PEDOMAN
PELAYANAN RADIOLOGI (RIR) TERINTEGRASI
i
DAFTAR ISI
ii
DINAS KESEHATAN ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. MIDIYATO SURATANI
TENTANG
KEBIJAKAN PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI
KEPALA RUMKITAL Dr. MIDIYATO SURATANI
iii
3. Keputusan Menteri Kesehatan Peraturan RI No.
780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Radiologi.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Tanjungpinang
Pada Tanggal 03 Januari 2022
Karumkital Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang
iv
DINAS KESEHATAN ANGKATAN LAUT Lampiran Keputusan Kepala Rumkital
RUMKITAL Dr. MIDIYATO SURATANI Dr. Midiyato Suratani
Nomor Kep/10/I/2022
Tanggal 03 Januari 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rumkital Dr. Midiyato Suratani merupakan rumah sakit TNI tingkat II dengan
berbagai kemampuan pelayanan spesialisasi maupun subspesialisasi, sehingga tentu
saja menjadi rumah sakit rujukan yang di tuntut mampu mewujudkan diri sebagai pusat
pelayanan kesehatan tersier. Dalam praktiknya, memang rumah sakit ini merupakan
pusat rujukan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan TNI di wilayah Indonesia Barat.
Rumkital Dr. Midiyato Suratani merupakan salah satu instansi pelayanan
kesehatan yang senantiasa berupaya mewujudkan pelayanan kepada pasien dengan
sebaik-baiknya. Berbagai kasus penyakit yang memerlukan penangannan, tidak hanya
berupa pelayanan rawat jalan dan rawat inap, namun meliputi pula upaya tindakan
penunjang medis berupa pelayanan radiologi. Oleh karena itu perlu dibentuk suatu
Instalasi pelayanan yang secara khusus merencanakan, melaksanakan, dan
menganalisis evaluasi kegiatan Radiologi tersebut.
Pedoman ini pada dasarnya mengatur ketentuan, pola kerja, sistem manajerial
dan sistem evaluasi secara umum, yang tidak dapat dipisahkan dari kumpulan prosedur
standar sebagai petunjuk teknis dan penjabaran dari pedoman ini.
Dengan dilaksanakannya pedoman ini oleh seluruh komponen pelayanan
radiologi, diharapkan hasil kegiatan pelayanan radiologi di rumkital Dr. Midiyato Suratani
dapat senantiasa diupayakan seoptimal mungkin, dan meminimal resiko negative yang
mungkin ditimbulkannya.
1
2. Tujuan Pedoman
a. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan Radiologi berkualitas, baik dari segi teknis maupun segi
pelayanan publik yang dapat digunakan sebagai acuan meningkatkan dan
mempertahankan pelayanan terbaik di Wilayah Indonesia Barat.
b. Tujuan Khusus
1) Memberikan pelayanan komprehensif yang berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi modern ditunjang dari aspek etika kedokteran.
2) Meningkatkan kinerja team dan melaksankan konsep pelayanan yang berkualitas
(excellent service) dengan mengedepankan pola piker manfaat serta kebutuhan
bagi customer.
3) Memberikan pelayanan radiologi yang memenuhi standar jaminan kualitas dan
menjamin tingkat keakurasian diagnosa bagi klinisi yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagai produk pelayanan medik radiodiagnostik.
4) Sebagai rumah sakit rujukan, baik dalam pelayanan medik maupun
pengembangan ilmu dan teknologi.
4. Batasan Operasional
Batasan operasional Instalasi radiologi di rumkital Dr. Midiyato Suratani yang
dipakai dalam penentuan standar jenis pemeriksaan adalah :
a. Jenis sarana pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik.
2
b. Kebutuhan pemeriksaan oleh masyarakat
c. Kemampuan dan jenis peralatan yang tersedia.
d. Jenis sumber daya manusia yang ada.
Berdasarkan jenis sarana pelayanan kesehatan, jenis pemeriksaan radiologi
diagnostik yang dilakukan di rumkital Dr. Midiyato Suratani adalah :
a. Sistem gastro intestinalis dan hepatobiliaris
b. Sistem urogenital
c. Sistem respiratorius
d. Sistem reproduksi
e. Organ superfisial (Mammae, thyroid, parotis dan lainnya)
f. Sistem muskuloskeletal
g. Sistem saraf
h. Sistem kardiovaskuler
5. Landasan Hukum
a. Undang-Undang Pokok Kesehatan No. 23 Tahun 1992
b. UU No. 10 tahun 1997 tentang ketenaganukliran
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 780/Menkes/Per/VIII/2008 tentang
penyelenggaraan Pelayanan Radiologi
d. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1014/Menkes/SK/XI/2008 tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
e. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1250/Menkes/SK/XIi/2009 tentang
Pedoman Kendali Mutu (Quality Control) Peralatan Radiodiagnostik.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Tabel 2.1
Pola Ketenagaan Instalasi Radiologi Rumkital Dr. Midiyato Suratani
Tanjungpinang Tahun 2022
4
Tabel 2.2
Pola Ketenagaan Instalasi Radiologi Rumah Sakit Tipe B
Berdasarkan Kepmenkes No. 1014 Tahun 2008
Tabel 2.3
Analisa Situasi Pola Ketenagaan Instalasi Radiologi Rumkital
Dr. Midiyato S Tanjungpinang Tahun 2022
7. Distrubusi Ketenagaan
Pendistribusian tenaga sesuai dengan kompetensi yang mana anggota Instalasi
radiologi terdiri dari 2 orang spesialis radiologi, 3 orang radiografer, 1 orang PPR dan
tehnik elektromedis, 1 orang perawat dan 2 orang petugas administrasi. Untuk
kelengkapan jumlah anggota, direncanakan adanya penerimaan anggota sesuai dengan
bidang yang dibutuhkan.
8. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga diInstalasi radiologi yaitu 1x24 jam, hal ini dikarenakan
kurangnya ketenagaan di Instalasi radiologi rumkital Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang.
