Anda di halaman 1dari 55

RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

Jalan Raya Pondok Gede Jakarta Timur


Telp. (021) 8000693 – 95, 8000701 – 702, Fax. (021) 8000702
Certificate No : JKT 0500123

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA


Nomor : 020/RSHJ/DIR/SK/AKRE/IX/2012

TENTANG PEDOMAN

PELAYANAN GIZI
DI RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan pelayanan yang


bermutu di Instalasi Gizi Rumah Sakit Haji Jakarta
perlu dibuat Pedoman Pelayanan Gizi;
b. bahwa mempertimbangkan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, perlu ditetapkan dengan Keputusan
Direktur RS. Haji Jakarta tentang Pedoman Pelayanan
Gizi di Rumah Sakit Haji Jakarta.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. Surat Tugas Menteri Kesehatan Nomor:
KP/Menkes/285/VIII/2012 tanggal 16 Agustus 2012
tentang penugasan Pelaksana Rumah Sakit Haji
Jakarta;
4. Surat Tugas Menteri Kesehatan Nomor:
KP.02.07/I/1548/12 tanggal 23 Agustus 2012 tentang
Penugasan Pelaksana Tugas Wadir
5. Surat Tugas Menteri Kesehatan Nomor:
KP.02.07/I/1549/12 tanggal 23 Agustus 2012 tentang
Penugasan Pelaksana Tugas Wadir SDM dan Yankes
6. Hasil Kesepakatan Rapat Gabungan antara Badan
Pendiri, Badan Pembina, Badan Penasehat dan
Badan Pengelola Rumah Sakit Haji Jakarta yang
dipimpin oleh Wakil Presiden RI pada tanggal 3 April
2008 di Jakarta
7. Buku Pedoman Gizi Rumah Sakit Depkes RI tahun
2003
8. Standar Akreditasi Rumah sakit, Kerjasama Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia dengan Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS), edisi 2012
9. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Komisi
Akreditasi Rumah Sakit edisi 2012

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT HAJI


JAKARTA TENTANG PEDOMAN PELAYANAN GIZI
RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA.
KEDUA : Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Haji Jakarta
sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini.
KETIGA : Dengan diberlakukannya surat keputusan ini, maka Surat
Keputusan nomor : 057/RSHJ/DIR/SK/I/2009 tentang
Pedoman Pelayanan Gizi dinyatakan tidak berlaku lagi
KEEMPAT : Hal-hal yang berkaitan dengan pedoman pelayanan Gizi
secara rinci akan dibuat dalam Standar Prosedur
Operasional (SPO) atau kebijakan lainnya.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila


dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 03 SEPTEMBER 2012

DIREKTUR
RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

dr. H. Chairul Radjab Nasution, Sp.PD,


K-GEH, FINASIM, FACP, M. Kes.
Lampiran : Keputusan Direktur RSHJ
Nomor : 020/RSHJ/DIR/SK/AKRE/IX/2012
Tanggal : 03 September 2012

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah gizi pada berbagai keadaan sakit secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi pada proses penyembuhan dan harus
diperhatikan secara individual. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit
yang terkait dengan gizi pada semua kelompok rentan semakin dirasakan
perlunya penanganan khusus. Pelayanan gizi yang bermutu untuk
mempertahankan gizi yang optimal sehingga tidak terjadi kurang gizi dan
untuk mempercepat penyembuhan sangat diperlukan. Resiko kurang gizi
muncul secara klinis pada orang sakit terutama pada penderita anoreksia,
kondisi mulut atau gigi geligi buruk serta kesulitan menelan, penyakit
saluran cerna disertai mual, muntah dan diare, infeksi berat, usila yang
tidak sadar dalam waktu lama, kegagalan fungsi saluran pencernaan dan
pasien yang mendapat kemoterapi.
Oleh karena itu pelayanan gizi di rumah sakit haji memerlukan sebuah
pedoman agar diperoleh pelayanan yang bermutu.

B. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit haji jakarta
terdiri dari :
1. Penyelenggaraan makanan pasien.
2. Asuhan gizi pasien rawat inap.
3. Asuhan gizi pasien rawat jalan
4. Penelitian dan pengembangan gizi terapan

C. BATASAN OPERASIONAL
1. Pelayanan gizi rumah sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah
sakit haji jakarta untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien, keperluan
metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, mengoreksi kelainan
metabolisme dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitatif,dan
promotif.
2. Terapi gizi adalah pelayanan gizi dan konseling yang diberikan kepada
pasien untuk penyembuhan penyakit.
3. Konseling gizi : serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua
arah untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan
perilaku sehingga membantu klien/pasien mengenali dan mengatasi
masalah gizi.
4. Dietiesien : Seorang nutrisionis yang telah mendalami pengetahuan dan
ketrampilan dietetik, baik melalui lembaga pendidikan formal maupun
pengalaman bekerja dengan masa kerja minimal satu tahun, atau yang
mendapat sertifikasi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), dan
bekerja di unit pelayanan yang menyelenggarakan terapi dietetik.
5. Nutrisionis : Seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab, dan
wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan
kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan gizi, makanan, dan
dietetik, baik di masyarakat maupun rumah sakit, dan unit pelaksana
kesehatan lainnya, berpendidikan dasar akademi gizi.
6. Food model adalah bahan makanan atau contoh makanan yang terbuat
dari bahan sintetis atau asli yang di awetkan, dengan ukuran dan satuan
tertentu sesuai dengan kebutuhan, yang digunakan untuk konseling gizi.
7. Penyelenggaraan Makanan adalah Rangkaian kegiatan dari
perencanaan menu sampai pendistribusian makanan kepada pasien
dalam rangka pencapaian status guzi yang optimal melalui pemberian
diet yang tepat. Dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan
dan evaluasi.

D. LANDASAN HUKUM
Beberapa ketentuan perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah.
4. Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan
Pemerintah dan kewenangan Propinsi sebagai daerah Otonomi.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 102 tahun 2000 tentang Standarisasi
Nasional.
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun 1999 tentang
Stndar Pelayanan rumah Sakit.
9. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan RI No.
894/MenKes/SKB/VIII/2001 dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
No. 35 tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Nutrisionis dan Angka Kreditnya.
10. Keputusan Menteri Penertiban Aparatur Negara Nomor
23/Kep/M.PAN/4/2001 tentang jabatan Fungsional Nutrisionis dan
Angka Kreditnya.
11. Hasil Pertemuan Berkelanjutan Tentang Evaluasi Pedoman PGRS dari
tahun 2002-2003.
12. Keputusan Direktur Rumah Sakit Haji Jakarta Nomor
057/RSHJ/DIR/SK/I/2009 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Di Rumah
sakit Haji Jakarta.
BAB II STANDAR
KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Jumlah Tenaga Gizi
No Jenis Pekerjaan Standar pendidikan Pelatihan
1. Koordinator Gizi DIII Gizi dan Manajemen Gizi
berpengelaman
minimal 2 tahun
dibidang gizi
2. Pj Administrasi & DIII Gizi Manajemen gizi
Perbekalan
3. Pj Pengolahan DIII Gizi Merancang Menu
4. PJ Gizi ruangan DIII Gizi Service Excelence,
PIN ASDI
4. PJ. Litbang DIII Gizi PIN ASDI
5. Petugas SMA Pelatihan komputer
Administrasi
6. Petugas Gudang SMA Manajemen
pergudangan
7. Pengatur Gizi (3 DIII Gizi Service Excelence,
orang) PIN ASDI
8. Pemasak (9 orang) SMKK Kursus Masak
9. Pemasak Snack SMKK Kursus Masak
10. Pekarya (6 orang) SMA Service Excelence
11. Pramusaji Gizi SMKK / Sederajat Service Excelence,
Ruangan Pelatihan pramusaji

Dari data diatas jumlah keseluruhan tenaga gizi ada 35 orang. Dari
keseluruhan tenaga tersebut karyawan yang tetap ada 27 orang, karyawan
yang kontrak ada 7 orang dan tenaga harian ada 4 orang. Tenaga Harian
ditempatkan 1 orang di pengantar dan 3 orang di pramusaji. Adapun
analisanya sebagai berikut.
Daftar Ketenagaan Gizi RS Haji Jakarta 2011
No Jenis Pekerjaan Standar Realisasi Kekurangan Kebutuhan
2012
1. Ahli Gizi Ruangan 4 2 2 1
2. Pemasak 13 9 4 1
3. Pramusaji 16 12 4 1
4. Pengantar/pekarya 8 8
5. Petugas Gudang 3 1 2

2. Analisa Perhitungan Kecukupan Tenaga


Perhitungan tenaga gizi rumah sakit berdasarkan Buku Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit sampai saat ini masih dalam proses
penyusunan. Oleh karena itu angka kebutuhan tenaga gizi dapat dihitung
berdasarkan kebutuhan masing-masing instalasi gizi rumah sakit.
Instalasi gizi RS Haji Jakarta dalam hal ini memperhitungkan kecukupan
tenaga gizi dengan mempertimbangkan beberapa hal :
a. Beban kerja
b. Jumlah hari kerja efektif per tahun
c. Sarana & Prasarana yang tersedia
d. Jumlah pasien yang dilayani
e. Lokasi pelayanan
f. Sistem pelayanan

