empat)
tahun sekali.
b. Unit Personalia melaporkan kepada Direktur melalui Kepala Bidang
KPPP daftar Karyawan yang akan memasuki masa untuk kenaikan
pangkat/golongan bersamaan dengan pelaporan pelaksanaan proses
penilaian kinerja.
c. Setelah proses penilaian kinerja selesai, maka akan diajukan memo
kepada Direktur melalui Kepala Bidang KPPP mengenai kenaikan
pangkat/golongan sesuai waktu periodenya.
d. Setelah mendapat persetujuan dari Direktur, bisa dilanjutkan ke dalam
proses pembuatan Surat Keputusan mengenai kenaikan
pangkat/golongan.
e. Unit Personalia bertugas memproses SK dari Direktur.
f. Unit Personalia akan membagikan salinan SK kepada Karyawan
terkait.
3. Penghargaan Masa Bakti
a. Unit Personalia membuat memo kepada Direktur melalui Kepala
Bidang KPPP, mengenai daftar Karyawan yang telah memasuki masa
bakti sesuai dengan periode waktu yang telah ditetapkan.
b. Setelah memo disetujui Direktur, Unit Personalia akan membuat SK
yang ditandatangani oleh Direktur.
c. Pemberian penghargaan masa bakti dapat dilakukan secara simbolik
pada saat perayaan ulang tahun Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu setiap tanggal 31 Mei atau menyesuaikan dengan situasi.

Penghargaan-penghargaan lain akan ditetapkan lebih lanjut sesuai kebijakan


dari Direktur.

B. Sanksi kepada Karyawan


1. Prosedur Pemberian Sanksi
a. Pelanggaran yang terjadi terhadap ketentuan–ketentuan yang berlaku
di dalam lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu
akan dikenakan sanksi mulai dari teguran lisan, Surat Peringatan I dan
bila dibutuhkan sampai dengan Surat Peringatan III.
b. Pelaporan dilakukan setinggi–tingginya oleh Direktur dan serendah-
rendahnya oleh Kepala Unit terkait terhadap Karyawan di bawahnya
dengan menggunakan Formulir Pelanggaran kepada Unit Personalia.
c. Unit Personalia mempelajari laporan tersebut, kemudian berkoordinasi
dengan pihak terkait (termasuk di dalamnya perihal mengenai
pembelaan diri, kelengkapan administratif dan hal lainnya).
d. Unit Personalia melaporkan hasil koordinasi kepada Kepala
Unit/Kepala Seksi/Kepala Bidang dan melanjutkannya kepada Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu melalui Kepala Bidang
KPPP.
e. Unit Personalia melaksanakan hasil keputusan pada poin “d”.
f. Apabila permasalahan tersebut sampai ke Dinas Tenaga Kerja dan
atau Pengadilan Hubungan Industrial, maka Unit Personalia melalui
Biro Hukum akan melaporkan dan meminta persetujuan Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu melalui Kepala Bidang
KPPP untuk penunjukan perwakilan Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu.

2. Tahapan Pemberian Sanksi


Pelaksanaan penegakan disiplin kerja secara administrasi sebagai
berikut :
a. Kepala Unit dan Unit Personalia melakukan koordinasi dalam
pelaksanaan tindakan disiplin (usulan dapat dilakukan dari kedua
belah pihak dengan merujuk kepada jenis-jenis pelanggaran).
b. Setiap Kepala Unit bertanggung jawab atas kinerja bawahannya,
apabila Kepala Unit mengetahui atau telah diberitahu atas kinerja
buruk/pelanggaran yang dilakukan oleh Karyawan, tetapi tidak
melakukan sanksi maka hal ini dapat diajukan ke tingkat yang lebih
tinggi dan Kepala Unit yang bersangkutan dapat diberikan sanksi.
c. Untuk Karyawan setelah SP III tidak langsung Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK), namun jika dalam kurun waktu 6 bulan melakukan
kesalahan lagi maka tindakan PHK dilakukan.
d. SP III bersifat tetap untuk jenis pelanggaran berat yang sama. Jika
melakukan kesalahan yang sama setelah SP III maka langsung PHK.
e. Tahapan setelah SP III adalah skorsing untuk kelanjutan proses
hukum (jika diperlukan) dan kemudian setelah ada putusan hukum
tetap dinyatakan bersalah, maka dilakukan PHK.

