TENTANG
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 03 SEPTEMBER 2012
DIREKTUR
RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium klinik sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi
terpenting dalam diagnostic invitro. Dengan pengukuran dan pemeriksaan
laboratorium akan didapatkan data ilmiah tajam untuk digunakan dalam
menghadapi masalah yang diidentifikasi melalui pemeriksaan klinis dan
merupakan bagian esensial dari data pokok pasien.
Kenyataan menunjukkan bahwa laboratorium tidak hanya berfungsi membantu
penetapan diagnose dan penatalaksanaan penderita, tetapi juga dapat berfungsi
sebagai sarana untuk memastikan diagnose. Oleh karena itu laboratorium di
rumah sakit menempati kedudukan sentral, sehingga tanggung jawab
laboratorium makin lama makin bertambah besar, baik tanggung jawab
profesional, tanggung jawab teknis maupun tanggung jawab pengelolaan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
2. Status Kepemilikan
Dengan diterbitkannya Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri yaitu
Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri Kesehatan No. 336/ 1996,
No. 118/1996 dan No. 794/ Menkes/ SKB/ VII/ 1996 status Rumah Sakit Haji
Jakarta adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan kota
DKI Jakarta. Pada tahun 1997 dengan terbitnya Akte Notaris tentang Anggaran
Dasar Yayasan Rumah Sakit Haji Jakarta No. 28 tanggal 5 Maret 1997 oleh
Sujipto, SH, maka Rumah Sakit Haji Jakarta berubah status menjadi UPT
Yayasan Rumah Sakit Haji Jakarta.
Seiring dengan tuntutan Rumah Sakit Haji Jakarta menjadi institusi
pelayanan kesehatan yang mandiri dan bergerak ke arah swastanisasi, maka
salah satu kebijakan yang diambil adalah dengan memberlakukan opsi zero
PNS pada karyawan PNS yang berada di Rumah Sakit Haji Jakarta. Sehingga
tidak ada lagi status PNS pada karyawan Rumah Sakit Haji Jakarta.
Menginjak usia satu dasawarsa, Rumah Sakit Haji Jakarta semakin
bergerak maju dengan berubahnya status menjadi Perseroan Terbatas (PT)
yang didasarkan pada Perda No. 13 tahun 2004 tentang perubahan bentuk
badan hukum Yayasan Rumah Sakit Haji Jakarta menjadi PT. Rumah Sakit
Haji Jakarta. Penyertaan modal Pemda DKI Jakarta pada PT. Rumah Sakit
Haji Jakarta dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2004 dan diperkuat dengan
Akte Notaris Sujipto, SH No. 71 tentang PT. Rumah Sakit Haji Jakarta pada 17
September 2004.
Kepemilikan Rumah Sakit Haji Jakarta sesuai dengan PERDA No. 13
tahun 2004 tentang pendirian PT. Rumah Sakit Haji Jakarta tanggal 10
Agustus 2004 meliputi 51% Pemda DKI Jakarta, 42% Departemen Agama
serta sebagai tanda “good will” dari Pemda DKI Jakarta dan Departemen
Agama maka IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) mendapatkan 1% dan
koperasi karyawan Rumah Sakit Haji Jakarta mendapatkan 6%.
Seiring bergulirnya waktu, perubahan bentuk status Rumah Sakit Haji
Jakarta menimbulkan perselisihan pendapat dari berbagai pihak, hal ini
ditunjukkan pada tahun 2005 Mahkamah Agung mengembalikan status Rumah
Sakit Haji Jakarta kembali ke bentuk yayasan seperti semula. Saat ini Rumah
Sakit Haji Jakarta dalam proses pembubaran PT berdasarkan Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Reg. No. 05 P/HUM/2005, Peraturan
Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5 Tahun 2006,
Pada tahun 2007, Pengadilan Negeri (PN) wilayah Jakarta Timur
mengeluarkan surat No. 03/ Pdt. P/ RUPS/ 2007/ PN yang mengabulkan
permohonan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Rumah Sakit Haji Jakarta yang diikuti oleh pihak-pihak terkait. Rapat tersebut
menghasilkan keputusan kepemilikan saham Pemda DKI Jakarta sebesar 51%
Koperasi Karyawan “USAHA PRATAMA” Rumah Sakit Haji Jakarta sebesar
6%, Departemen Agama sebesar 42% dan IPHI sebesar 1%. Maka dari hasil
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tersebut Pemda DKI Jakarta,
Departemen Agama, Koperasi Karyawan Rumah Sakit Haji Jakarta dan IPHI
tetap sebagai pemegang saham di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Pada tanggal 3 April 2008, diselenggarakan rapat yang bertujuan
untuk mencari titik temu antara dua pihak yaitu Departemen Agama dan
Pemda DKI Jakarta. Rapat ini dipimpin oleh Bapak Wakil Presiden Yusuf Kalla
dan dihadiri:
a. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat
b. Menteri Agama
c. Menteri Dalam Negeri
d. Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta
e. Menteri Kesehatan yang diwakili oleh Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Departemen Kesehatan.
Dari rapat tersebut didapat keputusan yaitu kegiatan operasional
Rumah Sakit Haji Jakarta untuk sementara diambil alih oleh Departemen
Kesehatan dengan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan sebagai pengawas dan menetapkan status Rumah Sakit Haji
Jakarta akan menuju bentuk Badan Layanan Umum (BLU). Saat ini dalam
proses pembubaran PT berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Reg. No. 05 P/HUM/2005, Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5 Tahun 2006.
