antikoagulan?
Memilih pengobatan terbaik untuk pasien yang telah menderita VTE berulang
pasien dapat diterapi pada saat kambuh dan mencari keberadaan kondisi klinis yang terkait
17). Gejala (misalnya kaki bengkak, nyeri kram, hangat, dyspnea dan nyeri dada) VTE
adalah gejala umum sindroma post trombotik. Oleh karena itu dokumentasi kekambuhan
trombosis adalah penting untuk menghindari pengobatan yang tidak efektif. Untuk pasien
dengan DVT baru, dokumentasi peningkatan beban thrombus (Keterlibatan wilayah vaskular
yang sebelumnya tidak terlibat atau peningkatan diameter trombus mulai 4 mm atau lebih).
Dalam hal peningkatan diameter trombus dari 1-3,9 mm, ulangi pencitraan dalam 1 minggu
filling defect baru pada segmental atau arteri besar ataupun bila didapatkan defek mismatch
Jika temuan baru penting untuk menentukan apakah antikoagulan subterapeutik adalah
factor yang berperan. Untuk pasien VKA, review dari nilai-nilai INR baru-baru ini sangat
mempertahankan nilai-nilai INR terapi sesuai atau mungkin sedikit penyesuaian dari kisaran
INR atas (meningkat dari INR 2-3 menjadi 2,5-3,5) untuk mengurangi kemungkinan nilai-nilai
INR subterapeutik di masa depan. Pada pasien dengan VKA juga penting untuk menentukan
apakah mereka memiliki salah satu dari kelompok yang dipilih dari gangguan trombofilik yang
merupakan predisposisi VTE berulang meskipun dengan terapi antikoagulan. Pertimbangannya
heparin yang terlambat serta alasan anatomi untuk DVT berulang. Jika ada sindrom
antifosfolipid atau dysfibrinogenemia, maka validitas INR pada pasien harus dikonfirmasi
menggunakan tes yang tidak dipengaruhi oleh koagulopati, seperti pemeriksaan aktivitas factor
X kromogenik. Untuk pasien dengan kanker, LMWH dosis terapi harus digunakan untuk
terapi. Untuk pasien dengan HIT tertunda, penggunaan inhibitor trombin langsung atau
fondaparinux untuk diganti kemudian dengan warfarin diikuti resolusi HIT harus
dipertimbangkan. Pertimbangan koreksi bedah pada kompresi anatomis pembuluh darah dapat
dilakukan.
Untuk pasien dengan VKA yang menderita VTE berulang tanpa penyebab yang jelas,
terdapat data yang terbatas sebagai pedoman tetapi pilihan yang potensial adalah
menggunakan kisaran target INR yang lebih tinggi (INR 2,5-3,5 atau 3-4 tergantung INR
pada saat kejadian trombotik) atau beralih ke LMWH atau fondaparinux [ 119 . 128 - 130
]. Sejak DOAC telah dibuktikan setara dengan VKA dalam pengobatan VTE, data
selama antikoagulasi dengan VKA. Untuk pasien yang menggunakan LMWH, dokter harus
memastikan mereka memakai dosis yang tepat dan mengambil resep mereka pada interval
yang tepat. Kadar LMWH (anti-Xa) biasanya tidak praktis karena mereka jarang didapat
pada waktu yang tepat ketika hasil akan berguna. Jika pasien memakai dosis yang
seharusnya maka peningkatan dosis sebesar 25% adalah strategi yang umum digunakan
pada
pasien kanker [ 131 ]. Pada pasien yang memakai enoxaparin, mereka dapat beralih ke dosis 1
mg / kg dua kali sehari jika telah menggunakan dosis 1,5 mg / kg sekali sehari. Atau, orang
bisa beralih ke fondaparinux yang memiliki waktu paruh yang lebih panjang dari LMWH.
Jarang ditemukan pasien kanker dengan sindrom Trousseau tidak responsif terhadap LMWH
atau fondaparinux dalam dosis terapi. Dalam hal ini kita harus memakai UFH IV untuk
menilai dosis yang diperlukan untuk mengontrol koagulopati dan kemudian diganti
menggunakan UFH subkutan disesuaikan dengan kadar aPTT. Setiap kali kekambuhan terjadi,
yang paling penting adalah mengidentifikasi faktor risiko trombosis dan kemudian
menghilangkan faktor risiko yang dapat diperbaiki (yaitu kompresi pembuluh darah
menyebabkan stasis) [ 59 ]. Untuk pasien pengguna DOAC yang mengalami VTE berulang,
dokter harus bertanya pada pasien tentang dosis yang terlewatkan sebelumnya. Karena
DOACs memiliki waktu paruh yang pendek, Pengukuran kadar anti-Xa (faktor Xa inhibitor)
atau tes anti-IIa (pemeriksaan trombin inhibitor Hemoclot atau waktu pembekuan ecarin)
bukanlah strategi praktis untuk menilai kepatuhan. Jika tidak ada penyebab yang bisa
diidentifikasi (yaitu kanker, kompresi anatomi pembuluh darah) untuk kekambuhan pada
pasien yang memakai DOAC untuk VTE, mengganti obat dengan VKA dimana kepatuhan
mendapatkan antikoagulasi, kami sarankan bahwa penting bagi dokter untuk menilai
kepatuhan terhadap terapi dan mengidentifikasi kondisi klinis yang terkait dengan kegagalan
sindrom kompresi pembuluh darah (sindrom MayThurner, sindrom outlet toraks). Kami
menyarankan bahwa antikoagulasi intensitas tinggi (VKA INR 2,5-3,5 atau 3-4 atau
berdasarkan aktivitas faktor X kromogenik atau dosis yang ditingkatkan [125% dosis]