Anda di halaman 1dari 47

KODE ETIK

RS PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG

RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER


JL. IR. JUANDA NO. 03 TELP/FAX : (0321) 877945, (0321) 869826 FLEXI (0321) 7157713

JOMBANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-NYA kami dapat menyelesaikan Kode Etik RS Pelengkap
Medical Center Jombang. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam meyelesaikan pedoman ini.
Kami sangat berharap buku kode etik ini dapat berjalan dengan baik dan dapat
meningkatkan keperdulian terhadap sesama manusia karena manusia merupakan mahluk
sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Untuk itu,kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang,mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga kegiatan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
kode etik yang telah disusun dapat berguna bagi kami ataupun bagi yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang dapat membantu kearah yang lebih baik lagi.

Jombang, 14 Desember 2021


Penyusun
Ketua Komite Etik Rumah Sakit Sekretaris Komite Etik RSPMC

dr. Eko Digdoprihasto Tjahjo, Sp.OG dr. Bagus Indra Kusuma


NIK. 65.150.801.119 NIK. 94.191031.534
.

i
DAFTAR ISI

COVER ..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ iii
SK DIREKTUR
BAB I DEFINISI ......................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.............................................................................. 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN ..................................................................... 2
BAB II RUANG LINGKUP ...................................................................................... 3
BAB III KODE ETIK RS PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG ........... 4
BAB IV KODE ETIK PERILAKU TENAGA KERJA............................................... 19
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 41
DOKUMEN ................................................................................................................... 42

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG


KODE ETIK RUMAH SAKIT

TANDA
NAMA KETERANGAN TANGGAL
TANGAN

Gigih Kharisma Teta Riyanci Pembuat Dokumen

Ns. Gusty Aji Oktavia, S. Kep. Authorized Person

dr. Lely Kurnia Sari., M. Kes. Direktur RS PMC

iii
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG
NOMOR : 349/SK/DIR/PMC/XII/2021

TENTANG
KODE ETIK
RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DIREKTUR RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG
Menimbang : a. bahwa dalam memberikan pelayanan kesehatan yang baik,
bermutu, profesional dan diterima pasien merupakan tujuan
utama pelayanan rumah sakit;
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
maka perlu ditingkatkan kemampuan tenaga kesehatan
menyelesaikan masalah-masalah medis dan non-medis di
rumah sakit dan tercipta struktur yang mendukung pelayanan
kesehatan secara profesional dan berkualitas;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka
berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b dipandang perlu dibuatkan Keputusan Direktur
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang Tentang
Kode Etik Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004
Nomor 116 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
44431);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1045/2006
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum;
6. Keputusan PT. Pelengkap Medika Sejahtera Nomor
051/DIR.PMS/VIII/2021 tentang Penunjukkan dan Pengangkatan
Direktur RS Pelengkap Medical Center Jombang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL
CENTER JOMBANG TENTANG PENETAPAN KODE ETIK RUMAH
SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG;
Kesatu : Menetapkan Kode Etik Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang.
Kedua : Menerapkan Kode Etik Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang
sebagai acuan dalam lampiran surat keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan atau kesalahan akan dilakukan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jombang
Tanggal : 16 Desember 2021
Direktur
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center
Jombang

dr. Lely Kurnia Sari, M.Kes.


NIK .72.211001.619

Lampiran I
Keputusan Direktur Rumah Sakit Pelengkap Medical
Center Jombang
Nomor : 349/SK/DIR.PMC/XII/2021
Tentang : Pedoman Pengorganisasian dan Tata
Laksana Komite Etik
Tanggal : 16 Desember 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang pada
dasarnya merupakan suatu pengabdian kepada kepentingan masyarakat banyak,
dewasa ini telah berkembang menjadi suatu unit sosio-ekonomi yang makin hari
makin kompleks permasalahannya. Kompleksitas permasalahan di rumah sakit itu.
Antara lain karena dualisme fungsi rumah sakit seperti tersebut di atas sering
menimbulkan persepsi serta harapan masyarakat yang tersusun oleh berbagai unsur
profesi tidak jarang dapat menimbulkan permasalahan tersendiri. Oleh karena itu perlu
suatu pengelolaan yang cermat dan seksama agar para profesional dapat menjalankan
tugasnya dengan sebaik-baiknya demi peningkatan kesejahteraan rakyat.
Berbagai profesi yang bekerja di rumah sakit didasari oleh kode etik profesi
masing-masing, yang dijadikan tatanan perilaku masing-masing profesi tersebut.
Tatanan perilaku ini hanya dapat dipahami oleh nurani masing-masing profesi
sehingga perilaku suatu profesi sering sulit dipahami oleh profesi lain.
Kode Etik Rumah Sakit adalah norma yang diharapkan untuk dijadikan tatanan
perilaku bagi setiap anggota masyarakat rumah sakit yang multi profesi tersebut.
Pengaturan perilaku yang dimaksud disini menekankan pada perilaku masing-masing
profesi dalam pengamalan profesinya agar dapat menghasilkan manfaat yang optimal
bagi semua pihak. Selain itu kode etik rumah sakit diharapkan dapat merupakan
jaminan bagi semua profesi untuk dapat melakukan profesinya dengan tenang dan
aman. Selain itu profesi pelayanan kesehatan kesehatan selalu berhadapan dengan
resiko yang melekat. Walaupun telah bekerja dengan hati-hati, resiko yang melekat
sulit dihilangkan sama sekali.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan disegala bidang dewasa ini akan
mendorong serta memperbesar kemungkinan terjadinya resiko. Etika rumah sakit
merupakan pegangan yang dapat menuntun kearah penyempurnaan fungsi rumah sakit
agar kode etik dapat ditegakkan. Usaha-usaha tersebut tentu saja harus dilaksanakan
oleh orang-orang yang mengerti benar tentang kode etik rumah sakit serta kode etik-
kode etik dari berbagai profesi yang ada di rumah sakit.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Kode Etik Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang disusun dimaksudkan
sebagai acuan agar perilaku dokter, perawat dan tenaga penujang lainya dapat
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan berpedoman pada etika-etika
yang baku baik etika perumahsakitan, etika kedokteran, perawatan maupun etika
lainnya.
2. Tujuan
Menciptakan keserasian hubungan antar berbagai profesi di lingkungan Rumah
Sakit Pelengkap Medical Center Jombang sehingga dapat dikembangkan suasana
yang konduktif, bermutu serta menjaga keserasian hubungan antar rumah sakit
dengan masyarakat/ pasien.

BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Kode Etik di Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang meliputi
pengendalian perilaku dokter, perawat dan tenaga penujang lainya agar dapat menjalankan
tugasnya dengan sebaik-baiknya dan berpedoman pada etika-etika yang baku baik etika
perumahsakitan, etika kedokteran, perawatan maupun etika lainnya.
BAB III
KODE ETIK RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG

I. PENERAPAN KODE ETIK RUMAH SAKIT SECARA UMUM


Peristiwa sejarah menunjukkan bahwa peradaban umat manusia memunculkan
kepermukaan berbagai sistem tingkah laku sosial yang menghablur dalam bentuk
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kesadaran umum dan kecerdasan lahir batin
persekutuan hidup ini pada hakikatnya telah memicu kepedulian sosial yang bersumber
pada kemurnian akhlak insani yang pada gilirannya menggugah tanggung jawab bersama
atas nasib sesama manusia yang ditimpa musibah. Bahkan telah menjadi buah mulut
bahwa hanya di dalam peradaban yang progresif nampak mencolok keyakinan warga
masyarakat perlu meningkatkan kewajiban berdasarkan amal ibadah menyelenggarakan
kesejahteraan umum.
Kesejahteraan umum tercakup di dalamnya pelayanan medik, termasuk bedah
pada hakikatnya muncul lebih awal dalam sejarah peradaban manusia dan pada pelayanan
rumah sakit dan lembaga-lembaga sosial lainnya yang menyediakan berbagai kemudahan
pengobatan dan perawatan pasien.
Kisah pertumbuhan dan perkembangan rumah sakit dimana-mana disambut
sebagai keunggulan peradaban manusia atas berbarisme pada umumnya, altruisme atau
egoisme, malah perilaku watak gotong royong atau individualisme khususnya.
Penyelenggaraan rumah-rumah sakit sampai dengan saat ini pada dasarnya berlangsung
sebagai akibat getaran jiwa insani yang luhur yakni kasih sayang yang sejati. Kendatipun
pergaulan hidup senantiasa mengalami perubahan yang berkesinambungan, watak dan
budi pekerti manusia boleh dibilang sepanjang masa relatif tetap sama.
Perumahsakitan di Indonesia memiliki sejarah yang khas dalam kaitannya dengan
sejarah bangsa Indonesia. Keterlibatannya secara langsung dalam pergerakan bangsa
Indonesia dalam upaya membebaskan diri dari cengkeraman penjajahan, yang telah
membuahkan momentum penting yaitu “kebangkitan nasional” yang telah dijadikan
tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam menggalang kesatuan dan persatuan bangsa
Indonesia yang bermottokan “satu Nusa, satu Bangsa dan satu Bahasa”, telah mewarnai
jati diri perumahsakitan Indonesia. Latar belakang kemajemukan dan keanekaragaman
sosial ekonomi dan kebudayaan telah dapat dicairkan, dan digantikan oleh semangat yang
dilambangkan sebagai “Bhineka Tunggal Ika” ; semua ini telah mendasari seluruh peri
kehidupan, termasuk perkembangan perumahsakitan di Indonesia. Selanjutnya juga
keterlibatan perumahsakitan beserta para tenaga kesehatannya dalam perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia, sehingga tercapainya Indonesia Merdeka dan berdirinya
“Negara Republik Indonesia, yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945”, telah pula
turut mewarnai jati diri perumahsakitan Indonesia. Semua ini harus dijadikan modal
dalam menghadapi masa depan bangsa Indonesia yang penuh tantangan, yang diwujudkan
dalam “Pembangunan Nasional” termasuk di dalamnya “Pembangunan Kesehatan
Nasional”, khususnya pembangunan perumahsakitan Indonesia.
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) sebagai lembaga lahan
pengembangan dan pengabdian profesi dalam bidang perumahsakitan yang telah didirikan
pada tanggal 11 April 1978 di Jakarta, merupakan mitra pemerintah yang bertujuan untuk
menyukseskan program pemerintah dalam pembangunan bidang kesehatan pada
umumnya dan perumahsakitan pada khususnya. Salah satunya adalah dengan
mempersembahkan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) yang memuat
rangkuman nilai-nilai dan norma norma perumahsakitan Indonesia untuk dijadikan
pedoman dan pegangan bagi segenap insan perumahsakitan yang secara langsung maupun
tidak langsung terlibat dan berkepentingan dengan penyelenggaraan dan pengelolaan
rumah sakit di Indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam KODERSI ini menampakkan nilai-nilai etik
yang identic dengan nilai-nilai akhlak atau moral, yang mutlak diperlukan guna melandasi
dan menunjang berlakunya nilai-nilai atau kaidah-kaidah lainnya dalam bidang
perumahsakitan, seperti perundang-undangan, hukum dan sebagainya, guna tercapainya
pemberian pelayanan kesehatan oleh rumah sakit, yang baik, bermutu dan profesional.
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center telah menetapkan Kode Etik Rumah Sakit
Pelengkap Medical Center Jombang yang sepenuhnya mengacu pada Kode Etik Rumah
Sakit Indonesia (KODERSI).

Pasal 1
Rumah sakit wajib menyusun kode etik sendiri dengan mengacu pada KODERSI, dapat
memasukkan unsur dari etika profesi, dan tidak bertentangan dengan prinsip moral dan
peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 2
Rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan perseorangan secara
paripurna, yakni pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, dan
memulihkan kesehatan. Pelayanan kesehatan ini diberikan sesuai dengan kebutuhan
pasien dan dengan mempertimbangkan kemampuan rumah sakit. Dalam hal rumah sakit
tidak mampu maka rumah sakit berkewajiban mencari jalan lain seperti merujuk pasien ke
rumah sakit lain.

Pasal 3
Pelayanan yang baik dan bermutu secara berkesinambungan pada dasarnya merupakan
penyelenggaraan pelayanan secara menyeluruh, yang satu dengan yang lain terkait erat
sedemikian rupa, sehingga terlaksana pelayanan rumah sakit, yang:
1. Setiap saat siap memberikan layanan.
2. Beranjak dan pendirian dan pandangan bahwa manusia adalah suatu kesatuan psiko-
sosio-somatik.
3. Menjamin diberikannya mutu pelayanan teknik medik yang menunjukkan kemampuan
dan ketrampilan terbaik.
4. Menjamin terselenggaranya mutu pelayanan yang manusiawi dan dilakukan dengan
dedikasi tinggi serta penuh kehati-hatian.
Yang dimaksud dengan standar pelayanan Rumah Sakit adalah pedoman yang
harus diikuti dalam menyelenggarakan Rumah Sakit antara lain Standar Prosedur
Operasional, standar pelayanan medis, dan standar keperwatan. Yang dimaksud dengan
standar prosedur operasional adalah suatu perangkat instruksi/ langkah-langkah yang
dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu. Standar prosedur operasional
memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan consensus bersama untuk
melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan
kesehatan berdasarkan standar profesi.

Pasal 4
Rumah sakit harus mengikuti perkembangan dunia perumah-sakitan.

