PANDUAN PERENCANAAN
SUMBER DAYA MANUSA
RSIA ERIA BUNDA
PEKANBARU
2018
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas berkah dan
petunjukNya Panduan Perencanaan Sumber Daya Manusia di RSIA ERIA BUNDA
PEKANBARU dapat disusun sesuai rencana.
Panduan ini berisi tentang keterangan, informasi dan penjelasan yang diberikan
oleh Bagian Sumber Daya Manusia/Personalia RSIA Eria Bunda kepada pegawai/ staf
yang berada di lingkup RSIA Eria Bunda sesuai kebutuhannya.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
3
BAB I
DEFINISI
2. Menurut Noe at. all ( 2000 ) Rekrutmen didefinisikan sebagai “pelaksanaan atau
aktifitas organisasi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mencari tenaga
kerja yang potensial.
5. Orientasi adalah pengenalan dan adaptasi terhadap suatu situasi atau lingkungan.
Dimaksud orientasi disini adalah pengembangan dan pelatihan awal bagi para
karyawan baru yang memberi merka informasi bagi perusahaan, pekerjaan, maupun
kelompok kerja
6. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf klinis baik tenaga medis tenaga
keperawatan maupun tenaga kesehatan pemberi asuhan lainya untuk menentukan
kelayakan pemberian Kewenangan Klinis
5
BAB II
RUANG LINGKUP
6
1. Meningkatkan pendayagunaan SDM guna memberi kontribusi terbaik,
Adapun pola yang dapat digunakan dalam penyusunan strategi sumber daya
manusia organisasi di masa depan antara lain , (Schuler & Walker, 1990) :
tanggung jawab dan kegiatan, dalam kontek manajer lini sebagai pemilik dan sumber
daya manusia sebagai konsultan.
7
BAB III
TATA LAKSANA
8
2. utilasi, yang ditujukan bagi manpower dan kemudian memberikan
Perencanaan sumber daya manusia umumnya dipandang sebagai ciri penting dari
tipe ideal model MSDM meski pada praktiknya tidak selalu harus dijadikan prioritas
utama. Perencanaan sumber daya manusia merupakan kondisi penting dari “integrasi
bisnis” dan “strategik,” implikasinya menjadi tidak sama dengan “manpower planning”
meski tekniknya mencakup hal yang sama. Manpower planning menggambarkan
pendekatan tradisional dalam upaya forecasting apakah ada ketidaksesuaian antara
supply dan demand tenaga kerja, serta merencanakan penyesuaian kebijakan yang paling
tepat. Integrasi antara aspek-aspek perencanaan sumber daya manusia terhadap
pengembangan bisnis sebaiknya memastikan bahwa kebutuhan perencanaan sumber
daya manusia harus dilihat sebagai suatu tanggung jawab lini.
9
B. Pembuatan Pola ketenagaan
C. Perencanaan SDM
RSIA Eria Bunda menetapkan pendidikan, ketrampilan, pengetahuan dan persyaratan lain
bagi seluruh staf.
1. Misi rumah sakit, keragaman pasien, pelayanan, dan teknologi yang digunakan dalam
perencanaan
2. Pendidikan, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk semua staf.
3. Peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku dicakup dalam perencanaan.
Setelah terbentuknya pola ketenagaan ,manajer dapat merencanakan staf yang
perlu direkrut bila ada kekurangan tenaga Dalam rekruitmen tenaga,tidak
hanya melihat kekurangan tetapi juga penggantian bila ada staf yang
resign,rencana layanan baru atau hal-hal lain sesuai rencana strategis rumah
sakit dan tahun rumah sakit.
Setelah terbentuknya pola ketenagaan ,manajer dapat merencanakan staf yang
perlu direkrut bila ada kekurangan tenaga . Dalam rekruitmen tenaga,tidak
hanya melihat kekurangan tetapi juga penggantian bila ada staf yang
resign,rencana layanan baru atau hal-hal lain sesuai rencana strategis rumah
sakit dan tahun rumah sakit
10
D. Penetapan Pola Ketenagaan dan jumlah staf
Rumah sakit menetapkan pola ketengaan yang sudah dibuat serta
jumlah staf rumah sakit yang dierlukan .Perencanaan staf tetap
dievaluasi terus menerus dengan mengacu pada pola
ketenagaanserta dapat diperbaharui sesuai kebutuhan rumah sakit
3. Jumlah, jenis dan kualifikasi staf yang dibutuhkan di identifikasi dalam rencana
dengan menggunakan metode penyusunan pegawai/ penempatan staf yang diakui.
5. Rencana mengatur transfer/alih tanggung jawab dari petugas yang satu kepada yang
lain
11
Rencana susunan kepegawaian direview secara terus-menerus dan diperbaharui/di-
update sesuai kebutuhan.
1. Pimpinan dan staf rumah sakit merencanakan program kesehatan dan keselamatan
2. Program ini merespons kebutuhan staf yang urgen maupun non urgen melalui
pengobatan langsung dan rujukan
3. Data program menginformasikan program mutu dan keselamatan rumah sakit.
4. Ada kebijakan tentang pemberian vaksinasi dan imunisasi bagi staf
5. Ada kebijakan tentang evaluasi, konseling, dan tindak lanjut terhadap staf yang
terpapar penyakit infeksius, yang dikoordinasikan dengan program pencegahan dan
pengendalian infeksi.
12
Rumah sakit menggunakan proses yang ditetapkan untuk memastikan bahwa
pengetahuan dan ketrampilan staf klinis sesuai dengan kebutuhan pasien.
13
Perencanaan MSDM dapat dijadikan petunjuk dan memberikan wawasan masa
yang akan datang bagi orang-orang yang diperlukan untuk ,menyampaikan produkproduk
inovatif atau pelayanan berkualitas yang difokuskan melalui strategi bisnis dalam proses
rekrutmen.
Proses rekrutmen RSIA Eria Bunda terdiri atas beberapa tahapan seperti yang
digambarkan oleh bagan dibawah ini Bagan 3. Tahapan Rekrutmen SDM sebagai berikut
Penempatan Pegawai
tugas dan kewajiban serta beban kerja dengan memperhatikan manajemen, program
dan anggaran yang tersedia.
14
c. Setiap jabatan dilengkapi dengan uraian tugas yang mendasari proses
kompetensi pekerjaan.
P.Medis dan Non Medis diselenggarakan oleh Tim Rekruitmen RSIA Eria Bunda ,
sedangkan pengadaan kebutuhan Pegawai dilaksanakan oleh Team yang sudah
ditunjuk oleh RSIA Eria Bunda
orientasi kemudian dikontrak dengan penandatangan kontrak dua kali setiap 1 tahun
sekali selanjutnya bila memenuhi standart kompetensi pegawai akan diangkat
menjadi karyawan tetap
15
Tahapan Rekrutmen Tenaga PHL :
Departemen
16
3) Tes Psiko dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
kepribadian dan IQ calon tenaga untuk mampu bekerja di lingkungan
RSIA Eria Bunda.
2. PENEMPATAN SDM
kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Manager SDM, Kanit dan Karu.
17
d. Untuk tenaga PHL selama penempatan calon tenaga PHL masih
18
kompetensi seseorang dan menetapkan kewenangan klinis untuk
melakukan pelayanan medis dan keperawatan dalam lingkup tersebut, hal
ini dikenal dengan istilah kredentialing. ( Lihat SPO Kredensial Medis dan
Keperawatan )
3. Staf Fisioterapi
7. Staf Radiografer
19
1. Mereka yang memperoleh izin berdasarkan peraturan perundangan dan
dari rumah sakit untuk melakukan asuhan pasien tanpa supervisi
diidentifikasi.
4. Semua kredensial dalam file (antara lain pendidikan, surat izin , registrasi)
terkini dan terupdate sesuai persyaratan.
1. Ada yang diuraikan dalam kebijakan untuk mereview file kredensial setiap
staf medis secara berkala yang seragam sekurang-kurangnya setiap tiga
tahun sekali.
20
Rumah sakit mempunyai tujuan yang terstandar, prosedur berbasis bukti untuk
memberi wewenang kepada semua anggota staf medis untuk menerima pasien
dan memberikan pelayanan klinis lainnya konsisten/sesuai dengan kualifikasi.
3. Pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap anggota staf medis dirinci
secara jelas dan dikomunikasikan oleh pimpinan rumah sakit ke seluruh
rumah sakit maupun ke anggota staf medis
4. Setiap staf medis hanya memberikan pelayanan medis yang secara spesifik
diizinkan oleh rumah sakit
21
4. Evaluasi mempertimbangkan dan menggunakan kesimpulan dari analisis
yang mendalam terhadap komplikasi yang dikenal dan berlaku
Informasi tersebut diverifikasi dari sumber aslinya sesuai parameter Staf medis
dijabarkan sebagai semua dokter dan dokter gigi, dan profesional lain yang diberi
izin untuk praktik independen/mandiri (tanpa supervisi) dan yang memberikan
pelayanan preventif, kuratif, restoratif, bedah, rehabilitatif atau pelayanan medis
lain atau pelayanan gigi kepada pasien; atau yang memberikan pelayanan
interpretatif kepada pasien, seperti patologi, radiologi atau pelayanan
laboratorium, tanpa memandang klasifikasi penugasan oleh rumah sakit, status
kepegawaian, kontrak, atau kerjasama lain dengan individu untuk memberikan
pelayanan asuhan pasien. Orang-orang ini ini penanggung jawab utama atas
asuhan pasien dan hasil asuhan. Karenanya, rumah sakit sangat bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa setiap praktisi kompeten untuk memberikan
asuhan dan pengobatan yang aman dan efektif kepada pasien.
3. Ada berkas kredensial yang dipelihara dari setiap anggota staf keperawatan
22
Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk mengidentifikasi tanggung
jawab pekerjaan dan untuk membuat penugasan kerja klinis berdasarkan atas
kredensial staf perawat dan peraturan perundangan.
23
oleh rumah sakit, status kepegawaian, kontrak, atau kerjasama lain dengan
individu untuk memberikan pelayanan asuhan pasien. Orang-orang ini ini
penanggung jawab utama atas asuhan pasien dan hasil asuhan. Karenanya,
rumah sakit sangat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap praktisi
kompeten untuk memberikan asuhan dan pengobatan yang aman dan efektif
kepada pasien.
4. Catatan tersebut bersisi salinan izin, sertifikasi atau registrasi yang wajib
5. Rumah sakit mempunyai proses untuk memastikan bahwa staf lainya yang
bukan pegawai rumah sakit tetapi mendampingi dokter praktik pribadi dan
memberikan pelayanan kepada pasien rumah sakit memiliki kredensial
yang sahih dan sebanding dengan persyaratan kredensial rumah sakit
Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk anggota staf professional
kesehatan lain berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan mutu rumah sakit.
3. . Informasi yang benar dari proses review didokumentasikan dalam file staf
profesinal kesehatan tersebut
24
4. ORIENTASI
a. Umum
25
h) Melaksanakan Pencegahan Infeksi Nosokomial dan
melaksanakan pencegahannya.
Rumah Sakit.
Dr.Ramelan.
4) Visi dan misi rumah sakit, serta misi, tujuan dan falsafah pelayanan
keperawatan.
26
9) Hak dan kewajiban perawat/bidan yang bekerja di Rumkital Dr.
Untuk para perawat / bidan yang baru mutasi dari rumah sakit lain,
informasi yang diberikan meliputi:
b. Visi dan misi rumah sakit, serta misi, tujuan dan falsafah pelayanan
keperawatan.
Ramelan.
27
5. EVALUASI SDM
penggunaan :
28
e) Dimasukkannya hal-hal berikut sebagai bagian audit yang lebih
luas atau tinjauan fungsi SDM :
29
Penilaian secara hasil kinerja tiap profesi yang terdiri medis, keperawatan,
nakes dan tenaga lainnya
1) Jumlah nilai antara 6,0 s/d 6,9 agar pada kolom pendapat dan
komentar penilai dan atasan penilai harus diberi penjelasan mengenai
faktor – faktor yang perlu diberi arahan atau bimbingan dan
pengawasan serta catatan personel yang dinilai.
2) Jumlah nilai antara 7,0 s/d 7,9 agar pada kolom pendapat dan
komentar penilai dan atasan penilai harus diberi penjelasan mengenai
hal – hal yang masih perlu diperbaiki dan diarahkan.
30
3) Jumlah nilai antara 8,0 s/d 8,9 merupakan penilai yang normal /
wajar
2) Baik : 76 – 90
3) Cukup : 61 – 75
4) Sedang : 51 – 60
5) Kurang : 50 – Kebawah
31
b. Untuk keseragaman dalam penilaian perlu adanya arahan–arahan
sebagai berikut :
1) Jumlah nilai kurang dari 76 agar pada kolom lain – lain diberikan
penjelasan mengenai segi-segi yang perlu mendapatkan perhatian dan
bimbingan bagi PNS yang bersangkutan
32
3. Penilaian SDM untuk Karyawan PHL
b. Baik : 76 – 90
c. Cukup : 61 – 75
d. Sedang : 51 – 60
e. Kurang 50 – Kebawah
a. Jumlah nilai kurang dari 76 agar pada kolom lain – lain diberikan
penjelasan mengenai segi-segi yang perlu mendapatkan perhatian
dan bimbingan bagi tenaga PHL yang bersangkutan
33
kepemimpinan, psikologis guna pembinaan karier / penempatan
yang cocok dari tenaga PHL yang bersangkutan.
Penilaian secara hasil kinerja tiap profesi yang terdiri medis, keperawatan,
nakes dan tenaga lainnya
34
dan sistem promosi. Beberapa organisasi dewasa ini menekankan pada
tanggung jawab individual bagi pengembangan karir masing-masing. Sistem
mentoring formal maupun informal diperkenalkan untuk membantu pencapaian
pengembangan karir. Seberapa jauh fleksibelitas dan efisiensi organisasi
ditentukan oleh kebijakan pemerintah, baik fiskal maupun pasar tenaga kerja.
7. DIKLAT
35
manajerial partisipatif; Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang
pada gilirannya memperlancar proses perumusan kebijaksanaan organisasi dan
operasionalnya; Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya
adalah tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan dikalangan
anggota organisasi.
(b). Manfaat bagi para pegawai seperti : Membantu pegawai membuat
keputusan lebih baik; Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan
berbagai masalah yang dihadapi; Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi
faktor-faktor motivasi; Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja untuk terus
meningkatkan kemampuan kerjanya; Peningkatan kemampuan pegawai untuk
mengatasi stres, prustrasi dan konflik yang nantinya bisa memperbesar rasa
percaya pada diri sendiri; Tersedianya informasi tentang berbagai program yang
dapat dimanfaatkan oleh para pegawai dalam rangka pertumbuhan masing-
masing secara teknik maupun intelektual; Meningkatnya kepuasan kerja;
Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang; Semakin besarnya
tekad pekerja untuk lebih mandiri; Mengurangi ketakutan menghadapi tugas
baru dimasa depan.
Seluruh staf, baik klinis maupun nonklinis diberikan orientasi tentang rumah
sakit, departemen/ unit kerja atau unit dimana mereka ditugaskan dan tentang
tugas tanggung jawab mereka yang spesifik saat mereka diangkat sebagai staf.
1. Anggota staf klinis dan nonklinis baru diberikan orientasi tentang rumah
sakit, tentang unit kerja atau unit dimana mereka ditugaskan dan tentang
tanggungjawab pekerjaan serta setiap penugasan khusus.
2. Pekerja kontrak diberikan orientasi tentang rumah sakit, tentang unit kerja
dan unit dimana mereka ditugaskan dan tentang tanggungjawab pekerjaan
serta setiap penugasan khusus mereka.
36
4. Mahasiswa/trainee dilakukan orientasi pada rumah sakit dan
tanggungjawab yang diberikan
3. Staf rumah sakit diberi pendidikan dan pelatihan in-service secara terus-
menerus.
Staf yang memberikan asuhan pasien dan staf lain yang diidentifikasi oleh
rumah sakit dilatih dan dapat menunjukkan kompetensi yang layak dalam teknik
resusitasi.
37
Rumah sakit menyediakan fasilitas dan waktu untuk pendidikan dan pelatihan
staf.
