Anda di halaman 1dari 28

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH :
RSUD KABUPATEN DOMPU
TAHUN 2022
PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Jln. Kesehatan No. 1 Dompu Telp. (0373) 21411
Email : rsuddompukab@gmail.com web. Rsud.dompukab.go.id

PERATURAN DIREKTUR RSUD KABUPATEN DOMPU


NOMOR : 440 / 46 /KESLING/RSUD/2022

TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI KESLING
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN DOMPU

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN DOMPU

Menimbang : a. bahwa rsud dompu selalu berupaya untuk


meningkatkan kualitas pelayanan sesuai
dengan standar pelayanan dan harapan
masyarakat;
b. bahwa dalam kegiatan rsud, membutuhkan
sarana, prasarana dan peralatan medis dan
non medis untuk menjalankan kegiatan
pelayanan rsud;
c. bahwa rsud dompu berupaya meminimalisir
bahaya yang mungkin terjadi dalam pelayanan
terhadap pasien;
d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas
pada poin b dan c perlu ditetapkan dengan
surat keputusan direktur rsud dompu dalam
upaya-upaya kesehatan lingkungan dengan
menetapkan pedoman pengorganisasian
kesling, termasuk penanganan sampah medis
non medis dan limbah cair di rsud dompu;
Mengingat : 1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital
Bylaws);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 Tentang
Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban
Pasien;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
6. SK Menkes RI No. 436/Menkes/SK/VI/1993
tentang Berlakunya Standar Pelayanan Rumah
Sakit dan Standar Pelayanan Medis di Rumah
Sakit;
7. Keputusan Menkes RI No. 129/Menkes/SK/
II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
8. Permenkes RI No. 1691/Menkes/PER/VIII/
2011 tentang Keselamatan Pasien;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 012 Tahun 2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit;
10. Buku Standar Akreditasi Rumah Sakit, yang
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS),
tahun 2011;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI KESEHATAN
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
DOMPU.
Kesatu : Memberlakukan Pedoman Pelayanan Instalasi
Kesehatan Lingkungan RSUD Kabupaten Dompu
sebagaimana terlampir;
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Dompu
Pada tanggal : 10 Januari 2022
Direktur RSUD Kabupaten Dompu

dr. H. Dias Indarko, MPPM


NIP. 19650809 199603 1 003
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH


SWT, karena berkat Rahmat dan Karunia Nya kami dapat
menyelesaikan Penyusunan Pedoman Pelayanan Instalasi Kesehatan
Lingkungan RSUD Kabupaten Dompu. Pedoman ini di buat dilatar
belakangi oleh tuntutan masyarakat yang tinggi atas pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan sesuai dengan standart khususnya
pelayanan keperawatan / kebidanan di RSUD, selain itu pedoman
pelayanan kesehatan lingkungan RSUD Dompu yang masih terbatas,
sehingga perlu adanya penyempurnaan-penyempurnaan dari
pedoman pelayanan kesehatan lingkunganyang disepakati di RSUD
Dompu.
Kami menyadari bahwa isi pedoman ini masih memerlukan
penyempurnaan, oleh karena itu saran perbaikan dari pembaca
buku ini sangat kami harapkan. Meskipun demikian mudah-
mudahan pedoman ini masih dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak.
Terima kasih.

Dompu, Januari 2022


Direktur RSUD Kabupaten Dompu

dr. H. Dias Indarko, MPPM


NIP. 19650809 199603 1 003

4
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .....................................................................


PERATURAN DIREKTUR ............................................................. 1
KATA PENGANTAR .................................................................. 4
DAFTAR ISI ............................................................................. 7
BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 6
BAB II STANDAR KETENAGAAN ........................................ 15
BAB III STANDAR FASILITAS .............................................. 17
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ................................. 18
BAB V LOGISTIK ............................................................... 21
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ......................................... 23
BAB VII KESELAMATAN KERJA .......................................... 24
BAB VIII PENGENDALIA MUTU ............................................ 26
BAB IX PENUTUP ............................................................... 27

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit Umum Daerah Dompu mempunyai visi


“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang Prima dan Profesional”.
Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit sangat
penting dilakukan dalam rangka menjamin mutu lingkungan
rumah sakit yang mempunyai pengaruh terhadap proses
penyembuhan pasien dan sebaliknya, keadaan pasien juga
mempengaruhi mutu lingkungan rumah sakit. Pedoman
Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit merupakan salah
satu bentuk kontribusi rumah sakit dalam rangka
melestarikan lingkungan, disamping mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan bagi
masyarakat disekitar rumah sakit.
Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
mempunyai urutan proses sebagai berikut yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), menggerakan
(actuating), dan pengawasan atau pengendalian (controling)
dalam rangka penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah
sakit yang sesuai dengan persyaratan kesehatan lingkungan
rumah sakit menurut KEPMENKES RI No.1204 / MENKES / SK
/ X / 2004. Pelaksanaan Kegiatan Penyehatan Lingkungan
Rumah Sakit memerlukan keterlibatan semua unit dan profesi
yang ada di rumah sakit, dan juga dukungan dari pihak
manajemen. Oleh sebab itu buku Pedoman Pelayanan Kesehatan
Lingkungan ini disusun untuk memberikan pedoman bagi
petugas rumah sakit dalam menjalankan kegiatan penyehatan
lingkungan di RSUD Dompu.

6
B. TUJUAN PEDOMAN

Tujuan dari buku pedoman ini adalah sebagai acuan dalam


menjalankan kegiatan penyehatan lingkungan rumah sakit
sebagai upaya meningkatkan mutu lingkungan rumah sakit yang
berpengaruh terhadap mutu pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit Umum Daerah Dompu.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

1. Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman.


Penyehatan ruang bangunan dan halaman dimaksudkan
untuk menciptakan suatu kondisi yang nyaman, bersih, dan
sehat di lingkungan rumah sakit agar tidak menimbulkan
dampak negatif yang berupa terjadinya infeksi nosokomial baik
terhadap pasien, pengunjung, dan juga karyawan rumah
sakit. Kondisi ruang bangunan ini, sangat dipengaruhi oleh
kualitas udara, keadaan bangunan dan pengaturan
pengisian atau penggunaan ruang itu sendiri. Ruang bangunan
dan halaman rumah sakit adalah semua ruang/unit dan
halaman yang ada di dalam batas pagar rumah sakit
(bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan
untuk berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit.

2. Penyehatan Air
Air bersih adalah air yang dapat dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih dan dapat diminum apabila dimasak.
Sedangkan air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Jumlah
kebutuhan air minum dan air bersih untuk fasilitas sanitasi
rumah sakit adalah 500 liter/tempat tidur/ hari. Jumlah ini
harus terpenuhi sehingga kebutuhan air minum dan air bersih
rumah sakit ini dapat mencukupi semua kegiatan medis dan

7
non medis. Upaya penyehatan air di rumah sakit bertujuan
untuk menjamin tersedianya air minum dan air bersih yang
memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga perlu adanya
pengawasan kualitas air yang bertujuan untuk mengetahui
gambaran mengenai keadaan sanitasi sarana air bersih
dan kualitas air sebagai data dasar pemberian
rekomendasi untuk pengamanan kualitas air. Kualitas air
tersebut, harus memenuhi syarat-syarat kesehatan yang
meliputi persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi dan radio aktif.
Kegiatan Penyehatan air berupa pengawasan kualitas air
mencakup:
a) Inspeksi sanitasi sarana air bersih dan air minum di rumah
sakit
b) Pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan sampel air
c) Analisis hasil pemeriksaan air
d) Perumusan saran dan cara pemecahan masalah yang
timbul dari hasil kegiatan a, b, dan c
e) Kegiatan tindak lanjut berupa pemantauan upaya
penanggulangan/perbaikan.

3. Pengelolaan Limbah.
Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan. Limbah
rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel)
maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme
patogen, bersifat infeksius, bahan kimia beracun dan sebagian
bersifat radioaktif. Limbah rumah sakit berasal dari limbah
berbagai unit/instalasi yang ada dirumah sakit. Berdasarkan
bentuk fisiknya, maka limbah rumah sakit dapat dibedakan
yaitu:
a) Limbah padat
Adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai akibat
kegiatan rumah sakit, yang terdiri dari :
 Limbah padat non medis

8
Adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur,
perkantoran, taman dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada tehnologinya.
 Limbah padat medis
Adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi,
limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif,
limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan
kandungan logam berat yang tinggi.
b) Limbah cair
Adalah semua air buangan yang berasal dari
kegiatan rumah sakit, yang kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif serta
darah yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam pengendalian
pencemaran air, pihak rumah sakit diwajibkan untuk
membuang limbah cairnya sesuai baku mutu lingkungan.
Adapun parameter limbah cair yang perlu diolah adalah
BOD, COD, TSS, NH3 bebas, suhu, pH dan PO4, sesuai
dengan persyaratan baku mutu limbah cair bagi kegiatan
rumah sakit.
Kegiatan Pengelolaan Limbah Cair, antara lain:
 Monitoring kebersihan saluran air limbah, bak kontrol
dan pre treatment
 Mengukur debit limbah cair yang masuk ke IPAL setiap
hari
 Memantau kualitas effluent limbah cair secara fisika-
kimia sebulan sekali
 Membuat SPO pemantauan kualitas effluent limbah cair
(uji petik) setiap 3 bulan sekali
c) Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang pengganggu
lainnya.
Serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya
yang biasa disebut dengan vektor, merupakan masalah
rutin yang ada dirumah sakit. Vektor (serangga dan

9
tikus), dalam program sanitasi rumah sakit adalah semua
jenis serangga dan tikus yang dapat menularkan beberapa
penyakit tertentu, merusak bahan pangan di gudang dan
peralatan instalasi rumah sakit. Pengendalian serangga,
tikus dan binatang pengganggu lainnya berguna untuk
memutus mata rantai penularan penyakit dan mencegah
timbulnya kerugian ekonomi akibat dari rusaknya bahan
pangan dan alat-alat rumah sakit seperti linen, peralatan
kantor, dan lain sebagainya.
Kegiatan Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang
pengganggu lainnya adalah sebagi berikut:
 Mengukur kepadatan lalat dan jentik Aedes sp yang
diamati melalui indeks kontainer (harus nol).
 Inspeksi langsung lubang-lubang tanpa kawat kasa.
 Membasmi tikus, kecoa dan kucing
d) Promosi Kesehatan.
Promosi kesehatan adalah suatu proses untuk
memampukan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka. Promosi hygiene dan
sanitasi adalah penyampaian pesan tentang hygiene dan
sanitasi rumah sakit kepada pasien/keluarga pasien,
pengunjung, karyawan baru maupun karyawan lama
serta masyarakat sekitarnya agar mengetahui, memahami,
menyadari, dan mau membiasakan diri berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) serta dapat memanfaatkan
fasilitas sanitasi rumah sakit dengan benar. Promosi
kesehatan lingkungan adalah penyampaian pesan tentang
yang berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
yang biasa disebut dengan PHBS yang sasarannya
ditujukan kepada karyawan.
Didalam PerMenKes No.1204 tahun 2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit
menyebutkan bahwa persyaratan promosi kesehatan
lingkungan yang harus diselenggarakan oleh setiap rumah
sakit yaitu berupa upaya promosi higiene dan sanitasi.

10
Upaya promosi ini dilaksanakan oleh tenaga / unit
organisasi yang menangani promosi kesehatan lingkungan
rumah sakit dengan menggunakan cara langsung, media
cetak maupun media elektronik.

D. BATASAN OPERASIONAL

1. Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman : menciptakan


suatu kondisi yang nyaman, bersih, dan sehat dilingkungan
rumah sakit agar tidak menimbulkan dampak negatif yang
berupa terjadinya infeksi nosokomial baik terhadap pasien,
pengunjung, dan juga karyawan rumah sakit.
2. Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit : semua ruang /
unit dan halaman yang ada di dalam batas pagar rumah sakit
(bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan
untuk berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit.
3. Air Minum : air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum.
4. Air Bersih : air yang dapat dipergunakan untuk keperluan
sehari – hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih dan dapat diminum apabila dimasak.
5. Limbah Padat Non Medis : limbah padat yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur,
perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan
kembali apabila ada tehnologinya.
6. Limbah Padat Medis : limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah beda tajam, limbah farmasi,
limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi.
7. Limbah Cair : semua air buangan yang berasal dari kegiatan
rumah sakit, yang kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif serta
darah yang berbahaya bagi kesehatan.

11
8. Pengendalian serangga, tikus dan binatang penggangu : upaya
untuk mengurangi populasi serangga, tikus dan binatang
penggangu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi
vektor penularan penyakit.
9. Dekontaminasi : upaya mengurangi dan atau menghilangkan
kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan,
bahan, dan ruang melalui pembersihan, desinfeksi dan
sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
10. Desinfeksi : upaya untuk mengurangi/menghilangkan jumlah
mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk
spora) dengan cara fisik dan kimia.
11. Sterilisasi : upaya untuk menghilangkan semua
mikroorganisme dengan cara fisik dan kimia.
12. Radiasi : emisi dan penyebaran energi melalui ruang (media)
dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel –
partikel atau elementer dengan kinetik yang sangat tinggi
yang dilepaskan dari bahan atau alat radiasi yang
digunakan oleh instalasi di rumah sakit.
13. Pengamanan Dampak Radiasi : upaya perlindungan
kesehatan masyarakat dari dampak radiasi melalui promosi
dan pencegahan risiko atas bahaya radiasi, dengan
melakukan kegiatan pemantauan, investigasi, dan mitigasi
pada sumber, media lingkungan dan manusia yang terpajan
atau alat yang mengandung radiasi.
14. Promosi higiene dan sanitasi : penyampaian pesan tentang
higiene dan sanitasi rumah sakit kepada pasien / keluarga
pasien, pengunjung, karyawan baru maupun karyawan lama
serta masyarakat sekitarnya agar mengetahui, memahami,
menyadari, dan mau membiasakan diri berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) serta dapat memanfaatkan fasilitas
sanitasi rumah sakit dengan benar.
15. Promosi kesehatan lingkunga : penyampaian pesan tentang
yang berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
biasa disebut dengan PHBS yang sasarannya ditujukan
kepada karyawan

12
E. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.

2. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang


Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang


Pengelolaan Limbah B3.

6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia


Nomor 58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Rumah Sakit.

7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.875/Menkes/SK/PER/VII/2001 tentang penyusunan
upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan
lingkungan.

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.876/Menkes/SK/PER/VII/2001 tentang pedoman teknis
analisis dampak kesehatan lingkungan.

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.1204/Menkes/SK/PER/XI/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No. 1335/MENKES/SK/X/2002 tentang standar operasional
pengambilan dan pengukuran sampel kualitas udara ruangan
di rumah sakit.

13
11. Peraturan Pemerintah RI No.20 tahun 1990 tentang
pengendalian pencemaran air.

12. Perarturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 416/


MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat – syarat dan
pengawasan kualitas air.

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.986 /


MENKES /PER / 1992 tentang fasilitas sanitasi rumah sakit.

14. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia


No.53 tahun 1999 tentang baku mutu air buangan rumah
sakit.

15. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-13 /


MENLH / 12 / 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak.

16. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan


Lingkungan Hidup No.Kep.02 / MENKLH / I / 1998 tentang
air.

17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 907


tahun 2002 tentang syarat – syarat pengawasan kualitas air
minum.

18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.373/Menkes/SK/PER/III/2007 tentang Standar Profesi
Sanitarian.

14
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Kriteria / kualifikasi SDM pada dalam bagian kesehatan
lingkungan RSUD Dompu adalah sebagai berikut
No Pendidikan Kualifikasi/persyaratan Jumlah
1 S1 Teknik 1. Pendidikan : 4 orang
Lingkungan Berijazah pendidikan
formal Strata Satu
Teknik
Lingkunganyang
disahkan oleh
pemerintah yang
berwenang
2. Kondisi :
Sehat Fisik dan
Jasmani
2 DIII Kesehatan 1. Pendidikan : 3 orang
Lingkungan Berijazah pendidikan
formal Diploma Tiga
Kesehatan
Lingkungan yang
disahkan oleh
pemerintah yang
berwenang
2. Kondisi :
Sehat Fisik dan
Jasmani

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan di tentukan melalui proses analisis
kebutuhan SDM berdasarkan metode beban kerja (Workload
Indicator Staff Needs) dan ditetapkan dalam pola ketenagaan
RSUD Dompu khusus pada bagian kesehatan lingkungan

15
disesuaikan dengan jumlah pelayanan yang adadi bagian
kesehatan lingkungan.

C. PENGATURAN JAGA

Guna kelancaran dalam pelaksanaan pelayanan Kesling, KA


Instalasi bersama koordinator bersama menyusun / membuat
daftar jaga / shif, serta mengatur kelancaran seluruh aktifitas
pelayanan ( Kebersihan lingkungan RSUD )

16
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Ruangan kantor Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Umum Daerah Dompu untuk saat ini memiliki dua ruangan
terpisah, masing-masing ruangan berkuran 4 x 4 meter

B. STANDAR FASILITAS

Tabel Fasilitas Ruangan Kesehatan Lingkungan RSUD


Kabupaten Dompu
No Ruang / Kelengkapan Jumlah / Keterangan
1 Gedung/Ruang kerja Permanen
2 Ventilasi 1/3 luas lantai
3 Penerangan lampu Ada
4 Air mengalir , bersih Ada
5 Daya Listrik
6 Tata Ruang :
a) Ruang tunggu Ada
b) WC Pegawai Ada

7 Tempat Sampah Ada

C. FASILITAS PENDUKUNG
Adanya peralatan dan bahan untuk mendukung kegiatan di RSUD
Dompu
No Ruang / Kelengkapan Jumlah / Keterangan
1 Mesin Blower Ada
2 Mesin Pompa Air Ada
3 Mesin Potong Rumput Ada
4 Tangga Ada
5 Mesin Penghancur Botol Ada

17
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. PENYEHATAN RUANG BANGUNAN DAN HALAMAN


1. Pemeliharaan kebersihan ruang bangunan, halaman, dan
taman dilakukan oleh cleaning service dan tukang kebun
setiap hari
2. Pemantauan dan pengawasan harian dilakukan oleh
koordinator kesling beserta anggotanya

B. PENYEHATAN AIR
1. Pemeliharaan kebersihan tandon air dilaksanakan setiap 6
bulan sekali
2. Pemeriksaan kualitas air bersih meliputi air sumur, air tandon,
kran dapur, kran ok dan kran Nursery
3. Pemeriksaan Kalitas air minum/air bersih dilaksanakan 6
bulan sekali

C. PENGELOLAAN LIMBAH
1. Limbah Padat
a. Limbah Padat Non Medis
o Minimalisasi limbah dilakukan mulai dari sumber
penghasil limbah.
o Pemilahan, pewadahan dan pengangkutan dari ruangan
ke TPS, dilakukan 2 kali sehari.
o Pemilahan limbah yang bisa didaur ulang, dilakukan
setiap hari oleh tenaga pemilah.
o Pengangkutan dari rumah sakit ke TPA, dilakukan dua
hari sekali oleh Dinas Lingkungan Hidup.
b. Limbah Padat Medis
o Minimalisasi limbah dilakukan mulai dari sumber
penghasil limbah.
o Pemilahan, pewadahan dan pengangkutan dari ruangan
ke TPS, dilakukan 1 kali sehari.

18
o Pencatatan volume sampah medis dilakukan setiap kali
pengangkutan oleh pihak ke tiga.
o Pengangkutan oleh pihak ke tiga dilakukan sebulan
sekali.
2. Limbah Cair.
a. Pengolahan Primer
1) Pipa air kotor
Yang termasuk pipa air kotor adalah pipa dari kamar
mandi, WC, pengering lantai dan bak cuci tangan.
Pemeliharaan :
o Pembersihan : Pembersihan terhadap kotoran pada
pengering lantai dilakukan bila terjadi penyumbatan
laju aliran air bekas. Bila terjadi penyumbatan pada
pipa maka perlu ditekan dengan alat kompressi atau
diberikan bahan kimia penghancur.
o Penyetelan : Apabila air aliran kotor tidak lancar,
harus dilakukan penyetelan terhadap kemiringan pipa.

2) Saluran.
Pemeliharaan saluran air limbah secara periodik tiap
bulan dan icidensial bila ada kebuntuan yang berupa :
o Penyemprotan air dengan tekanan tinggi
o Pengambilan endapan

3) Lubang Pemeriksa ( Bak Control/Man Hole).


Pemeliharaan lubang pemeriksa, dilakukan 1 bulan sekali
dan icidensial jika ada laporan kebuntuan.

4) Pemeliharan Kloset.
Dipergunakan hanya untuk membuang kotoran manusia.
Penggelontoran kotoran, dilakukan dengan menggunakan
air yang lebih banyak. Pembersihan dilakukan setiap hari

19
5) Tangki Septik.
Pemeliharaan tangki septic untuk mencegah luberan dan
memaksimalkan fungsinya dengan penambahan bakteri
pengurai. Hal ini dilakukan maksimal 1 (satu) tahun
sekali

D. PENGENDALIAN SERANGGA, TIKUS DAN BINATANG


PENGGANGGU LAINNYA
1. Pelaksanaan pengendalian serangga, tikus dan binatang
pengganggu lainnya, dilakukan icidensial setiap kali ada
survelains dan laporan.
2. Pencatatan kegiatan survelains, pencegahan dan
pemberantasan serangga, tikus dan binatang pengganggu
lainnya, dilakukan setiap kali ada kegiatan.

E. DESINFEKSI DAN STERILISASI


1. Pemeriksaan usap lantai, dinding dan peralatan ruangan
dengan zona resiko tinggi seperti : OK, ICU, Nursery, Obgyn
dan NBICU, dilakukan maksimal 6 bulan sekali.

20
BAB V
LOGISTIK

Dalam melakukan pelayanan pada bagian kesehatan


lingkungan mulai dari kegiatan administrasi sampai pada
pengelolaan dilapangan sangat didukung oleh tersedianya bahan-
bahan logistik yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan sehari-
hari antara lain :
1. Peralatan untuk administrasi
Peralatan adminstrasi pada bagian kesehatan lingkungan antara
lain :
a. Komputer
b. Kertas
c. Balpoint
d. Spidol
e. Isolasi
f. Gunting
g. Cuter
h. Box fileMap
i. Buku tulis dan peralatan kantor lainnya
2. Peralatan untuk pengelolaan dilapangan
a. Kantong sampah Infeksius (kuning)
b. Kantong sampah Non Infeksius (hitam)
c. Masker
d. Sarung Tangan
e. Sepatu kerja
f. Baju kerja
g. Tempat sampah
h. Obat nyamuk
i. Racun tikus
j. Peralatan pengelolaan kebersihan lainnya

21
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN

Dalam melakukan kegiatan sehari-hari Keselamatan pasien


merupakan hal yang perlu diperioritaskan dalam meningkatkan
pelayanan, karena rumah sakit memiliki masalah yang kompleks
karena disamping fungsinya sebagai tempat pemulihan penyakit juga
berpotensi sebagai penyebab atau sumber penyakit baru atau
disebut infeksi HAIs. Infeksi HAIs adalah infeksi yang diperoleh
pasien selama berada dalam lingkungan rumah sakit. Infeksi
tersebut tidak ada atau tidak dalam masa inkubasi pada waktu
pasien menginap di rumah sakit, dan bukan infeksi kelanjutan rawat
inap sebelumnya. Lingkungan rumah sakit merupakan tempat yang
memudahkan penularan berbagai penyakit infeksi. banyak patogen
yang bersifat oportunistik dan mampu berkembang di rumah sakit.
Dilain pihak, kepadatan penghuni ruang-ruang dirumah sakit
memungkinkan penularan kuman melalui perbagai jalur. Kuman
dapat ditularkan kepada pasien oleh petugas, pengunjung, tindakan,
bahan-bahan yang dingunakan untuk merawat pasien dan kondisi
lingkungan rumah sakit.
Sasaran yang perlu mendapat perhatian khusus pada bagian
kesehatan lingkungan untuk menjaga keselamatan pasien dan
menghindari terjadinya penularan penyakit atau timbulnya penyakit
baru selama pasien menjalani proses pemulihan
adalah :
1. Proses pengelolaan limbah padat
Tersedianya tempat limbah secara proposional untuk
menampung limbah padat yang dihasilkan dan pengangkutan
secara periodik untuk menghindari menumpuknya limbah yang
dapat menjadi sumber vektor penyakit dan untuk estetika. Tempat
penampungan limbah padat ini tersedia sesuai jenis limbah padat
yaitu limbah padat umum, Infeksius dan benda tajam.
2. Proses pengelolaan limbah cair
Limbah cair yang dihasilkan dari aktifitas rumah sakit
disalurkan secara tertutup ke Insatalsi Pengelolaan Air Limbah

22
(IPAL) untuk menghindari kontaminasi dan penularan penyakit
dari limbah cair tersebut.
3. Proses pengelolaan kebersih
Untuk menjaga kenyamanan, kebersihan agar tidak
menimbulkan dampak negatif bagi pasien dan pengunjung
pembersihan ruangan dan bangunan rumah sakit dilakukan
setiap hari sesuai jadwal dan proses yang telah ditetapkan yang
dilakukan oleh petugas khusus
4. Proses pengendalian serangga, tikus dan binatang penganggu
lainnya
Melakukan pencegahan dan pemberantasan vector penyakit
yang dapat menggangu kenyamanan pasien dan pemasangan
tanda-tanda larangan atau bahaya disekitar tempat pemasangan
bahan kimia/insektisida pengendalian serangga, tikus dan
binatang penganggu

23
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu


pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya serta hasil karya dan budayanya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan
korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja, tetapi juga dapat
mengganggu proses pelayanan secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas.
Dalam pelayanan keselamatan kerja dirumah sakit program
keselamatan petugas merupakan program dari penyelenggaraan
panitia K3 Rumah sakit serta merupakan tanggung jawab bersama
dari setiap unit terkait yang ada dirumah sakit.
Program kesehatan fisik pekerja yang telah diatur dalam K3
rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. Manajemen resiko terhadap bahaya kebakaran dan bencana alam
2. Pelaporan insiden kecelakaan kerja atau kasus kecelakaan kerja
3. Pemeriksaan kesehatan pegawai.
Dari uraian program tersebut diatas maka pada dasarnya
usaha untuk memberikan perlindungan kerja bagi petugas
khususnya pada sub bagian kesehatan lingkungan dapat dilakukan
dengan cara :
1. Usaha preventif atau pencegahan.
Mengendalikan atau menghambat sumber-sumber bahaya yang
terdapat didalam sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi
petugas, antara lain dengan cara :
a. Melaporkan dan mengganti alat sarana yang rusak dan

24
membahayakan.
b. Penggunaan alat pelindung
c. Mengisolasi (alat pemisah terhadap sumber bahaya )
d. Pengendalian secara tehnis terhadap sumber-sumber bahaya
e. Pemasangan petunjuk dan peringatan ditempat kerja
f. Pelatihan dan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja
2. Usaha represif dan kuratif
a. Segera melaporkan dan mencatat apabila ada insiden atau
kasus yang ditemukan.
b. Melakukan pengobatan
3. Usaha Pemeliharaan kesehatan.
Dengan adanya program pemeliharaan kesehatan ini diharapkan
dapat mengotrol seluruh kesehatan petugas baik yang baru
maupun lama, sehingga kualitas kesehatan bagi seluruh karyawan
dapat dipertahankan. antara lain :
a. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali
diterima kerja.
b. Pemeriksaan kesehatan karyawan yang telah lama bekerja
secara periodik.
c. Tersedianya sarana penunjang kesehatan yang cukup dan
memadai.
d. Memberikan perhatian khusus dan sistimatis kepada petugas
yang mengalami masalah kesehatan kerja.
e. Pemeriksaan yang sistimatis dan periodik terhadap persyaratan
pengelolaan lingkungan

Selain melindungi petugas dari kemungkinan terkena penyakit


akibat kerja, keracunan dan usaha menjaga kesehatan fisik. Perlu
juga diperhatikan tentang kemungkinan petugas memperoleh
ketegangan atau tekanan selama bekerja. Sehingga kondisi yang
prima ketika melaksanakan tugas dapat dicapai secara maksimal
dan berkesinambungan.

25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Proses kegiatan pada bagian kesehatan lingkungan rumah


sakit sangat potensi menimbulkan resiko, oleh sebab itu dalam
meminimalkan segala resiko yang dapat ditimbulkan dari setiap
kegiatan yang dilakukan adalah dengan strategi pengendalian mutu.
Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit sangat dipengaruhi
kualitas sarana fisik, tenaga yang tersedia, alat pelindung diri, serta
sarana pelayanan penunjang lainnya.
Mutu pelayanan yang dilakukan dipengaruhi oleh ada
tidaknya kritikan dan keluhan dan saran dari pimpinan, rekan kerja,
dan lembaga pemerintah. Mutu akan diwujudkan jika telah ada dan
berakhirnya interaksi antara penerima pelayanan dan pemberi
pelayanan. Pengendalian mutu pelayanan pada bagian kesehatan
lingkungan mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan dalam pengelolaan limbah padat
2. Melaksanakan pelayanan dalam pengelolaan limbah cair
3. Melaksanakan pelayanan kebersihan
4. Melaksanakan pelayanan pengendalian vektor panyakit.

Dari fungsi dan tugas yang telah diuraikan tersebut diatas,


ditetapkan pula sumber daya manusia yang diharapkan dapat
menunjang kinerja pengendalian mutu Rumah sakit. Sumber Daya
Manusia (SDM) yang dimiliki oleh RS Santa Anna tentu sangatlah
diharapkan akan mempengaruhi kualitas pelayanan pada bagian
kesehatan lingkungan dan diharapkan dapat menghasilkan kinerja
rumah sakit dalam pencapaian indikator mutu pelayanan prima
pada RSUD Dompu yang didukung pula dalam hubungan kerja
sama yang baik antara unit atau bagian agar tercipta harmonisasi
kerja maksimal sehingga dapat menghasilkan mutu pelayanan yang
sesuai dengan harapan

26
BAB IX
PENUTUP
.
Lingkungan yang aman dan nyaman, tingkat efesiensi kerja
yang optimal, serta berbagai upaya penerapan kesehatan dan
keselamatan kerja merupakan kondisi yang diharapakan dalam
pemulihan kesehatan, mencegah terjadinya gangguan kesehatan,
kecelakaan kerja termasuk penyakit kerja, pencemaran lingkungan
kerja guna tercapainya peningkatan produktifitas tenaga kerja dan
perusahaan. Bagian kesehatan lingkungan RSUD Dompu
mempunyai peran khusus dalam pengelolaan lingkungan rumah
sakit oleh karena itu diharapakan dengan tersusunya buku panduan
pedoman pelayanan ini diharapakan dapat menjadi acuan dalam
pengelolaan lingkungan pada bagian kesehatan lingkungan secara
berkesinambungan.

27

Anda mungkin juga menyukai