3. Jenis Pelanggaran dan Pemberian Sanksi


a. Pelanggaran dengan Teguran secara Lisan
1) Mengabsenkan dan atau diabsenkan teman sekerja.
2) Membawa atau menggunakan barang-barang dan alat-alat milik
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu untuk kepentingan
pribadi.
3) Tiga kali datang terlambat dalam sebulan tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
4) Tiga kali tidak melakukan absensi dalam sebulan tanpa adanya
keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan.
5) Meninggalkan pekerjaan tanpa izin atasan langsung untuk
kepentingan pribadi sebanyak 3 (tiga) kali dalam 1 bulan.
6) Menghindari tugas yang menjadi tanggung jawabnya pada jam
kerja sebanyak 3 (tiga) kali dalam 1 bulan.
7) Menolak untuk melakukan kerja lembur, tanpa alasan yang
rasional sebanyak 3 (tiga) kali dalam 1 bulan.
8) Menggunakan telepon di Unit Kerja Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu untuk kepentingan pribadi sehingga
mengganggu kepentingan dinas.
9) Tidak masuk kerja 2 (dua) hari berturut-turut tanpa alasan yang
jelas dalam jangka waktu 1 (satu) bulan.
10) Pejabat yang tidak menjalankan peran pembinaan atas
kesalahan/pelanggaran bawahannya.

b. Pelanggaran dengan Teguran Tertulis


1) Setelah mendapatkan teguran lisan, namun tetap melakukan
pelanggaran yang sama maka akan diberikan teguran tertulis.
2) Menolak perintah atasan yang bersifat kedinasan dan bukan
pribadi dengan alasan yang tidak rasional dan berdampak negatif
bagi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
3) Menolak untuk dilakukan pemeriksaan atas kesehatan dirinya atas
indikasi penyakit yang berdampak pada lingkungan kerja.
4) Tidak memakai seragam kerja yang telah ditentukan oleh Rumah
Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu sebanyak 6 (enam) kali
dalam periode 1 bulan.

c. Pelanggaran dengan Surat Peringatan 1 (Hukuman Ringan)


Setelah mendapatkan teguran tertulis, namun tetap melakukan
pelanggaran yang sama maka akan diberikan SP 1.

d. Pelanggaran dengan Surat Peringatan 2


1) Tetap melakukan pelanggaran yang sama atau jenis lainnya
dalam masa berlakunya surat peringatan pertama.
2) Melakukan kelalaian dalam menjalankan tugas sehingga
mengakibatkan bahaya/kerugian bagi Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu, Karyawan ataupun Manajemen Rumah Sakit
Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu, dalam hal ini selain
mendapatkan SP 2 juga harus mengganti kerugian aset/barang
tersebut kepada Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.

e. Pelanggaran dengan Surat Peringatan 3


1) Tetap melakukan pelanggaran dalam masa berlakunya surat
peringatan kedua.
2) Melakukan penganiayaan fisik dan tindakan asusila di lingkungan
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
3) Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun dalam
melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau
pihak lain.
4) Membocorkan dan memanfaatkan rahasia Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) Sayang Ibu yang seharusnya dirahasiakan.
5) Memberikan keterangan palsu atau dipalsukan sehingga
merugikan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
6) Mencemarkan nama baik dan citra Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu.
7) Melakukan pencurian, penipuan atau penggelapan barang dan
atau uang milik Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
8) Mabuk, meminum-minuman keras yang memabukkan, memakai
dan atau mengedarkan narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya di lingkungan kerja.
9) Memiliki, menjual, menggadaikan, menyewakan, meminjamkan
barang-barang, dokumen atau surat-surat berharga milik Rumah
Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu secara tidak sah.
10) Berjudi dan/atau berkelahi dengan sesama Karyawan, pimpinan di
dalam lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
11) Membawa senjata tajam, senjata api atau sejenisnya di dalam
lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu kecuali
untuk kepentingan dinas.
12) Tidak masuk kerja 7 (tujuh) hari dalam satu bulan tanpa
pemberitahuan dan alasan yang jelas.
13) Melakukan kesalahan dalam pemberian obat (khusus untuk
petugas medis dan Karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu yang memiliki kemampuan di bidangnya) sehingga
mengakibatkan kematian orang lain.

f. Pelanggaran berat yang dapat diancam dengan PHK


1) Menghasut Karyawan lain untuk melakukan pemogokan dan
pembangkangan terhadap Manajemen Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu.
2) Telah menerima surat peringatan ketiga tetapi masih melakukan
kesalahan.
3) Melakukan perbuatan lainnya yang diancam pidana 5 (lima) tahun
atau lebih.
BAB VIII
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

A. Jam Kerja
Waktu Kerja dan Istirahat
1. Hari dan atau jam kerja Karyawan berbeda satu dengan lainnya, sesuai
dengan fungsi atau jabatan Karyawan tersebut, namun tidak melebihi 7
jam sehari dan 40 jam seminggu atau 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
2. Penentuan mengenai hari kerja dan jam kerja seorang Karyawan akan
diatur oleh Rumah Sakit melalui Kepala Unit masing-masing dan
tercantum di dalam kontrak kerja.
3. Hari kerja dan jam kerja di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu
adalah sebagai berikut :
a. Departemen Medis
Shift I 08.00 s/d 14.00 WIB
Shift II 14.00 s/d 20.00 WIB
Shift III 20.00 s/d 08.00 WIB
b. Departemen Non Medis
Shift I 07.30 s/d 13.30 WIB
Shift II 13.30 s/d 20.30 WIB
Shift III 20.30 s/d 07.30 WIB
4. Karyawan non shift dan struktural waktu kerja mulai dari hari Senin
sampai Jum’at jam 08.00-16.00 WIB, Sabtu jam 08.00-13.00 WIB
5. Waktu kerja sebagaimana tersebut di atas sewaktu-waktu dapat berubah
sesuai dengan kepentingan Rumah Sakit.
6. Karyawan shift mempunyai kelebihan jam kerja pada hari kerja biasa
sebanyak 8 jam kerja dalam 1 minggu dan merupakan sebagai jam kerja
lembur.

Jadwal Dinas
1. Jadwal dinas dibuat/disusun oleh Kepala Unit/Kepala Seksi/Kepala Bidang
terkait setiap bulannya, diketahui oleh dan diserahkan kepada Kepala
Bidang Kesekretariatan, Personalia, Perencanaan dan Pembangunan
setiap tanggal 1.
2. Jika ada keperluan mendesak dan mempengaruhi jadwal dinas, Karyawan
yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk pergantian jadwal dinas
maksimal 3 kali dalam 1 bulan dengan mengisi Formulir Pergantian
Jadwal Dinas.
3. Jadwal dinas, kehadiran, Formulir Pergantian Jadwal Dinas dan Surat
Perintah Lembur menjadi bahan acuan perhitungan gaji pegawai setiap
bulannya.

B. Kehadiran Kerja
Setiap Karyawan wajib mengambil absen saat masuk dan pulang di mesin
Finger Print.
1. Prosedur Absensi
a. Setiap Karyawan diharuskan melakukan registrasi kehadiran melalui
media absensi pada saat datang dan pulang kerja.
b. Apabila tidak dapat/gagal melakukan absensi, maka Karyawan
diharuskan melapor ke Unit Personalia untuk mengisi Formulir
Absensi.
c. Karyawan yang izin tidak masuk kerja, datang terlambat dan atau
pulang lebih cepat dengan alasan apapun berlaku ketentuan sebagai
berikut :
1) Diwajibkan memberitahu atasan langsung atau Kepala Unit Kerja
terkait, pada hari dimana Karyawan yang bersangkutan izin.
2) Mengisi Formulir Absensi yang ditandatangani oleh atasan
langsung atau Kepala Unit Kerja terkait.
3) Melampirkan surat keterangan atau lampiran lainnya bila
diperlukan.
4) Menyerahkan Formulir Absensi tersebut ke Unit Personalia.
5) Untuk izin tidak masuk kerja karena keperluan mendesak yang
menyebabkan Karyawan tidak dapat hadir di kantor, maka
Formulir Absensi diserahkan kepada Unit Personalia selambat–
lambatnya 1 (satu) hari setelah masuk kembali.
6) Karyawan yang tidak dapat hadir di kantor dikarenakan sakit,
wajib menyerahkan Surat Keterangan Sakit dari Dokter.

2. Unit Personalia akan mengolah data kehadiran Karyawan setiap bulan


terkait dengan administrasi payroll/penggajian dan hal-hal lainnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

C. Lembur
Pada dasarnya kerja lembur adalah kebutuhan perusahaan yang
pelaksanaannya harus dilaksanakan sesuai dengan pasal 78 UU No. 13 tahun
2003, termasuk :
1. Dalam hal-hal yang bersifat force majeur seperti kebakaran dan
sebagainya.
2. Dalam hal ada pekerjaan-pekerjaan yang apabila tidak segera
diselesaikan akan membahayakan kesehatan atau keselamatan pasien
dan pelayanan kesehatan.
3. Dalam hal-hal apabila pekerjaan tidak diselesaikan akan menimbulkan
kerugian bagi perusahaan atau dapat mengganggu kelancaran pelayanan
kesehatan.
4. Dalam hal terdapat pekerjaan yang harus diselesaikan dengan segera,
pegawai harus bekerja atas panggilan darurat, bagi pegawai yang
mengabaikan perintah lembur dapat dikenai sanksi.

Prosedur Lembur :
1. Karyawan yang mendapat perintah untuk kerja lembur dari atasan
langsung, diharuskan melengkapi Surat Perintah Lembur (SPL).
2. Surat Perintah Lembur (SPL) ditandatangani oleh Kepala Unit dan atau
Kepala Seksi serta Kepala Bidang Personalia.
3. Karyawan terkait tetap melakukan absensi pada saat melaksanakan kerja
lembur sebagai salah satu komponen dalam penghitungan upah lembur.
4. Satu Surat Perintah Lembur (SPL) berlaku untuk satu orang Karyawan
dan untuk satu tanggal kerja lembur.
5. Untuk hal–hal lain yang sifatnya darurat dan mendesak, atas instruksi
Direktur, Karyawan terkait dapat melaksanakan kerja lembur terlebih
dahulu namun tetap menyelesaikan administrasi kerja lembur setelah
pelaksanaan kerja lembur dan Karyawan yang bersangkutan tetap
melakukan absensi.
6. Unit Personalia akan melakukan konfirmasi terhadap pihak terkait atas
pekerjaan lembur yang bersifat darurat dan mendesak (sebagaimana
dimaksud pada poin 5 di atas).
7. Surat Perintah Lembur (SPL) yang telah diisi lengkap, diserahkan kembali
kepada Unit Personalia paling lambat sebelum periode perhitungan
penggajian setiap bulannya.
8. Surat Perintah Lembur (SPL) yang diserahkan setelah tanggal
perhitungan (mengacu poin 7) maka upah lembur akan dihitung dan
dibayarkan pada bulan berikutnya.
9. Surat Perintah Lembur (SPL) yang diserahkan lebih dari 1 (satu) bulan
sejak pelaksanaannya, tidak dapat diproses lebih lanjut dan tidak berlaku
lagi.
10. Unit Personalia akan melakukan proses administrasi untuk penghitungan
upah lembur dan hal-hal lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
11. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 40 (empat
puluh) jam dalam 1 (satu) bulan.

Besaran Perhitungan Lembur :


1. Hak kerja lembur bagi Karyawan adalah :
Pada hari kerja biasa :
a. Untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah sebesar 1,5 (satu
setengah) kali upah sejam.
b. Untuk setiap jam kerja berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 (dua)
kali upah sejam.

Pada hari istirahat, mingguan dan atau hari libur resmi :


a. Upah lembur untuk 7 (tujuh) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah
sejam.
b. Jam kedelapan dibayar 3 (tiga) kali upah sejam.
c. Jam kesembilan dan kesepuluh dibayar 4 (empat) kali upah sejam.
2. Perhitungan upah per jam adalah 1/173 kali upah sebulan.
3. Bagi Karyawan yang melakukan kerja lembur 4 jam berturut-turut akan
memperoleh hak tambahan, uang makan atau ekstra fooding.
4. Ketentuan jenis Karyawan yang berhak mendapatkan upah lembur
ditentukan oleh masing-masing Unit.

D. Cuti dan Izin Kerja


1. Kebijakan Umum
a. Terdapat 6 (enam) jenis cuti yang berlaku, yaitu cuti tahunan, cuti
besar, cuti haid, melahirkan dan keguguran, cuti bersama dan cuti
besar, cuti di luar tanggungan, cuti karena alasan penting. Definisi
jenis cuti tersebut mengacu pada UU No. 13 tahun 2003.
b. Cuti tahunan adalah 12 hari kerja, setelah bekerja 1 tahun secara
terus-menerus :
1) Karyawan Tetap berhak atas cuti tahunan setiap tahun sebanyak
18 hari kerja.
2) Karyawan Kontrak memiliki hak cuti tahunan minimal sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3) Rencana cuti tahunan harus diajukan selambat-lambatnya 1 bulan
sebelum pelaksanaan cuti, kecuali dalam keadaan/kondisi tertentu
dan dengan persetujuan dari Kepala Unit/Kepala Seksi dan
Kepala Bidang Personalia.
c. Cuti besar adalah masa kerja 6 tahun secara terus menerus selama 3
bulan.
d. Periode cuti dan masa berlaku cuti mengacu pada peraturan yang
berlaku di masing-masing Unit.
e. Hak cuti yang belum muncul, tidak dapat diambil di muka (hutang
cuti).
f. Untuk pengajuan diwajibkan mengisi Formulir Permohonan Cuti dan
dokumen pelengkap lainnya.
g. Pelaksanaan cuti hanya dapat dilakukan setelah adanya persetujuan
dari atasan langsung dan persetujuan Direktur.
h. Dengan memperhatikan kepentingan operasional Rumah Sakit Ibu
dan Anak (RSIA) Sayang Ibu, Direktur dapat menunda pelaksanaan
cuti Karyawan yang bersangkutan.
i. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu dapat memanggil untuk
bekerja kembali kepada Karyawan yang sementara dalam istirahat
cuti, bilamana ada suatu pekerjaan yang sifatnya penting dan hak
cutinya tersebut digantikan dengan hari kerja lainnya.
j. Untuk Karyawan yang cutinya melebihi dari hak cutinya, maka pada
saat batas akhir cuti, kelebihan (hutang) cutinya akan diperhitungkan
sesuai dengan prosedur yang berlaku di Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu. Demikian pula sebaliknya bilamana batas akhir
cuti terdapat sisa cuti, karena kepentingan perusahaan bisa
ditambahkan ke tahun berikutnya.

