RS GADING MEDIKA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pihak rumah sakit panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga pedoman yang membahas tentang ”Pelayanan
Instalasi Radiologi” ini dapat terselesaikan.
Pihak rumah sakit menyadari pedoman ini masih jauh dari harapan pembaca yang mana di
dalamnya masih terdapat berbagai kesalahan baik dari sistem penulisan maupun isi, oleh
karena itu pihak rumah sakit mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
sehingga dalam pedoman berikutnya dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitasnya.
Pihak rumah sakit menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan pedoman ini, semoga pedoman
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Ditetapkan di : Bengkulu
PadaTanggal : 03 Januari 2022
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................6
B. DISTRIBUSI TENAGA................................................................................................8
BAB III DENAH RUANG RADIOLOGI .................................................................................9
BAB IV KEBIJAKAN RADIOLOGI.........................................................................................11
BAB V TATA LAKSANA PELAYANAN.................................................................................14
BAB VI LOGISTIK ...............................................................................................................19
BAB VII KESELAMATAN PASIEN........................................................................................21
BAB VIII KESELAMATAN KERJA........................................................................................24
BAB IX PENGENDALIAN MUTU..........................................................................................26
BAB X PENUTUP.................................................................................................................28
RS GADING MEDIKA
Kesembuhan Dan Kepuasan Anda Adalah Kebanggaan Kami
Jl. Citandui No. 34 Kode Pos 38221 Telp. (0736) 5500938 Bengkulu
email : gadingmedikars@gmail.com
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT GADING MEDIKA
Nomor : 10/SK-DIR/RSGM/I/JAN/2022
Tentang
PEDOMAN PELAYANAN UNIT RADIOLOGI
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pertama : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Gading Medika dilaaksanakan oleh Wakil
Direktur Penunjang Medik Rumah Sakit Gading Medika.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkanya dan akan dilakukan
evaluasi setiap tahunnya.
Keempat : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perbaikan maka akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : BENGKULU
Tanggal : 03 Januari 2022
Lampiran
Surat Keputusan Direktur RS Gading Medika
Nomor : 10/SK-DIR/RSGM/I/JAN/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan Radiologi sebagai bagian yang terintegrasi dari pelayanan kesehatan
secara menyeluruh merupakan bagian dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 dimana
kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat dan amanat Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan. Bertolak dari hal tersebut serta makin meningkatnya
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah
selayaknya memberikan pelayanan yang berkualitas. Dengan adanya Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang standar pelayanan
radiologi diagnostik di sarana pelayanan kesehatan mengatur dalam penggunaan radiologi
diagnostik vang aman terhadap pasien dan petugas kesehatan. Serta semakin
berkembangnya teknologi di bidang kedokteran menjadi tantangan Rumah Sakit dalam
menyediakan layanan yang terbaik. Radiologi RS sudah menyiapkan perlengkapan yang
sesuai dengan perkembangan terkini dalam bidang diagnostik, sehingga pasien dapat
dilakukan pemeriksaan dengan cepat namun tetap memperhatikan keamanan pasien.
Dalam menyediakan layanan yang terbaik perlu upaya untuk mengatur pelayanan di
unit radiologi agar alur dan proses pekerjaan dapat memvisualisasikan sinergi kerja yang
cepat dan tepat dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Pelayanan radiologi antara lain meliputi standar ketenagaan, standar fasilitas, tata
laksana pelayanan, logistik, keselamatan pasien, keselamatan kerja, proteksi radiasi dan
pengendalian mutu.
B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan Pelayanan Unit Radiologi adalah Pelayanan penunjang dan yang menggunakan
radiasi pengion dan atau radiasi non pengion yang terdiri dari pelayanan radiodiagnostik dan
imaging diagnostik untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit.
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pelayanan Radiodiagnostik, adalah Pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan
menggunakan radiasi pengion, meliputi antara lain pelayanan x-ray konvensional, MSCT,
dan Panoramik.
2. Pelayanan Imejing Diagnostik, adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan
menggunakan radiasi non pengion, antara lain pemeriksaan USG.
E. LANDASAN HUKUM
Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam penyelenggaraan pelayanan radiologi di
RS diperlukan peraturan perundang-undangan pendukung (legal aspect). Beberapa
ketentuan perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/ Menkes/ SK/ II/ 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/ MENKES/ PER/ VIII/
2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1087/ Menkes/ SK/ VIII/ 2010
tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
6. Peraturan pemerintah nomor 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif.
7. Peraturan pemerintah nomor 29 tahun 2008 tentang Perizinan Sumber Radiasi Pengion
dan Bahan Nuklir.
8. Permenkes Nomor 357/ MENKES/ PER/ VI/ 2006 tentang Registrasi dan Izin Kerja
Radiografer.
9. Permenkes Nomor 375/ MENKES/ SK/ III/ 2007 tentang Standar Profesi Radiografer.
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1014/ MENKES/ SK/ XI/ 2008 tentang Standar
Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
11. Peraturan Mentri Kesehatan RI No 81 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
Radiografer.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SDM
Dalam upaya mempersiapkan tenaga Keuangan yang handal, perlu kiranya melakukan
kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi dan
menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar organisasi.
Tujuannya adalah mendayagunakan sumber- sumber tersebut seefektif mungkin
sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan
persyaratan jabatan. Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia di
Instalasi Radiologi adalah sebagai berikut :
B. DISTRIBUSI TENAGA
Distribusi ketenagaan disesuaikan dengan kompetensi keahlian yang dimilikinya dan
dilakukan penjadwalan rotasi kerja pada bidang tertentu untuk pemerataan kompetensinya.
Pola pengaturan ketenagaan Keuangan yaitu :
Untuk Dinas Pagi :
yang bertugas sejumlah 3 orang Kategori :
1 Keuangan dan pelaporan
1 adminitrasi keuangan
1 kasir pelaksana
Untuk Dinas Sore :
yang bertugas sejumlah 1 Orang Kategori :
1 orang kasir
Untuk Dinas Malam :
yang bertugas sejumlah 1 Orang Kategori :
1 Orang kasir
BAB III
STANDAR FASILITAS
KEBIJAKAN
A. KETENTUAN UMUM :
1. Untuk Pelayanan Umum: Senin - Minggu : 08.00 - 08.00 WIB
2. Untuk Pelayanan Emergency / Cito berlaku 24 jam
3. Pelayanan di loket pendaftaran radiologi hanya dilakukan kepada mereka yang membawa
formulir atau surat permintaan pemeriksaan rontgen dari dokter dengan klinis yang jelas
4. Bila pasien tidak membawa formulir atau surat permintaan, maka pasien dapat mendaftar
ke poliklinik umum, untuk diperiksa terlebih dahulu.
5. Untuk pasien dengan kasus gawat darurat/emergency, tanpa kelengkapan administrasi
tetap dapat dilakukan tindakan radiologi sesudah mendapat persetujuan dari dokter yang
merawatnya.
6. Permintaan pemeriksaan radiologi dari dokter pengirim dapat dilakukan melalui blanko
permintaan foto rontgen.
B. PROSEDUR PENDAFTARAN
1. Pasien Rawat Inap
a. Perawat ruangan menghubungi petugas radiologi via telepon bahwa akan mendaftar
dan atau mengirim pasien ke instalasi radiologi.
b. Selanjutnya Perawat ruangan mengantar pasien ke instalasi radiologi dengan
membawa surat/blanko permintaan rontgen dan status pasien.
c. Petugas administrasi radiologi menerima surat/blanko permintaan rontgen,
kemudian mencocokkan data pasien di surat/blangko permintaan dengan data di
komputer billing dan membuat rincian besarnya biaya pemeriksaan.
d. Petugas administrasi radiologi menuliskan data pasien di buku register pemeriksaan
radiologi.
e. Selanjutnya radiografer melakukan pemeriksaan sesuai permintaan dokter dan SPO
pemeriksaan radiologi.
f. Setelah selesai pemeriksaan, Perawat mengantar pasien kembali ke ruangan rawat
inap.
g. Jika radiograf sudah diexpertise oleh dokter radiologi maka petugas radiologi
(administrasi radiologi/radiografer) menghubungi Perawat ruangan via telepon untuk
mengambil hasil pemeriksaan rontgen.
h. Perawat/petugas bangsal mengambil hasil pemeriksaan rontgen dan
menandatangani di buku pengambilan hasil radiologi rawat inap.
2. Pelayanan Ultrasonografi
1) USG Abdomen
2) USG Tyroid
3) USG Mammae
4) USG Ginjal
5) USG Scrotum
6) USG Femur
BAB VI
LOGISTIK
A. PENGATURAN
1. Unit Radiologi menetapkan jumlah kebutuhan film X Ray dan perbekalan penting untuk
menunjang proses pemeriksaan radiologi.
2. Unit Radiologi menjamin ketersedediaan X Ray film, dan perbekalan penting lainnya.
3. Persediaan X-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya diminta berdasarkan
jumlah persediaan yang telah mencapai batas minimal
4. Pemesanan X-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya tidak boleh lebih dari
batas maksimal.
5. Pemesanan harus ditulis dengan lengkap nama barang, jumlah, satuan dan kode
barang.
6. Pastikan pengukur suhu tempat penyimpanan terjaga dengan baik, melalui
pengecekan.
7. Pastikan kartu stok tidak habis.
8. Pastian kunci lemari penyimpanan obat berfungsi dengan baik.
9. Pastikan X-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya yang diterima dari bagian
farmasi sesuai dengan surat pemesanan dan pengeluaran barang (SPPB).
10. Penyimpanan harus sesuai FIFO (First In First Out) dan atau FEFO (First Expired First
Out).
11. Setiap hari suhu dan kelembapan penyimpanan Film x-ray dan kontras media dicatat.
12. Pemberian label untuk semua perbekalan dilakukan secara lengkap dan akurat.
B. PEMESANAN
1. Tulis Permintaan X-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya sesuai dengan stok
Minimal dan maksimal barang.
2. Permintaan X-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya harus dibuat oleh staf
radiologi yang telah disetujui oleh kepala unit.
3. Permintaan yang telah disetujui diserahkan ke bagian farmasi. Jika barangnya berupa
ATK (Alat Tulis Kantor) surat permintaan pengadaan barang ditunjukkan ke bagian
Gudang Umum.
C. PENYIMPANAN
1. Proses penyimpanan semua perbekalan unit radiologi disesuaikan dengan peraturan yang
ditetapkan oleh manufaktur.
2. X-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya yang diterima dari bagian farmasi atau
gudang umum harus diperiksa fisik, jumlah dan kemasannya sebelum ditanda tangani
bukti serah terima barang.
3. Setelah dihitung X-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya disimpan dalam lemari
yang terkunci.
4. Penyimpanan X-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya dicatat di kartu stok.
5. Penyimpanan harus sesuai FIFO (First In First Out) atau FEFO (FirstExpired First Out).
6. Setiap hari suhu dan kelembapan penyimpanan film x-ray dan kontras media dicatat.
7. Suhu untuk menyimpan film x-ray dan kontras media diatur dan dikontrolsetiap hari sesuai
dengan prosedur.
8. Setiap kali pengambilan X-ray film, kontras media dan kebutuhan lainnya harus dicatat di
kartu stok.
D. DISTRIBUSI
1. Proses distribusi perbekalan unit radiologi sesuai dengan ketentuan dari rumah sakit,
untuk mendukung proses pelayanan radiologi.
2. Setiap dinas pagi perawat menghitung kebutuhan alkes dan obat-obatan untuk standar
minimal dan maksimal trolley.
3. Perawat mengambil obat dan alkes sesuai kebutuhan dengan mencatat di kartu stok.
4. Pastikan obat-obatan yang didistribusikan diperiksa expire datenya dan kondisi fisiknya.
5. Jika rusak atau sudah expire maka dilaporkan ke kepala unit pelaksana Radiologi untuk
ditindaklanjuti.
6. Perawat mendistribusikan obat-obatan tersebut di trolley setiap ruangan sesuai standar
minimal dan maksimal.
F. EVALUASI LOGISTIK
Evaluasi dilakukan setiap bulan terhadap ketersediaan barang dan obat sesuai, jumlah
barang dan obat yang terpakai harus disesuaikan dengan jumlah pasien yang menggunakan
barang dan obat tersebut. Fisik dari barang dan obat harus diperiksa apakah ada yang rusak
baik label merk dan isinya. Tanggal kadaluwarsa di data dan diperiksa apakah ada barang
dan obat yang mendekati tanggal kadaluwarsa. Jika barang atau obat tersebut mendekati
kadaluwarsa minimal 3 bulan harus segera diserahkan ke Unit Farmasi untuk dikembalikan
dan dibuat berita acara.
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
A. IDENTIFIKASI RISIKO
Risiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses kegiatan saat
sekarang atau kejadian di masa datang. Resiko di Instalasi Radiologi meliputi :
1. Risiko Keselamatan Pasien (Patient Safety)
a. Pasien jatuh.
b. Salah pemberian obat (dosis, rute, obat, pasien).
c. Resiko pemberian obat/kontras media (alergi).
d. Terpapar radiasi.
e. Tindakan yang salah / dilakukan pada pasien yang salah.
f. Penanganan terlambat.
2. Risiko Keselamatan Staf (Staff Safety)
a. Karyawan jatuh.
b. Tertusuk jarum suntik atau benda tajam lain.
c. Terpapar bahan kimia atau cairan tubuh pasien.
d. Terpapar radiasi.
e. Terpapar infeksi.
f. Low back pain karena proses mengangkat yang tidak tepat
g. Security hazard dari pasien / pengunjung.
C. INFECTION CONTROL
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh ketika seseorang dirawat di rumah
sakit, infeksi nosokomial dapat terjadi setiap saat dan di setiap tempat di rumah sakit. Untuk
mencegah dan mengurangi kejadian infeksi nosokomial serta menekan angka infeksi ke
tingkat serendah-rendahnya perlu adanya upaya pengendalian infeksi nosokomial.
Pengendalian infeksi nosokomial bukan hanya tanggung jawab pimpinan rumah sakit atau
dokter/perawat saja tetapi tanggung jawab bersama dan melibatkan semua unsur/profesi
yang ada di rumah sakit. Instalasi radiologi menerapkan kebijakan dan prosedur pencegahan
dan pengendalian infeksi sesuai dengan kebijakan rumah sakit, dengan selalu berkoordinasi
dengan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS.
D. SUMBER INFEKSI
Yang merupakan sumber infeksi adalah :
1. Petugas rumah sakit (perilaku).
2. Kurang atau tidak memahami cara-cara penularan penyakit.
3. Kurang atau tidak memperhatikan kebersihan.
4. Kurang atau tidak memperhatikan teknik aseptik dan antiseptik.
5. Menderita suatu penyakit.
6. Tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.
7. Alat-alat yang dipakai (alat kedokteran / kesehatan, linen dan lainnya).
8. Kotor atau kurang bersih / tidak steril.
9. Rusak atau tidak layak pakai.
10. Penyimpanan yang kurang baik.
11. Dipakai berulang-ulang.
12. Lewat batas waktu pemakaian.
13. Pasien.
14. Kebersihan kurang.
15. Menderita penyakit menular / infeksi.
16. Lingkungan.
17. Tidak ada sinar matahari yang masuk.
18. Ventilasi / sirkulasi udara yang kurang baik.
19. Ruangan lembab.
20. Banyak serangga.
F. PENCEGAHAN
1. Petugas bekerja sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk pelayanan
Radiologi
2. Memperhatikan aseptik dan antiseptik.
3. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.
5. Bila sakit segera berobat.
6. Peralatan :
- Perhatikan kebersihan.
- Penyimpanan bahan kimia Radiologi yang benar dan perhatikan batas waktu.
- Penyimpanan (FIFO).
- Peralatan yang rusak segera diganti.
7. Ruangan/Lingkungan
- Tersedia air yang mengalir untuk cuci tangan.
- Penerangan cukup.
- Ventilasi sirkulasi udara baik.
- Perhatikan kebersihan dan kelembaban ruangan.
- Pembersihan secara berkala.
- Lantai kering dan bersih.
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
2. Terpeleset / Terjatuh
Terpeleset / terjatuh pada lantai yang sama adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat
terjadi pada instalasi radiologi. Walaupun jarang terjadi kematian tetapi dapat
mengakibatkan cedera yang berat seperti fraktur, dislokasi sendi dan cedera kepala.
a. Penanggulangan:
1) Jangan memakai sepatu dengan hak tinggi, sol yang rusak atau memakai tali sepatu
yang longgar.
2) Konstruksi lantai harus rata dan sedapat mungkin dibuat dari bahan yang tidak licin.
b. Pemeliharaan lantai:
1) Lantai harus selalu dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti air, debu, minyak yang
memudahkan terpeleset.
2) Lantai yang cacat misalnya banyak lubang atau permukaannya miring harus segera
diperbaiki.
c. Bahaya Mikrobiologi
Bahaya mikrobiologi adalah penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
mikrobiologi hidup seperti bakteri, virus, ricket parasit dan jamur. Petugas unit radiologi
yang menangani pasien senantiasa kontak dengan bahan dan menghirup udara yang
tercemar kuman patogen. Pencegahan terhadap bahaya mikrobiologi adalah sebagai
berikut:
1) Mengupayakan ventilasi dan pencahayaan yang baik dalam ruangan pelayanan.
2) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
3) Melakukan tindakan dekontaminasi, disinfeksi dan sterilisasi terhadap bahan dan
alat yang digunakan.
4) Secara teknis setiap petugas harus melakukan tugas pekerjaan sesuai dengan SPO.
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
A. MONITORING MUTU
1. Data Monitoring Monitoring dilakukan untuk memantau performa dan mutu pelayanan
radiologi.
2. Proses Monitoring Selain daripada pengumpulan data tersebut, monitoring dilakukan juga
dengan cara melakukan pengawasan pelaksanaan SPO di lapangan oleh petugas
radiologi.
3. Evaluasi Evaluasi dilakukan terhadap:
a. Data hasil monitoring
1) Data hasil monitoring dikumpulkan, disajikan dalam bentuk grafik kemudian
dibandingkan dari bulan ke bulan dan dari tahun tahun.
2) Data dibuat trend dan dilakukan analisa setiap 3 bulan sekali.
3) Data dibandingkan dengan standar atau nilai yang diharapkan setiap indikator /
parameter yang diukur.
4) Analisa dilakukan untuk mencari penyebab dari penyimpangan ditemukan dari
proses pengumpulan data.
b. Hasil proses monitoring
Selain melakukan analisa data indikator yang diukur, analisa juga dilakukan Terhadap
data subyektif hasil pengawasan (Observasi) pelaksanaan SPO di lapangan. Adapun
proses-proses yang esensial untuk dilakukan pengawasan di lapangan oleh
penanggung jawab radiologi dan tim mutu radiologi:
1) Proses proteksi radiasi
2) Ketepatan waktu melaporkan hasil pemeriksaan untuk pasien gawat darurat.
3) Kualitas hasil pemeriksaan radiologi.
4. Insiden / Kejadian
Setiap insiden, terutama yang berhubungan dengan pelayanan pasien di unit radiologi,
baik yang terkait dengan profesi medik maupun keperawatan, kepuasan pelanggan,
maupun keselamatan pasien / staf dikumpulkan dan dicatat oleh Risk management,
kemudian dilakukan analisa insiden. Untuk kejadian atau insiden keselamatan baik
pasien, pengunjung maupun staf, akan dilakukan grading oleh tim K3RS. Bila grading
biru atau hijau, maka analisa dilakukan oleh kepala pelayanan radiologi di unit radiologi
dengan cara Investigasi sederhana. Hasil analisa tersebut berbuah pada kesimpulan/
rekomendasi.
C. CONTINUOUS IMPROVEMENT
Merupakan perumusan upaya-upaya perbaikan dari hasil analisis. Tujuannya adalah
menyusun rencana atau program kerja dengan tujuan untuk memperbaiki performance /
mutu yang diperoleh dari proses monitoring. Continuous improvement terdiri dari :
1. Penyusunan program atau rencana kerja baru.
2. Revisi prosedur dan kebijakan, maupun penyusunan prosedur kebijakan baru.
3. Penambahan tenaga baik kuantitas (rekrutment) maupun kualitas (training).
4. Penambahan / penggantian medical equipment maupun equipment lain.
5. Perubahan lay out ruangan Radiologi.
BAB X
PENUTUP
Pelayanan radiologi yang dilaksanakan di rumah sakit hendaknya senantiasa sejalan
dengan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan dan
kedokteran. Selain itu, dalam rangka menyongsong era globalisasi dan menghadapi persaingan
bebas, maka pelayanan radiologi rumah sakit juga harus dipersiapkan secara profesional. Hal
tersebut akan berdampak pada meningkatnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah
sakit selanjutnya akan meningkatkan nilai jualnya.
Pelayanan radiologi merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan lainnya di
rumah sakit, dan merupakan salah satu pelayanan yang dapat diunggulkan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit bagi pasien rawat inap maupun
pasien rawat jalan.
Buku pedoman ini bertujuan untuk memberikan acuan yang jelas dan sistematis dalam
mengelola dan melaksanakan pelayanan radiologi di rumah sakit yang tepat bagi pasien. Selain
itu, pedoman ini bermanfaat bagi pengelola rumah sakit dalam mengimplimentasikan dan
mengevaluasi kemajuan dan perkembangan pelayanan radiologi. Demikian telah disusun Buku
Pedoman Pelayanan Radiologi Rumah Sakit sebagai acuan kerja bagi petugas Radiologi dalam
melaksanakan tugasnya. Pedoman ini akan dievaluasi secara berkala untuk meningkatkan
kinerja instalasi dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.