Anda di halaman 1dari 62

PROSES ASUHAN GIZI PADA

OBESITAS DENGAN KONDISI


KLINIS OBESITAS & SINDROMA
Windi Indah F.N.,S.Gz.,M.P.H
METABOLIK
Sumber : PD AsDI Jabar, 2008
Energy balance & metabolic health
Enzim pencernaan dan
metabolic, peptide, hormon

Penyerapan zat gizi Asupan makan

Penggunaan glukosa dan


lemak serta Energy expenditure
metabolismenya Resting metabolic rate
Thermic effect of food
Pengosongan lambung Physical activity

Hormon yg berperan untuk


nafsu makan Potensi
Terjadinya ketidakseimbangan
KESEIMBANGAN ENERGI
Proses Asuhan Gizi
Proses asuhan gizi dilakukan pada pasien Obesitas
bertujuan untuk membantu mencapai status gizi yang
diharapkan dengan memenuhi kebutuhan gizi dan
mencegah komplikasi lebih lanjut

Skrining Asesmen Intervensi


Diagnosis
Gizi
Monev
Gizi Gizi Gizi

Perhatikan hasil Asesmen gizi Tetapkan Lakukan Monitoring dan


skrining gizi, khususnya pada diagnosis gizi perencanaan evaluasi adalah
kondisi khusus indikator2 yang yang tepat dan diet yang kegiatan yg kritis
(kelompok menggambarkan terkini sesuai dan untuk mengetahui
rentan) kondisi gizi dengan apakah tujuan
pedekatannya intervensi tercapai
ASESMEN GIZI
Faktor yang Berhubungan Dengan Gizi
Medis Fisik Social

Perubahan bentuk tubuh


Faktor penyakit, Berat badan dan Lingkungan
misalnya DM, PGK, pertumbuhan Kebiasaan makan
Penyakit Jantung, Gejala oral dan yang tidak biasa
Kanker atau lainnya gastrointestinal Kesehatan mental
Status fungsional Pola aktifitas harian
Antropometri
Faktor yang Berhubungan Dengan Gizi
Ekonomi Gizi

Asupan
Tempat belanja dan
Sumber pendapatan mempersiapkan
Akses terhadap makanan
makanan Kebiasaan yang
berkaitan dengan
makanan
ANTROPOMETRI

• Tinggi badan
• Berat badan
• Berat badan yang diinginkan
• Lingkar pinggang
• Rasio pinggang - panggul
• Persentasi kelebihan BB
• Kekuatan genggam pada
(sarcopenia obesity)
• % lemak tubuh
Asia Pasific

Normal : 18,5 sampai 22,9


BB berlebih : 23 sampai 24,9
Obesitas tingkat 1 : 25 sampai 29,9
Obesitas tingkat 2 : 30 sampai 37,4
Obesitas morbid : 37,5 atau lebih
Penilaian Status Gizi
Pada pasien obesitas dengan PGK disarankan untuk
menilai lingkar pinggal, tetapi kendalanya tidak cukup
sensitive untuk penilaian dari waktu ke waktu, perlu
pertimbangkan adanya akumulasi cairan jika
menggunakan ukuran berat badan
(JAND, September 2021 Volume 121 Number 9)
ADJUSTED BW
Adjusted Body Weight = IBW + 0.4 x (TB – IBW)

Keterangan:
IBW = Ideal Body Weight
TB = Tinggi Badan (dalam cm)

Pada kondisi penyakit tertentu, sebaiknya kombinasikan indikator lain


selain berat badan karena kemungkinan ada faktor2 yang dapat
mempengaruhi keakuratan prediksi berat badan ideal
ASESMEN GIZI : Biokimia
H1C, glukosa
Jika keluarga CRP (elevated)
ada
riwayat DM Masalah metabolisme
Resistensi insulin,
Elektrolit profil lipid, hormone
terkait, trigliserid
Kalsium, Nilai lain yang
magnesium berkaitan dengan
penyakit penyerta
Fisik dan Klinis terkait Gizi

Skinfold Pola tidur & Kecepatan


Tekanan darah
thickness sleep apnea berjalan

Serta kondisi lain berkaitan dengan penyakit, misalnya pada PGK


dan sirosis hati adanya akumulasi cairan
ASESMEN GIZI : Riwayat Diet

01 02 03 04

Asupan gizi Pola Makan Akses Aktifitas


Rata – rata Gambaran Kemampuan pasien Aktifitas yang terkait
asupan gizi kebiasaan makan mengakses makanan gambaran simpanan
terakhir dan baik jenis maupun yang bergizi, energi untuk
gambaran perilaku makan keamanan makanan melakukan
kemampuan aktifitas
makan
ASESMEN GIZI : Riwayat Personal

Kondisi social ekonomi lingkungan


Dukungan sekitar
Kondisi pasien terkait (keluarga,
dengan kemampuan kelompoknya,
mengadakan makanan, lingkungan sekitar
pekerjaan, harian)

Riwayat penyakit Aktifitas

Penyakit keluarga dan Pekerjaan yang dilakukan


penyakit sehari – hari, pola aktifitas
Yang saat ini harian
Tujuan
Terapi Gizi
Tujuan Intervensi Gizi

MembatasiMencegah Relaps
paparan lingkungan
yang
dapat mempengaruhi kembalinya
perilaku konsumsi energi
berlebihandan aktifitas fisik yang
Status Gizi rendah
Meningkatkan status gizi
melalui penurunan berat
badan dengan tahapan yang
sesuai kondisi
Memperbaiki kelainan makan
Memberikan konseling secara
intensive dalam mengkoreksi
Memperbaiki masalah – masalah makan,
compulsive habits,
kualitas
Melakukanhidup
koreksi dan perbaikan manipulatitive habits
pada pola hidup pasien dan
meningkatkan
toleransi terhadap terapi pada Meningkatkan
kondisi
penyakit tertentu Kualitas Kesehatan
ENERGI

Catatan : pehatikan dampak dari implementasi jumlah energi asupan pasien untuk
mengetahui apakah perhitungan sudah sesuai dengan yang direncanakan
INTERVENSI GIZI : PROTEIN, LEMAK dan KH
Karbohidrat
Karbohidrat sedang 35 – 50%

Lemak
Lemak sedang 25 – 35%

Protein
25 – 35% dari energi

Energi
Sesuai dengan target
INTERVENSI GIZI : PROTEIN, LEMAK dan KH
Kebutuhan individual
Perhatikan keseimbangan nitrogen, khususnya pada pasien kanker

terdapat infeksi lain


1,5 – 2 g/kgBB atau sesuai dengan perkembangan klien

Menjaga asupan adekuat protein


Pada kondisi harus mengkonsumsi tinggi protein, pilih bahan
makanan yang tidak meningkatkan asupan lemak dan karbohidrat

Dengan Komplikasi Ginjal dan/atau peny hati


Kebutuhan Protein menyesuaikan dengan gangguan organ
yang terlibat (staging penyakitnya), misalnya pada CKD st III - V
Vitamin dan Mineral
Pada kondisi hipertensi terapkan diet DASH karena akan
meningkatkan asupan sayur dan buah

Sarankan untuk mengkonsumsi sumber vitamin dan mineral


dari sumber bahan makanan alami

Pastikan asupan adekuat dengan melakukan monitoring


yang seksama
Pengaturan Makanan

Batasi garam

Batasi asupan garam


Asupan Serat terutama pad konsisi Pilih jenis lemak
Usahakan makanan hipertensi dan gunakan cara
tidak dalam bentuk adanya retensi cairan subsitusi dalam
Jadwal Makan yg mudah dicerna, memilih lemak
Gunakan “total diet
Susunlah jadwal misalnya buah
approach” menilai seluruh
makan dengan potong
makanan lebih baik
memperhatikan daripada yang single meal
jarak yang tidak
terlalu jauh 🡪 rasa
lapar
Penyakit penyerta
Obesitas Morbid
• Pada prinsipnya syarat diet sama seperti pada obesitas,
hanya perlu memperhatikan dampak klinis dari obesitas
• Hindari penurunan berat badan yang drastis karena sering
mengakibatkan resistensi terhadap diet
• Pilih jenis makanan dengan densitas energi yang rendah
dan tinggi serat
• Perhatikan faktor risiko dan gejala penyakit yang timbul,
jika pasien blm megalami komplikasi misalnya DM
• Pasien dengan tindakan pembedahan perlu disesuaikan
asupannya sesuai dengan kondisi pencernaan barunya,
misalnya mencegah defisiensi zat gizi tertentu akibat
pengurangan saluran cerna
SINDROM METABOLIKS
(SX/Mets)
kumpulan penyakit2 sehingga penyebabnya pun multi faktor yang terjadi

baik bersamaan maupun bagian dari komplikasi sehingga penyebab

pastinya tidak dapat ditentukan

Belum ada kesepakatan tentang definisi sindrom metabolik secara

internasional.
Penyakit Ginjal Kronik
Tanpa Terapi Pengganti

Energi : 30 Kkal
Protein : 0.6 gr/kg BB/hari bisa sampai 0.75 g/kgBB/hari
apabila asupan energi kurang
Lemak : ± 30% dari total energi minyak kedele, olive, canola
Karbohidrat : ± 60 % dari total energi
Na : Disesuaikan dengan kondisi, tidak lebih dari 2400
mg/hari
<6 g/hari dgn hipertensi ringan dan sedang
<5 g/hari hipertensi nefropati
K : Disesuaikam dengan kondisi (40-70 meq)
Ca : 800-1200 mg
P : 800 mg-1000 mg
Air : Sesuai dgn jumlah urine sehari plus 500-750 cc

Perhatian betul kepatuhan terhadap diet


Penyakit Ginjal Kronik
Terapi pengganti HD dan CAPD

Energi : 35 Kcal/kg BBideal/hari


Protein : HD 1.1-1.2 gr BBI/hari yang 50% protein bernilai biologi
tinggi
Lemak : ± 30% dari total energi
Karbohidrat : ± 60 % dari total energi
Na : 1g + 2g bila urine 1 liter/24 jam
K : 2g + 1g bila urine 1 liter/ 24 jam
Ca : 800-1200 mg
P : 8 – 17 mg/kg BB/hari
Air : sesuai dgn jumlah urine sehari + 500 cc s/d 750 cc apabila
sdh

Perhatian betul kepatuhan terhadap diet


Penyakit DM
Kebutuhan mengacu kepada target yang akan dicapai dengan
syarat sesuai dengan pedoman penalaksanaan DM

Catatan yang perlu diperhatikan dalam pengaturan diet

Karbohidrat
Anjuran 45-65% total asupan energi
KH <130 g/hari tidak dianjurkan
Diutamakan tinggi serat
Sukrosa ≤ 5% total kebutuhan energi
Distribusi 3X makan /hari
Penyakit DM
LEMAK

Anjuran 20-25% total asupan energi


Lemak jenuh (SAFA)< 10% energi
Lemak tak jenuh ganda (PUFA) 10 % total energi
Sisanya lemak tidak jenuh tunggal (MUFA)
Lemak sumber MUFA (minyak zaitun/olive, wijen, bunga
matahari, alpukat)
Asupan kolesterol <300 mg perhari
Perlu diketahui
⚫Terlalu fokus dengan konsumsi makanan yang
rendah IG, akan menghasilkan pola :
🡪 tinggi lemak
🡪 rendah karbohidrat
🡪 rendah serat
🡪 tinggi densitas energi
HIPERTENSI
• Diet Rendah Garam dianjurkan 1500 mg -2400 mgNa atau
setara dengan 3.8 g – 6 g NaCl (1 sendok teh)
• Diet rendah kalori 1200-1800 Kcal/hari bila berat badan
lebih, mencapai IMT <25 kg/m²
• Diet tinggi kalium 4700 mg/hari
• Kalsium 800mg/hari
• Diet tinggi Magnesium
• Mengurangi lemak (<30% total kalori) & kolesterol <300mg.
Gunakan minyak canola, jagung, kacang, wijen 🡪 minimal
gunakan minyak baru
KANKER
Kebutuhan Energi
21 – 25 Kkal/kg BBi

Kebutuhan individual
1 – 1,5 g/kg BB Non stress atau kondisi metabolism terkontrol

Hematopoetik
1,5 - 2 g/kgBB
Pada transplantasi sumsum tulang

Hepatic atau renal denan BUN (urea) tinggi


0,5 – 0,8 g/kgBB

Catatan : Jika fungsi ginjal normal tidak dianjurkan protein kurang dari 1 gram/kg BB/hari
PCOS

• Menurunkan berat badan merupakan bagian yang penting pada


pasien PCOS
• Energi sesuai dengan target yang akan dicapai
• Konsumsi serat sesuai kebutuhan (cenderung tinggi serat)
• Hindari makanan yang menyebabkan peradangan 🡪 makanan
anti inflamasi, antara lain rendah lemak, makanan olahan, alkohol
• Konsumsi vitamin D yang cukup
• Konsumsi protein sesuai kebutuhan
Penyakit Jantung
• Jumlah energi diturunkan untuk menurunkan berat badan
• Protein cukup dengan bahan makanan yang rendah lemak
• Batasi konsumsi lemak jenuh
• Batasi kolesterol < 300 mg
• Tingkatkan konsumsi serat
• Diet Rendah Garam dianjurkan 1500 mg -2400 mgNa atau
setara dengan 3.8 g – 6 g NaCl (1 sendok teh)
• Diet rendah kalori 1200-1800 Kcal/hari bila berat badan
lebih, mencapai IMT <25 kg/m²
• Diet tinggi kalium 4700 mg/hari
• Mengurangi lemak (<30% total kalori) & kolesterol <300mg.
Gunakan minyak canola, jagung, kacang, wijen 🡪 minimal
gunakan minyak baru
Pankreatitis
• Pankreatitis adalah peradangan pankreas dan ditandai oleh edema, eksudat
seluler, dan nekrosis lemak.
• Sering terjadi pada pasien obesitas dengan DM
• Rute makanan di awal adalah parenteral pada fase akut
• Jika mulai terjadi perbaikan mulai makanan enteral rendah lemak secara
bertahap
• Diet bertahap untuk membantu normaliasi serum amilasi
• Dalam fase mulihan diberikan diet seperti diet pada saluran cerna dan
menghindari makanan tinggi lemak dan merangsang saluran cerna
• Menurunkan berat badan dan menerapkan gizi seimbang agar tidak terjadi
relaps
Essensiel Self-Management
Nutrition Education Skill

• Sumber KH, protein, lemak


• Memahami label makanan
• Modifikasi asupan lemak
• Panduan makan di luar rumah: restauran, kafetaria
• Pemilihan snack
• Pengaturan waktu makan
Essensiel Self-Management
Nutrition Education Skill
• Resep masakan, menu
• Dalam perjalanan
• Vitamin, mineral, suplemen
• Menggunakan data monitoring BB, Tekanan Darah, GD
dan indikator lainnya 🡪 mengatasi masalah terkait
pemilihan makanan & olah raga
• Menggunakan data monitoring untuk menilai keberhasilan
dan perkembangan
Intervensi yang efektif
1. Terapi berfokus pada perubahan perilaku
o Motivational interviewing
o Dukungan sosial
o Membangun skill/pendampingan
o Kontrol stimulus
o Demonstrasi
2. Monitoring diri 🡪mengetahui perubahan perilaku yg dituju,
memonitor perubahan berat badan, aktifitas fisik
Apakah klien kita sudah mencapai
monitoring diri yang baik ?

Bagaimana klien menjaga asupan makan baik jumlah maupun


jenisnya
Apakah klien memiliki target untuk aktifitas fisik
Apakah pola makannya sudah sehat atau klien mengetahui
kesalahannya
Apakah klien masih beranggapan “cheating day” adalah
lumrah
Riwayat ● Riwayat penyakit personal maupun

klien ●


keluarga
Riwayat pengobatan/terapi
Dukungan/support system
● Sumber daya dalam pengadaan
makanan
● Pendidikan/pekerjaan
● Pola aktifitas
● Kebiasaan sehari – hari
● Pengalaman yang akan
mempengaruhi penerapan diet
● Riwayat personal lainnya yang
mungkin mendukung
Merupakan modal dalam
menilai perilaku maupun
faktor yang mendukung
Memberikan tips2 sederhana yang
mudah diterapkan klien
Makanlah dengan perlahan, suapan sedikit
demi sedikit 🡪 jangan makan menunggu
lapar/makan sesuai jadwal

Ada jeda antara suapan makan


gunakan piring dengan ukuran lebih kecil
Hilangkan simpanan makanan dimeja kerja
atau meja depan tivi

Catat makanan sebagai self monitoring,


ajarkan klien menilai sendiri asupan
makanannya
Memberikan Tips
untuk klien
• Minum sedikit saja soft drink/ tidak sama
sekali

• Rencanakan makan apa sebelum pesta

• Makanan selingan rendah kalori

• Menolak ajakan makan dengan sopan

• Jangan makan dengan alas an sekali -


sekali
Kasus 1

Seorang pria 33 tahun rencana transplantasi ginjal 1 bulan mendatang, 2


tahun dengan CAPD dan sebelumnya menjalani HD. riwayat
mengkonsumsi energy drink sebelum mengalami CKD (sehari beberapa
kali) pernah mendapatkan konseling gizi tetap hanya dijalankan di awal
CAPD saja.

pola makan : makanan pokok 2 - 3 kali waktu makan dengan porsi yang
besar dan lauk dengan jumlah 3-4 P, mengkonsumsi sayur dengan
jumlah yang tidak cukup, mengkonsumsi buah dengan porsi yang juga
lebih.
mengkonsumsi minuman 600 ml/hari
gemar mengkonsumsi makanan asin (tinggi natrium)
makanan selingan sering berupa pempek, gemar mengkonsumsi durian
dan nangka masak
Asesmen

Makanan yang disampaikan saat asesmen tidak konsisten dan


kemungkinan ada yang disembunyikan. Rata - rata asupan 2275
Kkal dan protein 98 gram.

Tinggi badan 168 cm


Berat badan 90 kg
tampak gemuk dan penumpukan viseral fat disekitar perut
Kreatini 4,5 mg/dL
Ureum 115 mg/dL
Asesmen

Sudah mendapatkan edukasi gizi sebanyak 3 kali sejak


menjalani HD dan merasa kesulitan untuk menjalankannya
dan kurangnya motivasi untuk menurunkan berat badan
karena tidak ada yang mengingatkan baik anggota keluarga
maupun lingkungan sekitar (kantor)
DIAGNOSIS GIZI
INTERVENSI GIZI

Tujuan :

Implementasi :
Monev
Kasus 2

Tn IP usia 62 tahun dengan riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang lalu


dan baru saja mengetahui mengidap diabetes melitus.

pola makan 3-4 kali makanan utama, gemar mengkonsumsi makanan


sumber karbohidrat seperti singkong rebus/goreng diantara waktu
makan, sere hari sering mengkonsumsi siomay, kentang goreng.
beberapa waktu terakhir telah menggantikan nasi menjadi yang berasal
dari beras merah.
gemar mengkonsumsi fast food (3 kali/minggu) dan setiap makan selalu
menggunakan kerupuk. minum kopi 1 cangkir/hari tanpa gula.

Gemar mengkonsumsi kacang goreng dan camilan tradisional.


Asesmen

Rata – rata asupan energi 2450 Kkal dengan asupan karbohidrat


130% dari kebutuhan, lemak 120% kebutuhan.

glukosa puasa 281 mg/dL


HbA1c 85
cholesterol LDL direk 145 mg/dL
Berat badan 91 kg tinggi badan 170 cm

Saat ini jarang berolah raga dan lebih sering menghabiskan


waktu dengan membaca buku.
DIAGNOSIS GIZI
INTERVENSI GIZI

Tujuan :

Implementasi :
Monev
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai