JOMBANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-NYA kami dapat menyelesaikan Kode Etik RS Pelengkap
Medical Center Jombang. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam meyelesaikan pedoman ini.
Kami sangat berharap buku kode etik ini dapat berjalan dengan baik dan dapat
meningkatkan keperdulian terhadap sesama manusia karena manusia merupakan mahluk
sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Untuk itu,kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang,mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga kegiatan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
kode etik yang telah disusun dapat berguna bagi kami ataupun bagi yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang dapat membantu kearah yang lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
COVER ..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ iii
SK DIREKTUR
BAB I DEFINISI ......................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.............................................................................. 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN ..................................................................... 2
BAB II RUANG LINGKUP ...................................................................................... 3
BAB III KODE ETIK RS PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG ........... 4
BAB IV KODE ETIK PERILAKU TENAGA KERJA............................................... 19
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 41
DOKUMEN ................................................................................................................... 42
ii
LEMBAR PENGESAHAN
TANDA
NAMA KETERANGAN TANGGAL
TANGAN
iii
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG
NOMOR : 349/SK/DIR/PMC/XII/2021
TENTANG
KODE ETIK
RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DIREKTUR RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG
Menimbang : a. bahwa dalam memberikan pelayanan kesehatan yang baik,
bermutu, profesional dan diterima pasien merupakan tujuan
utama pelayanan rumah sakit;
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
maka perlu ditingkatkan kemampuan tenaga kesehatan
menyelesaikan masalah-masalah medis dan non-medis di
rumah sakit dan tercipta struktur yang mendukung pelayanan
kesehatan secara profesional dan berkualitas;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka
berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b dipandang perlu dibuatkan Keputusan Direktur
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang Tentang
Kode Etik Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004
Nomor 116 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
44431);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum;
6. Keputusan PT. Pelengkap Medika Sejahtera Nomor
051/DIR.PMS/VIII/2021 tentang Penunjukkan dan Pengangkatan
Direktur RS Pelengkap Medical Center Jombang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL
CENTER JOMBANG TENTANG PENETAPAN KODE ETIK RUMAH
SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG;
Kesatu : Menetapkan Kode Etik Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang.
Kedua : Menerapkan Kode Etik Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang
sebagai acuan dalam lampiran surat keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan atau kesalahan akan dilakukan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jombang
Tanggal : 16 Desember 2021
Direktur
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center
Jombang
Lampiran I
Keputusan Direktur Rumah Sakit Pelengkap Medical
Center Jombang
Nomor : 349/SK/DIR.PMC/XII/2021
Tentang : Pedoman Pengorganisasian dan Tata
Laksana Komite Etik
Tanggal : 16 Desember 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang pada
dasarnya merupakan suatu pengabdian kepada kepentingan masyarakat banyak,
dewasa ini telah berkembang menjadi suatu unit sosio-ekonomi yang makin hari
makin kompleks permasalahannya. Kompleksitas permasalahan di rumah sakit itu.
Antara lain karena dualisme fungsi rumah sakit seperti tersebut di atas sering
menimbulkan persepsi serta harapan masyarakat yang tersusun oleh berbagai unsur
profesi tidak jarang dapat menimbulkan permasalahan tersendiri. Oleh karena itu perlu
suatu pengelolaan yang cermat dan seksama agar para profesional dapat menjalankan
tugasnya dengan sebaik-baiknya demi peningkatan kesejahteraan rakyat.
Berbagai profesi yang bekerja di rumah sakit didasari oleh kode etik profesi
masing-masing, yang dijadikan tatanan perilaku masing-masing profesi tersebut.
Tatanan perilaku ini hanya dapat dipahami oleh nurani masing-masing profesi
sehingga perilaku suatu profesi sering sulit dipahami oleh profesi lain.
Kode Etik Rumah Sakit adalah norma yang diharapkan untuk dijadikan tatanan
perilaku bagi setiap anggota masyarakat rumah sakit yang multi profesi tersebut.
Pengaturan perilaku yang dimaksud disini menekankan pada perilaku masing-masing
profesi dalam pengamalan profesinya agar dapat menghasilkan manfaat yang optimal
bagi semua pihak. Selain itu kode etik rumah sakit diharapkan dapat merupakan
jaminan bagi semua profesi untuk dapat melakukan profesinya dengan tenang dan
aman. Selain itu profesi pelayanan kesehatan kesehatan selalu berhadapan dengan
resiko yang melekat. Walaupun telah bekerja dengan hati-hati, resiko yang melekat
sulit dihilangkan sama sekali.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan disegala bidang dewasa ini akan
mendorong serta memperbesar kemungkinan terjadinya resiko. Etika rumah sakit
merupakan pegangan yang dapat menuntun kearah penyempurnaan fungsi rumah sakit
agar kode etik dapat ditegakkan. Usaha-usaha tersebut tentu saja harus dilaksanakan
oleh orang-orang yang mengerti benar tentang kode etik rumah sakit serta kode etik-
kode etik dari berbagai profesi yang ada di rumah sakit.
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Kode Etik di Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang meliputi
pengendalian perilaku dokter, perawat dan tenaga penujang lainya agar dapat menjalankan
tugasnya dengan sebaik-baiknya dan berpedoman pada etika-etika yang baku baik etika
perumahsakitan, etika kedokteran, perawatan maupun etika lainnya.
BAB III
KODE ETIK RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG
Pasal 1
Rumah sakit wajib menyusun kode etik sendiri dengan mengacu pada KODERSI, dapat
memasukkan unsur dari etika profesi, dan tidak bertentangan dengan prinsip moral dan
peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 2
Rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan perseorangan secara
paripurna, yakni pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, dan
memulihkan kesehatan. Pelayanan kesehatan ini diberikan sesuai dengan kebutuhan
pasien dan dengan mempertimbangkan kemampuan rumah sakit. Dalam hal rumah sakit
tidak mampu maka rumah sakit berkewajiban mencari jalan lain seperti merujuk pasien ke
rumah sakit lain.
Pasal 3
Pelayanan yang baik dan bermutu secara berkesinambungan pada dasarnya merupakan
penyelenggaraan pelayanan secara menyeluruh, yang satu dengan yang lain terkait erat
sedemikian rupa, sehingga terlaksana pelayanan rumah sakit, yang:
1. Setiap saat siap memberikan layanan.
2. Beranjak dan pendirian dan pandangan bahwa manusia adalah suatu kesatuan psiko-
sosio-somatik.
3. Menjamin diberikannya mutu pelayanan teknik medik yang menunjukkan kemampuan
dan ketrampilan terbaik.
4. Menjamin terselenggaranya mutu pelayanan yang manusiawi dan dilakukan dengan
dedikasi tinggi serta penuh kehati-hatian.
Yang dimaksud dengan standar pelayanan Rumah Sakit adalah pedoman yang
harus diikuti dalam menyelenggarakan Rumah Sakit antara lain Standar Prosedur
Operasional, standar pelayanan medis, dan standar keperwatan. Yang dimaksud dengan
standar prosedur operasional adalah suatu perangkat instruksi/ langkah-langkah yang
dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu. Standar prosedur operasional
memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan consensus bersama untuk
melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan
kesehatan berdasarkan standar profesi.
Pasal 4
Rumah sakit harus mengikuti perkembangan dunia perumah-sakitan.
Pasal 5
Rumah sakit harus dapat mengawasi serta bertanggungjawab terhadap semua kejadian di
rumah sakit. Dalam penyelenggaraan rumah sakit dilakukan audit berupa audit kinerja
dan audit klinis.
Yang dimaksud dengan tanggung jawab rumah sakit disini ialah:
1. Tanggung jawab umum.
2. Tanggung jawab khusus yang meliputi tanggung jawab hukum, etik dan tata tertib
atau disiplin.
Tanggung jawab umum rumah sakit merupakan kewajiban pimpinan rumah sakit
menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai permasalahan-permasalahan peristiwa,
kejadian dan keadaan di rumah sakit.
Tanggungjawab khusus muncul jika ada anggapan bahwa rumah sakit telah melanggar
kaidah-kaidah, baik dalam bidang hukum, etik, maupun tata tertib atau disiplin. Audit
kinerja adalah pengukuran kinerja berkala yang meliputi kinerja pelayanan dan kinerja
keuangan. Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya
yang dilaksanakan oleh profesi medis.
Pasal 6
Rumah sakit berkewajiban menetapkan kerangka kerja untuk manajemen yang menjamin
asuhan pasien yang baik diberikan sesuai norma etik, moral, bisnis, dan hukum yang
berlaku.
Pasal 7
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah suatu sistem teknologi informasi
komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah
Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk
memperoleh informasi secara tepat dan akurat dan merupakan bagian dari Sistem
Informasi Kesehatan.
Pasal 8
Promosi sebagai alat pemasaran rumah sakit dapat dilakukan dengan pemberian
informasi yang jujur, jelas, tidak berlebihan dan tidak membanding-bandingkan dengan
rumah sakit lain. Promosi dilaksanakan dengan memperhatikan aspek informatif,
edukatif, preskriptif dan preparatif bagi khalayak ramai umumnya dan pasien khususnya.
Informatif:
Memberikan pengetahuan mengenai hal ikhwal yang ada relevansinya dengan berbagai
pelayanan dan program rumah sakit yang efektif bagi pasien/konsumen.
Edukatif:
Mmperluas cakrawala khalayak ramai tentang berbagai fungsi dan program rumah sakit,
penyelenggara kegiatan upaya kesehatan, meliputi perbekalan kesehatan di rumah sakit
yang bersangkutan.
Preskriptif:
Pemberian petunjuk-petunjuk kepada khalayak ramai umumnya dan pasien khususnya
tentang peran pencari pelayanan kesehatan dalam proses diagnosis dan terapi.
Preparatif:
Membantu pasien/keluarga pasien dalam proses pengambilan keputusan. Kesemuanya ini
harus diberikan secara kongkret dan berdasarkan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia.
BAB II
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Masyarakat
Pasal 9
Rumah sakit harus memberikan pelayanan yang baik dan bermutu secara
berkesinambungan serta tidak mendahulukan urusan biaya, rumah sakit harus
melaksanakan fungsi sosial dengan menyediakan fasilitas pelayanan kepada pasien tidak
mampu/ miskin, pasien gawat darurat, dan korban bencana.
Pasal 10
Pelayanan rumah sakit harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan kehormatan
pasien. Hal ini tercantum pada sikap dan perilaku tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan di rumah sakit. Sikap dan perilaku tenaga kesehatan haruslah sesuai dengan
norma sopan santun dan adat istiadat yang berlaku setempat.
Pasal 11
Kebijakan pelayanan rumah sakit harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan
masyarakat setempat, dengan memperhatikan antara lain tingkat sosial ekonomi
masyarakat, tingkat pendidikan, budaya masyarakat, komposisi penduduk, pola penyakit
dan sebagainya.
Pasal 12
Rumah Sakit harus memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit
kepada masyarakat.
Pasal 13
Rumah sakit harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dan kritik, serta berusaha
menanggapi keluhan pasien dan masyarakat.
Pasal 14
Rumah sakit dalam operasionalnya banyak menggunakan bahan-bahan berbahaya dan
dapat menghasilkan bahan-bahan berupa limbah yang dapat mencemari lingkungan,
menimbulkan gangguan, mengancam dan bahkan membahayakan kehidupan manusia,
baik itu berupa unsur-unsur fisik, biologik, kimia dan sebagainya. Untuk ini,
penyelenggara dan manajemen rumah sakit dituntut memperhatikan hal ini, menyediakan
dan memelihara secara terus menerus sarana dan prasarana yang bertujuan mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan yang dapat mengancam dan membahayakan
kehidupan manusia.
BAB III
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pasien
Pasal 15
Hak hak asasi pasien adalah hak-hak yang sangat fundamental yang dimiliki pasien
sebagai seorang makhluk Tuhan, terutama yang dimaksud dalam pasal ini menyangkut
hak-hak yang berkaitan dengan pelayanan rumah sakit, yang dalam hal ini ada dua hak
dasar pasien, yaitu:
Dari kedua hak dasar ini dapat diturunkan hak-hak pasien lainnya seperti hak untuk
memperoleh informasi mengenai kesehatan/ penyakitnya, hak untuk memilih rumah
sakit, hak untuk memilih dokter, hak untuk meminta pendapat dokter lain (sebagai second
opinion), hak atas privacy dan atas kerahasiaan pribadinya, hak untuk menyetujui atau
menolak tindakan atau pengobatan yang akan dilakukan oleh dokter, dan lain-lain,
kecuali yang dianggap bertentangan dengan undang-undang, dengan nilai-nilai agama,
moral dan dengan nilai-nilai Pancasila, seperti tindakan “euthanasia”, aborsi tanpa
indikasi medik dan lain sebagainya tidak bisa dibenarkan.
Pasal 16
Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
Yang dimaksud dengan keselamatan pasien (Patient Safety) adalah proses dalam suatu
Rumah Sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di
dalamnya asesmen risiko, identifikasi dan manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden dan
menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalkan timbulnya risiko.
Pasal 17
Rumah sakit harus memberikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarganya tentang
apa yang diderita pasien, tindakan apa yang diderita pasien, tindakan apa yang dilakukan,
dan siapa yang melakukannya.
Pasal 18
Setiap tindakan kedokteran harus memperoleh persetujuan dari pasien kecuali pasien
tidak cakap atau pada keadaan darurat. Persetujuan dapat diberikan oleh pasien atau
keluarga terdekat. Persetujuan tersebut diberikan secara lisan atau tertulis. Persetujuan
tertulis hanya diberikan pada tindakan kedokteran berisiko tinggi.
Pasal 19
Rumah Sakit mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses
pelayanan.
Pasal 20
Pasien berhak menolak atau menghentikan pengobatan yang sedang dijalani. Pasien yang
menolak pengobatan karena alasan financial harus diberikan penjelasan bahwa pasien
berhak memperoleh jaminan dari Pemerintah.
Pasal 21
Rumah sakit berkewajiban merujuk dan memberikan penjelasan kepada pasien yang
memerlukan pelayanan di luar kemampuan pelayanan rumah sakit.
Pasal 22
Rumah sakit harus mengupayakan pasien mendapatkan kebutuhan privasi dan
berekewajiban menyimpan rahasia kedokteran. Rahasia kedokteran hanya dapat dibuka
untuk kepentingan kesehatan pasien, untuk pemenuhan permintaan aparat penegak
hukum dalam rangka penegakan hukum, atas persetujuan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 23
Rumah sakit berkewajiban memperhatikan kebutuhan khusus pasien dan mengurangi
kendala fisik, bahasa dan budaya, serta penghalang lainnya dalam memberikan
pelayanan.
Pasal 24
Rumah sakit berkewajiban melindungi pasien yang termasuk kelompok rentan seperti
anak-anak, individu yang memiliki kemampuan berbeda (difabel), lanjut usia, dan
lainnya.
Pasal 25
Sebagai akibat kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, telah
menyebabkan meningkatkan biaya kesehatan yang harus dipikul oleh pasien sebagai
pengguna jasa pelayanan kesehatan, sehingga semua ini memerlukan pengawasan dan
pengendalian agar penerapan ilmu dan teknologi kedokteran di rumah sakit benar-benar
sesuai dengan persyaratan profesi. Penyimpangan dan penyalahgunaan teknologi
kedokteran di rumahsakit bisa terjadi sebagai akibat ketidaktahuan, ketidakmampuan,
atau mungkin pula karena kesengajaan dengan tujuan agar mendapat imbalan yang lebih
banyak, baik untuk kepentingan pribadi (dokter) sebagai pelaku pemberi pelayanan,
untuk mendapat honor lebih banyak, maupun untuk peningkatan pendapatan rumah sakit.
Namun apapun alasannya perbuatan demikian merupakan perbuatan yang tidak terpuji,
dan merupakan pelanggaran KODERSI maupun KODEK yang tidak boleh terjadi di
sebuah rumah sakit. Adalah menjadi kewajiban manajemen rumah sakit untuk dapat
mencegah terjadinya penyimpangan maupun penyalahgunaan teknologi kedokteran yang
merugikan pasien. Maka untuk itu rumah sakit harus memiliki standar pelayanan medik
yang baku yang wajib untuk ditaati oleh semua staf rumah sakit. Standar ini harus
senantiasa di pantau, bila perlu setiap saat dapat dirubah dan disesuaikan dengan
perkembangan baru. Dengan demikian kualitas pelayanan yang baik dapat terjamin, dan
perhitungan biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien selaku pengguna jasa pelayanan
rumah sakit dapat di pertanggungjawabkan.
BAB IV
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pimpinan, Staf, dan Karyawan
Pasal 26
Rumah sakit harus menjamin agar pimpinan, staf, dan karyawannya memperoleh jaminan
sosial nasional.
Pasal 27
Tata kelola rumah sakit yang baik adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen rumah
sakit yang berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, independendi dan
responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran. Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan
fungsi manajemen klinis yang meliputi kepemimpinan klinik, audit klinis, risiko klinis
berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil
pelayanan, pengembangan profesional dan akreditasi rumah sakit.
Pasal 28
Rumah sakit harus menetapkan ketentuan pendidikan, ketrampilan, pengetahuan, dan
persyaratan lain bagi seluruh tenaga kesehatan.
Pasal 29
Rumah sakit harus menjamin agar koordinasi serta hubungan yang baik antara seluruh
tenaga di rumah sakit dapat terpelihara.
Pasal 30
Rumah sakit berkewajiban menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Sumber Daya
Manusia serta memberi kesempatan kepada seluruh tenaga rumah sakit untuk
meningkatkan diri, menambah ilmu pengetahuan, dan ketrampilannya.
Ciri-ciri rumah sakit modern adalah selain padat karya juga semain padat modal, padat
teknologi bahkan padat perubahan dan penyesuaian sehingga unsur sumber daya manusia
senantiasa perlu deprogram demi peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
Pasal 31
Rumah sakit harus mengawasi agar penyelenggaraan pelayanan dilakukan berdasarkan
standar profesi yang berlaku. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien, dan mengutamakan
keselamatan pasien.
Pasal 32
Kewajiban rumah sakit untuk memberi kesejahteraan kepada karyawan dan menjaga
keselamatan kerja, pada hakikatnya adalah merupakan penerapan manajemen sumber
daya manusia dalam organisasi rumah sakit secara profesional, handal, adil dan bijak
serta memperlakukan para karyawan rumah sakit sesuai dengan harkat, derajat dan
martabatnya sebagai manusia. Yang menyangkut kesejahteraan karyawan, antara lain
berupa penetapan upaya imbalan materi yang memadai sesuai dengan prestasi yang
diberikan oleh masing-masing karyawan kepada rumah sakit, pemberian berbagai
jaminan dan atau tunjangan sosial, tunjangan-tunjangan khusus sesuai dengan profesi
yang dimilikinya dan tugas pekerjaannya, yang antara lain tugas pekerjaan yang
mengandung risiko, membahayakan bagi keselamatan dirinya dan atau mengancam
kesehatannya. Pemberian kesempatan untuk memperoleh kemajuan, juga merupakan
bagian dan kesejahteraan karyawan yang harus menjadi perhatian manajemen rumah
sakit. Sementara yang menyangkut keselamatan kerja adalah merupakan penerapan
berbagai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku mengenai ketenaga-kerjaan
khususnya yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit.
Sebagaimana kita ketahui bahwa di rumah sakit sangat banyak faktor-faktor yang
membahayakan, baik itu berupa faktor mekanik yang dapat menimbulkan kecelakaan
pada karyawan, faktor-faktor biologic, fisik, kimia dan sebagainya yang dapat
mengancam kesehatan para karyawan. Semua ini merupakan kewajiban manajemen
rumah sakit untuk melakukan pencegahannya lewat berbagai cara.
BAB V
Hubungan Rumah Sakit dengan Lembaga Terkait
Pasal 33
Memelihara hubungan baik antar rumah sakit, harus senantiasa diupayakan antara lain
dengan mencegah adanya persaingan yang tidak sehat, mengadakan kerja sama dan
koordinasi yang saling menguntungkan dalam hal pelayanan, pemanfaatan bersama
peralatan dan fasilitas maupun sumber daya manusia, pendidikan dan latihan staf dan
karyawan, dan lain-lain. Semua ini bisa dilakukan dalam wadah dan koordinasi dan
PERSI sebagai organisasi profesi perumahsakitan.
Pasal 34
Pada dasarnya pelayanan kesehatan diselenggarakan secara berjenjang dan upaya
kesehatan dasar sampai upaya rujukan yang lebih canggih, sehingga kerja sama antara
rumah sakit dengan badan-badan lain yang bergerak dalam bidang kesehatan termasuk
badan-badan usaha bidang kesehatan perlu digalang dengan tetap berpegang pada etika/
norma yang berlaku.
Pasal 35
Sudah sejak permulaan dalam sejarahnya, rumah sakit selain merupakan sarana
pelayanan kesehatan juga berfungsi dan digunakan sebagai sarana atau lahan pendidikan
tenaga-tenaga kesehatan dan sebagai tempat penelitian bidang kesehatan. Pendidikan dan
latihan tenaga tenaga kesehatan harus diartikan sebagai upaya kelanjutan dan
kesinambungan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan penelitian bidang kesehatan
harus diartikan sebagai upaya untuk memperbaiki dan peningkatan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Adanya kegiatan pendidikan, latihan dan penelitian di rumah sakit
tidak boleh berakibat menurunnya mutu dan efisiensi pelayanan, sehingga merugikan
pihak penderita. Porsi dan bobot kegiatan pendidikan latihan dan penelitian di rumah
sakit sangat ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya tersedianya sarana dan fasilitas,
sumber daya manusia, orientasi program rumah sakit, serta adanya afiliasi dengan
lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian.
Pasal 36
Rumah sakit berkewajiban menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan kepentingan local dan nasional.
BAB IV
Jenis Perilaku:
Tenaga kesehatan tidak dapat dikenakan sanksi jika berperilaku pantas, sebagaimana
contoh-contoh di bawah ini.
a. Penyampaian pendapat pribadi atau profesional pada saat diskusi, seminar atau
pada situasi lain:
c. Menyampaikan kritik konstruktif atau kesalahan pihak lain dengan cara tepat,
tidak bertujuan untuk menjatuhkan atau menyalahkan pihak tersebut.
e. Menggunakan bahasa yang jelas, tegas, dan langsung sesuai dengan kebutuhan
situasi dan kondisi pasien, misalnya penanganan pasien gawat darurat.
Tenaga kesehatan dapat dikenakan sanksi jika berperilaku tidak pantas, sebagaimana
contoh-contoh di bawah ini:
a. Merendahkan atau mengeluarkan perkataan tidak pantas kepada pasien, dan atau
keluarganya.
d. Membuat komentar yang tidak pantas tentang tenaga medis di depan pasien atau di
dalam rekam medis.
e. Tidak peduli, tidak tanggap terhadap permintaan pasien atau tenaga kesehatan lain.
f. Tidak mampu bekerjasama dengan anggota tim asuhan pasien atau pihak lain tanpa
alasan yang jelas.
g. Perilaku yang dapat diartikan sebagai menghina, mengancam, melecehkan, atau tidak
bersahabat kepada pasien dan atau keluarganya.
h. Melakukan pelecehan seksual baik melalui perkataan ataupun perbuatan kepada pasien
atau keluarga pasien.
A. PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan kesehatan, pelayanan melanjutkan karya cinta kasih Allah SWT dalam
karya penyelamatan sebagai penjaga kehidupan dengan persaudaraan dan percaya pada
penyelenggaraan Allah SWT.
c) Menjadi pelayan yang selalu siap sedia menerima dan melayani pasien sebagai
hamba Allah diatas segala perbedaan.
b) Berhak mensyaratkan bahwa pasien, tenaga medis dan tenaga penunjang lainnya
harus mentaati peraturan rumah sakit.
c) Berhak menerima imbalan atas jasa pelayanan, fasilitas dan peralatan yang
digunakan.
d) Berhak memilih, mengatur dan membina tenaga dokter dan tenaga penunjang
lainnya sesuai sistem dan prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit.
1) Kewajiban Umum
a) Rumah Sakit harus mentaati Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI).
c) Rumah Sakit harus mengutamakan pelayanan yang baik dan bermutu secara
berkesinambungan serta tidak mendahulukan urusan biaya.
d) Rumah Sakit harus memelihara semua catatan/ arsip baik medik maupun non
medik secara baik.
f) Rumah Sakit harus memelihara peralatan dengan baik dan agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
g) Rumah Sakit harus merujuk ke Rumah Sakit lain jika tidak tersedianya
peralatan atau tenaga yang dibutuhkan pasien.
a) Rumah sakit harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dan kritik
masyarakat dan berusaha agar pelayanannya menjangkau di luar rumah sakit.
b) Rumah Sakit harus memberikan penjelasan apa yang diderita pasien, dan
tindakan apa yang hendak dilakukan.
a) Rumah Sakit harus menjamin agar pimpinan, staf dan karyawannya senantiasa
mematuhi etika profesi masing-masing.
b) Rumah Sakit harus mengadakan seleksi tenaga staf dokter, perawat dan tenaga
lainnya berdasarkan nilai, norma dan standar ketenagaan.
c) Rumah Sakit harus menjamin agar koordinasi serta hubungan yang baik antara
seluruh tenaga di rumah sakit dapat dipelihara.
d) Rumah Sakit harus memberi kesempatan kepada seluruh tenaga rumah sakit
untuk meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan serta ketrampilannya.
1) Hak Pasien
e) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi.
g) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit.
h) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah
Sakit.
j) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan/tindakan medis.
p) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
q) Menggugat dan/ atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.
2) Kewajiban Pasien
a) Pasien dan keluarganya berkewajiban mentaati segala peraturan dan tata tertib
di Rumah Sakit.
1) Hak Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis
Lainnya
a) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesi dan tugas pekerjaannya.
b) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk bekerja menurut standar profesi serta berdasarkan hak
otonominya. Tenaga medis/dokter, walaupun ia berstatus sebagai karyawan
rumah sakit, namun pemilik atau direksi rumah sakit tidak dapat
memerintahkan untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari standar
profesi atau keyakinannya.
c) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk menolak keinginan pasien/klien yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, profesi, etika serta visi dan misi Rumah Sakit
Pelengkap Medical Center Jombang.
d) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien/klien apabila misalnya
hubungan dengan pasien/klien sudah berkembang begitu buruk sehingga
kerjasama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi, kecuali untuk pasien/klien
gawat darurat dan wajib menyerahkan pasien/klien kepada tenaga medis,
penunjang medis, non medis lain yang berkompeten.
e) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak atas privacy dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan
oleh pasien/klien dengan ucapan maupun tindakan yang melecehkan atau
memalukan.
f) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak mendapat informasi lengkap dari pasien/klien yang dirawat/dilayani
atau dari keluarganya.
g) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak mendapat informasi atau pemberitahuan pertama dalam menghadapi
pasien/klien yang tidak puas terhadap pelayanannya.
h) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit, pasien/klien,
keluarga pasien dan teman sejawat.
i) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk mendapat imbalan jasa atas jasa profesi atau pekerjaan yang
diberikan berdasarkan perjanjian dan atau ketentuan/peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
2) Kewajiban Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non medis
lainnya
b) Dokter wajib untuk selalu menjaga dan mempertahankan nama baik rumah
sakit.
c) Dokter wajib mendukung dan melibatkan diri dalam usaha rumah sakit
untuk memajukan dan mengembangkan rumah sakit.
e) Dokter wajib memahami dan dengan setia ikut ambil bagian dalam
mewujudkan visi dan misi rumah sakit.
d) Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu
dan ketrampilannya untuk kepentingan penderita.
f) Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas peri
kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan
mampu memberikannya.
j) Dokter wajib membuat informed consent atas setiap tindakan medis yang
mengandung resiko tinggi.
l) Dokter wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau dalam perjanjian
yang telah dibuatnya.
m) Dokter wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait secara
timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
b) Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman sejawatnya,
tanpa persetujuannya.
3) Kewajiban Perawat
d) Perawat wajib meminta persetujuan kepada pasien atas tindakan yang akan
dilakukannya.
i) Setiap perawat wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas peri
kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan mampu
memberikannya.
j) Perawat wajib membuat catatan asuhan keperawatan yang baik dan lengkap
secara berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
n) Perawat wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau dalam perjanjian
yang telah dibuatnya.
o) Perawat wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait secara
timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
4) Kewajiban Bidan
d) Bidan wajib meminta persetujuan kepada pasien atas tindakan yang akan
dilakukannya.
e) Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada tenaga medis atau tenaga
lain yang berkompeten sesuai dengan indikasi medis pasien.
i) Setiap Bidan wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas peri
kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan mampu
memberikannya.
j) Bidan wajib membuat catatan asuhan kebidanan yang baik dan lengkap secara
berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
l) Setiap Bidan wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti
perkembangan ilmu kebidanan.
n) Bidan wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau dalam perjanjian
yang telah dibuatnya.
o) Bidan wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait secara
timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
5) Kewajiban Tenaga Non Medis Lainnya
d) Tenaga non medis lainnya wajib membuat pencatatan dan pelaporan atas
pelaksanaan tugas pekerjaannya.
e) Tenaga non medis lainnya wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan
dan mengikuti perkembangan ilmu yang terkait dengan tugas pekerjaannya.
f) Tenaga non medis lainnya wajib mengadakan perjanjian hubungan kerja secara
tertulis dengan pihak rumah sakit.
g) Tenaga non medis lainnya wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau
dalam perjanjian yang telah dibuatnya.
h) Tenaga non medis lainnya wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain
yang terkait secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
2. Rumah Sakit harus memelihara hubungan yang baik antar rumah sakit dan
menghindarkan persaingan yang tidak sehat.
3. Rumah Sakit harus menggalang kerjasama yang baik dengan instansi atau badan
lain yang bergerak di bidang kesehatan.
4. Rumah Sakit harus berusaha membantu kegiatan pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan
kesehatan.
2. Bila terdapat keterbatasan fasilitas atau tenaga ahli, demi kepentingan pasien,
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang dapat bekerjasama dan merujuk
pasien ke Rumah Sakit lain yang lebih lengkap dengan sepengetahuan dan
sepertujuan pasien atau keluarga pasien.
1. Pemberian informasi tentang hal-hal yang bersifat promosi, reklame dan iklan
serta marketing, dilaksanakan oleh bagian yang ditugaskan untuk hal tersebut
dengan tetap mengindahkan nilai-nilai etik.
2. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus menyatakan yang sebenarnya
dan sebaiknya menyatakan fakta yang signifikan, tidak mencantumkan hal-hal
yang menyesatkan masyarakat.
3. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus menahan diri dari membuat
pernyataan yang salah, menyesatkan atau tidak mendukung pesaing atau
produk/jasa pesaing.
4. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus bebas dari pernyataan, ilustrasi
atau implikasi yang menghina cita rasa yang baik atau kesopanan masyarakat.
BAB V
PENUTUP
Rumah sakit harus menggalang kerja sama yang baik dengan instansi atau
badan lain yang bergerak di bidang kesehatan.
DOKUMEN
PROSES
NOTULENSI
NO NAMA JABATAN
1 dr. Lely Kurni Sari, M.Kes Direktur RS PMC Jombang
2 dr. Eko Digdoprihasto Tjahjo, Sp.OG Ketua Komite Etik
3 dr. Bagus Indra Kusuma Sekretaris Komite Etik
4 Mira Aditya W, Amd. Kep Anggota
KEPUTUSAN
RENCANA TINDAK
NO. AGENDA KEPUTUSAN PIC
LANJUT
1 Menyusun Kode Sesuaikan dengan - Semua dokumen Sekretaris
Etik RS, SK Direktur terbaru selesain sebelum tahun Etik
Pedoman dan tata RS PMC, untuk 2022.
Laksana isinya disesuaikan
Organisasi dengan tata naskah
Komite Etik, dokumen terbaru
Panduan Etik RS
dan Code Of
Conduct.
Mengetahui,
Direktur
RumahSakit Pelengkap Medical Center Jombang
DOKUMEN