Anda di halaman 1dari 31

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT LESTARI RAHARJA


Nomor : 03/Sk.Dir-KPS/RSLR/V/2016

Tentang

PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA


RUMAH SAKIT LESTARI RAHARJA

DIREKTUR RUMAH SAKIT LESTARI RAHARJA

Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan tata kelola administrasi kepegawaian yang baik
serta menunjang pelaksanaan Peraturan Pokok Kepegawaian, maka perlu
disusun Pedoman Pengelolaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Lestari
Raharja.
b. Bahwa Pemberlakuan Kebijakan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Lestari
Raharja tersebut perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003, tentang


Ketenagakerjaan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/MENKES/SK/VI/2002 Tahun 2002
tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/MENKES/SK/IV/2005 tahun 2005
tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws).
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/ MENKES
/Per/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medis Di Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT


LESTARI RAHARJA

KESATU : Memberlakukan Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Manusia di lingkungan


RS Lestari Raharja sebagaimana dimaksud tercantum dalam lampiran surat
keputusan ini.

KEDUA : Pedoman Pengelolaan SDM ini digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan
seluruh sumber daya manusia yang ada di RS Lestari Raharja.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari
terdapat adanya kekeliruan dalam surat keputusan ini, maka akan dilakukan
peninjauan kembali dan penyempurnaan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Magelang
Pada Tanggal : 02 Mei 2016

Direktur Rumah Sakit Lestari Raharja

dr. Benyamin Tri Darma


Tembusan:
1. Arsip
2. Subbag. Kepegawaian

Jalan Sutopo Nomor 5 Magelang, Telp. 0293 -363 223, fax. 0293-362 649, email : lestari.raharja@gmail.com
Lampiran : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Lestari Raharja
Nomor : 03/Sk.Dir-KPS/RSLR/V/2016
Tanggal : 02 Mei 2016

PEDOMAN
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
RUMAH SAKIT LESTARI RAHARJA

RUMAH SAKIT LESTARI RAHARJA


JL.SUTOPO NO.5 MAGELANG
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bagian Sumber Daya Manusia adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
memberikan pelayanan pemenuhan sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan
yang sesuai dengan standar profesi dan mempunyai kompetensi yang dapat dipertanggung
jawabkan.Seleksi tenaga kesehatan tersebut harus dapat memenuhi permintaan atau
kebutuhan dari setiap unit kerja yang ada di rumah sakit.
Untuk dapat menunjang pencapaian dalam hal pelayanan maka proses Manajemen
Sumber Daya Manusia diperlukan sebuah pedoman kerja sehingga didapatkan hasil yang
baik dan bermutu. Pelayanan yang bermutu di rumah sakit akan membantu setiap
karyawan untuk dapat berkarya sesuai dengan profesi, pendidikan serta kemampuan yang
dimiliki, membantu proses pelayanan pada customer di rumah sakit sehingga customer
yang datang berobat ke rumah sakit merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan,
yang berarti pula customer tersebut nantinya akan sebagai sarana dalam mempromosikan
rumah sakit. Keuntungan lain jika pasien cepat sembuh adalah mereka dapat segera
kembali mencari nafkah untuk diri dan keluarga.
Pelayanan Manajemen tersebut adalah rangkaian kegiatan dalam melayani semua
karyawan baik untuk semua hak dan kewajiban karyawan, serta merupakan salah upaya
peningkatan sumber daya manusia untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik
sesuai dengan standar rumah sakit.
Bentuk penyelenggaraan pelayanan untuk karyawan di rumah sakit bisa secara
Sistem Outsourcing atau Sistem Swakelola. Pada Sistem Outsourcing, pengusaha tenaga
kerja selaku penyelenggara sumber daya manusia dalam merencanakan, merekrut dan
menentukan standar karyawan sesuai dengan spesifikasi standar karyawan yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit dalam lembar kontrak kerja. Sistem Swakelola, dalam
penyelenggaraan pelayanan untuk karyawan dilakukan dengan cara merekruitmen sendiri
sesuai dengan standar yang diberikan oleh rumah sakit.
Pelayanan untuk karyawan di rumah sakit ini dijalankan berpedoman kepada
Undang-Undang Tenaga Kerja No.13 tahun 2003.Pendidikan atau pelatihan adalah alat
untuk mengubah ketrampilan ataupun kemampuan untuk perorangan, group dan
organisasi, sehingga menjadi lebih terampil dan ahli sesuai dengan profesinya.Dalam
manajemen sumber daya manusia juga dibahas tentang pelatihan dan pengembangan
sehingga dapat kita simpulkan bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan salah satu
penunjang untuk mencapai mutu pelayanan suatu perusahaan menjadi lebih optimal.

B. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup pedoman pengelolaan sumber daya manusia di RS Lestari Raharja
meliputi pengelolaan terhadap Pegawai Swasta mulai dari Perencanaan, Pengadaan,

1
Pengangkatan, Penempatan, Penggajian, Pengembangan Karir, Pembinaan,
Kesejahteraan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Pemberhentian.

C. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/MENKES/SK/VI/2002 Tahun 2002 tentang
Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/MENKES/SK/IV/2005 tahun 2005 tentang
Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws).
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/ MENKES /Per/IV/2011
Tentang Penyelenggaraan Komite Medis Di Rumah Sakit.

D. KEBIJAKAN
1. KEBIJAKAN PELAYANAN UNIT KEPEGAWAIAN
a. Semua data pencari kerja/pelamar harus melaluiUnit Kepegawaian.
b. Semua calon karyawan baru harus melalui proses rekruitmen dan seleksi oleh Unit
kerja terkait dan Unit Kepegawaian.
c. Semua data karyawan yang sudah lulus proses rekruitmen dan seleksi harus
dimasukkan pada daftar karyawan Rumah Sakit sesuai peraturan yang berlaku.
d. Semua data file karyawan harus disimpan di Unit Kepegawaian.
e. Semua karyawan baru atau mutasi harus mengikuti Masa Orientasi yang diadakan
oleh Unit Kepegawaian.
f. Semua karyawan baru atau mutasi yang sudah lulus Masa Orientasi harus
dilaporkan pada Unit Kepegawaian oleh Unit kerja terkait.
g. Setiap karyawan yang sudah menjalani Masa Orientasi dan dinyatakan lulus akan
mendapatkan atribut/perlengkapan kerja dan harus didata ulang sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
h. Proses pemberian jaminan sosial pada karyawan dilakukan pada Unit Kepegawaian
i. Proses pemberian pengupahan dan tunjangan pada karyawan dilakukan pada Unit
Kepegawaian.
j. Proses pemberian penghargaan pada karyawan berdasarkan produktifitas dan
kinerja dilakukan pada Unit Kepegawaian.
k. Proses pemindahan tugas oleh Unit Kerja terkait harus berkoordinasi dengan Unit
Kepegawaian.
l. Semua Manajer pada Unit kerja yang telah mendelegasikan tugas/pelimpahan
wewenang sementara kepada pejabat pengganti harus dilaporkan pada Unit
Kepegawaian.
m. Semua karyawan pada Unit kerja yang telah mendapat tugas/pelimpahan

2
wewenang sementara dari Manajer Unit kerja terkait harus dilaporkan pada Unit
Kepegawaian.
n. Pengaturan waktu kerja karyawan ditetapkan oleh Unit Kepegawaian dengan
berkoordinasi pada Unit Kerja terkait
o. Semua karyawan yang mendapatkan tugas untuk pertemuan ke luar rumah sakit
harus dilaporkan pada Unit Kepegawaian
p. Pelaksanaan rapat di masing-masing Unit Kerja dilaksanakan berdasarkan
kepentingan Unit Kerja terkait dan Manajemen
q. Proses istirahat mingguan, hari libur, cuti dan izin ditetapkan oleh Unit Kepegawaian
dengan berkoordinasi pada Unit Kerja terkait
r. Peraturan tentang tata tertib ditetapkan oleh Unit Kepegawaian
s. Semua Medical Cek Up untuk karyawan yang beresiko tinggi dilakukan setiap 2
tahun sekali
2. KEBIJAKAN PELAYANAN UNIT DIKLAT
a. Semua Unit Kerja harus memberikan program pendidikan dan pelatihan setiap akhir
tahun pada Unit Diklat.
b. Semua karyawan wajib mengikuti semua program pendidikan dan pelatihan yang
diadakan Unit Diklat.
c. Semua karyawan yang mengikuti semua program pendidikan dan pelatihan yang
dibiayai oleh rumah sakit 100% (seratus persen) harus mendapatkan surat tugas
dari Unit Kepegawaian dan Direktur.
d. Semua karyawan yang mengikuti semua program pendidikan dan pelatihan atas
biaya rumah sakit 100% (seratus persen) harus menandatangani Surat Ikatan Dinas
dari Unit Diklat.
e. Semua karyawan yang sudah mengikuti program pendidikan dan pelatihan atas
biaya rumah sakit 100% (seratus persen) harus menyerahkan sertifikat, nilai
pendidikan dan materi pendidikan atau pelatihan tersebut pada Unit Diklat.

