Anda di halaman 1dari 13

KEBIJAKAN PELAYANAN

GIZI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) SIMO


KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2018
PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO


NOMOR : 445.1/003/SK/GIZI/RS SIMO/XI/2018

TENTANG
PEDOMAN TERAPI GIZI TERINTEGRASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIMO

DIREKTUR RSUD SIMO BOYOLALI


Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi sebagai
tindak lanjut pelaksanaan penyelesaian pelayanan
agar dapat berjalan dengan baik, perlu dibuat
Pedoman Terapi Gizi Terintegrasi ;
b. bahwa sehubungan dengan butir a diatas perlu
adanya Pedoman Terapi Gizi Terintegrasi Rumah
Sakit Umum Daerah Simo yang ditetapkan dalam
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Simo;
Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan dan Praktek Tenaga Gizi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 477);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 78 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan
Gizi Rumah Sakit;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16
Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali (Lembaran
Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2011 Nomor 16,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali
Nomor 125);
9. Peraturan Bupati Boyolali nomor 50 tahun 2012
tentang Penjabaran Tugas Pokok Dan Fungsi Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Boyolali.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SIMO KABUPATEN BOYOLAI TENTANG
PEDOMAN TERAPI GIZI TERINTEGRASI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH SIMO;
Kedua : Kebijakan Pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Daerah
Simo sebagaimana tercantum dala Lampiran Keputusan
ini;;
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan
gizi Rumah Sakit Umum Daerah Simo dilaksanakan
Kepala Seksi Penunjang Medik Rumah Sakit Umum
Daerah Simo;
Keempat : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan, apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Simo Boyolali
Pada Tanggal :
DIREKTUR RSUD SIMO

FX. KRISTANDIYOKO
DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI .........................................................................................1


BAB II RUANG LINGKUP ...................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA ................................................................................... 3
BAB IV DOKUMENTASI ...................................................................................6

iv
BAB I
DEFINISI

Asuhan Gizi Terintegrasi adalah Serangkaian proses kegiatan


pelayanan gizi yang berkesinambungan, dimulai dari proses
asesmen/pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi meliputi
perencanaan diet hingga monitoring dan evaluasi gizi pasien di ruang
rawat inap.
Asesmen/Pengkajian Gizi adalah kegiatan pengkajian gizi pada
pasien untuk merencanakan dan melaksanakan proses asuhan gizi
terstandar.
Diagnosis Gizi adalah kegiatanmenganalisa pola dan hubungan antar
data yang terkumpul dan kemungkinan penyebabnya, kemudian
memilah masalah gizi yang spesifik dan menyatakan masalah gizi
secara singkat dan jelas.
Intervensi Gizi adalah aktifitas untuk menanggulangi masalah gizi
yang telah teridentifikasi melalui perencanaan dan implementasi sesuai
dengan kebutuhan klien.
Monitoring dan Evaluasi Gizi adalah kegiatan untuk mengetahui
respon pasien/klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Pelayanan gizi di ruang rawat merupakan salah satu tugas pokok


pelayanan gizi rumah sakit yang bersifat kuratif dan rehabilitatif
dengan tujuan mempercepat proses penyembuhan penyakit pasien.
Kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap berupa asuhan gizi yang
diberikan kepada pasien rawat inap yang memerlukan terapi nutrisi
untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien yang melipuiti
penyakit, terapi diet dan status gizi selama dirawat.
Ruang lingkup pelayanan asuhan gizi di ruang rawat inap adalah :
1. Asesmen/Pengkajian Gizi
2. Diagnosis Gizi
3. Intervensi Gizi
4. Monitoring dan Evaluasi Gizi
Kegiatan asuhan gizi yang mencakup pengkajian data,
perencanaan dan pemberian diit, penyuluhan / konseling gizi serta
monitoring dan evaluasi, tidak lepas dari koordinasi antar anggota tim
terapi gizi yang terdiri dari dokter, perawat, farmasi dan ahli gizi dalam
upaya membantu pasien mencapai status gizi dan status kesehatan
yang optimal.

2
BAB III
TATA LAKSANA

Terdiri dari 4 tahapan proses yaitu:


A. Assesment
1. Pada kegiatan asuhan gizi awal Ahli gizi mengumpulkan data
riwayat gizi pasien data antropometri (berat badan, tinggi
badan, dan lingkar lengan atas sesuai dengan kondisi pasien),
data kebiasaan/perilaku makan, serta data
laboratorium/klinis yang penting
2. Setelah semua data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan
analisa data dengan membandingkan pada standar
B. Diagnosa
Diagnose gizi terdiri dari 3 komponen :
1. Masalah/problem (P)
Ahli gizi menetapkan semua masalah gizi nyata yang didapat
pada pasien yaitu :
- Perubahan dari normal menjadi tidak normal
- Penurunan dari suatu kebutuhan normal
- Peningkatan dari suatu kebutuhan normal
- Resiko munculnya gangguan gizi tertentu
Yang terbagi dalam domain asupan (NI), domain klinis (NC)
dan domain perilaku /lingkungan (NB)
2. Sebab/Etiologi (E)
Ahli gizi menetapkan semua hal yang dapat menyebabkan
munculnya penyebab masalah. Komponen ini bisa merupakan
komponen gizi atau bisa merupakan komponen medik yang
dibuat dokter.
3. Gejala/tanda (Sign/Symptom) (S)
Ahli gizi menetapkan semua temuan gejala dan atau tanda
(bukti) yang didapat pada pasien yang terkait dengan
3
munculnya masalah gizi. Komponen ini bisa merupakan
komponen gizi yang dibuat oleh Ahli Gizi atau bisa
merupakan komponen medik.
4. Diagnosa Gizi
Ahli gizi menetapkan diagnose gizi pada pasien ditampilkan
dalam bentuk “Problem, Etiologi, dan Sign/Symptom (PES)”,
dibuat berdasarkan atas kriteria diagnose gangguan gizi
tertentu, sifatnya lebih cepat mengalami perubahan sesuai
respon pasien.
C. Intervensi
Setelah diagnose gizi pasien ditegakkan, langkah
selanjutnya adalah intervensi gizi yang terdiri dari
2 tahap, yaitu:
1. Ahli gizi menetapkan rencana intervensi gizi: prioritas dari
diagnosa gizi berdasarkan berat problem, kemampuan dan
keinginan pasien, melihat rujukan ilmiah; tentukan target
yang hendak dicapai; tentukan waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai target yang dimaksud; tentukan tindakan
yang akan dikerjakan; tentukan resources yang ada (man,
money, material, sytem, dll).
2. Implementasi Rencana Intervensi Gizi
- Ahli gizi mengkomunikasikan rencana yang akan
dikerjakan kepada pasien, keluarga, kepada unit kerja lain
yang terkait. Memberi pasien edukasi tentang diet yang
akan dijalankan selama dirawat di ruang rawat inap.
- Mengumpulkan data lanjutan dan melakukan perubahan
rencana bila diperlukan.
- Mendokumentasikan semua rencana tindakan serta respon
pasien terhadap tindakan yang dikerjakan.
D. Monitoring dan Evaluasi
1. Monitor
Ahli gizi memonitor parameter status gizi yang akan mengalami
perubahan akibat implementasi dari intervensi medik maupun
gizi yang dikerjakan. 4
Monitor data-data berikut :
- Parameter gizi: pengetahuan gizi, intake, status gizi.
- Parameter klinik dan penyakit : nilai laboratorium,
tekanan darah, berat badan, keluhan dan gejala, status
klinik pasien, infeksi, komplikasi, dll.
- Parameter pasien: kepuasan, kualitas hidup, kemampuan
merawat diri sendiri.
- Parameter penggunaan fasilitas perawatan: lamanya
dirawat di rumah sakit (length of stay) dll.
2. Evaluasi
Ahli gizi membandingkan parameter-parameter yang
dimonitor sebelum dan sesudah intervensi gizi atau dengan
nilai standar yang direkomendasikan. Evaluasi intervensi yang
dikerjakan sudah mencapai sasaran atau belum, serta lakukan
modifikasi atau perubahan dari rencana intervensi gizi bila
diperlukan.
E. Pencatatan (Dokumentasi)
- Setelah melakukan asuhan gizi di ruang rawat inap dan
rawat jalan, ahli gizi mendokumentasikan pada lembar
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) dan
Lembar Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap (RM. 5 E) pada
pasien yang berisiko malnutrisi.
- Ahli gizi melakukan kegiatan filling billing sistem dan
memasukkan data pasien ke register pelayanan
elektronik.

5
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Form Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap


2. Form Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan
3. Form Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)

6
7
8
9

Anda mungkin juga menyukai