SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO
NOMOR : 800/ /417.407/2009
TENTANG
PEMBERLAKUAN STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : mojokerto
Pada tanggal : 2009
Direktur :
RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Kota Mojokerto
1. Pelayanan Radiologi yang aman yaitu layanan radiodiagnostik yang radiasinya benar-
benar terfokus pada kebutuhan pasien dengan menekan sekecil mungkin dosis radiasi
yang terpapar pada pasien, untuk petugas dan masyarakat diluar tidak terpapar radiasi
melebihi batas minimal yang diperbolehkan..
2. Pelayanan Radiologi yang akurat yaitu, setiap melaksanakan pelayanan radiologi
harus berorientasi pada peningkatan mutu untuk menunjang ketepatan hasil foto
rontgen serta ketepatan diagnosa / expertise oleh Radiologist.
3. Pelayanan Radiologi yang terjangkau yaitu, biaya untul pelayanan radiologi yang
sangat murah dibandingkan tempat layanan kesehatan yang lain sehingga mudah
terjangkau bagi masyarakat
a. Sebagai instalasi penunjang diagnostik RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota
Mojokerto dan sekitarnya.
b. Memberikan dukungan terhadap upaya pelayanan kesehatan rumah sakit di bidang
pelayanan Radiologi.
c. Tempat pemberian layanan dan tindakan radiologi
d. Sebagai tempat pendidikan bagi calon profesi kesehatan.
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO
NOMOR : 800/ /417.407/2009
TENTANG
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI
RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO
MEMUTUSKAN
Menetapkan : 1. Keputusan Direktur RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo kota Mojokerto
tentang Struktur Organisasi Instalasi radiologi.
2. Struktur Organisasi Radiologi dipandang perlu agar supaya petugas
radiologi bisa menjalankan tugas sesuai dengan fungsi dan
profesionalisme.
3. Struktur Organisasi Radiologi
I. Kepala instalasi : Dr. Diana HM Nainggolan, Sp Rad
II. Petugas Proteksi Radiasi : Kartono A.Md.Rad
III. Radiografer sentral : 1. Umar Saiful A.Md.Rad
2. Fitriyah Hidayati A.Md.Rad
IV. Radiografer Instalasi UGD : 1. Ana Setyorini A.Md.Rad
2. Ainul Luthfi Amarudin A.Md.Rad
3. Rian Sindu Triprayogo A.Md.Rad
4. Marlikhan A.Md.Rad
V Petugas Sarana dan : 1. Munadi
Prosessing film 2. Taufan Fibri Asmoro Putro
VI Petugas Admnistrasi :Agus Subiyanto
4. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila
dikemudian hari ternyata ada kekeliruan dalam surat keputusan ini, akan
dilakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan tenaga di radiologi.
Ditetapkan di : Mojokerto
Pada tanggal : 2009
Direktur :
RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Kota Mojokerto
STRUKTUR ORGANISASI
Instalasi Radiologi mempunyai bagan organisasi dan uraian yang jelas bagi semua kalsifikasi
pegawai yang ada yang menunukkan peran serta masing-masing petugas.
Struktur Organisasi Instalasi Radiologi RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto adalah
sebagai berikut :
KARTONO AMR
DIREKTUR
RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO
KOTA MOJOKERTO
DR.AMBAR SUTRISNO, MS
Pembina Utama Muda
NIP. 140 150 136
URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI STAF RADIOLOGI
1. Tanggung jawab
Kepala Instalasi Radiologi bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit.
2. Tugas Pokok
Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan pelayanan instalasi Radiologi dan memberi jawaban
konsultasi.
3. Uraian Tugas.
a. Bertanggungjawab mengkoordinir dan supervisi pelayanan Radiologi, melaksanakan
pemeriksaan Radiologi, melaksanakan pemeriksaan Radiologi yang memerlukan keahliannya /
kewenangannya.
b. Menerima dan menjawab konsul dari dokter, baik dari dalam rumah sakit maupun dari luar
rumah sakit / rujukan puskesmas.
c. Melaksanakan tugas rutin membaca foto Rontgen dan mengerjakan pemeriksaan USG.
d. Bertanggung jawab terhadap hasil laporan administrasi secara periodik, bulanan dan tahunan.
e. Merencanakan pengembangan Instalasi Radiologi.
1. Tanggung Jawab :
Koordinator Radiologi bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Radiologi.
2. Tugas Pokok :
Membantu Kepala Instalasi Radiologi dalam mengkoordinir kegiatan pelayanan Radiologi.