BAB II
KETENAGAAN

A. PERENCANAAN SDM
1. Penambahan pegawai dilakukan untuk mengisi formasi yang telah ditentukan berdasar
pada keputusan Direksi yang telah mendapat persetujuan dari yayasan / penyelenggara
Rumah Sakit.
2. Setiap warga negara yang memenuhi syarat – syarat yang ditentukan dalam peraturan
ini, mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar dan diangkat menjadi pegawai
Rumah Sakit Umum Lestari Raharja Magelang.

3
B. KUALIFIKASI
1. Umum :
a. Warga Negara Indonesia
b. Berusia serendah – rendahnya 18 tahun dan setinggi – tingginya 35 tahun dan untuk
dokter Umum dan dokter Gigi paling tinggi usia 40 tahun.
c. Mengajukan permohonan tertulis yang dilampiri dengan persyaratan lainnya yang
telah ditentukan oleh RS Lestari Raharja Magelang.
d. Tertib administrasi
e. Lulus ujian yang diadakan oleh RS Lestari Raharja Magelang
f. Taat pada peraturan kepegawaian yang telah ditetapkan RS Lestari Raharja
Magelang
g. Dedikasi tinggi
2. Khusus :
a. Dokter
1) Komitmen didalam etik profesi.
2) Mempunyai kemampuan profesionalisme dibidangnya yang disyahkan secara
formal oleh lembaga pendidikan / instansi yang terkait ( STR ).
3) Belum pernah mengalami cacat hukum didalam menjalankan profesinya, serta taat
pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
4) Memenuhi persyaratan yang diberlakukan oleh Departemen Kesehatan RI.
5) Surat keterangan lolos butuh dari departemen Kesehatan (bagi dokter tetap).
6) Surat izin praktek (SIP).
7) Surat penugasan (SP).
8) Apabila bekerja di Instansi / Rumah Sakit / Klinik diluar RS Lestari Raharja
Magelang harus ada izin dari Pengurus Yayasan Nurul Barokah Agung Persada
(bagi dokter tetap).
9) Surat izin dari atasan langsung (untuk dokter tidak tetap).
b. Perawat / Bidan
1) Memiliki SIP / SIB
2) Tidak bekerja di instansi lain.
c. Staf Profesional lain
1) Sesuai dengan profesinya
2) Pendidikan Minimal Sarjana Muda
d. Non – medis dan lain – lain.
1) Tidak bekerja di instansi lain.
3. Setiap pelamar harus mengajukan surat lamaran kepada Direktur RS Lestari
Raharja Magelang dengan dilampiri :
a. Surat lamarat
b. Daftar Riwayat Hidup
c. Fotokopi ijazah dan Transkip Nilai

4
d. STR / SIP / SIB / SP
e. Sertifikat Keahlian / KuRSs / Pelatihan ( bila ada )
f. Surat Keterangan Catatan Kepolisian
g. Pas Foto berwarna ukuran 4 x 6 dan sebanyak 2 lembar.
h. Foto copy KTP / Identitas lain
i. Mengisi form Rincian Kewenangan Klinis (Bagi dokter dan perawat) untuk proses
kredensialing.
j. Surat lamaran tersebut beserta lampiran – lampirannya ditempatkan di dalam
amplop.

C. PENGADAAN TENAGA
1. REKRUITMEN (PENERIMAAN) CALON KARYAWAN
Rekruitment adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi
untuk mendapatkan karyawan yang efektif dan efisien guna tercapainya tujuan rumah
sakit.
Penerimaan calon karyawan atau recruitment dilakukan berdasarkan analisa
kebutuhan tenaga dimana ditentukan berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan.

Dilihat dari sumbernya penerimaan calon karyawan dibagi menjadi dua yaitu:
a. Dari dalam RS Lestari Raharja sendiri (Internal Resources).
Menerima calon dari dalam RS Lestari Raharja sendiri memiliki keuntungan lebih
yaitu calon sudah dikenal dan proses dapat dilakukan dengan lebih cepat disbanding
dengan mengambil calon dari luar RS Lestari Raharja. Calon karyawan nantinya akan
masuk ke Unit Kepegawaian akibat mutasi atau promosi. Untuk mendapatkan calon
pelamar dapat melalui:
1) Informasi dari mulut ke mulut.
2) Pemberitahuan ke seluruh unit kerja akan adanya kebutuhan tenaga.

b. Dari luar RS Lestari Raharja (Eksternal Resources)


Proses penerimaan calon dari luar RS Lestari Raharja, ini dapat dilakukan dengan
cara :
1) Dari mulut ke mulut
2) Berkas-berkas pelamar yang datang sendiri.
3) Iklan

2. SELEKSI (PENYARINGAN) CALON KARYAWAN


a. Seleksi Umum
Proses Seleksi calon karyawan baru adalah proses penyaringan dan pemilihan
pelamar untuk diterima diperusahaan dilaksanakan oleh Unit Kepegawaian dan
bagian- bagian terkait di Rumah Sakit Lestari Raharja yang meliputi seleksi

5
administratif berupa pengecekan file dan dokumen lamaran/curiculum vite. Seleksi
administrasi termasuk verifikasi ijazah calon pegawai. Penerimaan karyawan baru di
rumah sakit diadakan sewaktu-waktu disesuaikan dengan kebutuhan tenaga di setiap
unit kerja, sehingga tidak terjadi kekosongan atau pemborosan dalam hal
ketenagakerjaan.
b. Seleksi Khusus
Setelah para pelamar lulus proses seleksi secara umum maka para pelamar diseleksi
secara khusus oleh semua unit kerja dengan berkoordinasi dengan Unit
Kepegawaian yang memerlukan penambahan atau penggantian karyawan.Hal ini
menyangkut pengetahuan dan kemampuan dalam menjalankan tugas sesuai dengan
profesi, standar kompetensi dan kode etik masing-masing serta upah yang diterima
oleh karyawan sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku dipemerintah dan
rumah sakit.

Sedangkan bentuk tes khusus yang dilakukan bagi semua calon karyawan disetiap
unit kerja, terdiri dari:
1) Tes Ketrampilan Teknis (Tes Tulis), yaitu proses tes untuk kemampuan dan
ketrampilan sesuai dengan unit kerjanya. Tes tertulis diberikan dalam bentuk
pilihan ataupun tanya jawab dengan materi yang meliputi: Pengetahuan,
Ketrampilan, Sikap dan Wawasan yang harus dimiliki calon karyawan.
2) Wawancara Pendahuluan, yaitu proses wawancara pada pelamar sesuai
dengan curriculum vite yang dikirimkan dan unit kerja yang membutuhkan. Tes
ini dilakukan untuk mengetahui peminatan terhadap karyawan yang akan
bekerja di salah satu unit kerja yang ada di rumah sakit sesuai dengan tenaga
yang dibutuhkan di unit kerja tersebut dan berdasarkan kemampuan dan
kualitas calon karyawan.
3) Kredensi, yaitu proses kredensial untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki
oleh semua tenaga kesehatan sesuai dengan uji komptensi yang dilakukan
sebelum mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi) untuk tenaga kesehatan.