Berdasarkan hal tersebut maka analisa kebutuhan tenaga gizi tiap


bagian sebagai berikut :
a. Kebutuhan Pemasak
Dasar jumlah hari kerja efektif per tahun
365 hari– 90 hari (hari tidak efektif) = 275 hari
Kapasitas pasien yang dilayani = 200 org
Rata-rata jenis masakan / waktu makan = 36 jenis
Asumsi waktu penyelesaian masakan / jenis / porsi = 0,5 menit
Perhitungan Kebutuhan tenaga pemasak :
36 jenis x (200 org x 3 waktu makan) x 0,5 menit = 10.800 menit
= 180 jam
Jam kerja / hari 6 jam x 3 shihft = 18 jam
Maka kebutuhan pemasak / hr 180 : 18 = 10 orang
Kecukupan tenaga (365 : 275) x 10 orang = 13,3≈13 orang

b. Kebutuhan tenaga pramusaji


1) Waktu pembagian makan yang diharapkan tiap ruang perawatan
30 menit
2) Rata-rata waktu pengantaran makan ke pasien 1 menit tiap
pasien (kecuali Sakinah 3 menit tiap pasien)
3) Jumlah pasien tiap ruang dan waktu pengantaran makan
Lantai V Sakinah 10 pasien x 3 menit = 30 menit
Istiqomah 20 pasien x 1 menit = 20 menit +
50 menit
Lantai IV Hasanah I 31 pasien x 1 menit = 31 menit
Hasanah II 22 pasien x 1 menit = 22 menit +
53 menit
Lantai III Syifa 41 pasien x 1 menit = 41 menit
Lantai III Afiah 38 pasien x 1 menit = 38 menit
Lantai II Amanah, VK, ICU, ODC
43 pasien x 1 menit = 43 menit
Lantai Dasar HD,UGD 13 pasien x 1 menit = 13 menit
4) Rata-rata perkiraan BOR ruang perawatan 80 %
Jumlah pasien lantai V 50 x 0,8 = 40
Jumlah pasien lantai IV 53 x 0,8 = 42,4
Jumlah pasien Syifa 41 x 0,8 = 32,8
Jumlah pasien Afiah 34 x 0,8 = 27,2
Jumlah pasien lt II 43 x 0,8 = 34,4
Jumlah pasien lt dasar 13 x 0,8 = 10,4
5) Kebutuhan tenaga tiap Shihft
Lantai V 40 : 30 = 1,33 ~ 1
Lantai IV 42,4 : 30 = 1,41 ~ 1
Lantai III Syifa 32,8 : 30 = 1,09 ~ 1
Lantai III Afiah 27,2 : 30 = 0,9 ~ 1
Lantai II 34,4 : 30 = 1,15 ~ 1
Lantai Dasar 10,4 : 30 = 0,35 ~ 1
Jumlah Pramusaji tiap Shift = 6 orang / Shift
Kebutuhan pramusaji / hari : 6 x 2 = 12 orang
Kecukupan pramusaji / hari berdasarkan hari kerja efektif tiap
tahun
(365 : 275) x 12 orang = 16 orang

c. Kebutuhan Pengantar/ pekarya


1) Waktu pewadahan makanan yang diharapkan : 60 menit/menu
2) Rata-rata pasien tiap shihft : 200 x 0,8 = 160
3) Kebutuhan pengantar : 60 = 2,67 ~ 3 orang tiap shihft
Kebutuhan pengantar tiap hari 3 x 2shihft = 6 orang
Kecukupan pekarya : (365:275) x 6 = 7,98 ~ 8 orang

d. Kebutuhan Petugas Gudang


1) Petugas Gudang BM Kering 1 orang tiap hari
2) Petugas Gudang BM Segar 1 orang tiap hari
Kecukupan (365 : 275) x 2 = 2,66 ~ 3 orang

e. Kebutuhan penata gizi pengolahan


1) Kebutuhan 1 orang / shihft : 3 orang / hari
2) Kecukupan (365 : 275) x 3 = 3,99 ~ 4 orang

f. Kebutuhan penata gizi ruang perawatan


1) Jumlah jam kerja / hari = 6 jam
2) Kapasitas yang dilayani : 200 pasien x 0,8 (Bor 80 %) = 160
pasien
3) Asumsi waktu pelayanan / pasien = 10 menit
4) Kebutuhan tenaga penata gizi ruangan 160 x 10 menit = 1600
menit = 26,67 jam : 6 jam = 4,45 orang ~ 4 orang

g. Petugas Administrasi
1) Petugas administrasi umum 1 orang
2) Petugas administrasi pengolahan 1 orang
3) Kecukupan tenaga administrasi (365:275) x 2 orang = 2,66 ~ 3
orang
BAB III
STRUKTUR

STRUKTUR ORGANISASI
SUB BAGIAN GIZI RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

Asisten Manajer Pelayanan


Penunjang Keperawatan

Koordinator Pengolahan
Makanan
Pasien dan Karyawan

PJ Administrasi dan

PJ Pengolahan PJ Gizi Rawat Inap

Petugas Gudang Pekarya Gizi Ruangan


Petugas ADM Gizi Pengatur Gizi
Pemasak
Pengantar

PJ Litbang gizi

B. Distribusi ketenagaan
C. Pengaturan jaga
Pembagian jam kerja dari jumlah tenaga yang ada sbb:
No Jenis Pekerjaan Jumlah Jumlah kary /shihft Keterangan
Shihft
1. Ahli Gizi Non 5 orang
shihft
2. Petugas Gudang Non 2 orang
dan Administrasi shihft
3. Pemasak Snack Non 1 orang
shihft
4. Pengatur Gizi 3 shihft Pagi : 1 orang Bila ada 1 orang libur
(3 orang) Midle : 1 orang hanya terbagi 2
Sore : 1 orang shihft, 1 orang pagi
dan 1 orang sore.
5. Pemasak 3 Shihft Pagi : 2-3 org Bila ada kelebihan
(9 orang) (pagi, Sore : 2 org tenaga shihft pagi 3
sore, Malam : 2 org orang
malam) Lepas Malam dan
libur : 2 org
6. Pengantar 3–4 Pagi : 1-2 orang Bila 1 orang libur
/Pekarya shihft Midle : 1 orang maka terbagi mjd 3
(6 orang) Sore : 1-2 orang shihft, 2 orang pagi, 2
Sebelum ada Malam : 1 orang orang sore & 1 org
tenaga harian. Lepas Malam dan malam.
libur : 1-2 orang Bila ada 2 orang libur
maka terbagi mjd 4
shihft, 1 orang pagi, 1
orang midle, 1 orang
sore &1 orang
malam
Pengantar 3 Shihft Pagi : 2 orang Dengan adanya
/Pekarya Sore : 3 orang penambahan tenaga
(7 orang) Malam : 1 orang harian, pembagian
Setelah ada Lepas Malam dan shift hanya terbagi
tenaga harian. libur : 1-2 orang menjadi 3 shift,
sehingga tenaga
menjadi lebih efektif
dan efisien.
7. Pramusaji 2 shihft Pagi : 4-5 orang Lantai V (Sakinah &
(9 orang) Sore : 3 – 4 orang Istiqomah) Shihft
Sebelum ada pagi 1 orang dan
tenaga harian. Lantai V dan IV shihft sore 1 orang.
jumlah pramusaji Lantai IV (Hasanah 1
5 orang. , Neonatus dan
Lantai III (Syifa Hasanah 2) shihft
dan Afiah) jumlah pagi 1 orang dan
pramusaji 4 orang. shihft sore 1 orang.
Pada lantai V dan
lantai IV ada 1 orang
tenaga yang
bertugas
menggantikan
apabila ada 1 orang
yang libur.
Lantai III (Syifa)
shihft pagi 1 orang
dan shihft sore 1
orang.
Lantai III (Afiah)
shihft pagi 1 orang
dan shihft sore 1
orang.
Pada Ruang Syifa
dan Ruang Afiah
apabila ada yang
libur maka 1 orang
bertugas di 2
ruangan.
Lantai II tidak ada
tenaga pramusaji.
Pramusaji 3 shihft Pagi : 5 orang Lantai V (Sakinah &
(12 orang) Midle : 1 orang Istiqomah) Shihft
Setelah ada Sore : 4 orang pagi 1 orang dan
tenaga harian. shihft sore 1 orang, 1
Ruang Sakinah, orang shihft midle
Istiqomah : 3 bertugas membantu
orang membagikan makan
Ruang Hasanah 1 siang & sore.
& hasanah 2 : 3 Lantai IV (Hasanah I
orang , Neonatus dan
Ruang Syifa dan Hasanah II) shihft
Afiah : 5 orang. pagi 1 orang dan
Lantai 2 : 1 orang shihft sore 1 orang.
Pada lantai V dan
lantai IV ada 1 orang
tenaga yang
bertugas
menggantikan
apabila ada yang
libur.
Lantai IV (Syifa)
shihft pagi 1 orang
dan shihft sore 1
orang.
Lantai III (Afiah)
shihft pagi 1 orang
dan shihft sore 1
orang.
Pada Ruang Syifa
dan Ruang Afiah
apabila ada yang
libur maka 1 orang
bertugas sebagai
pengganti apabila
ada yang libur.
Lantai II 1 orang
tenaga pramusaji
bertugas di ruang
amanah, muzdalifah,
VK, OK, ICU.

Tenaga harian 1 orang di bagian pengantar sangat dibutuhkan karena


sangat membantu, sehingga lembur pengantar dapat berkurang sekitar 80
%. Dari yang biasanya lembur pengantar 20 – 29 jam per bulan saat ini
dengan penambahan tenaga menjadi 5 – 7 jam per bulan. Mengantisipasi
agar tenaga kerja tidak terlalu berat beban pekerjaannya.
Tenaga harian 3 orang sebagai pramusaji, 1 orang sebagai pengganti
tenaga gizi yang meninggal pada tahun 2010. 1 orang sebagai tenaga
tambahan apabila ada yang libur di ruang syifa dan afiah, 1 orang sebagai
pramusaji untuk di lantai 2 (ruang muzdalifah, amanah, VK, ICU dan OK)
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Terlampir

B. STANDAR FASILITAS
DAFTAR INVENTARIS SARANA DAN PRASARANA

NO NAMA ALAT KANTOR SPESIFIK MEREK JUMLAH KET


GUDANG BESAR BM
A
KERING
RAK SUSUN 3 KAYU 6 BAIK
MEJA 75X90 STENLIS 1 BAIK
MEJA BAHAN
MAKANAN PENDEK KAYU 1 BAIK
AC SPLIT 1/2 PK NASIONAL 1 BAIK
KURSI KERJA 1 BAIK
RAK SUSUN 4 BESI 1 BAIK
EXHOUSE 1 RUSAK
EXHOUSE FAN PORTABLE 1 BAIK
SEDOTAN MINYAK PLASTIK 1 BAIK
STOPLES BULAT PLASTIK 5 BAIK
CONTAINER KECIL PLASTIK 5 BAIK
B GUDANG BM SEGAR
TERMOMETER
DAGING 1 BAIK
RAK SUSUN 4 BESI 1 BAIK
WASTAFEL 1 BAK STENLIS 1 BAIK
MEJA 75X200 STENLIS 1 BAIK
TIMBANGAN 50 KG BESI INDODACI 1 RUSAK
TIMBANGAN 20 KG BESI FIVE GOATS 1 BAIK
CHILER 4 PINTU STENLIS 1 BAIK
FREZER 4 PINTU STENLIS 1 BAIK
FREZER 2 PINTU MODENA 1 BAIK
GUDANG HARIAN BM
C
KERING
LEMARI BM GUDANG
HARIAN KACA 1 BAIK
MEJA 90X180 KAYU 1 BAIK
RAK 4 SUSUN STENLIS 1 BAIK
LEMARI SUSU KAYU 1 BAIK
EXHOUSE FAN 1 RUSAK
RAK GANTUNG STENLIS 1 BAIK
EMBER 47 CM PLASTIK 1 BAIK
RUANG
D ADMINISTRASI
MEJA KERJA DINO 2 BAIK
MEJA + KOMPUTER 1
SET LG 1 BAIK
RAK 3 SUSUN PLASTIK EXEL 1 BAIK
LEMARI BESI ALBA 1 BAIK
TELPON PANASONIC 1 BAIK
LEMARI KAYU DINO 1 BAIK
KURSI KERJA 1 BAIK
TIMBANGAN 2 KG CAMRY 1 BAIK
RUANG KA INSTALASI
E
GIZI
SOFA 4 DUDUKAN KULIT 1 BAIK
MEJA + KOMPUTER 1
SET GIC 1 BAIK
MEJA KERJA KAYU 2 BAIK
KURSI KERJA 4 BAIK
LEMARI KAYU 3 BAIK
RAK 4 SUSUN BESI 2 BAIK
AC SPLIT 1/2 PK NASIONAL 1 BAIK
F RUANG PENGAWAS
MEJA KERJA KAYU 3 BAIK
KURSI KERJA 3 BAIK
MEJA KERJA DINO 1 BAIK
TELPON PANASONIC 1 BAIK
MEJA DISTRIBUSI
SNACK 1 BAIK
KOMPUTER 1 SET EIC 1 BAIK
KIPAS ANGIN KECIL PLASTIK 1 BAIK
G RUANG DISTRIBUSI
MEJA KERJA KAYU 1 BAIK
KURSI KERJA 4 BAIK
TELPON PANASONIC 1 BAIK
LEMARI ARSIP ELITE 1 BAIK
WASTAFEL 1 BAK 1 BAIK
TEMPAT TISSU 1 BAIK
KAMAR GANTI PRIA +
H
WANITA
LEMARI KARYAWAN KAYU 2 BAIK
KIPAS ANGIN
GANTUNG PANASONIC 1 BAIK
RUANG
I
PENGOLAHAN
BLENDER PANASONIC 1 BAIK
PANGGANGAN ROTI MIYAKO 1 BAIK
BEAN MERRY STENLIS 1 BAIK
LEMARI KAYU 1 BAIK
KIPAS ANGIN PANASONIC 1 BAIK
WADAH RAPING PLASTIK,KAYU 3 BAIK
WASTAFEL 1 BAK 1 BAIK
TEMPAT ISOLASI PLASTIK 2 BAIK
BUCK KILLER 1 BAIK
WATER HEATER 1 BAIK
MEJA 180X75 STENLIS 1 BAIK
MEJA 220X75 STENLIS 1 BAIK
MEJA 180X60 STENLIS 1 BAIK
MEJA 120X75 STENLIS 1 BAIK
MEJA 145X70 STENLIS 1 BAIK
MEJA 200X75 STENLIS 2 BAIK
MEJA 150X75 STENLIS 4 BAIK
ALAT PEMADAM
KEBAKARAN 2 BAIK
RAK PIRING
TERTUTUP STENLIS 1 BAIK
RUANG
J
PENGOLAHAN
MEJA PERSIAPAN KERAMIK 1 BAIK
KOMPOR 1 TUNGKU 3 BAIK
KOMPOR 2 TUNGKU 2 BAIK
KOMPOR 6 TUNGKU 1 BAIK
WASTAFEL 1 BAK STENLIS 3 BAIK
1
OVEN 2 RUSAK
RAK PIRING 4 SUSUN STENLIS 1 BAIK
RAK 4 SUSUN STENLIS 2 BAIK
WASTAFEL 3 BAK STENLIS 1 BAIK
KIPAS ANGIN TWINO 1 BAIK
TIMBANGAN 20 KG 1 BAIK
TV SONY 1 BAIK
RICE COOKER GAS 5
KG 3 BAIK
RICE COOKER
LISTRIK 2 LTR YONGMA 1 BAIK
MAGIC COM 1,8 LTR YONGMA 1 BAIK
FOOD PROSESOR PANASONIC 1 BAIK
BLENDER PANASONIC 1 BAIK
WHITE BOARD 90X60 1 BAIK
GANTUNGAN BAJU STENLIS 1 BAIK
WHITE BOARD 120X60 1 BAIK
TROLI SNACK 3 STENLIS 4 BAIK
SUSUN
TROLI SNACK 2
SUSUN STENLIS 5 BAIK
KURSI KERJA TINGGI 4 BAIK
TEMPAT SAMPAH
BESAR PLASTIK 1 BAIK
TEMPAT SAMPAH
SEDANG PLASTIK 3 BAIK
TEMPAT SAMPAH
KECIL PLASTIK 5 BAIK
TROLI MAKAN STENLIS 6 BAIK
RUANG PENERIMAAN
K
BM
MEJA 75X150 STENLIS 1 BAIK
WASTAFEL 2 BAK STENLIS 1 BAIK
KURSI KERJA 1 BAIK
BUCK KILLER 1 BAIK
WATER HEATER 1 BAIK
CANDLING KAYU 1 BAIK
TABUNG GAS 1 BAIK
WASTAFEL 1 BAK STENLIS 1 BAIK
GANTUNGAN BAJU STENLIS 1 BAIK
L RUANG GAS
GAS ISI 50 KG BESI 12 BAIK
EXHOUSE 1 BAIK
M GUDANG PERALATAN
RAK SUSUN 4 BESI 4 BAIK
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Penyusunan menu
1. Pengertian
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan menyusun menu yang
akan diolah untuk memenuhi kebutuhan diit pasien dan karyawan,
dengan mempertimbangkan prinsip gizi seimbang, biaya makan,
kombinasi menu, tenaga (jumlah + kualitas) yang tersedia, saran dan
prasarana yang ada serta waktu yang tersedia.
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
a. Pedoman dalam kegiatan pengolahan
b. Mengatur variasi dan kombinasi hidangan
c. Menyesuaikan biaya yang tersedia
d. Menghemat penggunaan waktu dan tenaga
e. Menu yg terencana baik dpt sbg alat penyuluhan yg baik
f. Tersedianya siklus menu.
3. Kebijakan
Penyusunan menu pasien/ karyawan/ penunggu pasien dilakukan
oleh tim kerja.
4. Prosedur
a. Pelaksana : Koordinator Gizi/Ahli Gizi
b. Cara kerja :
1) Bentuk team kerja yang terdiri dari penata gizi, pemasak dan
pramusaji.
2) Kumpulkan hasil evaluasi terhadap daya terima makanan
pasien dan karyawan.
3) Kumpulkan dan analisa data-data macam dan jumlah pasien/
karyawan yang akan dilayani, jumlah dan kualitas tenaga
pemasak, jumlah dan macam peralatan masak yang dimiliki,
biaya makan pasien/ karyawan, waktu yang tersedia untuk
mengolah makanan, bahan-bahan makanan yang dapat
digunakan untuk pasien/ karyawan.
4) Tetapkan anggaran biaya makanan
5) Tentukan macam/pola menu (menu standar/pilihan)
6) Tentukan siklus/putaran menu
7) Tetapkan waktu penggunaan menu yang telah disusun
8) Tetapkan jenis dan frekuensi penggunaan bahan makanan,
sesuaikan dengan dasar/master menu
9) Buat mater menu sesuai dengan siklus yang ditetapkan
10) Teliti kembali kesesuaian menu dengan kecukupan gizi
(dengan melihat standar resep) dan biaya yang
ada/direncanakan

B. Penyusunan anggaran belanja


1. Pengertian
Penyusunan Anggaran belanja Instalasi Gizi adalah suatu proses
kegiatan untuk menginventaris dan merencanakan kegiatan-kegiatan
Instalasi gizi yang akan dilakukan pada tahun mendatang, serta
menghitung semua biaya yang akan digunakan untuk menunjang
kegiatan Instalasi gizi serta perkiraan/ hasil yang akan dicapai pada
tahun mendatang.
2. Tujuan
Tersedianya pedoman kerja dalam penyusunan Anggaran belanja
tahuanan di Instalasi Gizi RS Haji Jakarta sehingga diperolah
efektifitas dan efisiensi.
3. Kebijakan
Anggaran belanja disusun setiap tahun berdasarkan perencanaan
kebutuhan unit serta peraturan dan prosedure yang berlaku.
4. Prosedur
a.Pelaksana : Ka Instalasi Gizi / Koordinator Gizi
b.Cara kerja :
1) Lakukan kordinasi dengan Instalasi perawatan dari Instalasi
terkait untuk mendapatkan data rencana dan target
pengembangan pasien rawat inap dan pengembangan unit
lain yang berkaitan dengan Instalasi Gizi.
2) Hitung target pelayanan makan pasien pertahun tiap ruang
perawatan : rata-rata % target BOR ruang perawatan x 365
hari x jumlah kamar perawatan.
3) Jumlahkan target jumlah pelayanan makan perkelas
perawatan pertahun sehingga didapat data jumlah orang
(pasien) perkelas perawatan pertahun (A)
4) Hitung kebutuhan peralatan masak, peralatan makan/ minum,
peralatan distribusi makan dan lain-lain. Berdasarkan data A
+B
5) Hitung kebutuhan ATK dan ART pertahun berdasarkan data A
+ B (D)
6) Hitung kebutuhan bahan bakar 1 tahun berdasarkan data A +
B (D)
7) Hitung rencana / biaya listrik, air telephone, biaya laundry,
cleaning service, klaim kebesihan, pemeliharaan sarana/
prasarana, penambahan alat-alat kantor (F)
8) Hitung target jumlah karyawan/ penunggu pasien yang akan
dilayani dan jenis/ bentuk pelayanan makan yang akan
diberikan pada tahun mendatang (B)
9) Hitung rencana pegawai meliputi gaji, biaya kesehatan, bonus
seragam, pemeriksaan kekseatan berkala, diklat dan lain-lain.
(G)
10) Hitung depresiasi alat, gedung, dan sarana/ prasarana yang
digunakan (F)
11) Jumlahkan semua biaya yang diperlukan = C+D+E+F+G+H
=Z
12) Hitung biaya bahan makanan pasien dan karyawan
berdasarkanmenu yang telah di tetapkan.
13) Usulkan biaya makan pasien dan karyawan berdasarkan data
hasil perhitungan 2 +1 + persentase keuntungan sub unit
yang diinginkan.
14) Rencanakan kegiatan dan biaya-biaya untuk pengembangan
Instalasi Gizi.
C. Perencanaan kebutuhan bahan makanan
1. Pengertian
Perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah suatu proses untuk
menetapkan macam jumlah dan kualitas bahan makanan, yang
diperlukan dalam kurun waktu tertentu, dalam rangka melaksanakan
kegiatan pengadaan bahan makanan
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menetapkan
kebutuhan bahan makanan sesuai dengan menu yang telah
direncanakan serta jumlah konsumen yang ada.
3. Kebijakan
Perhitungan kebutuhan bahan makanan dibuat berdasarkan prosedur
menghitung taksiran kebutuhan bahan makakan yang berlaku.
4. Prosedur
a. Susun standar kualitas bahan makanan berisi spesifikasi bahan
makanan yang akan dibeli.
b. Hitung rencana kebutuhan bahan makanan atau makanan jadi
untuk satu tahun dengan cara sebagai berikut :
1) Menginventaris semua jenis dan jumlah bahan makanan yang
dibutuhkan per orang sesuai dengan menu pasien yang telah
disusun (A)
2) Menghitung rencanan jumlah pasien yang dilayani sesuai POB
dan kapasitas ruang perawatan selama satu tahun (B)
3) A x B = C. C = Total rencana kebutuhan tiap jenis bahan
makanan yang dibutuhkan untuk pasien selama satu tahun.
4) Menginvestaris semua jenis dan jumlah bahan makanan yang
dibutuhkan perorang sesuai menu karyawan yang telah
disusun (D)
5) Menghitung rencana jumlah karyawan yang akan diberi makan
pertahun sesuai jenis menu yang diberikan (E)
6) D X E = F
7) Menjumlah C + F = G. G = Total rencana kebutuhan tiap jenis
bahan makanan yang dibutuhkan untuk pasien dan karyawan
selama 1 tahun.
c. Cara lain untuk menghitung rencana kebutuhan bahan makanan
adalah:
1) perkirakan kebutuhan bahan makanan berdasarkan
pemakaian bulan sebelumnya, perpasien atau karyawan
dikalikan jumlah pasien dan karyawan yang diberi makan
bulan berikutnya di kalikan 12 bulan.
2) Ka. Instalasi Gizi / Koordinator Gizi menghitung rencana
kebutuhan anggaran belanja bahan makanan setahun sesuai
jumlah bahan yang akan diadakan/ dibeli menurut harga
”standar ” dan index kenaikan harga.

D. Penerimaan, penyimpanan, penyaluran bahan makanan


1. Pengertian
Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang meliputi
pemeriksaan/penelitian, pencatatan, dan pelaporan tentang macam,
kualitas, dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan
pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan.
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata,
menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan
basah baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan
kering dan basah serta pencatatan dan pelaporannya.
Penyaluran bahan makanan adalah tata cara mendistribusikan bahan
makanan berdasarkan permintaan.
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah tersedianya pedoman
kinerja dalam penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan
makanan di dan oleh Instalasi Gizi RS Haji Jakarta.
3. Kebijakan
Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran bahan makanan di dan
oleh Instalasi Gizi RS Haji Jakarta.
4. Prosedur
a. Pelaksana : Dietisien
Petugas Gudang
b. Peralatan : Timbangan
Chiller dan Freezer
Bak dan rak penyimpanan
Kemasan pembungkus
c. Cara Kerja :
Dietisien
1) Periksa kualitas dan kuantitas bahan makanan yang datang
dengan cara menimbang, mengukur, melihat kondisi fisik dan
membandingkan dengan permintaan.
2) Simpan bahan makanan di gudang menurut jenis, cara, dan
suhu penyimpanan.

Bahan Makanan Basah


1) Simpan bahan makanan basah pada bak atau kemasan
tertutup, dengan maksimal 2 tumpukan, tidak mencampur
bahan makanan yang berbau keras bersama bahan makanan
yang tidak berbau, serta dengan memperhatikan sifat bahan
makanan.
2) Catat setiap hari pemasukan dan pengeluaran barang.
3) Beri tanggal penerimaan untuk setiap barang yang masuk.
4) Bahan makanan basah disimpan pada suhu :
Lama waktu penyimpanan
No Jenin BM
< 3 hr < 1 mgg >1 mgg

1 Daging , ikan, udang dan -5 -0 C -10 - -5 C < -10C


hasil olahannya
2 Telur, dan hasil olahannya 5–7C -5 – 0 C < -5 C

3 Sayur, buah dan minuman 10 C 10 C 10 C


4 Tepung dan biji-bijian 25 C 25 C 25 C

Bahan Makanan Kering


1) Simpan bahan makanan dengan sistem FIFO ( First In First
Out)
2) Tempatkan bahan makanan pada rak dan tertutup.
3) Atur suhu ruang bahan makanan kering berkisar antara 19 – 21
C.
4) Catat setiap hari pemasukan dan pengeluaran barang.
5) Beri tanggal penerimaan untuk setiap barang yang masuk.
6) Timbang bahan makanan dan salurkan sesuai permintaan
bagian pengolahan dan bagian lain yang membutuhkan.
7) Catat setiap hari pengeluaran barang dan laporkan stok bahan
makanan ke penanggung jawab perencanaan dan perbekalan.

E. Persiapan dan Pengolahan Bahan Makanan


1. Pengertian
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam
penanganan bahan makanan yang meliputi berbagai proses antara
lain membersihkan, memotong, mengupas, mengocok, merendam ,
dsb.
Pengolahan makanan adalah suatu kegiatan memasak bahan
makanan mentah menjadi makanan siap dimakan, berkualitas, aman
untuk dikonsumsi.
2. Tujuan
a. Mempersiapkan bahan-bahan makanan, bumbu-bumbu, sarana
dan prasarana sebelum dilakukan kegiatan pemasakan.
b. Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan,
meningkatkan nilai cerna, organoleptik dan penampilan makanan,
serta aman dari organisme dan zat yang berbahaya.
3. Kebijakan
Pengolahan makanan pasien dilakukan dengan swakelola.
4. Prosedur
a. Pelaksana : Pemasak
b. Peralatan : Pisau, talenan,peralatan masak
c. Cara Kerja :
Persiapan bahan makanan
1) Cuci tangan dengan sabun/desinfektan.
2) Gunakan APD kerja secara lengkap.
3) Siapkan bahan makanan dan bumbu yang akan diolah dengan
cara mengupas, mencuci, memotong, membungkus, merendam,
menggiling, membentuk, dll, dan pastikan jumlah, bentuk sesuai
dengan menu.
4) Siapkan sarana penunjang untuk memasak dan pastikan jenis,
jumlah, kondisi yang baik dan cukup.
Pengolahan bahan makanan
1) Lakukan pengolahan bahan makanan yang telah dipersiapkan
dengan cara : menggoreng, mengukus, menumis, merebus,
memanggang, membakar, dll sesuai dengan menu.
2) Tempatkan makanan yang siap saji ke wadah yang bersih dan
tertutup serta serahkan ke penanggung jawab shift.
3) Bersihkan area pengolahan dan pastikan semua sisa bumbu
dalam kondisi tertutup.
4) Rapikan sarana bekas pengolahan dan serahkan ke bagian
pencucian.

