Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI RAWAT JALAN 2021

PERATURAN DIREKTUR RS SATYA NEGARA


NOMOR :005/PER-DIR/RSSN/III/2021
TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT SATYA NEGARA

MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Satya
negara maka diperlukan Penyelengaraan pelayanan yang bermutu tinggi
yang sesuai dengan peraturan dan perundang -undangan yang berlaku;
b. bahwa Agar Pelayanan di Rumah Sakit Satya Negara dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya peraturan Direktur tentang kebijakan sebagai
landasan bagi penyelenggaraan seluruh pelayanan di Rumah Sakit Satya
Negara ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur RumahSakit Satya Negara
Jakarta tentang Panduan di RumahSakit Satya Negara .

MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :

KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT SATYA NEGARA


TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT
SATYA NEGARA
KEDUA : Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Satya Negara tertuang
dalam lampiran peraturan ini
KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diperbaiki
sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan atau
perubahan dalam penetapannya.

Ditetapkan : di Jakarta
Pada tanggal : 26 Maret 2021
Direktur;

dr. Paul Leonard Irawan, MPH

DAFTAR ISI
Halaman Judul
ii
Daftar Isi
BAB I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Pedoman
1.3. Ruang Lingkup Pelayanan
1.4 Batasan Operasional
1.5. Landasan Hukum

BAB II. Standar Ketenagaan


2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
2.2. Distribusi Ketenagaan
2.3. Pengaturan Jaga / Dinas

BAB III. Standar Fasilitas


3.1 Denah Ruangan
3.2 Denah Fasilitas

BAB IV. Tata Laksana Pelayanan


4.1. Pasien Rawat Jalan
4.2 Pasien yang akan di Rawat Inap
4.3 Alur Masuk Poliklinik
4.4 Standar Prosedur Operasional

BAB V. Logistik
BAB VI. Keselamatan Kera
BAB VII. Pengendalian Mutu
BAB VIII. Penutup

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan, harapan pasien adalah
mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya dan dengan waktu sesingkat-
singkatnya. Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik swasta maupun dokter
praktek sesungguhnya tidak hanya memberikan pelayanan medis profesional namun juga
memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Selain mendapatkan pelayanan kesehatan
sebaik-baiknya, pasien dan keluarga juga mengharapkan kenyamanan dan keamanan baik
dari segi petugas yang cekatan, kenyamanan ruang tunggu, antrian yang tidak terlalu lama,
kebersihan toilet maupun dari sumber daya manusia yang bertugas ditempat pelayanan kesehatan
tersebut harus profesional. Selain itu instalasi rawat jalan sebagai salah satu tempat pelayanan yang
pertama, yang diharapkan pasien maupun keluarga pasien adalah sebagai tempat pemberi
informasi yang jelas sebelum pasien mendapatkan tindakan /pelayanan berikutnya bahkan sampai
memerlukan rawat inap,
Sebagai bagian dari rumah sakit, instalasi rawat jalan berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan
dan berusaha memenuhi segala aspek mutu kesehatan. Dalam pertumbuhan dan
perkembangannya serta tuntutan masyarakat akan pemenuhan kesehatan yang prima maka
Instalasi Rawat Jalan sampai tahun ini memiliki 21 poli, diantaranya Obgyn, Penyakit Dalam,
Jantung, Anak, THT, Mata, Bedah Umum, Bedah Digestif, Bedah Saraf, Bedah Urologi, Orthopedi,
Bedah Anak, Saraf, Paru, Kulit Kelamin, Kesehatan Jiwa, Gigi, Umum, Rehabilitasi Klinik dan Gizi
Klinik serta tidak menutup kemungkinan pelayanan ini akan terus bertambah.

B. TUJUAN PEDOMAN
a. Tujuan Khusus
Terwujudnya penyelengaraan pelayana kesehatan di instalasi rawat jalan dengan mutu
tinggi serta mengutamakan keselamatan pasien.
b. Tujuan Umum
1) Pelayanan kesehatan di instalasi rawat jalan dapat berjalan dengan baik berdasarkan
SPO sehingga keselamatan pasien dapat dimaksimalkan.
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dengan pengutamaan
pada upaya preventif dan kuratif.
3) Menciptakan instalasi rawat jalan dengan pelayanan yang nyaman dan lingkungan
yang aman.
4) Menjadi instalasi rawat jalan dengan SDM yang berbelas kasih, asertif, profesional
dan kerjasama tim.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Ruang lingkup pelayanan klinik umum adalah memberikan pelayanan dengan lingkup yang
terbatas yaitu pasien dengan diagnosa yang ringan dan di periksa oleh dokter umum.
Ruang lingkup pelayanan klinik spesialistik adalah memberikan pelayanan kepada pasien
yang memerlukan penanganan lebih lanjut dengan dilayani oleh dokter spesialis

1
D. BATASAN OPERASIONAL
a. Pelayanan poliklinik
1) Klinik Umum dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan penentuan
diagnosa dan yang memeriksa adalah dokter umum.
2) Klinik Obgyn dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan kehamilan, konsultasi
kandungan atau alat kontrasepsi, penentuan diagnosa, tindakan pemasangan dan lepas
alat kontrasepsi IUD yang melayani adalah dokter Spesialis Obgyn.
3) Klinik Bedah umum dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa dan rawat luka. Dokter yang melayani adalah dokter Spesialis bedah
umum.
4) Klinik penyakit dalam dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan dan
penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis penyakit dalam
5) Klinik Anak dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,penentuan
diagnosa serta pelayanan imunisasi. Dokter yang melayani adalah Spesialis anak
6) Klinik THT dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan
diagnosa,tindakan THT salah satunya adalah endoskopi, audiometri, spolling, ekstraksi
serumen. Dokter yang melayani adalah THT
7) Klinik Mata dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa.
Dokter yang melayani adalah Spesialis Mata
8) Klinik Gizi dimana didalamnya mencakup pelayanan konseling gizi.yang akan di layani oleh
spesialis Gizi Klinik.
9) Klinik jantung & pembuluh darah dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa, yang tindakannya meliputi EKG, Treadmill, ECHO. Dokter yang
melayani adalah Spesialis jantung & pembuluh darah
10) Klinik saraf dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa.
Dokter yang melayani adalah Spesialis saraf
11) Klinik Kesehatan jiwa dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan
diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis Jiwa
12) Klinik paru dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa.
Dokter yang melayani adalah Spesialis paru
13) Klinik orthopedi dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan
diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis orthopedi
14) Klinik bedah saraf dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan
diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis bedah syaraf
15) Klinik Bedah digestif dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan
diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis bedah digestif
16) Klinik kulit dan kelamin dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis kulit kelamin
17) Klinik urologi dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan
diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis bedah urologi
18) Klinik gigi dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan, penentuan diagnosa.
Dokter yang melayani adalah dokter gigi
19) Klinik Rehabilitasi Medik dimana didalamnya mencakup pelayanan pemeriksaan,
penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah Spesialis Rehabilitasi Medik.
a. Pelayanan administrasi

2
1) Menerima daftar dari bagian admisi untuk didata dan membagi pendistribusian ke poli
pelayanan yang di tuju.
2) Mendata jumlah pasien untuk tiap tiap dokter.
3) Mencatat dan menerima pendaftaran per telepone bagi pasien yang kembali kontrol klinik
yang selanjutnya akan didaftarkan ke petugas pendaftaran.
E. LANDASANHUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang RumahSakit.


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.971/MENKES/PER/XI/2009
5. Tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/Menkes/PER/III/2010
Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
8. HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.
9. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
10. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor1796/MENKES/PER/VIII/2011
Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
11. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
12. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1997.
13. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 1999.
14. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
15. Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
16. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001.
17. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
18. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
19. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
20. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan Puskesmas,
21. Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006

BAB II

3
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di instalasi rawat jalan adalah :
A. Tenaga Medis
Tenaga medis yang ada di instalasi rawat jalan adalah tenaga medis yang
bersertifikat, dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus dari pendidikan
kedokteran baik sebagai dokter umum maupun dokter spesialis serta lulus dalam
kredential yang di lakukan oleh rumah sakit.
B. Tenaga Perawat dan Bidan
Untuk menunjang pelayanan perawatan di instalasi rawat jalan harus di dukung oleh
tenaga perawat juga bidan yang memiliki ketrampilan, pendidikan dan pelatihan
yang mendukung dalam pelayanan instalasi rawat jalan.
C. Tenaga kesehatan lain
Dalam hal ini tenaga kesehatan lain juga juga diperlukan oleh instalasi rawat jalan
untuk mendukung berjalannya pelayanan rawat jalan, diantaranya ahli gizi, farmasi,
dan pekarya kesehatan yang terdidik dan terlatih

1. DISTRIBUSI KETENAGAAN
NAMA KUALIFIKASI WAKTU JUMLAH SDM
JABATAN FORMAL&INFORMAL KERJA
Kepala Minimal lulusan D3
Instalasi Keperawatan 1
Memiliki pelatihan
Manajemen
Perawat Minimal lulusan D3
Keperawatan 11
Sertifikat Pelatihan
Bidan Minimal lulusan D3
Kebidanan 3
Sertifikat Pelatihan

2. PENGATURAN JAGA
Nama Jabatan Jam Masuk Jam Pulang Keterangan
Kepala Instalasi 07.00 WIB 15.00 WIB Shift Pagi
Perawat dan Bidan 07.00 WIB 14.00 WIB Shift Pagi
Pelaksana 14.00 WIB 21.00 WIB Shift Siang
BAB III
STANDAR FASILITAS

4
1. DENAH RUANGAN

2. DENAH FASILITAS

Kondisi Alat
No Poli Fasilitas Jumlah Baik Rusak Rusak
ringan berat
1 Obgyn 1. Stetoskop 1
Dan 1. Korentang 1
Bedah 2. Nierbeken 1
Saraf 3. Meja mayo 1
4. Meja instrumen 1
5. Baki besar 1
6. Baki panjang 1
7. Tromol sedang 1
8. Dopler 1
9. USG volusion 1
10. Monitor USG 1
11. Printer 1
12. Lampu sorot 1
13. Bed obgyn 1
14. CPU 1
15. Tangga 1
5
16. Kursi pasien 1
17. Meja dokter 1
18. Kursi dokter 1
19. Tempat sampah 1
20. Ember 1
21. AC general 1
22. Remote AC 1
23. Lemari kaca 1
24. Tempat tidur pasien
25. Bantal
26. Kursi bulat
2 Poli Anak 1. Bantal 1
2. Tempat tidur 1
1. kursi pasien 1
3. Kursidokter 1
4. Meja dokter 1
5. Tempat sampah medis 1
6. Tempat sampah non 1
medis 1
7. Lemari laci kecil 1
8. Kulkas 1
9. Stetoskop anaklitman 1
10. Stetoskop dewasa 1
litman
11. lampu x- ray
1
3 Poli 1. Uroflowmeter 1
Urologi 1. Stetoskop 1
2. Meja troli 1
3. Nierbeken 1
4. Tromol besar 1
5. Tromol kecil 1
6. Lampu x- ray 1
7. Pispot 1
8. Meja dokter 1
9. Kursi dokter 1
10. Kursi pasien 1
11. Bed pasien 1
12. Rak susun 1
13. Tangga 1
14. Tempat sampah 1
15. Pesawat telfon 1
4 Poli 1. Bantal 1
Penyakit 2. Tempat tidur 1

6
Dalam 3. tempat duduk pasien 1
Dan Gizi 4. Kursi dokter 1
Klinik 5. Meja dokter 1
6. Tempat sampah medis 1
7. Tempat sampah non 1
medis 1
8. Lemari kaca 1
9. View rontgen medical 1
film
5 Poli 1. Komputer 1
Umum 1. Keyboard dan mouse 1
2. Bantal 1
2. Tempat tidur 1
3. Tempat duduk pasien 1
4. Kursi dokter 1
5. Meja dokter 1
6. Tempat sampah medis 1
7. Tempat sampah non 1
medis
8. Lemari kaca 1
9. Troli stainles 1
10. View rontgen medical 1
film
6 Poli Kulit 1. Bantal 1
Kelamin 1. Tempat tidur 1
Dan 2. Tempat duduk pasien 1
Kesehatan 3. Kursi dokter 1
Jiwa 4. Meja dokter 1
5. Tempat sampah medis 1
6. Tempat sampah non 1
medis
7. Lemari kaca 1
8. Troli satinles 1
9. View rontgen medical 1
film
10. Electrocouter 1
7 Poli gigi 1. Kursi dokter 1
2 . Meja dokter 1
3. Tempat sampah medis 1
4. Tempat sampah non 1
medis 1
5. view rontgen medical 1
8 Poli 1. Bantal 1
Jantung 1. Tempat tidur 1

7
2. Tempat duduk pasien 1
3. Kursi dokter 1
4. Meja dokter 1
5. Tempat sampah medis 1
6. Tempat sampah non 1
medis
7. Lemari 1
8. EKG 1
9. Treadmill case 1
10. Box emergency 1
9 Poli 1. Bantal 1
Bedah 1. Tempat tidur pasien 1
Umum 2. Tempat duduk pasien 1
3. Kursi dokter 1
4. Meja dokter 1
5. Tempat sampah medis 1
6. Tempat sampah non 1
medis
7. Lemari laci kecil 1
8. Troli stainles 1
9. Medical lamp 1
10. View rontgen medical 1
film
10 Poli Mata 1. Opthalmoscope 1
1. Set kaca mata 1
2. Bantal 1
3. Tempat tidur 1
4. tempat duduk pasien 1
5. Kursi dokter 1
6. Meja dokter 1
7. Tempat sampah medis 1
8. Tempat sampah non 1
medis
9. Lemari laci kecil 1
10. Proyektor 1
11. Remot SL 1
12. Lensa meter Trial 1
lenset 1
13. Istihara KT 1
14. Tonometer kotak 1
15. slip lamp 1
16. microscope 1
17. nierbeken 1
11 Poli Paru 1. spirometri 1

8
1. stetoskop 1
2. Bantal 1
3. Tempat tidur 1
4. tempat duduk pasien 1
5. Kursi dokter 1
6. Meja dokter 1
7. Tempat sampah medis 1
8. Tempat sampah non 1
medis
12 Poli THT 1. Audiometri 1
2. Printer audiometri 1
3. Kursi tindakan THT 1
4. Otoscope 1
5. View rontgen 1
6. Endoskopi 1
7. Kursi duduk pasien 1
8. Kursi dokter 1
9. Meja dokter 1
10. Tempat sampah non 1
medis 1
11. Tempat sampah
nonmedis 1
12. Lemari laci kecil
1
13 Poli 1. Tempat tidur pasien 1
Orthopedi 2. Bantal 1
3. Tempat duduk pasien 1
4. Kursi duduk dokter 1
5. Meja dokter 1
6. Tempat sampah medis 1
7. Tempat sampah non 1
medis
8. Lemari laci kecil 1
9. Troli stainles 1
10. View rontgen medical 1
film
14 Poli Saraf 1. Tempat tidur pasien 1
2. Bantal 1
3. Kursi duduk pasien 1
4. Kursi duduk dokter 1
5. Meja dokter 1
6. Tempat sampah medis 1
7. Tempat sampah non 1
medis

9
8. Lemari 1
9. View rontgen medical 1
film

BAB IV
TATA PELAKSANAAN PELAYANAN

Tata laksana pelayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya dikerjakan secara team work,
dilakukan sesuai asuhan keperawatan dan terdokumentasikan dengan baik.

1. Pasien Rawat Jalan


Setelah menerima rincian registrasi pasien yang didapat dari pasien setelah mendaftar di admisi,
perawat/bidan akan melakukan assessment dan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien dan
mengurutkan nomor antrian, sedangkan pasien kontrol rutin yang membawa lembar
pemeriksaan darah dan radiologi akan diarahkan untuk melakukan pemeriksaan tersebut
terlebih dahulu. Setelah ada hasil pasien akan diperiksa oleh dokter dan diberi resep atau
penunjang tambahan yang harus dilakukan. Saat pasien sudah selesai dari pemeriksaan dokter,
perawat/bidan akan mengarahkan pasien untuk menebus resep obat ke farmasi dan membayar
biaya konsultasi dokter yang saat itu dilakukan.

2. Pasien rencana Rawat Inap


Pasien yang dianjurkan untuk rawat inap setelah pemeriksaan dari dokter, akan dilakukan
pemeriksaan standar rawat inap Rumah Sakit seperti pemeriksaan laboratorium, EKG, dan atau
pemeriksan radiologi. Pasien atau keluarga akan diarahkan untuk mencari kamar/bangsal.
Setelah semua persiapan selesai dan hasil pemeriksan standar rawat inap ada hasil, maka
perawat/bidan akan mengantarkan pasien ke kamar rawat inap/bangsal dan melakukan operan
dengan perawat ruangan.

3. Alur Masuk Rawat Jalan

Pasien masuk ke Poliklinik

10
Perawat memeriksa kelengkapan administrasi,
melakukan assessment awal dan TTV,
memasukkan data pada status pasien,
mengarahkan pasien ke poli yang dituju.
DPJP memberikan
surat pengantar DPJP menulis
penunjang yang DPJP menganamnesa dan melakukan resep dan surat
pemeriksaan fisik.
diperlukan, lalu kontrol.
Ya
Tidak
memberikan resep Pasien menebus
atau menganjurkan Perlu penunjang? Tidak obat serta
pasien rawat inap membayar
administrasi
Perlu tindakan?
Ya Tidak
DPJP melakukan
tindakan di poli
atau tindakan ODC, Perlu Rawat
atau rawat inap Inap?
terlebih dahulu Ya

Perawat memberikan informasi dan


edukasi pada pasien untuk
melakukan prosedur Rawat Inap

BAB V
LOGISTIK

Perawat/Bidan akan melakukan permintaan barang pada bagian logistik sesuai dengan apa
yang dibutuhkan pada poliklinik. Di RS Satya Negara sudah terjadwal untuk permintaan
pada bagian logistik akan dilakukan setiap dua kali seminggu yaitu di hari rabu dan jumat.
11
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang


Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit tertanggal 10 -8-2010 maka perlu
dibuat suatu Tim K3RS di RS satya Negara. K3RS merupakan salah satu upaya untuk
12
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit khususnya dalam hal kesehatan dan keselamatan
bagi SDM dirumah sakit, pasien, pengunjung / pengantar pasien, masyarakat sekitar rumah
sakit.

A. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja/aktifitas
karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.

B. TUJUAN

1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS Satya Negara.


2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang beresiko
menyebabkan kecelakaan dan dapat menjadi bertambah tinggi.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN


1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi, yaitu :
a. Menganggap bahwa pasien, keluarga/pengunjung pasien maupun dirinya sendiri
dapat menularkan infeksi
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki
tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen
pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll.
c. Melakukan tindakan secara aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur
yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infus, dll .
d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sesuai dengan 6 langkah dan 5 moment
cuci tangan.
e. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
f. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :
1) Dekontaminasi dengan larutan klorin
2) Pencucian dengan sabun
3) Pengeringan
g. Menggunakan baju kerja yang bersih.
h. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus:
1) HIV/AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
2) Flu burung
2. Kewaspadaan standar perawat/bidan dalam menghadapi penderita dengan kasus
pandemi adalah :
a. Cuci tangan
Cuci tangan dilakukan dibawah air yang mengalir dengan menggunakan sikat
selama ± 5 menit, yaitu dengan menyikat seluruh telapak tangan maupun
punggung tangan.
13
b. Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah atau kontak dengan lingkungan pasien.
c. Memakai masker N95 atau minimal masker surgical
d. Menggunakan pelindung wajah/kaca mata goggle (bila diperlukan)
e. Menggunakan apron/gaun pelindung
f. Menggunakan sarung tangan
g. Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot)
h. Hepatitis B/C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
3. Bentuk pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilakukan di RS Satya Negara adalah
sebagai berikut:
a. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja
dengan membuka bantuan kepada SDM rumah sakit dengan penyesuaian diri baik
fisik maupun mental yang diperlukan antara lain :
1) Informasi umum rumah sakit dan fasilitas/sarana yang terkait dengan K3
2) Informasi tentang resiko dan bahaya khusus ditempat kerjanya
3) SPO kerja, SPO peralatan, SPO penggunaan alat pelindung diri dengan
kewajibannya
4) Orientasi K3 ditempat kerja
5) Melaksanakan pendidikan, pelatihan/promosi/penyuluhan kesehatan kerja
secara berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka
menciptakan budaya K3
b. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik
SDM rumah sakit :
1) Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi untuk SDM rumah
sakit yang dinas malam, perawat, petugas radiologi, petugas laboratorium, dll.
c. Melakukan koordinasi dengan Tim Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
mengenai penularan infeksi terhadap SDM rumah sakit dan pasien :
1) Pertemuan koordinasi
2) Pembahasan kasus
3) Penanggulangan kejadian infeksi nosokomial
d. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja :
1) Melakukan pemetaan (mapping) tempat kerja untuk mengidentifikasi jenis
bahaya dan besarnya resiko
2) Melakukan identifikasi SDM rumah sakit berdasarkan jenis pekerjanya, lama
pajanan dan dosis pajanan
3) Melakukan analisis hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus
4) Melakukan tindak lanjut analisis, pemeriksaan kesehatan (dianjurkan ke spesialis
terkait, rotasi kerja, merekomendasikan pemberian istirahat kerja)
e. Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan dengan
kesehatan kerja (pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi,
psikososial dan ergonomi)
f. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan K3RS yang disampaikan
kepada Direktur rumah sakit dan unit terkait di wilayah kerja rumah sakit
Disamping hal – hal diatas Rumah Sakit juga perlu memperhatikan masalah
pengelolaan limbah medis Rumah Sakit. Limbah medis rumah sakit termasuk dalam
kategori limbah yang berbahaya dan beracun yang sangat penting untuk dikelola dengan
14
benar. Sebagian limbah medis termasuk ke dalam kategori limbah berbahaya dan sebagian
lagi termasuk kategori limbah infeksius. Limbah infeksius biasanya berupa jaringan tubuh
pasien, jarum suntik, darah, verban, biakan kultur, bahan/perlengkapan yang bersentuhan
dengan penyakit menular/media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit
pasien. Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat akan beresiko terhadap penularan
penyakit. Beberapa resiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan rumah
sakit antara lain : penyakit menular (Hepatitis, diare, campak, AIDS, influensa), bahaya
radiasi (kanker, kelainan organik genetik), dan resiko bahaya kimia.
K3RS merupakan salah satu upaya untuk peningkatan mutu pelayanan rumah sakit
khususnya dalam hal kesehatan dan keselamatan bagi SDM dirumah sakit, pasien,
pengunjung/pengantar pasien, masyarakat sekitar rumah sakit. Maka diharapkan petugas
kesehatan/SDM rumah sakit khususnya perawat/bidan agar dalam melaksanakan
pelayanannya dapat menggunakan APD (alat pelindung diri).
.

BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Judul Ketersediaan pelayanan di Instalasi Rawat Jalan


Tujuan Tersedianya pelayanan rawat jalan oleh tenaga yang
kompeten dirumah sakit sesuai dengan kelas rumah sakit.
Dimensi Mutu Akses, kesinambungan pelayanan
Definisi Operasional Ketersediaan pelyanan adalah jenis-jenis pelyanan rawat jalan
15
yang disediakan oleh rumah sakit sesuai dengan klasifikasi
rumah sakit
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Periode Analisa 1 bulan
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Jalan
pengumpul data

BAB VIII
PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat jalan adalah bagian pelayanan dari Rumah Sakit Satya
Negara yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan pemenuhan target finansial saja,
tetapi sebuah pelayanan yang mengedepankan akan kasih dan mengutamakan keselamatan pasien
dengan cara meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan ataupun pelatihan –
pelatihan. Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan ini pelayanan di Instalasi Rawat Jalan
dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.
16
17

Anda mungkin juga menyukai