B. Profil, Sistem Manajemen mutu Akreditasi Rumah Sakit dan ISO 9001:2008
1. Profil Rumah Sakit
Rumah Sakit Haji Jakarta beralamatkan di Jalan Raya Pondok Gede No. 4
Jakarta Timur dan di atas lahan seluas 1 Ha. Rumah Sakit Haji Jakarta
dibangun atas 6 (enam) lantai dengan tipe kelas B. Keberadaan Rumah Sakit
Haji Jakarta tidak berbeda dengan rumah sakit lainnya, yaitu merupakan
bagian dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat yang juga melayani
masyarakat umum tanpa memandang perbedaan agama dan suku bangsa.
Didukung oleh peralatan yang canggih dan ditangani oleh tenaga yang
berkualitas dan profesional, Rumah Sakit Haji Jakarta siap melayani
kesehatan masyarakat umum. Type RS. Haji Jakarta berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.03.05/I/274/2011 tertanggal 18 Januari
2011 ditetapkan sebagai rumah sakit umum kelas B.
2. Sistem Manajemen Mutu Akreditasi Rumah Sakit
Rumah Sakit Haji Jakarta telah menerapkan system manajemen mutu
akreditasi tingkat dasar (lima pelayanan) oleh Badan Akreditasi Departemen
Kesehatan RI pada bulan April 1998. Lima pelayanan yang telah diakreditasi
yaitu Unit Gawat Darurat, Administrasi, Keperawatan, Pelayanan Medik dan
Rekam Medik dengan hasil lulus. Saat ini Rumah Sakit Haji Jakarta telah
mendapat Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap 16 Standar Pelayanan pada
tanggal 9 Desember 2009 dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
Depertemen Kesehatan RI.
A. Visi
”Menjadi Rumah Sakit yang Islami dan berkelas dunia”
ISLAMI adalah Sistem pelayanan (input, proses, output) yang holistik (fisik,
mental, spiritual), yang memberikan pelayanan terbaik (best practice) dengan
dilandasi kaidah-kaidah Agama Islam. Fokus pada spiritualitas dan religiositas.
BERKELAS DUNIA adalah Mendapatkan akreditasinational dan international.
Kesalahan medik yang rendah, implementasi program keamanan pasien,
orientasi pada pelayanan pelanggan.
B. Misi
1. Meningkatkan kualitas hidup manusia sebagai ibadah
2. Melaksanakan layanan kesehatan islami, paripurna dan berkualitas
3. Mempersiapkan dan meningkatkan sumber daya untuk mencapai rumah
sakit berkelas dunia
C. Falsafah
Bantuan pelayanan profesional Islami yang diberikan kepada pasien,keluarga
dan mencakup seluruh proses kehidupan manusia seutuhnya,baik sakit
maupun sehat tanpa memandang bangsa,suku bangsa,kepercayaan dan
derajat dengan berlandaskan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT.
F. Nilai-nilai Organisasi
Nilai dasar RS Haji Jakarta merupakan pemandu terwujudnya visi dan misi,
serta merupakan suatu sikap yang harus dimiliki oleh seluruh karyawan RS
Haji Jakarta. Nilai dasar tersebut antara lain:
1. Keikhlasan - Kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan karena Allah
SWT semata.
2. Kejujuran - kemampuan untuk mengatakan kebenaran
3. Integritas - kemampuan untuk mewujudkan apa yang telah kita katakan
4. Kebersihan - kebersihan jiwa, tindakan dan lingkungan kerja
5. Penghagaan atas martabat manusia - sikap menghargai manusia sebagai
makhluk yang bermartabat
6. Keterbukaan Pikiran - kemampuan untuk menerima pendapat orang lain.
I. Motto
I.S.L.A.M.I.
Ikhlas : Melaksanakan pekerjaan karena Allah SWT semata
Senyum : Senyum yang tulus sepenuh hati
Loyal : Senyum yang tulus sepenuh hati
Amanah : Melaksanakan pekerjaan dengan baik dan
bertanggungjawab
Mawadah : Menjalin hubungan dengan kasih sayang
Istiqomah : Konsisten dalam mewujudkan visi dan misi Rumah Sakit
Haji Jakarta
J. Logo
1. Konsep Bentuk
a. Lima bentuk kubah emas; divisualisasikan sebagai percikan sinar terang
yang merupakan lima rukun Islam.
b. Enam buah garis melingkar; merupakan perwujudan dari terowongan
Mina dan memiliki filosofi lambang enam rukun Iman.
c. Bulan sabit yang dibentuk dari dua lengkungan; simbol kesehatan umat
Islam.
Kepala Laboratorium
PJ Pemeriksaan Kimia
Klinik
PJ Pemeriksaan Urinalisa
& Feses
Pj Pemeriksaan Imuno-
Serologi
PJ Pemeriksaan
Mikrobiologi
Pelaksana Analis
Kesehatan
URAIAN JABATAN
Unit Kerja 3
Unit Kerja 4
Hari Penanggung
Materi Waktu Metoda
ke Jawab
1 Pengenalan tempat 08.00- 14.00 Kunjungan ke Ka
di sub unit seluruh unit kerja Laboratorium /
laboratorium di laboratorium koordinator
Rapat Insidentil diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal
yang perlu dibahas segera.
BAB XI
PELAPORAN
A. LAPORAN HARIAN
Laporan harian tentang utilisasi dan permasalahan operasional yang terjadi di
Sub Bagian Laboratorium
B. LAPORAN BULANAN
Laporan kinerja laboratorium yang berisi :
C. LAPORAN TAHUNAN
Laporan kinerja pelayanan Sub Unit Laboratorium kepada Direktur melalui
Kepala Bagian Pelayanan Klinik yang berisi tentang hasil laporan kinerja
laboratorium selama 1 tahun.
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 03 September 2012
DIREKTUR
RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA