Anda di halaman 1dari 43

Asesmen Gizi di Rumah Sakit

FITRI HUDAYANI, SST, SGz, MKM, RD

Editor : Lilik Kurniati


PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
TIDAK BERESIKO TUJUAN
MALNUTRISI
TERCAPAI
DIET STOP PASIEN
SCREENING NORMAL/
STANDAR PULANG

BERESIKO
MALNUTRISI

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR TUJUAN


/PAGT TERCAPAI

Asesmen Diagnosis Intervensi Monev


TUJUAN
BELUM
RODLIA, S.Gz,MKM, RD
Nutrition Care proses
Faktor pelayanan yang berkontribusi terjadinya
Hospital malnutrition

• Kegagalan mengidentifikasi pasien dengan status gizi kurang


• Tidak ada nya skrining gizi atau penilaian status gizi pada
saat pasien masuk RS
• Kurangnya kegiatan pelatihan gizi
• Tidak mengetahui siapa yang bertanggung jawab untuk
kegiatan pelayanan/asuhan gizi
• Kegagalan dalam mencatat tinggi dan berat badan
• Kegagalan dalam mencatat asupan pasien
• Kurangnya SDM yang membantu memberi makan
• Pelayanan gizi tidak dianggap penting
Strategi Mengatasi Hospital malnutriotion

• Skrining gizi harus dilakukan untuk menentukan pasien


yang berisiko

• Semua pasien berisiko harus rutin di dikaji dan dikaji ulang


oleh dietisien

• Identifikasi pasien berisiko harus diikuti dengan asuhan gizi


termasuk tujuan diet, pemantauan asupan makanan, berat
badan, dan rencana terapi gizi.
Faktor yang berdampak pada
kualitas asuhan gizi
Faktor intrinsik dari diri Dietisien dan Nutrisionis
- Pengetahuan
- Skill dan kompetensi
- Critical thinking
- Kolaborasi dan komunikasi
- Evidence based practice
- Code of ethics
Faktor penunjang
- Seting layanan
- Sistem layanan
- Ekonomi
- Sistem sosial
Pengkajian gizi/asesmen gizi

• Langkah pertama dalam asuhan gizi


• Skrining merupakan langkah memilah kasus/pasien
yang memungkinkan memiliki masalah gizi
• Seorang Dietisien/Nutrisionis melakukan tindak
lanjut dari hasil skrining untuk ditetapkan DIAGNOSIS
GIZI yang sebenarnya melalui proses ASESMEN GIZI
Langkah asesmen gizi
Food/nurtrition related histoty

Anthropometric
Measurement
Biochemical data, medical
test and procedure Nutrition Focus Physical
findings
Client History

Benang merah dan titik


kritis dalam keberhasilan DIAGNOSIS GIZI
penanganan masalah gizi
LANGKAH KRITIS :
to collecting and evaluating data
LANGKAH KRITIS :
to collecting and evaluating data
Seorang Dietisien/Nutrisionis yg expert akan mengetahui :
• Informasi yg dibutuhkan
•Mengumpulkan informasi dengan cepat
•Efisien dalam mengumpulkan dan evaluasi data
•Membuat “nutrition differential” (list diagnosis gizi)
• Rule out diagnosis yg salah
• Diagnosis yg benar adalah yg benar2 masalah gizi →
“existing nutrition problem”.
What and how much data to collect

DATA TEPAT
Jenis dan jumlah

pengalaman dalam DIAGNOSIS


pengumpulan data AKURAT DAN EFISIEN

Tepat dalam
pengkatagorian data
Contoh :
Pada kasus pasien dengan riwayat kanker kolon, pasca operasi saluran
cerna, penurunan berat badan, kemoterapi
→ Seorang Dietisien/Nutrisionis akan berfokus kepada data yang
untuk mengetahui kemungkinan terjadinya PENURUNAN BERAT
BADAN lebih lanjut yang dikaitkan pada kondisi kesehatannya

Contoh :
Pada kasus pasien tanpa kondisi medis tertentu atau pasien
dalam keadaan tidak dalam proses pengobatan

→ Seorang Dietisien/Nutrisionis tidak akan berfokus kepada


INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN karena pasien tidak
menggunakan obat, tetapi ke data pola hidup dan riwayat makan
Diagnosis salah ??

Disebabkan oleh
•Data tidak mencukupi → Insufficient Data
•Data terlalu asing → Extraneous Data
• Data yang tidak dibutuhkan → Unnecessary
Data

may lead to incorrect diagnosis… !!


Inefficient nutrition care… !!
Contoh :
Pada pasien Malnutrisi

Pada kasus pasien geriatri, data yang dikumpulkan tidak mencakup


kondisi gigi geligi
Atau
Pasien HIV yang telah masuk tahap AIDS dimana kemungkinan
oral hygiene yang buruk

Dietisien/Nutrisionis telah merencanakan makanan tinggi kalori


dan protein tetapi tidak dikonsumsi dengan baik karena masalah
daya terima, pada akhirnya masalah utama terlambat untuk
teratasi atau tujuan tidak tercapai.
5 Kriteria Asemen Malnutrisi

• Kehilangan berat badan yang tidak direncanakan


• Indeks Massa Tubuh
• Kehilangan Masa Otot
• Penurunan asupan makan
• Penyakit yang meyebabkan malnutrisi (misalnya
inflamasi) → lingkaran setan
Nutrition focused physical exam
Tanda malnutrisi

• Kehilangan masa otot, misalnya pada otot


temporalis, clavicels, skapula, paha dan betis.
• Akumulasi cairan (edema)
• Berkurangnya kekuatan dengan menilai Hand Grip
Strength (HGS) pada malnutrisi yang sudah berat
(severe manlutrition)
KARAKTERISTIK KLINIS

• Sebagai data yang dapat mendukung dalam penetapan


diagnosis gizi
• Diagnosis gizi HARUS dituliskan dan didokumentasikan di
dalam rekam medik → mendukung penetapan disgnosis
malnutrisi oleh dokter
• Diagnosis malnutrisi penting dalam unsur pembiayaan
perawatan, karena standar pembiayaan berbeda antara
penyakit yang tanpa malnutrisi
TRISEP

Gizi Baik

Malnutrisi ringan
TRISEP

Malnutrisi Sedang

Malnutrisi Berat
Gizi Baik
Gambaran kehilangan lemak

Malnutrisi ringan
Malnutrisi Sedang

Malnutrisi Berat

Gambaran kehilangan lemak


Tulang Klafikula
Indikasi kehilangan otot

Gizi Baik

Malnutrisi ringan
Malnutrisi Sedang

Malnutrisi Berat
Gizi Baik

Malnutrisi ringan
Malnutrisi Sedang

Malnutrisi Berat
Malnutrisi Sedang
Malnutrisi Berat
Tanda Klinis pada Obesitas
Tanda Klinis pada Obesitas
Personal history

❖ Data umum, misalnya usia, jenis kelamin, ras, tenik,


physical disabiliity/mobility issues
❖ Penggunaan Bahasa, kemampuan membaca,
pendidikan, aturan dalam keluarga misalnya terkait
dengan kebiasaan makan, jadwal acara keluarga yang
rutin, dan lainnya
→ Pilah data yang potensial menyebabkan masalah gizi
dan juga mempengaruhi pemberian intervensi gizi
Jika data belum tersedia di dokumen
medik, data dapat diambil dari wawancara
pasien atau caregiver
Begitu pentingnya data PMH, jika pasien
merupakan tujukan dan data tidak lengkap
maka tanyakan kepada faskes perujuk
Patient/clien/family medical history

Patient past Medical History (PMH)

