DISUSUN OLEH :
RSUD KABUPATEN DOMPU
TAHUN 2022
PEMERINTAH KABUPATEN DOMPU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Jln. Kesehatan No. 1 Dompu Telp. (0373) 21411
Email : rsuddompukab@gmail.com web. Rsud.dompukab.go.id
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI KESLING
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN DOMPU
4
DAFTAR ISI
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
6
B. TUJUAN PEDOMAN
2. Penyehatan Air
Air bersih adalah air yang dapat dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih dan dapat diminum apabila dimasak.
Sedangkan air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Jumlah
kebutuhan air minum dan air bersih untuk fasilitas sanitasi
rumah sakit adalah 500 liter/tempat tidur/ hari. Jumlah ini
harus terpenuhi sehingga kebutuhan air minum dan air bersih
rumah sakit ini dapat mencukupi semua kegiatan medis dan
7
non medis. Upaya penyehatan air di rumah sakit bertujuan
untuk menjamin tersedianya air minum dan air bersih yang
memenuhi persyaratan kesehatan, sehingga perlu adanya
pengawasan kualitas air yang bertujuan untuk mengetahui
gambaran mengenai keadaan sanitasi sarana air bersih
dan kualitas air sebagai data dasar pemberian
rekomendasi untuk pengamanan kualitas air. Kualitas air
tersebut, harus memenuhi syarat-syarat kesehatan yang
meliputi persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi dan radio aktif.
Kegiatan Penyehatan air berupa pengawasan kualitas air
mencakup:
a) Inspeksi sanitasi sarana air bersih dan air minum di rumah
sakit
b) Pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan sampel air
c) Analisis hasil pemeriksaan air
d) Perumusan saran dan cara pemecahan masalah yang
timbul dari hasil kegiatan a, b, dan c
e) Kegiatan tindak lanjut berupa pemantauan upaya
penanggulangan/perbaikan.
3. Pengelolaan Limbah.
Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan. Limbah
rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel)
maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme
patogen, bersifat infeksius, bahan kimia beracun dan sebagian
bersifat radioaktif. Limbah rumah sakit berasal dari limbah
berbagai unit/instalasi yang ada dirumah sakit. Berdasarkan
bentuk fisiknya, maka limbah rumah sakit dapat dibedakan
yaitu:
a) Limbah padat
Adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai akibat
kegiatan rumah sakit, yang terdiri dari :
Limbah padat non medis
8
Adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur,
perkantoran, taman dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada tehnologinya.
Limbah padat medis
Adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi,
limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif,
limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan
kandungan logam berat yang tinggi.
b) Limbah cair
Adalah semua air buangan yang berasal dari
kegiatan rumah sakit, yang kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif serta
darah yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam pengendalian
pencemaran air, pihak rumah sakit diwajibkan untuk
membuang limbah cairnya sesuai baku mutu lingkungan.
Adapun parameter limbah cair yang perlu diolah adalah
BOD, COD, TSS, NH3 bebas, suhu, pH dan PO4, sesuai
dengan persyaratan baku mutu limbah cair bagi kegiatan
rumah sakit.
Kegiatan Pengelolaan Limbah Cair, antara lain:
Monitoring kebersihan saluran air limbah, bak kontrol
dan pre treatment
Mengukur debit limbah cair yang masuk ke IPAL setiap
hari
Memantau kualitas effluent limbah cair secara fisika-
kimia sebulan sekali
Membuat SPO pemantauan kualitas effluent limbah cair
(uji petik) setiap 3 bulan sekali
c) Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang pengganggu
lainnya.
Serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya
yang biasa disebut dengan vektor, merupakan masalah
rutin yang ada dirumah sakit. Vektor (serangga dan
9
tikus), dalam program sanitasi rumah sakit adalah semua
jenis serangga dan tikus yang dapat menularkan beberapa
penyakit tertentu, merusak bahan pangan di gudang dan
peralatan instalasi rumah sakit. Pengendalian serangga,
tikus dan binatang pengganggu lainnya berguna untuk
memutus mata rantai penularan penyakit dan mencegah
timbulnya kerugian ekonomi akibat dari rusaknya bahan
pangan dan alat-alat rumah sakit seperti linen, peralatan
kantor, dan lain sebagainya.
Kegiatan Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang
pengganggu lainnya adalah sebagi berikut:
Mengukur kepadatan lalat dan jentik Aedes sp yang
diamati melalui indeks kontainer (harus nol).
Inspeksi langsung lubang-lubang tanpa kawat kasa.
Membasmi tikus, kecoa dan kucing
d) Promosi Kesehatan.
Promosi kesehatan adalah suatu proses untuk
memampukan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka. Promosi hygiene dan
sanitasi adalah penyampaian pesan tentang hygiene dan
sanitasi rumah sakit kepada pasien/keluarga pasien,
pengunjung, karyawan baru maupun karyawan lama
serta masyarakat sekitarnya agar mengetahui, memahami,
menyadari, dan mau membiasakan diri berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) serta dapat memanfaatkan
fasilitas sanitasi rumah sakit dengan benar. Promosi
kesehatan lingkungan adalah penyampaian pesan tentang
yang berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
yang biasa disebut dengan PHBS yang sasarannya
ditujukan kepada karyawan.
Didalam PerMenKes No.1204 tahun 2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit
menyebutkan bahwa persyaratan promosi kesehatan
lingkungan yang harus diselenggarakan oleh setiap rumah
sakit yaitu berupa upaya promosi higiene dan sanitasi.
10
Upaya promosi ini dilaksanakan oleh tenaga / unit
organisasi yang menangani promosi kesehatan lingkungan
rumah sakit dengan menggunakan cara langsung, media
cetak maupun media elektronik.
D. BATASAN OPERASIONAL
11
8. Pengendalian serangga, tikus dan binatang penggangu : upaya
untuk mengurangi populasi serangga, tikus dan binatang
penggangu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi
vektor penularan penyakit.
9. Dekontaminasi : upaya mengurangi dan atau menghilangkan
kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan,
bahan, dan ruang melalui pembersihan, desinfeksi dan
sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
10. Desinfeksi : upaya untuk mengurangi/menghilangkan jumlah
mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk
spora) dengan cara fisik dan kimia.
11. Sterilisasi : upaya untuk menghilangkan semua
mikroorganisme dengan cara fisik dan kimia.
12. Radiasi : emisi dan penyebaran energi melalui ruang (media)
dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel –
partikel atau elementer dengan kinetik yang sangat tinggi
yang dilepaskan dari bahan atau alat radiasi yang
digunakan oleh instalasi di rumah sakit.
13. Pengamanan Dampak Radiasi : upaya perlindungan
kesehatan masyarakat dari dampak radiasi melalui promosi
dan pencegahan risiko atas bahaya radiasi, dengan
melakukan kegiatan pemantauan, investigasi, dan mitigasi
pada sumber, media lingkungan dan manusia yang terpajan
atau alat yang mengandung radiasi.
14. Promosi higiene dan sanitasi : penyampaian pesan tentang
higiene dan sanitasi rumah sakit kepada pasien / keluarga
pasien, pengunjung, karyawan baru maupun karyawan lama
serta masyarakat sekitarnya agar mengetahui, memahami,
menyadari, dan mau membiasakan diri berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) serta dapat memanfaatkan fasilitas
sanitasi rumah sakit dengan benar.
15. Promosi kesehatan lingkunga : penyampaian pesan tentang
yang berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
biasa disebut dengan PHBS yang sasarannya ditujukan
kepada karyawan
12
E. LANDASAN HUKUM
13
11. Peraturan Pemerintah RI No.20 tahun 1990 tentang
pengendalian pencemaran air.
14
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan di tentukan melalui proses analisis
kebutuhan SDM berdasarkan metode beban kerja (Workload
Indicator Staff Needs) dan ditetapkan dalam pola ketenagaan
RSUD Dompu khusus pada bagian kesehatan lingkungan
15
disesuaikan dengan jumlah pelayanan yang adadi bagian
kesehatan lingkungan.
C. PENGATURAN JAGA
16
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Ruangan kantor Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Umum Daerah Dompu untuk saat ini memiliki dua ruangan
terpisah, masing-masing ruangan berkuran 4 x 4 meter
B. STANDAR FASILITAS
C. FASILITAS PENDUKUNG
Adanya peralatan dan bahan untuk mendukung kegiatan di RSUD
Dompu
No Ruang / Kelengkapan Jumlah / Keterangan
1 Mesin Blower Ada
2 Mesin Pompa Air Ada
3 Mesin Potong Rumput Ada
4 Tangga Ada
5 Mesin Penghancur Botol Ada
17
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
B. PENYEHATAN AIR
1. Pemeliharaan kebersihan tandon air dilaksanakan setiap 6
bulan sekali
2. Pemeriksaan kualitas air bersih meliputi air sumur, air tandon,
kran dapur, kran ok dan kran Nursery
3. Pemeriksaan Kalitas air minum/air bersih dilaksanakan 6
bulan sekali
C. PENGELOLAAN LIMBAH
1. Limbah Padat
a. Limbah Padat Non Medis
o Minimalisasi limbah dilakukan mulai dari sumber
penghasil limbah.
o Pemilahan, pewadahan dan pengangkutan dari ruangan
ke TPS, dilakukan 2 kali sehari.
o Pemilahan limbah yang bisa didaur ulang, dilakukan
setiap hari oleh tenaga pemilah.
o Pengangkutan dari rumah sakit ke TPA, dilakukan dua
hari sekali oleh Dinas Lingkungan Hidup.
b. Limbah Padat Medis
o Minimalisasi limbah dilakukan mulai dari sumber
penghasil limbah.
o Pemilahan, pewadahan dan pengangkutan dari ruangan
ke TPS, dilakukan 1 kali sehari.
18
o Pencatatan volume sampah medis dilakukan setiap kali
pengangkutan oleh pihak ke tiga.
o Pengangkutan oleh pihak ke tiga dilakukan sebulan
sekali.
2. Limbah Cair.
a. Pengolahan Primer
1) Pipa air kotor
Yang termasuk pipa air kotor adalah pipa dari kamar
mandi, WC, pengering lantai dan bak cuci tangan.
Pemeliharaan :
o Pembersihan : Pembersihan terhadap kotoran pada
pengering lantai dilakukan bila terjadi penyumbatan
laju aliran air bekas. Bila terjadi penyumbatan pada
pipa maka perlu ditekan dengan alat kompressi atau
diberikan bahan kimia penghancur.
o Penyetelan : Apabila air aliran kotor tidak lancar,
harus dilakukan penyetelan terhadap kemiringan pipa.
2) Saluran.
Pemeliharaan saluran air limbah secara periodik tiap
bulan dan icidensial bila ada kebuntuan yang berupa :
o Penyemprotan air dengan tekanan tinggi
o Pengambilan endapan
4) Pemeliharan Kloset.
Dipergunakan hanya untuk membuang kotoran manusia.
Penggelontoran kotoran, dilakukan dengan menggunakan
air yang lebih banyak. Pembersihan dilakukan setiap hari
19
5) Tangki Septik.
Pemeliharaan tangki septic untuk mencegah luberan dan
memaksimalkan fungsinya dengan penambahan bakteri
pengurai. Hal ini dilakukan maksimal 1 (satu) tahun
sekali
20
BAB V
LOGISTIK
21
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
22
(IPAL) untuk menghindari kontaminasi dan penularan penyakit
dari limbah cair tersebut.
3. Proses pengelolaan kebersih
Untuk menjaga kenyamanan, kebersihan agar tidak
menimbulkan dampak negatif bagi pasien dan pengunjung
pembersihan ruangan dan bangunan rumah sakit dilakukan
setiap hari sesuai jadwal dan proses yang telah ditetapkan yang
dilakukan oleh petugas khusus
4. Proses pengendalian serangga, tikus dan binatang penganggu
lainnya
Melakukan pencegahan dan pemberantasan vector penyakit
yang dapat menggangu kenyamanan pasien dan pemasangan
tanda-tanda larangan atau bahaya disekitar tempat pemasangan
bahan kimia/insektisida pengendalian serangga, tikus dan
binatang penganggu
23
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
24
membahayakan.
b. Penggunaan alat pelindung
c. Mengisolasi (alat pemisah terhadap sumber bahaya )
d. Pengendalian secara tehnis terhadap sumber-sumber bahaya
e. Pemasangan petunjuk dan peringatan ditempat kerja
f. Pelatihan dan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja
2. Usaha represif dan kuratif
a. Segera melaporkan dan mencatat apabila ada insiden atau
kasus yang ditemukan.
b. Melakukan pengobatan
3. Usaha Pemeliharaan kesehatan.
Dengan adanya program pemeliharaan kesehatan ini diharapkan
dapat mengotrol seluruh kesehatan petugas baik yang baru
maupun lama, sehingga kualitas kesehatan bagi seluruh karyawan
dapat dipertahankan. antara lain :
a. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali
diterima kerja.
b. Pemeriksaan kesehatan karyawan yang telah lama bekerja
secara periodik.
c. Tersedianya sarana penunjang kesehatan yang cukup dan
memadai.
d. Memberikan perhatian khusus dan sistimatis kepada petugas
yang mengalami masalah kesehatan kerja.
e. Pemeriksaan yang sistimatis dan periodik terhadap persyaratan
pengelolaan lingkungan
25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
26
BAB IX
PENUTUP
.
Lingkungan yang aman dan nyaman, tingkat efesiensi kerja
yang optimal, serta berbagai upaya penerapan kesehatan dan
keselamatan kerja merupakan kondisi yang diharapakan dalam
pemulihan kesehatan, mencegah terjadinya gangguan kesehatan,
kecelakaan kerja termasuk penyakit kerja, pencemaran lingkungan
kerja guna tercapainya peningkatan produktifitas tenaga kerja dan
perusahaan. Bagian kesehatan lingkungan RSUD Dompu
mempunyai peran khusus dalam pengelolaan lingkungan rumah
sakit oleh karena itu diharapakan dengan tersusunya buku panduan
pedoman pelayanan ini diharapakan dapat menjadi acuan dalam
pengelolaan lingkungan pada bagian kesehatan lingkungan secara
berkesinambungan.
27