Anda di halaman 1dari 21

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

MILANO
Melayani Kebutuhan Ibu & Buah Hati
Jl. Perintis Kemerdekan Km 2 Jao Teluk Kuantan
Telp : (0760) 2524 110 / email : pt.milanokuansing@yahoo.co website : www. rsiamilano.com

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ( RSIA ) MILANO


NOMOR : /DIR/PER/RSIA-M/IV/2019

TENTANG
PANDUAN ASUHAN DAN TERAPI GIZI TERINTEGRASI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ( RSIA ) MILANO

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ( RSIA ) MILANO

Menimbang : a. Bahwa dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Sakit
Ibu dan Anak Milano , maka diperlukan penyelenggaraan Asuhan dan
terapi gizi terintegrasi yang bermutu.
b. Bahwa agar asuhan dan terapi Gizi terintegrasi di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Milano bisa terlaksana dengan baik,maka perlu adanya kebijakan
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Milano sebagai landasan bagi
penyelenggaraan Pelayanan Gizi Rumah Sakit Ibu dan Anak Milano
c. bahwa sehubungan ketentuan diatas, maka perlu Perlu ditetapkan
suatu Keputusan mengenai panduan asuhan dan terapi Gizi terintegrasi
Rumah Sakit Ibu dan Anak Milano.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2009 tentang
Praktik Dokter
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 374/MENKES/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Gizi.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) MILANO
TENTANG PANDUAN ASUHAN DAN TERAPI GIZI TERINTEGRASI RUMAH
SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) MILANO.
KEDUA :: Panduan Asuhan dan terapi Gizi terinegrasi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Milano sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
KETIGA :: Pembinaan dan pengawasan asuhan dan terapi Gizi terintegrasi Rumah Sakit
Ibu dan Anak (RSIA) Milano dilaksanakan oleh Direktur Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) Milano.
KEEMPAT : Dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur ini, apabila terdapat peraturan
yang bertentangan dengan Peraturan Direktur ini, maka peraturan-peraturan
yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku.
KELIMA : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan atau kekeliruan dalam
Peraturan Direktur ini, maka akan diadakan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya.
KEENAM : Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Teluk Kuantan


Pada Tanggal 2019

RSIA MILANO
Direktur,

dr. M.BASRANA, MPH


LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH IBU DAN ANAK ( RSIA ) MILANO
NOMOR : /DIR/PER/RSIA-M/IV/2019
TANGGAL : APRIL 2018

TENTANG
PANDUAN ASUHAN DAN TERAPI GIZI TERINTEGRASI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ( RSIA ) MILANO

BAB I

DEFENISI

Terapi gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarkan pengkajian
gizi, yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian makanan khusus dalam
rangka penyembuhan penyakit pasien. (Nutrition and Diet Theraphy Dictionary, 2004)
Terapi gizi terintegrasi merupakan integrasi antara ilmu gizi, medis dan ilmu perilaku
yang memungkinkan tenaga kesehatan membuat perubahan yang bermakna pada kehidupan
pasien.
Terapi gizi medik dahulunya dikenal dengan istilah terapi diet (dietary treatment) yaitu
pengaturan jumlah serta jenis makanan dan jadwal makan setiap hari yang bertujuan
membantu penyembuhan pasien. Terapi gizi medis adalah terapi gizi khusus untuk
penyembuhan penyakit baik akut maupun kronis, serta merupakan suatu penilaian terhadap
kondisi pasien sesuai dengan intervensi yang telah diberikan, agar pasien serta keluarganya
dapat menerapkan rencana diet yang telah disusun. Didalam terapi gizi medik merupakan
alur proses kegiatan perencanaan makan sampai makanan disajikan kepada pasien yang
melibatkan beberapa orang yang memiliki profesi yang berbeda seperti dokter spesialis gizi
klinik, ahli gizi dan pramusaji dengan menghasilkan suat makanan yang sesuai dengan
standar perencanaan sampai makanan disajikan harus sesuai dengan jumlah, jenis, dan
jadwal makan pasien. Proses tahapan dari terapi gizi medik dimulai dari preskripsi diet, kitir
makanan, pemorsian makanan dan makanan disajikan untuk pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Organisasi Tim Terapi Gizi


2. Pelayanan Tim Terapi Gizi
BAB III
TATA LAKSANA

1. ORGANISASI TIM TERAPI GIZI


Organisasi Tim Terapi Gizi dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit Ibu Dan Anak Milano
dan diketuai oleh dokter spesialis yang mempunyai kompetensi dalam bidang gizi klinik serta
menyediakan waktu penuh untuk pelayanan gizi klinik. Anggota Tim Terapi Gizi terdiri dari
tenaga kesehatan di RS yang berkaitan dengan penyelenggaraan terapi gizi meliputi dietisien,
perawat ruangan serta ahli farmasi.
Agar Tim Terapi Gizi dapat berfungsi secara optimal maka dibuat pengorganisasian
dan jalur koordinasi pelayanan gizi klinik sebagai berikut:

PENGORGANISASIAN TIM TERAPI GIZI RUMAH SAKIT

DIREKTUR

MANAJER PELAYANAN
MEDIS&KEPERAWATAN

TIM TERAPI GIZI

RUANG RAWAT INAP


A. PERAN DAN FUNGSI
1. Pelayanan Pasien Rawat Inap
Kajian status gizi dan metabolik serta pengelolaan pasien yang membutuhkan terapi gizi
oral, enteral maupun parenteral, serta pengawasannya melalui visite tim.
2. Pencatatan dan Pelaporan
Dilakukan oleh seluruh anggota tim sesuai dengan fungsi masing-masing anggota.

PERANAN ANGGOTA TIM TERAPI GIZI

No. Kegiatan Dokter Dietisien Perawat Farmasi


1. Kajian Perawat tim terapi
nutrisi gizi/perawat ruang
awal rawat inap
2. Anamnesis 1. Keluhan 1. Kebiasaan makan 1. Identitas
utama sebelum sakit dan pasien
saat sakit
2. Riwayat 2. Analisis asupan 2. Mengkaji
penyakit gizi (food keluhan pasien
recall/food
frequensi)
sebelum dan
selama sakit
3. Riwayat 3. Analisis dietary 3. Cairan
penyakit history bebrapa hari
dahulu terakhir
4. Riwayat 4. Mengkaji
penyakit perkembangan
keluarga keluhan pasien
5. Riwayat 5. Riwayat
masalah gizi alergi/intolera
n
6. Riwayat 6. Riwayat alergi
kelahiran dan intoleransi
3. Pemeriksa 1. Analisis hasil Pemeriksaan 1. Penimbangan
an fisik pemeriksaan antropometri awal BB dan
antropometri Pengukuran
TB/PB
2. Pemeriksaan 2. Evaluasi tanda
tingkat vital (TD,
kesadaran dan RR, nadi, suhu)
tanda dan
kegawatdarur kegawatdarura
ata tan
3. Pemeriksaan
status
generalis,
inspeksi,
perkusis,
palpasi, dan
auskultasi
4. Tindakan 1. Menetapkan 1. Analisis asupan 1. Pemantauan 1. Mempersiapkan
status gizi selama perawatan tanda vita obat, elektrolit &
pasien (jumlah & nutrisi parentera
komposisi asupa
2. Menentukan 2. Menyediakan diet 2. Pemantauan 2. Menentukan
terapi gizi sesuai kondisi status gizi kompatibilitas zat
awal sesuai medis & daya gizi yg akan
diagnosis terima pasien diberikan kepada
medis pasien.
3. Preskripsi 3. Monitoring & 3. Pemantauan
terapi gizi Evaluasi Terapi intake dan
awal(jenis, Gizi output cairan
bentuk, 4. Pemantauan
jumlah, frek penyakit dan
makan keluhan pasien.
5. Pemantauan
tanda
infeksi,perawat
a n infus dan
NGT
6. Membuat surat
kontrol ulang

2.PELAYANAN TIM TERAPI GIZI

A. PROSES TERAPI GIZI


Tahapan langkah proses terapi gizi dari skrininng/penapisan, kajian, diagnosis medis dan
diagnosisi gizi (penentuan masalah gizi), formulasi terapi (intervensi gizi), pelaksanaan terapi,
pemantauan dan evaluasi terapi, penyususnan rencana ulang terapi atau penghentian terapi.
Rangkaian langkah tersebut bertujuan untuk memberi dampak terapi yang optimal bagi
pasien dan mempunyai keefektifan biaya.
1. Skrining Gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining/penapisan gizi oleh
perawat ruangan dan penetapan diet awal oleh dokter. Skrining gizi bertujuan untuk
mendidentifikasi pasien yang berisiko, tidak berisisko malnutrisi atau kondisi khusus.
Kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien dengan kelaianan metabolik, hemodialisis,
anak, geriatri, kanker dengan kemoterapi/radiasi, luka bakar, pasien dengan imunitas
menurun, sakit kritis dan sebagainya.
Idealnya skrinng awal dilakukan pada pasien baru 1 x 24 jam setelah pasien masuk
rumah sakit. Metode skrining sebaiknya singkat, cepat dan disesuaikan dengan kondisi
rumah sakit. Contoh metode skrining antar lain Malnutrition Universal Screening Tools
(MUST), Malnutrition Screening Tools (MST), Nutrition Risk Sreening (NRS) dan
sebagainya.
Bila hasil skrining gizi menunjukkan pasien berisiko malntrisi, maka dilakukan
pengkajian/assesmen gizi dan dilakukan dengan langkah-langkah Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT) oleh dietisien. Pasien dengan status gizi baik atau tidak berisiko
malnutrisi, dianjurkan dilakukan skrining ulang setelah 1 minggu. Jika hasil skrining ulang
berisiko malnutrisi maka dilakukan Proses Asuhan Gizi Terstandar.
2. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Proses Asuhan Gizi Terstandar dilakukan pada pasien yang berisiko kurang gizi,
mengalami kurang gizi atau kondisi khusus dengan penyakit tertentu, proses ini
merupakan serangkaian kegiatan yang berulang (siklus) sebagai berikut:
Pasien Masuk

TUJUAN TERCAPAI
Tidak berisiko
STOP Pasien Pulang
Skrining Gizi Diit Biasa

Berisiko malnutrisi/sudah malnutrisi

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR TUJUAN


TERCAPAI
Pengkajian Diagnosisi Intervensi Monitoring dan
gizi gizi gizi evaluasi

TUJUAN
TERCAPAI

a. Assesmen/Pengkajian Gizi
Assesmen gizi dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu :
1) Anamnesisi riwayat gizi
Anamnesis riwayat gizi adalah data meliputi asupan makanan termasuk
komposisi, pola makan, diit saat ini dan data lain yang terkait. Selain itu
diperlukan pula data kepedulian pasien terhadap gizi dan kesehatan, aktifitas
fisik dan olahraga dan ketersediaan makanan di lingkungan klien. Gambaran
asupan makakak dapat digali melaluai anamnesis kualitatif dan kuantitatif.
2) Biokimia
Meliputi pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan yang berkaitan
dengan status gizi, status metabolik dan gambaran fungsi organ yang
berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi.
3) Antropometri
Merupakan pengukuran fisik individu yang dilakukan dengan
berbagai cara, antar lain pengukuran Tinggi Badan (TB), pengukuran Berat
Badan (BB). Pada kondisi tinggi badan tidak dapat diukur dapat digunakan
Panjang Badan (PB), Tinggi Lutut (TL), Rentang Lengan atau separuh rentang
lengan. Pengukuran lain seperti Lingkar Lengan Atas (LiLA), tebal lipat kulit,
lingkar kepala, dan lain sebagainya dapat dilakukan.
Penilaian status gizi dilakukan dengan membandingkan beberapa
ukuran tersebut misalnya Indeks Masa tubuh (IMT). Pemeriksaan fisik yang
paling sederhana untuk melihat status gizi pada pasien rawat inap adalah BB.
BB pasien sebaiknya dicatat saat pasien masuk dirawat dan dilakukan
pengukuran BB secara periodik selama pasien dirawat minimal 7 hari.
4) Pemeriksaan fisik/klinis
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan kinis yang
berkaitan dengan gangguan gizi atau dapat menimbulkan masalah gizi.
Contoh beberapa data pemeriksaan fisik terkait gizi antara lain edema,
asites, kondisi gigi geligi, masa otot yang hilang, lemak tubuh yang
menumpuk.
5) Riwayat personal
Data riwayat personal meliputi :
 Riwayat obat-obatan yang digunakan dan suplemen yang
dikonsumsi.
 Sosial budaya, meliputi sosial ekonomi, budaya, kepercayaan/agama,
situasi rumah, dukungan pelayanan kesehatan dan sosial.
 Riwayat penyakit, meliputi keluhan utama terkait maslah gizi,
riwayat penyakit dahulu dan sekarang, riwayat pembedahan
penyakit kronik atau risiko komplikasi, riwayat penyakit keluarga,
stastus kesehatan mental serta kemampuan kognitif.
 Data umum paisen antara lain umur, pekerjaan dan tingkat
pendidikan.
b. Diagnosis Gizi
Pada langkah ini dicari pola hubungan antara data yang terkumpul dan
kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilah masalah gizi yang spesifik dan
menyatakan masalah gizi secara singkat dan jelas menggunakan terminologi yang
ada. Penulisan diagnosa gizi terstuktur dengan konsep PES atau Problem, Etiologi dan
Signs/Symptoms. Diagnosisi gizi dikelompokan menjadi tiga (3) domain, yaitu :
1. Domain Asupan
Domain asupan adalah masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi,
zat gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yang melalui oral maupun
parenteral dan enteral.
2. Domain Klinis
Doamin klinis adalah masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau
fisik/fungsi organ.
3. Domain Perilaku/Lingkungan
Domain perilaku/lingkungan adalah masalah gizi yang berkaitan dengan
pengetahuan, perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik dan akses keamanan
makanan.
c. Intervensi Gizi
Terdapat dua (2) komponen intervensi gizi yaitu :
1. Perencanaan Intervensi
Disusun dengan merujuk pada diagnosis gizi yang ditegakkan. Output dari
intervensi ini adalah tujuan yang terukur, preskripsi diit dan strategi pelaksanaan
(implementasi). Perencanaan intervensi meliputi :
 Penetapan tujuan intervensi
 Preskripsi diit
 Menggambarkan rekomendasi mengenai kebutuhan energi dan zat gizi
individual, jenis diit, bentuk makanan, komposisi zat gizi, frekuaensi
makan/jadwal pemberian diit, jalur makanan.
2. Implementasi Intervensi
Dietisien melaksanakan dan megkomunikasikan rencana asuhan kepada pasien
dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait. Kegiatan ini juga termasuk
pengumpulan data kembali, dimana data tersebut dapat menunjukkan respon
paisen dan perlu atau tidaknya modifikasi intervensi gizi.
d. Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi terapi gizi bertujuan untuk menilai proses dan
keberhasilan implementasi terapi gizi serta rencana tindak lanjut terapi. Empat (4)
langkah kegiatan monitoring dan evaluasi yaitu :
1. Monitor perkembangan, antar lain : mengecek pemahaman dan ketaatan diit
pasien, mengecek asupan makan, menetukan apakah intervensi dilaksanakan
sesuai dengan rencana, menentukan status gizi pasien tetap/berubah, toleransi
saluran cerna dan status hemodinamik serta kondisi metabolikn pasien, dan
mengidentifikasi hasil pemeriksaan lain.
2. Mengukur hasil
3. Evaluasi hasil
4. Pencatatan dan pelaporan. Terdapat beberapa cara dokumentasi antara lain
Subjektive Objektive Assesment Planning (SOAP) dan Assesment Diagnosisi
Intervensi Monitoring (ADIME). Format ADIME merupak model yang sesuai
dengan langkah PAGT.
e. Konseling
Tujuan konseling adalah memberikan edukasi untuk memahami dan mampu
mengubah perilaku diet pasien sesuai dengan yang dianjurkan. Konseling diberikan
kepada pasien dan atau keluarganya yang membutuhkan untuk mendapatkan
penjelasanan tentang diet yang harus dilaksanakan oleh pasien sesuai dengan
penyakit dan kondisinya. Konseling dilakukan oleh anggota tim sesuai dengan
kompetensinya.
BAB IV

DOKUMENTASI

Alat Skrening Tool MST

Anda mungkin juga menyukai