BATUSANGKAR
Jl. Hamka No 273 Batusangkar telp. (0752) 73729 fax. (0752) 73729,
Email : rsia_sayangibu@yahoo.com
PERATURAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) SAYANG IBU
BATUSANGKAR
NOMOR : ......./......./DIR.PER/RSIA-SI/…./2016
TENTANG
PEDOMAN KEPEGAWAIAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) SAYANG IBU
Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu
senantiasa berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan.
b. bahwa untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu tinggi
juga dipengaruhi oleh manajemen Sumber Daya Manusia
(SDM) yang baik.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam poin a dan b di atas, maka dianggap perlu untuk
menetapkan Peraturan Direktur tentang Pedoman
Kepegawaian Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
(RSIA) SAYANG IBU TENTANG PEDOMAN KEPEGAWAIAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) SAYANG IBU.
KEDUA : Pedoman Kepegawaian Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini
KETIGA : Pedoman Kepegawaian Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus
dijadikan acuan dalam menyelenggarakan kegiatan operasional
manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu.
KEEMPAT : Dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur ini, apabila terdapat
peraturan yang bertentangan dengan Peraturan Direktur ini,
maka peraturan-peraturan yang terdahulu dinyatakan tidak
berlaku.
KELIMA : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan atau
kekeliruan dalam Peraturan Direktur ini, maka akan diadakan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
KEENAM : Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Batusangkar
Pada Tanggal : 17 Oktober 2016
Direktur
PEDOMAN KEPEGAWAIAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) SAYANG IBU
BAB I
TATA LAKSANA
A. Formasi
Formasi Karyawan (Pola Ketenagaan) disusun/ditinjau setiap tahun mengacu
kepada Struktur Organisasi dan perhitungan beban kerja, berdasarkan
Kebijakan, Rencana Strategi, Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Bisnis
Anggaran.
Jenjang jabatan Karyawan berdasarkan Peraturan PT. Sayang Ibu, terdiri
dari :
1. Direktur.
2. Kepala Bidang.
3. Kepala Seksi.
4. Kepala Unit
5. Staf.
B. Proses Formasi
Formasi ditetapkan berdasarkan analisis kebutuhan dalam jangka waktu
tertentu dengan mempertimbangkan beban tugas dan keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas dan hal-hal lain yang mempengaruhi
jumlah dan Sumber Daya Manusia yang diperlukan. Formasi untuk masing-
masing unit kerja ditetapkan berdasarkan :
1. Jenis pekerjaan.
Jenis pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan
oleh suatu Unit Kerja dalam melaksanakan tugas pokoknya, misalnya
pekerjaan pengetikan, pemeriksaan keuangan, perawatan orang sakit dan
lain-lain.
2. Sifat pekerjaan.
Sifat pekerjaan adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam penetapan
formasi, yaitu sifat pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk
melaksanakan pekerjaan itu. Ada pekerjaan-pekerjaan yang cukup
dilaksanakan selama jam kerja saja, misalnya pekerjaan tata usaha, tetapi
ada pula pekerjaan yang harus dilakukan selama 24 jam penuh, misalnya
petugas gudang, tenaga medis dan para medis.
3. Hasil analisa jabatan dan perkiraan kapasitas Karyawan yang dibutuhkan.
Yang dimaksud dengan hasil analisa jabatan yaitu : perkiraan jenis
pekerjaan dari jabatan tertentu yang membutuhkan penyelesaian dalam
jangka waktu tertentu. Perkiraan kapasitas Karyawan dalam jangka waktu
tertentu, adalah kemampuan seorang Karyawan untuk menyelesaikan
jenis pekerjaan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
4. Peralatan yang tersedia.
Peralatan yang tersedia atau yang diperkirakan akan tersedia dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai tugas pokok akan mempengaruhi jumlah
dan mutu Karyawan yang diperlukan. Pada umumnya semakin tinggi mutu
peralatan kerja yang ada dan tersedia dalam jumlah yang memadai akan
mengurangi jumlah Karyawan yang diperlukan.
5. Kemampuan keuangan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
BAB II
REKRUTMEN KARYAWAN
B. Proses Perekrutan
1. Tahap I
a. Pengumuman rekrutmen.
b. Pengumpulan aplikasi, baik dari internal (database surat lamaran yang
ada) dan eksternal (pemasangan pengumuman/iklan).
c. Seleksi administrasi, terkait kelengkapan dokumen dan kesesuaian
dengan kebutuhan.
d. Pemanggilan kandidat.
2. Tahap II
a. Tes tertulis, dapat terdiri dari : psikotes dan atau tes keahlian.
b. Interview dengan Unit Personalia dan Unit Kerja terkait.
3. Tahap III
a. Interview dengan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang
Ibu (bila dibutuhkan).
b. Interview akhir dengan Unit Personalia dan Unit Kerja terkait.
c. Pemeriksaan kesehatan.
C. Seleksi Administrasi
Adalah seleksi kelengkapan dokumen dan kesesuaian data dengan
persyaratan perekrutan (usia, pendidikan terakhir dan lain-lain).
Dokumen administrasi dapat terdiri dari :
1. Lamaran kerja.
2. Daftar Riwayat Hidup.
3. Surat Keterangan Kesehatan.
4. SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian).
5. Ijazah terakhir (dilegalisir).
6. Foto diri.
7. Surat pengalaman kerja.
8. Surat Tanda Registrasi (STR) bagi tenaga kesehatan.
9. Dan lain-lain sesuai kebutuhan.
Sesuai dengan misi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu yaitu
menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, maka Rumah Sakit Ibu
dan Anak (RSIA) Sayang Ibu dituntut untuk senantiasa mengembangkan SDM
yang baik guna terwujudnya kuantitas dan kualitas Karyawan.
Salah satu upaya untuk menciptakan Karyawan yang berkualitas adalah melalui
program Orientasi Karyawan Baru. Program ini dilaksanakan setiap saat Rumah
Sakit melakukan rekrutmen Karyawan.
Adapun program Orientasi Karyawan Baru di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu terbagi atas :
A. Orientasi Umum
Orientasi Umum dilaksanakan selama 1 (satu) hari. Calon Karyawan
dikumpulkan di ruang pertemuan untuk mendengarkan materi orientasi umum
sebagai berikut :
B. Orientasi Khusus
Orientasi Khusus adalah orientasi yang dilaksanakan khusus di Unit Kerja
terkait tempat Calon Karyawan ditugaskan. Masa Orientasi khusus
dilaksanakan selama 1 (satu) minggu. Pada masa orientasi khusus ini, Calon
Karyawan mendapat gambaran mengenai teknis pelaksanakan tugas di Unit
Kerja, peraturan, tata cara kerja serta hubungan kerja antar Unit. Pada saat
ini, Calon Karyawan belum terlibat penuh dalam teknis kegiatan Unit dan
masih dalam supervisi atasan langsung.
BAB IV
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KARYAWAN
A. Pengangkatan Karyawan
1. Pengangkatan Karyawan Training
a. Pelamar yang diterima dari proses rekrutmen, diangkat oleh Direktur
menjadi Karyawan dengan status sebagai Karyawan Training yang
ditetapkan melalui perjanjian pelatihan kerja untuk waktu 3 (tiga)
bulan.
b. Isi dari perjanjian kontrak meliputi identitas, lingkup tugas, besaran
upah, hak dan kewajiban, jangka waktu, tempat dan tanggal perjanjian
kerja.
c. Karyawan Training yang sudah selesai masa trainingnya dapat
diangkat menjadi Karyawan Kontrak, dengan persyaratan sebagai
berikut :
1) Telah menunjukkan tanggung jawab dan kecakapan dalam
melakukan tugas.
2) Telah menunjukkan ketaatan penuh dalam pelaksanaan tugasnya.
3) Telah menunjukkan sikap dan budi pekerti yang baik.
4) Telah memenuhi syarat-syarat kesehatan jasmani dan rohani
untuk diangkat menjadi Karyawan Kontrak.
5) Bersedia menandatangani surat perjanjian kerja selama 1 (satu)
tahun berikutnya.
d. Syarat-syarat dalam huruf “c” di atas poin 1,2,3 dinyatakan secara
tertulis oleh atasan langsung dan atasan yang berwenang untuk
membuat penilaian pekerjaan.
e. Karyawan Training yang telah menjalani masa percobaan, tetapi tidak
memenuhi syarat-syarat yang dimaksud dalam poin c, diberhentikan
sebagai Calon Karyawan Kontrak Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu.
B. Pemberhentian Karyawan
Adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara Karyawan dan Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu.
Pemberhentian Karyawan karena :
1. Permintaan sendiri
a. Karyawan yang mengundurkan diri dari Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu harus mangajukan pemberitahuan secara tertulis
minimal 30 hari kalender sebelumnya kepada Direktur selaku pemberi
kerja.
b. Karyawan diharuskan menyiapkan berkas kerja atas pekerjaan
sebelumnya untuk diserahterimakan kepada Karyawan Pengganti
atau Pimpinan Unit Kerja tempat yang bersangkutan bekerja dan
belum dapat mengundurkan diri sebelum adanya persetujuan dari
Direktur, kepada Karyawan yang bersangkutan diwajibkan untuk tetap
bekerja sebagaimana mestinya.
c. Unit Kerja terkait melalui Unit Personalia akan memperhitungkan hak
dan kewajiban atas Pengunduran diri dari Karyawan tersebut.
d. Karyawan yang mengundurkan diri wajib mengembalikan inventaris
kantor.
e. Karyawan Kontrak pinalti yang mengundurkan diri sebelum habis
masa kontraknya diwajibkan membayar pinalti kepada pihak lainnya
sebesar upah pekerja sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu
perjanjian kerja.
2. Meninggal dunia
Karyawan Tetap yang Putus Hubungan Kerja (PHK) karena meninggal
dunia mendapatkan hak seperti PHK karena pensiun.
3. Pensiun
a. Karyawan Tetap yang telah mencapai usia 56 (lima puluh enam)
tahun, berdasarkan catatan di Unit Personalia dapat diusulkan kepada
Direktur untuk dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja karena pensiun.
b. Karyawan yang akan memasuki usia pensiun berhak menjalankan
Masa Persiapan Pensiun (MPP) pada saat berusia 55 tahun 9 bulan.
c. Lamanya MPP (Masa Persiapan Pensiun) untuk Karyawan di Rumah
Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu adalah 3 (tiga) bulan dengan
mendapat gaji tanpa tunjangan operasional.
d. Direktur dapat memberhentikan Karyawan sebelum Karyawan
tersebut mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun berdasarkan
pertimbangan Dokter yang disebabkan karena kondisi fisik dan mental
yang tidak memungkinkan lagi untuk bekerja.
e. Jika pemutusan hubungan kerja karena pensiun dilakukan, maka
Karyawan mendapatkan hak pensiun sesuai dengan Program
Jaminan Hari Tua yang berlaku.
f. Karyawan yang telah mencapai usia 45 (empat puluh lima) tahun dan
telah memiliki masa kerja minimal 20 (dua puluh) tahun dapat
mengajukan pensiun dini.
4. Tidak cakap secara jasmani dan atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan kewajiban sebagai Karyawan.
5. Mendapat hukuman disiplin berat.
6. Dalam hal PHK karena pelanggaran berat, yang bersangkutan tidak
berhak menerima pesangon.
7. Berakhirnya jangka waktu kerja di dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
(PKWT).
8. Karena Gangguan Operasional di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu.
Dalam hal pemutusan hubungan kerja masal karena operasional di Unit
Kerja Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu terhenti atau
rasionalisasi kepegawaian, akibat mengalami defisit terus-menerus yang
disertai dengan bukti laporan keuangan yang telah diatur oleh akuntan
publik paling singkat 2 (dua) tahun terakhir atau keadaan memaksa (force
majeure), besarnya uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan
uang ganti rugi ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dan kemampuan Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) Sayang Ibu.
2. Kewajiban
a. Menyelesaikan semua kewajiban kepada Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu.
b. Mengembalikan barang inventaris milik Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu.
C. Pengangkatan Pertama
1. Kenaikan pangkat adalah sebagai penghargaan yang diberikan oleh
Direktur berdasarkan pengabdian dan prestasi kerja yang bersangkutan
kepada Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu atau pada saat
diangkat menjadi Karyawan Tetap.
2. Pangkat-pangkat yang dapat diberikan untuk pengangkatan pertama
mengacu pada Kebijakan Direktur.
D. Kenaikan Pangkat
1. Kenaikan Pangkat Reguler
a. Kenaikan pangkat reguler bagi Karyawan dengan pendidikan tertentu
ditentukan sampai pada pangkat tertentu.
b. Kenaikan pangkat reguler dapat dilaksanakan setelah :
1) Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan setiap
unsur penilaian, sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua)
tahun terakhir; atau
2) Telah 5 (lima) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan penilaian
rata-rata bernilai baik; atau
3) Telah 6 (enam) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan
penilaian pekerjaan rata-rata bernilai cukup.