3. Uraian Tugas
a. Mengkoordinir kegiatan administrasi tentang pencatatan dan pelaporan kegiatan Radiologi.
b. Mengkoordinir staf Radiologi yang ada di Sentral dan di UGD.
c. Mengatur dinas jaga / shift staf Radiologi.
d. Melaksanakan tugas sebagai petugas proteksi Radiasi sesuai dengan SIB BAPETEN dan BATAN.
e. Melaporkan dan mencatat daftar dosis radiasi setiap bulan ke Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan
(BPFK).
f. Melaporkan ke Kepala Instalasi Radiologi bila ada kerusakan pesawat sinar-X dan perbaikan
sinar-X.
g. Membantu Kepala Instalasi Radiologi dalam meencanakan kebutuhan bahan habis pakai, chemical
serta alat-alat kelengkapan Radiologi.
h. Bersama-sama Kepala Instalasi Radiologi untuk merencanakan pengembangan pelayanan Instalasi
radiologi sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
i. Memberikan masukan kepada Kepala Instalasi Radiologi mengenai permasalahan pelayanan dan
pengembangan radiologi.
1. Tanggung Jawab
Radiografer dalam tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Radiologi.
2. Tugas Pokok
Membantu dokter Spesialis Radiologi melakukan pemeriksaan Radiodiagnostik foto Rontgen
sesuai dengan profesi dan keahliannya.
3. Uraian tugas
a. Bertanggung jawab membuat radiografi / foto Rontgen yang baik.
b. Membuat Radiografi / foto Rontgen dari ruangan UGD, Poli dan rujukan luar rumah sakit.
c. Melakukan pelayanan foto Rontgen di sal / ruangan bila dibutuhkan Cito Bed.penderita
benar-benar tidak bisa dimobilisasi ke ruangan Radiologi, dan selective)
d. Bersama dengan koordinator Radiologi membuat rencana kebutuhan film, kontras dan
bahan chemical lainnya untuk per-triwulan atau pertahun dan dipertanggungjwabkan
kepada kepala Instalasi radiologi.
e. Melaporkan ke koordinator Radiologi bila terjadi kerusakn alat sinar-X / error.
f. Bertindak sebagai petugas proteksi radiasi secara langsung ke penderita yang dilakukan
foto Rontgen, masyarakat dan petugas Radiologi.
g. Bertanggung jawab atas operasional pesawat sinar X dan menjaga kebersihan alat
penunjang foto.
1. Tanggung Jawab
Petugas kamar gelap bertanggung jawab kepada Radiografer dan Kepala Instalasi Radiologi.
2. Tugas Pokok
Melakukan kegiatan prosesing film di kamar gelap terhadap film yang telah dikenai X-Ray /
eksposed.
3. Uraian Tugas
a. Menyiapkan kassete sehingga siap untuk digunakan.
b. Mengambil film-film yang sudah disinari dari kasset, lalu mencuci dan memprosesnya dan
memasukkan film baru ke dalam kasset.
c. Memberitahuakan kepada Radiogrfaer bila ada foto rusak sehingga dapat segera diulang.
d. Mengganti larutan developer dan fixer secara berkala.
e. Menjaga kebersihan alat dan ruang kamar gelap.
f. Membersihkan kassete dan intensifying screen.
g. Mengontrol stock film dan melaporkan apabila film hampir habis.
1. Tanggung Jawab
Petugas administrasi Radiologi dalam tugasnya bertanggung jawab kepada kepala Instalasi
Radiologi.
2. Tugas Pokok
Melakukan kegaiatan administrasi Instalasi Radiologi sesuai dengan prosedur RSU Dr.
Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto .
3. Uraian Tugas
a. Menerima suat permintaan foto Rontgen dari penderita poli, ruangan, UGD dan rujukan
luar dan mencatat ke dalam buku register Radiologi.
b. Membuat kwitansi-harga sesuai dengan permintaan foto Rontgen dan mengacu pada
perda yang berlaku.
c. Bertanggung jawab atas segala transaksi keuangan pada shift pagi dan mengontrol pada
petugas shift sore dan malam.
d. Bertanggungjawab atas pengarsipan file permintaan foto Rontgen yang sudah dibaca.
e. Bertanggung jawab memberikan hasil foto Rontgen kepada penderita. Poli Umum,
Ruangam, UGD dan rujukan dari luar Rumah Sakit.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan harian, bulanan dan tahunan kepada Kepala
Instalasi Radiologi dan diteruskan ke manajemen RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota
Mojokerto.
I. Instalasi Radiologi
Instalasi Radiologi RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto di kepalai oleh seorang dokter
spesialis Radiologi yang dalam pelaksanaan tugasnya di bawah koordinasi Direktur RSU Dr.
Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.
a. Di dalam tugas pelaksanaan pelayanan kesehatan di bidang Radiologi, Kepala Instalasi
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Rumah Sakit Umum Dr Wahidin Sudiro Husodo
Kota Mojokerto.
b. Kepala Instalasi Radiologi di dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh para staf radiologi
antara lain :
Koordinator Radiologi
a. Koordinator Radiologi adalah lulusan Diploma III Radiologi / APRO yang bertugas
sebagai wakil Kepala Instalasi Radiologi dalam mengkoordinir pelaksanaan kegiatan
pelayanan radiologi dilapangan.
b. Koordinator Radiologi dalam pelaksanaan tugasnya sebagai koordinator lapangan,
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Instalasi Radiologi.
