Anda di halaman 1dari 46

Skrining dan

Assesmen Gizi
pada Geriatri
di Rumah Sakit Asep Ahmad Munawar
Instalasi Gizi RS Dr Hasan Sadikin Bandung
Email : asepmnwr@yahoo.com
08156033867/081312075135
Latar Belakang
POKOK
BAHASAN Skrining Gizi

Assesmen Gizi

Kesimpulan
Latar Belakang
Persentase penduduk lansia di Indonesia
14 12.9%
12 11.1%
10 9.5%
8.1%
8
6
4
2
0
2015 2020 2025 2030
Sumber : Analisis Lansia di Indonesia, Kemenkes, 2017
• Indikator Keberhasilan
Pembangunan Bidang
Kesehatan : Meningkatnya
UHH, + 72 thn
Pra Lansia Lansia Lansia Risti
45-59 th 60-70 th > 70 th

Proses penuaan mengakibatkan berbagai perubahan fisik


maupun fisiologik, yang akan mempengaruhi kebutuhan
nutrisi dan status gizi
FAKTOR RESIKO DAN DAMPAK

Proses menua : • Gangguan input sensor


• Gangguan gigi geligi
- Massa lemak tubuh 
• Malabsorbsi
- Aktivitas fisik  • Penyakit kronik
- Asupan energi protein • Obat-obatan
• Gangguan mobilisasi
• Depresi dan demensia
• Faktor sosek

• Gangguan imunitas
• Status fungsional 
MALNUTRISI • Menghambat penyembuhan luka
• Mortalitas 
MALNUTRISI
• Definisi:
- Kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan protein,
energi, dan zat gizi lain menyebabkan perubahan komposisi
tubuh, penurunan fungsi fisik, dan mental sehingga
berdampak pada luaran klinis yang buruk.

Gizi Kurang
Malnutrisi
 Gizi Lebih
6
Malnutrition in the Elderly

• 4 - 10% free-living elderly populations


• 30 - 60% institutionalized elderly
• 40 - 85% nursing home residents
• 20 - 60 % home care patients
• 30 - 70 % hospitalized elderly patients
Admission
Nutrition Support Design
Patient screening Not at risk

At risk
Patient assessment

Develpoment of Nutrition Care Plan

Implementation of Nutrition Care Plan

Patient Reassessment and Patient Monitoring Evaluation of care setting


updatting of NCP

Progressing In Patient care


Goals achieved Toward words no longer
required

Termination of Therapy Discharge Planning

ASPEN Boards of Directors – Standards of Nutrition Support Hospitalized Patient


SkriningGizi/penapisangizi

• Apa?
• Siapa yang melakukan?
• Kapan dilakukan?
• Dimana?
• Bagaimana?
DEFINISI SKRINING
GIZI

 Skrining gizi  proses yang sederhana dan cepat  sensitif untuk mendeteksi
pasien berisiko malnutrisi (Barendregt dkk, 2008)

 Tujuan skrining gizi


• Memprediksi outcome yang berkaitan dengan faktor gizi
• Mendeteksi individu dalam risiko malnutrisi atau tidak
• Menentukan ketepatan intervensi gizi
• Mengetahui pengaruh dari intervensi gizi
• Sebagai langkah pencegahan malnutrisi dan morbiditas
SKRINING GIZI

KAPAN PERLU DILAKUKAN SKRINING GIZI?


Menurut The Joint Commission of Accreditation of Healthcare
Organization (JCAHO)
Skrining Gizi dilakukan minimal dalam waktu 24 jam terhitung
saat pasien mulai masukrumahsakit.

(DeBruyne dkk, 2008).


Siapa yang Melakukan?
• Nutritional screening is usually
undertaken by nurses and
doctors; assessment by
dietitians.
Kondisi sekarang (BB,
TB,IMT, LILA)

Kondisi yang stabil


(KehilanganBB)

Komponen Utama
Skrining Gizi Kondisimemburuk
(Rasmussen dkk, 2010) (Penurunan asupan)

Pengaruh penyakit
terhadap statusgizi
Screening Tool For Elderly

 Nursing nutritional screening tool,


 Nutrition assessment chart,
 Nutritional risk assessment tool,
 Nutrition risk of older adults risk score,
 Seniors in the community: risk
 Nutritional form for the elderly,
evaluation for eating and nutrition,
 Five question nutritional screening tool,
 Simple screening tools 1 and 2,
 Nutritional risk index,
 Ayreshire nutrition screening tool,
 Nutritional screening tool,
 Nursing nutritional assessment,
 Australian nutrition screening initiative,
 Nutritional assessment checklist,
 Nutritional risk assessment scale,  Mini nutritional assessment (MNA)
 Nutritional screening tool,  The Determine,
 Nursing nutritional screening tool,  Level 1 screen.
Mini Nutrition Assessment (MNA)

Rekomendasi ESPEN : untuk skrining & asessmen


MINI NUTRITIONALASSESSMENT(MNA)
• Cukup sederhana, lengkap serta menilai
faktor-faktor yang berperan terhadap status
gizi
• Divalidasi tahun 1994, MNA telah diteliti
memiliki nilai sensitivitas, spesifisitas, dan
reliabilitas yang baik.
• Indikator yang digunakan MNA adalah
pengukuran antropometri, komorbiditas,
kebiasaan makan, dan penilaian gizi
subjektif.
MNA - S F
Pertanyaan A

• Apakah asupan makan berkurang selama 3 bulan


terakhir karena kehilangan nafsu makan, gangguan
pencernaan, kesulitan mengunyah dan menelan?

 Sangat berkurang Skor 0 , Bila < 1/2 porsi dari biasanya

 Agak berkurang Skor 1, Bila 3/4 porsi dari biasanya

 Tidak berkurang Skor 2, Bila makan tidak ada perubahan


Pertanyaan D

• Menderita tekanan psikologis atau penyakit yang berat


dalam 3 bulan terakhir

 Ya, Skor 0
 Tidak, skor 2
Tekanan psikologis : Hidup menyendiri, murung, tidak mau
berintertaksi sosial, dll
Penyakit berat : DM, Gagal Ginjal, Gagal Jantung, Critical Ill, Cancer
dengan komplikasi, Trauma kepala
Pertanyaan F2
Pertanyaan F1 (jika Tinggi lutut tidak bisa diukur)

• Indek Masa Tubuh • Lingkar Betis (cm)

 < 19 skor 0,  < 31 skor 0,


 19 - < 21 Skor 1,  > 31 Skor 3,
 21 - 23 skor 2
 > 23 skor 3
Pengukuran Tinggi Lutut
Posisi : Bisa Duduk atau berbaring
atau tiduran diatas lantai atau kasur
dengan permukaan rata tanpa
penggunaan bantal
Segitiga kayu diletakan pada kaki kiri
antara tulang kering dengan tulang
paha membentuk sudut 90 derajat
Penggaris kayu/stainless steel
ditempatkan diantara tumit sampai
bagian tertinggi dari tulang lutut
Baca hasil dengan ketelitian 0,1 cm
Pengukuran Lingkar Betis
Posisi : Bisa Berdiri atau Duduk
Posisi Berdiri :
• Berat badan harus tertumpu pada
kedua kaki secara merata
• Jarak kedua kaki sekitar 25 cm
 Posisi Duduk :
• kedua kaki harus dijuntaikan
 Pita pengukur kemudian dilingkarkan ke
betis (tegak lurus dengan aksis
memanjang betis), dan diturun-naikkan
untuk mencari diameter terbesar
Skor Skrining/penapisan

• Skor ≥ 12, normal, tidak perlu melengkapi


form assesmen
• Skor ≤ 11, kemungkinan malnutrisi,
lanjutkan asessmen Gizi
Asesmen Gizi
G. Hidup mandiri (tidak sedang dalam perawatan di rumah atau rumah sakit)
1 = ya
0 = tidak
H. Konsumsi > 3 resep obat dalam satu hari
0 = ya
1 = tidak
I. Ada luka tekan atau ulkus pada kulit
0 = ya
1 = tidak
J. Berapa kali pasien makan dalam sehari?
1 – 1 kali
2 – 2 kali
3 – 3 kali
K.Konsumsi bahan makanan spesifik untuk asupan protein
- < 1 porsi makanan sumber protein atau produk susu ya tidak (susu, keju, yoghurt)
dalam sehari
- > 2 porsi kacang-kacangan atau telur dalam ya tidak
seminggu
- Daging, ikan, atau unggas setiap hari ya tidak
0.0 = jika 0 atau 1 jawaban ya
0.5 = jika 2 jawaban ya
1.0 = jika 3 jawaban ya
L. Konsumsi > 2 porsi sayur atau buah setiap hari
0 = tidak
1 = ya
M. Berapa banyak cairan (air putih, jus, kopi, teh, susu, …) yang dikonsumsi per
hari?
0.0 = < 3 cangkir
0.5 = 3 – 5 cangkir
1.0 = > 5 cangkir
N. Cara pemberian makan
0 = tidak dapat makan tanpa bantuan orang lain
1 = makan sendiri dengan beberapa kesulitan
2 = makan sendiri tanpa kesulitan
O. Pandangan terhadap status gizi pribadi
0 = menganggap dirinya mengalami malnutrisi
1 = tidak pasti terhadap status gizinya
2 = menganggap dirinya tidak memiliki masalah gizi
P. Jika dibandingkan dengan orang lain pada tingkat umur yang sama,
bagaimana pendapat pasien terhadap status kesehatannya?
0.0 = tidak cukup baik
0.5 = tidak tahu
1.0 = cukup baik
2.0 = lebih baik

Q. Lingkar lengan atas dalam (cm)


0.0 = LILA < 21 0.5 = LILA 21 – 22
1.0 = LILA > 22

R. Lingkar betis dalam (cm)


0 = lingkar betis < 31
1 = lingkar betis > 31
Contoh Skrining Gizi MNAdi RSHS
Skor skrining
Skor Indikator Malnutrisi
=

skor Asessmen

Skor Indikator Malnutrisi :


Skor > 24 : Status gizi normal
Skor 17 - 23,5 : Beresiko Malnutrisi
Skor < 17 : Malnutrisi
Recommendation For Intervention

Skor ≥ 24 Skor 17-23,5 Skor < 17


Assesmen Gizi

1. Riwayat Personal

2. Pengkajian Antropometri

3. Pengkajian Biokimia

4. Pengkajian fisik Klinis

5. Riwayat Terkait Gizi dan Makanan


Asesmen Gizi
1. Riwayat Personal

DATA

1. Data Personal (Nama, Jenis Kelamin, kemampuan bahasa, suku, pendidikan,


mobilisasi)

2. Riwayat penyakit pasien dan keluarga

3. Riwayat terapi ( kemoterapi, radiasi, hemodialisa, pembedahan)

4. Riwayat Sosial
Asesmen Gizi
2. Pengkajian Antropometri

Indeks Massa Tubuh (kg/m2) Klasifikasi


< 90% Berat Badan Ideal atau < 18,5 kg/m2 Berat Badan Kurang
18,5 – 22,9 Normal
> 110% Berat Badan Ideal atau 23 – 24,9 Berat Badan IMT = BB ( kg )
kg/m2 Berlebih TB ( m )2
25 – 29,9 Obesitas kelas I
> 30 Obesitas kelas II
Catatan :
• Perhitungan TB memperhitungkan konversi pengukuran tinggi lutut sbb :
Pria : TB = (1,924 x tinggi lutut) + 69,38
Perempuan : TB = (2,225 x tinggi lutut) + 50,25
Perkiraan Berat Badan
(Anggota Tubuh yang sudah diamputasi)
RUMUS :

Perkiraan BB = BB saat ini : (1-proporsi anggota badan


yang amputasi)
% KONTRIBUSI ANGGOTA BADAN TERHADAP BERAT BADAN
Bagian Tubuh Kontribusi (%)
Badan tanpa anggota badan 50
Tangan 0,7
Lengan bawah dengan tangan 2,3
Lengan bawah tanpa tangan 1,6
Lengan atas 2,7
Seluruh Lengan 5
Kaki 1,5
Tungkai bawah dengan kaki 5,9
Tungkai bawah tanpa kaki 4,4
Paha 10,1
Seluruh tungkai 16
Contoh : BB saat ini : 58 kg, dilakukan amputasi
tungkai kiri dibawah lutut

Perkiraan BB :

= 58/(1 - 0,0059)

= 61,6 kg
Asesmen Gizi
3. Pengkajian Biokimia

Parameter Kadar yang beresiko Keterangan

Albumin serum < 3,5 g/dl Waktu paruh 20 – 21 hari,


tidak sensitive pada
perubahan status gizi akut

Prealbumin < 17 mg/dl Waktu paruh 2 – 3 hari


Transferin serum < 1500 sel/mm3 Waktu paruh 7 hari, sensitive
pada kondisi malnutrisi
protein energi dini
Asesmen Gizi
4. Pengkajian fisik Klinis

Parameter
Hilangnya lemak subkutan
Hilangnya masa otot/atropi
Oedema

Masalah rongga mulut, gigi, gusi, lidah (gangguan mengunyah, gangguan menelan)
Asesmen Gizi
5. Riwayat Terkait Gizi dan Makanan

Penggalian data
Asupan Makan :
• Recall dan FFQ : retrospektif
• Food Diary/Food Record : Prospektif selama 3 – 7 hari berturut-turut
Pola Makan : Kebiasaan, budaya, kepercayaan
Akses makanan
Pengetahuan Gizi
TERMINOLOGI –ASUPAN MAKANAN DAN ZAT GIZI - contoh

Menunjukkan jenis dan jumlah asupan


makanan dan zat gizi  Asupan substansi bioaktif ;
 Asupan energi ;Total energi - volume, ukuran dan pola asupan alkohol
- Jenis asupan substansi bioaktif
 Asupan makanan dan minuman ;
-Total asupan cafein
- cairan dalam minuman/ bahan  Asupan mkronutrien ;
makanan/suplemen serta - Tota dan jenis lemak dan cholesterol
-Jumlah, jenis, pola, kualitas dan - Total dan mutu protein
variasi makanan - Total dan jenis karbohidrat
- Total dan jenis serat
 Asupan enteral & parenteral;
 Asupan mikronutrien;
- Jenis dan rute pemberian enteral - Jumlah asupan Vitamin
- Jenis dan rute pemberian parenteral - Jumlah asupan mineral
Terminologi - Pemberian Makanan dan Zat Gizi

Menunjukkan gambaran sumber makanan dan zat gizi


 Riwayat diet;

- Order diet saat ini


- Diet sebelumnya
- Lingkungan makanan
- Akses dan posisi tubuh dalam pemberian enteral dan
parenteral
Terminologi - Medikasi dan Obat Alternatif

• Pengobatan
Pelengkap/ obat alternatif

Terminologi - Pengetahuan/Kepercayaan/Sikap

Pengetahuan
Kepercayaan dan sikap
Contoh Asesmen Gizi Pasien Geriatri di RSHS
Kesimpulan

 Skrining gizi pada pasien geriatri ditujukan dalam


upaya mengidentifikasi resiko malnutrisi, dilakukan
dalam 24 jam setelah pasien masuk rumah sakit
 Assesmen Gizi pada Pasien geriatri dilakukan oleh
Dietisien dengan memperhatikan domain riwayat
personal, pengkajian antropometri, pengkajian fisik
klinis, pengkajian biokimia dan riwawat gizi dan
makanan

Anda mungkin juga menyukai