Anda di halaman 1dari 42

PANDUAN ETIK RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG

RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER


JL. IR. H. JUANDA NO. 03 TELP: (0321) 877945

JOMBANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan Panduan Etik Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang.
Panduan ini telah kami buat dengan maksimal dan bekerjasama dengan berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Panduan Etik Rumah Sakit ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan Panduan Etik Rumah Sakit ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki Panduan ini.
Akhir kata, semoga Panduan Etik Rumah Sakit dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca. Demikian kami ucapkan banyak terima.

Ketua Komite Etik


Rumah Sakit Pelengkap Medical Center
Jombang

dr. Eko Digdoprihasto Tjahjo, Sp.OG


NIK 65.150801.119

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................
SK DIREKTUR
BAB I DEFINISI ..................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................1
B. TUJUAN ..................................................................................................................2
C. DEFINISI .................................................................................................................2
BAB II RUANG LINGKUP...............................................................................................8
BAB III KEBIJAKAN.......................................................................................................12
BAB IV TATA LAKSANA..................................................................................................
A. IDENTIFIKASI MASALAH ETIKA....................................................................10
B. ISU-ISU ETIKA.....................................................................................................10
C. PEMBENTUKAN KOMITE ETIK.......................................................................16
D. PEMECAHAN MASALAH ETIK........................................................................17
E. PENANGANAN MASALAH ETIK......................................................................18
F. PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA PROFESI MEDIS..........................20
G. PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA PROFESI KEPERAWATAN.......20
H. PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA PROFESI KESEHATAN LAIN. . .21
I. ETIKA PEMASARAN/ PROMOSI RUMAH SAKIT.........................................21
J. ETIKA DAN TATA LAKU BISNIS....................................................................26
BAB V DOKUMENTASI ................................................................................................29
BAB VI PENUTUP ..........................................................................................................30
DOKUMEN PROSES

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN
RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG
PANDUAN ETIK RUMAH SAKIT

TANDA
NAMA KETERANGAN TANGGAL
TANGAN

Gigih Kharisma Teta Riyanci Pembuat Dokumen

Ns. Gusty Aji Oktavia, S. Kep. Authorized Person

dr. Lely Kurnia Sari, M. Kes. Direktur RS PMC

iii
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG
NOMOR : 349/SK/DIR/PMC/XII/2021

Tentang
PANDUAN ETIK RUMAH SAKIT

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DIREKTUR RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL CENTER JOMBANG
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit Pelengkap Medical Center Jombang, diperlukan suatu proses
pelayanan yang profesional, cepat dan tepat serta sesuai dengan ketentuan
dan standar yang berlaku;
b. bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, perlu diterbitkan Keputusan
Direktur Tentang Panduan ETIK RUMAH SAKIT di Rumah Sakit
Pelengkap Medical Center Jombang.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017
tentang Akreditasi Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 129/MENKES/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
8. Keputusan PT. Pelengkap Medika Sejahtera Nomor
051/DIR.PMS/VIII/2021 tentang Penunjukkan dan Pengangkatan Direktur
RS Pelengkap Medical Center Jombang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PELENGKAP MEDICAL
CENTER JOMBANG TENTANG PANDUAN ETIK RUMAH SAKIT;
Kesatu : Menetapkan Panduan ETIK RUMAH SAKIT di Rumah Sakit Pelengkap
Medical Center Jombang.
Kedua : Panduan ETIK RUMAH SAKIT di Rumah Sakit Pelengkap Medical
Center Jombang sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan atau kesalahan akan dilakukan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jombang
Tanggal : 16 Desember 2021
Direktur
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center
Jombang

dr. Lely Kurnia Sari, M.Kes.


NIK .72.211001.619
Lampiran I
Keputusan Direktur Rumah Sakit Pelengkap Medical
Center Jombang
Nomor : 349/SK/DIR.PMC/XII/2021
Tentang : Panduan Etik Rumah Sakit
Tanggal : 16 Desember 2021

BAB I
DEFINISI
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai satu lembaga “sosio-ekonomi” juga lembaga “kemanusiaan”
yang memiliki nilai-nilai dan martabat luhur, sebaiknya mengutamakan nilai-nilai moral
dan tidak hanya berpijak pada nilai-nilai formal yang normatif saja.
Sesuai dengan Undang – Undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah
sakit pemerintah dan swasta dituntut secara moral dan operasional untuk menjalankan
fungisnya masing-masing. Rumah sakit tidak akan berfungsi dengan baik tanpa ditunjang
oleh petugas medis dan non medis yang baik. Hal yang dimaksud adalah menjalankan
profesi kedokteran dan keperawatan, baik dalam disiplin dan dalam membina hubungan
sesama profesi dan antar profesi. Selain itu juga melakukan komunikasi yang efektif
disertai pemahaman pemimpin dan semua petugas dalam memberikan pelayanan kepada
pasien.
Dalam rumah sakit ada kebutuhan akan kemampuan memahami masalah etika,
melakukan diskusi multidisiplin tentang kasus mediko legal dan dilema etik biomedis dan
proses pengambilan keputusan. Berdasarkan hal tersebut maka dibentuk Komite Etik
Rumah Sakit (KERS). KERS dapat dikatakan sebagai suatu badan yang secara resmi
dibentuk dengan anggota dari berbagai disiplin perawatan kesehatan dalam rumah sakit
yang bertugas untuk menangani berbagai masalah etik yang timbul dalam rumah sakit.
KERS dapat menjadi sarana efektif dalam mengusahakan saling pengertian antara
berbagai pihak yang terlibat seperti dokter, pasien, keluarga pasien dan masyarakat
tentang berbagai masalah etika hukum kedokteran yang muncul dalam perawatan
kesehatan di rumah sakit.

1
Dengan adanya Komite Etik, pengetahuan dasar bidang etika kedokteran dapat
diupayakan dalam institusi dan pengetahuan tentang etika diharapkan akan menimbulkan
tindakan yang profesional etis. Pendidikan etika tidak terbatas pada pimpinan dan petugas
rumah sakit saja. Pemilik dan anggota yayasan, pasien, keluarga pasien dan masyarakat
dapat diikutsertakan dalam pendidikan etika. Pemahaman akan permasalahan etika akan
menambah kepercayaan masyarakat dan membuka wawasan mereka bahwa rumah sakit
bekerja untuk kepentingan pasien dan masyarakat pada umumnya.
Saat ini Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang telah memiliki wadah
sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah dilema etik yang seringkali timbul dalam
pemberian pelayanan kesehatan. Dengan adanya sarana tersebut diharapkan masalah-
masalah yang timbul terkait etik dapat diselesaikan dengan baik sehingga meningkatkan
mutu pelayanan kepada masyarakat.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Membantu dalam penyelesaian masalah-masalah etika di Rumah Sakit Pelengkap
Medical Center Jombang.
b. Tujuan Khusus
a) Membantu menjawab pertanyaan mengenai permasalahan, kejadian dan
keadaan rumah sakit.
b) Membantu menyelesaikan tentang kasus mediko legal dan dilema etik
biomedis.

C. DEFINISI
Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku manusia,
baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah yang lebih baik.
Etika juga berasal dari bahasa Yunani, yaitu Ethos berarti “kebiasaan”, “model perilaku”
atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan
istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang
mempengaruhi perilaku.
Rumah sakit adalah sarana kesehatan sebagai kesatuan sosial ekonomi, bukan
merupakan kompilasi dari kode etik profesi penyelenggara pelayanan kesehatan, namun
mengandung unsur dari etika profesi masing-masing penyelenggara, baik yang
2
diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.
Etika rumah sakit adalah etika terapan (applied ethics) atau etika praktis (practical
ethics) yaitu moralitas atau etika umum yang diterapkan pada isu-isu praktis, seperti
perlakuan terhadap etnik-etnik minoritas, keadilan untuk kaum perempuan, penggunaan
hewan untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian lingkungan hidup, aborsi,
euthanasia, kewajiban bagi yang mampu untuk membantu yang tidak mampu dan
sebagainya. Jadi, etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan pada operasional
rumah sakit.
Etika memiliki arti yang berbeda-beda jika dilihat dari sudut pandang pengguna
yang berbeda. Bagi ahli falsafah etika adalah ilmu atau kajian formal tentang moralitas.
Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya, etika berarti
kewajiban dan tanggungjawab untuk memenuhi harapan profesi dan masyarakat, serta
bertindak dengan cara-cara yang profesional. Bagi pimpinan ataupun pemilik rumah sakit,
etika seharusnya berarti kewajiban dan tanggungjawab khusus terhadap pasien dan klien
lain terhadap organisasi dan petugas, terhadap diri sendiri dan profesi, terhadap
pemerintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak langsung terhadap masyarakat. Kriteria
wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat juga berlaku untuk petugas lain di rumah
sakit.
Etika rumah sakit adalah suatu praktis yang dikembangkan untuk rumah sakit
sebagai suatu institusi dan ada pada waktu yang hampir bersamaan dengan kehadiran etika
biomedis. Atau dapat juga dikatakan etika institusional rumah sakit adalah pengembangan
dari etika biomedika (bioetika), karena masalah-masalah atau dilema etika yang baru sama
sekali sebagai dampak atau akibat dari penerapan kemajuan pesat ilmu dan teknologi
biomedis justru terjadi di rumah sakit, seperti tranplantasi organ.
Dilema etik adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai
perilaku yang layak harus di buat. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk
menghadapi dilema etika tersebut. Enam pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang
menghadapi dilema tersebut, yaitu:
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan.
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta.
3. Menentukan sikap dan bagaimana orang atau kelompok yang
dipengaruhi dilema.
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema.
3
5. Menentukan konsekuensi yang mungkin dari setiap alternatif.
6. Menetapkan tindakan yang tepat.
Etik dan hukum memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengatur tertib dan
pergaulan hidup dalam masyarakat.
Persamaan etik dan hukum adalah:
1. Sama-sama merupakan alat untuk mengatur tertibanya hidup bermasyarakat.
2. Memiliki objek yaitu tingkah laku manusia.
3. Mengandung hak dan kewajiban anggota-anggota masyarakat agar tidak saling
merugikan.
4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi.
5. Memiliki sumber yaitu hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota
senior.
Perbedaan etik dan hukum adalah:
1. Etik berlaku untuk lingkungan profesi. Hukum berlaku untuk umum.
2. Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi. Hukum disusun oleh badan
pemerintah.
3. Etik tidak seluruhnya tertulis. Hukum tercantum secara terinci dalam kitab undang-
undang dan lembaran/ berita Negara.
4. Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntunan. Sanksi terhadap pelanggaran
hukum berupa tuntutan.
5. Pelanggaran etik diselesaikan oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (KMEK)
yang dibentuk oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan apabila perlu diteruskan kepada
Panitia Pembinaan Etika Kedokteran (P2EK) yang dibentuk oleh Kementrian
Kesehatan (KEMKES). Pelanggaran hukum diselesaikan melalui pengadilan.
6. Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik. Penyelesaian
pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik.

a. TIPE-TIPE ETIKA
1. Bioetika
Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam
etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetika difokuskan
pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan,
bioteknologi, pengobatan, politik, hukum dan theology. Pada lingkup yang lebih sempit,
4
bioetika merupakan evaluasi etika pada moralitas treatment atau inovasi teknologi dan
waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetika
mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu bahkan
membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi
semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetika
antara lain: peningkatan mutu genetik, etika lingkungan dan pemberian pelayanan
kesehatan.
1. Clinical ethics/ Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetika yang lebih memperhatikan
pada masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical
ethics: adanya persetujuan atau penolakan dan bagaimana seseorang
sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
2. Nursing ethics/ Etik perawatan
Bagian dari bioetika yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk
mendapatkan keputusan etik. Etika keperawatan dapat diartikan sebagai
filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari
pelaksanaan praktik keperawatan. Inti falsafah keperawatan adalah hak dan
martabat manusia.

b. Prinsip Etika
1) Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan
memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau
pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Otonomi merupakan hak kemandirian
dan kebebasan individu yang menuntut pembelaan diri. Praktik profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya.
2) Berbuat Baik (Beneficience)
Beneficience berarti hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan memerlukan
pencegahan dari keselahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang dalam situasi pelayanan
5
kesehatan terjadi konflik, antara prinsip ini dengan otonomi.

3) Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan
dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai
hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan.

4) Tidak merugikan (Nonmaleficience)


Prinsip itu berarti tidak menimbulkan bahaya/ cedera fisik dan psikologis pada klien.

5) Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar
menjadi akurat, komprehensif dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan.

6) Menepati janji (Fidelity)


Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmen terhadap
orang lain. Perawat serta pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan
rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seorang perawat untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya kepada pasien.

7) Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien yang harus dijaga
privasinya. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika dijinkan oleh klien dengan bukti
6
persetujuan. (Geoffry Hunt. 1994)

BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Panduan Etik Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang
meliputi pengendalian perilaku dokter, perawat dan tenaga penujang lainya agar dapat

7
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan berpedoman pada etika-etika yang baku
baik etika perumahsakitan, etika kedokteran, etika perawatan maupun etika lainnya.