2. Pengajuan Cuti Tahunan


a. Karyawan mengajukan cuti ke Unit Personalia dengan mengisi
Formulir Permohonan Cuti yang disetujui oleh atasan langsung yang
bersangkutan.
b. Unit Personalia melihat data cuti Karyawan yang bersangkutan.
Apabila dari data tersebut memungkinkan Karyawan untuk mengambil
hak cutinya, maka Kepala Bidang Personalia melanjutkan ke dalam
proses pemberian persetujuan cuti kepada Direktur.
c. Pengajuan cuti yang disetujui adalah formulir yang telah
ditandatangani oleh pihak-pihak terkait yang tertera pada Formulir
Permohonan Cuti. Apabila pengajuan cuti ditolak, atasan tidak perlu
menandatangani Formulir Permohonan Cuti, namun segera
menginformasikan hal tersebut secara tertulis.

3. Pengajuan Cuti Haid


a. Cuti haid bagi Karyawan perempuan berlaku pada hari pertama dalam
1 siklus haid.
b. Karyawan yang mengajukan cuti haid wajib melampirkan surat
keterangan Dokter.

4. Cuti Bersama
a. Edaran resmi dari Pemerintah sebagai dasar penetapan cuti bersama.
b. Pelaksanaan cuti bersama akan diperhitungkan di dalam cuti tahunan.

5. Cuti Besar/Ibadah Keagamaan, Cuti Melahirkan/Keguguran, Cuti di Luar


Tanggungan dan Alasan Penting
a. Karyawan terkait mengisi dan melengkapi Formulir Permohonan Cuti
dan menyerahkannya kembali ke Unit Personalia.
b. Unit Personalia akan memeriksa kelengkapan pengajuan dan bila
memenuhi persyaratan, maka akan menyiapkan Surat Persetujuan
Cuti.
c. Unit Personalia akan menyerahkan pengajuan cuti dan
kelengkapannya kepada Direktur untuk meminta persetujuannya.
d. Pengajuan yang disetujui atau tidak disetujui akan diberitahu kepada
Karyawan terkait oleh Unit Personalia.

6. Cuti di Luar Tanggungan


a. Karyawan berhak mengambil cuti di luar tanggungan maksimal 2
tahun tanpa mendapatkan gaji maupun tunjangan.
b. Apabila Karyawan melewati masa 2 tahun dan tanpa keterangan tidak
masuk kerja maka akan diberlakukan mekanisme sanksi.

7. Cuti Besar
a. Cuti besar dilakukan minimal dalam waktu 1 bulan dan sisanya
digunakan pada tahun berjalan tersebut.
b. Karyawan yang mengambil cuti besar, tidak berhak atas cuti tahunan.
c. Pengajuan cuti besar dilakukan 1 bulan sebelumnya.
d. Pada saat cuti besar, apabila dibutuhkan Karyawan wajib
melaksanakan tugas dari Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang
Ibu.

8. Cuti Melahirkan
a. Pelaksanaan cuti melahirkan 1,5 bulan sebelum dan 1,5 sesudah
melahirkan.
b. Pelaksanaan di luar ketentuan tersebut didukung dengan pernyataan
resmi dari yang bersangkutan.
c. Selama cuti melahirkan, Karyawan berhak atas gaji tanpa tunjangan
operasional dan tunjangan jabatan.

9. Tugas Belajar
a. Penugasan Karyawan untuk mengikuti diklat atau melanjutkan
pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi, di dalam maupun di
luar negeri pada program pendidikan, pelatihan tertentu atau
Perguruan Tinggi yang ditunjuk atau ditetapkan dalam jangka waktu
tertentu.
b. Karyawan tersebut diberikan hak-hak sebagaimana Karyawan sesuai
ketentuan yang berlaku.
c. Bagi Karyawan yang memiliki jabatan harus melepas jabatan.
d. Masa tugas belajar maksimum 3 tahun.
e. Biaya yang keluar pada saat tugas belajar ditanggung oleh Rumah
Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu dan diatur dalam peraturan
tersendiri.

10. Izin Belajar


Izin yang diberikan kepada Karyawan untuk mengikuti pendidikan atas
biaya sendiri di luar jam kerja pada program maupun sekolah tertentu
dalam jangka waktu tertentu.

E. Ketentuan Khusus Karyawan Perempuan


1. Karyawan perempuan dengan waktu kerja shift dan sedang hamil,
kepadanya diberikan hak waktu kerja shift pagi mulai usia kehamilan 36
minggu.
2. Karyawan perempuan yang menyusui, diberikan hak untuk izin menyusui
atas izin atasan langsung sampai dengan usia anak 6 (enam) bulan.

F. Seragam dan Atribut Kerja


1. Setiap Karyawan menggunakan seragam dan atribut sesuai ketentuan
yang berlaku.
2. Setiap Karyawan berhak mendapatkan Nomor Induk Karyawan (NIK) yang
tercatat di Unit Personalia.
3. Nomor Induk Karyawan (NIK) ditetapkan berdasarkan format : nomor urut.
bulan. tahun. Misal : 001.01.2015 (nomor urut 001, bergabung sebagai
Karyawan Kontrak pada bulan Januari tahun 2015).
F. Jaminan Kesehatan
1. Karyawan yang berhak untuk diikutsertakan dalam program BPJS
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan adalah Karyawan Kontrak dan
Karyawan Tetap.
2. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu wajib untuk mengikutkan
program BPJS Ketenagakerjaan berdasarkan Peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku yang terdiri dari :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja.
b. Jaminan Kematian.
c. Jaminan Hari Tua.
3. Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu wajib untuk mengikutkan
program Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan.
4. Iuran untuk program BPJS Kesehatan ini akan ditanggung bersama oleh
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu dan Karyawan yang
besarnya iuran masing–masing berdasarkan atas peraturan yang berlaku.
5. Unit Personalia memproses pendaftaran BPJS Ketenagakerjaan dan
BPJS Kesehatan Karyawan segera setelah Karyawan yang bersangkutan
diangkat menjadi Karyawan Kontrak atau Karyawan Tetap.

G. Perjalanan Dinas
1. Perjalanan Dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh Karyawan atas
dasar surat perintah dari atasan yang berwenang, baik perjalanan
mengikuti rapat/seminar/workshop/pertemuan dengan instansi terkait dan
atau perjalanan dinas karena melakukan rujukan pasien.
2. Karyawan yang akan melakukan perjalanan dinas dibekali dengan Surat
Tugas yang ditandatangani oleh Direktur, dibuat rangkap 2.
3. Setibanya di tempat tugas, Surat Tugas harus ditandatangani dan diberi
cap/stempel oleh Panitia setempat, untuk kemudian dibawa dan
dilaporkan kembali ke Unit Personalia Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu.
4. Ketentuan perjalanan dinas dan sarana perjalanan dinas seperti
akomodasi, transportasi, biaya pengganti makan dan lain-lain diatur dalam
peraturan terpisah.
H. Kegiatan Kebersamaan Karyawan
1. Apel Pagi
a. Apel pagi dilaksanakan setiap hari Senin-Sabtu jam 07.30 WIB.
b. Setiap Karyawan dengan jadwal dinas/shift pagi wajib mengikuti apel
pagi.
c. Pembina apel adalah Direktur atau Kepala Bidang atau yang ditunjuk
oleh Direktur.
d. Pemimpin regu adalah orang yang ditunjuk secara bergiliran untuk
menjadi pemimpin barisan.
e. Pada apel pagi dibacakan visi dan misi Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu.

2. Olahraga
a. Olahraga Karyawan dilaksanakan setiap hari Rabu.
b. Seluruh Karyawan menggunakan seragam dan sepatu olahraga.

I. Penyelesaian Perselisihan antar Karyawan


1. Konflik antar Karyawan adalah suatu masalah sosial yang timbul karena
adanya perbedaan pandangan yang terjadi di antara Karyawan.
2. Jika terjadi perselisihan antar Karyawan, maka Kepala Unit terkait
melakukan pemanggilan kepada Karyawan yang bermasalah, menggali
akar masalah dan berusaha untuk mendamaikan pihak yang berkonflik.
3. Jika upaya perdamaian tidak tercapai di level Kepala Unit, maka Kepala
Unit melaporkan kepada Kepala Seksi/Kepala Bidang terkait.
4. Jika upaya perdamaian tidak tercapai di level Kepala Bidang, maka
Kepala Bidang menyampaikan kepada Kepala Bidang Personalia dan jika
perlu diteruskan kepada Direktur.
5. Setelah upaya perdamaian tercapai, Karyawan yang berkonflik saling
bermaaf-maafan di hadapan Kepala Unit/Kepala Seksi/Kepala
Bidang/Direktur.
6. Karyawan tidak diperbolehkan untuk mengungkit-ungkit kembali
permasalahan yang sudah diselesaikan yang dapat mengakibatkan
terganggunya kualitas pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu.

J. Arsip Data Karyawan


Seluruh kejadian yang menyangkut Karyawan, diarsipkan dalam 1 (satu)
bundel dokumentasi Karyawan, meliputi data :
1. Surat lamaran kerja.
2. Daftar riwayat hidup.
3. Fotokopi ijazah dan transkrip nilai terakhir.
4. Surat Tanda Registrasi (STR) bagi tenaga kesehatan.
Unit Personalia melakukan verifikasi STR melalui website www.KKI.go.id,
kemudian buktikan dengan hasil print out verifikasi dan lampirkan pada file
yang bersangkutan.
5. Surat Izin Praktek (SIP) bagi tenaga kesehatan.
6. Fotokopi KTP.
7. Fotokopi Kartu Peserta BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.
8. Pas foto.
9. Proses rekrutmen Karyawan.
10. Kontrak kerja/Surat Perjanjian Kerjasama.
11. Sertifikat pelatihan yang pernah diikuti.
12. Verifikasi ijazah dari instansi pendidikan.
Unit Personalia melakukan verifikasi ijazah Karyawan ke institusi
pendidikan tempat ijazah dikeluarkan via surat, e-mail, website atau
telepon sampai dengan 3 kali pengiriman. Lampirkan hasil/jawaban
verifikasi bukti proses pada file Karyawan yang bersangkutan.
13. Surat Keputusan Direktur mengenai Karyawan yang bersangkutan.
14. Surat-surat terkait lainnya (misal : surat referensi kerja, surat tugas, surat
izin sakit, surat izin cuti dan lain-lain).
15. Surat Penugasan Klinis.
BAB IX
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

A. Dalam memenuhi tuntutan terhadap pelayanan yang modern dan Sumber


Daya Manusia (SDM) yang handal dan profesional, Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) Sayang Ibu sebagai penyedia pelayanan kesehatan dituntut
untuk selalu berupaya meningkatkan mutu layanannya.

B. Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu membentuk Unit
Pendidikan dan Pelatihan di bawah Bidang Kesekretariatan, Personalia,
Perencanaan dan Pembangunan (KPPP).

C. Unit Pendidikan dan Pelatihan menyusun program training/pelatihan tahunan


yang terdiri dari Training Need, Training Plan, Training Evaluation.

D. Training/Pelatihan akan disusun dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan


Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.

E. Dalam rangka pembinaan, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu
memberi kesempatan kepada Karyawan untuk dapat mengikuti pendidikan
dan atau pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi, baik
diselenggarakan internal maupun eksternal Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu.

F. Karyawan berkewajiban meningkatkan produktivitas kerja sesuai dengan


peran dan tanggung jawabnya masing-masing dalam rangka menunjang
peningkatan produktivitas kerja Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang
Ibu.

G. Karyawan yang mendapat tugas mengikuti pendidikan dan atau pelatihan


dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu, terikat dengan Surat Perjanjian Pelatihan dan wajib menyerahkan
sertifikat pelatihan kepada Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.

BAB X
PENUTUP

Demikian Pedoman Kepegawaian Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu
ini disusun, untuk dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan,
pedoman ini mengikat untuk dilaksanakan segenap jajaran Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) Sayang Ibu.

RSIA SAYANG
IBU
Direktur,
dr. Saiful Bahri,
M.M

Anda mungkin juga menyukai