D. PROGRAM ORIENTASI
Program Orientasi merupakan salah satu program di Bagian Sumber Daya Manusia
dalam memberikan pengarahan dan bimbingan serta mempersiapkan para karyawan baru
agar dapat bekerja cepat, tepat dan efisien sesuai dengan peran dan fungsinya.
Program Orientasi di Rumah Sakit Lestari Raharja terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1. ORIENTASI UMUM
Program orientasi umum adalah proses pengenalan secara umum tentang organisasi,
tanggung jawab, hak dan kewajiban untuk calon karyawan.
Masa Orientasi Umum diadakan selama 1 hari.
2. ORIENTASI KHUSUS

6
Program orientasi khusus adalah proses pengenalan secara khusus tentang rumah
sakit, tanggung jawab, hak dan kewajiban, standar prosedur perunit kerja untuk calon
karyawan berdasarkan profesi.
Masa Orientasi Khusus diadakan selama 5 hari kemudian dilanjutkan dengan On The
Job Training / masa percobaan sampai dengan selama 3 (tiga) bulan pertama sesuai
dengan pengalaman yang dimiliki.
Setelah menjalani masa orientasi khusus selama 3 (tiga) bulan pertama, maka
Koordinator / Manajer di unit kerja memberikan penilaian terhadap calon karyawan. Jika
memenuhi standar perunit kerja maka calon karyawan dinyatakan lulus oleh Koordinator
/ Manajer di unit kerja.

E. PENEMPATAN KARYAWAN
Penempatan karyawan dilakukan berdasarkan program kerja pekegawaian dan
pola ketenagaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang di butuhkan Rumah Sakit
Lestari Raharja. Penempatan karyawan dapat berasal dari rekrutmen karyawan baru,
mutasi karyawan, ataupun rotasi karyawan.
1. Adapun perhitungan pola ketenagaan staf RS Lestari Raharja sebagai berikut:
a. Tenaga Medis

Hasil Jumlah
Pengusulan
Unit Kerja Profesi Kualifikasi Penghitu- Yang Keterangan
Ketenagaan
ngan Ada
Perlu program
Perawat DIII Perawat 4 1
Instalasi Rawat perekrutan
5
Jalan Pekarya
SPK 2 - -
Kesehatan
Instalasi Rawat Perawat DIII Perawat 16 - -
Inap bangsal Perawat Non 16
SPK 5 - -
Pratama Medis
Instalasi Rawat DIII Perawat 10 - -
Perawat
Inap bangsal S1 Perawat 1 - -
11
Graha Perawat Non
SPK 3 - -
Medis
DIII Perawat 8 1 Perlu program
Perawat perekrutan
Instalasi Gawat S1 Perawat 2 - -
11
Darurat Perawat Non
SPK 1 - -
Medis
Belum ada
Perawat DIII Perawat 10 -
Instalasi Kamar perhitungan
-
Operasi Perawat Non Belum ada
SPK 1 -
Medis perhitungan

b. Tenaga Non Medis


Hasil Jumlah
Pengusulan
Unit Kerja Profesi Kualifikasi Penghitu- Yang Keterangan
Ketenagaan
ngan Ada
Instalasi Apoteker S1 12 1 - -

7
Farmasi Perlu program
AA SMF & DIII 8 3
perekrutan
Analis DIII Analis
2 - -
Kesehatan Kesehatan
Laboratorium Adm.Lab SMA 4 1 - -
Petugas
SMA 2 - -
Sampling
DIII Belum ada
Radiologi Radiografer - 2 -
Radiografer perhitungan
Ahli Gizi DIII Gizi 1 - -
Instalasi Gizi Penyaji ke SMK/SMA 4 4
- -
Pasien
Pendaftaran SMA 1 1 - -
Instalasi DIII
Rekam Medik Adm. RM Rekam 5 5 - -
Medik
Linen & Pelaksana Belum ada
SMA - 3 -
Laundry Loundry perhitungan

Bagian
Administrasi AdmBPJS DIII 2 3 - -
BPJS
Adm.
DIII 1 1 - -
Personalia
Perlu program
Bagian Adm.Diklat S1 2 - 2
perekrutan
Kepegawaian
Adm.
Perlu program
Pengembangan S1 2 1 1
perekrutan
SDM
Customer Perlu program
S1 Hukum - - -
Service Perekrutan
Bagian Humas
Belum ada
Driver SMA - 3 -
perhitungan
Belum ada
Kasir SMA - 1 -
perhitungan
Adm. Keuangan Belum ada
SMK - 1 -
Logistik perhitungan
Bagian
Keuangan Adm.
Belum ada
Pembayaran SMK - 1 -
perhitungan
Karyawan
Adm. Pajak & S1 Belum ada
- 1 -
Asuransi Akutansi perhitungan
Belum ada
Cleaning Servis SMA - 4 -
perhitungan
Bagian
Belum ada
Pengendalian Petugas Taman SMA - 1 -
perhitungan
Lingkungan
Belum ada
Satpam SMA - 4 -
perhitungan

2. Alih Tanggung Jawab / Pendelegasian Tugas


a. Untuk kebutuhan pelayanan, pegawai dapat dikenakan alih tugas ke posisi yang lain
dengan uraian tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Alih tugas meliputi rotasi
dan mutasi kerja.

8
b. Rotasi adalah perpindahan pegawai ke unit kerja lain tetapi tetap dengan
pekerjaan (job family) yang sama untuk memenuhi kebutuhan ; status kepegawaian
meliputi grade, golongan, maupun tingkat kompetensi tidak berubah.
c. Mutasi adalah perpindahan pegawai ke unit kerja lain dengan pekerjaan (job family)
yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan; status kepegawaian meliputi grade,
golongan, maupun tingkat kompetensi berubah.
d. Demosi adalah penurunan jabatan dalam suatu instansi yang biasa dikarenakan oleh
berbagai hal.
e. Promosi adalah penghargaan dengan kenaikan jabatan dalam suatu organisasi
ataupun instansi baik dalam pemerintahan maupun non pemerintah (swasta).
f. Rotasi, mutasi, demosi dan promosi dilakukan dengan lebih dahulu memberitahukan
kepada pegawai yang bersangkutan dan ditetapkan dengan Surat Keputusan
Direktur.
g. Rotasi maupun mutasi dapat terjadi karena promosi maupun demosi yang diatur
secara khusus pada kebijakan tentang sistem kepegawaian.
h. Demosi dapat terjadi karena penurunan kinerja, melakukan kesalahan, atau habis
masa jabatan.
i. Promosi dapat terjadi karena peningkatan prestasi kerja, adanya kebutuhan posisi
baru atau kekosongan posisi suatu jabatan.
j. Pegawai dapat juga mengalami pelimpahan tanggung jawab dari profesi lain untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kepada pasien, misalnya alih tanggung jawab
tindakan tertentu dari dokter kepada perawat. Pelimpahan wewenang dalam
tindakaan infasif dari dokter kepada perawat terlebih dahulu diberikan informasi oleh
dokter.

F. MONITORING DAN EVALUASI KINERJA KARYAWAN


1. Sub bagian Kepegawian dan Sub bagian perencanaan bekerja sama dengan Kepala
Bagian/Unit untuk memonitor susunan kepegawaian (efektifitas penempatan pegawai)
yang telah diberlakukan.
2. Perubahan terhadap penempatan pegawai dilakukan atas masukan dari Kepala
Ruangan/Kepala Bidang/Kepala Unit yang dikoordinasikan dengan Kepala Sub bagian
Kepegawaian RS Lestari Raharja
3. Susunan kepegawaian dimonitor secara terus-menerus. Perubahan penempatan
pegawai diikuti dengan pembaharuan database tiap unit.

a. STAF MEDIS
Mutu suatu penatalaksanaan asuhan medis tergantung pada upaya staf medis
memelihara kompetensi seoptimal mungkin. Dalam hal ini Komite Mutu dan
kompetensi Komite Medis ikut berperan dalam monitoring dan evaluasi kinerja staf

9
medis. Proses ini dituangan dalam laporan kinerja pelayanan staf medis berkala
tahunan oleh Komite Medik.
1) Evaluasi Kinerja Staf Medis baru adalah mengevaluasi dan mengkaji staf medis
yang baru saja bergabung dan menjalankan pelayanan medis di RS Lestari
Raharja. Alur evaluasi tersebut adalah:
a) Subbag. Kepegawaian menyiapkan form penilaian staf medis baru terhadap
pelayanannya dan menyerahkan pada kepala instalasi sebagai penilai.
b) Kepala Instalasi tersebut akan mengevaluasi kinerja staf medis baru selama 3
bulan pertama staf tersebut mulai bekerja dengan mempertimbangkan sumber
informasi (Grafik review berkala dari rekam medis, Observasi langsung,
Monitoring terhadap teknik diagnostik dan pengobatan, Monitoring kualitas
klinis, Diskusi/survei dengan sejawat/staf lainnya).
c) Hasil evaluasi diserahkan kepada Sub Komite Mutu Profesi staf medis
sebagai laporan.
d) Jika hasil evaluasi dinyatakan bagus maka staf medis dapat melanjutkan
praktek pelayanan klinis nya, tapi jika hasil evaluasi dinyatakan buruk maka
staf medis akan diberi kesempatan untuk memperbaiki 3 bulan berikutnya.
e) Jika hasil evaluasi masih dinyatakan buruk maka staf medis tersebut akan
diberhentikan dalam memberi pelayanan klinis.
2) Elemen yang dinilai dalam evaluasi ini adalah:
a) Ada evaluasi praktek profesional terus menerus dari kualitas dan keamanan
pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap anggota staf medis fungsional
yang direview dan dikomunikasikan kepada setiap anggota staf medis
fungsional stidaknya setiap tahun.
b) Evaluasi praktek profesionalisme terus-menerus dan review tahunan dari
setiap anggota staf medis fungsional dilaksanakn dengan proses yang
seragam yang ditentukan oleh kebijak rumah sakit.
f) Evaluasi mempertimbangkan dan menggunakan data komparatif secara
proaktif, seperti membandingkan dengan literatur kedokteran.
g) Evaluasi mempertimbangkan dan menggunakan kesimpulan dari analisa
mendalam terhadap komplikasi yang dikenal dan berlaku.
h) Informasi dari proses evaluasi praktik profesionalisme terebut didokumentasi
dalam file kredensial anggota staf medis fungsional dan file lainnya yang
relevan.
2) Kinerja staf klinis yang dievaluasi adalah:
a) Perawatan Pasien (Patient Care)
b) Pengetahuan Medis/ Klinik (Medical/Clinical Knowledge)
c) Pembelajaran dan Perbaikan Berbasis Praktik (Practice base learning
improvement)

10
d) Keterampilan Interpersonal dan komunikasi (Interpersonal and Skill
Communication)
e) Praktek Berbasis Sistem (System Base Practice)
f) Profesionalisme
3) Informasi didapat dari :
a) Grafik review berkala dari rekam medis
b) Observasi langsung
c) Monitoring terhadap teknik diagnostik dan pengobatan
d) Monitoring kualitas klinis
e) Diskusi/survei dengan sejawat/staf lainnya

b. STAF KEPERAWATAN DAN PROFESIONAL LAIN.


1) Ketentuan:
a) Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan karyawan Rumah Sakit Lestari
Raharja Magelang yang selanjutnya dalam peraturan ini disebut Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, adalah suatu daftar yang memuat hasil
penilaian pelaksanaan pekerjaan seorang karyawan RS Lestari Raharja
Magelang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun yang dibuat oleh pejabat penilai.
b) Pejabat penilai adalah atasan langsung karyawan RS Lestari Raharja
Magelang yang diberi wewenang.
c) Atasan Pejabat Penilai adalah Atasan langsung dari pejabat penilai.
d) Setiap pegawai/karyawan, dilakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan sekali
setahun.
2) Tujuan
Tujuan dari Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, adalah untuk memperoleh
bahan–bahan pertimbangan yang obyektif dalam pembinaan karyawan Rumah
Sakit.
3) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
a) Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan karyawan Rumah Sakit dituangkan
dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan.
b) Dalam daftar penilaian pelaksanaan Pekerjaan unsur – unsur yang dinilai
adalah :
i. Kesetiaan
ii. Prestasi kerja
iii. Tanggung jawab
iv. Ketaatan
v. Kejujuran
vi. Kerjasama
vii. Prakarsa
viii. Kepemimpinan

11
c) Unsur kepemimpinan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 hanya dinilai bagi
karyawan yang berpangkat pengatur muda golongan ruang II / a keatas yang
memangaku suatu jabatan.
d) Nilai pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dengan sebutan dan angka sebagai
berikut:
i. Amat baik = 91-100
ii. Baik = 76-90
iii. Cukup = 61-75
iv. Sedang = 51-60
v. Kurang = 50-kebawah.
e) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaaan adalah bersifat rahasia.
4) Pejabat Penilaian, Atasan Pejabat Penilai, Dan Tatacara Penilaian
a) Pejabat penilai wajib melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan terhadap
karyawan yang berada didalam lingkungannya.
b) Penilaian pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1,
dilakukan pada tiap – tiap akhir tahun.
c) Pejabat penilai baru dapat melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan,
apabila ia telah membawahi karyawan tersebut sekurang – kurangnya 6
(enam) bulan.
5) Prosedur Penilaian
a) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan diberikan oleh pejabat penilai kepada
karyawan yang bersangkutan.
b) Apabila karyawan yang dinilai berkeberatan atas nilai dalam daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan, maka ia dapat mengajukan keberatan disertai dengan
alasan – alasannya, kepada atasan pejabat melalui hirarki dalam jangka
waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal diterimanya daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
c) Pejabat penilai menyampaikan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
kepada Atasan Pejabat Penilai dengan ketentuan sebagai berikut :
i. Apabila tidak ada keberatan dari karyawan yang bersangkutan, Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut disampaikan tanpa catatan
khusus.
ii. Apabila ada keberatan dari karyawan yang bersangkutan, daftar penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan tersebut disampaiakan dengan catatan tentang
tanggapan pejabat penilai atas keberatan yang diajukan oleh karyawan
yang bersangkutan.
d) Atasan Pejabat Penilai memeriksa dengan seksama daftar Penilaian
Pelaksanaan pekerjaan yang disampaikan kepadanya.

12
e) Apabila terdapat alasan – alasan yang cukup, Atasan Pejabat Penilai dapat
mengadakan perubahan nilai yang tercantum dalam Daftar Penilaian
pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2.
f) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan baru berlaku sesudah ada
pengesahan dari atasan Pejabat Penilai.
g) Kedudukan Direksi Rumah Sakit sebagai Pejabat Penilai terdiri dari para
Direktur dan pembantu Direktur.

G. PENGANGKATAN
1. Pegawai yang telah bekerja berturut-turut sekurang – kurangnya 3 (tiga) tahun tidak
termasuk masa percobaan diangkat menjadi pegawai tetap, apabila memenuhi syarat –
syarat sebagai berikut :
a. Konditenya baik
b. Lulus ujian pra – jabatan.
c. Melalui Surat Keputusan Direktur dalam pengangkatannya.
2. Pegawai yang kemudian diketahui, bahwa pada waktu melamar dengan sengaja
memberikan keterangan – keterangan / bukti – bukti yang tidak benar, maka akan
diberhentikan tidak dengan terhormat.
3. Hal – hal yang belum diatur dalam ketentuan diatas akan diputuskan lebih lanjut oleh
Direktur.

BAB III

TATA LAKSANAN PELAYANAN

A. ARUS KERJA UNIT SDM


Permintaan pelayanan untuk karyawan dilakukan berdasarkan Peraturan Internal
Kepegawaian yang berlaku di RS Lestari Raharja.

Karyawan

Permintaan Pelayanan

Proses

B. ARUS KERJA UNIT DIKLAT


Permintaan dana untuk pelatihan dan pengembangan karyawan dar imasing- masing unit
kerja dilakukan berdasarkan informasi dari pihak penyelenggara yang telah disetujui oleh
Direktur Rumah Sakit langsung diterima oleh Unit Diklat untuk diberikan pada peserta atau

13
pada pihak penyelenggara pendidikan dan pelatihan.

PermintaanDana

Peserta Pelatihan Pihak Penyelenggara

Persiapan

Pelatihan

C. SISTEM FILE
1. Penyimpanan File / Dokumentasi
Sistem file data pegawai semua dikelola oleh subbag. Kepegawaian yang
dilaksanakan sesuai prosedur operasional. File data pegawai ada dalam 2 bentuk yaitu
file data fisik dan file data digital.
Data fisik adalah file berupa kertas, surat, gambar, patung dan lain-lain. Sementara
data digital yaitu dokumen atau file berupa data komputer atau hasil scanning dari file
data fisik.
Semua file yang berhubungan dengan karyawan disimpan oleh SDM dan bersifat
rahasia. File karyawan tersebut tidak boleh dipinjam atau dipindah tangan oleh pihak lain
kecuali oleh staf Kepegawaian yang berwenang.
Pengecekan file calon karyawan dilaksanakan pada tahap awal sebelum menjalani
proses rekruitmen. Pengecekan file data awal berupa verifikasi kualifikasi dan kebenaran
data. Verifikasi kualifikasi maksudnya melakukan pengecekan terhadap kecocokan
kebutuhan kualifikasi dengan data calon pelamar. Sedangkan verifikasi kebenaran
yaitu mengecek kebenaran data tersebut ke Instansi terkait seperti
http://forlap.dikti.go.id/ untuk ijazah, http://kki.go.id/ untuk STR staf medis, ataupun
dengan menyurati perguruan tinggi yang bersangkutan.
Proses verifikasi data dilaksanakan berdasarkan pendidikan terakhir dan surat
referensi kerja calon karyawan yang bersangkutan. Sementara itu subbag. Kepegawaian
juga melakukan pemutakhiran data / pembaharuan data dengan frekuensi 1 tahun di
setiap akhir tahun. Dengan adanya proses rekruitmen dan pengunduran diri karyawan
serta banyaknya dokumen yang berhubungan dengan karyawan makin bertambah dan
memerlukan tempat penyimpanan yang lebih luas. Sehingga untuk efisiensi dan utilitas
ruangan yang ada maka ada proses retensi/pemusnahan dokumen atau berkas
karyawan setiap 5 (lima) tahun sekali yang disertai dengan berita acara, dan 2 (dua)
tahun untuk berkas lamaran masuk.

14
2. Standarisasi Isi File
Standar isi file yang harus ada dalam file kepegawaian antara lain:
a. Surat Lamaran & CV
b. Hasil tes tertulis & wawancara
c. Fotokopi ijazah terakhir
d. Fotokopi transkip nilai
e. Fotokopi STR
f. Fotokopi SIP
g. Fotokopi KK
h. Fotokopi KTP
i. Fotokopi sertifikat pelatihan
j. Foto 4x6 berwarna
k. Hasil evaluasi DP3
l. Surat Kontrak
m. SK Penugasan Direktur
n. Dll.

D. PELAYANAN UNTUK KARYAWAN


1. Penggantian / Penambahan Karyawan
Permintaan akan penyediaan karyawan baik untuk penggantian atau penambahan harus
menggunakan form khusus untuk permintaan karyawan berdasarkan rumus perhitungan
maupun hasil rapat koordinator yang ada di semua unit kerja (form terlampir).

2. Permohonan Cuti / Izin


a. Cuti Tahunan
Semua karyawan yang telah menjalani tugas / kerja selama 12 bulan berturut-turut
atau 1 (satu) tahun terhitung dari mulai pertama kali kerja maka akan mendapatkan
hak cuti selama 12 hari kerja. Adapun jangka waktu jatuh tempo cuti tahunan
adalah tahun berikutnya. Maka jika karyawan ingin menggunakan hak cuti tahunan
dapat mengajukan permohonan cuti tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku
(form terlampir).
b. Cuti Melahirkan
Semua karyawan wanita yang telah menjadi karyawan tetap yang bekerja selama 1
tahun berturut-turut, maka akan mendapatkan hak cuti melahirkan selama 1,5 bulan
menjelang kelahiran dan 1,5 bulan sesudah melahirkan berdasarkan
perhitungan/perkiraan dokter kandungan yang ditunjuk oleh perusahaan. (Form cuti
melahirkan sama dengan form cuti tahunan).
c. Ijin Sakit
Semua karyawan akan mendapatkan ijin cuti sakit sesuai dengan surat dari dokter
yang ditunjuk oleh rumah sakit. Apabila terdapat karyawan yang sakit selama 3

15
bulan berturut-turut maka Unit Kepegawaian berhak menanyakan secara langsung
pada dokter yang terkait untuk masalah kesehatan yang telah dialami oleh
karyawan tersebut. Dan apabila di ketahui bahwa karyawan tersebut sudah tidak
layak untuk bekerja dengan alasan kesehatan maka akan diproses seuai dengan
peraturan yang berlaku.
d. Izin Meninggalkan Pekerjaan
Perusahaan memberikan ijin kepada karyawan yang meninggalkan pekerjaan untuk
keperluan-keperluan tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mendapatkan upah penuh. Adapun ketentuannya sebagai berikut :
1) Pernikahan karyawan sendiri 2 hari kerja.
2) Pernikahan anak karyawan 2 hari kerja.
3) Khitanan / pembaptisan / upacara / 1 hari kerja.
4) Istri karyawan melahirkan 1 hari kerja.
5) Suami/istri/anak/orang tua/ Mertua meninggal dunia 3 hari kerja.
6) Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia 1 hari kerja.
e. Izin Meninggalkan Tugas
Perusahaan memberikan ijin kepada karyawan yang meninggalkan pekerjaan untuk
keperluan-keperluan tertentu mendadak 2 jam sebelum meninggalkan tugas.
f. Izin Terlambat Kerja
Perusahaan memberikan ijin kepada karyawan yang terlambat kerja untuk
keperluan-keperluan tertentu yang mendadak.
g. Permohonan Pengunduran Diri
Semua karyawan yang ingin mengajukan pengunduran diri harus sudah
mengajukan surat pengunduran diri 1 bulan sebelumnya.

3. Kesejahteraan Karyawan Penggajian


a. Penetapan gaji pada dasarnya ditetapkan berdasarkan pada keahlian, kecakapan,
prestasi kerja, kondite, jabatan dan lain-lain dari masing-masing karyawan atau
kemampuan perusahaan dan pajak atas gaji karyawan adalah menjadi tanggungan
perusahaan.
Peninjauan gaji dilakukan setiap satu tahun sekali dan peninjauan gaji karyawan ini
tidak dilakukan secara otomatis, tetapi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
atas kemampuan perusahaan, prestasi dan kondite masing-masing karyawan.
Perusahaan tidak akan membayar gaji kepada karyawan yang :
1) Tidak masuk tanpa pemberitahuan selama 5 (lima) hari berturut-turut
2) Melakukan unjuk rasa :
a) Pada hari karyawan yang bersangkutan melakukan unjuk rasa.
b) Selama ketidakhadiran kerja karyawan sebagai akibat dari proses dan
tindakan hukum yang dikenakan kepada karyawan yang bersangkutan.
3) Diskorsing oleh perusahaan sebagai akibat dari tindakan ketidakdisiplinan atas

16
pelanggaran tata tertib.
Penggajian terdiri dari:
1) Gaji pokok.
2) Tunjangan jabatan (hanya bagi karyawan yang memangku jabatan), yaitu:
Manajer, Kepala Unit, Koordinator.
3) Tunjangan Lain-lain (bila ada)
Tunjangan lain-lain adalah setiap tunjangan yang diberikan kepada karyawan
dan bersifat tidak mengikat atau permanen, sehingga sewaktu-waktu dapat
dicabut kembali oleh perusahaan.
b. Pemberian Makanan Tambahan
Pemberian makanan tambahan diberikan pada karyawan yang berdinas siang/shift
siang dan malam/shift malam pada bulan ramadhan serta bagi yang menjalankan
ibadah puasa.Dalam mempersiapkan konsumsi makanan tambahan tersebut maka
Unit Kepegawaian berkoordinasi dengan Instalasi Gizi.
c. Jaminan Sosial
1) Jaminan Sosial Tenaga Kerja
a. Setiap karyawan akan memperoleh Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
b. Jaminan Sosial Tenaga Kerja dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 24 tahun 2011 tanggal 25 November 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial terdiri dari :
i. Jaminan Kecelakaan Kerja
ii. Jaminan Kematian
iii. Jaminan Hari Tua
iv. Jaminan Kesehatan
c. Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, ditanggung
sepenuhnya oleh perusahaan.
d. Iuran Jaminan Hari Tua sebesar 3% dari upah sebulan ditanggung oleh
perusahaan dan sebesar 2% dari upah sebulan ditanggung oleh karyawan.
e. Iuran Jaminan Kesehatan sebesar 4% dari upah sebulan ditanggung oleh
perusahaan dan sebesar 1% dari upah sebulan ditanggung oleh karyawan.
2. Jaminan Kecelakaan Kerja
Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak atas jaminan kecelakaan
kerja dari BPJS Ketenagakerjaan berupa penggantian biaya yang meliputi:
a) Biaya pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja ke
Rumah Sakit dan atau kerumahnya, termasuk biaya pertolongan pertama
pada kecelakaan;
b) Biaya pemeriksaan, pengobatan, dan atau perawatan selama di Rumah
Sakit, termasuk rawat jalan;
c) Biaya rehabilitasi berupa alat bantu (Orthese) dan atau alat ganti (prothese)
bagi tenaga kerja yang anggota badannya hilang atau tidak berfungsi akibat