8
BAB III
KEBIJAKAN

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2017
tentang Akreditasi Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 129/MENKES/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

9
BAB IV
TATA LAKSANA

Kelalaian dalam bidang perumahsakitan bisa menyangkut rumah sakitnya sebagai


suatu organisasi ( yang diwakili oleh direktur) jika menyangkut bidang-bidang yang berkaitan
dengan policy dan manajemen. Di dalam lingkup tanggung jawab rumah sakit termasuk juga
tindakan dari para karyawan (dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan dan tenaga
administrasi) bias sampai bisa menimbulkan kerugian kepada pasien. Rumah sakit sebagai
institusi juga mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap pemberian pelayanan yang
baik kepada para pasiennya.
Dalam pelaksanaan masalah etik di Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

A. IDENTIFIKASI MASALAH ETIKA


Pimpinan rumah sakit harus melakukan identifikasi masalah etika pada kasus tertentu
sebelum proses pemecahan masalah. Identifikasi masalah etika dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Menempatkan diri sendiri sebagai proses refleksi terhadap kasus yang terjadi pada
pasien, petugas atau masyarakat umum.
2. Pastikan pasien, petugas serta masyarakat umum telah cukup dilindungi terhadap
kemungkinan cedera dalam keberadaan dan mendapatkan pelayanan di rumah
sakit. Hal ini terkait dengan prinsip patient safety.
3. Pastikan apakah petugas telah memberikan penjelasan mengenai informed consent
yang cukup mengenai apa yang akan dilakukan pada diri pasien dan pasien telah
mengerti sepenuhnya terhadap penjelasan tersebut.

B. ISU-ISU ETIKA YANG TERJADI DI RUMAH SAKIT PELENGKAP


MEDICAL CENTER JOMBANG
Ada beberapa isu etika yang seringkali timbul dalam pelayanan kesehatan, khususnya
di Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang, diantaranya adalah:

1. Isu etika administratif


10
Berikut adalah potensi isu etika administratif yang timbul di Rumah Sakit
Pelengkap Medical Center Jombang:
a. Kepemimpinan dan manajemen
Fungsi manajemen mencakup antara lain kegiatan menentukan objektif,
menentukan arah dan memberi pedoman pada organisasi. Seorang
pemimpin atau direktur rumah sakit tidak berlaku diskriminasi.
Berdasarkan hal tersebut, direktur Rumah Sakit Pelengkap Medical Center
Jombang tidak membeda-bedakan setiap petugas, dokter maupun pasien
yang datang berobat. Yang dimaksud tidak membedakan antar petugas
adalah direktur telah menetapkan standar-standar yang harus diikuti oleh
seluruh petugas tetapi ia juga mengikuti standar tersebut. Apabila ada
pelanggaran maka akan diberikan sanksi yang juga telah disepakati dalam
manajemen dan diinformasikan kepada seluruh petugas.
Sedangkan untuk pasien adalah Rumah Sakit Pelengkap Medical
Center Jombang tidak menolak pasien yang ingin berobat dan berupaya
memberikan pelayanan kesehatan yang sama baiknya pada setiap pasien.
Begitu pula dengan dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Pelengkap
Medical Center Jombang yang diterima berdasarkan kredensial dari komite
medis rumah sakit. Sehingga dokter-dokter yang berpraktek adalah dokter
yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit
Pelengkap Medical Center Jombang untuk menjamin pelayanan yang baik
bagi pasien.

b. Privasi
Potensi isu etika administratif yang berikutnya adalah tentang privasi.
Privasi menyangkut hal-hal rahasia tentang pasien, seperti rahasia pribadi,
kelainan atau penyakit yang diderita, keadaan keuangan dan terjaminnya
pasien dari gangguan terhadap kesendirian yang menjadi haknya. Rumah
Sakit Pelengkap Medical Center Jombang menjamin privasi setiap pasien
salah satunya melalui kerahasiaan rekam medis pasien. Di Rumah Sakit
Pelengkap Medical Center Jombang, rekam medis pasien yang dirawat
inap maupun pasien rawat jalan hanya dapat diakses oleh dokter yang
merawat, perawat dan petugas yang terkait langsung dalam proses
11
perawatan pasien. Rekam medis pasien yang dijaga kerahasiaannya tidak
hanya tentang masalah kesehatan saja tetapi juga mengenai identifikasi
pasien. Untuk itu Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang
membatasi petugas-petugas yang dapat akses ke rekam medis pasien.
Apabila ada petugas lain yang ingin mengetahui mengenai rekam medis
pasien yang dirawat harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang mengenai pelepasan
informasi medis.
Terkait dengan penyakit yang diderita oleh pasien, juga sepenuhnya
adalah hak pasien untuk memberitahukan apapun ataupun tidak
memberitahukan kondisinya terhadap keluarga. Hal ini dikarenakan isi
rekam medis adalah milik pasien. Apabila ada keluarga pasien yang ingin
meminta infomasi terkait kondisi pasien, maka Rumah Sakit Pelengkap
Medical Center Jombang memberlakukan adanya surat pernyataan dari
pasien atau yang mewakili untuk keluarga sebagai bentuk persetujuan
untuk menginformasikan atau tidak menginformasikan kondisinya kepada
keluarga atau pihak-pihak yang meminta.
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang menjamin privasi
pasien apabila pasien tidak menginginkan adanya kunjungan dari keluarga
atau orang lain melalui surat pernyataan pasien yang dikeluarkan oleh
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang.

c. Informed Consent
Masalah etika administratif terkait informed consent dapat terjadi,
jika tidak dilakukan sebagaimana seharusnya yaitu persetujuan yang
diberikan oleh pasien kepada dokter untuk melakukan tindakan medis pada
dirinya. Saat ini Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang telah
memberlakukan beberapa informed consent persetujuan tindakan
kedokteran, informed consent penolakan tindakan kedokteran, informed
consent pemberian sedasi/ anestesi, informed consent pemberian transfusi
dan produk darah, informed consent tindakan orthodontis. Di dalam
informed consent tersebut petugas (perawat atau dokter) Rumah Sakit
Pelengkap Medical Center Jombang berkewajiban untuk menjelaskan
12
tindakan yang akan dilakukan mencakup komplikasi dan alternatif tindakan
lainnya. Perawat atau dokter juga harus memastikan bahwa pasien dan
keluarga telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dengan
menandatangani formulir informed consent tersebut.
Pemberian informasi tersebut harus dalam cara yang mudah
dipahami oleh pasien dan atau keluarga. Apabila pasien dan atau keluarga
belum mengerti informasi yang diberikan, maka petugas harus menjelaskan
lagi informasi tersebut. Hal ini untuk mencegah munculnya tuntutan dari
pasien dan atau keluarga apabila tindakan yang dilakukan tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Memang saat ini tidak terjadi banyak masalah
etika jika intervensi medis berjalan aman sesuai dengan apa yang
diharapkan semua pihak. Tetapi dapat saja terjadi suatu tindakan invasive
ringan yang rutin dikerjakan sehari-hari dapat berakibat fatal bagi pasien.
Untuk memastikan bahwa informed consent telah dipahami oleh pasien/
keluarga, Rumah Sakti Pelengkap Medical Center Jombang menggunakan
formulir bukti edukasi pasien dan atau keluarga sebagai media untuk
memastikan bahwa informasi telah sepenuhnya dimengerti oleh pasien dan
atau keluarga.

d. Keuangan
Dilema administratif berikutnya yang terjadi di Rumah Sakit
Pelengkap Medical Center Jombang adalah berhubungan dengan faktor
keuangan. Saat ini meskipun Rumah Sakit Pelengkap Medical Center
Jombang memberlakukan adanya deposit bagi setiap pasien yang rawat
inap status pembayaran umum setiap tiga hari sekali, tetapi apabila ada
pasien yang kurang mampu tetapi membutuhkan penanganan medis segera,
maka Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang akan memberikan
pertolongan terlebih dahulu tanpa meminta deposit kepada pasien atau
keluarga.
Selain hal tersebut diatas, sesuai dengan diberlakukannya sistem
one price bagi setiap dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Pelengkap
Medical Center Jombang, maka saat ini tidak ada perlakuan istimewa bagi
dokter karena adanya persamaan dalam pembayaran jasa kesehatan.
13
Dilema etik terkait keuangan yang berikutnya adalah pasien yang
tidak tepat waktu melunasi biaya kesehatan yang dibebankan kepadanya
atau dapat dikatakan adalah pasien yang tidak mampu membayar biaya
kesehatan. Dalam hal pengobatan, Rumah Sakit Pelengkap Medical Center
Jombang tidak akan menghentikan pengobatan pada pasien, tetapi akan
mengganti obat yang dibutuhkan dengan khasiat yang sama tetapi harga
yang sesuai dengan kemampuan pasien. Apabila pasien membutuhkan
pelayanan kesehatan dalam kondisi keuangan yang tidak memungkinkan,
maka pasien harus memberikan surat keterangan tidak mampu yang
dikeluarkan dari RT/RW setempat dan membuat surat tidak sanggup bayar
di atas materai dengan mencantumkan tanggal kapan akan dilunasi.

e. Kesejahteraan Petugas dan Keselamatan Kerja


Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang berkewajiban
memberikan kesejahteraan kepada petugas dan menjaga keselamatan kerja
petugas. Dalam hal menyangkut kesejahteraan kepada petugas adalah
adanya penetapan upah/ imbalan materi yang memadai sesuai dengan
prestasi yang diberikan oleh masing-masing petugas kepada Rumah Sakit
Pelengkap Medical Center Jombang, pemberian berbagai jaminan,
tunjangan khusus sesuai dengan profesi yang dimiliknya dan tugas
pekerjaannya. Selain itu Departemen Sumber Daya Manusia Rumah Sakit
Pelengkap Medical Center Jombang juga memberikan kesempatan bagi
para petugas untuk memperoleh kemajuan, dapat berupa pelatihan-
pelatihan, seminar.
Dalam hal keselamatan kerja petugas, Rumah Sakit Pelengkap
Medical Center Jombang berupaya melindungi keselamatan petugas karena
seperti yang diketahui bahwa di rumah sakit banyak faktor-faktor yang
membahayakan baik itu berupa faktor mekanik yang dapat menimbulkan
kecelakaan pada petugas, faktor-faktor biologis, fisik, kimia yang dapat
mengancam kesehatan petugas.
Berdasarkan hal tersebut Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang
telah menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan tugas
pekerjaannya sehingga petugas merasa aman ketika bekerja di
14
lingkungannya sebagai upaya dalam meningkatkan kesehatan kerja. Rumah
sakit melakukan pemeriksaan kesehatan berkala karyawan yang dalam
pelaksanaannya Departemen Sumber daya Manusia berkoordinasi dengan
Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit.

f. Pemasaran dan Pembinaan Hubungan Baik Antar Rumah Sakit


Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang dalam melakukan
pemasaran juga tidak boleh bertentangan dengan etika yang ada. Hal ini
karena dalam pelayanan kesehatan konsep “pemasaran” (marketing) lebih
berkonotasi negatif daripada positif karena menimbulkan pemikiran ke
arah promosi periklanan dan penjualan. Untuk itu Rumah Sakit Pelengkap
Medical Center Jombang, lebih mengutamakan komunikasi sebagai bentuk
pemasaran yang efektif. Komunikasi yang dimaksud adalah berupa
penyuluhan kesehatan yang bersifat informatif, edukatif bagi khalayak
ramai umumnya dan pasien khususnya.
Dalam hal pembinaan hubungan baik antar rumah sakit, Rumah
Sakit Pelengkap Medical Center Jombang berupaya mencegah adanya
persaingan yang tidak sehat dengan mengadakan kerjasama dan koordinasi
yang saling menguntungkan dalam hal pelayanan, pemanfaatan bersama
peralatan dan fasilitas, maupun sumber daya manusia, pendidikan petugas.
Hal ini dapat terlihat dari kerjasama yang telah dilakukan oleh Rumah
Sakit Pelengkap Medical Center Jombang dalam proses rujukan ke
beberapa rumah sakit terdekat dan bergabungnya Rumah Sakit Pelengkap
Medical Center Jombang dalam Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia (PERSI) sebagai organisasi profesi perumahsakitan.

g. Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang dalam melakukan
operasional banyak menggunakan bahan-bahan berupa limbah yang dapat
mencemari lingkungan, menimbulkan gangguan, mengancam dan bahkan
membahayakan kehidupan manusia. Pengolahan limbah cair Rumah Sakit
Pelengkap Medical Center Jombang memiliki Instalasi Pengolahan Air
15
Limbah (IPAL). Hasil dari pengujian limbah tersebut akan dilakukan
pemeriksaan laboratorium lingkungan dan hasil analisa tersebut akan
dilaporkan dalam bentuk laporan UKL/UPL ke direktur rumah sakit, Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten, Badan Lingkungan Hidup Kota/Kabupaten
dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi, sedangkan untuk limbah medis
padat rumah sakit bekerjasama dengan pihak kedua.

2. Isu Etika Biomedis (Bioetika)


Beberapa contoh yang dapat dikemukakan tentang isu etika biomedis
(bioetika) yang terjadi di Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang adalah
terkait dengan eksperimen medis, donasi dan transplantasi organ, euthanasia. Isu etika
biomedis tidak hanya terbatas pada kewenangan internal rumah sakit saja tetapi juga
masyarakat.
Dikarenakan isu etika biomedis menyangkut banyak aspek, maka saat ini
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang tidak melakukan atau tidak
memberikan pelayanan seperti yang telah disebutkan di atas. Apabila ada pasien/
keluarga yang ingin melakukan hal tersebut, maka Rumah Sakit Pelengkap Medical
Center Jombang akan memberikan informasi terkait hal tersebut.

C. PEMBENTUKAN KOMITE ETIK RUMAH SAKIT (KERS)


Komite Etik Rumah Sakit (KERS) dapat dikatakan sebagai suatu badan yang
secara resmi dibentuk dengan anggota dari berbagai disiplin perawatan kesehatan
dalam rumah sakit yang bertugas untuk menangani berbagai masalah etik yang timbul
dalam rumah sakit. KERS dapat menjadi sarana efektif dalam mengusahakan saling
pengertian antara berbagai pihak yang terlibat seperti dokter, pasien, keluarga pasien
dan masyarakat tentang berbagai masalah etika hukum kedokteran yang muncul dalam
perawatan kesehatan di rumah sakit.
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang telah membentuk KERS
yang dinyatakan dalam struktur organisasi rumah sakit dan keanggotaan komite ini
diangkat oleh direktur rumah sakit. Keanggotaan KERS Rumah Sakit Pelengkap
Medical Center Jombang meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti dokter, perawat, gizi,
petugas adminstratif rumah sakit.

16
D. PEMECAHAN MASALAH ETIKA YANG TERJADI
Setelah mengetahui masalah etika yang terjadi di Rumah Sakit Pelengkap
Medical Center Jombang, maka langkah selanjutnya adalah mencari solusi untuk
masalah tersebut. Prosedur yang dilakukan oleh direktur Rumah Sakit Pelengkap
Medical Center Jombang untuk menyelesaikan masalah etika rumah sakit yaitu:
1. Memecahkan struktur masalah yang sudah teridentifikasi kedalam komponen-
komponennya, menganilisis komponen-komponen itu sehingga ditemukan
akar masalah. Akar masalah adalah penyebab paling dasar dari masalah etika
yang terjadi, dapat berupa kelemahan pada manusia, kepemimpinan,
manajemen, budaya organisasi, sarana, alat, sistem, prosedur atau faktor-faktor
lain.
2. Melakukan analisis lebih dalam tentang akar masalah yang sudah ditemukan
(root cause analysis) untuk menetapkan arah pemecahannya.
3. Menetapkan beberapa alternatif untuk pemecahan akar masalah.
4. Memilih alternatif yang situasional terbaik untuk pemecahan masalah itu.
5. Memantau dan mengevaluasi penerapan upaya pemecahan yang sudah
dilaksanakan.
6. Melakukan tindakan koreksi jika masalah etika belum terpecahkan atau
terulang lagi terjadi. Tindakan koreksi yang dapat menimbulkan masalah etika
baru adalah jika manusia sebagai penyebab akar masalah yang berulang-ulang
dikeluarkan dari rumah sakit.

E. PENANGANAN MASALAH ETIK


1. Informasi keluhan, pengaduan atau komplain dapat diterima oleh direksi,
humas dan komite etik dari:
1) Media masa
2) Kotak saran
3) Keluhan pasien
4) Laporan staf
5) Telepon pengaduan
17
6) Somasi pasien/ kuasa hukum
7) LSM

2. Satuan kerja yang menerima keluhan atau komplain melakukan hal-hal:


1) Mencatat dan mengkaji informasi:
1. Identitas
2. Kondisi pasien
3. Peristiwa atau kejadian
4. Tuntutan pasien
2) Menanggapi keluhan
1. Mengucapkan terimakasih atas laporan
2. Membuat penjelasan sementara
3. Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti
4. Menenangkan pelapor
5. Memberi tanda terima laporan
3) Melaporkan kepada direksi adanya keluhan atau komplain
4) Mengisi formulir sesuai keluhan:
1. Memberi pertimbangan
2. Meminta pengarahan tindaklanjut dari direksi
3. Menindaklanjuti instruksi dari direksi
4. Investigasi kasus
5) Membahas kebenaran informasi tentang:
1. Identitas pasien
2. Peristiwa
3. Rekam medis
6) Penataan dokumen
1. Dokumen informasi
2. Berkas rekam medis
3. Dokumen persetujuan tindakan medis
4. Second opinion
5. Resum medis
6. Pendapat organisasi profesi
7. Juklak, juknis dan SOP pelayanan
18
7) Rapat dengan satuan kerja terkait
8) Analisa kasus
Hasil rapat koordinasi menentukan atau memilih kategori kasus:
1. Kasus etika ditangani oleh KE
2. Kasus administrasi ditangani bagian SDM
3. Kasus hukum ditangani oleh KE
4. Kasus gabungan ditangani KE
9) Telaah kasus:
1. Kebenaran identitas pasien
2. Kebenaran peristiwa
3. Barang bukti
4. Pertimbangan prosedur tindak lanjut
10) Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari:
1. Kewenangan dan kompetensi
2. Indikasi dan kontra indikasi
3. Persetujuan tindakan medis
4. Kesesuaian dengan tindakan SOP
5. Kerugian/ cidera dan sebab akibatnya
6. Hukum dan perundang-undangan
11) Putusan direksi tetang pilihan penyelesaian kasus ligitasi dan non ligitasi.
12) Dokumen kasus:
1. Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan medis ditata
dan diberikan pengkodean khusus;
2. Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan sampai kasus
dianggap selesai;
3. Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada Bagian Rekam
Medis.
F. PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA PROFESI MEDIS
Masalah etika profesi medis dapat berasal dari:
1. Dalam rumah sakit, dimana komite medic menerima permintaan peninjauan
penanganan masalah etika profesi medis dari direktur atau dari ketua SMF.

19
2. Luar rumah sakit dimana masalah disampaikan langsung dari pasien atau masyarakat
melalui surat complain kepada direktur kemudian direktur akan meminta komite
medic untuk menangani masalah tersebut.
3. Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi melakukan investigasi terhadap laporan
pelanggaran etika profesi medic bila perlu dengan komite medik.
4. Rekomendasi dari komite medic disampaikan ke Direktur dan tembusannya
disampaikan ke Komite Medik.
5. Bilamana berkaitan dengan aspek mediko legal, maka komite medic berkoordinasi
dengan rumah sakit dan komite etik Rumah Sakit.

G. PENANGANAN PELANGGARAN ETIK PROFESI KEPERAWATAN


1. Setiap pelanggaran etika profesi keperawatan yang dilakukan oleh staf keperawatan
kepada pasien, keluarga atau rekan kerja segera dilaporkan melalui koordinator
ruangan/ Ka. Unit/ Supervisor.
2. Dalam waktu 24 jam kronologis kejadian harus disampaikan kepada koordinator
ruangan/ Ka. Unit/ Supervisor dan segera mengumpulkan data untuk kelengkapan
laporan.
3. Melakukan koordinasi dengan Komite Keperawatan untuk penelaahan terhadap
pelanggaran etika profesi keperawatan.
4. Penyelesaian masalah pelanggaran etika berdasarkan buku Pedoman Etika Profesi
Keperawatan.
5. Pembinaan atau bimbingan oleh koordinator ruangan/ Ka. Unit/ Supervisor sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukan yaitu pelanggaran ringan, pelaggaran sedang, dan
pelanggaran berat.
6. Pelaksanaan evaluasi selama 3 bulan.

H. PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA PROFESI KESEHATAN LAIN


1. Pelanggaran etika profesi bisa dilaporkan oleh pasien atau keluarga pasien atau rekan
se profesi atau profesi lain, dapat disampaikan melalui komplain kepada humas atau
langsung disampaikan kepada penanggungjawab etika profesi.
2. Penanggung jawab etika profesi membuat laporan dan disampaikan kepada komite
etik RS untuk dilakukan penelaahan atau investigasi.

20
3. Dalam penyelesaian dugaan pelanggaran etika profesi bila perlu meminta pendapat
profesi tersebut atau perkumpulan atau ikatan profesi terkait.
4. Rekomendasi yang dibuat disampaikan ke direktur oleh komite etik.

I. ETIKA PEMASARAN/ PROMOSI RUMAH SAKIT


1. Pengiklanan
Menyadari cermat baiknya media cetak dan elektronik sebagai sarana untuk pendidikan
masyarakat, dan sebagai peranan untuk pemberian informasi kepada masyarakat secara
bertanggungjawab, tetapi harus dihargai bahwa rumah sakit mempunyai tanggung jawab yang
besar kepada pasien dan terhadap golongan professional yang terwakili dalam rumah sakit
dan mempunyai etika profesional perlu dihormati. Informasi yang berhubungan dengan pasien
kecuali yang disahkan oleh perundang-undangan dilarang diberikan kepada pihak ketiga tanpa
izin dan persetujuan dari pasien/ keluarganya dari dokter yang merawatnya. Informasi untuk
penelitian dan proyek ilmiah dilarang diumumkan kepada masyarakat tanpa persetujuan dari
pasien yang bersangkutan dan dilarang diumumkan dengan cara yang bertentangan dengan
etika dari golongan yang bersangkutan. Informasi yang berhubungan dengan kegiatan rumah
sakit dilarang ditunjukkan untuk menunjukkan keunggulan komparatif terhadap rumah sakit
lain atau keunggulan dan murni tanpa melebih-lebihkan dan membesar-besarkan kenyataan
tanpa pernyataan yang kurang lengkap, menyesatkan atau salah.
2. Promosi pemasaran
Rumah sakit dalam promosi pemasaran harus bersifat informatif, tidak komparatif,
berpijak pada dasar yang nyata, tidak berlebihan dan berdasarkan kode etik rumah sakit
Indonesia. Dalam pelayanan kesehatan konsep “pemasaran” (marketing) nampaknya lebih
berkonotasi negatif daripada positif karena membangkitkan ke arah promosi periklanan dan
penjualan (sales) padahal inti pemasaran adalah komunikasi. Dengan demikian, promosi
sebagai alat pemasaran rumah sakit secara umum harus bersifat formatif, edukatif, preskriptif,
dan preparative bagi khalayak ramai umumnya dan pasien khususnya.

Informatif : Memberikan pengetahuan mengenai hal ihwal yang ada relevansinya dengan
berbagai pelayanan dan program rumah sakit yang efektif bagi pasien atau
konsumen.

21
Edukatif : Memperluas cakrawal khalayak ramai tentang berbagai fungsi dan program
rumah sakit, penyelenggaraan kepada upaya kesehatan mengikuti perbekalan
kesehatan di rumah sakit yang bersangkutan
Preskriptif : Pemberian petunjuk petunjuk kepada khalayak ramai umumnya dan pasien
khususnya tentang peran pencari pelayanan kesehatan dalam proses diagnosis
dan terapi
Preparatif : Membantu pasien/keluarga pasien dalam proses pengambilan keputusan

Dalam tantangan strategis munculnya era globalisasi yang ditandai oleh persaingan bebas,
perkembangan teknologi, tranportasi dan telekomunikasi informasi yang mengarah kepada
terbentuknya dunia tanpa batas.
Dalam melakukan promosi pemasaran rumah sakit diperlukan strategi promosi layanan
kesehatan agar pelaksanaannya tidak keluar dari tata cara berkompetisi yang sehat sehingga
menimbulkan dampak yang merugikan masyarakat khususnya bagi pengguna layanan
kesehatan, maka perlu memperhatikan beberapa aspek berikut :
a. Promosi yang dilakukan harus tetap memiliki tanggung jawab social
Layanan yang ditawarkan harus professional dan bermutu. Setiap institusi atau
pelayanan kesehatan harus selalu mengacu pada etika profesi dan etika rumah sakit, serta
harus bekerja sesuai dengan pedoman dan standar pelayanan yang ada.
Tarif layanan yang ditawarkan harus terjangkau oleh masyarakat termasuk oleh anggota
masyarakat berpenghasilan rendah/miskin.
Layanan yang ditawarkan harus merata dan ditunjukkan kepada seluruh anggota
masyarakat.
Layanan yang ditawarkan harus mampu merata memberikan rasa aman dan nyaman bagi
pengguna pelayanan
b. Proses pelayanan kesehatan adalah fundamental, yang mengacu kepada :
Falsafah promosi. Setiap institusi atau selaku pelayanan kesehatan harus berada
pada koridor kompetisi yang sama
Misi promosi. Tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan pengguna jasa (yang
sekaligus akan meningkatkan pendapatan), akan tetapi juga harus sejalan dengan
manfaat sosialnya.

22
Sistem promosi. bukan hanya menjual, tetapi sekaligus akan meningkatkan
pengetahuan anggota masyarakat untuk memilih bentuk layanan kesehatan yang
paling teapat bagi dirinya.
c. Asas-asas umum dalam promosi pelayanan Rumah Sakit:
Promosi/iklan harus jujur, bertanggung jawab dan tidak bertentengan dengan
hukum yang berlaku.
Promosi/iklan tidak boleh menyinggung perasaan dan merendahkan martabat Negara,
agama susila, adat, budaya, suku dan golongan.
Promosi/iklan harus dijiwai oleh asas persaingan yang sehat.
1) INISIATIF RUMAH SAKIT
a) Promosi dilakukan di dalam Rumah Sakit
Untuk masyarakat pengunjung Rumah Sakit:
a. Brosur/leaflet
b. Buku saku
c. CCTV
d. CD
e. Seminar untuk awam
f. Poster
g. Majalah Rumah Sakit
h. Pameran
i. Gathering pasien
j. TV Home Video
k. Majalah dinding
l. Radio local Rumah Skit
m. Lab pemeriksaan gratis (tertentu)
n. Umbul-umbul
o. Ceramah/pertemuan
p. Audio visual
q. Kemasan produk

b) Promosi dilakukan di luar Rumah Sakit:


a. Media cetak, terbatas pada surat kabar/tabloid majalah, jurnal kesehatan
b. Radio/TV
23
i. Pengumuman tentang seminar
ii. Talkshow
c. Dokter hanya menyampaikan masalah teknis medis
d. Fasilitas adan saran Rumah Sakit disampaikan oleh Humas Rumah Sakit
petugas yang ditunjuk
e. Tidak boleh didampingi oleh perusahaan obat
f. Kegiatan Sosial
g. Telemarketing
h. Website
i. Pameran perdagangan
i. Audio visual
ii. Leafet
iii. Brosur
iv. Lab gratis
v. Ceramah
vi. Poster
vii. Spanduk
viii. Tidak melakukan transaksi
j. Press release: peliputan event, press conference
k. Advertorial tanpa menulis nama dokter dan jadwal dokter serta pengalaman
l. Billboard: hanya berupa petunjuk arah
m. Telepon, SMS, Email, Direct Mail hanya relasi pasien dan mantan pasien
n. Lain-lain
i. Program khusus potong harga, namun tidak dari rumah sakit, misalnya
dengan menggunakan credit card bank tertentu biaya lebih murah 5%
ii. Rumah sakit dapat menjadi sponsor kegiatan jalan sehat dll.

2) PETUNJUK MATERI PROMOSI RUMAH SAKIT


a) Yang boleh dilakukan
a. Bila diminta wawancara untuk coverstory oleh media cetak dapat diberikan
penjelasan bersifat informasi dan edukasi tentang permasalahan pelayanan
yang diberikan, sejarah rumah sakit, fasilitas, lokasi dan cara menghubungi

24
rumah sakit tersebut (Alamat, nomer telefon, fax, email, website, dll) dapat
disertai foto, foto ruangan, foto direktur, foto tampak depan rumah sakit.
b. Khusus leaflet dan brosur penjelasan tentang biaya harus dijelas dan harus
disebutkan biaya tersebut mencakup biaya apa saja.
c. Bila kita lebih murah dapat ditulis harga khusus.
d. Dapat menyampaikan kualitas mutu pelayanan yang dicapai, seperti:
i. Telah mengikuti dan lulus akreditasi
ii. Telah mendapat sertifikat ISO, dll
iii. telah mendapat award dalam pelayanan
e. Khususnya untuk leaflet dan brosur dapat menyebutkan nama dan keahlian
dokter serta jam praktek
i. Bila ada penjelasan yang lebih mendetail dapat ditulis: untuk
keterangan lebih lanjut, anda dapat menghubungi dalam kurung petugas
rumah sakit

b) Yang tidak boleh dilakukan:


a. Membandingkan dengan instruksi lain
b. Mengatakan kita hanya satu-satunya, yang pertama, terbaik dan ter… dan ter…
lainnya
c. Membujuk, misalnya:
i. Diskon
ii. Voucher
iii. 5x berobat gratis 1x

3) PELANGGARAN
Dalam pelanggaran pada pelaku usaha/Rumah Sakit yang tercantum pada bab IV pasal 8
pada umumnya telah tercakup pada keputusan KEPKES dan Dir.Jen.Yanmed. dengan berlaku
nya undang-undang 8 tahun 1999 tentang perlindungann konsumen, maka pelaksanna
ketentuan ini lebih diperkuat, sehingga terasa positif di lapangan.
Dalam masalahnya promosi rumah sakit atau dokter, selalu akan terkait dengan etika
rumah sakit maupun etika kedokteran. Dilain pihak konsumen atau penderita memang sangat
memerlukan informasi yang benar tentang produk jasa layanan kesehatan dilain pihak
25
konsumen atau penderita memang sangat memerlukan informasi yang benar tentang produk
layanan kesehatan dan akan dibutuhkan oleh konsumen/ penderita. PERSI sebagai institusi
yang menghasilkan produk jasa layanan kesehatan dan akan dibutuhkan oleh konsumen atau
penderita, pada dasarnya kegiatan promosi dapat dilaksanakan. sehingga mengacu pada etika
yang ada, kebutuhan konsumen dan keterbatasan biaya yang di miliki oleh rumah sakit,
kegiatan promosi, iklan dan lain-lain harus memperhatikan:
a. Promosi/iklan harus murni bersifat informatif
b. Promosi/iklan tidak bersifat komparatif artinya membadingkan dengan institusi
rumah sakit/ dikter lain dan mengisyaratkan bahwa dirinya lah yang terbaik
dan yang lain jelek
c. Promosi/iklan harus berpijak pada dasar kebenaran
d. Promosi/ iklan tidak berlebihan
Dengan memperhatikan hal tersebut maka kegiatan promosi, iklan dan kegiatan lain
dalam rangka memperkenalkan produk rumah sakit/dokter tidak dianggap melanggar etik.
Pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku tentang promosi/iklan rumah sakit akan
diberikan sanksi etik berupa:
1. Teguran lisan maupun tertulis
2. Informasi kepada masyarakat melewati media massa

J. ETIKA DAN TATA LAKU BISNIS


Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang sebagai sarana pelayanan kesehatan
adalah merupakan “unit sosio-ekonomi” dan berkomitmen menjalankan dengan penuh
kejujuran dan integritas serta patuh terhadap semua peraturan yang berlaku.

1. Komitemen pada perilaku beretika


Perilaku beretika adalah tanggung jawab setiap orang. Perilaku beretika diharapkan dari
semua direktur, karyawan, dan lainnya.
I. Tanggung jawab manajemen dalam hal etika
Semua kepala, kordinator dan pws bertanggung jawab atas tindakan karyawan
bawahanya dan bertanggung jawab untuk memastikan dipatuhi nya aturan dan kebijakan
rumah sakit lainnya serta hukum yang berlaku, yaitu:
a. Memberitahukan karyawan mengenai kebijakan perusahaan, termasuk yang
berkaitan dengan perilaku legal dan etis;
26
b. Memastikan pelaksanaan pelatihan karyawan yang berkesinambungan dan
bahwa pelanggaran terhadap aturan-aturan mendapatkan tindakan disipliner
yang sesuai;
c. Tidak merekrut karyawan dengan kecendrungan melanggar hukum atau
peraturan-peraturan yang berlaku;
d. Menyelenggarakan lingkungan kerja dimana diskusi membangun jujur, dan
terbuka
II. Melaporkan adanya kecurigaan terhadap kemungkinan adanya pelanggaran
Pelaporan terhadap pelanggran yaitu sebagai berikut:
a. Laporan karyawan: setiap karyawan yang mengetahui adanya pelanggaran
terhadap aturan rumah sakit harus segera melaporkannya
b. Kerahasiaan: para penyidik tidak akan mengungkap identitas orang yang
melaporkan pelanggaran yang mencurigakan atau identitas mereka yang
terlibat yang terlibat dalam penyelidikan tersebut
c. Perlindungan terhadap ancama terlapor: dilarang melakukan ancaman dalam
bentuk apapun kepada orang yang telah melaporkan pelanggran terhadap
aturan-aturan rumah sakit, walaupun ternyata laporan tersebut salah. Setiap
karyawan dapat melaporkan pelanggaran tanpa harus takut akan ancaman oleh
rekan kerja, penyelia atau pihak lain yang terlibat
d. Tindakan disipliner terhadap pelanggaran : setiap pelanggaran terhadap aturan-
aturan rumah sakit akan dikenakan tindakan disipliner yaitu teguran sampai
dengan PHK dan dapat diajukan tuntutan perdata atau pidana.

