Anda di halaman 1dari 60

DINAS KESEHATAN ANGKATAN LAUT

RUMKITAL Dr. MIDIYATO SURATANI

PEDOMAN
PELAYANAN RADIOLOGI (RIR) TERINTEGRASI

RUMKITAL Dr. MIDIYATO SURATANI


TANJUNGPINANG
2022

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul Pedoman Pelayanan…………………………………………………………… i


Daftar Isi…………………………………………………………………………………………….. ii
Keputusan Karumkital Dr. Midiyato Suratani…………………………………………………… iii
Lampiran Keputusan Karumkital Dr. Midiyato Suratani………………………………………. 1
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1. Latar Belakang......................................................................................... 1
2. Tujuan Pedoman..................................................................................... 2
3. Ruang Lingkup Pelayanan...................................................................... 2
4. Batasan Operasional............................................................................... 2
5. Landasan Hukum..................................................................................... 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN............................................................................. 4
6. Kualifikasi Sumber Daya Manusia........................................................... 4
7. Distribusi Ketenagaan.............................................................................. 6
8. Pengaturan Jaga.................................................................................... 6
BAB III STANDAR FASILITAS.................................................................................... 7
9. Denah Ruang...........................................................................................7
10. Standar Fasilitas...................................................................................... 13
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN...................................................................... 20
BAB V LOGISTIK………………………………………………………………………….. 36
BAB VI KESELAMATAN PASIEN............................................................................... 39
BAB VII KESELAMATAN KERJA………………………………………………………… 43
BAB VIII PENEGENDALIAN MUTU............................................................................. 54
BAB IX PENUTUP........................................................................................................ 55

ii
DINAS KESEHATAN ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. MIDIYATO SURATANI

KEPUTUSAN KEPALA RUMKITAL Dr. MIDIYATO SURATANI


Nomor Kep/10/I/2022

TENTANG
KEBIJAKAN PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI
KEPALA RUMKITAL Dr. MIDIYATO SURATANI

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya menunjang mutu pelayanan Rumah Sakit,


maka diperlukan pelayanan radiologi yang memenuhi standar
nasional, undang-undang dan peraturan yang berlaku, dimana dalam
pelaksanaannya harus adekuat, teratur dan nyaman untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
2. Bahwa agar pelaksanaan pelayanan Radiologi di Rumkital
Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang dapat terlaksana dengan baik,
perlu adanya kebijakan Pedoman Pelayanan Radiologi.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir 1 dan 2, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumkital
Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1014/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Standar Pelayanan Radiologi
Di Sarana Pelayanan Kesehatan.

iii
3. Keputusan Menteri Kesehatan Peraturan RI No.
780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Radiologi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA RUMKITAL Dr. MIDIYATO SURATANI


TENTANG KEBIJAKAN PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI.

PERTAMA : Kebijakan Pedoman Pelayanan Radiologi Rumkita Dr. Midiyato


Suratani Tanjungpinang sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Kebijakan Pedoman Pelayanan Radiologi Rumkital Dr. Midiyato


Suratani Tanjungpinang dimaksud dalam Diktum Kedua harus
dijadikan acuan agar pelayanan radiologi dapat terlaksana dengan baik
sehingga sesuai dengan kebutuhan pasien.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tanjungpinang
Pada Tanggal 03 Januari 2022
Karumkital Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang

dr.Edwin M.Kamil, Sp.B


Kolonel Laut (K) NRP 9131/P

iv
DINAS KESEHATAN ANGKATAN LAUT Lampiran Keputusan Kepala Rumkital
RUMKITAL Dr. MIDIYATO SURATANI Dr. Midiyato Suratani
Nomor Kep/10/I/2022
Tanggal 03 Januari 2022

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Rumkital Dr. Midiyato Suratani merupakan rumah sakit TNI tingkat II dengan
berbagai kemampuan pelayanan spesialisasi maupun subspesialisasi, sehingga tentu
saja menjadi rumah sakit rujukan yang di tuntut mampu mewujudkan diri sebagai pusat
pelayanan kesehatan tersier. Dalam praktiknya, memang rumah sakit ini merupakan
pusat rujukan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan TNI di wilayah Indonesia Barat.
Rumkital Dr. Midiyato Suratani merupakan salah satu instansi pelayanan
kesehatan yang senantiasa berupaya mewujudkan pelayanan kepada pasien dengan
sebaik-baiknya. Berbagai kasus penyakit yang memerlukan penangannan, tidak hanya
berupa pelayanan rawat jalan dan rawat inap, namun meliputi pula upaya tindakan
penunjang medis berupa pelayanan radiologi. Oleh karena itu perlu dibentuk suatu
Instalasi pelayanan yang secara khusus merencanakan, melaksanakan, dan
menganalisis evaluasi kegiatan Radiologi tersebut.
Pedoman ini pada dasarnya mengatur ketentuan, pola kerja, sistem manajerial
dan sistem evaluasi secara umum, yang tidak dapat dipisahkan dari kumpulan prosedur
standar sebagai petunjuk teknis dan penjabaran dari pedoman ini.
Dengan dilaksanakannya pedoman ini oleh seluruh komponen pelayanan
radiologi, diharapkan hasil kegiatan pelayanan radiologi di rumkital Dr. Midiyato Suratani
dapat senantiasa diupayakan seoptimal mungkin, dan meminimal resiko negative yang
mungkin ditimbulkannya.

1
2. Tujuan Pedoman
a. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan Radiologi berkualitas, baik dari segi teknis maupun segi
pelayanan publik yang dapat digunakan sebagai acuan meningkatkan dan
mempertahankan pelayanan terbaik di Wilayah Indonesia Barat.
b. Tujuan Khusus
1) Memberikan pelayanan komprehensif yang berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi modern ditunjang dari aspek etika kedokteran.
2) Meningkatkan kinerja team dan melaksankan konsep pelayanan yang berkualitas
(excellent service) dengan mengedepankan pola piker manfaat serta kebutuhan
bagi customer.
3) Memberikan pelayanan radiologi yang memenuhi standar jaminan kualitas dan
menjamin tingkat keakurasian diagnosa bagi klinisi yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagai produk pelayanan medik radiodiagnostik.
4) Sebagai rumah sakit rujukan, baik dalam pelayanan medik maupun
pengembangan ilmu dan teknologi.

3. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pedoman pelayanan ini yaitu :
a. Pelayanan radiodiagnostik
b. Imaging diagnostik
c. Pelayanan radiologi intervensional
Rumah sakit menetapkan sistem yang terintegrasi untuk menyelenggarakan
pelayanan radiodiagnostik, imajing dan radiologi intervensional yang dibutuhkan
pasien, asuhan klinis dan Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Pelayanan radiologi
klinik buka 24 jam, 7 (tujuh) hari seminggu sesuai dengan kebutuhan pasien.

4. Batasan Operasional
Batasan operasional Instalasi radiologi di rumkital Dr. Midiyato Suratani yang
dipakai dalam penentuan standar jenis pemeriksaan adalah :
a. Jenis sarana pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan radiologi diagnostik.

2
b. Kebutuhan pemeriksaan oleh masyarakat
c. Kemampuan dan jenis peralatan yang tersedia.
d. Jenis sumber daya manusia yang ada.
Berdasarkan jenis sarana pelayanan kesehatan, jenis pemeriksaan radiologi
diagnostik yang dilakukan di rumkital Dr. Midiyato Suratani adalah :
a. Sistem gastro intestinalis dan hepatobiliaris
b. Sistem urogenital
c. Sistem respiratorius
d. Sistem reproduksi
e. Organ superfisial (Mammae, thyroid, parotis dan lainnya)
f. Sistem muskuloskeletal
g. Sistem saraf
h. Sistem kardiovaskuler

5. Landasan Hukum
a. Undang-Undang Pokok Kesehatan No. 23 Tahun 1992
b. UU No. 10 tahun 1997 tentang ketenaganukliran
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 780/Menkes/Per/VIII/2008 tentang
penyelenggaraan Pelayanan Radiologi
d. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1014/Menkes/SK/XI/2008 tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
e. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1250/Menkes/SK/XIi/2009 tentang
Pedoman Kendali Mutu (Quality Control) Peralatan Radiodiagnostik.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

6. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Standar ketenagaan ditentukan berdasarkan pada beberapa hal, yaitu :
a. Jenis sarana kesehatan
b. Kemampuan/Kompetensi
c. Beban kerja
d. Jumlah pesawat
Pola ketenagaan Radiologi Rumkital Dr. Midiyato Suratani yang ada saat ini,
mengacu pada DSP (Daftar Susunan Personil) tahun 2022. Adapun pola ketengaan
tersebut sebagai berikut :

Tabel 2.1
Pola Ketenagaan Instalasi Radiologi Rumkital Dr. Midiyato Suratani
Tanjungpinang Tahun 2022

No. Jenis Tenaga Persyaratan Jumlah


1 Spesialis Radiologi Memiliki SIP 1 orang
2 Radiografer DIII teknik radiologi memiliki SIKR 3 orang
3 Petugas Proteksi Tingkat 1 memiliki SIB 1 orang
Radiasi (PPR) Medik
4 Fisikawan medik S1 Tidak ada
5 Tenaga Elektro medis DIII ATEM 1 orang
6 Tenaga Teknik S1 Tidak ada
Informasi
7 Perawat DIII Keperawatan memiliki SIP 1 orang
8 Tenaga Administrasi SMU/sederajat 2 orang

Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1014/MENKES/SK/XII/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di
Sarana Pelayanan Kesehatan disebutkan bahwa Standar Ketenagaan untuk Rumah Sakit
Tipe B atau setara adalah sebagai berikut :

4
Tabel 2.2
Pola Ketenagaan Instalasi Radiologi Rumah Sakit Tipe B
Berdasarkan Kepmenkes No. 1014 Tahun 2008

No. Jenis Tenaga Persyaratan Jumlah


1 Spesialis Radiologi Memiliki SP 2 orang
2 Radiografer DIII teknik radiologi memiki SIKR 2 orang/alat
3 Petugas Proteksi Tingkat 1 memiliki SIB 1 orang
Radiasi (PPR) Medik
4 Fisikawan medik S1 1 orang
5 Tenaga Elektro medis DIII ATEM 2 orang
6 Tenaga Teknik S1 1 orang
Informais
7 Perawat DIII Keperawatan memiliki SIP 2 orang
8 Tenaga Administrasi SMU/sederajat 3 orang

Tabel 2.3
Analisa Situasi Pola Ketenagaan Instalasi Radiologi Rumkital
Dr. Midiyato S Tanjungpinang Tahun 2022

Kondisi Saat Rencana


No Diusulkan Keterangan
Ini Pengembangan
1 Kurangnya Tercapainya Merekrut anggota Direncanakan
tenaga jumlah baru/mendidik penerimaan tenaga
radiografer radiografer tenaga yang ada radiografer baru
dibandingkan dengan ratio 2 yaitu 1 orang. secara bertahap yaitu
dengan orang/alat yaitu 1 orang/tahun.
jumlah 12 orang (kurang
pesawat yang 9 orang).
diawaki.
2 Belum Rumah Sakit Pengusulan untuk Direncanakan
adanya harus mempunyai penambahan mendatangkan
5
Fisikawan Fisikawan medik Fisikawan Medik 1 Fisikawan Medik 1
medik orang orang\
3 Kurangnya Rumah Sakit Merekrut anggota Direncanakan ada
tenaga ATEM harus mempunyai baru 1 orang penerimaan tenaga
sebagai tenaga Teknik ATEM di radiologi 1
teknisi di Elektro Medis orang
radiologi. (ATEM) 2 orang
4 Belum Rumah Sakit Pengusulan untuk Direncanakan ada
adanya harus mempunyai penambahan penerimaan Teknik
Tenaga tenaga Teknik Teknik Informais 1 Informasi 1 orang
Teknik Informais 1 orang orang
Informasi
5 Kurangnya Adanya tenaga Merekrut anggota Direncanakan ada
tenaga perawat di baru 1 orang penambahan perawat
perawat di radiologi 2 orang 1 orang
subdep
radiologi

7. Distrubusi Ketenagaan
Pendistribusian tenaga sesuai dengan kompetensi yang mana anggota Instalasi
radiologi terdiri dari 2 orang spesialis radiologi, 3 orang radiografer, 1 orang PPR dan
tehnik elektromedis, 1 orang perawat dan 2 orang petugas administrasi. Untuk
kelengkapan jumlah anggota, direncanakan adanya penerimaan anggota sesuai dengan
bidang yang dibutuhkan.

8. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga diInstalasi radiologi yaitu 1x24 jam, hal ini dikarenakan
kurangnya ketenagaan di Instalasi radiologi rumkital Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang.

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

9. Denah Ruang
Pendekatan yang dipakai dalam menetapkan jenis dan luas ruangan adalah :
a. Fungsi ruangan/jenis kegiatan
b. Proteksi terhadap bahaya radiasi bagi petugas, pasien, lingkungan
c. Efisiensi

Gambar 3.1
Denah Ruang Radiologi Pesawat I Rumkital Dr. Midiyato Suratani

PINTU 1
C

5.8 M PINTU 2

B
RUANG
OPERATOR

PRINTER

D 7M

E : ATAS

F : BAWAH

Keterangan :
A. Kanan : Ruang Operator D. Belakang : Halaman
B. Kiri : Ruang UPS E. Atas : Lantai 2
C. Depan : Koridor F. Bawah : Lantai

7
Gambar 3.2
Denah Ruang Radiologi Pesawat 2 Rumkital Dr. Midiyato Suratani

6.5 M
A

D
C

5.8 M
PINTU 1

RUANG
PINTU 3 OPERATOR

PINTU 2 B

Keterangan :
A. Kanan : IGD
B. Kiri : Ruang Operator CT Scan
C. Depan : Koridor
D. Belakang : Halaman
E. Atas : Lantai 2
F. Bawah : Lantai

8
Gambar 3.3
Denah Ruang Radiologi Pesawat 3 Rumkital Dr. Midiyato Suratani

6.5 M
A

D
C

5.8 M
PINTU 1

RUANG
PINTU 3 OPERATOR

PINTU 2 B

Keterangan :
A. Kanan : IGD
B. Kiri : Ruang Operator CT Scan
C. Depan : Koridor
D. Belakang : Halaman
E. Atas : Lantai 2
F. Bawah : Lantai

9
Persyaratan ruangan :
a. Letak Instalasi radiologi hendaknya mudah dijangkau dari ruangan gawat darurat,
perawatan intensive care, kamar bedah dan ruangan lainnya.
b. Di setiap Instalasi radiologi dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan alarm
sesuai dengan kebutuhan.
c. Suhu ruang pemeriksaan 20-24 °C dan kelembaban 40 - 60 %.
d. Suhu untuk alat sesuai dengan kebutuhan alat tersebut.

Tabel 3.1
Data Ruang Radilogi Pesawat I Rumkital Dr. Midiyato Suratani

Data Ruang Radiologi Keterangan


Nama Ruangan Instalasi Radiologi
Luas Ruangan 40.6 m2
Panjang 7m
Lebar 5.8 m
Data Peasawat I
Merk pesawat sinar- X Siemens AG
Tipe/model pesawat sinar-X Somatom Perspective DE
No. seri peasawat sinar-X 59565
Tahun pembuatan 2015
Tahun pemasangan 2022
Data Tabung
Merk tabung Siemens AG
Tipe tabung M-CT-172
No.seri tabung 633381576
Beda tegangan maksimum (kV) 140 kV
Arus (mA) maksimum
Arus waktu (mAs) maksimum 345 mAs

10
Table 3.2
Data Denah Ruang Radiologi Pesawat I Rumkital Dr. Midiyato Suratani

Lokasi disekitar ruang Tebal Jenis + Pb Pengukuran


radiologi dinding material paparan
(mR/jam)
Kanan Ruang 20 cm Beton 2 mmPb
operator CT
Scan
Kiri Ruang UPS 20 cm Beton 2 mmPb
Belakang Tanah 20 cm Beton 2 mmPb
kosong
Depan Koridor 20 cm Beton 2 mmPb
Tanda bahaya radiasi Lampu tanda radiasi berfungsi baik
Tanda bahaya radiasi mudah dilihat dan jelas terbaca

Tabel 3.3
Data Ruang Radilogi Pesawat 2 Rumkital Dr. Midiyato Suratani

Data Ruang Radiologi Keterangan


Nama Ruangan Instalasi Radiologi
Luas Ruangan 37.7 m2
Panjang 6.5 m
Lebar 5.8 m
Data Peasawat 2
Merk pesawat sinar- X Siemens AG
Tipe/model pesawat sinar-X Multix Fusion Digital Wireless
No. seri peasawat sinar-X 40227
Tahun pembuatan 2015
Tahun pemasangan 2022

11
Data Tabung
Merk tabung Siemens AG
Tipe tabung 03345209/Optitop 150/40/80HC
No.seri tabung 806501456
Beda tegangan maksimum (kV) 133 kV
Arus (mA) maksimum 500 mA
Arus waktu (mAs) maksimum 800 mAs

Tabel 3.4
Data Ruang Radilogi Pesawat 3 Rumkital Dr. Midiyato Suratani

Data Ruang Radiologi Keterangan


Nama Ruangan Instalasi Radiologi
Luas Ruangan 37.7 m2
Panjang 6.5 m
Lebar 5.8 m
Data Peasawat 2
Merk pesawat sinar- X Siemens AG
Tipe/model pesawat sinar-X Mobilett Mira Max
No. seri peasawat sinar-X 1346
Tahun pembuatan 2015
Tahun pemasangan 2022
Data Tabung
Merk tabung Siemens AG
Tipe tabung 1158815
No.seri tabung 470901
Beda tegangan maksimum (kV) 130 kV
Arus (mA) maksimum 250 mA
Arus waktu (mAs) maksimum 125 mAs

12
Table 3.5
Data Denah Ruang Radiologi Pesawat 2 & 3 Rumkital Dr. Midiyato Suratani

Lokasi disekitar ruang Tebal Jenis + Pb Pengukuran


radiologi dinding material paparan
(mR/jam)
Kanan IGD 25 cm Beton 2 mmPb
Kiri Ruang 25 cm Beton 2 mmPb
operator CT
Scan
Belakang Tanah 25 cm Beton 2 mmPb
kosong
Depan Koridor 25 cm Beton 2 mmPb
Tanda bahaya radiasi Lampu tanda radiasi berfungsi baik
Tanda bahaya radiasi mudah dilihat dan jelas terbaca

10. Standar Fasilitas


Pendekatan yang dipakai dalam penentuan standar peralatan adalah :
a. Pengembangan pelayanan radiologi diagnostik di sarana pelayanan kesehatan
tersebut.
b. Cara kerja peralatan radiologi diagnostik.
c. Kelengkapan/peralatan dasar yang tersedia.

13
Tabel 3.6
Jenis Peralatan Rumah Sakit Tipe B
Berdasarkan Kepmenkes No. 1014 Tahun 2008

No Peralatan Kelengkapan Jumlah


1 CT Multislice Minimal 64 slice dengan injector. Dilengkapi 1 Unit
dengan work station, DICOM 3 Printer.
Optional sesuai kebutuhan
2 Fluoroskopi Multipurpose fluoroskopi High frequency X 1 Unit
ray generator 125 KV Controle table
Undertable tube/low radiation Digital system
atau compatible computed radiography (CR)
Ceiling/floor tube support Tilting table dan
bucky rapid spot 3film 4 image 2S
C4assette system. Minimal 18 x 24, 24 x 30
Maksimal 35 x 35. High image intensifier TV
camera/CCTV. High density resolution TV
monitor 19 inch
3 USG Multipurpose, color doppler, Transducer 2 Unit
linier dan curve/sektoral 2.5 – 10 mHz
Monitor dan printer USG, stabilizer
4 Analog X-ray Multipurpose radiografi fungsional 3 Unit
Fixed Instalasi dan (dapat untuk segala jenis pemeriksaan
atau Digital - konvensional radiografi) Controle table
digital atau manual High tension transformer/
generator X-ray tube dengan kapasitas 40 –
150 KV dan minimal 500 MA Meja stationer
dengan bucky dan bucky stand Expose time
: 0.01 – 1 detik High X-ray voltage generator
40 – 150 KV Generator
5 Mobile x-ray Punya 2 tuas tangkai tube agar 2 Unit
pergerakan dapat leluasa Kekuatan 30 –
100 KV, minimal 100 mA Kelengkapan

14
proteksi radiasi : minimal 2 apron. Beroda,
dengan atau tanpa battery
6 Mammography Analog / digital, stereotactic, system bucky 1 Unit
18 x 24, 24 x 30, magnification device,
stereotactic device, compression system
(manual atau motorized), radiation shield.
7 C-arm Digital atau analog, x-ray generator high 1 Unit
frequency, KV range 40 – 120, mA range 25
– 100, exposure time 0.02 – 5 sec. II
diameter 20 – 35 cm, TV monitor min 17
inch, cassette holder suites 24 x 30, DICOM
3, Carm free space rotation, vertical,
Horizontal
8 Panoramic/Ceph CCD System, High Tension Generator 1 Unit
Alometri (Direct current rectifying method; X-ray tube
focal spot : 0.5mm x 0.5mm; tube voltage :
85kV (57-85kV); tube current : 12 mA;
Exposure time : 12-16 sec (panoramic
mode), 0.2-4 sec (TMJ dan Cephalo mode);
inherent filtration : more than 2.5mm
Alequivalent; Film size : 150mmx300mm
(panoramic mode), 240mmx300mm (cephalo
mode); power requirement : AC 100V,
50/60Hz.
9 Dental X-ray Digital; Focal spot : 0.7mm x 0.7mm; tube 1 Unit
voltage : 60-70kV; tube current : 4-7 mA;
exposure time 0.01 – 3.2 sec; Total filtration :
2.0 mmAl; half value layer : 1,5 mmAl.

10 Peralatan protektif Lead apron, tebal 0.25 - 0,5 mm Pb, Sarung Sesuai
radiasi tangan, 0.25 – 0.5 mm Pb Kaca mata Pb, 1 kebutuhan
mm Pb Pelindung tiroid Pb, 1 mm Pb

15
Pelindung gonad Pb, 0.25 – 0.5 mm Pb
Tabir mobile minimal 200 cm (t)x100 cm (l)
setara 2 mm Pb, ukuran kaca sesuai
kebutuhan, tebal 2 mm Pb
11 Perlengkapan Surveimeter Digital Pocket Dosimeter Film Sesuai
proteksi radiasi badge/TLD, jumlah sesuai jumlah pekerja kebutuhan
12 Quality Beam alignment test tool, densitometer, Sesuai
Assurance dan sensitometer, collimator tool, automatic kebutuhan
Quality Control beam analyzer, safe light test, termometer
untuk cairan processing film, alat pengukur
suhu dan kelembaban sesuai kebutuhan alat
13 Emergency kit Peralatan dan obat-obatan untuk RJP sesuai Sesuai
dengan standar anestesi kebutuhan
14 Kamar gelap Automatic processor ID Camera/labelling 2 Unit
1 Unit
15 Alat pelindung Sarung tangan karet, masker, celemek Sesuai
Diri plastik, head cap kebutuhan
16 Viewing box Double bank, sesuai kebutuhan Sesuai
kebutuhan

16
Tabel 3.7
Jenis Peralatan Rumkital Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang

No Peralatan Kelengkapan Jumlah


1 CT Multislice Minimal 64 slice dengan injector. Dilengkapi Ada
dengan work station, DICOM 3 Printer. (1 unit)
Optional sesuai kebutuhan
2 MRI Menggunakan magnet, gelombang radio, Ada
dan komputer untuk menghasilkan gambar (1 unit)
anatomi atau pun kelainan yang ada
ditubuh.
3 Fluoroskopi Multipurpose fluoroskopi High frequency X Ada
ray generator 125 KV Controle table (1 unit)
Undertable tube/low radiation Digital system
atau compatible computed radiography (CR)
Ceiling/floor tube support Tilting table dan
bucky rapid spot 3film 4 image 2S
C4assette system. Minimal 18 x 24, 24 x 30
Maksimal 35 x 35. High image intensifier TV
camera/CCTV. High density resolution TV
monitor 19 inch
4 USG Multipurpose, color doppler, Transducer Ada
linier dan curve/sektoral 2.5 – 10 mHz (1 unit)
Monitor dan printer USG, stabilizer
5 Analog X-ray Multipurpose radiografi fungsional Ada
Fixed Instalasi dan (dapat untuk segala jenis pemeriksaan (1 unit)
atau Digital konvensional radiografi) Controle table
digital atau manual High tension transformer/
generator X-ray tube dengan kapasitas 40 –
150 KV dan minimal 500 MA Meja stationer
dengan bucky dan bucky stand Expose time
: 0.01 – 1 detik High X-ray voltage generator

17
40 – 150 KV Generator
6 Mobile x-ray Punya 2 tuas tangkai tube agar Ada
pergerakan dapat leluasa Kekuatan 30 – (2 unit)
100 KV, minimal 100 mA Kelengkapan
proteksi radiasi : minimal 2 apron. Beroda,
dengan atau tanpa battery
7 Mammography Analog / digital, stereotactic, system bucky Tidak Ada
18 x 24, 24 x 30, magnification device,
stereotactic
device, compression system (manual atau
motorized), radiation shield
8 C-arm Digital atau analog, x-ray generator high Ada
frequency, KV range 40 – 120, mA range 25 (2 unit)
– 100, exposure time 0.02 – 5 sec. II
diameter 20 – 35 cm, TV monitor min 17
inch, cassette holder suites 24 x 30, DICOM
3, Carm free space rotation, vertical,
Horizontal
9 Panoramic/Ceph CCD System, High Tension Generator Ada
Alometri (Direct current rectifying method; X-ray tube
focal spot : 0.5mm x 0.5mm; tube voltage :
85kV (57-85kV); tube current : 12 mA;
Exposure time : 12-16 sec (panoramic
mode), 0.2-4 sec (TMJ dan Cephalo mode);
inherent filtration : more than 2.5mm
Alequivalent; Film size : 150mmx300mm
(panoramic mode), 240mmx300mm (cephalo
mode); power requirement : AC 100V,
50/60Hz.
10 Dental X-ray Digital; Focal spot : 0.7mm x 0.7mm; tube Ada
voltage : 60-70kV; tube current : 4-7 mA;
exposure time 0.01 – 3.2 sec; Total filtration :

18
2.0 mmAl; half value layer : 1,5 mmAl.

11 Peralatan protektif Lead apron, tebal 0.25 - 0,5 mm Pb, Sarung Apron
radiasi tangan, 0.25 – 0.5 mm Pb Kaca mata Pb, 1 (dewasa
mm Pb Pelindung tiroid Pb, 1 mm Pb 18 buah,
Pelindung gonad Pb, 0.25 – 0.5 mm Pb anak 4
Tabir mobile minimal 200 cm (t)x100 cm (l) buah),
setara 2 mm Pb, ukuran kaca sesuai Sarung
kebutuhan, tebal 2 mm Pb tangan 12
set,
Kacamata,
gonad,
pelindung
tiroid
belum ada
12 Perlengkapan Surveimeter Digital Pocket Dosimeter Film 10 buah
proteksi radiasi badge/TLD, jumlah sesuai jumlah pekerja
13 Quality Beam alignment test tool, densitometer, 6 buah
Assurance dan sensitometer, collimator tool, automatic
Quality Control beam analyzer, safe light test, termometer
untuk cairan processing film, alat pengukur
suhu dan kelembaban sesuai kebutuhan alat
14 Emergency kit Peralatan dan obat-obatan untuk 1 buah
RJP sesuai dengan standar anestesi
15 Alat pelindung Sarung tangan karet, masker, celemek Sesuai
Diri plastik, head cap. kebutuhan
16 Viewing box Double bank, sesuai kebutuhan 2 buah

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa Rumkital Dr. Midiyato Suratani
Tanjungpinang sudah mulai lengkap, hanya ada satu alat yang belum terlengkapi yaitu
Mammography, namun akan diusulkan untuk pengajuan peralatan-peralatan tersebut.

19
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Rumah sakit menetapkan sistem yang terintegrasi untuk menyelenggarakan pelayanan


radiodiagnostik, imajing dan radiologi intervensional yang dibutuhkan pasien, asuhan klinis
dan Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Pelayanan radiologi klinik terintegrasi
dilaksanakan sesuai regulasi yaitu pemeriksaan radiologi keluar melalui satu pintu:
Pelayanan Radiologi rumah sakit, manajemen risiko Pelayanan Radiologi,
pengorganisasian, kualifikasi dan kompetensi staf RIR, pelayanan RIR terintegrasi dan
tatakelola kendali mutu.

11. Tata Administrasi


Disamping struktur organisasi diperlukan pula adanya sistem administrasi yang
memuat aturan administrasi yang dilakukan dalam menyelenggarakan pelayanan
radiologi diagnostik. Sistem administrasi pelayanan radiologi diagnostik meliputi
administrasi pada :
a. Loket penerimaan pasien
b. Ruang diagnostik
c. Pembacaan
d. Penyimpanan
e. Loket pengambilan hasil

Kebijakan sistem administrasi pelayanan radiologi diagnostik :


a. Unsur pendaftaran dan administrasi diselenggarakan oleh bagian administrasi
radiologi.
b. Pelayanan radiologi diagnostik dilaksanakan atas indikasi sesuai dengan SOP dan
atas permintaan tertulis dari Dokter, Dokter gigi, Dokter spesialis dan Dokter gigi
spesialis.
c. Adiministrasi mencatat semua data tentang jumlah, jenis dan bentuk pelayanan
radiologi diagnostik. Dan juga menginput data di SIMRS.

20
d. Setiap pasien didaftar dan dibuatkan catatan medik/status tersendiri dengan nomor
indeks/status sesuai dengan ketentuan registrasi sarana pelayanan yang
bersangkutan.
e. Pelayanan radiologi klinik selama 24 jam, 7 (tujuh) hari seminggu, sesuai
dengan kebutuhan pasien.
f. Setiap tindakan yang dapat menimbulkan risiko (sesuai dengan ketentuan umum
pelayanan medis) terhadap pasien disertai surat persetujuan (informed consent).
g. Setiap tindakan dilakukan oleh petugas yang berkompeten.
h. Penanggung jawab hasil pembacaan dan atau pemeriksaan radiologi adalah dokter
spesialis radiologi atau dokter yang memiliki kompetensi terbatas yang ditetapkan oleh
Kolegium Dokter Spesialis Radiologi disertai rekomendasi dari Perhimpunan Dokter
Spesialis Radiologi Indonesia.
i. Pembacaan hasil pemeriksaan radiologi diagnostik dapat dilakukan dengan
menggunakan sarana teleradiologi sesuai dengan Standar Pelayanan Teleradiologi
PDSRI.
j. Hasil pembacaan telah diterima oleh pelanggan/klien dalam waktu paling lambat 24
jam.
k. Hasil pembacaan/diagnosa pasien dicatat dalam catatan medik .
l. Petugas administrasi menyimpan arsip tanda lulus, ijasah dan sertifikat tenaga yang
bekerja di departemen/instalasi radiologi diagnostik sesuai prosedur yang berlaku.

12. Jadwal pemeriksaan khusus


Pemeriksaan radiologi yang memerlukan persiapan khusus dan membutuhkan
waktu yang lama dalam pelaksanaan pemeriksaan seperti IVP, calon in loop, HSG, UGI
dan sebaginya, akan dijadwalkan dalam buku jadwal pemeriksaan khusus yang dibatasi
sebanyak 4 (empat) pemeriksaan dalam sehari, kecuali untuk kasus-kasus darurat akan
dikerjakan langsung pada saat itu juga.

13. Pelayanan Radiologi


Pemeriksaan radiologi keluar melalui satu pintu yaitu pelayanan radiologi
rumah sakit yaitu apabila terjadi kerusakan alat dan keterbatasan alat, dokter yang
tidak ditempat, maka pemeriksaan dilakukan di luar rumah sakit yaitu pelayanan

21
radiologi rujukan yang telah dituntuk oleh rumah sakit melalui perjanjian kerkasama.
Pelayanan Radiologi adalah pelayanan kesehatan yang menggunakan energi
pengion dan non pengion, baik dalam bidang diagnostik maupun bidang terapi (di
Rumkital Dr. Midiyato Suratani pelayanan diagnostik), dengan tujuan peningkatan mutu
pelayanan medik kedokteran dan terlaksananya pelayanan secara cepat, tepat dan dan
efisien terhadap pasien di bagian radiologi, khususnya anggota TNI, PNS dan keluarga
serta masyarakat sekitar Tanjungpinang pada umumnya.
Prosedur pelayanan :
a. Kebijakan dan prosedur tata kerja
1) Pemeriksaan radiologi dilakukan berdasarkan permintaan dari dokter. Pasien
membawa surat permintaan pemeriksaan radiologi, baik dari dokter praktik swasta
atau dokter poliklinik rumkital maupun dokter ruangan yang merawat. Pada surat
permintaan pemeriksaan radiologi harus dicantumkan keadaan klinis / diagnosa
klinis dan jenis pemeriksaan yang diminta.
2) Tanggung jawab hasil pemeriksaan radiologi adalah dokter spesialis radiologi,
radiografer bertanggung jawab dalam pembuatan radiografi / foto rontgen.
3) Jadwal pelaksanaan pemeriksaan radiologi dilaksanakan pada saat jam dinas
(07.00 – 15 WIB), diatas jam 15.00 WIB Cito dengan petugas jaga pada hari itu.

b. Prosedur pendaftaran dan pengambilan hasil pemeriksaan radiologi


1) Rawat jalan
a) Pasien rawat jalan yang akan dilakukan pemeriksaan radiologi mendaftar ke
bagian pendaftaran (administrasi) dan diberi nomor RM lalu mendaftar ke
bagian radiologi dan dipanggil secara berurutan sesuai antrian.
b) Pasien dari poli klinik atau IGD datang ke Radiologi dengan membawa data diri,
petugas administrasi radiologi akan mengecek di SIMRS, memberi penjelasan
jika pemeriksaan tanpa kontras, pemeriksaan biasa langsung dikerjakan,
sedangkan jika pemeriksaan memerlukan kontras pasien diberi penjelasan
tentang persiapan dan penjadwalan tentang waktu pelaksanaan pemeriksaan.
Untuk administrasi, jika pasien BPJS atau tagihan maka pasien tidak
dikenakan biaya (setelah administrasi persyaratan lengkap), tetapi jika pasien