4) Mendapat persetujuan dari Direktur.
c. Kenaikan pangkat dihitung sejak diangkat sebagai Karyawan Tetap.
A. Kinerja
Kinerja adalah penampilan hasil kerja Karyawan baik secara kuantitas
maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun
kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan
agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi. (Yaslis Ilyas, 2002).
B. Penilaian Staf
Penilaian kinerja Staf termasuk Staf Medis Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun, 1 (satu) bulan sebelum
kontrak kerja berakhir masa berlakunya.
1. Penilaian Disiplin.
2. Penilaian Kompetensi Umum.
3. Penilaian Kompetensi Khusus.
2. Kenaikan Pangkat/Golongan
a. Pemberian kenaikan pangkat/golongan dilakukan setiap 4 (empat)
tahun sekali.
b. Unit Personalia melaporkan kepada Direktur melalui Kepala Bidang
KPPP daftar Karyawan yang akan memasuki masa untuk kenaikan
pangkat/golongan bersamaan dengan pelaporan pelaksanaan proses
penilaian kinerja.
c. Setelah proses penilaian kinerja selesai, maka akan diajukan memo
kepada Direktur melalui Kepala Bidang KPPP mengenai kenaikan
pangkat/golongan sesuai waktu periodenya.
d. Setelah mendapat persetujuan dari Direktur, bisa dilanjutkan ke dalam
proses pembuatan Surat Keputusan mengenai kenaikan
pangkat/golongan.
e. Unit Personalia bertugas memproses SK dari Direktur.
f. Unit Personalia akan membagikan salinan SK kepada Karyawan
terkait.
3. Penghargaan Masa Bakti
a. Unit Personalia membuat memo kepada Direktur melalui Kepala
Bidang KPPP, mengenai daftar Karyawan yang telah memasuki masa
bakti sesuai dengan periode waktu yang telah ditetapkan.
b. Setelah memo disetujui Direktur, Unit Personalia akan membuat SK
yang ditandatangani oleh Direktur.
c. Pemberian penghargaan masa bakti dapat dilakukan secara simbolik
pada saat perayaan ulang tahun Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu setiap tanggal 31 Mei atau menyesuaikan dengan situasi.
A. Jam Kerja
Waktu Kerja dan Istirahat
1. Hari dan atau jam kerja Karyawan berbeda satu dengan lainnya, sesuai
dengan fungsi atau jabatan Karyawan tersebut, namun tidak melebihi 7
jam sehari dan 40 jam seminggu atau 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
2. Penentuan mengenai hari kerja dan jam kerja seorang Karyawan akan
diatur oleh Rumah Sakit melalui Kepala Unit masing-masing dan
tercantum di dalam kontrak kerja.
3. Hari kerja dan jam kerja di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu
adalah sebagai berikut :
a. Departemen Medis
Shift I 08.00 s/d 14.00 WIB
Shift II 14.00 s/d 20.00 WIB
Shift III 20.00 s/d 08.00 WIB
b. Departemen Non Medis
Shift I 07.30 s/d 13.30 WIB
Shift II 13.30 s/d 20.30 WIB
Shift III 20.30 s/d 07.30 WIB
4. Karyawan non shift dan struktural waktu kerja mulai dari hari Senin
sampai Jum’at jam 08.00-16.00 WIB, Sabtu jam 08.00-13.00 WIB
5. Waktu kerja sebagaimana tersebut di atas sewaktu-waktu dapat berubah
sesuai dengan kepentingan Rumah Sakit.
6. Karyawan shift mempunyai kelebihan jam kerja pada hari kerja biasa
sebanyak 8 jam kerja dalam 1 minggu dan merupakan sebagai jam kerja
lembur.
Jadwal Dinas
1. Jadwal dinas dibuat/disusun oleh Kepala Unit/Kepala Seksi/Kepala Bidang
terkait setiap bulannya, diketahui oleh dan diserahkan kepada Kepala
Bidang Kesekretariatan, Personalia, Perencanaan dan Pembangunan
setiap tanggal 1.
2. Jika ada keperluan mendesak dan mempengaruhi jadwal dinas, Karyawan
yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk pergantian jadwal dinas
maksimal 3 kali dalam 1 bulan dengan mengisi Formulir Pergantian
Jadwal Dinas.
3. Jadwal dinas, kehadiran, Formulir Pergantian Jadwal Dinas dan Surat
Perintah Lembur menjadi bahan acuan perhitungan gaji pegawai setiap
bulannya.
B. Kehadiran Kerja
Setiap Karyawan wajib mengambil absen saat masuk dan pulang di mesin
Finger Print.
1. Prosedur Absensi
a. Setiap Karyawan diharuskan melakukan registrasi kehadiran melalui
media absensi pada saat datang dan pulang kerja.
b. Apabila tidak dapat/gagal melakukan absensi, maka Karyawan
diharuskan melapor ke Unit Personalia untuk mengisi Formulir
Absensi.
c. Karyawan yang izin tidak masuk kerja, datang terlambat dan atau
pulang lebih cepat dengan alasan apapun berlaku ketentuan sebagai
berikut :
1) Diwajibkan memberitahu atasan langsung atau Kepala Unit Kerja
terkait, pada hari dimana Karyawan yang bersangkutan izin.
2) Mengisi Formulir Absensi yang ditandatangani oleh atasan
langsung atau Kepala Unit Kerja terkait.
3) Melampirkan surat keterangan atau lampiran lainnya bila
diperlukan.
4) Menyerahkan Formulir Absensi tersebut ke Unit Personalia.
5) Untuk izin tidak masuk kerja karena keperluan mendesak yang
menyebabkan Karyawan tidak dapat hadir di kantor, maka
Formulir Absensi diserahkan kepada Unit Personalia selambat–
lambatnya 1 (satu) hari setelah masuk kembali.
6) Karyawan yang tidak dapat hadir di kantor dikarenakan sakit,
wajib menyerahkan Surat Keterangan Sakit dari Dokter.
C. Lembur
Pada dasarnya kerja lembur adalah kebutuhan perusahaan yang
pelaksanaannya harus dilaksanakan sesuai dengan pasal 78 UU No. 13 tahun
2003, termasuk :
1. Dalam hal-hal yang bersifat force majeur seperti kebakaran dan
sebagainya.
2. Dalam hal ada pekerjaan-pekerjaan yang apabila tidak segera
diselesaikan akan membahayakan kesehatan atau keselamatan pasien
dan pelayanan kesehatan.
3. Dalam hal-hal apabila pekerjaan tidak diselesaikan akan menimbulkan
kerugian bagi perusahaan atau dapat mengganggu kelancaran pelayanan
kesehatan.
4. Dalam hal terdapat pekerjaan yang harus diselesaikan dengan segera,
pegawai harus bekerja atas panggilan darurat, bagi pegawai yang
mengabaikan perintah lembur dapat dikenai sanksi.
Prosedur Lembur :
1. Karyawan yang mendapat perintah untuk kerja lembur dari atasan
langsung, diharuskan melengkapi Surat Perintah Lembur (SPL).
2. Surat Perintah Lembur (SPL) ditandatangani oleh Kepala Unit dan atau
Kepala Seksi serta Kepala Bidang Personalia.
3. Karyawan terkait tetap melakukan absensi pada saat melaksanakan kerja
lembur sebagai salah satu komponen dalam penghitungan upah lembur.
4. Satu Surat Perintah Lembur (SPL) berlaku untuk satu orang Karyawan
dan untuk satu tanggal kerja lembur.
5. Untuk hal–hal lain yang sifatnya darurat dan mendesak, atas instruksi
Direktur, Karyawan terkait dapat melaksanakan kerja lembur terlebih
dahulu namun tetap menyelesaikan administrasi kerja lembur setelah
pelaksanaan kerja lembur dan Karyawan yang bersangkutan tetap
melakukan absensi.
6. Unit Personalia akan melakukan konfirmasi terhadap pihak terkait atas
pekerjaan lembur yang bersifat darurat dan mendesak (sebagaimana
dimaksud pada poin 5 di atas).
7. Surat Perintah Lembur (SPL) yang telah diisi lengkap, diserahkan kembali
kepada Unit Personalia paling lambat sebelum periode perhitungan
penggajian setiap bulannya.
8. Surat Perintah Lembur (SPL) yang diserahkan setelah tanggal
perhitungan (mengacu poin 7) maka upah lembur akan dihitung dan
dibayarkan pada bulan berikutnya.
9. Surat Perintah Lembur (SPL) yang diserahkan lebih dari 1 (satu) bulan
sejak pelaksanaannya, tidak dapat diproses lebih lanjut dan tidak berlaku
lagi.
10. Unit Personalia akan melakukan proses administrasi untuk penghitungan
upah lembur dan hal-hal lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
11. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 40 (empat
puluh) jam dalam 1 (satu) bulan.
4. Cuti Bersama
a. Edaran resmi dari Pemerintah sebagai dasar penetapan cuti bersama.
b. Pelaksanaan cuti bersama akan diperhitungkan di dalam cuti tahunan.
7. Cuti Besar
a. Cuti besar dilakukan minimal dalam waktu 1 bulan dan sisanya
digunakan pada tahun berjalan tersebut.
b. Karyawan yang mengambil cuti besar, tidak berhak atas cuti tahunan.
c. Pengajuan cuti besar dilakukan 1 bulan sebelumnya.
d. Pada saat cuti besar, apabila dibutuhkan Karyawan wajib
melaksanakan tugas dari Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang
Ibu.
8. Cuti Melahirkan
a. Pelaksanaan cuti melahirkan 1,5 bulan sebelum dan 1,5 sesudah
melahirkan.
b. Pelaksanaan di luar ketentuan tersebut didukung dengan pernyataan
resmi dari yang bersangkutan.
c. Selama cuti melahirkan, Karyawan berhak atas gaji tanpa tunjangan
operasional dan tunjangan jabatan.
9. Tugas Belajar
a. Penugasan Karyawan untuk mengikuti diklat atau melanjutkan
pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi, di dalam maupun di
luar negeri pada program pendidikan, pelatihan tertentu atau
Perguruan Tinggi yang ditunjuk atau ditetapkan dalam jangka waktu
tertentu.
b. Karyawan tersebut diberikan hak-hak sebagaimana Karyawan sesuai
ketentuan yang berlaku.
c. Bagi Karyawan yang memiliki jabatan harus melepas jabatan.
d. Masa tugas belajar maksimum 3 tahun.
e. Biaya yang keluar pada saat tugas belajar ditanggung oleh Rumah
Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu dan diatur dalam peraturan
tersendiri.
G. Perjalanan Dinas
1. Perjalanan Dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh Karyawan atas
dasar surat perintah dari atasan yang berwenang, baik perjalanan
mengikuti rapat/seminar/workshop/pertemuan dengan instansi terkait dan
atau perjalanan dinas karena melakukan rujukan pasien.
2. Karyawan yang akan melakukan perjalanan dinas dibekali dengan Surat
Tugas yang ditandatangani oleh Direktur, dibuat rangkap 2.
3. Setibanya di tempat tugas, Surat Tugas harus ditandatangani dan diberi
cap/stempel oleh Panitia setempat, untuk kemudian dibawa dan
dilaporkan kembali ke Unit Personalia Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu.
4. Ketentuan perjalanan dinas dan sarana perjalanan dinas seperti
akomodasi, transportasi, biaya pengganti makan dan lain-lain diatur dalam
peraturan terpisah.
H. Kegiatan Kebersamaan Karyawan
1. Apel Pagi
a. Apel pagi dilaksanakan setiap hari Senin-Sabtu jam 07.30 WIB.
b. Setiap Karyawan dengan jadwal dinas/shift pagi wajib mengikuti apel
pagi.
c. Pembina apel adalah Direktur atau Kepala Bidang atau yang ditunjuk
oleh Direktur.
d. Pemimpin regu adalah orang yang ditunjuk secara bergiliran untuk
menjadi pemimpin barisan.
e. Pada apel pagi dibacakan visi dan misi Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Sayang Ibu.
2. Olahraga
a. Olahraga Karyawan dilaksanakan setiap hari Rabu.
b. Seluruh Karyawan menggunakan seragam dan sepatu olahraga.
B. Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu membentuk Unit
Pendidikan dan Pelatihan di bawah Bidang Kesekretariatan, Personalia,
Perencanaan dan Pembangunan (KPPP).
E. Dalam rangka pembinaan, Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu
memberi kesempatan kepada Karyawan untuk dapat mengikuti pendidikan
dan atau pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi, baik
diselenggarakan internal maupun eksternal Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Sayang Ibu.
BAB X
PENUTUP
Demikian Pedoman Kepegawaian Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sayang Ibu
ini disusun, untuk dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan,
pedoman ini mengikat untuk dilaksanakan segenap jajaran Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) Sayang Ibu.
RSIA SAYANG
IBU
Direktur,
dr. Saiful Bahri,
M.M