3. Menjaga dan menghargai hubungan dengan pelanggan


Tujuan dalam mencapai layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan baik, dan
hal ini dilakukan dengan cara menghasilkan hubungan kerja sama dan kepercayaan yang
langgeng. Memperlakukan pelanggan dengan adil yang jujur dan dengan cara yang memenuhi
semua hukum yang berlaku dan sesuai dengan praktek bisnis yang baik. tidak memberi
pernyataan yang salah atau menyesatkan mengenai rumah sakit atau karyawan atau
pelayannya. dalam menjalankan bisnis rumah sakit dengan menghormati keselamatan mereka
yang menggunakan pelayanan dan layanan dirumah sakit.

4. Mematuhi hukum kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkungan


27
Berkomitmen untuk melindungi lingkungan serta keselamatan karyawan, komunitas,
serta masyarakat umum dengan sepenuhnya mematuhi semua hukum yang berlaku dan ters
memperbaiki kinerjan dalam hal lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.
Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi dan kesejahteraan serta keselamatan
karyawan, masyarakat umum. Kinerja kesehatan, keselamatan, kemanan dan lindungan adalah
nilai-nilai inti dari rumah sakit dan akan di kelolah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
bisnis rumah sakit untuk memberikan manfaat kepada karyawan dan pelanggaran. Semua
karyawan rumah sakit bertanggung jawab untuk dapat mewujudkan perbaikan yang
berkelanjutan dan terukur.
a. Menjalankan bisnis rumah sakit dengan cara yang melindungi kesehatan umum
dan di tempat kerja, keselamatan lingkungan dan karyawan .
b. Semaksimal mungkin menghilangkan semua kecelakaan dan insiden lingkungan.
c. Mematuhi semua hukum dan peraturan lingkungan, kesehatan dan keselamatan.
d. Mengurangi emisi dan limbah serta menggunakan energy dan sumber daya alam
secara efisien dan cermat.

BAB V
DOKUMENTASI

Sebagaimana telah diuraikan di atas, tentang langkah/ tindak yang perlu


dilaksanakan dalam menghadapi melakukan penanganan masalah etik di Rumah Sakit
Pelengkap Medical Center Jombang. Panduan ini perlu disosialisasikan ke seluruh
sumber daya manusia Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang. Secara
berkala panduan ini akan dievaluasi, sehingga bila diperlukan perubahan- perubahan
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan akan dilakukan revisi agar ini menjadi lebih
sempurna sehingga penanganan dilema etik dapat optimal ditangani.

28
BAB VI
PENUTUP

Dalam rumah sakit terdiri atas beragam disiplin ilmu. Masing-masing disiplin
umumnya telah memiliki etik profesi yang harus diamalkan anggotanya. Begitupun
dengan Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang yang sebagai suatu institusi
dalam memberikan pelayanan kesehatan juga telah mempunyai etik, sehingga setiap
petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan harus berpedoman pada etika profesi
masing-masing, etika profesi lainnya dan etik rumah sakit agar tidak saling
berbenturan.
Dalam operasional rumah sakit, tentu muncul berbagai isu etik yang mungkin
terjadi. Disinilah peran direktur rumah sakit dengan dibantu oleh Komite Etik Rumah
29
Sakit untuk menangani masalah tersebut. Yang dimulai dari identifikasi masalah,
melakukan penelusuran masalah yang timbul sampai dengan dilakukan pemecahan
terhadap masalah yang terjadi.
Dengan adanya panduan etik ini diharapkan dapat meminimalkan masalah etik
yang terjadi sehingga tidak mengganggu operional rumah sakit dan dapat
meningkatkan pelayanan rumah sakit.

Jombang, 16 Desember 2021


Direktur
Rumah Sakit Pelengkap Medical Center
Jombang

dr.Lely Kurnia Sari, M.Kes.


NIK 72.211001.619

30
Jombang, 03 Desember 2021

Nomor : 001/UND/KE/XII/2021
Sifat : Penting
Lampiran : -
Hal : Undangan

Yth. Anggota Komite Etik Rumah Sakit


Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang

31
di-
tempat

Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Mengharap kehadiran Saudara pada:
Hari, tanggal : Jum’at, 03 Desember 2021
Pukul : 13.00 WIB
Tempat : Aula Ir. Juanda Rumah Sakit Pelengkap Medical Center Jombang
Acara : 1. Penyusunan Panduan Komite Etik RS

Atas perhatian serta kehadiran, disampaikan terimaksih.


Wassalamu’alaikum. Wr.Wb

Ketua Komite Etik


Rumah Sakit Pelengkap Medical Center
Jombang

dr. Eko Digdoprihasto Tjahjo, Sp.OG


NIK. 65.150.801.119

32
NOTULENSI

33
Jenis Kegiatan : Rapat Penyusunan Panduan Komite Etik Rumah Sakit
Waktu : 03 Desember 2021
Undangan Rapat : Terlampir

NO NAMA JABATAN
1 dr. Lely Kurnia Sari, M.Kes Direktur RS PMC Jombang
2 dr. Eko Digdoprihasto Tjahjo, Sp.OG Ketua Komite Etik
3 dr. Bagus Indra Kusuma Sekretaris Komite Etik
4 Mira Aditya W, A.md. Kep Anggota

5 Habibah Rofiatul I, A.md. Gz Anggota

KEPUTUSAN
RENCANA TINDAK
NO. AGENDA KEPUTUSAN PIC
LANJUT
1 Panduan Komite Menyusun panduan - Buat panduan Sekretaris
Etik Rumah Sakit komite etik - sosialisasikan Etik

Jombang, 03 Desember 2021


Pimpinan Rapat Notulen

dr. Eko Digdoprihasto Tjahjo, Sp.OG dr. Bagus Indra Kusuma


NIK 65.150.801.119 NIK. 94.191031.534

Mengetahui,
Direktur
RumahSakit Pelengkap Medical Center Jombang

dr. Lely Kurnia Sari, M.Kes


NIK. 72.211001.619

DOKUMEN

34
35

Anda mungkin juga menyukai