22
umum maka pasien melakukan pembayaran terlebih dahulu di kasir, baru
dilakukan pemriksaan.
c) Untuk pasien gawat darurat dapat langsung dilakukan pemeriksaan bila ruang
pemeriksaan kosong atau menunggu sesaat setelah pasien di ruang
pemeriksaan selesai dilakukan tindakan.
2) Rawat inap
Pasien dari bangsal di antar perawat, datang ke Instalasi Radiologi lalu melapor ke
admin,admin akan mengecek data pasien di SIMRS. untuk pemeriksaan tanpa
kontras dapat langsung dilakukan,. sedangkan jika pemeriksaan memerlukan
kontras perawat akan mendaftarkan ke radiologi melalui telpon sehari sebelumnya,
dan petugas radiologi akan memberi penjelasan tentang persiapan dan
penjadwalan kapan waktu pelaksanaan pemeriksaan akan dilakukan. Setelah
pemeriksaan selesai petugas radiologi akan menelpon perawat untuk mengambil
hasil tersebut.
3) Pasien dari luar
Pasien dari luar melakukan pendaftaran di bagian pendaftaran administrasi setelah
mendapatkan no RM lalu Kembali ke radiologi (administrasi) dengan membawa
surat permintaan pemeriksaan. Dibagian administrasi radiologi dilakukan
pemeriksaan kembali di SIM serta kelengkapan administrasi (surat permintaan, jika
pasien umum kwitansi pembayaran, jika pasien tagihan atau BPJS, maka
kelengkapan persyaratan BPJS). Untuk pemeriksaan yang tidak menggunakan
media kontras bisa langsung dikerjakan, bila pemeriksaan menggunakan media
kontras petugas radiologi akan memberi penjelasan tentang persiapan, dan
penjadwalan kapan pemeriksaan akan dilakukan.
4) Untuk pasien yang akan dilakukan pemeriksaan dengan kontras, dibuat perjanjian
terlebih dahulu (informed concent).
5) Hasil pemeriksaan yang tidak memerlukan ekspertise atau dibaca oleh Radiolog
dapat langsung diambil beberapa saat setelah film diproses kecuali hasil foto yang
perlu dibaca diambil sekitar 3-4 jam setelah pemeriksaan.
6) Untuk pasien cito, hasil pemeriksaan dapat diambil sekitar 20 menit setelah
pemeriksaan.
7) Pelayanan radiologi dan diagnostik imaging di luar rumah sakit

23
a) Untuk Pasien Poli Rawat Jalan :
 Dokter Penanggung jawab Pasien /DPJP memberi penjelasan adanya
pemeriksaan radiologi dan diagnostik imaging diluar rumah sakit.
 Kemudian pasien dapat segera ke radiologi, diradiologi pasien tersebut
akan diberi penjelasan bahwa pemeriksaan yang diminta dokter tidak dapat
dilakukan di radiologi Rumkital Dr. Midiyato Suratani sehingga pemeriksaan
akan dikerjakan diradiologi rujukan sehingga memerlukan biaya tertentu.
 Apabila pasien atau keluarga setuju maka pasien menadatangani surat
persetujuan tindakan.
 Selanjutnya petugas radiologi akan berkordinasi dengan radiologi rujukan
mengenai pemeriksaan sampai selesainya pemeriksaan.
 Setelah itu pasien menuju radiologi rujukan untuk dilakukan pemeriksaan.
 Pasien menunggu sampai hasil pemeriksaan selesai, kemudian hasil
tersebut dibawa kembali oleh pasien ke radiologi Rumkital Dr. Midiyato
Suratani untuk dilaporkan dan didokumentasikan oleh petugas radiologi.

b) Untuk Pasien Rawat Inap :


 Dokter Penanggung jawab Pasien /DPJP memberi penjelasan adanya
pemeriksaan radiologi dan diagnostik imaging diluar rumah sakit karena
pemeriksaan tidak dapat dilakukan di radiologi Rumkital Dr. Midiyato
Suratani sehingga pemeriksaan akan dikerjakan diradiologi rujukan dan
memerlukan biaya tertentu.
 Apabila pasien atau keluarga setuju maka pasien menadatangani surat
persetujuan tindakan.
 Selanjutnya perawat ruangan akan berkoordinasi dengan petugas radiologi.
 Petugas radiologi akan berkordinasi dengan radiologi rujukan mengenai
pemeriksaan yang akan dilakukan.
 Setelah itu petugas radiologi akan berkoordinasi kembali dengan perawat
ruangan bahwa pasien dapat dilakukan pemeriksaan.
 Setelah itu pasien menuju radiologi rujukan diantar oleh perawat ruangan
yang sedang bertugas untuk dilakukan pemeriksaan.
 Setelah selesai perawat membawa pasien kembali ke rumah sakit.

24
 Perawat melaporkan kembali ke petugas radiologi bahwa pemeriksaan telah
dilaksanakan.
 Hasil pemeriksaan yang telah selesai diambil oleh petugas radiologi dan
kemudian petugas radiologi memberitahukan kepada perawat ruangan.
 Perawat ruangan mengambil hasil tersebut dan dilaporkan kepada dokter
DPJP.
c) Untuk Pasien IGD
 Dokter memberikan penjelasan adanya pemeriksaan radiologi dan
diagnostik imaging diluar rumah sakit karena pemeriksaan tidak dapat
dilakukan di radiologi Rumkital Dr. Midiyato Suratani sehingga pemeriksaan
akan dikerjakan diradiologi rujukan dan memerlukan biaya tertentu
 Apabila pasien atau keluarga setuju maka pasien menadatangani surat
persetujuan tindakan.
 Selanjutnya perawat IGD akan berkoordinasi dengan petugas radiologi.
 Petugas radiologi akan berkordinasi dengan radiologi rujukan mengenai
pemeriksaan yang akan dilakukan.
 Setelah itu petugas radiologi akan berkoordinasi kembali dengan perawat
IGD bahwa pasien dapat dilakukan pemeriksaan.
 Setelah itu pasien menuju radiologi rujukan diantar oleh perawat IGD yang
sedang bertugas untuk dilakukan pemeriksaan.
 Setelah selesai perawat membawa pasien kembali ke rumah sakit.
 Perawat melaporkan kembali ke petugas radiologi bahwa pemeriksaan telah
dilaksanakan.
 Hasil pemeriksaan yang telah selesai diambil oleh petugas radiologi dan
kemudian petugas radiologi memberitahukan kepada perawat IGD.
 Perawat IGD mengambil hasil tersebut dan dilaporkan kepada dokter DPJP.

8) Pemberitahuan palayanan radiologi dan diagnostik imaging di luar rumah sakit


a) Pasien diberitahu oleh dokter bahwa ada pemeriksaan radiologi dan diagnostik
imaging yang harus diperiksa tetapi tidak bisa dilakukan di radiologi Rumkital
Dr. Midiyato Suratani (karena tidak adanya jenis pemeriksaan tertentu, terjadi
kerusakan alat serta dokter yang tidak ada di tempat).

25
b) Dokter memberitahu bahwa pemeriksaan rujukan dilakukan di radiologi rujukan
yang sudah memiliki kerjasama dengan radiologi Rumkital Dr. Midiyato
Suratani.
c) Apabila pasien setuju maka pasien menandatangani surat persetujuan
pemeriksaan dan formulir pemberian informasi atau edukasi.
d) Pemeriksaan rujukan cito dapat dilakukan selama 24 jam.
e) Sedangkan yang tidak cito pemeriksaan dapat dilakukan muai jam 07.00 Wib
s/d jam 15.00 wib.

Gambar 4.1 ALUR PELAYANAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

1 2
LOKET KAMAR
RADIOLOGI
PASIEN FOTO
6
3
5
7
RUANG RUANG BACA 4 PROSES
DOKTER PERCETAKAN
FILE FILM

Keterangan :
Pasien mendaftar foto rontgen pada loket radiologi dan di loket akan didaftar dan
diarahkan ke kamar rontgen sesuai jenis pemeriksaannya, setelah dilaksanakan
rontgen, film akan diproses oleh petugas dan di bawa ke ruang dokter untuk dilakukan
ekspertise, setelah selesai akan dibawa lagi ke loket dan diberikan kepada pasien, file
rangkap kedua hasil ekxpertise akan dimasukkan ke dalam tempat file.
c. Pengambilan Hasil
1) Hasil pemeriksaan yang tidak memerlukan ekspertise atau dibaca oleh Radiolog
dapat langsung diambil beberapa saat setelah film diproses kecuali hasil foto yang
perlu dibaca diambil sekitar 3-4 jam setelah pemeriksaan.

26
2) Untuk pasien cito, hasil pemeriksaan dapat diambil sekitar 20 menit setelah
pemeriksaan.
3) Setiap pengambilan hasil harus menyertakan bukti pengambilan hasil atau kwitansi
pembayaran.
4) Bagi pasien rawat inap hasil foto akan diambil petugas/perawat ruangan dan
diharuskan mengisi buku ekspedisi pengambilan hasil.

d. Penerimaan Film Badge dan Penyimpanan Dokumen Paparan Radiasi


1) Penerimaan Film Badge
a) Setiap akhir bulan, BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan).
memberikan hasil evaluasi film badge bulan sebelumnya dan mengirimkan film
badge baru sebagai pengganti untuk dipergunakan pemakaian pada bulan
berikutnya.
b) Film badge diterima oleh bagian Humas untuk di inventaris sebagai agenda
surat masuk rumah sakit.
c) Bagian Humas akan memberikan disposisi beserta lampirannya kepada
Subdep radiologi untuk dilakukan pengecekan dan pergantian serta penarikan
film badge lama /sudah berjalan untuk dievaluasi.
d) Film badge bulan sebelumnya diserahkan kembali ke bagian humas untuk di
kembalikan ke BPFK.
e) PPR (Petugas Proteksi Radiasi) mencatat pada lembar kartu dosis hasil
evaluasi paparan radiasi yang diterima masing-masing personil radiologi untuk
dokumen radiologi.
f) Film badge wajib dikenakan petugas radiologi saat bekerja di medan radiasi.

2) Penyimpanan Dokumen Paparan Radiasi


Dokumen hasil evaluasi paparan radiasi yang dikirim oleh BPFK terdiri dari 2 (dua)
lampiran surat, meliputi :
a) Surat pemberitahuan pengiriman film dadge baru untuk dipergunakan pada
bulan berikutnya dan menarik kembali film badge yang lama (bulan
sebelumnya) untuk dilakukan evalusi Iebih lanjut.
b) Lembar hasil evaluasi yang berisi, nama-nama personil, no film badge dan hasil

27
evaluasi paparan radiasi yang terukur masing-masing personil radiologi.
c) Hasil evaluasi paparan radiasi tersebut ditulis/diketik pada kartu dosis masing-
masing personil radiologi.
d) Bila ada nilai paparan radiasi yang melebihi dari nilai batas yang ditentukan,
maka harus di evaluasi lebih lanjut dan karyawan tersebut dlam pengawasan
pihak kesehatan rumah sakit.
e) Dokumen paparan radiasi disimpan oleh PPR yang berwenang terhadap
masalah proteksi radiasi.

e. Pemeriksaan radiologi konvensional tanpa kontras


Pemeriksaan Radiolologi konvensional tanpa kontras merupakan pemeriksaan yang
menggunakan sinar x untuk melihat organ-organ yang tidak menggunakan media
kontras, antara lain :
1) Pemeriksaan Cranium(kepala)
2) Pemeriksaan Sinus Paranasal
3) Pemeriksaan Mandibula
4) Pemeriksaan Mastoid
5) Pemeriksaan Temporo Mandibular Joint
6) Pemeriksaan Columna Vertebrae (Tulang Belakang)
7) Pemeriksaan Thorax
8) Pemeriksaan Abdomen
9) Pemeriksaan Pelvis
10) Pemeriksaan Extremitas Atas (Humeri,Cubiti,Antebrachi,Wrist,Manus)
11) Pemeriksaan Extremitas Bawah (Femur,Genu,Cruris,Ankle,Pedis)

f. Pemeriksaan radiologi konvensional dengan kontras


2) Macam media kontras
Pemeriksaan radiologi konvensional dengan kontras merupakan pemeriksaan
yang menggunakan media kontras yang digunakan untuk memperlihatkan organ-
organ tertentu yang tidak bisa diperlihatkan pada pemeriksaan radiologi
konvensional sederhana.
Klasifikasi media kontras terdiri atas 2 jenis :

28
a) Media kontras positif kontras yodium
Kontras yodium terbagi menjadi dua, yaitu kontras ionik, umumnya mempunyai
osmolalitas tinggi,misalnya Urografin dan kontras non ionic yang mempunyai
osmolalitas yang rendah,misal iopamiro,omnipaq.
b) Media kontras negatif berupa udara dan CO2.
2) Efek samping dari media kontras disebabkan oleh efek
kemotoksisitas,osmolalitas,dan balans ion.Efek samping penggunaan media
kontras umumnya terdiri atas :
a) Efek samping umum,seperti : mual,muntah,reaksi alergi, sampai syok.
b) Efek yang ditimbulkan oleh perbedaan osmolalitasnya seperti nyeri, panas,
bradikardi, atau vasodilatasi.
Tingkatan efek samping yang bisa temeliputi :
a) Efek samping ringan , seperti ; urtikaria,mual atau muntah
b) Efek samping sedang ,seperti sesak nafas.
c) Efek samping berat : syok, oedem laring dan kejang-kejang
Sebagian besar efek samping ini terjadi pada 5 menit pertama setelah
penyuntikan. Efek samping lambat, terjadi setelah beberapa jam atau beberapa
hari pasca pemberian kontras, misalnya timbulnya eritema dan parotitis.
Penatalaksanaan shock anafilaktik
a) Tidurkan penderita dengan segera.
b) Suntikan segera adrenalin 1: 10.000 sebanyak 0,25-0,30 ml secara IM 
teoritis hal ini lebih cepat bekerjanya dari pada suntikan subcutan , karena pada
penurunan tekanan darah pada penurunan tekanan darah vaskularisasi
kedaerah kulit sangat defisien. Hindarkan penggunaan adrenalin 1/10.000 lebih
dari 0,4-0,5 ml, dan jangan sekali-kali memberi sebanyak 1,0 ml . pemberian
adrenalin yang berlebihan dapat menimbulkan reaksi paradoksal dimana
komponen beta dari adrenalin yang bersifat vasodilatasi terhadap pembuluh
darah otot skelet dapat menjadi dominan sehingga dapat memperburuk
keadaan tekanan darah.
c) Bila tekanan darah tidak terukur pasien diberikan adrenalin 0,3 ml intrakardial
d) Sediakan ganjal /balok kayu tempat tidur setinggi 15 cm, dan taruhlah di bawah
kaki tempat tidur dibagian kaki, sehingga tercapai sikap trendelenburg.

29
e) Tekanan darah segera dimonitor
f) Suntikan adrenalin 0,25 – 0,3 ml perlu diulangi beberapa kali tiap 7-10 menit.
Bila tekanan darah sistolik belum mencapai 90-100 mmHg dan bila frekwensi
jantung belum melebihi kira2 90 x/ menit  umumnya mengatasi syok
anafilaktif diperlukan kira-kira 1-4 x suntikan adrenalin 0,25-0,3 ml.
g) Hydrokortison IM atau deksametason IM / IV boleh diberiakan, namun
manfaatnya tidak dapat menggantikan adrenalin.
h) Pemberian antihistamin IM tidak efektif dan tidak dianjurkan.
i) Mengirim penderita ke RS dalam keadaan gawat/ tidak transportable/ tidak
stabil merupakan tindakan yang tidak bijaksana karena dapat meninggal
diperjalanan. Seandainya hal ini dikerjakan harus dikawal dokter sendiri dalam
sikap trendelenburg dan disediakan adrenalin, awasi penderita sama sekali
tidak boleh diangkut dalam posisi duduk.
j) Infus dengan dekstran / garam faali merupakan tindakan sekunder yang
mungkin dapat memberikan komplikasi bila sirkulasi darah pulih kembali,
terutama pada penderita lanjut usia.
k) Bila tekanan darah sistolik telah mencapai 90-100 mmHg penyuntikan ulang
adrenalin tidak perlu daan terlalu cepat, tapi sebaiknya diobservasi dulu.
l) Penderita jangan disuruh pulang terlalu cepat, jika perlu pasien dirawat
inapkan. Jika memungkinkan pasien dipersilahkan duduk, berdiri, berjalan dan
diobservasi dengan seksama.

g. Jenis Pemeriksaan dengan menggunakan media kontras


1) Pemeriksaan Cystografi
2) Pemeriksaan Uretrografi
3) Pemeriksaan Histerosalphingografi (HSG)
4) Pemeriksaan Fistulografi

h. Tehnik pemasukan media kontras


Langsung ke organ , misalnya pada HSG,Uretrografi,Fistulografi

30
i. Indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan dengan media kontras
1) Pemeriksaan Cystografi
Indikasi : tumor buli-buli, rupture buli, divertikel, neurogenic bladder, hipertropy
prostat, sistitis kronis,tumor sekitar buli.
Kontra Indikasi : infeksi akut saluran kemih
2) Pemeriksaan Uretrografi
Indikasi : sama seperti indikasi cystografi,striktur uretra,ruptur uretra
Kontra Indikasi : infeksi akut saluran kemih
3) Pemeriksaan Histerosalphingografi (HSG)
Indikasi : infertilitas,perdarahan intra uterin yang abnormal, abortus berulang,post
section Caesar, melihat patensi tuba post sterilisasi,massa intrauterine,
mengetahui kelainan bawaan uterus,translokasi IUD.
Kontra Indikasi : kehamilan,infeksi(salphongitis,vaginitis,dsb) alergi kontras, post
menstruasi karena kemungkinan vascularisasi bertambah.
4) Pemeriksaan Fistulografi
Indikasi : melihat saluran yang abnormal/ fistel.
Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap kontras, saluran fistul tertutup

j. Pemeriksaan CT Scan
Merupakan pemeriksaan radiografi yang menggunakan modalitas Computer
Tomografi Scan.Pemeriksaan ini terdiri dari pemeriksaan tanpa memakai media
kontras dan pemeriksaan yang menggunakan media kontras.
1) Jenis Pemeriksaan CT Scan Tanpa Kontras :
a) Ct Scan Kepala
b) Ct Scan Nasopharing
c) Ct Scan Sinus Paranasal
d) Ct Scan Vertebrae / Tulang Belakang
e) Ct Scan Thorax
f) Ct Scan Abdomen Atas
g) Ct Scan Abdomen Bawah
h) Ct Scan Extremitas Atas
i) Ct Scan Extremitas Bawah

31
j) Ct Scan Cardiac

2) Jenis Pemeriksaan CT Scan Dengan Kontras :


k. Ct Scan Kepala
l. Ct Scan Nasopharing
m. Ct Scan Sinus Paranasal
n. Ct Scan Vertebrae / Tulang Belakang
o. Ct Scan Thorax
p. Ct Scan Abdomen Atas
q. Ct Scan Abdomen Bawah
r. Ct Scan Extremitas Atas
s. Ct Scan Extremitas Bawah
t. Ct Scan Cardiac

k. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG dilakukan oleh dokter spesialis radiologi, dokter spesialis jantung,
dan dokter spesialis penyakit dalam yang sudah mempunyai kompetensi dan disertai
dengan hasil ekspertise. Pengaturan jadwal pemeriksaan dan persiapan dilakukan
oleh petugas radiologi bagian USG. Pemeriksaan USG kandungan dilakukan oleh
dokter spesialis kandungan yang sudah mempunyai kompetensi dibidang
pemeriksaan USG kandungan dan tidak disertai hasil ekspertise.
Pemeriksaan Ultra Sonografi yang bisa dilakukan :
1) USG Abdomen Atas/Bawah
2) USG Thyroid
3) USG Ginjal /VU/ Prostat
4) USG Testis
5) USG Vasculer /Pembuluh darah
6) USG Thorax
7) USG Musculos skeletal
8) USG Kepala
9) USG Mammae

32
h. Pemeriksaan MRI
Merupakan pemeriksaan radiologi yang menggunakan magnet, gelombang radio, dan
komputer untuk menghasilkan gambar anatomi atau pun kelainan yang ada ditubuh.
a. Pemeriksaan MRI tanpa kontras yang bisa dilakukan anatra lain :
1) MRI Brain, MRA, MRV dan ASL
2) Extremitas Atas dan Bawah
3) MRI Tulang-tulang Vertebrae
4) MRI Abdomen Atas dan Bawah
5) MRI Pelvis
6) MRCP
b.Pemeriksaan MRI dengan Kontras :
1) MRI Brain
2) MRI Extremitas
3) MRI Abdomen Atas dan Bawah
4) MRI Pelvis

j. Pengarsipan hasil ekspertiese


1) Hasil ekspertise dibuat dua rangkap, untuk pasien dan untuk arsip Radiologi.
2) Penyusunan pengarsipannya dilakukan berdasarkan nomor pasien Radiologi, yaitu
berdasarkan tanggal, bulan dan tahun.
3) Arsip hasil disimpan dalam lemari arsip.

k. Penyimpanan dan pemusnahan dokumen


Penyimapanan dokumen
1) Surat permintaan pelayanan radiologi diagnostik/surat rujukan dokter.
2) Hasil pembacaan dan hasil pemeriksaan catatan dosis.
3) Hasil pemantuan lingkungan dan daerah kerja.
4) Dokumen kepegawaian yang meliputi data diri tiap tenaga yang ada.
a) Sertifikat/bukti upaya peningkatan sdm
b) Catatan kondisi peralatan
c) Kartu kesehatan pekerja

33
Prinsip penyimpanan dokumen :
1) Semua dokumen yang disimpan dalam bentuk rangkap asli.
2) Berkas rekam medik pasien berobat jalan disimpan selama 5 tahun sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam
Medis.
Pemusnahan dokumen :
Sebelum dimusnahkan, ambil informasi-informasi yang utama terlebih dahulu.
Pelaksanaan pemusnahan ada Berita Acara yang berisi :
1) Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan.
2) Penanggung jawab/otorisasi pemusnahan dokumen.

14. Kebijakan Radiologi


a. Pemeriksaan radiologi keluar melalui satu pintu: pelayanan radiologi rumah
sakit.
b. Pelayanan radiologi klinik selama 24 jam, 7 (tujuh) hari seminggu, sesuai
dengan kebutuhan pasien.
c. Pelayanan radiodiagnostik, imajing dan radiologi intervensional (RIR) meliputi:
1) Pelayanan radiodiagnostik
2) Pelayanan diagnostik Imajing; dan
3) Pelayanan radiologi intervensional.
d. Pelayanan radiologi merupakan pelayanan diagnostik 24 jam, dimana pada jam kerja
(07.00 s/d 15.00) dan setelahnya cito dilaksanakan di radiologi Rumkital Dr. Midiyato
Suratani.
e. Semua permintaan pemeriksaan radiologi (imajing) dan tindakan medik dengan
penggunaan radiasi dilakukan atas dasar, adanya permintaan tertulis dari dokter
pengirim/merujuk yang dilengkapi .dengan keterangan klinis yang jelas.
f. Semua pemeriksaan dan tindakan radiologi yang menggunakan bahan kontras, baik
dalam bentuk cair, padat atau udara melalui pembuluh darah vena, arteri atau lainnya
hanya dapat dilakukan oleh dokter spesialis radiologi.
g. Pemeriksaan radiologi tanpa kontras dilakukan oleh radiografer atas tanggung jawab
dokter spesialis radiologi.

34
h. Pemberian interpretasi/hasil diagnosa/expertise/jawaban medis atas hasil radiographi
dilakukan oleh dokter spesialis radiologi sesuai dengan batas kewenangannya.
i. Semua pemeriksaan dan tindakan yang menggunakan bahan kontras radiografi guna
kepentingan medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilengkapi dengan surat
persetujuan pasien (inform concent) setelah teriebih dahulu pasien/keluarga pasien
diberikan penjelasan tentang resiko tindakan medik yang akan dilakukan serta resiko
pemakaian bahan kontras radiografi.
j. Semua pekerja radiasi yang melakukan pemeriksaan medik radiasi diwajibkan
memakai personal monitoring radiasi yang secara berkala di ukur besarnya paparan
radiasi yang diterima oleh setiap pekerja radiasi.
k. Pemeriksaan dan tindakan radiologi harus dilakukan di ruang radiologi kecuali untuk
kasus-kasus tertentu yang karena sesuatu hal menurut keputusan secara medis tidak
mungkin dilakukan di ruang radiologi dapat dilakukan di ruangan (Bed Foto/Cito Bed)
dengan tetap memperhatikan manfaat dan resiko serta keselamatannya terhadap
pasien dan pekerja disekitarnya.
l. Semua pemeriksaan radiologi dilakukan oleh tenaga kesehatan bidang radiologi yang
telah mendapat pendidikan formal bidang radiologi sesuai dengan kompetensinya.

35
BAB V
LOGISTIK

Logistik/gudang adalah suatu perencanaan dan pengadaan barang-barang radiologi


sebagai kebutuhan pelayanan radiologi. Dalam perencanaan logistik radiologi, radiologi
membuat perencanaan sesuai dengan kebutuhan setiap Instalasi kerja di radiologi dalam
setiap bulan yang ditujukan ke departemen farmasi. Semua barang datang melalui
departemen farmasi yang akan didistribusikan ke radiologi, diradiologi semua barang di stock
digudang radiologi dan didistribusikan ke masing-masing Instalasi kerja radiologi dengan
menggunakan kartu stok barang keluar. Setiap logistik radiologi (film, reagen kontras dan
lainnya) diberi lebel tanggal penerimaan dan tanggal kadarluasanya.

m. Jenis Pengadaan Barang


Pengelolaan perbekalan logistik di Instalasi Radiologi di kelola secara secara
efektif dan efisien guna menunjang mutu pelayanan. Perbekalan logistik ini berupa bahan
habis pakai berupa obat- obatan, ala-alat kesehatan maupun alat tulis kantor dan rumah
tangga. Dalam pengelolaannya, perbekalan logistik ini didukung dengan beberapa alur
yaitu :
a. Permintaan barang ke bagian gudang farmasi
Adapun alur permintaan barang Instalasi Radiologi ke bagian gudang farmasi adalah
sebagai berikut :
1) Petugas Instalasi Radiologi mengisi formulir permintaan barang farmasi dengan
persetujuan Penanggung Jawab Instalasi Radiologi
2) Petugas Instalasi Radiologi menyerahkan formulir permintaan barang yang telah
disetujui ke petugas farmasi. Kemudian petugas merekap permintaan barang
radiologi dan menyiapkan barang permintaan.
3) Petugas radiologi mengambil barang yang diminta, kemudian dicatat tanggal
datang dan stock barang yang ada.
4) Barang yang diminta dimasukkan ke lemari radiologi dan dikeluarkan sesuai
kebutuhan.

36
b. Permintaan barang ke bagian perbekalan
Adapun alur permintaan barang Instalasi Radiologi ke bagian perbekalan adalah
sebagai berikut :
1) Petugas Instalasi Radiologi mengisi formulir permintaan ATK, ART dan sampul
dengan persetujuan dari Penanggung Jawab Instalasi Radiologi
2) Petugas Instalasi Radiologi menyerahkan formulir amprahan yang telah disetujui
ke petugas perbekalan. Kemudian petugas merekap permintaan barang radiologi
dan menyiapkan barang yang diminta.
3) Petugas Instalasi Radiologi mangambil barang yang diminta, kemudian dicatat
tanggal datang dan stock barang yang ada.
4) Barang yang diminta dimasukkan ke lemari radiologi dan dikeluarkan sesuai
kebutuhan.

c. Pengadaan alat medis


1) Instalasi kerja membuat surat permintaan/pemesanan barang ke Instalasi Layanan
Pengadaan (ULP) bila sesuai RAPB, dan disetujui, Tim Pembelian/ Manager
Pengadaan mencarikan supplier untuk mengajukan.
2) Jika tidak termasuk dalam RAPB, Instalasi kerja membuat proposal usulan ke
karumkit, bila sudah disetujui Tim Pembelian mencarikan supplier dan membuat
usulan surat pemesanan.
3) Bagian TU membuatkan surat pemesanan barang.
4) Petugas penerima barang menerima barang dan mengecek kondisi
barang,kemudian menyimpan di gudang, petugas menginventarisasi barang dan
menyerahkan kepada Instalasi kerja.

d. Permintaan kebutuhan obat anti alergi


1) Data semua kebutuhan obat-obatan anti alergi, kemudian ditulis dalam buku
amprahan obat.
2) Data semua kebutuhan obat-obatan anti alergi, kemudian ditulis dalam buku
amprahan obat.

37
3) Permintaan obat diajukan ke Instalasi Farmasi.
4) Instalasi Farmasi membuat Bukti Barang Keluar (BBK), dan diatanda tangani oleh
Instalasi farmasi dan penerima barang.
5) Obat-obatan diserahkan ke Instalasi radiologi.

38
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Pelayanan radiologi merupakan pelayanan kesehatan yang menggunakan sinar peng-


ion ataupun bahan radioaktif sehingga penggunaan bahan tersebut mempunyai dua sisi yang
saling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi penegakan diagnosa dan terapi penyakit
dan di sisi lain akan sangat berbahaya bila penggunaannya tidak tepat dan tidak terkontrol,
terlebih lagi bila di lakukan oleh tenaga yang tidak kompeten atau bukan radiographer. Untuk
itu setiap pengguna ataupun pelaksana pelayanan radiologi harus senantiasa merjamin mutu
pelayanannya, yaitu harus tepat dan aman baik bagi pasien, pekerja maupun lingkungan
atau masyarakat sekitarnya.
Kebijakan dan upaya peningkatan mutu pelayanan radiologi pada dasarnya juga sama
seperti kebijakan pelayanan kesehatan umumnya yang mengutamakan kesehatan dan
keselamatan pasien, antara lain :
a. Regulasi perizinan penyelenggaraan radiologi
b. Standar Pelayanan Radiologi.
c. Pemantapan jejaring pelayanan radiologi
d. Penyelenggaraan quality assurance
e. Penetapan dan penerapan berbagai stándar pelayanan radiologi
f. Pemenuhan persyaratan dalam standar
g. Pelaksanaan akreditasi pelayanan radiologi (radiodiagnostik)
h. Peningkatan pengawasan pelaksanaan pelayanan radiologi baik oleh pusat yang
dilakukan oleh Depkes dan Bapeten maupun oleh daerah
i. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
j. Pengembangan Teknik Pemeriksaan Radiologi

n. Jenis Fasilitas Pelayanan Instalasi Radiologi dan Diagnostik Imaging


Pemeriksaan Radiologi biasanya dilakukan dengan teknik-teknik yang berbeda
sesuai dengan klinis pasien, secara garis besar pemeriksaan radiologi diagnostik terdiri
dari :
a. Pemeriksaan dengan sinar-X
1) Radiografi

39
2) CT Scan
l. Pemeriksaan dengan Gelombang Suara
a. USG Konvensional
b. USG Colour Doupler
b. Pemeriksaan dengan Magnet
1) MRI

Dengan dilakukannya berbagai teknik pemeriksaan radiologi mulai dari yang


konvensional, teknik intervensional baik dengan menggunakan bahan kontras maupun
tanpa bahan kontras serta MRI, maka setiap pekerja radiasi perlu melakukan dengan
cermat karena kemungkinan timbulnya KTD pada setiap pemeriksaan.

o. Jenis Fasilitas Pelayanan Instalasi Radiologi dan Diagnostik Imaging menurut


sumber energy yang digunakan
a. Sinar-x ( Radiografi )
1) Pesawat x-ray Konvensional : Stationary x-ray Instalasi
2) CT-Scan
b. Ultra Sound
1) Dua Dimensi ( 2 D )
2) Doppler
c. Magnet
1) MRI 1,5 Tesla

Dengan meningkatnya jumlah modality dan fasilitas pelayanan radiologi maka


memungkinkan untuk semakin meningkatnya jumlah pasien yang dilakukan pemeriksaan,
sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa semakin banyak jumlah pasien yang menerima
radiasi dan kemungkinan semakin besar peluang terjadinya KTD. Oleh sebab itu
diharapkan radiografer harus semakin hati-hati untuk tidak menambah penderitaan pasien
dengan terjadinya KTD.

40
p. Insiden di Instalasi Radiologi dan Diagnostik Imaging
Kejadian Tidak Diharapkan yang mungkin timbul pada proses pelayanan radiologi
diagnostik antara lain dapat disebabkan oleh :
a. Pada saat menerima surat permintaan pemeriksaan radiologi
1) Kurang/tidak teliti dalam mengidentifikasi pasien
2) Kurang paham klinis yang membuat kesalahan pembuatan foto
3) Tidak bertanya apakah pasien hamil atau tidak (wanita subur)

b. Pada saat dilakukan pemeriksaan


1) Saat memindahkan pasen ke meja pemeriksaan
2) Terlalu banyak memanipulasi obyek
3) Memakai peralatan kurang steril
4) Tidak menggunakan peralatan disposable
5) Terjadinya kontra indikasi bahan kontras
6) Pengulangan pemeriksaan
a) Salah penyudutan arah sinar
b) Salah sentrasi
c) Under dan upper eksposure
d) Tidak ada marker atau salah marker
e) Kesalahan tindakan medik oleh dokter spesialis Radiologi
f) Salah positioning
g) Kesalahan pesawat yang disebabkan tidak dikalibrasi secara rutin dan tidak
adanya QC peralatan radiologi.

c. Sesudah dilakukan pemeriksaan


1) Salah ekspertise atau interpretasi
2) Pemberian hasil tanpa di validasi terlebih dahulu
a) Salah identitas pasien
b) Hasil tertukar antara pasien yang satu dengan pasien yang lainnya
3) Efek penyuntikan bahan kontras
4) Efek radiasi ( bila paparan yang diberikan tinggi )

41
q. Implementasi Keselamatan Pasien di Instalasi Radiologi
a. Modalitas dengan sumber radiasi sinar-x
i. Hindari manipulasi pasien pada saat posisioning
Terutama pada pasen dengan klinis trauma capitis, Fraktur Columna Vertebralis,
trauma tumpul abdomen dan thoraks. Begitu pula pasien dengan fraktur
ekstrimitas dengan pemakaian peralatan traksi.
ii. Pemakaian bahan kontras radiografi
a) Harus ada informed consent sebelum dilakukan pemasukan bahan kontras
b) Harus ada pemeriksaan laboratorium mengenai fungsi ginjal (ureum dan
creatine)
c) Gunakan bahan kontras yang relatip aman
d) Harus dilakukan oleh dokter atau didalam pengawasan dokter
iii. Minimalisasi dosis radiasi
a) Pengaturan luas lapangan penyinaran yang diatur sedemikian rupa sehingga
cukup seluas obyek yang diperiksa.
b) Pengaturan faktor eksposi yang tepat
c) Pada setiap pasien wanita usia subur sebelum dilakukan pemeriksaan harus
ditanya apakah sedang hamil atau tidak, bila hamil diminta pertimbangan dokter
spesialis radiologi apakah perlu atau tidak dilakukan.
d) Semua pemeriksaan atau tindakan radiologi harus dilakukan apabila ada
permintaan dari dokter yang mengirim dan dilengkapi dengan klinis yang jelas
dan dikerjakan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional dan dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang kompeten.

b. Ultrasonografi
Sampai saat ini pemeriksaan USG masih dikategorikan sebagai pemeriksaan yang
paling aman bagi pasien. Belum ditemukan gejalagejala KTD selama pemeriksaan
maupun sesudah pemeriksaan.

42
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pemanfaatan pesawat sinar-x untuk diagnostik secara tepat meliputi disain ruangan,
pemasangan, dan pengoperasian sesuai dengan norma keselamatan radiasi. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam instalasi ruangan pesawat sinar-x diagnostik sebelum
bangunan didirikan, antara lain lokasi bangunan, letak ruangan dan tebal dinding maupun
perisai pintu. Ruangan sinar-x harus dibangun dengan cukup kuat untuk menahan beban
peralatan yang ada di dalamnya dan dibangun sedemikian, sehingga memberikan proteksi
yang cukup terhadap operator dan orang lain yang berada di sekitar ruangan pesawat
sinar-x. Dasar penentuan persyaratan ruangan pesawat sinar-x diagnostik dengan
mempertimbangkan potensi bahaya radiasi yang mungkin terjadi. Agar resiko bahaya yang
diterima pekerja radiasi (radiation workers), staf lain ( non radiation workers ) dan masyarakat
(public) harus dapat ditekan sekecil kecilnya jika mungkin dapat ditiadakan. Radiologi
Rumkital Dr. Midiyato Suratani terdiri dari beberapa ruang pemeriksaan.

r. Deskripsi Pembagian Daerah Kerja


Pembagian daerah kerja pada Rumkital Dr. Midiyato Suratani terbagi atas daerah
pengendalian daerah dan/atau daerah supervise. Manajemen Rumkital Dr. Midiyato
Suratani berupaya melindungi masyarakat dengan mencegah akses masyarakat ke
daerah pengendalian. Prote ksi radiasi di daerah pengendalian dilakukan dengan cara
menempelkan tanda peringatan bahaya radiasi jelas, mudah terlihat dan mencolok di
setiap pintu akses ke daerah pengendalian. Ruang radiologi juga dilengkapi dengan
lampu tanda radiasi di luar pintu masuk yang menyala saat ruang radiologi digunakan.
Semua tanda bahaya radiasi ini berfungsi dengan baik. Daerah pengendalian ini adalah
ruang radiologi yang terdapat pemnfaatan pesawat sinar-X di dalamnya yaitu ruang
radiologi.
Daerah pengendalian dilakukan tindakan proteksi dan keselamatan radiasi
dengan :
a. Menandai dan membatasi daerah pengendalian yang ditetapkan dengan tanda fisik
yang jelas atau tanda lainnya.

43
b. Memasang atau menempatkan tanda peringatan atau petunjuk pada titik akses adan
lokasi lain yang dianggap perlu di dalam daerah penegndalian.
c. Memastikan akses ke daerah pengendalian.
c. Hanya untuk pekerja radiasi
d. Pengunjung yang masuk daerah pengendalian didampingi oleh petugas proteksi
radiasi.
d. Menyediakan peralatan pemantauan dan peralatan protektif radiasi.

Daerah supervise mempertimbangkan kriteria potensi penerimaan paparan


radiasi individu lebih dari NBD anggota masyarakat dan kurang dari 3/10 NBD pekerja
radiasi dan bebas kontaminasi, selain itu rumah sakit :
a. Menandai dan membatasi daerah supervise yang ditetapkan dengan tanda yang jelas.
b. Memasang tanda dititik akses masuk daerah supervisi.

Proteksi Radiasi terhadap lingkungan, meliputi :


a. Pastikan sebelum dilakukan exposi tidak seorangpun berada di dalam ruang
pemeriksaan kecuali keluarga pasien yang mendampingi (jika diperlukan saja) selama
pemeriksaan berlangsung dengan menggunakan apron serta tutup semua pintu yang
berhubungan dengan lingkungan sekitarnya.
b. Berupaya mencegah meningkatnya paparan radiasi dengan memperhatikan kondisi
lingkungan.
c. Memperhatikan keamanan struktur bangunan radiasi terhadap kebocoran radiasi
sebelum dilakukan pembangunan gedung.
d. Memberikan tanda atau lampu merah di depan ruang diagnostic x-ray tentang adanya
radiasi pada daerah tersebut.

s. Perlengkapan Proteksi Radiasi


Persyaratan sebelum melakukan pemeriksaan radiologi adalah keselamatan
terhadap radiasi sehingga perlu diperhatikan oleh semua pekerja radiasi. Keselamatan
terhadap radiasi memerlukan perlengkapan peralatan radiasi yang memadai dan sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Peralatan proteksi Radiasi yang tersedia antara lain :

44
Tabel 7.1
Alat Perlengkapan Proteksi Radiasi
di Rumkital Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang

Nama Peralatan Jumlah


TLD/Film Badge 10
Apron Dewasa 18
Apron anak-anak 4
Sarung tangan 12 set

Penerimaan Film Badge


a. Setiap akhir bulan, BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan). memberikan hasil
evaluasi film badge bulan sebelumnya dan mengirimkan film badge baru sebagai
pengganti untuk dipergunakan pemakaian pada bulan berikutnya.
b. Film Badge diterima oleh bagian Humas untuk di inventaris sebagai agenda surat
masuk Rumah Sakit.
c. Bagian Humas akan memberikan disposisi beserta lampirannya kepada SubDep
Radiologi untuk dilakukan pengecekan dan pergantian serta penarikan film badge
lama /sudah berjalan untuk dievaluasi.
d. Film badge bulan sebelumnya diserahkan kembali ke bagian Humas untuk di
kembalikan ke BPFK.
e. PPR (Petugas Proteksi Radiasi) mencatat pada lembar kartu dosis hasil evaluasi
paparan radiasi yang diterima masing-masing personil Radiologi untuk dokumen
radiologi.
f. Film badge wajib dikenakan petugas radiologi saat bekerja di medan radiasi.

Penyimpanan dokumen paparan radiasi


a. Dokumen hasil evaluasi paparan radiasi yang dikirim oleh BPFK terdiri dari 2 (dua)
lampiran surat, meliputi :
1) Surat pemberitahuan pengiriman film dadge baru untuk dipergunakan pada bulan
berikutnya dan menarik kembali film badge yang lama (bulan sebelumnya) untuk
dilakukan evaluasi Iebih lanjut.

45
2) Lembar hasil evaluasi yang berisi, nama-nama personil, no film badge dan hasil
evaluasi paparan radiasi yang terukur masing-masing personil radiologi.
3) Hasil evaluasi paparan radiasi tersebut ditulis/diketik pada kartu dosis masing-
masing personil radiologi.
b. Bila ada nilai paparan radiasi yang melebihi dari nilai batas yang ditentukan, maka
harus di evaluasi lebih lanjut dan karyawan tersebut dlam pengawasan pihak
kesehatan rumah sakit.
c. Dokumen paparan radiasi disimpan oleh PPR yang berwenang terhadap masalah
proteksi radiasi.

t. Keselamatan Operasional
Untuk menjamin terciptanya suatu pelayanan radiasi diagnostik yang aman untuk
petugas radiasi, pasien, keluarga pasien dan staf yang lain, maka kegiatan keselamatan
operasional perlu diperhatikan. Kegiatan itu antara lain :
a. Komisioning
Untuk memastikan pesawat sinar-x bekerja dengan andal, baik untuk kegiatan
radiologi diagnostik, dan memenuhi peraturan perundang undangan maka pesawat
sinar-x harus dilakukan uji kesesuaian.
b. Inspeksi periodik
Inspeksi secara periodik terhadap peralatan sinar–x, perlengkapan proteksi radiasi
dan hal yang menyangkut keselamatan atau penahan radiasi ruangan pesawat sinar-x
harus dilakukan untuk perbaikan dalam hal adanya komponen yang rusak atau hal
yang berhubungan dengan keselamatan radiasi.
c. Pembatasan arah sinar
Arah berkas utama dari pesawat sinar-x tidak boleh diarahkan ke panel kontrol atau
daerah lain yang tidak cukup penahan radiasi atau yang hanya dipersiapkan untuk
radiasi hambur kecuali pasien dengan kasus tertentu makadapat dilakukan arah sinar-
x ke kontrol panel dengan syarat tidak ada radiasi menembus dinding kontrol panel
atau radiasi hambur agar tidak terjadi kebocoran ruang yg mengakibatkan dosis
radiasi pada petugas radiasi atau radiografer meningkat.

46
u. Keselamatan Petugas
Semua usaha harus dilakukan dalam melaksanakan penyinaran sinar-x,
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang baik dengan paparan minimum pada
petugas radiasi. Kegiatan itu antara lain :
a. Bekerja di Ruang Operator
Ruang operator biasanya terpisah dengan ruang penyinaran atau jika berada dalam
ruangan penyinaran harus disediakan tabir Pb dan dilengkapi dengan kaca Pb.
b. Pemakaian Alat Proteksi Radiasi
Keselamatan terhadap radiasi memerlukan perlengkapan peralatan radiasi yang
memadai dan sesuai dengan standar yang ditetapkan, dan digunakan dengan baik
dan benar. Untuk memastikan dosis peparan radiasi yang diterima pekerka minimal,
kami menyediakan desain radiologi diagnostic dan intervensional yang memenuhi
standar sesuai peraturan BAPETEN, prosedur pengoperasian, dan peralatan proteksi.
Pada saat pengoperasian pesawat fluroskopi dan intervensional pekerja
menggunakan apron, sarung tangan dan TLD.
c. Pemakaian Monitor Perorangan
Untuk mencatat dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi maka diperlukan
adanya personal monitoring. Di Radiologi Rumkital Dr. Midiyato Suratani personal
monitoringnya adalah menggunakan TLD, film badge atau dosimeter baca langsung.
d. Pengawasan Kesehatan Pekerja Radiasi
Pengawasan kesehatan di bagian Radiologi bagi pekerja radiasi dilakukan sebelum
bekerja, selama bekerja sekurang-kurangnya sekali setahun dan apabila diperlukan
dilakukan pemeriksaan kesehatan tambahan jika pekerja radiasi mengalami
penyinaran radiasi berlebih serta pada saat memutuskan hubungan kerja. Majemen
rumah sakit secara berkala mengirimkan pemantau radiasi personil ke Instansi
Pembaca Dosis dan mengirimkan hasil evaluasi dosis ke BAPETEN.

v. Proteksi Radiasi Kepada Pasien


Selain menjamin amannya bahaya radiasi untuk pekerja radiasi, proteksi terhadap pasien
juga perlu diperhatikan. Kegiatan ini antara lain :
a. Persyaratan pemeriksaan

47
Pemeriksaan terhadap pasien hanya dilakukan bila ada permintaan tindakan radiologi
dari dokter pengirim. Dalam hal terjadi keraguan akan dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan ahli radiologi atau dokter pengirim.
b. Pelayanan diberikan oleh petugas professional sesuai dengan keahliannya.
c. Menyediakan prosedur pengoperasian pesawat yang jelas dan mudah dipahami.
d. Mengatur luas lapangan radiasi fokus pada bagian yang diperiksa.
e. Membatasi peluang terjadinya pengulangan eksposi.
f. Melakukan ujian kesesuaian pesawat secara berkala dan segera memperbaiki jika
hasil uji tidak andal ataupun andal dengan perbaikan.
g. Pengurangan dosis radiasi pasien
Penggunaan faktor eksposi yang sesuai tanpa mengurangi tegaknya diagnosa.
Pembatasan daerah penyinaran dengan pengaturan kolimasi sesuai dengan objek
yang akan dilakukan penyinaran. Jarak fokus dengan film untuk chest x-ray sekurang
kurangnya 150 cm.
h. Penggunaan alat proteksi radiasi
Jika keluarga pasien atau pendamping dibutuhkan di dalam ruang penyinaran maka
harus memakai Apron.

Penggunaan pesawat mobile hanya untuk dioperasikan untuk keadaan darurat


dan tidaj digunakan untuk penggunaan rutin. Pada saat pengoperasian pesawat mobile,
keselamatan pasien atau masyarakat sekitarnya menjadi concern, oleh karenanya
pengoperasian pesawat mobile harus disertai dengan perisai radiasi mobile untuk
melindungi pasien lain dan masyarakat.

w. Penanggulangan Korban Kecelakan Radiasi dan Pelaporan


Kecelakaan radiasi adalah keadaan bahaya sedemikian yang dapat mengancam
keselamatan dan kesehatan manusia, kerugian harta benda atau kerusakan lingkungan
yang timbul sebagai akibat adanya kecelakaan nuklir dan atau kecelakaan radiasi yang
terjadi diwilayah tertentu. Prosedur kerja :
a. Penanggulangan kecelakaan radiasi
1) Hentikan operasi instalasi, mencabut sakelar, memutuskan aliran listrik.
2) Keluarkan penderita dari medan radiasi.

48
3) Mencatat detil posisi, arah berkas dan kondisi eksposi.
4) Amankan daerah di sekitar kecelakaan dan tidak seorangpun boleh memasuki
daerah tersebut apabila dikhawatirkan adanya ledakan yang dapat segera timbul
atau keadaan darurat lainnya.
5) Perkirakan dosis radiasi dan tentukan tingkat kecelakaan.
6) Segera meminta bantuan ke instansi terkait bila diperlukan
7) Korban dikirim untuk diperiksa tim medis.
8) Pemeriksaan darah yang diwajibkan meliputi pemeriksaan HB, entrosit dan
leukosit, trombosit dan laju endap darah.
9) Apabila diketahui adanya kelainan patologis sebagai akibat dari radiasi pada
seorang petugas di bagian rontgen maka pengaturan kerja petugas harus diubah.
10) Ukur tingkat / besarnya radioaktivitas yang mungkin melekat pada tubuh penderita.
11) Kelompokkan penderita menurut dosis yang diterima.
12) Lakukan dekontaminasi apabila perlu
13) Susun rencana pengamanan sumber radiasi sesuai prosedur, dengan
memperhatikan keselamatan manusia harus diutamakan
14) Apabila kecelakaan terjadi pada seorang ahli radiologi maka aktivitasnya dibatasi
hanya ekspertise foto
a. Laporkan ke PPR, tim K3 RS dan BAPETEN.
b. Pelaporan
Pelaporan dilakukan setiap ditemukan kecelakaan kerja, yang berhubungan dengan
bagian radiologi ke bagian manajemen fasilitas dan keselamatan kerja.

x. Penanganan dan Pembuangan Limbah Infeksius dan Berbahaya


Prosedur penanganan dan pembuangan limbah bahan infeksius berbahaya adalah
sebagai berikut :
a. Sampah Non Medis
1) Sampah non medis di buang pada tempat sampah yang telah di sediakan
2) Setiap pagi sampah diangkut oleh cleaning service RS ke tempat pembuangan
b. Bahan Infeksius
1) Sampah medis (cateter, handscoen, plastik ,linen yang terkontaminasi cairan
pasien, dll ) di buang pada Tempat Sampah Medis

49
2) Sampah medis benda tajam (spuit, jarum, wing needle, ampul obat,dll) dibuang di
kotak safety
3) Setiap pagi sampah medis akan diangkut oleh cleaning service rumas sakit ke
tempat pembuangan.
c. Setelah kering dan terkumpul maka limbah tersebut bias segera diangkut oleh pihak
ke 3 yang telah dilakukan kerja sama.

y. Alur Penanganan dan Pelaporan Kecelakaan Kerja

Gambar 7.1
Alur Penanganan Kecelakaan Kerja Karyawan Rumah Sakit

Karyawan Bersangkutan

Karyawan Diistirahatkan

IGD
Karyawan Bekerja Biasa

Konsul Dokter Spesialis

Karyawan Diistirahatkan

Dirawat
Karyawan Diistirahatkan

50
Gambar 7.2
Alur Pelaporan Kecelakaan Kerja Karyawan Rumah Sakit

Karyawan Bersangkutan

Kepala Radiologi

Kadep Jangklin

Kepala K3 RS

Karumkital Dr. Midiyato Suratani

z. Rekaman dan Pelaporan


a. Keadaan operasi normal
Manajemen rumah sakit mengendalikan dan mencantumkan rekaman terkait
program proteksi dan keselamatan radiasi dan menjamin semua rekaman lengkap,
mudah dibaca, mudah diidentifikasi dan tersedia saat digunakan. Rekaman terkait
program proteksi antara lain :
i. Data inventarisasi pesawat sinar-X
ii. Catatan dosis yang diterima personil setiap 6 bulan.
iii. Hasil pemantauan laju paparan radiasi ditempat kerja dan lingkungan.
iv. Sertifikat uji kesesuain pesawat sinar-X.
v. Hasil pencarian fakta akibat kecelekaan radiasi.
vi. Penggantian komponen pesawat sinar-X.
vii. Salinan sertifikat pendidikan dan pelatihan pekerja radiasi.
viii. Hasil pemantauan kesehatan personil.

Sesuai peraturan kepala BAPETEN No. 4 tahun 2013 pasal 53 tentang Proteksi
dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenanga Nuklir, rumah sakit menyimpan
51
dan memelihara hasil pemantauan kesehatan dan hasil pemantauan dosisi pekerja
radiasi dalam jangka waktu :
a. Paling kurang 5 (lima) tahun untuk :
1) Hasil pemantauan tingkat radiasi dan/atau kontaminaso di daerah kerja.
2) Hasil pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas dan fasilitas.
b. Paling kurang 30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak pekerja radiasi berhenti dari
pekerjaannya.
1) Hasil pemantauan dosis yang diterima pekerja radiasi.
2) Hasil pemnatauan kesehatan bagi pekerja radiasi.

b. Keadaan darurat
Keadaan darurat akan dilaporkan segera ke BAPETEN dalam waktu 24 jam
melalui telepon atau secara langsung. Jika terjadi kedaruratan, laporan secara tertulis
akan disampaikan lengkap sesuai kronologi ke BAPETEN paling lambat 3 (tiga) hari
setelah laporan awal.

Tabel 7.2
Faktor Ekspose General X-RAY Unit
Rumkital Dr. Midiyato Suratani Tanjungpinang

FAKTOR EXPOSE
NO JENIS PEMERIKSAAN KV mAs
1 SCHEDEL 73 6.2

2 TMJ 73 6.2

3 SINUS PARANALIS 73 6.2

4 CERVICAL AP/LAT 69.9 3.6

5 CLAVICULA 61.4 9.5

6 SCAPULA 61.4 9.5

7 SHOULDER JOINT 61.4 9.5

8 THORAX AP/L 125 0.9

52
9 THORACAL AP/L 77 23.2

10 THORACOLUMBOSACRAL AP/L 77 23.2

11 LUMBOSACRAL AP/L 77 23.2

12 COCCYGIS 77 23.2

13 ABDOMEN AP 81 1.5

14 ABD 3 POSISI 81 1.5

15 PELVIS 80.6 11.2

16 HUMERUS AP/L 66 1.7

17 ELBOW JOINT 66 1.7

18 ANTEBRACHI AP/L 66 1.7

19 WRIST JOINT 66 1.7

20 MANUS PA/OBLIQUE 60 1.7

21 HIP JOINT 80.6 10.2

22 FEMUR AP/L 78 1.1

23 KNEE JOINT AP/L 63 4.1

24 CRURIS AP/L 57 4.1

25 ANKLE JOINT AP/L 57 4.1

26 PEDIS AP/OBLIQUE 57 4.1

27 CALCANEUS 57 4.1

28 SCOLIOTIC PROGRAM 77 23.2

29 PANORAMIC 77 9.94

30 DENTAL PERIAPICAL

53
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Dalam memberikan pelayanan kepada pasien secara berkwalitas maka diperlukan


pengendalian mutu pelayanan agar bisa dievaluasi dan bisa diambil tindakan untuk lebih
meningkatkan capaian yang diinginkan. Pada pengendalian mutu parameter yang diperlukan
pengendalian mutu pelayanan agar bisa dievaluasi dan bisa diambil tindakan untuk lebih
meningkatkan capaian yang diinginkan. Penghitungan capaian dilakukan setiap bulan
dengan pelaporan dan evaluasi setiap tiga bulan. Pada pengendalian mutu parameter yang
terukur meliputi :
a. Angka kejadian kerusakan film pada pemeriksaan radiologi (diulang)
b. Penolakan hasil expertise dokter spesialis radiologi yang dilakukan oleh dokter peminta
berhubungan dengan ketidakjelasan/ kurangnya informasi medis.
c. Keterlambatan/ketidaktepatan waktu penyerahan hasil expertise dokter kepada pasien
rawat jalan maupun rawat inap.

54
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan radiologi dan diagnostik imaging merupakan bagian integral dari pelayanan
medik yang perlu mendapat perhatian khusus karena selain bermanfaat dalam menegakkan
diagnosa, juga sangat berbahaya baik bagi pasien, petugas maupun lingkungan sekitarnya
bila tidak diselenggarakan secara benar. Dalam upaya mencapai pelayanan radiologi yang
bermutu dan aman, diperlukan pengelolaan manajemen dan teknis yang prima yang
didukung oleh sarana/prasarana, sumberdaya manusia dan peralatan yang baik pula.

Kepala Rumkital Dr. Midiyato Suratani

Dr.Edwin M.Kamil, Sp.B


Kolonel Laut (K) NRP. 9131/P

55
56

Anda mungkin juga menyukai