F. Distribusi makan pasien


1. Pengertian
a. Distribusi makanan ke pasien adalah kegiatan pengambilan
makanan pasien di dapur utama gizi oleh pramusaji atau POS atau
pekarya dengan sistem dan waktu yang telah ditentukan sampai
pembagiannya ke pasien dan pengambilan alat bekas makan.
b. Sistem sentralisasi adalah sistem pendistribusian makan dimana
pewadahan makanan dilakukan di dapur utama gizi.
c. Pramusaji adalah tenaga yang bertanggungjawab untuk
mengambil dan mengantar makanan ke pasien
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar :
a. Makanan pasien sesuai dengan diitnya.
b. Jumlah makanan yang didistribusikan ke pasien sesuai dengan
jumlah pasien yang makan.
c. Makanan sampai ke pasien tepat waktu.
d. Terpenuhinya kecukupan bahan makanan sesuai jumlah, mutu
dan spesifikasi yang telah ditentukan.
3. Kebijakan
a. Setiap pasien berhak mendapatkan makanan dan standar diit
yang berlaku sesuai kelas perawatan.
b. Permintaan makan pasien dilakukan oleh kepala ruangan
perawatan dengan menggunakan formulir permintaan makan
pasien.
c. Distribusi makanan pasien dilakukan dengan sistem sentralisasi
oleh pramusaji.
4. Prosedur
a. Pelaksana : Pramusaji
Penanggung jawab shift
b. Peralatan : Trolli
Alat makan
Taplak penutup trolli
Buku serah terima makanan
Daftar Permintaan Makan Pasien (DPMP)
c. Cara kerja :
1) Bawa alat bekas makan pasien, etiket makan, DPMP dan
menu pilihan makan pagi pasien ke dapur utama. Alat bekas
makan pasien dibawa dengan trolley tertutup ke ruang
pencucian alat makan untuk dibersihkan dari sisa makanan,
kemudian diserahkan ke pekarya untuk dicuci di ruang cuci
peralatan. Serahkan DPMP, etiket makan, dan menu pilihan
makan pagi kepada penanggung jawab shift
Waktu penurunan alat bekas makan pasien :
Makan Pagi : Jam 08.00 – 09.00 WIB.
Makan Siang : Jam 13.00 – 14.00 WIB
Makan Malam : Jam 18.00 – 19.00 WIB
Waktu penurunan etiket makan siang dan makan malam
dilakukan jam 08.00 – 09.00 WIB pada hari yang sama,
sedang menu pilihan pagi sampai dengan jam 12.00 sehari
sebelumnya. Pasien baru yang datang diatas jam 12.00,
makan malam dan pilihan makan pagi hari berikutnya
diinformasikan ke penanggung jawab shift oleh perawat atau
POS atau pramusaji melalui telphone.
2) Lakukan pengecekan kebenaran etiket makan oleh
Penanggung jawab shift dengan cara membandingkan
terhadap DPMP.
3) Lakukan verifikasi kebenaran standar diet makanan yang telah
siap saji berdasarkan etiket makan oleh penanggung jawab
shift dan atau Ahli Gizi dengan cara memberikan paraf pada
etiket makan jika sudah sesuai dengan standar.
4) Serahkan makanan ke penanggung jawab perawatan dengan
menggunakan buku serah terima makanan pasien oleh
pramusaji (makanan padat dan diet khusus).
5) Lengkapi dengan sendok dan serahkan makanan ke pasien
oleh pramusaji atau POS atau perawat (Untuk makanan
padat).
Untuk makanan diet khusus penyerahannya disiapkan dan diberikan
oleh POS atau Perawat sesuai jadwal pemberian diet khusus.

G. Distribusi diet khusus


1. Pengertian
Diet khusus adalah makanan formula khusus sesuai dengan penyakit
tertentu.
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk persiapan dan
pendistribusian diit khusus
3. Kebijakan
Setiap pasien yang tidak bisa makan makanan padat mendapatkan
diet khusus sesuai anjuran dokter yang merawat.
4. Prosedur
a. Pelaksana : Ahli Gizi
Pramusaji
Perawat/POS
b. Peralatan : Timbangan makanan digital
Sendok ukur
Etiket diet khusus
Plastik klip
Sarung tangan disposible
c. Cara Kerja :
Ahli gizi
1) Baca daftar permintaan makan diit khusus pada DPMP.
2) Tentukan bahan formula yang akan digunakan, hitung
kebutuhan pemakaian bahan jenis susu dan lain-lain sesuai
keperluan diit yang diminta dengan mempertimbangkan volume
cairan . Kemudian membagi kebutuhan bahan susu sesuai
frekuensi pemberian yang diminta.
3) Timbang bahan dan kemas dengan plastik klip perserving
kemudian diberi etiket diluar plastik klip dengan mencantumkan
ruang perawatan,nama pasien ,jam pemberian dan jumlah
cairan yang ditambahkan .
4) Masukan semua kebutuhan diit khusus perpasien perhari
kedalam 1 kantong plastik dan beri etiket dengan
mencantumkan ruang perawatan, nama pasien,jenis diit,tanggal
pemberian.
5) Serahkan diet khusus ke Pramusaji
PRAMUSAJI
1) Serahkan diet khusus ke penanggung jawab perawatan pasien
2) Simpan pada kotak khusus di pantry ruang perawatan
PERAWAT / POS
Siapkan sesuai intruksi pada etiket dan berikan ke pasien sesuai
jadwal pemberian.

H. Pelayanan gizi rawat inap


1. Pengertian
Pelayanan Gizi Rawat Inap adalah serangkaian proses kegiatan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari perencanaan diit, pelaksanaan
konseling diit hingga evaluasi rencana diit pasien di Ruang Rawat
Inap.
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan
pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar memperoleh asupan
makanan yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
3. Kebijakan
Setiap pasien yang dirawat inap mendapatkan makanan sesuai diet,
daya terima pasien serta kelas perawatan.
Setiap pasien yang menjalankan diit khusus di pantau dan dievaluasi
asupan makan selama dirawat.
Setiap pasien yang menjalankan diit khusus mendapatkan edukasi
dan konsultasi gizi.
4. Prosedur
a. Pelaksana : Dietisien
b. Peralatan : Leaflet diet
Alat ukur antropometri
Food model
c. Cara Kerja :
1) Lakukan pengkajian gizi pada setiap pasien baru, Detisien
melakukan pengkajian berdasarkan hasil antropometri, tanda-
tanda klinis, pemeriksaan laboratorium.
2) Tentukan kebutuhan gizi makro atas dasar status gizi,
pemeriksaan klinis, dan data laboratorium. Untuk menentukan
kebutuhan kalori pasien menggunakan cara rumus cepat : BBI
x 25 kalori untuk wanita, BBI x 30 kalori untuk laki-laki serta
koreksi suhu, untuk anak-anak menggunakan Angka
Kecukupan Gizi (AKG).
3) Tentukan kebutuhan gizi makro yang dipenuhi melalui makan
padat atau cair dengan mempertimbangkan zat gizi yang
diterima pasien melalui intravena.
4) Tentukan macam atau jenis dietnya sesuai dengan status gizi
dan penyakitnya serta daya terima makan.
5) Lakukan pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut terapi
gizi
6) Lakukan konseling gizi.
7) Lakukan pencatatan rekam medis pada setiap tahap kegiatan.

I. Konseling gizi
1. Pengertian
Konseling gizi : serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi
dua arah untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap,
dan perilaku sehingga membantu klien/pasien mengenali dan
mengatasi masalah gizi.
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membuat
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku makan, serta pola
makan sesuai dengan kebutuhan klien/pasien.
3. Kebijakan
a. Semua pasien rawat inap dengan kasus penyakit diabetes,
jantung, stroke,gangguan ginjal, pasien geriatri (usia 65 tahun
keatas) dan pasien lain yang membutuhkan edukasi gizi
diberikan edukasi dan konseling gizi oleh ahli gizi.
b. Pasien poli gizi diberikan konseling gizi menurut waktu dan
prosedur yang berlaku.
4. Prosedur
a. Pelaksana : Dietisien
b. Peralatan : Leaflet Diet
Alat ukur antropometri
Food model
c. Cara Kerja :
Konseling gizi rawat inap
1) Rencanakan jadwal konseling gizi untuk pasien beresiko
terhadap gangguan masalah gizi.
2) Lakukan pengkajian status gizi dengan cara pengukuran dan
analisa antropometri, pengamatan kondisi fisik, analisa hasil
laboratorium, dan diagnosa dokter.
3) Anamnesa riwayat gizi pasien secara kualitatif dan kuantitatif.
4) Tentukan kebutuhan gizi pasien.
5) Tentukan jenis diet dengan mempertimbangkan prinsip menu
seimbang.
6) Lakukan konseling gizi.

Konseling gizi rawat inap


1) Rencanakan jadwal konseling gizi untuk pasien beresiko
terhadap gangguan masalah gizi.
2) Lakukan pengkajian status gizi dengan cara pengukuran dan
analisa antropometri, pengamatan kondisi fisik, analisa hasil
laboratorium, dan diagnosa dokter.
3) Anamnesa riwayat gizi pasien secara kualitatif dan kuantitatif.
4) Tentukan kebutuhan gizi pasien.
5) Tentukan jenis diet dengan mempertimbangkan prinsip menu
seimbang.
6) Lakukan konseling gizi.
7) Lakukan evaluasi diet pada kunjungan berikutnya yang
meliputi kepatuhan menjalankan diet, kondisi klinis dan hasil
laboratorium, status gizi.
8) Lakukan perubahan rencana diet apabila diperlukan.

J. Penanganan alat makan pasien infeksi menular


1. Pengertian
a. Alat Makan Khusus adalah perlengkapan makan yang
disediakan oleh RS Haji Jakarta dan digunakan untuk makan
pasien penyakit menular selama di rawat di RS Haji Jakarta.
Jenis alat makan khusus berupa piring, mangkuk, , sendok dan
gelas yang berbeda bahan dan atau warna dari alat makan
pasien pada umumnya.
b. Penyakit Menular adalah penyakit yang beresiko menularkan
penyakit kepada orang lain. Misalnya : TBC, HIV, Hepatitis.
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penanganan alat
makan pasien sehingga tidak terjadi penularan penyakit atau
gangguan kesehatan melalui makanan dan alat makan.
3. Kebijakan
Alat makan untuk pasien dengan penyakit menular diberikan dengan
warna dan atau bahan berbeda dengan proses penyimpanan dan
pencucian dilakukan secara khusus.
4. Prosedur
a. Pelaksana :Pekarya
Pramusaji
b. Peralatan : Desinfektan
Bak pencucian, pembilasan, perendaman dengan air
mengalir dalam jumlah cukup.
Tempat sampah non medis
Sabun pencuci piring
Busa cuci piring
c. Cara Kerja
1) Dokter menginformasikan kepada perawat dan dietisien akan
pasien yang terinfeksi penyakit menular, (sebelumnya telah
dilakukan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan
rontgen).
2) Perawat / dietisien menginformasikan kepada pramusaji
untuk memberi tanda khusus pada etiket makan pasien
berupa tulisan “alat hijau / dispo” dipojok kanan atas, serta
memberi keterangan pada DPMP.
3) Pada saat proses pewadahan makanan, pengatur gizi
mewadahkan makanan dengan alat khusus berwarna hijau
pada pasien tersebut sesuai dengan tulisan pada etiket
makan pasien yang telah dibuat oleh pramusaji.
4) Supervisor Produksi Makanan memperifikasi kebenaran diit,
penampilan makan dan ketepatan alat makan sebelum
dimasukkan ke dalam troly makan dengan cara memberi
tanda di pojok kanan atas etiket.
5) Pramusaji membawa makanan tersebut keruangan rawat
inap dengan troly makan lalu menyerahkan makanan
tersebut ke pasien setelah dilengkapi dengan sendok.
6) Pramusaji mengambil alat makan yang telah dikonsumsi oleh
pasien, lalu menurunkannya ke bagian gizi untuk dilakukan
proses pencucian.
7) Pekarya mencuci alat makan tersebut dengan cara
memisahkan alat makan khusus tersebut dengan alat makan
pasien lainnya.
8) Proses pencucian untuk alat makan khusus dilakukan
dengan memisahkan sabun, tapas dan wadah sabunnya.
Proses pencuciannya dilakukan seteleh pencucian alat
makan biasa (alat makan pasien yang tidak terinfeksi
penyakit menular).
9) Tahapan pencucian sama dengan tahap pencucian alat
makan pasien yang lain yaitu dengan tahap pembersihan
sisa-sisa makanan, pencucian, pembilasan dengan air
panas, dan perendaman dengan air panas yang telah
dilarutkan dengan desinfektan , kemudian ditiriskan dan
diletakkan ke dalam rak piring.

K. Penelitian gizi terapan


1. Pengertian
a. Penelitian dan Pengembangan adalah suatu rangkaian proses
yang terencana yang dilakukan secara ilmiah dengan berbagai
metode.
b. Litbang Gizi merupakan pendukung PGRS yang dilaksanakan
secara terencana dan terus menerus dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan gizi di Rumah Sakit
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah:
a. Bahan masukan bagi perencanaan kegiatan PGRS
b. Mengembangkan teori, tata laksana dan standar baru
3. Kebijakan
Guna meningkatkan mutu pelayanan perlu dilakukan penelitian gizi
terapan untuk proses-proses penyelenggaraan makanan, kualitas
makana, sistem distribusi dan daya terima makanan pasien secara
berkala.
4. Prosedur
a. Pelaksana : Ahli Gizi
b. Peralatan : Alat tulis
Form survei
c. Cara kerja :
Tentukan macam dan rangkaian kegiatan penelitian dan
pengembangan gizi terapan disusun berdasarkan urutan dan
prioritas masalah yang dianggap penting sesuai dengan
kebutuhan Instalasi Gizi Rumah Sakit Haji Jakarta.Dalam
dokumen tercantum judul penelitian, latar belakang, tujuan,
tinjauan pustaka, rumusan hasil yang diharapkan, metode, hasil
dan pembahasan, kesimpulan

L. Preskripsi dan evaluasi diet pasien


1. Pengertian
a. Diit pasien adalah pengaturan makan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi bagi pasien sesuai dengan keadaan kesehatan dan daya
terima pasien.
b. Status pasien adalah catatan medik pasien yang berisi riwayat
penyakit pasien selama mendapat pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit.
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam menentukan diet
pasien dengan benar.
3. Kebijakan
Preskripsi dan evaluasi diet pasien dilakukan oleh dokter dan atau
dietisien
4. Prosedur
a. Pelaksana : Ahli Gizi
b. Peralatan :
c. Cara kera :
Usulan Penentuan Preskripsi Diit :
1) Lakukan analisa status gizi pasien dengan cara mengumpulkan
dan mempelajari data-data Antropometri (Berat badan / BB,
Tinggi badan / TB), data Biokimia (Hasil pemeriksaan laboratorium
dan penunjang lainnya serta informasi keadaan kesehatan lainnya
dari dokter dan perawat saat pasien masuk rawat inap.
2) Lakukan pengkajian dan menganalisa hasil anamnesa riwayat
gizi pasien.
3) Berikan usulan diit pasien ke dokter yang merawat berdasarkan
hasil kesimpulan pengkajian status gizi dan analisa gizi. Apabila
dokter yang mengirim pasien belum menetapkan diit yang
sesuai, ahli gizi ruangan akan menetapkan preskripsi diit
sementara bersama-sama dengan perawat. Hasil preskripsi diit
sementara ditulis di status pasien.
4) Lakukan evaluasi Diit Pasien :
a) Apabila diperlukan perubahan diit pasien (Dilihat
berdasarkan kondisi kesehatan pasien, daya terima pasien,
perubahan hasil pemeriksaan penunjang dan lain-lain)
maka ahli gizi akan mengkaji kembali semua data yang
diperlukan yang berkaitan dengan penetapan diit pasien.
b) Ahli gizi bersama-sama dengan dokter dan perawat
menetapkan diit pasien yang baru. Hasil penetapan diit
ditulis dalam status pasien.
5) Lakukan pemantauan Gizi Pasien :
Untuk kasus tertentu dilakukan prioritas pemantauan gizi
pasien secara lebih intensif dengan kriteria diit pasien :
a) Diit Diabetes Melitus
b) Diit Jantung
c) Diit Rendah Protein
Atau kasus pasien dengan diit lainnya yang ditetapkan oleh
penata gizi ruangan pada waktu penetapan preskripsi diit dan
evaluasi diit pasien.

M. Komunikasi pramusaji ketika menyajikan makan ke pasien


1. Pengertian
Pramusaji adalah tenaga gizi yang bertugas untuk memberikan
makan/snack kepada pasien.
2. Tujuan
Sebagai pedoman dalam bersikap dan berkomunikasi bagi pramusaji
dalam menjalankan tugasnya
3. Kebijakan
4. Prosedur
Ucapkan salam : “Assalamu’alaikum Wr.Wb.”
Pandang tengah mata pasien sambil tersenyum, kemudian
mempersilahkan pasien makan : “ini makan pagi/siang/
malam/snacknya, Bapak/Ibu silahkan dimakan selagi hangat, ½ jam
lagi kami akan ambil alat makannya, selamat makan,
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

N. Kunjungan ahli gizi ke pasien baru


1. Pengertian
a. Ahli Gizi adalah profesional dalam bidang gizi yang mempunyai
latar belakang pendidikan formal gizi
b. Pasien Baru adalah orang yang baru datang untuk dirawat
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langah-langkah untuk melakukan
kunjungan pasien baru di Rumah Sakit Haji Jakarta
3. Kebijakan
Selama dirawat pasien di evaluasi diitnya oleh dietisien guna
meningkatkan asupan dan kualitas makanan pasien.
4. Prosedur
a. Pelaksana : Ahli Gizi
b. Peralatan : Alat tulis
Status medis pasien
Alat antropometri
c. Cara kerja :
1) Lihat daftar pasien baru di ruang perawatan
2) Buka status pasien baru dan mencatat di lembar asuhan gizi,
diantaranya :
a) Nama.
b) Hasil pemeriksaan Laboratorium sebagai penunjang
penentuan diskripsi diit.
c) Melihat suhu, tensi, diagnosa, catatan dokter dan
keperawatan.
d) Menyimpulkan kondisi/diagnosa pasien.
e) Melakukan kunjungan/wawancara ke pasien/keluarga
tentang kebiasaan makan, pola makan, keadaan umum
pasien yang berkaitan dengan makan seperti kemampuan
mengunyah/menerima jenis makanan, ada tidaknya gigi
palsu.
f) Merumuskan dan menghitung kebutuhan gizi dan
penentuan diit pasien

O. Penyediaan makan karyawan


1. Pengertian
a. Amprahan Bahan Makanan Karyawan adalah permintaan bahan
makanan karyawan dalam bentuk gula, kopi, teh, susu dan lain-
lain.
b. Snack Karyawan adalah makanan dan minuman ringan yang
diberikan dari Instalasi gizi untuk karyawan sesuai dengan
ketetapan yang ada.
c. Makan Karyawan adalah makanan utama yang diberikan kepada
karyawan tertentu.
2. Tujuan
Memberikan makanan, snack dan minuman kepada karyawan RS
Haji Jakarta guna meningkatkan derajat kesehatan
3. Kebijakan
Setiap pegawai sesuai kebijakan Pimpinan RS mendapatkan
makanan sesuai dengan kriteria dan peraturan yang berlaku dalam
Peratuan Pemberian Makanan di RS Haji Jakarta.
4. Prosedur
a. Pelaksana :
b. Peralatan: Absensi karyawan
c. Cara kerja :
a. Amprahan Bahan Makanan
Terima formulir pengajuan permintaan bahan makanan
berupa gula, kopi, teh, dll, dari unit-unit Formulir permintaan
bahan makanan di terima setiap hari senin untuk permintaan
mingguan dan senin awal bulan untuk permintaan bulanan.
Verifikasi setiap permintaan dari unit-unit dengan cara melihat
jumlah karyawan yang ada dengan standar pemberian dan
memberikan paraf persetujuan, selanjutnya form diserahkan
ke petugas gudang untuk dipersiapkan.
Pengambilan amprahan dilakukan oleh petugas / pos ruangan
setiap hari Rabu, dengan menandatangani form serah terima
barang dan menghitung kesesuaian permintaan dengan
pemberian dari gizi.
b. Snack Karyawan, dokter tamu dan makan petugas
Seluruh unit yang berhak mendapatkan snack karyawan /
snack dokter / makan, petugas harus menyerahkan jadwal
dinas setiap bulannya maksimal 3 hari sebelum awal bulan.
Petugas administrasi akan merekap seluruh jadwal dinas
karyawan yang mendapatkan snack atau makan berdasarkan
shihftnya (pagi, siang, malam), kemudian menuliskannya
jumlah porsinya kedalam buku snack / buku makan petugas.
Pengambilan snack atau makan dilakukan oleh pos / petugas
ruangan pada hari H. Serah terima dilakukan dengan
menandatangani formulir atau buku serah terima
snack/makan.

P. Pemeliharaan dan perbaikan ruang gizi


1. Pengertian
a. Ruangan Gizi adalah semua ruangan yang digunakan untuk
melakukan kegiatan administrasi gizi dan penyelenggaraan
makan pasien dan karyawan.
b. Peralatan Gizi adalah semua peralatan dan fasilitas yang
digunakan untuk menunjang kegiatan di sub unit gizi meliputi
peralatan mencuci, memasak, menyimpan, mewadahi dan
distribusi, serta peralatan mekanik elektrik dan peralatan
inventaris kantor.
c. Pemeliharaan Alat adalah upaya yang dilakukan agar alat-alat
yang digunakan dalam kondisi baik dan dapat digunakan sesuai
standar.
d. Perbaikan alat adalah upaya yang dilakukan terhadap peralatan
agar dapat digunakan sesuai standar.
2. Tujuan
Tersedianya pedoman cara pemeliharaan dan perbaikan ruang dan
alat di Instalasi Gizi RS Haji Jakarta.
3. Kebijakan
Pemeliharaan & perbaikan ruangan-ruangan yang ada di Sub Unit
Gizi dilakukan secara berkala, dilakukan oleh/ berkordinasi dengan
Unit Umum RS Haji Jakarta.
4. Prosedur
a. Pelaksana : Unit gizi
PGSME
Pihak ke tiga
b. Cara kerja :
1) Tetapkan standar pemeliharaan rutin ruang dan peralatan
yang ada oleh koordinator gizi.
2) Tunjuk unit atau petugas yang akan melakukan pemeliharaan
ruang dan peralatan secara rutin, apabila pemeliharaan /
perbaikan tidak bisa dilakukan oleh karyawan gizi / petugas
CS, koord gizi melakukan kordinasi dan membuat laporan
permintaan pemeliharaan / perbaikan sarana ke bagian
PGSME, MK3L Rumah Sakit Haji. Khusus untuk pemeliharaan
dan perbaikan komputer dan perangkatnya koordinasi
dilakukan dengan unit EDP.
3) Lakukan prosedur-prosedur khusus sebagai berikut :
Prosedur Pemeliharaan Bain Marie oleh petugas gizi,
dilakukan dengan cara :
a) Isi Ban Marie dengan air sampai elemen listrik terendam
(+ ½ tinggi Ban marie)
b) Letakkan makanan dalam wadah di atas rak Ban marie.
c) Sambungkan stop kontak dengan aliran listrik.
d) Putar tombol posisikan pada suhu 70 C – 80 C (lampu
berwarna hijau).
e) Untuk memastikan posisikan suhu 0 C (lampu berwarna
merah).
f) Lepaskan stop kontak dari aliran listrik.

Prosedur Pembersihan Bain Marie oleh petugas gizi,


dilakukan dengan cara :
a) Keluarkan air dalam Ban Marie dengan cara memutar
kran di bawah Ban Marie.
b) Bersihkan Ban Marie dengan mengurasnya dan
membilas dengan air bersih.
c) Tutup kran (di Bawah Ban Marie).

Prosedur Pengecekan Bain Marie oleh petugas gizi,


dilakukan dengan cara :
No Indikator Waktu Metode Pelaksana
Pengurasa
Setiap
Kebersihan n dan
1 hari (2 x CS
Ban Marie pembilasa
sehari)
n
Fungsi
Pemeriksaa
pemanas 3 bulan
2 n fungsi Petugas ME
dalam sex
elemen
keadaan baik
Lampu Hijau Setiap Pengeceka
3 Pengatur gizi
menyala hari n lampu

Prosedur Penggunaan Blender


a) Pastikan semua spare part blender dalam kondisi bersih
dan kering.
b) Pasang karet pada tempatnya.
c) Letakkan gelas blender pada dudukan (gambar kearah
depan).
d) Masukkan bahan yang akan di blender setelah terlebih
dahulu di potong kecil atau tipis Isi gelas maksimum ¾
tinggi gelas.
e) Tambahkan cairan secukupnya kemudian tutup blender
dengan penutup.
f) Sambungkan stop kontak blender kedalam aliran listrik.
g) Operasionalkan blender dengan cara menekan tombol
dari nomor yang terkecil, sebaliknya jika mematikan
pecet tombol yang paling besar ke nomor yang paling
kecil.
h) Cabut stop kontak setelah digunakan.

Prosedur Pembersihan Blender


a) Lepas gelas blender dari dudukannya.
b) Lepaskan gelas beling dari alas gelas.
c) Bersihkan permukaan gelas blender dengan
menggunakan tapas dan sabun cair, cuci dengan air
mengalir.
d) Rendam dengan air panas 80 C untuk menghilangkan
lemak dan sterilkan + 10 menit, sterilkan gelas dengan
menggunakan larutan desinfectan 2 ppm.
e) Tiriskan gelas blender pada tempatnya.
f) Bersihkan dudukan blender dari kotoran yang melekat.

Prosedur Pembersihana dan Pemeliharaan Troly Makan


a) Troly makan ditempat di ruang distribusi.
b) Pintu troly makan dibuka, lalu bersihkan alas rak
makan dengan lap yang bersih.
c) Masukkan alat makan yang sudah diiisi dengan
makanan kedalam troly.
d) Tutup troly makan dan kunci.
e) Troly makan di dorong sesuai dengan ruang perawatan
yang dituju.
f) Setelah semua makan didistribusikan ke pasien bekas
alat makan pasien dimasukkan kembali ke troly makan
untuk di bawa keruang pencucian alat.
g) Bersihkan troly makan dari kotoran yang ada dengan
menggunakan lap bersih.

Prosedur Pengecekan dan Pemeliharaan Troly Makanan


No Indikator Waktu Metode Pelaksana
Kebersihan Setiap hari Pembersiha Petugas
. Troly Makan n dengan lap Gizi
bersih Ruangan
Tidak ada 1 bulan 2 x Penyemprot Petugas
. serangga di an Pest control
dalam troly desinfectan
makan
Kelancaran 1 bulan 1x - Petugas ME
. roda troly emberian
makan minyak
-
engecekan
fungsi roda

Prosedur Pemeliharaan Rice Cooker


a) Pastikan Rice Cokker dalam keadaan bersih sebelum
digunakan, kedudukan mangkok pas ditempat (tidak
bergoyang).
b) Isi Rice Cokker dengan beras yang sudah dibersihkan.
c) Masukkan air panas sesuai dengan standar
(perbandingan air dengan beras untuk nasi / tim /
bubur).
d) Tutup Rice Cokker, nyalakan tombol on, jika tombol on
berpindah ke tombol of menunjukkan nasi telah masak.
e) Buka tutup Rice Cokker aduk dengan sendok kayu
agar nasi matang merata lalu tutup kembali.

Prosedur Pembersihan Rice Cooker


a) Angkat mangkok nasi dari wadahnya.
b) Randam mangkok nasi dengan air sehingga kotoran
yang menempel mengelupas.
c) Gosok permukaan mangkok dengan tapas dan sabun
cair sehingga kotoran terkelupas.
d) Bilas air mengalir hingga bersih.
e) Tiriskan di rak penirisan alat masak.
Prosedur Operasional Pemeliharaan Kompor
a) Pastikan aliran gas ke kompor dalam keadaan baik.
b) Pastikan aliran gas (pipa gas dalam keadaan on).
c) Tekan putar tombol kompor ke kanan untuk
menyalakan api, sebaiknya atur keadaan api agar tidak
terlalu besar atau kecil.
d) Kompor siap digunakan untuk memasak
e) Setelah selesai digunakan putar tombol kompor ke kiri
untuk mematikan api dan pastikan api sudah benar-
benar mati.
f) Matikan aliran gas ke kompor.

Pemeliharaan / Pengecekan Kompor


No Indikator Waktu Metode Pelaksana
1. Pengecekan Setiap hari Pengeceka Pemasak
kondisi api mati n dan Spv Gizi
dan posisi pengamata Pengolaha
aliran gas (pipa n n
gas pada
posisi off)
2. Nyala api biru Setiap Pengamata Pemasak
dan merata digunakan n
3. Pembersihan Setiap hari Pembersiha Pemasak
permukaan n dengan
kompor setelah cara di lap
digunakan bersih
4. Pembersihan Seminggu Pembersiha Pemasak
keseluruhan 1x n Petugas
kompor bagian CS
luar dan dalam
5. Pengecekan & Sebulan 1 Pengeceka Petugas
pemeliharaan x n dan IPS
kompor pengamata
n
6. Tidak tercium Setiap Penciuman
bau gas digunakan Pengamata
n kondisi
gas pipa

Prosedur Pembersihan Hood/Cerobong


a) Siapkan peralatan
b) Lepas cerobong stainlist ditiap-tiap posisinya.
c) Lakukan perendaman diwashing area menggunakan
air panas tunggu tunggu + 15 menit agar kotoran- kotoran
lemak melepas.
d) Lakukan pembersihan cerobong stainlist satu per satu
hingga bersih dari lemak.
e) Kemudian tiriskan hingga benar-benar kering.
f) Pasang kembali cerobong stainlist satu persatu, hati-
hati dalam pekerjaan.
g) Pastikan pekerjaan pembersihan sudah benar-benar
bersih dari kotoran dan lemak masak

Prosedur Pembersihan Hood/Cerobong


No Indikator Waktu Metode Pelaksana
1. Fungsi 6 bulan 1x Pembersiha Petugas ME
exhouse n
pengecekan
elemen
2. Kebersihan 2 minggu Pencucian Petugas CS
Body 1x

Prosedur Pemeliharaan Freezer dan Chiller


a) Siapkan peralatan kerja.
b) Matikan aliran listrik sebelum pekerjaan dimulai.
c) Lakukan pembersihan ciller atau freezer bagian dalam
menggunakan abrasive pad (alat spotting). Pastikan
hasil bersih, buang bunga es jika ada.
d) Buka drain plug / penutup chiller diposisi belakang ,
pastikan air mengalir.
e) Semprotkan air ke chiller permukaan chiller bersih.
f) Lakukan penghisapan air dan kembang es,
dipermukan chiller hingga permukaan bersih. Pastikan
bagian chiller dan kembang es benar-benar bersih dan
siap digunakan kembali.
g) Tutup kembali drain plug pada posisi belakang chiller.
h) Nyalakan kembali aliran listrik dan chiller siap
digunakan.

Prosedur Pemeliharan Freezer dan Chiller


No Indikator Waktu Metode Pelaksana
1. Kebersihan Setiap hari Spotting Petugas CS
ciller/freezer
2. Suhu Setiap hari Cek list suhu Petugas
Gudang
3. Fungsi ciller 1 bulan 1 x Pengecekan Petugas ME
/ freezer mesin,
Freon, kipas
dan
komponen
lain

Prosedur Pembersihan Oven


a) Siapkan peralatan.
b) Lakukan pembersihan oven bagian dalam secara
bertahap dari dalam ke luar. Pastikan bersih.
c) Lakukan pembersihan oven bagian atas ke bawah
secara bertahap dengan menggosok menggunakan
abrasive pad. Pastikan area bersih.
d) Lakukan pembersihan kaca oven bagian luar dan dalam
dengan alat yang digunakan (Cleaning Cloth). Pastikan
area / oven yang dibersihkan benar-benar bersih dari
debu.
Prosedur Pemeliharaan Oven
No Indikator Waktu Metode Pelaksana
1. Kebersihan Setiap hari Menyikat dan Petugas
oven mendosok kebersihan
2. Nyalakan Tiap pengamatan Pemasak
api biru digunakan
dan rata
3. Tidak Tiap Penciuman Pemasak
tercium digunakan Pengamatan
bau gas kondisi selang gas
Pengamatan posisi
katup gas

Prosedur Pemeliharaan Fly Killer


a) Matikan aliran listrik.
b) Keluarkan perangkap lalat yang ada di alas Fly Killer.
c) Bersihkan dengan cara disikat hingga tidak ada
kotoran/binatang yang menempel.
d) Cek fungsi alat dengan cara menempelkan benda ke
alas fly killer. Alat masih berfungsi baik apabila benda
yang ditempelkan melekat pad alas fly killer.
e) Kembalikan perangkap lalat ke alas fly killer.

Prosedur Pemeliharaan Fly Killer


No Indikator Waktu Metode Pelaksana
1. Adanya Setiap hari Pengamata Petugas
serangga n pest kontrol
dalam
perangkap
2. Daya lekat 3 bulan 1 Penggantia Petugas
perangkap x n pest kontrol
perangkap
lalat
3. Kebersihan Insdentil Penyikatan Petugas
bila terlihat perangkap pest kontrol
banyak lalat
serangga
menempel

Prosedur Penggunaan Food procesor


a) Pasang Gelas food procesor pada mesin, masukkan
pisau perajangnya lalu masukkan tutup pisau, dan
masukkan bahan makanan yang akan dicincang atau
dirajang, dan masukkan tutup gelas memutar sampai
terkunci pada mesinnya.
b) Tekan tombol on, bila tidak berputar dicek kembali
posisi tutup gelas. Bila untuk memutar sebentar dan
berulang tekan tombol pulse.
c) Setelah selesai pemakaian tekan tombol off yang
berwarna merah.

Prosedur Pembersihan Food Procesor


a) Buka tutup gelas, tutup pisau, pisau dan gelas food
procesor setelah pemakaian.
b) Cuci bersih tutup gelas, tutup pisau, pisau dan gelas
food procesor dengan air panas, sabun dan bilas
dengan air bersih lalu tiriskan hingga kering
c) Bersihkan mesin food procesor setiap selesai
pemakaian.

Prosedur Operasional Komputer


a) Sambungkan saklar dengan aliran listrik.
b) Tekan tombol power pada CPU.
c) Tekan tombol power pada monitor.
d) Operasikan computer sesuai dengan program yang
diinginkan.
e) Untuk mematikan tekan tombol start kemudian klik
shutdown tunggu sampai computer mati.
Prosedur Pemeliharaan Komputer
No Indikator Waktu Metode Pelaksana
1. Hardware 3 bulan 1 x Pembersiha Petugas
tidak error n EDP
2. Operating 3 bulan 1 x Scan virus Petugas
system EDP
berjalan

Q. LAPORAN
Laporan pelayanan gizi dilakukan per tiga bulan.
Jenis-jenis laporan meliputi :
1. Jumlah porsi makan
2. Jumlah porsi makan berdasarkan diet
3. Kunjungan pasien
4. Jumlah porsi makan pasien
5. Jumlah stok bahan makanan basah dan kering
6. Jumlah amprahan dan snack karyawan

R. LOGISTIK
Meliputi bahan makanan basah dan kering, gas elpiji, air.

S. KESELAMATAN PASIEN
1. Pengertian
Keselamatan pasien adalah segala upaya yang diterapkan untuk
menghindari kerugian terhadap pasien.
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar :
a. Menghindari kesalahan pemberian diet pasien.
b. Mutu bahan makanan maupun makanan terjamin keamanannya.
3. Tatalaksana keselamatan pasien
a. Verifikasi terhadap kebenaran diet.
b. Pemeriksaan kualitas bahan makanan
c. Penyimpanan bahan makanan sesuai prosedur penyimpanan
d. Pengolahan bahan makanan yang tepat sesuai standar resep,
standar menu.
e. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja secara berkala.
f. Pencucian alat makan pasien dengan desinfektan

...
BAB V
KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Keselamatan kerja adalah segala upaya atau tindakan yang harus
diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat
kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian/kesengajaan.
B. Tujuan
Syarat-syarat keselamatan kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang
berbahaya, dengan tujuan :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.
3. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadianlain yang berbahaya.
4. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.
5. Memberi perlindungan pada pekerja.
6. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara, dan getaran.
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik/psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
8. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
9. Memelihara, kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
10. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
11. Mencegah terkena aliran listrik.

C. Program
1. Letak, bentuk, dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan
memenuhi syarat yang telah ditentukan.
2. Ruangan dapur cukup luas, denah sesuai dengan arus kerja dan
dapur dibuat dari bahan-bahan atau konstruksi yang memenuhi
syarat.
3. Ventilasi yang memenuhi syarat.
4. Tersedianya ruang istirahat untuk pegawai.
5. Pekerjaan yang ditugaskan sesuai dengan kemampuan kerja dari
pegawai.
6. Volume kerja yang dibebankan hendaknya sesuai dengan jam kerja
yang telah ditetapkan.
7. Perawatan alat dilskuksn secara kontinyu agar peralatan tetap dalam
kondisiyang layak pakai.
8. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi pegawai.
9. Adanya fasilitas pelindung dan peralatan pertolongan pertama yang
cukup.
10. Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja.
11. Pemakaian alat pelindung diri untuk tenaga pengolah dan penjamah
makanan.
12. Pelatihan pemadam kebakaran.
13. Mengupayakan lantai dalam kondisi bersih, kering, tidak licin.
14. Pemeriksaan dan pembersihan secara berkala terhadap kompor,
oven.
15. Menggunakan alat pembuka peti/bungkus bahan makanan menurut
cara yang tepat dan jangan melakukan dan meletakkan posisi tangan
pada tempat kearah bagian alat yang tajam/berbahaya.
16. Barang yang berat selalu ditempatkan dibagian bawah dan angkatlah
dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
17. Tidak diperkenankan merokok di dapur gizi.
18. Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan/diperlukan.
19. Tidak mengangkat barang berat bila tidak sesuai dengan
kemampuan anda.
20. Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat
membahayakan orang dan kualitas barang.
BAB VI
PENGENDALIAN MUTU

A. Pengertian
Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan
pembetulan atau perbaikan pelaksanaan yang terjadi sesuai arah yang
ditetapkan.
B. Tujuan
Semua kegiatan dapat tercapai secara berdayaguna dan berhasil guna
dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, rumusan kerja, pembagian
tugas, pedoman pelaksanaan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
C. Program
1. Pencatatan dan pelaporan tentang pengadaan bahan makanan,
penyelenggaraan makanan, perlengkapan peralatan instalasi gizi,
anggaran belanja bahan makanan, pelayanan gizi di ruang rawat
inap, konseling gizi.
2. Pengawasan standar porsi.
3. Membuat standar kualitas, kuantitas, biaya, prosedur.
4. Melatih tenaga penyelenggaraan makanan untuk memahami dan
melaksanakan standar-standar yang telah ditetapkan.
5. Memonitor, melihat, mengukur, mengecek pelaksanaan yang
dilakukan kemudian membadingkan antara pelaksanaan kegiatan
dengan standar yang telah dibuat.
6. Menetapkan tindakan perbaikan/koreksi untuk mengatasi
penyimpangan dengan melaksanakan cara-cara yang telah
disepakati.
7. Evaluasi daya terima makanan melalui sisa porsi makan dan survei
kepuasan makan pasien.
8. Evaluasi keamanan makanan dengan cara pemeriksaan sampel
makanan
9. Mempertaankan suhu penyimpanan sesuai standar penyimpanan
bahan makanan.
BAB IX
PENUTUP

Pada prinsipnya pedoman pelayanan Instalasi Gizi ini mengikuti segala


prosedur yang telah ditetapkan apabila ada ketidaksesuaian dalam pedoman ini
maka saran dan kritik yang membangun kami sangat membuka luas untuk
dilakukan perbaikan-perbaikan. Dengan tersusunnya pedoman ini yang masih
belum sempurna diharapkan dapat membantu dalam memperlancar
pelaksanaan tugas sehari-hari.

DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 03 SEPTEMBER 2012

DIREKTUR
RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA

dr. H. Chairul Radjab Nasution, Sp.PD,


K-GEH, FINASIM, FACP, M. Kes.

Anda mungkin juga menyukai