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
9. Denah Ruang
Pendekatan yang dipakai dalam menetapkan jenis dan luas ruangan adalah :
a. Fungsi ruangan/jenis kegiatan
b. Proteksi terhadap bahaya radiasi bagi petugas, pasien, lingkungan
c. Efisiensi
Gambar 3.1
Denah Ruang Radiologi Pesawat I Rumkital Dr. Midiyato Suratani
PINTU 1
C
5.8 M PINTU 2
B
RUANG
OPERATOR
PRINTER
D 7M
E : ATAS
F : BAWAH
Keterangan :
A. Kanan : Ruang Operator D. Belakang : Halaman
B. Kiri : Ruang UPS E. Atas : Lantai 2
C. Depan : Koridor F. Bawah : Lantai
7
Gambar 3.2
Denah Ruang Radiologi Pesawat 2 Rumkital Dr. Midiyato Suratani
6.5 M
A
D
C
5.8 M
PINTU 1
RUANG
PINTU 3 OPERATOR
PINTU 2 B
Keterangan :
A. Kanan : IGD
B. Kiri : Ruang Operator CT Scan
C. Depan : Koridor
D. Belakang : Halaman
E. Atas : Lantai 2
F. Bawah : Lantai
8
Gambar 3.3
Denah Ruang Radiologi Pesawat 3 Rumkital Dr. Midiyato Suratani
6.5 M
A
D
C
5.8 M
PINTU 1
RUANG
PINTU 3 OPERATOR
PINTU 2 B
Keterangan :
A. Kanan : IGD
B. Kiri : Ruang Operator CT Scan
C. Depan : Koridor
D. Belakang : Halaman
E. Atas : Lantai 2
F. Bawah : Lantai
9
Persyaratan ruangan :
a. Letak Instalasi radiologi hendaknya mudah dijangkau dari ruangan gawat darurat,
perawatan intensive care, kamar bedah dan ruangan lainnya.
b. Di setiap Instalasi radiologi dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan alarm
sesuai dengan kebutuhan.
c. Suhu ruang pemeriksaan 20-24 °C dan kelembaban 40 - 60 %.
d. Suhu untuk alat sesuai dengan kebutuhan alat tersebut.
Tabel 3.1
Data Ruang Radilogi Pesawat I Rumkital Dr. Midiyato Suratani
10
Table 3.2
Data Denah Ruang Radiologi Pesawat I Rumkital Dr. Midiyato Suratani
Tabel 3.3
Data Ruang Radilogi Pesawat 2 Rumkital Dr. Midiyato Suratani
11
Data Tabung
Merk tabung Siemens AG
Tipe tabung 03345209/Optitop 150/40/80HC
No.seri tabung 806501456
Beda tegangan maksimum (kV) 133 kV
Arus (mA) maksimum 500 mA
Arus waktu (mAs) maksimum 800 mAs
Tabel 3.4
Data Ruang Radilogi Pesawat 3 Rumkital Dr. Midiyato Suratani
12
Table 3.5
Data Denah Ruang Radiologi Pesawat 2 & 3 Rumkital Dr. Midiyato Suratani
13
Tabel 3.6
Jenis Peralatan Rumah Sakit Tipe B
Berdasarkan Kepmenkes No. 1014 Tahun 2008
14
proteksi radiasi : minimal 2 apron. Beroda,
dengan atau tanpa battery
6 Mammography Analog / digital, stereotactic, system bucky 1 Unit
18 x 24, 24 x 30, magnification device,
stereotactic device, compression system
(manual atau motorized), radiation shield.
7 C-arm Digital atau analog, x-ray generator high 1 Unit
frequency, KV range 40 – 120, mA range 25
– 100, exposure time 0.02 – 5 sec. II
diameter 20 – 35 cm, TV monitor min 17
inch, cassette holder suites 24 x 30, DICOM
3, Carm free space rotation, vertical,
Horizontal
8 Panoramic/Ceph CCD System, High Tension Generator 1 Unit
Alometri (Direct current rectifying method; X-ray tube
focal spot : 0.5mm x 0.5mm; tube voltage :
85kV (57-85kV); tube current : 12 mA;
Exposure time : 12-16 sec (panoramic
mode), 0.2-4 sec (TMJ dan Cephalo mode);
inherent filtration : more than 2.5mm
Alequivalent; Film size : 150mmx300mm
(panoramic mode), 240mmx300mm (cephalo
mode); power requirement : AC 100V,
50/60Hz.
9 Dental X-ray Digital; Focal spot : 0.7mm x 0.7mm; tube 1 Unit
voltage : 60-70kV; tube current : 4-7 mA;
exposure time 0.01 – 3.2 sec; Total filtration :
2.0 mmAl; half value layer : 1,5 mmAl.
10 Peralatan protektif Lead apron, tebal 0.25 - 0,5 mm Pb, Sarung Sesuai
radiasi tangan, 0.25 – 0.5 mm Pb Kaca mata Pb, 1 kebutuhan
mm Pb Pelindung tiroid Pb, 1 mm Pb
15
Pelindung gonad Pb, 0.25 – 0.5 mm Pb
Tabir mobile minimal 200 cm (t)x100 cm (l)
setara 2 mm Pb, ukuran kaca sesuai
kebutuhan, tebal 2 mm Pb
11 Perlengkapan Surveimeter Digital Pocket Dosimeter Film Sesuai
proteksi radiasi badge/TLD, jumlah sesuai jumlah pekerja kebutuhan
12 Quality Beam alignment test tool, densitometer, Sesuai
Assurance dan sensitometer, collimator tool, automatic kebutuhan
Quality Control beam analyzer, safe light test, termometer
untuk cairan processing film, alat pengukur
suhu dan kelembaban sesuai kebutuhan alat
13 Emergency kit Peralatan dan obat-obatan untuk RJP sesuai Sesuai
dengan standar anestesi kebutuhan
14 Kamar gelap Automatic processor ID Camera/labelling 2 Unit
1 Unit
15 Alat pelindung Sarung tangan karet, masker, celemek Sesuai
Diri plastik, head cap kebutuhan
16 Viewing box Double bank, sesuai kebutuhan Sesuai
kebutuhan
16
Tabel 3.7
Jenis Peralatan Rumkital Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang
17
40 – 150 KV Generator
6 Mobile x-ray Punya 2 tuas tangkai tube agar Ada
pergerakan dapat leluasa Kekuatan 30 – (2 unit)
100 KV, minimal 100 mA Kelengkapan
proteksi radiasi : minimal 2 apron. Beroda,
dengan atau tanpa battery
7 Mammography Analog / digital, stereotactic, system bucky Tidak Ada
18 x 24, 24 x 30, magnification device,
stereotactic
device, compression system (manual atau
motorized), radiation shield
8 C-arm Digital atau analog, x-ray generator high Ada
frequency, KV range 40 – 120, mA range 25 (2 unit)
– 100, exposure time 0.02 – 5 sec. II
diameter 20 – 35 cm, TV monitor min 17
inch, cassette holder suites 24 x 30, DICOM
3, Carm free space rotation, vertical,
Horizontal
9 Panoramic/Ceph CCD System, High Tension Generator Ada
Alometri (Direct current rectifying method; X-ray tube
focal spot : 0.5mm x 0.5mm; tube voltage :
85kV (57-85kV); tube current : 12 mA;
Exposure time : 12-16 sec (panoramic
mode), 0.2-4 sec (TMJ dan Cephalo mode);
inherent filtration : more than 2.5mm
Alequivalent; Film size : 150mmx300mm
(panoramic mode), 240mmx300mm (cephalo
mode); power requirement : AC 100V,
50/60Hz.
10 Dental X-ray Digital; Focal spot : 0.7mm x 0.7mm; tube Ada
voltage : 60-70kV; tube current : 4-7 mA;
exposure time 0.01 – 3.2 sec; Total filtration :
18
2.0 mmAl; half value layer : 1,5 mmAl.
11 Peralatan protektif Lead apron, tebal 0.25 - 0,5 mm Pb, Sarung Apron
radiasi tangan, 0.25 – 0.5 mm Pb Kaca mata Pb, 1 (dewasa
mm Pb Pelindung tiroid Pb, 1 mm Pb 18 buah,
Pelindung gonad Pb, 0.25 – 0.5 mm Pb anak 4
Tabir mobile minimal 200 cm (t)x100 cm (l) buah),
setara 2 mm Pb, ukuran kaca sesuai Sarung
kebutuhan, tebal 2 mm Pb tangan 12
set,
Kacamata,
gonad,
pelindung
tiroid
belum ada
12 Perlengkapan Surveimeter Digital Pocket Dosimeter Film 10 buah
proteksi radiasi badge/TLD, jumlah sesuai jumlah pekerja
13 Quality Beam alignment test tool, densitometer, 6 buah
Assurance dan sensitometer, collimator tool, automatic
Quality Control beam analyzer, safe light test, termometer
untuk cairan processing film, alat pengukur
suhu dan kelembaban sesuai kebutuhan alat
14 Emergency kit Peralatan dan obat-obatan untuk 1 buah
RJP sesuai dengan standar anestesi
15 Alat pelindung Sarung tangan karet, masker, celemek Sesuai
Diri plastik, head cap. kebutuhan
16 Viewing box Double bank, sesuai kebutuhan 2 buah
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa Rumkital Dr. Midiyato Suratani
Tanjungpinang sudah mulai lengkap, hanya ada satu alat yang belum terlengkapi yaitu
Mammography, namun akan diusulkan untuk pengajuan peralatan-peralatan tersebut.
19
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
20
d. Setiap pasien didaftar dan dibuatkan catatan medik/status tersendiri dengan nomor
indeks/status sesuai dengan ketentuan registrasi sarana pelayanan yang
bersangkutan.
e. Pelayanan radiologi klinik selama 24 jam, 7 (tujuh) hari seminggu, sesuai
dengan kebutuhan pasien.
f. Setiap tindakan yang dapat menimbulkan risiko (sesuai dengan ketentuan umum
pelayanan medis) terhadap pasien disertai surat persetujuan (informed consent).
g. Setiap tindakan dilakukan oleh petugas yang berkompeten.
h. Penanggung jawab hasil pembacaan dan atau pemeriksaan radiologi adalah dokter
spesialis radiologi atau dokter yang memiliki kompetensi terbatas yang ditetapkan oleh
Kolegium Dokter Spesialis Radiologi disertai rekomendasi dari Perhimpunan Dokter
Spesialis Radiologi Indonesia.
i. Pembacaan hasil pemeriksaan radiologi diagnostik dapat dilakukan dengan
menggunakan sarana teleradiologi sesuai dengan Standar Pelayanan Teleradiologi
PDSRI.
j. Hasil pembacaan telah diterima oleh pelanggan/klien dalam waktu paling lambat 24
jam.
k. Hasil pembacaan/diagnosa pasien dicatat dalam catatan medik .
l. Petugas administrasi menyimpan arsip tanda lulus, ijasah dan sertifikat tenaga yang
bekerja di departemen/instalasi radiologi diagnostik sesuai prosedur yang berlaku.
21
radiologi rujukan yang telah dituntuk oleh rumah sakit melalui perjanjian kerkasama.
Pelayanan Radiologi adalah pelayanan kesehatan yang menggunakan energi
pengion dan non pengion, baik dalam bidang diagnostik maupun bidang terapi (di
Rumkital Dr. Midiyato Suratani pelayanan diagnostik), dengan tujuan peningkatan mutu
pelayanan medik kedokteran dan terlaksananya pelayanan secara cepat, tepat dan dan
efisien terhadap pasien di bagian radiologi, khususnya anggota TNI, PNS dan keluarga
serta masyarakat sekitar Tanjungpinang pada umumnya.
Prosedur pelayanan :
a. Kebijakan dan prosedur tata kerja
1) Pemeriksaan radiologi dilakukan berdasarkan permintaan dari dokter. Pasien
membawa surat permintaan pemeriksaan radiologi, baik dari dokter praktik swasta
atau dokter poliklinik rumkital maupun dokter ruangan yang merawat. Pada surat
permintaan pemeriksaan radiologi harus dicantumkan keadaan klinis / diagnosa
klinis dan jenis pemeriksaan yang diminta.
2) Tanggung jawab hasil pemeriksaan radiologi adalah dokter spesialis radiologi,
radiografer bertanggung jawab dalam pembuatan radiografi / foto rontgen.
3) Jadwal pelaksanaan pemeriksaan radiologi dilaksanakan pada saat jam dinas
(07.00 – 15 WIB), diatas jam 15.00 WIB Cito dengan petugas jaga pada hari itu.
22
umum maka pasien melakukan pembayaran terlebih dahulu di kasir, baru
dilakukan pemriksaan.
c) Untuk pasien gawat darurat dapat langsung dilakukan pemeriksaan bila ruang
pemeriksaan kosong atau menunggu sesaat setelah pasien di ruang
pemeriksaan selesai dilakukan tindakan.
2) Rawat inap
Pasien dari bangsal di antar perawat, datang ke Instalasi Radiologi lalu melapor ke
admin,admin akan mengecek data pasien di SIMRS. untuk pemeriksaan tanpa
kontras dapat langsung dilakukan,. sedangkan jika pemeriksaan memerlukan
kontras perawat akan mendaftarkan ke radiologi melalui telpon sehari sebelumnya,
dan petugas radiologi akan memberi penjelasan tentang persiapan dan
penjadwalan kapan waktu pelaksanaan pemeriksaan akan dilakukan. Setelah
pemeriksaan selesai petugas radiologi akan menelpon perawat untuk mengambil
hasil tersebut.
3) Pasien dari luar
Pasien dari luar melakukan pendaftaran di bagian pendaftaran administrasi setelah
mendapatkan no RM lalu Kembali ke radiologi (administrasi) dengan membawa
surat permintaan pemeriksaan. Dibagian administrasi radiologi dilakukan
pemeriksaan kembali di SIM serta kelengkapan administrasi (surat permintaan, jika
pasien umum kwitansi pembayaran, jika pasien tagihan atau BPJS, maka
kelengkapan persyaratan BPJS). Untuk pemeriksaan yang tidak menggunakan
media kontras bisa langsung dikerjakan, bila pemeriksaan menggunakan media
kontras petugas radiologi akan memberi penjelasan tentang persiapan, dan
penjadwalan kapan pemeriksaan akan dilakukan.
4) Untuk pasien yang akan dilakukan pemeriksaan dengan kontras, dibuat perjanjian
terlebih dahulu (informed concent).
5) Hasil pemeriksaan yang tidak memerlukan ekspertise atau dibaca oleh Radiolog
dapat langsung diambil beberapa saat setelah film diproses kecuali hasil foto yang
perlu dibaca diambil sekitar 3-4 jam setelah pemeriksaan.
6) Untuk pasien cito, hasil pemeriksaan dapat diambil sekitar 20 menit setelah
pemeriksaan.
7) Pelayanan radiologi dan diagnostik imaging di luar rumah sakit
23
a) Untuk Pasien Poli Rawat Jalan :
Dokter Penanggung jawab Pasien /DPJP memberi penjelasan adanya
pemeriksaan radiologi dan diagnostik imaging diluar rumah sakit.
Kemudian pasien dapat segera ke radiologi, diradiologi pasien tersebut
akan diberi penjelasan bahwa pemeriksaan yang diminta dokter tidak dapat
dilakukan di radiologi Rumkital Dr. Midiyato Suratani sehingga pemeriksaan
akan dikerjakan diradiologi rujukan sehingga memerlukan biaya tertentu.
Apabila pasien atau keluarga setuju maka pasien menadatangani surat
persetujuan tindakan.
Selanjutnya petugas radiologi akan berkordinasi dengan radiologi rujukan
mengenai pemeriksaan sampai selesainya pemeriksaan.
Setelah itu pasien menuju radiologi rujukan untuk dilakukan pemeriksaan.
Pasien menunggu sampai hasil pemeriksaan selesai, kemudian hasil
tersebut dibawa kembali oleh pasien ke radiologi Rumkital Dr. Midiyato
Suratani untuk dilaporkan dan didokumentasikan oleh petugas radiologi.
24
Perawat melaporkan kembali ke petugas radiologi bahwa pemeriksaan telah
dilaksanakan.
Hasil pemeriksaan yang telah selesai diambil oleh petugas radiologi dan
kemudian petugas radiologi memberitahukan kepada perawat ruangan.
Perawat ruangan mengambil hasil tersebut dan dilaporkan kepada dokter
DPJP.
c) Untuk Pasien IGD
Dokter memberikan penjelasan adanya pemeriksaan radiologi dan
diagnostik imaging diluar rumah sakit karena pemeriksaan tidak dapat
dilakukan di radiologi Rumkital Dr. Midiyato Suratani sehingga pemeriksaan
akan dikerjakan diradiologi rujukan dan memerlukan biaya tertentu
Apabila pasien atau keluarga setuju maka pasien menadatangani surat
persetujuan tindakan.
Selanjutnya perawat IGD akan berkoordinasi dengan petugas radiologi.
Petugas radiologi akan berkordinasi dengan radiologi rujukan mengenai
pemeriksaan yang akan dilakukan.
Setelah itu petugas radiologi akan berkoordinasi kembali dengan perawat
IGD bahwa pasien dapat dilakukan pemeriksaan.
Setelah itu pasien menuju radiologi rujukan diantar oleh perawat IGD yang
sedang bertugas untuk dilakukan pemeriksaan.
Setelah selesai perawat membawa pasien kembali ke rumah sakit.
Perawat melaporkan kembali ke petugas radiologi bahwa pemeriksaan telah
dilaksanakan.
Hasil pemeriksaan yang telah selesai diambil oleh petugas radiologi dan
kemudian petugas radiologi memberitahukan kepada perawat IGD.
Perawat IGD mengambil hasil tersebut dan dilaporkan kepada dokter DPJP.
25
b) Dokter memberitahu bahwa pemeriksaan rujukan dilakukan di radiologi rujukan
yang sudah memiliki kerjasama dengan radiologi Rumkital Dr. Midiyato
Suratani.
c) Apabila pasien setuju maka pasien menandatangani surat persetujuan
pemeriksaan dan formulir pemberian informasi atau edukasi.
d) Pemeriksaan rujukan cito dapat dilakukan selama 24 jam.
e) Sedangkan yang tidak cito pemeriksaan dapat dilakukan muai jam 07.00 Wib
s/d jam 15.00 wib.
1 2
LOKET KAMAR
RADIOLOGI
PASIEN FOTO
6
3
5
7
RUANG RUANG BACA 4 PROSES
DOKTER PERCETAKAN
FILE FILM
Keterangan :
Pasien mendaftar foto rontgen pada loket radiologi dan di loket akan didaftar dan
diarahkan ke kamar rontgen sesuai jenis pemeriksaannya, setelah dilaksanakan
rontgen, film akan diproses oleh petugas dan di bawa ke ruang dokter untuk dilakukan
ekspertise, setelah selesai akan dibawa lagi ke loket dan diberikan kepada pasien, file
rangkap kedua hasil ekxpertise akan dimasukkan ke dalam tempat file.
c. Pengambilan Hasil
1) Hasil pemeriksaan yang tidak memerlukan ekspertise atau dibaca oleh Radiolog
dapat langsung diambil beberapa saat setelah film diproses kecuali hasil foto yang
perlu dibaca diambil sekitar 3-4 jam setelah pemeriksaan.
26
2) Untuk pasien cito, hasil pemeriksaan dapat diambil sekitar 20 menit setelah
pemeriksaan.
3) Setiap pengambilan hasil harus menyertakan bukti pengambilan hasil atau kwitansi
pembayaran.
4) Bagi pasien rawat inap hasil foto akan diambil petugas/perawat ruangan dan
diharuskan mengisi buku ekspedisi pengambilan hasil.
27
evaluasi paparan radiasi yang terukur masing-masing personil radiologi.
c) Hasil evaluasi paparan radiasi tersebut ditulis/diketik pada kartu dosis masing-
masing personil radiologi.
d) Bila ada nilai paparan radiasi yang melebihi dari nilai batas yang ditentukan,
maka harus di evaluasi lebih lanjut dan karyawan tersebut dlam pengawasan
pihak kesehatan rumah sakit.
e) Dokumen paparan radiasi disimpan oleh PPR yang berwenang terhadap
masalah proteksi radiasi.
28
a) Media kontras positif kontras yodium
Kontras yodium terbagi menjadi dua, yaitu kontras ionik, umumnya mempunyai
osmolalitas tinggi,misalnya Urografin dan kontras non ionic yang mempunyai
osmolalitas yang rendah,misal iopamiro,omnipaq.
b) Media kontras negatif berupa udara dan CO2.
2) Efek samping dari media kontras disebabkan oleh efek
kemotoksisitas,osmolalitas,dan balans ion.Efek samping penggunaan media
kontras umumnya terdiri atas :
a) Efek samping umum,seperti : mual,muntah,reaksi alergi, sampai syok.
b) Efek yang ditimbulkan oleh perbedaan osmolalitasnya seperti nyeri, panas,
bradikardi, atau vasodilatasi.
Tingkatan efek samping yang bisa temeliputi :
a) Efek samping ringan , seperti ; urtikaria,mual atau muntah
b) Efek samping sedang ,seperti sesak nafas.
c) Efek samping berat : syok, oedem laring dan kejang-kejang
Sebagian besar efek samping ini terjadi pada 5 menit pertama setelah
penyuntikan. Efek samping lambat, terjadi setelah beberapa jam atau beberapa
hari pasca pemberian kontras, misalnya timbulnya eritema dan parotitis.
Penatalaksanaan shock anafilaktik
a) Tidurkan penderita dengan segera.
b) Suntikan segera adrenalin 1: 10.000 sebanyak 0,25-0,30 ml secara IM
teoritis hal ini lebih cepat bekerjanya dari pada suntikan subcutan , karena pada
penurunan tekanan darah pada penurunan tekanan darah vaskularisasi
kedaerah kulit sangat defisien. Hindarkan penggunaan adrenalin 1/10.000 lebih
dari 0,4-0,5 ml, dan jangan sekali-kali memberi sebanyak 1,0 ml . pemberian
adrenalin yang berlebihan dapat menimbulkan reaksi paradoksal dimana
komponen beta dari adrenalin yang bersifat vasodilatasi terhadap pembuluh
darah otot skelet dapat menjadi dominan sehingga dapat memperburuk
keadaan tekanan darah.
c) Bila tekanan darah tidak terukur pasien diberikan adrenalin 0,3 ml intrakardial
d) Sediakan ganjal /balok kayu tempat tidur setinggi 15 cm, dan taruhlah di bawah
kaki tempat tidur dibagian kaki, sehingga tercapai sikap trendelenburg.
29
e) Tekanan darah segera dimonitor
f) Suntikan adrenalin 0,25 – 0,3 ml perlu diulangi beberapa kali tiap 7-10 menit.
Bila tekanan darah sistolik belum mencapai 90-100 mmHg dan bila frekwensi
jantung belum melebihi kira2 90 x/ menit umumnya mengatasi syok
anafilaktif diperlukan kira-kira 1-4 x suntikan adrenalin 0,25-0,3 ml.
g) Hydrokortison IM atau deksametason IM / IV boleh diberiakan, namun
manfaatnya tidak dapat menggantikan adrenalin.
h) Pemberian antihistamin IM tidak efektif dan tidak dianjurkan.
i) Mengirim penderita ke RS dalam keadaan gawat/ tidak transportable/ tidak
stabil merupakan tindakan yang tidak bijaksana karena dapat meninggal
diperjalanan. Seandainya hal ini dikerjakan harus dikawal dokter sendiri dalam
sikap trendelenburg dan disediakan adrenalin, awasi penderita sama sekali
tidak boleh diangkut dalam posisi duduk.
j) Infus dengan dekstran / garam faali merupakan tindakan sekunder yang
mungkin dapat memberikan komplikasi bila sirkulasi darah pulih kembali,
terutama pada penderita lanjut usia.
k) Bila tekanan darah sistolik telah mencapai 90-100 mmHg penyuntikan ulang
adrenalin tidak perlu daan terlalu cepat, tapi sebaiknya diobservasi dulu.
l) Penderita jangan disuruh pulang terlalu cepat, jika perlu pasien dirawat
inapkan. Jika memungkinkan pasien dipersilahkan duduk, berdiri, berjalan dan
diobservasi dengan seksama.
30
i. Indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan dengan media kontras
1) Pemeriksaan Cystografi
Indikasi : tumor buli-buli, rupture buli, divertikel, neurogenic bladder, hipertropy
prostat, sistitis kronis,tumor sekitar buli.
Kontra Indikasi : infeksi akut saluran kemih
2) Pemeriksaan Uretrografi
Indikasi : sama seperti indikasi cystografi,striktur uretra,ruptur uretra
Kontra Indikasi : infeksi akut saluran kemih
3) Pemeriksaan Histerosalphingografi (HSG)
Indikasi : infertilitas,perdarahan intra uterin yang abnormal, abortus berulang,post
section Caesar, melihat patensi tuba post sterilisasi,massa intrauterine,
mengetahui kelainan bawaan uterus,translokasi IUD.
Kontra Indikasi : kehamilan,infeksi(salphongitis,vaginitis,dsb) alergi kontras, post
menstruasi karena kemungkinan vascularisasi bertambah.
4) Pemeriksaan Fistulografi
Indikasi : melihat saluran yang abnormal/ fistel.
Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap kontras, saluran fistul tertutup
j. Pemeriksaan CT Scan
Merupakan pemeriksaan radiografi yang menggunakan modalitas Computer
Tomografi Scan.Pemeriksaan ini terdiri dari pemeriksaan tanpa memakai media
kontras dan pemeriksaan yang menggunakan media kontras.
1) Jenis Pemeriksaan CT Scan Tanpa Kontras :
a) Ct Scan Kepala
b) Ct Scan Nasopharing
c) Ct Scan Sinus Paranasal
d) Ct Scan Vertebrae / Tulang Belakang
e) Ct Scan Thorax
f) Ct Scan Abdomen Atas
g) Ct Scan Abdomen Bawah
h) Ct Scan Extremitas Atas
i) Ct Scan Extremitas Bawah
31
j) Ct Scan Cardiac
k. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG dilakukan oleh dokter spesialis radiologi, dokter spesialis jantung,
dan dokter spesialis penyakit dalam yang sudah mempunyai kompetensi dan disertai
dengan hasil ekspertise. Pengaturan jadwal pemeriksaan dan persiapan dilakukan
oleh petugas radiologi bagian USG. Pemeriksaan USG kandungan dilakukan oleh
dokter spesialis kandungan yang sudah mempunyai kompetensi dibidang
pemeriksaan USG kandungan dan tidak disertai hasil ekspertise.
Pemeriksaan Ultra Sonografi yang bisa dilakukan :
1) USG Abdomen Atas/Bawah
2) USG Thyroid
3) USG Ginjal /VU/ Prostat
4) USG Testis
5) USG Vasculer /Pembuluh darah
6) USG Thorax
7) USG Musculos skeletal
8) USG Kepala
9) USG Mammae
32
h. Pemeriksaan MRI
Merupakan pemeriksaan radiologi yang menggunakan magnet, gelombang radio, dan
komputer untuk menghasilkan gambar anatomi atau pun kelainan yang ada ditubuh.
a. Pemeriksaan MRI tanpa kontras yang bisa dilakukan anatra lain :
1) MRI Brain, MRA, MRV dan ASL
2) Extremitas Atas dan Bawah
3) MRI Tulang-tulang Vertebrae
4) MRI Abdomen Atas dan Bawah
5) MRI Pelvis
6) MRCP
b.Pemeriksaan MRI dengan Kontras :
1) MRI Brain
2) MRI Extremitas
3) MRI Abdomen Atas dan Bawah
4) MRI Pelvis
33
Prinsip penyimpanan dokumen :
1) Semua dokumen yang disimpan dalam bentuk rangkap asli.
2) Berkas rekam medik pasien berobat jalan disimpan selama 5 tahun sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam
Medis.
Pemusnahan dokumen :
Sebelum dimusnahkan, ambil informasi-informasi yang utama terlebih dahulu.
Pelaksanaan pemusnahan ada Berita Acara yang berisi :
1) Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan.
2) Penanggung jawab/otorisasi pemusnahan dokumen.
34
h. Pemberian interpretasi/hasil diagnosa/expertise/jawaban medis atas hasil radiographi
dilakukan oleh dokter spesialis radiologi sesuai dengan batas kewenangannya.
i. Semua pemeriksaan dan tindakan yang menggunakan bahan kontras radiografi guna
kepentingan medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilengkapi dengan surat
persetujuan pasien (inform concent) setelah teriebih dahulu pasien/keluarga pasien
diberikan penjelasan tentang resiko tindakan medik yang akan dilakukan serta resiko
pemakaian bahan kontras radiografi.
j. Semua pekerja radiasi yang melakukan pemeriksaan medik radiasi diwajibkan
memakai personal monitoring radiasi yang secara berkala di ukur besarnya paparan
radiasi yang diterima oleh setiap pekerja radiasi.
k. Pemeriksaan dan tindakan radiologi harus dilakukan di ruang radiologi kecuali untuk
kasus-kasus tertentu yang karena sesuatu hal menurut keputusan secara medis tidak
mungkin dilakukan di ruang radiologi dapat dilakukan di ruangan (Bed Foto/Cito Bed)
dengan tetap memperhatikan manfaat dan resiko serta keselamatannya terhadap
pasien dan pekerja disekitarnya.
l. Semua pemeriksaan radiologi dilakukan oleh tenaga kesehatan bidang radiologi yang
telah mendapat pendidikan formal bidang radiologi sesuai dengan kompetensinya.
35
BAB V
LOGISTIK
36
b. Permintaan barang ke bagian perbekalan
Adapun alur permintaan barang Instalasi Radiologi ke bagian perbekalan adalah
sebagai berikut :
1) Petugas Instalasi Radiologi mengisi formulir permintaan ATK, ART dan sampul
dengan persetujuan dari Penanggung Jawab Instalasi Radiologi
2) Petugas Instalasi Radiologi menyerahkan formulir amprahan yang telah disetujui
ke petugas perbekalan. Kemudian petugas merekap permintaan barang radiologi
dan menyiapkan barang yang diminta.
3) Petugas Instalasi Radiologi mangambil barang yang diminta, kemudian dicatat
tanggal datang dan stock barang yang ada.
4) Barang yang diminta dimasukkan ke lemari radiologi dan dikeluarkan sesuai
kebutuhan.
37
3) Permintaan obat diajukan ke Instalasi Farmasi.
4) Instalasi Farmasi membuat Bukti Barang Keluar (BBK), dan diatanda tangani oleh
Instalasi farmasi dan penerima barang.
5) Obat-obatan diserahkan ke Instalasi radiologi.
38
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
39
2) CT Scan
l. Pemeriksaan dengan Gelombang Suara
a. USG Konvensional
b. USG Colour Doupler
b. Pemeriksaan dengan Magnet
1) MRI
40
p. Insiden di Instalasi Radiologi dan Diagnostik Imaging
Kejadian Tidak Diharapkan yang mungkin timbul pada proses pelayanan radiologi
diagnostik antara lain dapat disebabkan oleh :
a. Pada saat menerima surat permintaan pemeriksaan radiologi
1) Kurang/tidak teliti dalam mengidentifikasi pasien
2) Kurang paham klinis yang membuat kesalahan pembuatan foto
3) Tidak bertanya apakah pasien hamil atau tidak (wanita subur)
41
q. Implementasi Keselamatan Pasien di Instalasi Radiologi
a. Modalitas dengan sumber radiasi sinar-x
i. Hindari manipulasi pasien pada saat posisioning
Terutama pada pasen dengan klinis trauma capitis, Fraktur Columna Vertebralis,
trauma tumpul abdomen dan thoraks. Begitu pula pasien dengan fraktur
ekstrimitas dengan pemakaian peralatan traksi.
ii. Pemakaian bahan kontras radiografi
a) Harus ada informed consent sebelum dilakukan pemasukan bahan kontras
b) Harus ada pemeriksaan laboratorium mengenai fungsi ginjal (ureum dan
creatine)
c) Gunakan bahan kontras yang relatip aman
d) Harus dilakukan oleh dokter atau didalam pengawasan dokter
iii. Minimalisasi dosis radiasi
a) Pengaturan luas lapangan penyinaran yang diatur sedemikian rupa sehingga
cukup seluas obyek yang diperiksa.
b) Pengaturan faktor eksposi yang tepat
c) Pada setiap pasien wanita usia subur sebelum dilakukan pemeriksaan harus
ditanya apakah sedang hamil atau tidak, bila hamil diminta pertimbangan dokter
spesialis radiologi apakah perlu atau tidak dilakukan.
d) Semua pemeriksaan atau tindakan radiologi harus dilakukan apabila ada
permintaan dari dokter yang mengirim dan dilengkapi dengan klinis yang jelas
dan dikerjakan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional dan dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang kompeten.
b. Ultrasonografi
Sampai saat ini pemeriksaan USG masih dikategorikan sebagai pemeriksaan yang
paling aman bagi pasien. Belum ditemukan gejalagejala KTD selama pemeriksaan
maupun sesudah pemeriksaan.
42
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Pemanfaatan pesawat sinar-x untuk diagnostik secara tepat meliputi disain ruangan,
pemasangan, dan pengoperasian sesuai dengan norma keselamatan radiasi. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam instalasi ruangan pesawat sinar-x diagnostik sebelum
bangunan didirikan, antara lain lokasi bangunan, letak ruangan dan tebal dinding maupun
perisai pintu. Ruangan sinar-x harus dibangun dengan cukup kuat untuk menahan beban
peralatan yang ada di dalamnya dan dibangun sedemikian, sehingga memberikan proteksi
yang cukup terhadap operator dan orang lain yang berada di sekitar ruangan pesawat
sinar-x. Dasar penentuan persyaratan ruangan pesawat sinar-x diagnostik dengan
mempertimbangkan potensi bahaya radiasi yang mungkin terjadi. Agar resiko bahaya yang
diterima pekerja radiasi (radiation workers), staf lain ( non radiation workers ) dan masyarakat
(public) harus dapat ditekan sekecil kecilnya jika mungkin dapat ditiadakan. Radiologi
Rumkital Dr. Midiyato Suratani terdiri dari beberapa ruang pemeriksaan.
43
b. Memasang atau menempatkan tanda peringatan atau petunjuk pada titik akses adan
lokasi lain yang dianggap perlu di dalam daerah penegndalian.
c. Memastikan akses ke daerah pengendalian.
c. Hanya untuk pekerja radiasi
d. Pengunjung yang masuk daerah pengendalian didampingi oleh petugas proteksi
radiasi.
d. Menyediakan peralatan pemantauan dan peralatan protektif radiasi.
44
Tabel 7.1
Alat Perlengkapan Proteksi Radiasi
di Rumkital Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang
45
2) Lembar hasil evaluasi yang berisi, nama-nama personil, no film badge dan hasil
evaluasi paparan radiasi yang terukur masing-masing personil radiologi.
3) Hasil evaluasi paparan radiasi tersebut ditulis/diketik pada kartu dosis masing-
masing personil radiologi.
b. Bila ada nilai paparan radiasi yang melebihi dari nilai batas yang ditentukan, maka
harus di evaluasi lebih lanjut dan karyawan tersebut dlam pengawasan pihak
kesehatan rumah sakit.
c. Dokumen paparan radiasi disimpan oleh PPR yang berwenang terhadap masalah
proteksi radiasi.
t. Keselamatan Operasional
Untuk menjamin terciptanya suatu pelayanan radiasi diagnostik yang aman untuk
petugas radiasi, pasien, keluarga pasien dan staf yang lain, maka kegiatan keselamatan
operasional perlu diperhatikan. Kegiatan itu antara lain :
a. Komisioning
Untuk memastikan pesawat sinar-x bekerja dengan andal, baik untuk kegiatan
radiologi diagnostik, dan memenuhi peraturan perundang undangan maka pesawat
sinar-x harus dilakukan uji kesesuaian.
b. Inspeksi periodik
Inspeksi secara periodik terhadap peralatan sinar–x, perlengkapan proteksi radiasi
dan hal yang menyangkut keselamatan atau penahan radiasi ruangan pesawat sinar-x
harus dilakukan untuk perbaikan dalam hal adanya komponen yang rusak atau hal
yang berhubungan dengan keselamatan radiasi.
c. Pembatasan arah sinar
Arah berkas utama dari pesawat sinar-x tidak boleh diarahkan ke panel kontrol atau
daerah lain yang tidak cukup penahan radiasi atau yang hanya dipersiapkan untuk
radiasi hambur kecuali pasien dengan kasus tertentu makadapat dilakukan arah sinar-
x ke kontrol panel dengan syarat tidak ada radiasi menembus dinding kontrol panel
atau radiasi hambur agar tidak terjadi kebocoran ruang yg mengakibatkan dosis
radiasi pada petugas radiasi atau radiografer meningkat.
46
u. Keselamatan Petugas
Semua usaha harus dilakukan dalam melaksanakan penyinaran sinar-x,
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang baik dengan paparan minimum pada
petugas radiasi. Kegiatan itu antara lain :
a. Bekerja di Ruang Operator
Ruang operator biasanya terpisah dengan ruang penyinaran atau jika berada dalam
ruangan penyinaran harus disediakan tabir Pb dan dilengkapi dengan kaca Pb.
b. Pemakaian Alat Proteksi Radiasi
Keselamatan terhadap radiasi memerlukan perlengkapan peralatan radiasi yang
memadai dan sesuai dengan standar yang ditetapkan, dan digunakan dengan baik
dan benar. Untuk memastikan dosis peparan radiasi yang diterima pekerka minimal,
kami menyediakan desain radiologi diagnostic dan intervensional yang memenuhi
standar sesuai peraturan BAPETEN, prosedur pengoperasian, dan peralatan proteksi.
Pada saat pengoperasian pesawat fluroskopi dan intervensional pekerja
menggunakan apron, sarung tangan dan TLD.
c. Pemakaian Monitor Perorangan
Untuk mencatat dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi maka diperlukan
adanya personal monitoring. Di Radiologi Rumkital Dr. Midiyato Suratani personal
monitoringnya adalah menggunakan TLD, film badge atau dosimeter baca langsung.
d. Pengawasan Kesehatan Pekerja Radiasi
Pengawasan kesehatan di bagian Radiologi bagi pekerja radiasi dilakukan sebelum
bekerja, selama bekerja sekurang-kurangnya sekali setahun dan apabila diperlukan
dilakukan pemeriksaan kesehatan tambahan jika pekerja radiasi mengalami
penyinaran radiasi berlebih serta pada saat memutuskan hubungan kerja. Majemen
rumah sakit secara berkala mengirimkan pemantau radiasi personil ke Instansi
Pembaca Dosis dan mengirimkan hasil evaluasi dosis ke BAPETEN.
47
Pemeriksaan terhadap pasien hanya dilakukan bila ada permintaan tindakan radiologi
dari dokter pengirim. Dalam hal terjadi keraguan akan dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan ahli radiologi atau dokter pengirim.
b. Pelayanan diberikan oleh petugas professional sesuai dengan keahliannya.
c. Menyediakan prosedur pengoperasian pesawat yang jelas dan mudah dipahami.
d. Mengatur luas lapangan radiasi fokus pada bagian yang diperiksa.
e. Membatasi peluang terjadinya pengulangan eksposi.
f. Melakukan ujian kesesuaian pesawat secara berkala dan segera memperbaiki jika
hasil uji tidak andal ataupun andal dengan perbaikan.
g. Pengurangan dosis radiasi pasien
Penggunaan faktor eksposi yang sesuai tanpa mengurangi tegaknya diagnosa.
Pembatasan daerah penyinaran dengan pengaturan kolimasi sesuai dengan objek
yang akan dilakukan penyinaran. Jarak fokus dengan film untuk chest x-ray sekurang
kurangnya 150 cm.
h. Penggunaan alat proteksi radiasi
Jika keluarga pasien atau pendamping dibutuhkan di dalam ruang penyinaran maka
harus memakai Apron.
48
3) Mencatat detil posisi, arah berkas dan kondisi eksposi.
4) Amankan daerah di sekitar kecelakaan dan tidak seorangpun boleh memasuki
daerah tersebut apabila dikhawatirkan adanya ledakan yang dapat segera timbul
atau keadaan darurat lainnya.
5) Perkirakan dosis radiasi dan tentukan tingkat kecelakaan.
6) Segera meminta bantuan ke instansi terkait bila diperlukan
7) Korban dikirim untuk diperiksa tim medis.
8) Pemeriksaan darah yang diwajibkan meliputi pemeriksaan HB, entrosit dan
leukosit, trombosit dan laju endap darah.
9) Apabila diketahui adanya kelainan patologis sebagai akibat dari radiasi pada
seorang petugas di bagian rontgen maka pengaturan kerja petugas harus diubah.
10) Ukur tingkat / besarnya radioaktivitas yang mungkin melekat pada tubuh penderita.
11) Kelompokkan penderita menurut dosis yang diterima.
12) Lakukan dekontaminasi apabila perlu
13) Susun rencana pengamanan sumber radiasi sesuai prosedur, dengan
memperhatikan keselamatan manusia harus diutamakan
14) Apabila kecelakaan terjadi pada seorang ahli radiologi maka aktivitasnya dibatasi
hanya ekspertise foto
a. Laporkan ke PPR, tim K3 RS dan BAPETEN.
b. Pelaporan
Pelaporan dilakukan setiap ditemukan kecelakaan kerja, yang berhubungan dengan
bagian radiologi ke bagian manajemen fasilitas dan keselamatan kerja.
49
2) Sampah medis benda tajam (spuit, jarum, wing needle, ampul obat,dll) dibuang di
kotak safety
3) Setiap pagi sampah medis akan diangkut oleh cleaning service rumas sakit ke
tempat pembuangan.
c. Setelah kering dan terkumpul maka limbah tersebut bias segera diangkut oleh pihak
ke 3 yang telah dilakukan kerja sama.
Gambar 7.1
Alur Penanganan Kecelakaan Kerja Karyawan Rumah Sakit
Karyawan Bersangkutan
Karyawan Diistirahatkan
IGD
Karyawan Bekerja Biasa
Karyawan Diistirahatkan
Dirawat
Karyawan Diistirahatkan
50
Gambar 7.2
Alur Pelaporan Kecelakaan Kerja Karyawan Rumah Sakit
Karyawan Bersangkutan
Kepala Radiologi
Kadep Jangklin
Kepala K3 RS
Sesuai peraturan kepala BAPETEN No. 4 tahun 2013 pasal 53 tentang Proteksi
dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenanga Nuklir, rumah sakit menyimpan
51
dan memelihara hasil pemantauan kesehatan dan hasil pemantauan dosisi pekerja
radiasi dalam jangka waktu :
a. Paling kurang 5 (lima) tahun untuk :
1) Hasil pemantauan tingkat radiasi dan/atau kontaminaso di daerah kerja.
2) Hasil pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas dan fasilitas.
b. Paling kurang 30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak pekerja radiasi berhenti dari
pekerjaannya.
1) Hasil pemantauan dosis yang diterima pekerja radiasi.
2) Hasil pemnatauan kesehatan bagi pekerja radiasi.
b. Keadaan darurat
Keadaan darurat akan dilaporkan segera ke BAPETEN dalam waktu 24 jam
melalui telepon atau secara langsung. Jika terjadi kedaruratan, laporan secara tertulis
akan disampaikan lengkap sesuai kronologi ke BAPETEN paling lambat 3 (tiga) hari
setelah laporan awal.
Tabel 7.2
Faktor Ekspose General X-RAY Unit
Rumkital Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang
FAKTOR EXPOSE
NO JENIS PEMERIKSAAN KV mAs
1 SCHEDEL 73 6.2
2 TMJ 73 6.2
52
9 THORACAL AP/L 77 23.2
12 COCCYGIS 77 23.2
13 ABDOMEN AP 81 1.5
27 CALCANEUS 57 4.1
29 PANORAMIC 77 9.94
30 DENTAL PERIAPICAL
53
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
54
BAB IX
PENUTUP
Pelayanan radiologi dan diagnostik imaging merupakan bagian integral dari pelayanan
medik yang perlu mendapat perhatian khusus karena selain bermanfaat dalam menegakkan
diagnosa, juga sangat berbahaya baik bagi pasien, petugas maupun lingkungan sekitarnya
bila tidak diselenggarakan secara benar. Dalam upaya mencapai pelayanan radiologi yang
bermutu dan aman, diperlukan pengelolaan manajemen dan teknis yang prima yang
didukung oleh sarana/prasarana, sumberdaya manusia dan peralatan yang baik pula.
55
56