Merupakan data yang kritis, karena pada umumnya data ini menggambarkan
kondisi terkini pasien, sering juga berhubungan dengan perubahan perilaku.
Kriteria Diagnosis Malnutrisi
Kriteria Kriteria
Phenotypic Etiologic

Kehilangan Penurunan
berat badan asupan

IMT rendah Penyakit


(<18,5 jika usia < (kronik atau
70, <20 jika usia akut)
≥ 70

Kehilangan Sumber : Jensen et all, GLIM A Consensus Report


masa otot From the Global Clinical Nutrition Community,
2018
Malnutrisi
Moderate
Penyakit
Akut
Severe
Malnutrisi
Moderate
Peny kronik
Severe
Malnutrisi
Asupan <75%
dalam > 7 hari
Moderate Berat badan turun 1-2% (1 mgg), 5% (1 bulan), 7,5% (3
(sedang) bulan)
penurunan massa lemak, otot dan akumulasi
Penyakit cairan ringan
Akut Asupan ≤ 50% dalam ≥ 5
hari
Severe Berat badan turun >2% (1 mgg), >5% (1 bulan),
(berat) >7,5% (3 bulan)
penurunan massa lemak, otot dan akumulasi cairan sedang sd berat disertai penurunan
kekuatan

(sumber : Mordarski Beth, Wolff Jodi. Nutrition Focused Physical Exam (NPFE),
Pocket Guide. Second Edition. Academy of Nutrition and Dietetics, 2018).
Malnutrisi Asupan <75%
dalam ≥ 1 bulan
Moderate Berat badan turun 5% (1 bln), 7,5% (3
(sedang) bulan), 10% (6 bulan), 20% (1 tahun)
penurunan massa lemak, otot
Penyakit dan akumulasi cairan ringan
Kronis Asupan ≤ 75% dalam ≥ 1
bulan
Severe Berat badan turun >5% (1 bln), >7,5% (3
(berat) bulan), >10% (6 bulan), >20% (1 tahun)
penurunan massa lemak, otot dan akumulasi
cairan berat disertai penurunan kekuatan

(sumber : Mordarski Beth, Wolff Jodi. Nutrition Focused Physical Exam (NPFE),
Pocket Guide. Second Edition. Academy of Nutrition and Dietetics, 2018).
Diagnosis gizi
Malnutrisi sedang berkaitan dengan asupan
Peny oral yang tidak adekuat karena adanya nyeri
akibat pankreatitis (nyeri) dalam 1 minggu
Akut terakhir ditandai oleh tampak sedikit
kehilangan masa lemak subkutan
Malnutrisi
sedang
malnutrisi sedang berkaitan dengan
Peny peningkatan kebutuhan protein karena CKD on
HD dan asupan oral yang tidak adekuat ditandai
kronis adanya kehilangan masa lemak subkutan (pada
4 tempat)
Diagnosis gizi

Malnutrisi berat berkaitan dengan


malabsorpsi akibat reseksi sal cerna,
Peny asupan energi tdk adekuat dan
pemberian parenteral yg tidak
Akut adekuat ditandai oleh asupan <50%,
tampak kehilangan masa lemak
subkutan, adanya odema
Malnutrisi Berat
malnutrisi berat berkaitan dengan
peningkatan kebutuhan karena lung
Peny cancer, asupan buruk pasca kemoterapi
dalam 3 bulan terakhir ditandai adanya
kronis kehilanganmasa lemak subkutan yg berat
(pada 4 tempat) dan penurunan kekuatan
melalui hand grip strength
Tindak LANJUT
• Tetapkan diagnosis malnutrisi
• Tetapkan tujuan untuk mengatasi malnutrisi
• Susun tujuan terukur dengan indikator yang dapat di
evaluasi perkembangannya
• Rancang intervensi gizi sesuai dengan kondisi klinis
pasien dan daya terima terhadap makanan
• Lakukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan
pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai