Anda di halaman 1dari 30

ASOSIASI DIETISIEN INDONESIA

PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

KONSEP ASUHAN GIZI PADA


PASIEN PENYAKIT KRITIS

BANDUNG NUTRITION & DIETETIC COURSE 3RD


09 – 12 AGUSTUS 2023

@asdijabar Asdi Jabar AsDI Jawa Barat


Importance of Nutrition in Critical Care

Acute phase
response

Metabolic Loss of Lean Body Mass


Insulin change in 10% significant
resistance critical illness 20 % critical
≥30 % lethal

catabolism
PASIEN dengan PENYAKIT KRITIS
KONDISI STRES KATABOLIK

 Respon sistem
inflamatori
 Komplikasi → morbiditi Pemberian makanan dan
infeksi ↑, disfungsi zat gizi bukan bersifat
multiple-organ, rawat dukungan lagi → TERAPI
inap yang lama dan GIZI
mortalitas ↑
PASIEN dengan PENYAKIT KRITIS

TERAPI GIZI :
 EN – PN Lebih banyak
 Membantu mengurangi respon
respon metabolik terhadap
stres STRATEGI INTERVENSI / TERAPI GIZI
 Mencegah terjadinya oxydative YANG TEPAT DAPAT :
 ↓ Kegawatan penyakit
 ↓ Komplikasi
 ↓ LOS di ICU
 Berdampak pada outcome
pasien
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR ( PAGT)

• KERANGKA BERPIKIR KRITIS &


MEMBUAT KEPUTUSAN

• PROSES,
Bukan Metoda mencatat

• BAHASA TERSTANDAR
PAGT PADA CRITICAL CARE UNIT

Rencana asuhan gizi yang terukur targetnya dan mencapai


outcome klinis yang optimal sama dengan acute care

Ketrampilan berpikir kritis dan mengambil keputusan yang cepat


 Kasus lebih kompleks
 Perubahan kondisi yang cepat
E-NCPT 2021

3 Domain diagnosis gizi

Status
8 Domain asesmen diagnosis gizi

+ 3 Domain etiologi;
perangkat asesmen
dan monev; evaluasi 5 Domain Intervensi
progres
Population based
action

7 Domain monev
ASESMEN GIZI

TUJUAN:
 Mengidentifikasi satu atau lebih masalah gizi dan
 Membuat keputusan mengenai penyebab yang mendasari masalah
masalah gizi
TAHAPAN ASESMEN GIZI

REVIU
Step 1 Memilah data yang
relevan

CLUSTER
ASESMEN GIZI : Step 2 Menetapkan karakteristik penentu -
kemungkinan diagnosis gizi , melihat tanda
mencari indikator yang dan gejala pada lembar referensi diagnosis
menunjukkan tanda dan
gejala masalah gizi,
penyebab dan karakter IDENTIFIKASI
penentu Step 3 Mengidentifikasi indikator gizi
yang menunjukkan masalah dan
besaran masalah
HAL YANG HARUS DIINGAT
UNTUK KONDISI PASIEN KRITIS

 PERUBAHAN STATUS GIZI BERJALAN LAMBAT

 SULIT MENGKAJI DERAJAT MALNUTRISI

 INTEGRASI DATA ASESMEN RIWAYAT MAKAN,


ANTROPOMETRI, BIOKIMIA DAN PEMERIKSAAN FISIK
DATA ASESMEN GIZI

Asesmen Antropometri
 Pengukuran antropometri yang umum seringkali sulit dilakukan di
ICU/ pasien kritis (krn udem, alat, dsb) → alternatif pengukuran
pengukuran

 Kehilangan berat badan yang tidak diharapkan seringkali


mencerminkan ↓ LBM → Evaluasi terhadap perubahan berat badan
badan lebih spesifik dibandingkan BB aktual terhadap standar
DATA ASESMEN GIZI
Asesmen Biokimia, tes medis, prosedur
 Acute Phase Protein negatif :
Albumin, transferrin, pre-albumin and retinol-binding protein (RBP)
Acute Phase Protein positif :
C-Reactive protein (CRP) dan ceruloplasmin → BUKAN
BUKAN MENGGAMBARKAN STATUS GIZI

 Asesmen Keseimbangan nitrogen → parameter


parameter yang mencerminkan pool protein viseral
dan somatic
DATA ASESMEN GIZI

Asesmen Pemeriksaan fisik terkait gizi


 ±60% pasien (ICU) menderita disfungsi saluran cerna
akibat gangguan motilitas saluran cerna, digesti atau
absoprsi. Disfungsi
saluran cerna ditambah asupan energi yang tidak adekuat
→defisit energi dan kehilangan LBM
 Retensi cairan, hilang lemak sub kutan, tanda-tanda
defisiensi zat gizi makro dan mikro lain
 Asesmen tanda klinis inflamasi misalnya demam,
hipotermia, takikardia dan hiperglikemi
DATA ASESMEN GIZI
 Asesmen menelan dan mengunyah sangat penting dilakukan
pada pasien ICU
 Pada lansia, lesi pada mulut, anoreksia, bingung, cemas/
gangguan mood dan disfagia menyebabkan buruknya
asupan
 Asesmen gangguan makan terdiri dari 3 kategori :
Ingesti, deglutition dan energi → menentukan adaptasi
konsistensi makanan / suplemen makanan/ enteral
 Risiko aspirasi
DATA ASESMEN GIZI
Asesmen Riwayat Makanan
 Informasi asupan makanan dan zat gizi, alergi makanan
yang didapat dari pasien atau pendamping pasien
 Riwayat Modifikasi diet, Recall 24 jam, hitung kalori
(observasi dari sisa di piring)
 Asesmen dokumentasi catatan medik sebelumnya terkait
lamanya kekurangan asupan makanan dan etiologi dari
asupan makanan yang tidak adekuat
 Riwayat Oral/nasogastric (NG)/percutaneous endoscopic
gastrostomy (PEG)/jejunal percutaneous endoscopy (JPE)
DATA ASESMEN GIZI

Asesmen Riwayat Makanan


 Propofol (obat anestesi) – dapat meningkatkan trigliserida
 Maintenance – glucose
 Zat gizi yang didapat dari dialisis
 Pemberian obat-obatan : harian, interaksi obat dan makanan
 Suka/tidak suka
DATA ASESMEN GIZI

Asesmen Personal
Asesmen terkait kebutuhan zat gizi :
 status medik terkait fungsi organ (jantung, ginjal,
otak, GIT, paru), penyakit yang mendasari (mis
HIV/AIDS, gagal ginjal, hipertensi)
 Tindakan operasi sebelumnya
 Manajemen medis (spt level sedasi, sepsis, status
hidrasi, IV)
DIAGNOSIS GIZI

Tujuan:
Mengidentifikasi dan mengungkapkan problem gizi spesifik
yang dapat ditangani atau diperbaiki melalui intervensi gizi
oleh profesi gizi
Proses:
Mengidentifikasi dan memberi nama problem gizi yang
diungkapkan dengan pernyataan PES
Diagnosis gizi yang umum di ICU terkait :

 Malnutrisi
 Peningkatan kebutuhan zat gizi
 Asupan Protein energi tidak adekuat
 Asupan enteral dan parenteral tidak adekuat
 Kelebihan asupan cairan
 Penurunan kebutuhan zat gizi spesifik
 Kelebihan asupan energi
 Gangguan fungsi gastro intestinal
 Asupan makanan/ minuman tidak adekuat
KEMUNGKINAN ETIOLOGI
 Fisiologik metabolik
 Fungsi fisik
 Psikologik
 Terapi
 Akses
INTERVENSI GIZI
TUJUAN:
Mengatasi atau memperbaiki diagnosis gizi / problem gizi
dengan memberikan edukasi, konseling atau pemberian
diet spesifik yang dirancang khusus sesuai kebutuhan
pasien
PROSES:
 Rencana dan
 Implementasi intervensi gizi

berdasarkan diagnosis gizi dan etiologi


Intervensi gizi yang umum di ICU :

 Enteral dan parenteral nutrition


 Suplemen vitamin dan mineral
 Pemberian gizi terkait pemberian obat
 Koordinasi asuhan
Pemberian gizi enteral penting untuk ↑ integritas fungsi usus
dengan cara :
 Memelihara tight junction antara sel-sel intra epitel
 Merangsang aliran darah
 Mendorong pengeluaran trophic endogen
 Memelihara integritas struktur saluran cerna dengan
menjaga tegaknya vili-vili usus dan membantu sekresi IgA
dari Gut associated lymphoid Tissue (GALT)
INTERVENSI GIZI

PERLU DIPERHATIKAN DALAM PRESKRIPSI DIET

Kebutuhan harus mempertimbangkan :


 Energi, protein, mineral, zat gizi mikro, serat, elektrolit dan
cairan
 Tingkat aktifitas dan kondisi klinis yang mendasarinya
 Toleransi saluran cerna, potensi metabolik yang tidak stabil
risiko re-feeding
 Lamanya pemberian EN/PN
MONEV GIZI
TUJUAN:
 Menentukan dan mengukur besar kemajuan yang dibuat oleh
intervensi gizi dan
 Apakah tujuan terkait gizi atau hasil yang diharapkan telah
tercapai?

PROSES:
 Menentukan apa yang diukur dan dikumpulkan
 Menggunakan kumpulan data outcome monitoring & evaluasi
Langkah ini meningkatkan keseragaman diantara profesi gizi
dalam menilai efektifitas intervensi gizi
 Pengukuran/ indikator pada asesmen harus dimonitor dan
dievaluasi → evaluasi kebutuhan untuk menyesuaikan
strategi asuhan

 Toleransi terhadap makanan dan pencapaian target wajib


dilakukan pada pasien dengan penyakit kritis

 Kebutuhan pasien penyakit kritis tidak pernah statis


→ asesmen dilakukan pada berbagai aspek
TIDAK CUKUP DARI SATU PENGUKURAN SAJA
MONEV GIZI YANG UMUM PADA PASIEN PENYAKIT
KRITIS
 Asupan Enteral dan parenteral
 Asupan Energi
 Sistem saluran cerna
 Profil vitamin
 Perubahan berat badan
 Profil elektrolit dan ginjal
 Asupan makanan
REFERENSI

1. Annalynn SkipperApplying the Nutrition Care Process: Nutrition Diagnosis and Intervention.
Support Line: vol. 29. No.6. 2007
2. Cynthia Simon; Carolyn E. Faut; Jennifer A. WooleyLessons Learned in Applying the Nutrition Care
Process to Critically Ill Patients. Support Line: vol. 31, No. 2. 2009
3. M Sharada, M Vadivelan. Nutrition in critically ill patients. JIACM 2014; 15(3-4): 205-9
4. Prins A,. Nutritional assessment of the critically ill patient. Little Company of Mary Medical Centre,
Groenkloof, Pretoria, South Africa. S Afr J Clin, Nutr2010;23(1)

5. Stephen A. McClave; Beth E. Taylor; Robert G. Martindale; Malissa M. Warren; Debbie R. Johnson; Carol
Braunschweig; Mary S. McCarthy; Evangelia Davanos; Todd W. Rice; Gail A. Cresci; Jane M. Gervasio; Gordon S.
Sacks; Pamela R. Roberts; Charlene Compher. Guidelines for the Provision and Assessment of Nutrition
Support Therapy in the Adult Critically Ill Patient: Society of Critical Care Medicine (SCCM) and
American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (A.S.P.E.N.). Journal of Parenteral and Enteral
Nutrition Volume 40 Number 2 February 2016 159–211 © 2016 American Society for Parenteral and Enteral
Nutrition and Society of Critical Care Medicine
6. Susan L. Brantley; Mary K. Russell; Kris M. Mogensen; Jennifer A. Wooley; Elizabeth Bobo; Yimin Chen;
Ainsley Malone; Susan Roberts; Michelle M. Romano; Beth Taylor. Standards of Practice and Standards of
Professional Performance for Registered Dietitian Nutritionists (Competent, Profi cient, and Expert)
in Nutrition Support. American Society for Parenteral and Enteral Nutrition and Academy of Nutrition and
Dietetics: Revised 2014.
7. Jane V. White; Peggi Guenter ; Gordon Jensen; Ainsley Malone,; Marsha Schofield; the Academy
Malnutrition Work Group; the A.S.P.E.N. Malnutrition Task Force; and the A.S.P.E.N. Board of Directors.
Consensus Statement: Academy of Nutrition and Dietetics and American Society for Parenteral
and Enteral Nutrition: Characteristics Recommended for the Identification and Documentation
of Adult Malnutrition (Undernutrition). Journal of Parenteral and Enteral Nutrition Volume 36
Number 3 May 2012 p.275-283 © 2012 American Society for Parenteral and Enteral Nutrition and the
Academy of Nutrition and Dietetics
8. Taylor, Beth; Renfro, Anne; Mehringer, Lisa. Nutrition and the intensive care unit : The role of the
dietitian in the intensive care unit. Current Opinion in Clinical Nutrition & Metabolic Care: March
2005 - Volume 8 - Issue 2 - p 211–216
THANK YOU!

@asdijabar Asdi Jabar AsDI Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai