Halaman
KEPUTUSAN DIREKTUR RS REKSA WALUYA................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
B. Definisi ......................................................................................................... 2
A. Tujuan.......................................................................................................... 4
i
Keputusan Direktur Rumah Sakit Reksa Waluya
Nomor : 701/II-F/III/2017
Tanggal : 14 Maret 2017
BAB I
DEFINISI & KONSEP DASAR
A. Konsep Dasar
Pengembangan tenaga kesehatan sudah menjadi tanggung jawab pihak rumah
sakit dalam upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan. Tercapainya mutu
pelayanan di rumah sakit dapat melalui kegiatan manajemen sumber daya
manusia atau yang disebut juga manajemen ketenagaan di Rumah Sakit yang
meliputi analisis kini dan mendatang tentang kebutuhan tenaga, rekruitment,
seleksi, penempatan yang sesuai (placement), promosi, pensiun (separation),
pengembangan karier, pendidikan dan pelatihan (Aditama, 2004). Ilyas (2004)
berpendapat bahwa program pendidikan dan pelatihan SDM perlu terus
dilakukan untuk meningkatkan kualitas agar mampu mengelola SDM dengan
sebaik-baiknya. Griffith JR dalam buku The Well Managed Community
Hospital (1987, dalam Aditama, 2004) mengatakan bahwa kegiatan dalam
perencanaan meliputi mengantisipasi jumlah dan jenis pekerjaan yang
dibutuhkan, jadwal waktu untuk recruitment, retraining dan pemutusan
hubungan kerja bila dibutuhkan, gaji dan kompensasi yang akan diberikan
dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi yang ada serta berbagai kemungkinan
perubahan dalam kebijakan kesehatan. Dimasa depan, manajemen SDM
menjadi hal yang sangat potensial untuk diperhatikan oleh para pemimpin
rumah sakit. Ketepatan dalam pemilihan, penerimaan, pengelolaan dan
pengembangan SDM rumah sakit merupakan kunci sukses rumah sakit untuk
dapat berkembangan dimasa depan (Ilyas, 2004).
1
B. Definisi
1. Andrew E. Sikula (1981;145) mengemukakan bahwa: “Perencanaan
sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai
2. proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti mempertemukan
kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berinteraksi dengan rencana
organisasi”.
3. George Milkovich dan Paul C. Nystrom (Dale Yoder, 1981:173)
mendefinisikan bahwa: “Perencanaan tenaga kerja adalah proses
peramalan, pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan yang
menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah pegawai,
penempatan pegawai secara benar, waktu yang tepat, yang secara otomatis
lebih bermanfaat”.
4. Analisis kebutuhan pegawai adalah proses yang dilakukan secara logik,
teratur, dan berkesinambungan untuk mengetahui jumlah dan kualitas
pegawai yang diperlukan. Analisis kebutuhan pegawai dilakukan agar
pegawai memiliki pekerjaan yang jelas sehingga pegawai secara nyata
terlihat sumbangan tenaganya terhadap pencapaian misi organisasi atau
program yang telah ditetapkan (Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara, 2004).
5. Faktor internal adalah kondisi persiapan dan kesiapan SDM sebuah
organisasi/perusahaan dalam melakukan operasional bisnis pada masa
sekarang dan untuk mengantisipasi perkembangannya dimasa depan.
Dengan kata lain faktor internal adalah alasan permintaan SDM, yang
bersumber dari kekurangan SDM didalam organisasi/perusahaan untuk
melaksanakan bisnisnya, yang menyebabkan diperlukan penambahan
jumlah SDM.
6. Faktor eksternal adalah kondisi lingkungan bisnis yang berada diluar
kendali perusahaan yang berpengaruh pada rencana strategis dan rencana
operasional, sehingga langsung atau tidak langsung berpengaruh pada
perencanaan SDM. Faktor eksternal tersebut pada dasarnya dapat
2
dikategorikan sebagai sebab atau alasan permintaan SDM dilingkungan
sebuah organisasi/perusahaan.
7. Faktor Ketenagakerjaan merupakan kondisi tenaga kerja (SDM) yang
dimiliki organisas/ perusahaan sekarang dan prediksinya dimasa depan
yang berpengaruh pada permintaan tenaga kerja baru. Kondisi tersebut
dapat diketahui dari hasil audit SDM dan Sistem Informasi SDM (SISDM)
sebagai bagian dari Sistem Informasi manajemen (SIM) sebuah
organisasi/perusahaan.
8. Perencanaan Organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan
untuk mengadakan perubahan yang positif bagi perkembangan organisasi.
Peramalan SDM dipengaruhi secara drastis oleh tingkat produksi, baik dari
perusahaan penyedia (suplier) maupun pesaing.
9. Analisis jabatan adalah suatu kegiatan untuk mencatat, mempelajari dan
menyimpulkan keterangan-keterangan atau fakta-fakta yang berhubungan
dengan masing-masing jabatan secara sistematis dan teratur, agar bisa
menerapkan motto "the right man on the right place at the right time" ada
beberapa hal yang harus diketahui.
10. Uraian jabatan adalah suatu catatan yang sistematis tentang tugas dan
tanggung jawab suatu jabatan tertentu, yang ditulis berdasarkan fakta-fakta
yang ada. Penyusunan uraian jabatan ini adalah sangat penting, terutama
untuk menghindarkan terjadinya perbedaan pengertian, untuk menghindari
terjadinya pekerjaan rangkap, serta untuk mengetahui batas-batas tanggung
jawab dan wewenang masing-masing jabatan.
11. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus
dicapai dalam satu satuan waktu tertentu. Teknik penghitungan yang baru
harus melalui cara yang lebih mudah dan dapat diaplikasikan dalam semua
unit pelayanan yang ada di Rumah Sakit, sehingga penyebaran dan
penyamaan perhitungan dalam masing-masing unit mempunyai standar
yang sama dengan pola pengembangan yang berbeda di masing-masing
unit pelayanan.
3
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk
kebutuhan RS pada masa yang akan datang dan menghindari kesalahan
manajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
2. Tujuan Khusus
a. Dasar bagi penyusunan kebutuhan pegawai dan proses perhitungan
secara logis dan teratur untuk menentukan jumlah dan kualifikasi
tenaga yang dibutuhkan organisasi, sehingga mampu melaksanakan
tugasnya secara berdayaguna, berhasil guna dan berkelanjutan.
b. Sebagai dasar bagi penyusunan program kerja dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah dan akan
ditetapkan organisasi.
c. Memanfaatkan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi
secara lebih baik.
d. Meningkatkan efektivitas kerja apabila sumber daya manusia yang ada
telah sesuai dengan kebutuhan organisasi.
e. Meningkatkan produktivitas kerja apabila memiliki data tentang
pengetahuan, pekerjaan, pelatihan yang telah diikuti oleh sumber daya
manusia.
f. Dapat menentukan kebutuhan tenaga kerja di masa depan, baik dalam
arti jumlah dan kualifikasinya untuk mengisi berbagai jabatan dan
menyelenggarakan berbagai aktivitas baru kelak.
g. Dengan tersedianya informasi yang cepat dan akurat semakin penting
bagi organisasi terutama yang memiliki sumber daya manusia yang
besar untuk melakukan mobilisasi tenaga.
h. Sebagai acuan dalam menyusun program pengembangan sumber daya
manusia.
4
B. Dasar Hukum
1. KMK 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota
Serta Rumah Sakit.
2. Kep.Men.PAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004
3. Kep.Men. Kes Nomor 53 tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Analisis Beban Kerja
5
D. Sebab - Sebab Permintaan SDM
1. Faktor internal
Faktor internal adalah kondisi persiapan dan kesiapan SDM sebuah
organisasi/perusahaan dalam melakukan operasional bisnis pada masa
sekarang dan untuk mengantisipasi perkembangannya dimasa depan.
Dengan kata lain faktor internal adalah alasan permintaan SDM, yang
bersumber dari kekurangan SDM didalam organisasi/perusahaan untuk
melaksanakan bisnisnya, yang menyebabkan diperlukan penambahan
jumlah SDM.
Alasan ini terdiri dari:
a. Faktor Rencana Strategik dan rencana operasional.
b. Faktor prediksi produk dan penjualan.
c. Faktor pembiayaan (cost) SDM.
d. Faktor pembukaan bisnis baru (pengembangan bisnis).
e. Faktor desain Organisasi dan Desain Pekerjaan.
f. Faktor keterbukaan dan keikutsertaan manajer
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah kondisi lingkungan bisnis yang berada diluar
kendali perusahaan yang berpengaruh pada rencana strategi dan rencana
operasional, sehingga langsung atau tidak langsung berpengaruh pada
perencanaan SDM. Faktor eksternal tersebut pada dasarnya dapat
dikategorikan sebagai sebab atau alasan permintaan SDM dilingkungan
sebuah organisasi/perusahaan. Sebab atau alasan tersebut terdiri dari:
a. Faktor Ekonomi Nasional dan Internasional (Global)
b. Faktor Sosial, Politik dan Hukum
c. Faktor Teknologi
d. Faktor Pasar Tenaga Kerja dan Pesaing
3. Faktor Ketenagakerjaan
Faktor ini merupakan kondisi tenaga kerja (SDM) yang dimiliki
organisasi/perusahaan sekarang dan prediksinya dimasa depan yang
berpengaruh pada permintaan tenaga kerja baru. Kondisi tersebut dapat
6
diketahui dari hasil audit SDM dan Sistem Informasi SDM (SISDM)
sebagai bagian dari Sistem Informasi manajemen (SIM) sebuah
organisasi/perusahaan.
Beberapa dari faktor ini adalah:
a. Jumlah, waktu dan kualifikasi SDM yang pensiun, yang harus
dimasukan dalam prediksi kebutuhan SDM sebagai pekerjaan/jabatan
kosong yang harus dicari penggantinya.
b. Prediksi jumlah dan kualifikasi SDM yang akan berhenti/keluar dan
PHK sesuai dengan Kesepakatan Kerja Bersama(KKB) atau kontrak
kerja, yang harus diprediksi calon penggantinya untuk mengisi
kekosongan pada waktu yang tepat, baik yang bersumber internal
maupun eksternal.
c. Prediksi yang meninggal dunia.
E. Unit Terkait
1. Seluruh Kepala Bagian/ Bidang Rumah Sakit Reksa Waluya.
2. Seluruh Kepala Unit/Seksi/Instalasi Rumah Sakit Reksa Waluya.
G. Penanggung Jawab
1. Kepala Bagian Administrasi Rumah Sakit Reksa Waluya.
2. Direktur Rumah Sakit Reksa Waluya.
7
H. Fasilitas dan Peralatan
1. Tersedia dokumen rencana strategi/ bisnis plan dari Rumah Sakit Reksa
Waluya, sebagai acuan didalam merencanakan/ mengatur kebutuhan
ketenagaan.
2. Tersedia dokumen tentang analisis beban kerja dari setiap profesi sebagai
dasar penghitungan kebutuhan ketenagaan dengan metode WISN.
8
BAB III
TATA LAKSANA
A. Perencanaan SDM
(PSDM) adalah alat atau sistem yang digunakan untuk membantu organisasi
mengantisipasi dan mengatur penawaran dan permintaan SDM. Strategi SDM
ini memberikan arah secara keseluruhan mengenai bagaimana kegiatan SDM
akan dikembangkan dan dikelola. Metode PSDM dikenal atas metode non
ilmiah dan metode ilmiah.
1. Metode non ilmiah diartikan bahwa perencanaan SDM hanya didasarkan
atas pengalaman, imajinasi, dan perkiraan-perkiraan dari perencanaanya
saja. Rencana SDM semacam ini risikonya cukup besar, misalnya kualitas
dan kuantitas tenaga kerja tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Akibatnya timbul mismanajemen dan pemborosan yang merugikan
perusahaan.
2. Metode ilmiah diartikan bahwa PSDM dilakukan berdasarkan atas hasil
analisis dari data, informasi, dan peramalan (forecasting) dari
perencananya. Rencana SDM semacam ini risikonya relative kecil karena
segala sesuatunya telah diperhitungkan terlebih dahulu. Dalam panduan ini
akan dijabarkan langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan
dengan metode ilmiah antara lain:
a. Analisis lingkungan eksternal
Analisis lingkungan eksternal merupakan proses penelitian terhadap
lingkungan diluar organisasi untuk menentukan kesempatan atau
ancaman (SWOT analisis) yang dihadapi organisasi. Hasil analisis
akan mempengaruhi rencana organisasi yang berdampak pada
perencanaan SDM (PSDM) untuk menunjang kegiatan organisasi.
Disamping itu setiap organisasi akan masuk pada pasar tenaga kerja,
yang juga memasok tenaga kerja yang sama pada perusahaan lain
9
yang sejenis. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pasokan
tenaga kerja antara lain:
1) Kebijakan pemerintah
2) Kondisi perekonomian
3) Masalah kependudukan dan persaingan
4) Komposisi tenaga kerja dan pola kerja
b. Analisis lingkungan internal
Metode-metode yang digunakan untuk mengestimasi/menilai suplai
SDM internal yaitu:
1) Auditing Pekerjaan dan Keahlian
Tahap permulaan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
yang ada didalam suatu perusahaan adalah mengaudit pekerjaan
yang sedang dilakukan organisasi pada saat ini. Penilaian internal
ini menolong menempatkan kedudukan suatu organisasi dalam
mengembangkan atau memantapkan keunggulan kompetitif.
Analisis yang komprehensif dari semua pekerjaan saat ini
memberikan dasar untuk mengetahui tindakan apa yang harus
dilakukan pada masa yang akan datang.
2) Inventarisasi Kemampuan Organisasi
Sumber dasar dari data tenaga kerja adalah data Sumber Daya
Manusia pada organisasi. Perencana dapat menggunakan
inventarisasi ini untuk menentukan kebutuhan jangka panjang
untuk perekrutan, penyeleksian dan pengembangan sumber daya
manusia. Juga informasi tersebut dapat menjadi dasar untuk
menentukan kemampuan tambahan yang diperlukan tenaga kerja
masa mendatang yang mungkin belum diperlukan pada saat ini.
3) Perencanaan Strategik Organisasi (Renstra)
Lihat visi & misi organisasi, apa yang ingin dicapai organisasi
kedepannya. Program/ rencana pengembangan yang dicanangkan
organisasi, dan ini dikaitkan dengan rencana kebutuhan SDM
4) Perencanaan SDM
10
a) Dari rencana operasional/ rencana pengembangan bisnis
organisasi, lakukan analisa tenaga kerja (SDM) yang sudah ada
saat ini, lakukan maping dari tenaga yang ada (peramalan
SDM yang ada)
b) Lakukan analisa kebutuhan tenaga yang diperlukan terkait
dengan program pengembangan yang telah direncanakan oleh
organisasi. Hitung jumlah kebutuhan tenaga yang diperlukan
dengan menghitung beban kerja (peramalan SDM yang
dibutuhkan dengan metode WISN (Work Load
IndicatorStaffing Need)
c) Bandingkan kondisi ketenagaan antara peramalan SDM yang
ada dan peramalan SDM yang dibutuhkan:
(1) Bila tenaga yang tersedia sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan saat ini maka tidak perlu menambah tenaga
baru. Namun yang perlu diperhatikan adalah kompetensi
yang dimiliki karyawan tersebut, apakah sudah sesuai
dengan persyaratan yang dibutuhkan. Bila kompetensinya
belum memadai, maka perlu direncanakan untuk
mengikuti pelatihan/ pendidikan.
(2) Bila tenaga yang tersedia lebih dari yang dibutuhkan,
maka perlu dipikirkan untuk membatasi penerimaan
karyawan, mengurangi jam kerja, pensiun dini,
pemberhentian sementara, dll
(3) Bila tenaga yang tersedia kurang dari yang dibutuhkan,
lakukan rekrutmen. Ada dua sumber persediaan SDM
yaitu internal dan eksternal.
(a) Suplai Internal
Persediaan/suplai internal bisa berasal dari karyawan
yang telah ada yang dapat dipromosikan, ditransfer
atau didemosi untuk mengisi lowongan baru.
(b) Suplai Eksternal
11
Suplai eksternal berasal dari luar atau mereka yang
tidak sedang bekerja di organisasi tersebut dan siap
direkrut oleh organisasi/perusahaan sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan (standar minimal
kebutuhan tenaga yang diperlukan)
PERENCANAAN
STRATEGI ORGANISASI
PERENCANAAN
SDM
KOMPARASI
PERHITUNGAN SDM PERHITUNGAN SDM
KEBUTUHAN &
YANG DIBUTUHKAN TERSEDIA
KETERSEDIAAN SDM
INTERNAL
MEMBATASI PENERIMAAN,
REKRUITMEN
MEMBATASI JAM KERJA, PENSIUN
DINI, PEMBERHENTIAN SEMENTARA EKSTERNAL
C. Metode WISN
Didalam menentukan jumlah ketenagaan, Rumah Sakit Reksa Waluya
menggunakan metode Penghitungan Ketenagaan Dengan WISN. Karena teknik
penghitungan dengan metode WISN lebih mudah dan dapat diaplikasikan
dalam semua unit pelayanan, sehingga penyebaran dan penyamaan perhitungan
12
di masing-masing Unit/Seksi/Instalasi mempunyai standar yang sama. Adapun
kelebihan metode tersebut adalah:
1. Mudah dilakukan, menggunakan data yang sudah dikumpulkan dan
sudah tersedia.
2. Mudah digunakan, hasil perhitungan dapat berkontribusi pada
kebijakan staffing di pelayanan kesehatan.
3. Komprehensif, hasilnya dapat diterima oleh manajemen, misalnya yang
berhubungan dengan keuangan.
4. Realistis, hasilnya tidak membebani budgeting dan alokasi sumber daya.
13
a. Tingkat kompleksitas dan lamanya kebutuhan perawatan
b. Tipe klien sesuai dengan penyakitnya, usia maupun faktor spesifik.
c. Jumlah klien dan fluktuasinya.
d. Keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi kesehatannya.
e. Harapan klien dan keluarganya.
2. Perubahan fungsi-fungsi
Fungsi yang dimaksud disini adalah fungsi unit kerja. Perubahan fungsi
unit kerja memiliki kecenderungan mempengaruhi bentuk kelembagaan.
Dengan adanya perubahan fungsi unit berarti juga mempengaruhi peta
jabatan.
3. Perubahan komposisi karyawan
Komposisi karyawan dapat digambarkan dalam penempatan karyawan
dalam jabatan mengikuti peta jabatan yang ada. Perubahan komposisi
karyawan berarti perubahan pula penempatannya, baik karena pensiun,
promosi, mutasi, tingkat pendidikan dan pengalaman karyawan,
kelangkaan tenaga spesialis, kebijakan pengaturan dinasatau karena hal
lain. Perubahan komposisi karyawan merupakan perubahan jumlah
karyawan dalam formasi.
4. Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi
Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi dapat berupa peningkatan
mutu pelayanan, perubahan kebijakan pembinaan dan
pengembangan,misalnya pengalihan pencapaian program dari swakelola
menjadi pelimpahanpekerjaan kepada pihak ketiga. Hal ini pada akhirnya
akan mempengaruhi pulakepada jumlah beban kerja.
5. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada :
a. Tipe dan lokasi
b. Lay out ruang keperawatan
c. Fasilitas dan juknis pelayanan yang diberikan.
d. Kelengkapan peralatan medik, diagnostik
e. Pelayanan penunjang dari unit lain.
