Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena atas rahmat-Nya

Pedoman Pelayanan Hemodialisa ini dapat selesai dan menjadi ketentuan dasar di Rumah Sakit

Adnaan WD Payakumbuh

Terbitnya pedoman ini adalah sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan penyehatan

lingkungan. Dan diharapkan Pedoman Pelayanan Unit Hemodialisa ini dapat meningkatkan

mutu lingkungan Rumah Sakit yang berpengaruh terhadap mutu pelayanan kesehatan di Rumah

Sakit Adnaan WD Payakumbuh

Dalam pelaksanaannya, pedoman pengorganisasian ini perlu penyempurnaan seiring

dengan perkembangan dan peningkatan volume pelayanan pasien di Rumah Sakit Adnaan WD

Payakumbuh. Peran serta dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk

penyempurnaan dan penyesuaian Pedoman Pelayanan ini di kemudian hari.

Akhir kata kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

terwujudnya Pedoman Pelayanan Unit Hemodialisa di Rumah Sakit Adnaan WD Payakumbuh

Payakumbuh Agustus 2023

Kepala Ruangan Hemodialisa

Ns, Gemelia,S.Kep
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Kebijakan Direktur tentang Pedoman Pelayanan Unit Hemodialisa Rs. Harapan Jayakarta

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Unit Hemodialisa
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Jaga

BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

BAB V LOGISTIK

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

BAB VII KESELAMATAN KERJA

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

BAB IX PENUTUPAN
PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH
DINAS KESEHATAN
RSUD dr. ADNAAN WD
Jl. Ade Irma Suryani Nasution No. 25 Telp. / Fax (0752 ) 92018 Payakumbuh 26213

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR ADNAAN WD PAYAKUMBUH


Nomor :445/ /SK/RSUD-PYK/2023
T E N TAN G

PEDOMAN PELAYANAN
UNIT HEMODIALISA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR ADNAAN WD PAYAKUMBUH

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya memberikan pelayanan hemodialisa yang cepat,


tepat, bermutu, profesional dan dengan memperhatikan keselamatan
pasien serta untuk memberi kepuasan kepada pasien dan keluarga di
Rumah Sakit Adnaan WD Payakumbuh, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan yang berkesinambungan mulai dari
pasien masuk sampai pasien keluar.
b. Bahwa agar pelayanan di hemodialisa dapat dilaksanakan dengan
baik, maka perlu adanya Pedoman Pelayanan Hemodialisa sebagai
landasan bagi penyelenggaraan pelayanan hemodialisa di Rumah
Sakit Adnaan WD Payakumbuh
c. Bahwa untuk kepentingan tersebut di atas, perlu diterbitkan Peraturan
Direktur tentang Pedoman Pelayanan Hemodialisis Rumah Sakit
Adnaan WD Payakumbuh

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 Tentang Kesehatan.


b. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen
d. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
e. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Praktek
Keperawatan.
f. Peraturan Pemerintan Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 812 Tahun 2010, Tentang
pelayanan Dialisis pada fasilitas kesehatan.
h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1778/MENKES/SK/XII/2010

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ADNAAN WD TENTANG


PEDOMAN PELAYANAN HEMODIALISA
KESATU : Peraturan Pelayanan hemodialisa Rumah Sakit adnaan wd sebagaimana
tercantum dalam lampiran Peraturan ini.
KEDUA : Sosialisasi dan Evaluasi dari pedoman pelayanan hemodialisa Rumah Sakit
Adnaan WD dilaksanakan oleh Kepala Unit Hemodialisa
KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaiman mestinya.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan pembangunan kesehatan di Indonesia seharusnya diikuti secara
seimbang oleh perbaikan mutu pelayanan kesehatan baik di sarana pelayanan kesehatan
maupun praktik perorangan. Adanya globalisasi serta industrialisasi yang cepat di sektor
kesehatan berdampak pada cara melakukan tindakan, baik berupa terapi, pemakaian alat,
pemberian resep dan sebagainya sehingga tindakan tersebut sesuai indikasi yang tepat.
Di samping itu dengan adanya Undang – Undang Perlindungan Konsumen serta
terkaitnya praktik kedokteran terhadap aspek medis, legal, etis, psikologis, sosial budaya
serta finansial maka perlu dibuat suatu pedoman pelayanan kesehatan yang bertujuan
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dan memberikan rasa aman
bagi dokter atau tenaga medis dalam melakukan praktik kedokteran. Hal ini juga berlaku
pada pelayanan dialysis dimana umumnya pasien dengan penyakit ginjal kronik
membutuhkan pengobatan yang berulang dan melibatkan peralatan atau mesin dengan
teknologi tinggi serta kompetensi tenaga kesehatan yang memadai.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas pelayanan pasien gagal ginjal melalui pedoman pelayanan hemodialisis
yang berorientasi pada keselamatan dan keamanan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Kebijakan Memberi acuan regulasi pelayanan hemodialisis
b. Memberi acuan manajemen pelayanan hemodialisis
c. Memberi acuan tugas pokok dan fungsi serta kompetensi masing-masing tenaga yang
terlibat dalam pelayanan hemodialisis.
d. Memberi acuan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelayanan hemodialisis
e. Memberikan acuan sistem/pola pembiayaan yang berkaitan dengan pelayanan
hemodialisis.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Adnaan WD
Payakumbuh memberikan pelayanan terapi pengganti fungsi ginjal sebagai bagian dari
pengobatan pasien gagal ginjal dalam upaya mempertahankan kualitas hidup yang
optimal yang terdiri dari Hemodialisis(HD)

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Kriteria pasien yang ditangani adalah:
a. Pasien yang mengalami gagal ginjal kronik (GGK) yaitu pasien yang sudah
mengalami penurunan fungsi ginjal yang lebih dari 3 bulan
b. Pasien yang mengalami gagal ginjal akut (GGA), yaitu pasien yang mengalami
penurunan fungsi ginjal diketahui masih baik dalam kurun waktu kurang dari 3
bulan terkahir.
c. Pasien dengan indikasi segera yaitu pasien dengan GGK atau GGA yang disertai
kondisi berikut:
1) Hiperkalemia, yaitu :kadar kalium dalam darah >6mEq/L.
2) Asidosis Metabolik berat
3) Kegagalan terapi konservatif/gagal terapi medikamentosa.
4) Kadar ureum dan kreatinin tang tinggi dalam darah.
5) Perikarditis : radang pada lapisan jantung.
6) Gangguan kongfusi berat, yaitu gangguan kognisi, perhatian, memori dan
orientasi dengan sumber yang tidak diketahui.
7) Hiperkalsemia.
8) Hipertensi emergensi.
2. Instalasi Hemodialisa Rumah Sakit Adnaan WD Payakumbuh melakukan pelayanan
untuk pasien reguler dengan rincian sebagai berikut
a. Reguler : dilaksanakan dari hari senin hingga hari sabtu dengan 2 shift yaitu:
1) Pagi mulai jam 07.30 – 12.30 WIB
2) Siang mulai jam 13.00 – 18.00 WIB
b. Unit Hemodialisa Rumah Sakit Adnaan WD Payakumbuh memiliki 14 (Empat
Belas) Mesin Dialisis, dan memiliki ketenagaan sebagai berikut
1) 1 orang Konsulen ginjal Hipertensi sebagai konsultan.
2) 1 orang Ahli Penyakit Dalam (Internist) sebagai penanggung jawab Instalasi
Hemodialisa.
3) 2 Dokter Umum ( dokter Jaga )
4) 1 orang kepala ruangan yang bersertifikat HD dan berpengalaman
5) 7 Orang perawat yang berpengalaman di HD
6) 1 orang pembantu perawat

E. Landasan Hukum

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, Instalasi Hemodialisa memiliki


landasan hukum sebagi berikut:

1. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 Tentang Kesehatan.