Pasal 5
Rumah sakit harus dapat mengawasi serta bertanggungjawab terhadap semua kejadian di
rumah sakit. Dalam penyelenggaraan rumah sakit dilakukan audit berupa audit kinerja
dan audit klinis.
Yang dimaksud dengan tanggung jawab rumah sakit disini ialah:
1. Tanggung jawab umum.
2. Tanggung jawab khusus yang meliputi tanggung jawab hukum, etik dan tata tertib
atau disiplin.
Tanggung jawab umum rumah sakit merupakan kewajiban pimpinan rumah sakit
menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai permasalahan-permasalahan peristiwa,
kejadian dan keadaan di rumah sakit.
Tanggungjawab khusus muncul jika ada anggapan bahwa rumah sakit telah melanggar
kaidah-kaidah, baik dalam bidang hukum, etik, maupun tata tertib atau disiplin. Audit
kinerja adalah pengukuran kinerja berkala yang meliputi kinerja pelayanan dan kinerja
keuangan. Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya
yang dilaksanakan oleh profesi medis.

Pasal 6
Rumah sakit berkewajiban menetapkan kerangka kerja untuk manajemen yang menjamin
asuhan pasien yang baik diberikan sesuai norma etik, moral, bisnis, dan hukum yang
berlaku.

Pasal 7
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah suatu sistem teknologi informasi
komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah
Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk
memperoleh informasi secara tepat dan akurat dan merupakan bagian dari Sistem
Informasi Kesehatan.

Pasal 8
Promosi sebagai alat pemasaran rumah sakit dapat dilakukan dengan pemberian
informasi yang jujur, jelas, tidak berlebihan dan tidak membanding-bandingkan dengan
rumah sakit lain. Promosi dilaksanakan dengan memperhatikan aspek informatif,
edukatif, preskriptif dan preparatif bagi khalayak ramai umumnya dan pasien khususnya.

Informatif:
Memberikan pengetahuan mengenai hal ikhwal yang ada relevansinya dengan berbagai
pelayanan dan program rumah sakit yang efektif bagi pasien/konsumen.

Edukatif:
Mmperluas cakrawala khalayak ramai tentang berbagai fungsi dan program rumah sakit,
penyelenggara kegiatan upaya kesehatan, meliputi perbekalan kesehatan di rumah sakit
yang bersangkutan.

Preskriptif:
Pemberian petunjuk-petunjuk kepada khalayak ramai umumnya dan pasien khususnya
tentang peran pencari pelayanan kesehatan dalam proses diagnosis dan terapi.

Preparatif:
Membantu pasien/keluarga pasien dalam proses pengambilan keputusan. Kesemuanya ini
harus diberikan secara kongkret dan berdasarkan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia.
BAB II
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Masyarakat

Pasal 9
Rumah sakit harus memberikan pelayanan yang baik dan bermutu secara
berkesinambungan serta tidak mendahulukan urusan biaya, rumah sakit harus
melaksanakan fungsi sosial dengan menyediakan fasilitas pelayanan kepada pasien tidak
mampu/ miskin, pasien gawat darurat, dan korban bencana.

Pasal 10
Pelayanan rumah sakit harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan kehormatan
pasien. Hal ini tercantum pada sikap dan perilaku tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan di rumah sakit. Sikap dan perilaku tenaga kesehatan haruslah sesuai dengan
norma sopan santun dan adat istiadat yang berlaku setempat.

Pasal 11
Kebijakan pelayanan rumah sakit harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan
masyarakat setempat, dengan memperhatikan antara lain tingkat sosial ekonomi
masyarakat, tingkat pendidikan, budaya masyarakat, komposisi penduduk, pola penyakit
dan sebagainya.

Pasal 12
Rumah Sakit harus memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit
kepada masyarakat.

Pasal 13
Rumah sakit harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dan kritik, serta berusaha
menanggapi keluhan pasien dan masyarakat.

Pasal 14
Rumah sakit dalam operasionalnya banyak menggunakan bahan-bahan berbahaya dan
dapat menghasilkan bahan-bahan berupa limbah yang dapat mencemari lingkungan,
menimbulkan gangguan, mengancam dan bahkan membahayakan kehidupan manusia,
baik itu berupa unsur-unsur fisik, biologik, kimia dan sebagainya. Untuk ini,
penyelenggara dan manajemen rumah sakit dituntut memperhatikan hal ini, menyediakan
dan memelihara secara terus menerus sarana dan prasarana yang bertujuan mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan yang dapat mengancam dan membahayakan
kehidupan manusia.

BAB III
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pasien

Pasal 15
Hak hak asasi pasien adalah hak-hak yang sangat fundamental yang dimiliki pasien
sebagai seorang makhluk Tuhan, terutama yang dimaksud dalam pasal ini menyangkut
hak-hak yang berkaitan dengan pelayanan rumah sakit, yang dalam hal ini ada dua hak
dasar pasien, yaitu:

1. Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan yang


bermutu, sesuai dengan standar profesi kedokteran dan standar profesi keperawatan.
2. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri.

Dari kedua hak dasar ini dapat diturunkan hak-hak pasien lainnya seperti hak untuk
memperoleh informasi mengenai kesehatan/ penyakitnya, hak untuk memilih rumah
sakit, hak untuk memilih dokter, hak untuk meminta pendapat dokter lain (sebagai second
opinion), hak atas privacy dan atas kerahasiaan pribadinya, hak untuk menyetujui atau
menolak tindakan atau pengobatan yang akan dilakukan oleh dokter, dan lain-lain,
kecuali yang dianggap bertentangan dengan undang-undang, dengan nilai-nilai agama,
moral dan dengan nilai-nilai Pancasila, seperti tindakan “euthanasia”, aborsi tanpa
indikasi medik dan lain sebagainya tidak bisa dibenarkan.

Pasal 16
Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
Yang dimaksud dengan keselamatan pasien (Patient Safety) adalah proses dalam suatu
Rumah Sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di
dalamnya asesmen risiko, identifikasi dan manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden dan
menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalkan timbulnya risiko.

Pasal 17
Rumah sakit harus memberikan penjelasan kepada pasien dan atau keluarganya tentang
apa yang diderita pasien, tindakan apa yang diderita pasien, tindakan apa yang dilakukan,
dan siapa yang melakukannya.

Pasal 18
Setiap tindakan kedokteran harus memperoleh persetujuan dari pasien kecuali pasien
tidak cakap atau pada keadaan darurat. Persetujuan dapat diberikan oleh pasien atau
keluarga terdekat. Persetujuan tersebut diberikan secara lisan atau tertulis. Persetujuan
tertulis hanya diberikan pada tindakan kedokteran berisiko tinggi.

Pasal 19
Rumah Sakit mendukung hak pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses
pelayanan.

Pasal 20
Pasien berhak menolak atau menghentikan pengobatan yang sedang dijalani. Pasien yang
menolak pengobatan karena alasan financial harus diberikan penjelasan bahwa pasien
berhak memperoleh jaminan dari Pemerintah.

Pasal 21
Rumah sakit berkewajiban merujuk dan memberikan penjelasan kepada pasien yang
memerlukan pelayanan di luar kemampuan pelayanan rumah sakit.

Pasal 22
Rumah sakit harus mengupayakan pasien mendapatkan kebutuhan privasi dan
berekewajiban menyimpan rahasia kedokteran. Rahasia kedokteran hanya dapat dibuka
untuk kepentingan kesehatan pasien, untuk pemenuhan permintaan aparat penegak
hukum dalam rangka penegakan hukum, atas persetujuan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 23
Rumah sakit berkewajiban memperhatikan kebutuhan khusus pasien dan mengurangi
kendala fisik, bahasa dan budaya, serta penghalang lainnya dalam memberikan
pelayanan.

Pasal 24
Rumah sakit berkewajiban melindungi pasien yang termasuk kelompok rentan seperti
anak-anak, individu yang memiliki kemampuan berbeda (difabel), lanjut usia, dan
lainnya.

Pasal 25
Sebagai akibat kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, telah
menyebabkan meningkatkan biaya kesehatan yang harus dipikul oleh pasien sebagai
pengguna jasa pelayanan kesehatan, sehingga semua ini memerlukan pengawasan dan
pengendalian agar penerapan ilmu dan teknologi kedokteran di rumah sakit benar-benar
sesuai dengan persyaratan profesi. Penyimpangan dan penyalahgunaan teknologi
kedokteran di rumahsakit bisa terjadi sebagai akibat ketidaktahuan, ketidakmampuan,
atau mungkin pula karena kesengajaan dengan tujuan agar mendapat imbalan yang lebih
banyak, baik untuk kepentingan pribadi (dokter) sebagai pelaku pemberi pelayanan,
untuk mendapat honor lebih banyak, maupun untuk peningkatan pendapatan rumah sakit.
Namun apapun alasannya perbuatan demikian merupakan perbuatan yang tidak terpuji,
dan merupakan pelanggaran KODERSI maupun KODEK yang tidak boleh terjadi di
sebuah rumah sakit. Adalah menjadi kewajiban manajemen rumah sakit untuk dapat
mencegah terjadinya penyimpangan maupun penyalahgunaan teknologi kedokteran yang
merugikan pasien. Maka untuk itu rumah sakit harus memiliki standar pelayanan medik
yang baku yang wajib untuk ditaati oleh semua staf rumah sakit. Standar ini harus
senantiasa di pantau, bila perlu setiap saat dapat dirubah dan disesuaikan dengan
perkembangan baru. Dengan demikian kualitas pelayanan yang baik dapat terjamin, dan
perhitungan biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien selaku pengguna jasa pelayanan
rumah sakit dapat di pertanggungjawabkan.
BAB IV
Kewajiban Rumah Sakit Terhadap Pimpinan, Staf, dan Karyawan

Pasal 26
Rumah sakit harus menjamin agar pimpinan, staf, dan karyawannya memperoleh jaminan
sosial nasional.

Pasal 27
Tata kelola rumah sakit yang baik adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen rumah
sakit yang berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, independendi dan
responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran. Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan
fungsi manajemen klinis yang meliputi kepemimpinan klinik, audit klinis, risiko klinis
berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil
pelayanan, pengembangan profesional dan akreditasi rumah sakit.

Pasal 28
Rumah sakit harus menetapkan ketentuan pendidikan, ketrampilan, pengetahuan, dan
persyaratan lain bagi seluruh tenaga kesehatan.

Pasal 29
Rumah sakit harus menjamin agar koordinasi serta hubungan yang baik antara seluruh
tenaga di rumah sakit dapat terpelihara.

Pasal 30
Rumah sakit berkewajiban menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Sumber Daya
Manusia serta memberi kesempatan kepada seluruh tenaga rumah sakit untuk
meningkatkan diri, menambah ilmu pengetahuan, dan ketrampilannya.
Ciri-ciri rumah sakit modern adalah selain padat karya juga semain padat modal, padat
teknologi bahkan padat perubahan dan penyesuaian sehingga unsur sumber daya manusia
senantiasa perlu deprogram demi peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.

Pasal 31
Rumah sakit harus mengawasi agar penyelenggaraan pelayanan dilakukan berdasarkan
standar profesi yang berlaku. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien, dan mengutamakan
keselamatan pasien.
Pasal 32
Kewajiban rumah sakit untuk memberi kesejahteraan kepada karyawan dan menjaga
keselamatan kerja, pada hakikatnya adalah merupakan penerapan manajemen sumber
daya manusia dalam organisasi rumah sakit secara profesional, handal, adil dan bijak
serta memperlakukan para karyawan rumah sakit sesuai dengan harkat, derajat dan
martabatnya sebagai manusia. Yang menyangkut kesejahteraan karyawan, antara lain
berupa penetapan upaya imbalan materi yang memadai sesuai dengan prestasi yang
diberikan oleh masing-masing karyawan kepada rumah sakit, pemberian berbagai
jaminan dan atau tunjangan sosial, tunjangan-tunjangan khusus sesuai dengan profesi
yang dimilikinya dan tugas pekerjaannya, yang antara lain tugas pekerjaan yang
mengandung risiko, membahayakan bagi keselamatan dirinya dan atau mengancam
kesehatannya. Pemberian kesempatan untuk memperoleh kemajuan, juga merupakan
bagian dan kesejahteraan karyawan yang harus menjadi perhatian manajemen rumah
sakit. Sementara yang menyangkut keselamatan kerja adalah merupakan penerapan
berbagai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku mengenai ketenaga-kerjaan
khususnya yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit.
Sebagaimana kita ketahui bahwa di rumah sakit sangat banyak faktor-faktor yang
membahayakan, baik itu berupa faktor mekanik yang dapat menimbulkan kecelakaan
pada karyawan, faktor-faktor biologic, fisik, kimia dan sebagainya yang dapat
mengancam kesehatan para karyawan. Semua ini merupakan kewajiban manajemen
rumah sakit untuk melakukan pencegahannya lewat berbagai cara.

BAB V
Hubungan Rumah Sakit dengan Lembaga Terkait

Pasal 33
Memelihara hubungan baik antar rumah sakit, harus senantiasa diupayakan antara lain
dengan mencegah adanya persaingan yang tidak sehat, mengadakan kerja sama dan
koordinasi yang saling menguntungkan dalam hal pelayanan, pemanfaatan bersama
peralatan dan fasilitas maupun sumber daya manusia, pendidikan dan latihan staf dan
karyawan, dan lain-lain. Semua ini bisa dilakukan dalam wadah dan koordinasi dan
PERSI sebagai organisasi profesi perumahsakitan.

Pasal 34
Pada dasarnya pelayanan kesehatan diselenggarakan secara berjenjang dan upaya
kesehatan dasar sampai upaya rujukan yang lebih canggih, sehingga kerja sama antara
rumah sakit dengan badan-badan lain yang bergerak dalam bidang kesehatan termasuk
badan-badan usaha bidang kesehatan perlu digalang dengan tetap berpegang pada etika/
norma yang berlaku.

Pasal 35
Sudah sejak permulaan dalam sejarahnya, rumah sakit selain merupakan sarana
pelayanan kesehatan juga berfungsi dan digunakan sebagai sarana atau lahan pendidikan
tenaga-tenaga kesehatan dan sebagai tempat penelitian bidang kesehatan. Pendidikan dan
latihan tenaga tenaga kesehatan harus diartikan sebagai upaya kelanjutan dan
kesinambungan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan penelitian bidang kesehatan
harus diartikan sebagai upaya untuk memperbaiki dan peningkatan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Adanya kegiatan pendidikan, latihan dan penelitian di rumah sakit
tidak boleh berakibat menurunnya mutu dan efisiensi pelayanan, sehingga merugikan
pihak penderita. Porsi dan bobot kegiatan pendidikan latihan dan penelitian di rumah
sakit sangat ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya tersedianya sarana dan fasilitas,
sumber daya manusia, orientasi program rumah sakit, serta adanya afiliasi dengan
lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian.

Pasal 36
Rumah sakit berkewajiban menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan kepentingan local dan nasional.
BAB IV

KODE ETIK PERILAKU TENAGA KESEHATAN

Perilaku yang pantas adalah perilaku yang mendukung kepentingan pasien,


membantu pelaksanaan asuhan pasien, dan ikut serta berperan mendukung keberhasilan
pelaksanaan kegiatan perumahsakitan. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah
sakit harus mengikuti kode etik perilaku yang tercantum dalam peraturan internal staf
rumah sakit.

Kode etik perilaku merupakan seperangkat peraturan yang dijadikan pedoman


perilaku di rumah sakit. Kode etik perilaku bertujuan membantu menciptakan dan
mempertahankan integritas, membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat,
nyaman, dan dimana setiap orang dihargai dan dihormati martabatnya setara sebagai
anggota tim asuhan pasien.

Jenis Perilaku:

1. Perilaku yang pantas.

Tenaga kesehatan tidak dapat dikenakan sanksi jika berperilaku pantas, sebagaimana
contoh-contoh di bawah ini.

a. Penyampaian pendapat pribadi atau profesional pada saat diskusi, seminar atau
pada situasi lain:

i. Penyampain pendapat untuk kepentingan pasien kepada pihak lain (dokter,


perawat, atau direksi rumah sakit) dengan cara yang pantas dan sopan

ii. Pandangan profesional

iii. Penyampaian pendapat pada saat diskusi kasus.

b. Penyampaian ketidaksetujuan atau ketidakpuasan atas kebijakan melalui tata cara


yang berlaku di rumah sakit tersebut.

c. Menyampaikan kritik konstruktif atau kesalahan pihak lain dengan cara tepat,
tidak bertujuan untuk menjatuhkan atau menyalahkan pihak tersebut.

d. Menggunakan pendekatan kooperatif untuk menyelesaikan masalah.

e. Menggunakan bahasa yang jelas, tegas, dan langsung sesuai dengan kebutuhan
situasi dan kondisi pasien, misalnya penanganan pasien gawat darurat.

2. Perilaku yang tidak pantas.

Tenaga kesehatan dapat dikenakan sanksi jika berperilaku tidak pantas, sebagaimana
contoh-contoh di bawah ini:

a. Merendahkan atau mengeluarkan perkataan tidak pantas kepada pasien, dan atau
keluarganya.

b. Dengan sengaja menyampaikan rahasia, aib, atau keburukan orang lain.


c. Menggunakan bahasa yang mengancam, menyerang, merendahkan, atau menghina.

d. Membuat komentar yang tidak pantas tentang tenaga medis di depan pasien atau di
dalam rekam medis.

e. Tidak peduli, tidak tanggap terhadap permintaan pasien atau tenaga kesehatan lain.

f. Tidak mampu bekerjasama dengan anggota tim asuhan pasien atau pihak lain tanpa
alasan yang jelas.

g. Perilaku yang dapat diartikan sebagai menghina, mengancam, melecehkan, atau tidak
bersahabat kepada pasien dan atau keluarganya.

h. Melakukan pelecehan seksual baik melalui perkataan ataupun perbuatan kepada pasien
atau keluarga pasien.

II. SPRIRITUALITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL


CENTER JOMBANG

A. PELAYANAN KESEHATAN

Pelayanan kesehatan, pelayanan melanjutkan karya cinta kasih Allah SWT dalam
karya penyelamatan sebagai penjaga kehidupan dengan persaudaraan dan percaya pada
penyelenggaraan Allah SWT.

B. ARAH DASAR PELAYANAN KESEHATAN

a) Membantu pasien yang dilayani sesuai dengan kepercayaan.

b) Menjamin hak pasien yang dilayani terpenuhi.

c) Menjadi pelayan yang selalu siap sedia menerima dan melayani pasien sebagai
hamba Allah diatas segala perbedaan.

d) Mendukung pelayanan kesehatan nasional yang mengutamakan pasien yang tidak


mampu.
C. PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN

Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan selalu:

a) Memperjuangkan pelayanan yang membela kehidupan dan martabat dari setiap


individu yang dilayani di Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang.

b) Mendahulukan pelayanan dan keselamatan individu di setiap unit pelayanan


kesehatan di atas segala perbedaan.

c) Mengembangkan sistem dan mekanisme pelayanan yang menjamin kepastian dan


rasa aman setiap individu di setiap unit pelayanan kesehatan.

d) Memperhatikan perkembangan hidup beriman dan pendampingan hidup rohani


bagi setiap individu, sesuai dengan iman dan kepercayaan di setiap unit pelayanan
kesehatan.

e) Menyediakan kesempatan pada semua pihak yang terlibat untuk membangun


persaudaraan sejati.

f) Menyiapkan sistem dan perangkat untuk semakin mampu menanggapi setiap


perubahan kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan nasional.

D. HAK DAN KEWAJIBAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN

1. Hak Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang

a) Berhak membuat peraturan-peraturan yang berlaku di rumah sakit sesuai dengan


visi, misi, falsafah, serta kondisi/keadaan yang ada di rumah sakit (Hospital By
Laws & Medical Staf By Laws).

b) Berhak mensyaratkan bahwa pasien, tenaga medis dan tenaga penunjang lainnya
harus mentaati peraturan rumah sakit.

c) Berhak menerima imbalan atas jasa pelayanan, fasilitas dan peralatan yang
digunakan.
d) Berhak memilih, mengatur dan membina tenaga dokter dan tenaga penunjang
lainnya sesuai sistem dan prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit.

e) Berhak menuntut pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi termasuk pasien,


pihak ketiga dan lain-lain.

f) Berhak mendapatkan perlindungan hukum.

2. Kewajiban Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang

1) Kewajiban Umum

a) Rumah Sakit harus mentaati Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI).

b) Rumah Sakit sebagai suatu instansi harus dapat mengawasi serta


bertanggung jawab terhadap semua kejadian di rumah sakit.

c) Rumah Sakit harus mengutamakan pelayanan yang baik dan bermutu secara
berkesinambungan serta tidak mendahulukan urusan biaya.

d) Rumah Sakit harus memelihara semua catatan/ arsip baik medik maupun non
medik secara baik.

e) Rumah Sakit harus mengikuti perkembangan dunia perumahsakitan.

f) Rumah Sakit harus memelihara peralatan dengan baik dan agar selalu dalam
keadaan siap pakai.

g) Rumah Sakit harus merujuk ke Rumah Sakit lain jika tidak tersedianya
peralatan atau tenaga yang dibutuhkan pasien.

h) Rumah Sakit harus selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan.

2) Kewajiban Terhadap Masyarakat dan Lingkungan

a) Rumah sakit harus jujur dan terbuka, peka terhadap saran dan kritik
masyarakat dan berusaha agar pelayanannya menjangkau di luar rumah sakit.

b) Rumah Sakit harus senatiasa menyesuaikan pelayanannya pada harapan dan


kebutuhan masyarakat setempat.
c) Rumah Sakit dalam menjalankan opersionalnya bertanggung jawab herhadap
lingkungan agar tidak terjadi pencemaran yang merugikan masyarakat.

3) Kewajiban Terhadap Pasien

a) Rumah Sakit harus mengindahkan hak-hak asasi pasien.

b) Rumah Sakit harus memberikan penjelasan apa yang diderita pasien, dan
tindakan apa yang hendak dilakukan.

c) Rumah Sakit harus meminta persetujuan pasien (Informed Consent) sebelum


melakukan tindakan medik.

d) Rumah Sakit berkewajiban melindungi pasien dari penyalahgunaan teknologi


kedokteran.

e) Rumah Sakit harus menjaga rahasia pasien.

f) Rumah Sakit harus mengindahan hak pribadi (Privacy) pasien.

4) Kewajiban Terhadap Pimpinan, Staf dan Karyawan

a) Rumah Sakit harus menjamin agar pimpinan, staf dan karyawannya senantiasa
mematuhi etika profesi masing-masing.

b) Rumah Sakit harus mengadakan seleksi tenaga staf dokter, perawat dan tenaga
lainnya berdasarkan nilai, norma dan standar ketenagaan.

c) Rumah Sakit harus menjamin agar koordinasi serta hubungan yang baik antara
seluruh tenaga di rumah sakit dapat dipelihara.

d) Rumah Sakit harus memberi kesempatan kepada seluruh tenaga rumah sakit
untuk meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan serta ketrampilannya.

e) Rumah Sakit harus mengawasi agar penyelenggaraan pelayanan dilakukan


bedasarkan standar profesi yang berlaku.

f) Rumah Sakit berkewajiban memberi kesejahteraan kepada karyawan dan


menjaga keselamatan kerja sesuai dengan peralatan yang berlaku.

g) Rumah Sakit harus berlaku adil tanpa pilih kasih.


3. Hak dan Kewajiban Pasien

1) Hak Pasien

a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di


Rumah Sakit.

b) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.

c) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.

d) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan medis,


standar profesi dan standar prosedur operasional.

e) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi.

f) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.

g) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit.

h) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah
Sakit.

i) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-


data medisnya (isi rekam medis).

j) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan/tindakan medis.

k) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang dilakukan oleh


tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.

l) Didampingi keluarganya dan dalam keadaan kritis.


m) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
itu tidak mengganggu pasien lainnya.

n) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di


Rumah Sakit.

o) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap


dirinya.

p) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.

q) Menggugat dan/ atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.

r) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar


pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

2) Kewajiban Pasien

a) Pasien dan keluarganya berkewajiban mentaati segala peraturan dan tata tertib
di Rumah Sakit.

b) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat


dalam pengobatannya.

c) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya


tentang penyakit yang diderita kepada Dokter yang merawat.

d) Pasien dan atau penunggunya berkewajiban untuk melunasi semua biaya


pelayanan Rumah Sakit dan/ atau Dokter.

4. Hak dan Kewajiban Dokter, Perawat,Bidan,Penunjang Medis dan Tenaga Non


Medis Lainnya

1) Hak Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis
Lainnya
a) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesi dan tugas pekerjaannya.

b) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk bekerja menurut standar profesi serta berdasarkan hak
otonominya. Tenaga medis/dokter, walaupun ia berstatus sebagai karyawan
rumah sakit, namun pemilik atau direksi rumah sakit tidak dapat
memerintahkan untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari standar
profesi atau keyakinannya.

c) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk menolak keinginan pasien/klien yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, profesi, etika serta visi dan misi Rumah Sakit
Pelengkap Medical Center Jombang.

d) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien/klien apabila misalnya
hubungan dengan pasien/klien sudah berkembang begitu buruk sehingga
kerjasama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi, kecuali untuk pasien/klien
gawat darurat dan wajib menyerahkan pasien/klien kepada tenaga medis,
penunjang medis, non medis lain yang berkompeten.

e) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak atas privacy dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan
oleh pasien/klien dengan ucapan maupun tindakan yang melecehkan atau
memalukan.

f) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak mendapat informasi lengkap dari pasien/klien yang dirawat/dilayani
atau dari keluarganya.

g) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak mendapat informasi atau pemberitahuan pertama dalam menghadapi
pasien/klien yang tidak puas terhadap pelayanannya.
h) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit, pasien/klien,
keluarga pasien dan teman sejawat.

i) Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non Medis Lainnya,
berhak untuk mendapat imbalan jasa atas jasa profesi atau pekerjaan yang
diberikan berdasarkan perjanjian dan atau ketentuan/peraturan yang berlaku di
rumah sakit.

2) Kewajiban Dokter, Perawat, Bidan, Penunjang Medis dan Tenaga Non medis
lainnya

(1) Kewajiban Dokter

(a) Kewajiban Umum

a) Dokter wajib menjunjung tinggi menghayati dan mengamalkan sumpah


dokter.

b) Dokter wajib untuk senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran yang


tinggi.

c) Dokter wajib melakukan pekerjaan kedokterannya dengan tidak boleh


dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi.

d) Perbuatan berikut dipandang bertentangan dengan etik :

a. Melakukan perbuatan yang bersifat memuji diri sendiri.

b. Secara sendiri atau bersama-sama menerapkan pengetahuan dan


ketrampilan kedokteran dalam segala bentuk tanpa kebebasan profesi.

c. Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan


mahluk insani baik jasmani maupun rohani hanya dilakukan untuk
kepentingan penderita.

d. Menerima imbalan selain daripada yang layak sesuai dengan jasanya


kecuali dengan keiklasan, sepengetahuan dan/atau kehendak penderita.
e) Dokter wajib berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap
penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya.
Seorang dokter hendaknya memberi keterangan atau pendapat yang dapat
dibuktikan kebenarannya.

f) Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus mengutamakan


kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan
kesehatan yang paripurna, serta berusaha menjadikan pendidikan dan
pengabdi masyarakat yang sebenarnya.

(2) Kewajiban Terhadap Rumah Sakit

a) Dokter wajib mematuhi perundang-undangan, peraturan dan tata tertib


yang berlaku di rumah sakit.

b) Dokter wajib untuk selalu menjaga dan mempertahankan nama baik rumah
sakit.

c) Dokter wajib mendukung dan melibatkan diri dalam usaha rumah sakit
untuk memajukan dan mengembangkan rumah sakit.

d) Dokter wajib untuk memupuk rasa memiliki, rasa persaudaraan dan


loyalitas dalam satu ikatan keluarga besar rumah sakit.

e) Dokter wajib memahami dan dengan setia ikut ambil bagian dalam
mewujudkan visi dan misi rumah sakit.

f) Dokter wajib mengadakan perjanjian hubungan kerja secara tertulis dengan


pihak rumah sakit.

(3) Kewajiban Terhadap Pasien

a) Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi


hidup insani.

b) Dokter wajib memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi


dan menghormati hak-hak pasien.
c) Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita agar
senatiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehat dalam
beribadah dan atau dalam masalah lainnya.

d) Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu
dan ketrampilannya untuk kepentingan penderita.

e) Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan


maka ia wajib melakukan konsultasi kepada dokter yang lebih senior atau
kepada dokter lain yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

f) Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas peri
kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan
mampu memberikannya.

g) Setiap dokter yang bertugas di rawat darurat wajib melakukan pertolongan


darurat dengan mendahulukan keselamatan penderita daripada
pertimbangan-pertimbangan lain.

h) Setiap dokter wajib menyimpan semua rahasia kedokteran yang diketahui


tentang seorang penderita, termasuk data hasil pemeriksaan laboratorium,
data dalam rekam medik secara keseluruhan, bahkan juga setelah penderita
itu meninggal dunia.

i) Dokter wajib memberikan informasi yang memadai tentang perlunya


tindakan medik yang bersangkutan serta resiko yang dapat ditimbulkan
dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.

j) Dokter wajib membuat informed consent atas setiap tindakan medis yang
mengandung resiko tinggi.

k) Dokter wajib membuat rekam medis yang baik secara berkesinambungan


berkaitan dengan keadaan pasien.

l) Dokter wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau dalam perjanjian
yang telah dibuatnya.
m) Dokter wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait secara
timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

(4) Kewajiban Terhadap Teman Sejawat

a) Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri


ingin diperlakukan.

b) Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman sejawatnya,
tanpa persetujuannya.

(5) Kewajiban Terhadap Diri Sendiri

a) Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja


dengan baik.

b) Setiap dokter hendaknya senatiasa mengikuti perkembangan ilmu


pengetahuan dan tetap setia kepada cita-citanya yang luhur.

3) Kewajiban Perawat

a) Perawat wajib mematuhi perundang-undangan, peraturan dan tata tertib yang


berlaku di rumah sakit.

b) Perawat wajib memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan


standar asuhan keperawatan. Meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan,
intervensi keperawatan, evaluasi dan catatan keperawatan.

c) Perawat wajib memberikan informasi yang memadai tentang perlunya tindakan


asuhan keperawatan yang akan dilakukan serta resiko yang dapat
ditimbulkannya dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien.

d) Perawat wajib meminta persetujuan kepada pasien atas tindakan yang akan
dilakukannya.

e) Perawat wajib menginformasikan keadaan pasien kepada tenaga medis atau


tenaga lain yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan pasien.

f) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat


berhubungan dengan keluarga.
g) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan
ibadah sesuai keyakinannya.

h) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang


penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.

i) Setiap perawat wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas peri
kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan mampu
memberikannya.

j) Perawat wajib membuat catatan asuhan keperawatan yang baik dan lengkap
secara berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.

k) Perawat wajib mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah diberikan.

l) Setiap perawat wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan


mengikuti perkembangan ilmu keperawatan.

m) Perawat wajib mengadakan perjanjian hubungan kerja secara tertulis dengan


pihak rumah sakit.

n) Perawat wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau dalam perjanjian
yang telah dibuatnya.

o) Perawat wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait secara
timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

4) Kewajiban Bidan

a) Bidan wajib mematuhi perundang-undangan, peraturan dan tata tertib yang


berlaku di rumah sakit.

b) Bidan wajib memberikan asuhan kebidanan kepada pasien sesuai dengan


standar asuhan kebidanan. Meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan,
intervensi kebidanan, evaluasi dan catatan kebidanan.
c) Bidan wajib memberikan informasi yang adekwat tentang perlunya tindakan
asuhan kebidanan yang akan dilakukan serta resiko yang dapat ditimbulkannya
dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien.

d) Bidan wajib meminta persetujuan kepada pasien atas tindakan yang akan
dilakukannya.

e) Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada tenaga medis atau tenaga
lain yang berkompeten sesuai dengan indikasi medis pasien.

f) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat


berhubungan dengan keluarga.

g) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah


sesuai keyakinannya.

h) Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang penderita,


bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.

i) Setiap Bidan wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas peri
kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan mampu
memberikannya.

j) Bidan wajib membuat catatan asuhan kebidanan yang baik dan lengkap secara
berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.

k) Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan.

l) Setiap Bidan wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti
perkembangan ilmu kebidanan.

m) Bidan wajib mengadakan perjanjian hubungan kerja secara tertulis dengan


pihak rumah sakit.

n) Bidan wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau dalam perjanjian
yang telah dibuatnya.

o) Bidan wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait secara
timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
5) Kewajiban Tenaga Non Medis Lainnya

a) Tenaga non medis lainnya wajib mematuhi perundang-undangan, peraturan


dan tata tertib yang berlaku di rumah sakit.

b) Tenaga non medis lainnya wajib melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai


dengan standar mutu dan prosedur tetap yang berlaku di rumah sakit.

c) Tenaga non medis lainnya wajib merahasiakan segala sesuatu yang


diketahuinya berkaitan dengan tugas pekerjaannya.

d) Tenaga non medis lainnya wajib membuat pencatatan dan pelaporan atas
pelaksanaan tugas pekerjaannya.

e) Tenaga non medis lainnya wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan
dan mengikuti perkembangan ilmu yang terkait dengan tugas pekerjaannya.

f) Tenaga non medis lainnya wajib mengadakan perjanjian hubungan kerja secara
tertulis dengan pihak rumah sakit.

g) Tenaga non medis lainnya wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau
dalam perjanjian yang telah dibuatnya.

h) Tenaga non medis lainnya wajib bekerjasama dengan profesi dan pihak lain
yang terkait secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

E. ETIKA PARAMEDIS RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER


JOMBANG

1. Paramedis Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang dalam melaksanakan


tugasnya senantiasa taat dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Paramedis Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang senantiasa


menjunjung tinggi nama baik dan profesi keperawatan dengan menunjukkan
perilaku dan sifat-sifat profesi yang luhur.
3. Paramedis Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang senantiasa
memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan perawat di Rumah Sakit Pelengkap
Medical Center Jombang setinggi-tingginya

4. Paramedis Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang senantiasa bekerja


secara profesional dan senantiasa melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah
ditentukan.