17
kecelakaan kerja.
d) Selain penggantian biaya sebagaimana dimaksud diatas, kepada karyawan
yang tertimpa kecelakaan kerja diberikan juga santunan dari BPJS
Ketenagakerjaan berupa uang yang meliputi :
i. Santunan sementara tidak mampu bekerja.
ii. Santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya
iii. Santunan cacat total untuk selama-lamanya, baik fisik maupun mental
iv. Santunan kematian.
3. Program Jaminan Kematian
Memberikan manfaat uang tunai yang diberikan kepada ahli waris ketika
peserta meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja.
a. Iuran JKM
i. Bagi peserta penerima gaji atau upah sebesar 0,30% (nol koma tiga
puluh persen) dari gaji atau upah sebulan.
ii. Iuran JKM bagi peserta bukan penerima upah sebesar Rp 6.800,00
(enam ribu delapan ratus Rupiah) setiap bulan
b. Manfaat Jaminan Kematian dibayarkan kepada ahli waris peserta, apabila
peserta meninggal dunia dalam masa aktif (manfaat perlindungan 6 bulan
tidak berlaku lagi), terdiri atas:
i. Santunan sekaligus Rp16.200.000,00 (enam belas juta dua ratus ribu
rupiah);
ii. Santunan berkala 24 x Rp200.000,00 = Rp4.800.000,00 (empat juta
delapan ratus ribu rupiah) yang dibayar sekaligus;
iii. Biaya pemakaman sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah); dan
iv. Beasiswa pendidikan anak diberikan kepada setiap peserta yang
meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja dan telah memiliki
masa iur paling singkat 5 (lima) tahun yang diberikan sebanyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) untuk setiap peserta.
v. Besarnya iuran dan manfaat program JKM bagi peserta dilakukan
evaluasi secara berkala paling lama setiap 2 (dua) tahun
4. Jaminan Hari Tua
a. Besarnya jaminan hari tua adalah keseluruhan iuran yang telah disetor,
beserta hasil pengembangannya.
b. Jaminan hari tua dibayar kepada karyawan yang telah mencapai usia 55
(lima puluh lima) tahun atau cacat total untuk selama-lamanya.
d. Medical Cek Up Karyawan
Kinerja dari pekerja merupakan resultante dari 3 (tiga) komponen kesehatannya,
yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan
beban tambahan pada pekerja.Bila ke 3 (tiga) komponen tersebut serasi, maka dapat
dicapai suatu derajat kesehatan yang optimal dan peningkatan produktivitas.

18
Sebaliknya bila terdapat ketidak sesuaian dapat menimbulkan masalah kesehatan
kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang dapat menurunkan
produktivitas.
1) Beban Kerja
Pelayanan rumah sakit menuntut adanya pola kerja bergilir / tugas jaga
malam.Tenaga yang bertugas jaga malam dapat mengalami kelelahan yang
meningkat akibat terjadinya perubahan bioritmik.
2) Lingkungan Kerja
Lingkungan kegiatan rumah sakit dapat mempengaruhi kesehatan kerja dalam 2
bentuk yaitu kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
3) Pekerja Rumah Sakit adalah pekerja dilingkungan Rumah Sakit terdiri dari :
a) Tenaga Medis :
(1) Dokter
(2) Perawat
(3) Bidan
b) Tenaga non medis :
(1) Insinyur
(2) Teknisi
(3) Apoteker
(4) Asisten apoteker
(5) Ahli gizi
(6) Fisiotherapi
(7) Penata Anasthesi
(8) Penata Rontgen
(9) Analis Kesehatan
(10) Rekam Medis
(11) Tenaga Administrasi

Untuk pemeriksaan Medical Chek Up Karyawan rutin diberlakukan pada tenaga kerja
yang beresiko terpapar zat-zat berbahaya atau kuman penyakit akibat memberikan
pelayanan kesehatan. Apabila pada hasil pemeriksaan Medical Cek up terdapat
indikasi karyawan terkena Penyakit Akibat Kerja maka diberikan penangangan
secara tepat dan cepat dengan berkoordinasi pada Panitia Kesehatan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit.

BAB IV
PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN

A. TUJUAN
Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja karyawan secara optimal dan

19
perkembangan karir karyawan, maka perusahaan akan memberi kesempatan kepada
karyawan yang berpotensi untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan:
1. Perkembangan perusahaan atau organisasi perusahaan.
2. Lowongan atau pemindahan tugas.

B. WAKTU
1. Pendidikan/ pelatihan karyawan harus dilakukan diluar jam kerja, kecuali untuk jenis
pelatihan on-job training.
2. Pendidikan/ pelatihan karyawan tidak diperhitungkan sebagai jam kerja di perusahaan,
kecuali on-job training, atau karena sesuatu hal terpaksa diadakan di jam kerja karyawan.

C. KEWAJIBAN ATASAN TERHADAP BAWAHANNYA


1. Atasan karyawan dan Unit Kepegawaian berkewajiban untuk memantau dan
mengevaluasi kinerja karyawan untuk menentukan jenis pendidikan dan atau pelatihan
yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, serta
kualitas dan produktifitas kerja karyawan.
2. Atasan karyawan berkewajiban untuk menjadi tenaga pendidik dan pelatih.
3. Modul pendidikan dan atau pelatihan bagi pengembangan karyawan disesuaikan dengan
kebutuhan unit kerja dimana karyawan tersebut berada, dimana jenis modul dan
pelaksanaan pendidikan dan atau pelatihan harus dibuat atau mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Unit Kepegawaian.

D. KEWAJIBAN KARYAWAN UNTUK MENGIKUTI DIKLAT


1. Setiap karyawan wajib untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang telah ditetapkan
dan disediakan oleh perusahaan.
2. Bagi karyawan yang telah dikukuhkan untuk mengikuti pendidikan/ pelatihan dan tidak
dapat hadir, harus memberikan alasan tertulis yang disahkan oleh atasannya. Karyawan
yang lalai melaksanakan hal tersebut dapat diberi surat peringatan I (pertama) dan
dikenakan sangsi administratif.

E. SYARAT DAN KETENTUAN


Untuk mengikuti pendidikan / pelatihan, setiap karyawan wajib memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan & pelatihan sesuai dengan kebutuhan perusahaan
2. Prestasi kerja
3. Masa kerja minimal 1 tahun (untuk pelatihan tertentu)
4. Usia dengan memperhatikan kecukupan waktu pasca pendidikan untuk mengabdikan
keahliannya bagi kepentingan perusahaan
5. Menyerahkan seluruh materi pendidikan kepada Bagian Kepegawaian

20
6. Mengajar dan mengalihkan pengetahuan (transfer knowledge) kepada karyawan yang
ditunjuk perusahaan.

Bagi karyawan yang mengikuti diklat, jika :


1. Waktu kerjanya kurang dari waktu kerja standar perusahaan, maka upah karyawan yang
bersangkutan akan dibayar secara proporsional, atau mendapatkan upah penuh atas
persetujuan perusahaan.
2. Menurut penilaian perusahaan pekerjaannya menjadi terganggu, maka perusahaan dapat
melakukan pemindahan tugas atau demosi dan menyesuaikan upah sesuai dengan tugas
dan posisi yang baru, atau kepada karyawan yang bersangkutan dapat diberi ijin
meninggalkan pekerjaan tanpa mendapatkan upah selama menjalankan masa
pendidikan.

Pendidikan dan Pelatihan dilakukan sebagai sarana untuk menunjang karir/pekerjaan dari
karyawan di unit kerja.Pendidikan dan pelatihan tersebut diatur oleh ketentuan yang berlaku
dan setiap peserta yang dikirim untuk pelatihan diajukan oleh Manajer perunit kerja (form
terlampir).

BAB V
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

A. PENGERTIAN
Keselamatan Kerja (Safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus
diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja
petugas ataupun kelalaian dan kesengajaan. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
bagian dari kegiatan yang berkaitan erat dengan kejadian yang disebabkan akaibat kelalaian
petugas yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja.
Kondisi yang dapat mengurangi bahaya dan terjadinya kecelakaan dalam proses
pelayanan terhadap karyawan ataupun penyelenggaraan pelatihan dikarenakan pekerjaan
yang terorganisir dengan baik, dikerjakan sesuai dengan prosedur, tempat kerja yang aman
dan terjamin kebersihannya serta istirahat yang cukup. Kecelakaan kerja tidak terjadi
dengan sendirinya, biasanya terjadi dengan tiba-tiba dan tidak direncanakan sehingga
menyebabkan kerusakan pada peralatan maupun dapat melukai petugas.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja di RS Lestari Raharja yang aman, sehat dan produktif
untuk sumber daya rumah sakit, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar
pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit sehingga proses pelayanan
rumah sakit berjalan baik dan lancar.

21
2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya kesehatan dan
keselamatan kerja rumah sakit (K3RS)
b. Meningkatkan profesionalisme dalam hal kesehatan keselamatan kerja bagi
manajemen, pelaksanan dan pendukung program
c. Terpenuhi syarat-syarat K3 disetiap unit kerja
d. Terlindungi pekerja dan mencegah terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan
akibat kerja
e. Pasien, pengantar/pengunjung pasien, staff dan pekerja lain dilingkungan rumah
sakit merasa aman dan nyaman dlingkungan rumah sakit
f. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh
g. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas rumah sakit

C. SASARAN
1. Pengelola rumah sakit
a. Komitmen yang kuat demi terwujudnya kesehatan dan keselamatan kerja rumah
sakit
b. Kebijakan yang mendukung program
2. SDM rumah sakit
a. Paham dan mengerti tentang kesehatan dan keselamatan kerja
b. Bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk keselamatan dan
keamanan
c. Terlatih dan dapat menerapkan prosedur emergency bila terjadi bencana
d. Pekerja sehat, aman, nyaman dan terlindungi
3. Pasien, pengunjung/pengantar pasien
a. Aman, nyaman berada dilingkungan rumah sakit
b. Mutu layanan
4. Rekanan usaha dalam lingkungan rumah sakit
a. Aman, nyaman berada dilingkungan rumah sakit
b. Terlatih dan dapat menerapkan prosedur emergency bila terjadi bencana

D. RUANG LINGKUP
Standar K3RS mencangkup prinsip, program dan kebijakan pelaksanaan K3RS, standar
sarana, prasarana dan peralatan K3RS, pengelolaan barang berbahaya, standar sumber
daya manusia K3RS, pembinaan, pengawasan, pencatatan dan pelaporan

E. PROGRAM K3
PROGRAM SASARAN KEGIATAN
Kewaspadaan, upaya Semua karyawan rumah Pembentukan Tim
pencegahan dan sakit Penanggulangan Bencana.

22
Pengendalian bencana
(disaster program)
Pencegahan dan Semua unit RS Lestari 1. Penanggung jawab Samukri
pengendalian kebakaran Raharja 2. Mengikuti pelatihan
penanggulangan kebakaran
3. Pengadaan dan standarisasi
alat-alat kebakaran
4. Simulasi Penanggulangan
kebakaran
5. Pembuatan papan penunjuk
peringatan di tempat-tempat
yang beresiko kebakaran
Keamanan pasien, Pasien, pengunjung dan 1. Pembentukan Tim
pengunjung dan petugas petugas RS keselamatan Pasien.
(program Patien Safety) 2. Perawatan dan perbaikan alat
transportasi pasien.
3. Perbaikan akses jalan yang
dilewati pasien yang
mengalami kerusakan
4. Pembuatan papan penunjuk
peringatan ditempat yang
beresiko KTD (Kejadian tidak
diinginkan)
5. Sosialisasi kepada petugas
RS tentang keselamatan
Pasien (Patien safety)
6. Pelaporan tentang insiden
keselamatan pasien dan
analisa dan evaluasi KTD
7. Pengadaan form pelaporan
insiden keselamatan pasien
dan form analisa dan evaluasi
KTD
Keselamatan dan Seluruh karyawan RS 1. Pengadaan Alat Pelindung Diri
kesehatan pegawai (APD) sesuai dengan tempat
kerja masing-masing
2. Pengawasan penggunaan
APD
3. Program general cek up
sesuai dengan kondisi tempat

23
kerja masing-masing
4. Program jaminan asuransi
kesehatan karyawan (JKN)
5. Pelaporan tentang kesehatan
Karyawan sebelum dan
sesudah jadi karyawan (untuk
mengetahui tentang penyakit
akibat kerja)
Pengelolaan bahan & Karyawan yang 1. Pelaporan terhadap barang
barang berbahaya berhubungan langsung dan bahan berbahaya
dengan barang dan termasuk bagaimana
bahan berbahaya penyimpanannya
2. Pembuatan tanda peringatan
tempat penyimpanan barang
dan bahan tersebut
3. Pembuatan SOP penerimaan,
penyimpanan, pemakaian dan
pembuangan limbahnya
Kesehatan kerja dan Semua lingkungan RS 1. Pembentukan Tim kesehatan
lingkungan kerja kerja dan lingkungan kerja
2. Mengadakan pengawasan
terhadap kesehatan
lingkungan kerja
3. Mengusulkan perbaikan
terhadap lingkungan kerja
yang kurang sehat atau tidak
sehat
Sanitasi rumah sakit Seluruh sanitasi RS 1. Pembentukan sub komite
Sanitasi RS
2. Pengawasan dan pengusulan
pebaikan sanitasi RS
Sertifikasi / kalibrasi Semua peralatan medis Pendataan semua peralatan
sarana, prasarana & medis (tahun pembelian dan
peralatan medis umur ekonomis)
Pengelolaan limbah Tempat pengelolaan 1. Penanggung jawab
padat, cair & gas limbah Koordinator Pengelolaan
(sampah RS) limbah
2. Pengawasan Pengelolaan
limbah dan sampah RS
Diklat K3 Penanggung jawab K3 Mengikuti diklat K3 yang

24
RS dan anggota diadakan oleh DEPNAKERTRAN
Program pengendalian Semua karyawan RS 1. Pembentukan sub komite PPI
infeksi RS (sudah terbentuk)
2. Pengumpulan, pengelolaan,
dan pelaporan data
3. Melakukan koordinasi dan
pengawasan kegiatan sehari-
hari dalam hal pencegahan
dan pengendalian infeksi.
4. Melakukan sigi (surveilans)
klinis tentang infeksi, bekerja
sama dengan dokter, perawat
dan kepala ruangan
perawatan.
5. Melakukan pengolahan data
mingguan, bulanan, tahunan
tentang infeksi di rumah sakit.
6. Melakukan pengawasan
terhadap tindakan-tindakan
yang menyimpang dari
standar prosedur

F. PELAPORAN
Pelaporan atas pelaksanaan kegiatan program disampaikan berupa :
1. Laporan Bulanan, sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja Tim
K3 yang dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit.
2. Laporan Semester, sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja
Tim K3 yang dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit.
3. Laporan Tahunan, sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil kerja
Tim K3 yang dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit.

BAB VI
KEDISIPLINAN KARYAWAN

A. TUJUAN
1. Setiap karyawan mewujudkan kewajiban dan tanggung jawabnya, mengerti apa yang
harus dan tidak seharusnya dikerjakan satu dan lain sesuai ketentuan perusahaan dan
norma-norma yang berlaku di masyarakat, termasuk apa yang benar dihati nurani.
2. Terciptanya budaya kerja yang selaras dengan Nilai RS Lestari Raharja.

25
3. Mayoritas karyawan yang alam dan kepribadian baik jangan sampai terpengaruh oleh
minoritas karyawan yang alam dan kepribadiannya nakal, vokal dan jahat. (Sikap malas
tapi mau dapat banyak atau serakah. Hal ini,cenderung membuat dirinya menjadi
penjahat dan membuat hidupnya yang bersifat sementara ini sirna). Sedangkanbagi
karyawan yang nakal, vokal dan jahat, diberi kesempatan untuk instropeksi dan
memperbaiki sikap dan perilakunya sampai dengan batas waktu tertentu, atau diambil
langkah-langkah lain yang diperlukan sesuai dengan bobot pelanggarannya.

B. KETENTUAN UMUM
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Peraturan disiplin karyawan Rumah Sakit Umum Lestari Raharja Magelang adalah
aturan yang mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati
atau larangan dilanggar oleh karyawan Rumah Sakit Umum Lestari Raharja Magelang.
2. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan pegawai Rumah
Sakit Umum Lestari Raharja Magelang yang melanggar ketentuan peraturan Disiplin
Rumah Sakit Umum Lestari Raharja Magelang baik yang dilakukan di dalam maupun di
luar jam kerja.
3. Hukuman Disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada karyawan rumah Sakit
Umum Lestari Raharja Magelang karena melanggar peraturan Disiplin karyawan
Rumah Sakit Umum Lestari Raharja Magelang.
4. Pejabat yang berwenang untuk menghukum adalah Direksi dan pengurus Yayasan.
5. Perintah kedinasan adalah perintah yang diberikan oleh atasan yang berwenang
mengenai atau yang hubungannya dengan kedinasan.
6. Peraturan kedinasan adalah peraturan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
mengenai kedinasan atau yang ada hubungannnya dengan kedinasan.

C. KEWAJIBAN DAN LARANGAN


1. Setiap karyawan di lingkungan Yayasan, Rumah Sakit Lestari Raharja Magelang wajib:
a. Memahami dan berusaha mewujudkan Visi-Misi Rumah Sakit.
b. Menjunjung tinggi azas, tujuan, dan nama baik Rumah Sakit.
c. Menjaga dan memegang teguh rahasia baik itu rahasia jabatan ataupun yang
diperoleh karena dipercaya/ kepercayaan yang diberikan oleh Perusahaan.
d. Menjaga dan memegang teguh rahasia Pimpinan dan Yayasan.
e. Selalu menjunjung tinggi kode etik profesi, sesuai dengan profesinya masing –
masing.
f. Patuh / taat, disiplin, jujur dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas/
kewajiban.
g. Mematuhi semua tata tertib dan peraturan yang berlaku di lingkungan Yayasan dan
Rumah Sakit.

26
2. Setiap karyawan di lingkungan Yayasan dilarang :
a. Melakukan usaha/ perbuatan/ tindakan yang merugikan Yayasan, baik secara moral
maupun material dan finansial.
b. Tanpa persetujuan Yayasan, menerima hadiah atau pemberian berupa apapun dan
dari siapapun, yang dapat atau patut diduga bahwa hadiah atau pemberian itu
berhubungan atau tidak dengan pekerjaan/ jabatan.
c. Melakukan perjudian, minum obat terlarang, tindakan asusila dan atau tindakan
kriminal lainnya baik selama melaksanakan tugas di lingkungan Yayasan maupun
dalam kehidupan sehari – hari.
d. Bertindak sewenang-wenang, baik atasan terhadap bawahan atau sebaliknya,
maupun terhadap sesama karyawan.
e. Meninggalkan tempat kerja pada jam kerja dan atau tidak masuk kerja/ dinas tanpa
seijin Yayasan.
f. Merangkap pekerjaan ditempat lain tanpa seijin Yayasan.
g. Melanjutkan/ melakukan studi tanpa seijin Yayasan.

D. HUKUMAN DISIPLIN
1. Pelanggaran Disiplin
a. Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan karyawan Rumah Sakit yang melanggar
ketentuan yang berlaku di RS Umum Lestari Raharja Magelang adalah pelanggaran
disiplin.
b. Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan Rumah Sakit Umum Lestari
Raharja Magelang karyawan Rumah Sakit yang melakukan pelanggaran disiplin
dijatuhi hukuman disiplin oleh Pejabat yang berwenang menghukum.

2. Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin


a. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari :
1) Hukuman disiplin ringan
2) Hukuman disiplin sedang dan,
3) Hukuman disiplin berat
4) Pemutusan Hubungan Kerja
b. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari :
1) Teguran lesan
2) Teguran tertulis
3) Pernyataan tidak puas secara tertulis.
c. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari :
1) Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun.
2) Penundaan gaji sebesar 1 (satu) kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1
(satu) tahun.
3) Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun.

27
d. Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari :
1) Penurunan pangkat, setingkat lebih rendah untuk paling lama 1 (satu) tahun.
2) Pembebasan dari jabatan.
3) Pemberhentian dengan hormat, tidak atas permintaan sendiri.
4) Pemberhentian tidak dengan terhormat sebagai karyawan Rumah Sakit Umum
Lestari Raharja.

3. Pejabat yang berwenang Menghukum


Pejabat yang berwenang menghukum adalah :
a. Atas perintah Direktur, Manager dapat menjatuhkan hukuman disiplin ringan.
b. Direksi berwenang untuk menjatuhkan hukuman disiplin sedang.
c. Direksi dengan persetujuan Penyelenggara Rumah Sakit Umum Lestari Raharja
Magelang bersama-sama berwenang untuk menjatuhkan hukuman disiplin berat
hingga Pemutusan Hubungan Kerja

4. Tata cara pemeriksaan, Penjatuhan, dan Penyampaian Keputusan Hukuman Disiplin


a. Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang berwenang menghukum
wajib memeriksa lebih dahulu pegawai yang tersangka melakukan pelanggaran
disiplin itu.
b. Pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat 1 dilakukan :
1) Secara lisan, apabila atas pertimbangan pejabat yang berwenang menghukum,
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh karyawan Rumah Sakit yang akan
mengakibatkan ia dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin sesuai
tingkatannya.
2) Secara tertulis, apabila atas pertimbangan pejabat yang berwenang
menghukum, pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh karyawan Rumah Sakit
yang bersangkutan dapat mengakibatkan ia dijatuhi salah satu jenis hukuman
disiplin sesuai tingkatannya.
c. Pemeriksaan karyawan yang disangka melakukan pelanggaran disiplin, dilakukan
secara tertutup.
d. Dalam melakukan pemeriksaan, pejabat yang berwenang menghukum akan
mendengar atau meminta keterangan dari orang lain apabila dipandang perlu.
e. Yang berwenang menyampaikan keputusan hukuman disiplin :
1) Hukuman disiplin ringan berupa teguran lisan disampaikan oleh atasan
langsung.
2) Hukuman disiplin ringan berupa teguran tertulis dilaksanakan oleh Manager
yang membawahi karyawan tersebut atas perintah Direktur.
3) Hukuman disiplin sedang dan berat dilaksanakan oleh Direksi.

28
4) Hukuman disiplin berat hingga Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK )
dilaksanakan oleh Direksi atas persetujuan Penyelenggara Rumah Sakit Umum
Lestari Raharja Magelang.
f. Hal – hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur kemudian oleh
Pengelola.

BAB VIII
PENUTUP

Dengan adanya Sumber Daya Manusia yang telah diberikan pelayanan baik terhadap hak
dan kewajibannya juga untuk menunjang karir atau pekerjaan yang dilakukan maka akan terkumpul
sebuah Sistem Infomasi Sumber Daya Manusia dimana didalamnya terdapat suatu prosedur
sistematik pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan dan perolehan semua data-data tentang
semua karyawan.
Selain itu untuk Perencanaan Sumber Daya Manusia akan terus berorganisir dengan baik
sehingga jika terjadi permintaan ataupun penambahan karyawan perunit kerja sudah tersedia
Sumber Daya Manusia yang berkualitas sesuai dengan standar perunit kerja yang ada di rumah
sakit.
Adapun suplay Sumber Daya Manusia dapat berasal dari internal dan eksternal.Suplay
internal berasal dari karyawan yang sudah ada saat ini, karyawan yang dapat dipromosikan,
dipindahkan atau didemosikan untuk memenuhi kebutuhan.Sedangkan untuk suplai eksternal
adalah dari orang yang melamar pekerjaan.
Bagian Sumber Daya Manusia harus terus selalu memperbaharui sistem dan selalu memfile
estimasi kebutuhan tenaga yang ada untuk mendukung semua proses pelayanan di rumah sakit.
Sehingga proses pelayanan terhadap customer dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Ditetapkan di : Magelang
Pada Tanggal : 02 Mei 2016

Direktur Rumah Sakit Lestari Raharja

dr. Benyamin Tri Darma

29

Anda mungkin juga menyukai