Petugas Administrasi
a. Petugas administrasi Radiologi adalah seorang yang berpendidikan SLTA / SMEA
yang bertugas melaksanakan administrasi keuangan instalasi radiologi dan
administrasi pelaporan kegiatan pelayanan radiologi.
b. Petugas administrasi dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Instalasi Radiologi.
Petugas Pelaksana Radiologi / Radiografer.
a. Pelaksana Radiologi / Radiografer adalah seorang yang berpendidikan DIII
Radiologi /APRO yang bertugas melaksanakan pelayanan radiologi dalam
pembuatan foto radiografi di ruang pemeriksaan Radiologi.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, Radiografer bertanggungjawab kepada koordinator
staf dan Kepala Instalasi Radiologi .
Petugas kamar gelap / Prosessing Film
a. Petugas prosessing film adalah seorang yang pernah mendapatkan latihan di
bidang prosessing film, yang tugasnya adalah melaksanakan tindakan memproses
film setelah difoto oleh radiografer
b. Petugas proosessing film dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepadan koordinator staf dan Kepala Instalasi Radiologi.
Petugas Keuangan Radiologi
a. Petugas keuangan radiologi adalah seorang yang berpendidikan SLTA / SMEA yang
tugasnya melaksanakan pencatatan dan pelaporan keuangan.
b. Petugas keuangan Radiologi bertanggung jawab kepada bagian keuangan RSU Dr.
Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto.
Petugas Kebersihan Radiologi .
a. Petugas kebersihan Radiologi adalah deorang yang berpendidikan SLTP / SLTA
yang tugasnya melaksanakan kebersihan ruangan Radiologi.
b. Petugas kebersihan Radiologi bertanggung jawab kepada koordinator staf dan
Kepala Instalasi Radiologi.
Untuk meningkatkan pelayanan Radiologi , Kepala Instalasi Radiologi secara berkala mengadakan
kegiatan :
1. Pertemuan rutin/ rapat untuk memberikan pengarahan program – program dari
kebijaksanaan rumah sakit yang direncanakan dan untuk mengevaluasi pelaksanaan program
yang telah dilaksanakan.
2. Pertemuan untuk membahas suatu masalah baik teknis lapangan di pelayanan radiodiagnostik
maupun administrasi keuangan dan pelaporan di instalasi radiologi
3. Pertemuan rutin / rapat tersebut diatas dilaksanakan tiga bulan sekali.Tetapi rapat juga terjadi
insidentil sesuai dengan kebutuhan.
Pelaksana kegiatan pelayanan radiologi untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit diperlukan
tenaga yang sesuai dengan disiplin ilmu dan tugas pokok dan fungsinya.
Umar Saiful
3 DIII Radiologi Radiografer
NIP 197102162001121004
Fitriyah Hidayati.
4 DIII Radiologi Radiografer
NIP 198107312008012005
Ana Setyorini
5 DIII Radiologi Radiografer
NIP 198609222009032003
Agus Subiyanto
9 SMEA Administrasi
NIP 195801271989021001
Munadi
10 SLTP Kamar gelap
NIP 195511121983031010
Honorer
11 Taufan Fibri AP SLTA Kebersihan
FASILITAS DAN PERAWATAN
Sarana dan prasarana yang baik dan sesuai persyaratan / aturan yang berlaku ditujukan bagi
terselenggaranya pelayanan radiologi yang aman, efektif, efisienku, serta untuk penyemangat petugas /
karyawan diinstalasi radiologi untuk bisa bekerjan nyaman dan tertib.
Instalasi Radiologi RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto
mempunyai dua unit pelayanan radiodiagnostik yang dibedakan berdasarkan tempat dan jenis layanan ;
1. Perlengkapan ruangan
Obat-obatan : Peralatan
- Kontras media - Tabung Oksigen
(barium sulfat dan Kontras Ionic/non ionic) - Standar Infus
- Obat-obatan Basic Life Support - Spuit berbagai ukuran
- Cairan infus - Pakaian ganti
- Aquadest - Kapas alkohol
- Natrium Bicarbonat dan asam sitrat - Plester
- Buscopan - Bengkok
- Povidone - folley catheter
- Handscoon dan masker
- Kasset30/40,35/35, 24/30
1
KETERANGAN DENAH :
1. Ruang Tunggu Pasien 6. Ruang Prosessing film
2. Ruang Pemeriksaan : 7. Ruang ganti pasien
a. Pesawat Toshiba 8. Kamar Mandi dan WC
b. Pesawat Siemen
c. Pesawat dental ASAHI
d. Table control
e. Standart Cassette Film
3. Ruang administrasi
4. Ruang baca dokter dan petugas Radiologi
5. Ruang sortir / Dryer film dan pencatatan film
5.3. Manual Driying film ( Pengering film ) di Instalasi Radiologi Gawat Darurat
Komponen antara lain :
a. 1 buah box alumunium
b. 2 buah lampu @100 Watt
c. Troly film x-ray
d. Hanger film x-ray
D. PEMELIHARAAN
Untuk meningkatkan pelayanan radiologi perlu dilakukan penjadwalan pemeliharaan dan perawatan
baik gedung maupun alat-alat medis, sehingga pekerja dapat bekerja dengan aman dan nyaman.