5. Paramedis Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang senantiasa


mengutamakan keselamatan pasien serta senantiasa mempertimbangkan
kemampuannya sendiri di dalam menerapkan pengetahuan dan ketrampilan
keperawatan.

6. Paramedis Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang wajib merahasiakan


segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang diberikan
kepadanya.

7. Paramedis Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang senantiasa


menjunjung tinggi martabat manusia serta senantiasa menghormati nilai-nilai
budaya, adat istiadat, agama dari pasien dan keluarganya.

8. Paramedis Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang senantiasa berusaha


dengan penuh kesadaran agar di dalam menjalankan tugasnya tidak terpengaruh
oleh pertimbangan-pertimbangan kebangsaan, kesukuan, agama, politik
kedudukan sosial dari pasien dan keluarganya.

9. Paramedis Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang senantiasa berusaha


untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan sesuai dengan
perkembangn ilmu pengetahuan dan teknologi serta menyebarluaskan
pengetahuannya kepada sesama perawat.

10. Paramedis Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang senantiasa


memelihara hubungan baik antara perawat dan karyawan lain dalam rangka
mencapai tujuan pelayanan kesehatan seoptimal mungkin.

F. HUBUNGAN RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG


DENGAN LEMBAGA TERKAIT
1. Rumah Sakit harus memelihara hubungan yang baik dengan pemilik berdasarkan
nilai-nilai dan etika yang berlaku di masyarakat Indonesia.

2. Rumah Sakit harus memelihara hubungan yang baik antar rumah sakit dan
menghindarkan persaingan yang tidak sehat.

3. Rumah Sakit harus menggalang kerjasama yang baik dengan instansi atau badan
lain yang bergerak di bidang kesehatan.

4. Rumah Sakit harus berusaha membantu kegiatan pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan
kesehatan.

G. KERJASAMA DENGAN PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA

1. Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang bekerjasama dengan jejaring


pelayanann kesehatan lainnya, lembaga-lembaga pendidikan, organisasi medis-
paramedis serta organisasi kesehatan lainnya yang relevan untuk meningkatkan
pelayanan, pendidikan dan penelitian.

2. Bila terdapat keterbatasan fasilitas atau tenaga ahli, demi kepentingan pasien,
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang dapat bekerjasama dan merujuk
pasien ke Rumah Sakit lain yang lebih lengkap dengan sepengetahuan dan
sepertujuan pasien atau keluarga pasien.

3. Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang menerima kerjasama dan


rujukan dari institusi kesehatan lainnya yang memerlukan fasilitas Rumah Sakit
Pelengkap Medical Center Jombang demi penanganan pasien secara optimal.

H. PROMOSI PEMASARAN RUMAH SAKIT

1. Pemberian informasi tentang hal-hal yang bersifat promosi, reklame dan iklan
serta marketing, dilaksanakan oleh bagian yang ditugaskan untuk hal tersebut
dengan tetap mengindahkan nilai-nilai etik.

2. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus menyatakan yang sebenarnya
dan sebaiknya menyatakan fakta yang signifikan, tidak mencantumkan hal-hal
yang menyesatkan masyarakat.
3. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus menahan diri dari membuat
pernyataan yang salah, menyesatkan atau tidak mendukung pesaing atau
produk/jasa pesaing.

4. Promosi, reklame dan iklan serta marketing harus bebas dari pernyataan, ilustrasi
atau implikasi yang menghina cita rasa yang baik atau kesopanan masyarakat.

BAB V
PENUTUP

Rumah sakit harus selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan. Rumah


Sakit harus mengikuti perkembangan dunia perumahsakitan. Rumah sakit harus
memelihara hubungan yang baik antar rumah sakit dan menghindarkan persaingan yag
tidak sehat.

Rumah sakit harus menggalang kerja sama yang baik dengan instansi atau
badan lain yang bergerak di bidang kesehatan.

Rumah Sakit harus berusaha membantu untuk mengadakan penelitian demi


perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Rumah Sakit dalam melakukan
pemasaran harus bersifat informatiF dan berdasarkan Kode Etik Rumah Sakit.
Ditetapkan di : Jombang
Tanggal : 16 Desember 2021
Direktur
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center
Jombang

dr. Lely Kurnia Sari, M.Kes.


NIK .72.211001.619

DOKUMEN
PROSES
NOTULENSI

Jenis Kegiatan : 1. Rapat Penyusunan Kode Etik RS


2. Penyusunan Pedoman dan Tata Laksana Komite Etik
3. Penyusunan Panduan Etik RS
4. Penysunan Code Of Conduct
Waktu : 06 Desember 2021
Undangan Rapat : Terlampir

NO NAMA JABATAN
1 dr. Lely Kurni Sari, M.Kes Direktur RS PMC Jombang
2 dr. Eko Digdoprihasto Tjahjo, Sp.OG Ketua Komite Etik
3 dr. Bagus Indra Kusuma Sekretaris Komite Etik
4 Mira Aditya W, Amd. Kep Anggota

5 Habibah Rofiatul I, Amd. Gz Anggota

KEPUTUSAN
RENCANA TINDAK
NO. AGENDA KEPUTUSAN PIC
LANJUT
1 Menyusun Kode Sesuaikan dengan - Semua dokumen Sekretaris
Etik RS, SK Direktur terbaru selesain sebelum tahun Etik
Pedoman dan tata RS PMC, untuk 2022.
Laksana isinya disesuaikan
Organisasi dengan tata naskah
Komite Etik, dokumen terbaru
Panduan Etik RS
dan Code Of
Conduct.

Jombang, 06 Desember 2021


Pimpinan Rapat Notulen
dr. Eko Digdoprihasto Tjahjo, Sp.OG dr. Bagus Indra Kusuma
NIK 65.150.801.119 NIK. 94.191031.534

Mengetahui,
Direktur
RumahSakit Pelengkap Medical Center Jombang

dr. Lely Kurnia Sari, M.Kes


NIK. 72.211001.619

DOKUMEN

Anda mungkin juga menyukai