8. SANKSI
MILITER
1. Golongan I
38
2. Golongan I adalah prajurit TNI Angkatan Laut yang melakukan
pelanggaran disiplin murni maupun pelanggaran hukuman disiplin
tidak murni atau tindak pidana yang karena demikian ringan
sifatnya dapat diselesaikan menurut hukum disiplin dan telah
diterbitkan Keputusan Hukuman Disiplin (Kep Kumplin) dari Atasan
yang Berhak Menghukum (Ankum)
3. Golongan II
5. Golongan III
1) Teguran
(a) Perwira
39
Penundaan kenaikan pangkat satu periode setelah eligible, tidak
ada penundaan jabatan dan pendidikan
(a) Perwira
(a) Perwira
(a) Perwira
40
(1) Penundaan kenaikan pangkat lima periode setelah eligible
(a) Perwira
41
(4) Tidak dipromosikan jabatan selama menjalani penundaan
kenaikan pangkat
3) Pidana penjara lebih dari tiga bulan tidak dikeluarkan dari dinas TNI
Angkatan Laut :
(a) Perwira
42
tenaganya sangat dibutuhkan untuk kepentingan organisasi,
maka penghentian pengendalian karier yang merupakan
wewenang Kasal, dapat ditinjau kembali setelah yang
bersangkutan dikenakan sangsi minimal sama dengan yang
dijatuhi hukuman penjara sampai dengan tiga bulan.
3. Jenis Hukuman Disiplin Golongan III Prajurit TNI Angkatan Laut yang
termasuk dalam golongan ini berakibat pada status keprajuritan
pemberhentian dengan tidak hormat (PDTH).
b. Penundaan jabatan
c. Penundaan pendidikan
PNS
43
a. Hukuman disiplin ringan
1) Teguran lisan
2) Teguran tertulis
44
2. Prosedur Penjatuhan Sangsi
Militer
a. Sebab-sebab PDH
45
3) Menjalani masa pensiun
b. Berlakunya PDH
46
c. Prosedur PDH
a) Perwira
b) Bintara / Tamtama
47
(a) Menghimpung, menyusun daftar nama Bintara /
Tamtama sesuai dengan usulan dari Kotama/Balakpus.
a. Sebab-sebab PDTH
48
5) Diketahui kemudian bahwa untuk dapat diterima menjadi prajurit,
yang bersangkutan telah sengaja memberikan keterangan palsu,
tidak benar atau tidak lengkap
b. Berlakunya PDTH
c. Prosedur PDTH
49
(b) Mengusulkan pemberhentian terhadap Pati yang dijatuhi
hukuman pidana tambahan PDTH yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap selambat-lambatnya satu bulan setelah
putusan pengadilan.
(c) Terhadap Pati yang diusulkan PDTH dan tidak melalui peradilan
militer harus dilampiri dengan pertimbangan hasil sidang DKP
(2) Usul bagi Pamen dan Pama kepada Panglima TNI atas dasar
Keputusan Kasal setelah mempertimbangkan saran DKP
(2) Usul bagi Ba/Ta kepada Kasal atas dasar keputusan Aspers
Kasal setelah mempertimbangkan saran Tim Peneliti Tabiat.
50
(3) Keputusan definitif PDTH atas dasar keputusan Kasal setelah
mempertimbangkan saran Tim Peneliti Tabiat serta saran dari
Pam, Kum dan Pom sesuai usulan dari Kotama/Satker
ALUR
Karumkit
Wakabin
Departemen Kadiskesal
Bagminpers
51
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Biro Kepegawaian
2). Surat keputusan (SK) Pengangkatan staf dan Uraian tugas (UTW)
untuk masing masing staf;
52
3). Riwayat Pekerjaan (CV) masing masing staf;
1). Ijazah yang sudah diverifikasi dari sumber asli ( Verifikasi dapat dilakukan
dengan menyurati secara langsung ke Institusi Pendidikan atau sebagai alternatif
dapat menverifikasi melalui website forlap.dikti.go.id)
2). Surat Tanda registrasi (STR) yang sudah diverifikasi dari sumber asli
( Verifikasi dapat dilakukan dengan menyurati secara langsung ke Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) atau dapat menverifikasi melalui website KKI untuk
Aplikasi Cari Dokter;
3). Surat Penugasan Klinis (SPK) yang diterbitkan oleh Direktur RS dengan
lampiran Rincian Kewenangan Klinis (RKK) yang direkomendasikan oleh Komite
Medis RS (Sub komite kredensial) setlah dilakukan kredensial staf medis ybs;
dan
4). Surat Ijin Praktek (SIP) Staf medis yang masih berlaku/update ; sesuai
standar yang ditetapkan dan peraturan perUU
53
Implementasikan pelaksanaan kredensial dan dokumentasikan hasilnya
(Bukti hasil kredensial berupa )
54