1. Pemeliharaan Gedung
a. Bangunan instalasi Radiologi hendaknya dipelihara dan dirawat secara rutin oleh semua staf
radiologi melalui kebijakan Direktur.
b. Apabila ada kerusakan pada bagian gedung / bangunan / fasilitas bangunan segera
dilaporkan melalui surat pengajuan perabaikan ke instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit
2. Pemeliharaan Peralatan Medis ( Pesawat x-ray dan USG )
a. Pemeliharaan alat-alat medis dilakukan oleh semua staf radiologi secara rutin terutama faktor
kebersihan peralatan agar tetap terjaga kebersihannya.
b. Untuk pemeliharaan dan perbaikan alat-alat medis dilakukan oleh Instalasi pemeliharaan
Sarana RSU minimal satu kali dalam satu tahun.
c. Untuk keaman dalam menggunakan alat X-Ray perlu dilakukan kalibrasi oleh BPFK melalui
Surat Permohonan dari Rumah Sakit Umum minimal dua kali setahun, dengan tujuan :
c. Kalibrasi pesawat sinar-X perlu dilakukan untuk terjaminnya keamanan penggunaan
sinar pengion.
d. Kalibrasi pesawat sinar-X dapat dipakai sebagai pertimbangan untuk pengajuan izin
pemakaian alat sinar X
e. Kalibrasi dapat dipakai untuk mengukur kualitas sinar X yang dihasilkan antara input
dan output keluaran sinar X.
a. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 12 tahun 1975, tentang ijin pemakaiana zat radioaktif
atau sumber radiasi yang lainnya, maka diwajibkan bagi semua penggunaan pesawat
radiodiagnostik di Instalasi Radiologi RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto dilengkapi
dengan izin yang diterbitkan oleh BAPETEN
b. Permohonan izin dari BAPETEN tersebut berlaku 5 tahun sekali.
c. Untuk saat ini, semua pesawat radiodiagnostik di Instalasi Radiologi RSU Dr. Wahidin Sudiro
Husodo belum dilengkapi izin dari BAPETEN. Permohonan ijin masih dalam proses pengurusan.
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO
RUMAH SAKIT UMUM Dr WAHIDIN SUDIRO HUSODO
Jl. Gajah Mada No. 100 Telp.0321-321661 Fax. 0321-399778
MOJOKERTO 61314
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO
NOMOR : 800/ /417.407/2009
TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ADMINISTRASI
INSTALASI RADIOLOGI
RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : mojokerto
Pada tanggal : 2009
Direktur :
RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Kota Mojokerto
Agar pelayanan terhadap pasien bisa terlaksana secara optimal, maka perlu ada prosedur
secara tertulis yang didasarkan pada pengetahuan dalam bidang radiologi
Ahli Radiografi dalam melaksanakan tugasnya selalu berinteraksi dengan manusia atau
masyarakat yang dilayaninya. Untuk itu ahli radiografi memerlukan pengetahuan akademik-
keterampilan serta sikap yang sesuai dengan ruang lingkup bidang tugasnya, juga harus selalu
menunjuk kepada teknis dan metode kerja pelayanan radiologi.
Karena dalam tugasnya, ahli radiografi menggunakan sumber radiai pengion zat / bahan
radioaktif yang mempunyai resiko tinggi, maka teknis dan metode kerja juga harus merujuk pada
metoda kerja penggunaan radiasi pengion yang ditetapkan oleh BATAN untuk tingkat nasional
serta ICRP ( International Commision of Radiation Protection ) untuk tingkat internasional
III. EFISIEN
Pelayanan radiologi merupakan salah satu pelayanan yang dilakukan oleh ahli radiografi
dan pelayanan radiologi tersebut bertujuan untuk mendapatkan kualitas dengan mutu yang tinggi
sehingga dapat menegakkan diagnosa yang lebih akurat. Maka penyusunan prosedur kerja
disusun menurut pelayanan dimana ahli radiografi bertugas.
PROSEDUR KERJA UNTUK BIDANG RADIODIAGNOSTIK
I. PELAYANAN PENDAFTARAN
1. Pelayanan radilogi hanya dapat dilakukan apabila ada permintaan tertulis dari dokter
dan indikasi klinis yang jelas.
2. Tindakan radiografi dilakukan tenaga ahli madya radiologi atau radiografer lulusan D
III Radiologi.
3. Pelayanan pemeriksaan USG, dilakukan oleh dokter spesialis radilogi dan dibantu oleh
radiografer.
4. Dokter spesialis radiologi memberi jawaban dan konsil pembacaan foto rontgen dan
pembacaan USG.