14
f. Macam kegiatan yang dilaksanakan : penyuluhan, kunjungan rumah,
dll.
Kategori
Kode Faktor Ket.
Perawat Dokter
a Hari Kerja 296 296 Hari/ tahun
b Cuti Tahunan 12 12 Hari/ tahun
Pendidikan dan 6 10 Hari/ tahun
c
pelatihan
d Hari Libur Nasional 15 15 Hari/ tahun
e Ketidakhadiran Kerja 6 6 Hari/ tahun
15
f Waktu Kerja 7 7 Hari/ tahun
Waktu Kerja Tersedia 1.799 1.771 Jam/tahun
257 253 Hari
Hari Kerja Tersedia
kerja/tahun
16
Poli Obgyn 1. Dr. Sp.OG
2. Perawat/ Bidan
Poli Orthopaedi 1. Dr. Sp.OT
2. Perawat
Poli Anak 1. Dr. Sp.A
2. Perawat
Poli Patologi Klinik 1. Dr. SP.PK
2. Perawat
Poli Jantung 1. Dr. SP.J
2. Perawat
Poli Paru 1. Dr. Sp.P
2. Perawat
Poli THT 1. Dr. Sp.THT
2. Perawat
Instalasi Gawat Darurat 1. Dokter umum
2. Perawat
Unit Rawat Inap 1. Semua dokter
spesialis
2. Perawat
Unit Kamar Operasi 1. Dr. Sp.B
2. Dr. Sp.OT
3. Dr. Sp.OG
4. Dr. Sp.THT
5. Dr. SP.An
6. Perawat Anesthesi
7. Perawat
Unit Rawat Intensif 1. Dokter Spesialis
2. Dokter Umum
3. Perawat
Kepala Unit 1. Dr. Sp.PK
Labotatorium 2. Analis
Kepala Unit Radiologi 1. Dr. Sp.R
2. Radiografer
Kepala Unit Farmasi 1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
Kepala Unit 1. Dr. Sp. KFR
Rehabilitasi Medik 2. Fisioterapis
Kepala Unit Gizi 1. Ahli Gizi
2. Tata Boga
17
3. Menyusun Standar Beban Kerja
Beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per
kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
berdasarkan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya
dan waktu yang tersedia per tahun.
Contoh :
a. Jika operasi mayor membutuhkan waktu rata-rata 2 jam, maka
berapa standar beban kerja dokter dengan waktu kerja 1.771
jam/tahun. Standar beban kerja = 1.771 / 2 = 885,5 operasi
mayor/tahun. Hal ini tidak berarti bahwa dokter diharapkan
mengoperasi 885,5 kali/tahun. Operasi mayor hanyalah salah satu
komponen beban kerja dokter, hasil ini bermakna bahwa operasi
mayor akan menghabiskan 1/885,5 waktu kerja dokter/tahun.
b. Untuk kategori B (staf pendukung), waktu kerja per tahun 1.799 jam.
Operasi mayor membutuhkan rata-rata 2,5 jam (15 menit persiapan,
2 jam operasi, 15 menit pembersihan), maka Standar beban kerja
untuk operasi besar: Standar beban kerja = 1.799 / 2,5 = 719
operasi besar/tahun
18
Waktu Kerja Tersedia 1.799 Jam/tahun
Faktor kelonggaran (Rapat 12 x 2 jam = 24 Jam/ tahun
staf)
Standar kelonggaran 0,01
Apabila kategori SDM Kepala Unit Rawat Inap memiliki waktu kerja
tersedia 1.799 jam/tahun dan faktor kelonggaran Rapat Staf 2 jam/bulan
maka Standar Kelonggaran yang dimilikinya adalah sebesar 0,01 SDM.
Hal ini juga dapat diartikan bahwa kegiatan Rapat Staf membutuhkan/
menyita 1 % waktu kerja tersedia perawat.
19
6. Bedasarkan Beban Kerja. (Untuk Menghitung tenaga Medis,
Perawat/Bidan, Tenaga Kesehatan lainnya).
Beban Kerja adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan
dalam jangka waktu tertentu atau Beban kerja juga dapat berarti berat
ringannya suatu pekerjaan yang dirasakan oleh karyawan yang
dipengaruhi oleh pembagian kerja (job distribution), ukuran kemampuan
kerja (standard rate of performance) dan waktu yang tersedia dengan
menggunakan pola penghitungan kebutuhan tenaga dengan metode
WISN ( Workload Indicator Of Staffing Need ).
Langkah-langkah penyusunan:
a) Menetapkan unit kerja beserta kategori tenaganya menetapkan unit
kerja dan kategori tenaga. Kita ambil contoh unit kerja yang
digunakan adalah unit kerja teknis (Poli Penyakit Dalam, Poli Mata,
dst) dan kategori tenaga yang dipilih adalah Dokter spesialis.
b) Menetapkan waktu kerja dan Volume kerja yang tersedia selama satu
tahun.
20
e Ketidakhadiran kerja 6 6 Hari/ tahun
f Waktu kerja 7 7 Hari/ tahun
Waktu Kerja Tersedia 1.771 1.771 Jam/tahun
Hari Kerja Tersedia 253 253 Hari
kerja/tahun
21
E=B:A +
C
Faktor Koreksi
A B C E ( 15 %)
Waktu Kerja Rata-Rata Standar Kwantitas Standar
Kebutuhan
No. Kategori SDM Tersedia Waktu per Beban Kerja Kegiatan Kelonggaran Kebutuhan Tenaga
Tenaga
(WKT) Kegiatan (SBK) Pokok (KKP) (SKG)
Total Pasien
Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Menit)
Per tahun
Poli Penyakit Dalam
2 2
22
BAB IV
DOKUMENTASI
23
mempunyai STR
yang masih berlaku.
1. Diutamakan
mempunyai sertifikat
PPR.
5. Perawat mahir D3 1. Diutamakan mempunyai
anestesi Keperawatan/ STR yang masih berlaku.
S.Kep.Ns 2. Mengikuti pelatihan
Anestesi, BLS, ECG.
3. Pernah mengikuti masa
orientasi dibidangnya 3-6
bulan.
4. Mampu melaksanakan
dan memahami asuhan
keperawatan pasien
dalam proses pembiusan
dan Pembedahan
6. Perawat mahir D3 1. Diutamakan mempunyai
bedah Keperawatan/ STR yang masih berlaku.
S.Kep.Ns 2. Mengikuti pelatihan
Bedah, BLS.
3. Pernah mengikuti masa.
orientasi di Ruang Bedah
min 2-3 bulan.
4. Mampu melaksanakan
dan memahami asuhan
keperawatan medical
bedah.
7. Analis D3 Analis 1. Memiliki STR yang 4
kesehatan Kesehatan masih berlaku.
8. Perekam Medis D3 Perekam 1. Diutamakan mempunyai 3
Medis STR yang masih berlaku.
2. Diutamakan paham
24
coding.
3. Mempunyai pengalaman
dibidangnya 2 tahun.
9. Teknik Elektro D3 ATEM 1. Memiliki STRTTK yang 1
Medik masih berlaku.
2. Menguasai berbagai alat-
alat kesehatan.
3. Mengetahui cara-cara
penggunaannya serta cara
memperbaikinya.
10. Ahli Gizi D3/ S1 Gizi 1. Memiliki STR yang 2
masih berlaku.
2. Memiliki SIP yang
berlaku
11. Fisioterapis D3 3. Memiliki STR yang 1
Fisioterapis masih berlaku.
4. Memiliki SIP yang
berlaku
12. Sanitarian D3 Sanitasi 1
Ditetapkan di : Mojokerto
Pada tanggal : 14 Maret 2017
-----------------------------------------------------
Rumah Sakit Reksa Waluya
Direktur
25