2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
4. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Praktek Keperawatan.
6. Peraturan Pemerintan Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 812 Tahun 2010, Tentang pelayanan
Dialisis pada fasilitas kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1778/MENKES/SK/XII/2010
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pada dasarnya kegiatan hemodialisa harus dilakukan oleh petugas yang memiliki
kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai, serta memiliki kewenangan
untuk melaksanakan kegiatan di bidang yang menjadi tugas atau tanggung jawabnya.
Pemenuhan kebutuhan jenis, dan jumlah tenaga hemodialisa dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia di Unit Hemodialisa di RS
Adnaan WD Payakumbuh umumnya diperlukan pembinaan/pengembangan
kompetensi tenaga pelaksana.
Pembinaan/pengembangan dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.
Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah :
1. Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pelaksanaan tugas dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja
2. Menambah pengetahuan wawasan perawat pelaksana :
a. Pendidikan
Perawat pelaksana berdasarkan kompetensi harus berpendidikan minimal
DIII Keperawatan

B. Distribusi Ketenagaan

Tenaga yang terlibat di Unit Hemodialisa Rumah Sakit Adnaan WD Payakumbuh akan
menyelenggarakan pelayanan Dialisis. Dan untuk itu dibutuhkan kompetensi dan
kewenenangan yang diatur oleh Rumah Sakit sesuai klasifikasi pelayanan Hemodialisa Primer,
mengacu pada buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Unit Hemodialisa Kemenkes No
1778/MenKes/SK/XII/ 2010
Jumlah perawat pada Unit Hemodialisa ditentukan berdasarkan jumlah tempat tidur dan
ketersediaan ventilasi mekanik. Perbandingan perawat dan pasien yang menggunakan ventilasi
mekanik adalah 1:1, sedangkan perbandingan perawat dan pasien yang tidak menggunakan
ventilasi mekanik adalah 1:2 (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1778/MENKES/SK/XII/2010).

No Jabatan Kualifikasi Jumlah


Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1 orang
1. Supervisor
Konsultan Ginjal Hipertensi
Kepala Unit 1 orang
2 Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Hemodialisa
Kepala Ruangan 1 orang
3 S1 Keperawatan bersertifikat HD
Hemodialisa
S1 dan DIII Keperawatan yang 9 orang
4 Perawat Pelaksana
berpengalaman di unit HD

C. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh Kepala Unit
dan disetujui oleh Kepala Seksi Keperawatan
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada
perawat pelaksana
3. Untuk perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat
mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan ruangan apabila tenaga mencukupi dan berimbang
serta tidak menggangu pelayanan maka permintaan disetujui
4. Setiap tugas jaga atau shift harus ada perawat penanggung jawab shift dengan
syarat dan kualifikasi yang ditetapkan
5. Jadwal dinas terdiri dari 2 shift yaitu Pagi dan Sore
a. Shift Pagi : 07.00-14.00 WIB
b. Shift Sore : 13.00-20.00 WIB
6. Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :
a. Batas keterlambatan karyawan maksimal 15 menit dari dimulai jadwal shift
b. Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberikan, maka karyawan
tersebut akan memdapatkan evaluasi kedisiplinan dari atasan langsung
c. Apabila terjadi keterlambatan secara terus menerus, akan diberikan surat
peringatan
d. Izin meninggalkan dinas maksimal 3 jam dalam 1 hari kerja atas persejutuan
Kepala Unit atau Katim
BAB IX
PENUTUP

Dengan meningkatnya jumlah penderita yang memerlukan pelayanan hemodialisis, maka


sepatutnya menjadi perhatian unsur-unsur pemberi pelayanan untuk meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan demi pemenuhan kebutuhan tersebut. Selain sarana prasarana,
pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia juga perlu diperhatikan.

Upaya terus menerus untuk mengacu pada standar pelayanan terbaik adalah harapan dari
para konsumen kesehatan. Melalui pelayanan prima, diharapkan kualitas hidup para penderita
gagal ginjal kronis dapat ditingkatkan dan dapat berperan produktif pada bangsa dan Negara

PLT. Direktur Rumah Sakit dr.Adnaan WD . Payakumbuh

Dr.Junaidi, Mkes

Anda mungkin juga menyukai