2. R.RAWAT INAP
3. UGD
4. PUSKESMAS / RUJUKAN
DOKTER
RUANG PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
R. PROSESSING FILM RUANG EXPERTISE
RADIOLOGI
URAIAN ALUR PELAYANAN PEMERIKSAAN DIINSTALASI RADIOLOGI
NO PETUGAS KEGIATAN
- Menerima surat permintaan foto rontgen
1 Loket pendaftaran dan - Mencatat ke dalam buku register
administrasi - Mencatat harga foto rontgen ke formulir
-Meberikan formulir foto rontgen kepada petugas
radiologi / radiografer ditaruh di meja
-Memberikan jawaban kepada penderita bila ada foto
rontgen yang di rencanakan
-Memberikan hasil foto rontgen yang sudah ada
bacaan dari dokter radiologi
-Membuat laporan data secara periodik / bulanan
4 Petugas processing film / kamar -Mengambil casset yang sudah di exposed foto
gelap rontgen
-Memproses film ke ruang kamar gelap
-Mengisi film x-ray ke dalam casset yang telah dicuci
-Mengembalikan casset ke tempat meja semula
PENDAHULUAN :
Untuk meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan pemeriksaan radiografi / foto rontgen, maka
sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan radiografi, penderita penderita perlu dipersiapkan terlebih
dahulu, baik persiapan sendiri atau persiapan oleh petugas perawat kesehatan di ruangan.
Pemeriksaan radiologi yang perlu disiapkan / di acarakan seperti foto rontgen :
1. Foto Colon Inloop 6. Pemeriksaan USG
2. Foto IVP 7. Foto Oral Cholecystografi
3. Foto UGI 8. Urethrogram
4. Foto Ba Follow Trough 9. Cystogram
5. Foto Appendicogram 10. Bipolar Cysto Urethrogram
Prosedur persiapan ini mohon dimengerti dan dilaksanakan dengan baik dan benar. Kalau tidak ada
kepatuhan dan persiapan diabaikan / lalai maka akan membuat kerugian-kerugian sendiri bagi
penderita, petugas dan rumah sakit.
1. Kerugian Penderita
1.1 Penderita akan diulang / ditunda
1.2 Penambahan waktu / hari menjadi 2 hari
1.3 Penundaan diagnosa
1.4 Penundaan Pengobatan
1.5 Cos / tarif bertambah
2. Kerugian petugas radiologi
2.1 Pelaksanaan kerja bertambah / molor
2.2 Acara persiapan diulang
2.3 Peralatan ON tertunda
2.4 Beban radiasi bertambah
3. Kerugian Rumah Sakit
3.1 Kesan pelayanan terlambat
3.2 Peralatan dan kebutuhan bertambah
3.3 Cos tarif bertambah
Oleh karena itu betul-betul diminta kesadaran, pengertian dan rasa tanggung jawab dari seluruh para
medis untuk mempersiapkan penderita dengan baik. Sebelum kita melanjutkan persiapan penderita
yang akan dilakukan pemeriksaan radiologi, maka seluruh petugas para medis harus mengetahui dasar
proteksi radiasi, supaya kalau mengantar pasien lebih berhati-hati dan tidak terkena efek radiasi.
Sumber-sumber yang diterima oleh tubuh secara keseluruhan setiap tahun adalah :
67,6 % dari sumber radiasi atas
30,7 % dari radiasi medis
0,6 % dari sumber radiasi jatuhan
0,45 % dari tempat bekerja
0,15 % dari sampah industri nuklir
0,50 % lain-lain
2. Radiography
3. Fluoroscopy
4. Bed Foto
5.1 Alat pengukur radiasi dengan menggunakan survey meter yaitu untuk mengukur paparan radiasi
dan jumlah radiasi persatuan waktu
5.2 Alat pelindung radiasi.
Terbuat dari timah hitam (PB) yaitu alat yang bisa menyerap radiasi / menahan radiasi yang
hambur.
5.3 Alat deteksi radiasi atau detektor.
Hanya berfungsi untuk menyatakan ada atau tidak ada radiasi serta menentukkan jenis radiasi
(Alpha, Beta, Gamma dan sinar-x)
5.4 Alat pencatat dosis radiasi .
Alat monitoring personil pekerja radiasi :
Film Badge
Pocket Dosimeter
Thermo Luminicen
6. Efek Radiasi
Efek yang timbul pada organ tubuh dan kemungkinan bisa merusak sel-sel organ akibat nilai
batas dosis radiasi yang berlebihan.
6.1 Efek somatik : efek negatif dari radiasi pengion.
6.1.1 Super ficial
Gatal-gatal
Kerusakan kulit
Rambut rontok
Kuku rapuh
Katarak
6.1.2 Keganasan
Leukimia
Ca kulit
Sarkoma
6.2 Efek Biologis
Efek ini tidak dialami orang yang bersangkutan melainkan keturunan dan penderita yang
mungkin mengalami efeknya antar lain :
Mutasi gen
Kelainan kromosom
Sterilitas
II. SOP (Standar Operasional Prosedur) pemeriksaan foto rontgen dengan bahan kontras
media antara lain :
1.1 Penderita setelah mengalami persiapan puasa / urus-urus 8-10 jam tidak boleh makan dan
minum
1.2 Penderita dilakukan foto rontgen awal dengan plain abdomen/ BOF. Untuk mengecek bersih
tidaknya kotoran (feces) dalam perut.
1.3 Apabola foto abdomen / BOF bersih, maka foto bisa diteruskan dan apabila masih kotor,
maka urus-urus harus diulang kembali.
1.4 Ambil irigator yang berisi Barium Sulfat +/- 1000 ml, kemudian diaduk-aduk
1.5 Pasang irigator pada sandart infus setinggi 1 meter
1.6 Memasukkan cateter ke dalam anus dan isis balon cateter dengan memakai udara atau air +/-
30 ml.
1.7 Buka klem pada cateter dengan mengaduk barium sulfat di dalam irigator, biarkan megalir.
1.8 Double contras stop barium sulfat +/-100 ml, selanjutnya pompa balon cateter sampai kontras
mengisi ke rectum sigmoid, colon acenden, flexur lienalis, colon transversum, flexur hepatica,
colon desenden, regio iliosaecal.
1.9 Single contras barium sulfat alirkan sampai masuk ke seluruh colon.
1.10 Diamati / dievaluasi dengan fluoroscopi pada TV Monitor apakah kontras media sudah
tampak dan mengisi semua bagian colon, baru kemudian dilaksanakan pengambilan foto
rontgen
1.11 Pengambilan foto rontgen dengan modifikasi split film dan bagin yang diambil fotonya
adalah rectum sigmoid, colon asenden, flexura lienalis, colon transversum, flexura hepatica,
colon desenden dan regio ileocaecal dengan menggunakan ukuran film masing-masing 24x30
cm.
1.12 Single contras barium sulfat terisi penuh kesemua bagian colon, baru dilaksanakan foto posisi
AP, Lat,Obliq kanan, Obliq kiri dengan memakai film ukuran masing-masing 30x40 cm.
1.13 Selesai pemeriksaan penderita disuruh berak ke WC.
1.14 Peralatan dibersihkan dan dirapikan.
Untuk pemeriksaan Colon Inloop pada bayi dan anak-anak memerlukan persiapan puasa 4-8 jam.
Prosedurnya antara lain :
1. Ambil barium sulfat kemudian masukkan ke dalam spuit 50 ml
2. Masukkan cateter paling kecil ukuran no.21 ke dalam anus dan isi udara / air
+/- 5-10 ml ke balon cateter
3. Sambungkan cateter ke spuit 50 ml kemudian semprotkan dengan perlahan-lahan sampai masuk
ke seluruh colon.
4. Posisi yang diambil yaitu AP/ Lat/ Obliq kanan/ Obliq kiri dengan memakai film ukuran 24x30
cm.
2.1 Penderita setelah mengalami persiapan urus-urus setelah 8 jam tidak boleh makan dan minum.
2.2 Foto plain abdomen / BOF untuk mengecek bersih dan tidaknya kotoran (feces) di dalam perut
2.3 Sebelum dilakukan penyutikan lewat IV, harus diketahui hasil laboratorium BUN,
CREATININ dan berat badan untuk mengetahui komposisi kontras media yang dimasukkan ke
dalam tubuh.
2.4 Komposisi obat kontras media 1 kg BB = 1 ml contras
2.5 Penderita tidur terlentang kemudian contras media dimasukkan / disuntikkan lewat IV dengam
perlahan-lahan
2.6 Selesai disuntik kemudian diambil foto rontgen BOF dengan waktu yaitu :
a. 5 menit dengan menggunakkan film ukuran 24x30 cm
b. 15 menit dengan menggunakan film ukuran 30x40 cm
c. 45 menit dengan menggunakan film ukuran 30x40 cm
d. Mengevaluasi foto, jika normal maka penderita disuruh kencing
2.7 Foto akhir PM (post mictie) setelah kencing
2.8 Mengevaluasi foto, jika tidak normal , maka dilakukan foto tambahan 120 menit atau 2 jam.
2.9 Apabila buli-buli tampak gambaran BPH, Cacx, abses maka dilakukan tambahan foto posisi
obliq kanan / obliq kiri dengan menggunakan film ukuran 24x30 cm.
2.10 Keterangan klinis Ren Mobilis, Hematuria harus dilakukan foto dengan berdiri posisi AP dan
dibuat foto BOF dengan menggunakan film ukuran 30x40 cm pada menit ke45.
7.1 Satu hari sebelumnya penderita minum bubur dan boleh minum.
7.2 Jam 12 malam minum obat kontras barium sulfat sebanyak 50ml
7.3 Delapan jam setelah minum obat kontras atau jam 8 pagi baru akan dilakukan foto rontgen
dengan dipandu dengan fluoroscopy pada layar monitor.
7.4 Buat foto AP , Obliq kanan dengan memakai film ukuran 24 x 30cm
9.1 malam sebelum pemeriksaan, Penderita tidak boleh makan yang mengandung lemak. Diberikan
3 gram telepaque (iopamole acid) atau biloptin oral.
9.2 Sebelum diberi obat kontras, penderita dibuatkan foto BOF.
9.3 Dua belas –empat belas jam setelah minum kontras baru dilakukan foto abdomen dengan
berdiri (erect) dan boleh dibuat foto lateral decubitus dan boleh posisi prone obliq kanan.
9.4 Kemudian pasien diberi makanan yang mengandung lemak , yaitu roti diolesi mentega , telur
mata sapi dan segelas susu.
9.5 Dalam jangka waktu 10-15 menit dibuat foto BOF untuk melihat kontraksi kandung empedu.
9.6 Dapat pula dibuat foto dengan jangka waktu 30-60 menit dengan memakai kasset ukuran 30 x
40cm.
Pengertian : USG adalah pemeriksaan organ-organ tubuh dengan menggunakan gelombang suara
frekuensi tinggi .
Sifat gelombang suara ini berbeda dengan sinar X . oleh karena :
a. Tidak ada efek ionisasi dalam tubuh.
b. Non invasive dan non traumatic.
c. Efek biologis sampai sekarang belum dilaporkan.
d. Kontra Indikasi tidak ada.
e. Tidak merusak tubuh yang diperiksa.
f. Dapat dikerjakan setiap saat tanpa banyak persiapan
g. Tidak menggunakan kontras media.
Tujuan Pemeriksaan
a. Untuk mengetahui struktur organ anatomi mormal maupun patologi.
b. Untuk melihat adanya struktur organ solid ataupun cystic.
c. Untuk mengetahui topografi organ dalam beberapa posisi.
d. Untuk mengetahui adanya pergerakan organ antara lain jantung, organ dalam kandungan
Persiapan :
a. Hampir semua organ tubuh dapat diperiksa dengan menggunakan USG.kecuali organ
yang tertutup lubang ataupun udara, misalnya: tulang kepala, usus besar dan usus
kecil.
b. Pemeriksaan yang tidak perlu persiapan adalah mata, thyroid, mammae, hati, lien,
ginjal, dan jantung.
c. Kandung empedu dan pancreas harus puasa 6 jam dan boleh minum.
d. Pemeriksaan kandungan / obstetri dianjurkan minum yang banyak agar buli-buli terisi
penuh.
e. Pemeriksaan urologi diharuskan minum yang banyak supaya buli-buli terisi penuh.
III. Prosedur pemeriksaan foto Rontgen tanpa kontras media / foto polos.
1. Foto Thorax PA
1.1 Penderita melepas baju, kalau perempuan melepas baju dan BH dengan memakai
pakaian khusus di kamar ganti Radiologi.
1.2 Memasang kasset pada standar kasset, menempelkan marker R/L pada kasset pojok
atas.
1.3 Penderita berdiri dengan dada menempel pada kasset, tangan kanan dan kiri ditaruh di
kedua pinggang atau merangkul kaset bila penderita tidak mampu.
1.4 Kedua scapula didorong menyamping lateral, tujuannya agar scapula tidak menutupi
paru.
1.5 FFD 150cm, Center point pada thoraxal 3-4, center ray tegak lurus pada kasset, posisi
obyek simetris kanan-kiri, atas-bawah pada permukaan kasset.
1.6 Mengatur kondisi kV.mAs,sesuai SOP masing-masing pesawat dan tebal-tipisnya
obyek.
1.7 Memberi aba-aba kepada pasien (apabila kondisi umum pasien memungkinkan) untuk
mangambil nafas panjang, lalu menahan nafas pada saat sinar-x keluar.
Keterangan :
a. -Untuk anak / bayi mnggunakan kasset 24x30cm
-Untuk dewasa menggunakan 30x40cm / 35x35cm
b. Penderita yang mampu untuk berdiri harus diposisikan berdiri.
c. Penderita lemah/ tidak sanggup berdiri harus dengan tidur / duduk di kursi roda.
d. Penderita perempuan dianjurkan untuk ganti pakaian dan lepas baju, BH dan
assesories lainnya yang menempel di dada.
3. Foto BOF
3.1 Penderita melepas baju dan celana panjang , penderita perempuan ganti baju khusus
yang sudah disiapkan petugas radiologi
3.2 Penderita tidur supine, kaki dan tangan lurus.
3.3 Ambil cassete film dan pasang marker R/ L pada pojok bawah.
3.4 Kasset dengan dilapisi grid ditaruh di bawahnya dengan batas aas diafragma, dan batas
bawah symphisis pubis
3.5 tekan lampu kolimator , center point pada umbilicus dengan posisi simetris antara
kanan dan kiri.
3.6 Atur kV, mAs, sesuai standart prosedur pesawat sesuai dengan tebal-tipis obyek yang
difoto.
3.7 beri aba-aba tarik nafas, keluarkan nafas, tahan nafas kemudian pencet tombol ekspose
3.8 Pemakaian kasset film ukuran 30 x 40 cm
6. Foto Lumbosacral
6..1 Pemeriksaan sama dengan foto BOF AP dengan faktor eksposi menyesuaikan.
6..2 Kasset-film yang digunakan
a. Bayi / anak : ukuran 24 x30cm
b. Dewasa : 30 x 40cm
8. Foto Skull AP
8.1 Penderita dalam keadaan tidur telentang (supine AP)
8.2 Kepala menunduk tegak lurus dengan pandangan ke bawah.
8.3 Asssesoris yang melekat pada daerah yang diperiksa dilepas agar tidak mengganggu
gambar.
8.4 Ambil kasset ukuran 24x30 dan lapisi dengan grid. Lalu letakkan di bawah penderita.
8.5 MSP tegak lurus film, OML tegak lurus dengan film, center ray pada glabella,FFD
100cm
8.6 Atur kondisi pemotretan sesuai standar operasional pesawat dan disesuaikan dengan
tebal-tipis obyek yang diperiksa.
8.7 Kasset yang digunakan : ukuran 24 x 30.
8.8 Persiapan ekspose tanpa aba-aba
11 Foto Pelvis
11.1 Penderita dalam keadaantidur supine
11.2 Celana dilepas. Hanya memakai celana dalam , tujuannya supaya tidak ada gambaran
artefak pada foto rontgen
11.3 Casset 30x40cm dengan dilapisi grid dipasang di bawah area yang diperiksa dengan
posisi melintang.
11.4 Pasang marker R /L di pojok bawah kaset, center point pada pertengahan pelvis, FFD
100cm
11.5 Pemakaian film : - Bayi / anak : 24 x 30cm
- Dewasa : 30 x 40cm
12. Foto Shoulder
12.1 Penderita dalam keadaan tidur atau berdiri bila mampu
12.2 Taruh kasset di belakang bahu dan pasang marker R /L di pojok atas kasset.
12.3 FFD 100cm , Center point pada articulatio humeri
12.4 Buat ekso dan endorotasi apabila klinis mendukung sesuai dengan permintaan dokter
pengirim.
12.5 Faktor eksposi sesuai dengan SOP dan ketebalan obyek yang diperiksa.
12.6 Pemakaian film 24x30cm.
13 Foto genu
13.1 Posisi AP, penderita duduk di atas meja pemeriksaan .kaki lurus, kasset ditaruh di
bawah lutut yang diperiksa.
13.2 Posisi lateral. Penderita tidur miring ke kanan apabila dilakukan foto rontgen genu
kanan.
13.3 Kasset 24x30 , di split. Kolimasi dibatasi secukupnya.
13.4 Faktor eksposi sesuai SOP. FFD 100cm
Selain satu modal yang harus disiapkan agar kita memiliki keunggulan kompetitif
adalah kualitas sumber daya manusia yang menguasai teknologi dan memiliki budaya
dan berwawasan industry. Ada tujuh buah cirri dari kebudayaan industry menurut
Ginanjar (1996) adalah:
a. Pengetahuan adalah landasan utama dalam pengambilan keputusan.
b. Kemajuan teknologi merupakan instrument utama dalam pemanfaatan sumber
daya.
c. Mekanisme pasar merupakan media utama dalam transaksi barang dan jasa.
d. Efisiensi dan produktifitas sebagai dasar utama dalam alokasi sumber daya.
Karena itu membuat hemat dalam penggunaan sumber daya.
e. Mutu dan keunggulan merupakan orientasi, wacana sekaligus tujuan.
f. Profesionalsime merupakan karakter yang menonjol.
g. Perekayasaan harus menggantikan ketergantungan pada alam sehingga setiap
produk yg dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan
lebih dahulu dalam mutu, jumlah , berat, volume , bentuk , ukuran, warna, rasa
dan sifat-sifat lainnya dengan ketepatan waktu.
Kondisi masyarakat yang semakin kritis akan memicu urgensi yang semakin besar
untuk peningkatan kulaitas pelayanan radiologi oleh semua staf. Peningkatan ini
harus ditunjang dengan sarana berupa pendidikan formal yang lebih baik dan lebih
tinggi kualitasnya.
III. TUJUAN
IV. SASARAN
Sasaran dari pengembangan staf radiologi adalah :
1. Radiologist
2. Radiografer
V. RENCANA PROGRAM
I. Prosedur
1 Faktor Eksposi
- Over eksposi
- Low eksposi
- FFD tidak memenuhi standart terlalu jauh / dekat dengan obyek.
- Arus listrik dan low voltage tidak mencapai 220volt
2. Positioning
- Penderita tidak simetris pada kasset
- penderita begerak pada saat eksposi
3. Film X Ray
- Film cacat / expired
- film terbakar karena doz bocor / terluka
4. Prosessing Film
- Suhu udara kamar gelap terlalu panas
- pencucian terlalu lama/ singkat
- artefak pada film
- prosedur pencucian tidak sesuai DOP
- Obat pencuci film sudah lemah
7. Lain-lain
- Human error
- tidak memakai marker / salah marker
-pesawat error
Demikian evaluasi dan pengendalian mutu yang dapat dilakukan secara professional oleh
petugas pelayanan radiologi RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto . dengan
keahliannya dan profesionalismetidak melupakan etika profesi dan etika kedokteran