REPUBLIK
INDONESIA
Menimbang
a. bahwa
tunjangan
bahaya
radiasi
berdasarkan
Keputusan
Presiden
1995 tentang
Tunjangan
Bahaya
Radiasi
dengan
sudah
tidak
perkembangan
b. bahwa perkembangan
di
bidang
pelayanan
e. bahwa
yang
dan
Radiasi
dan
48
Tahun
Bagi Pekerja
perlu
ilmu pengetahuan
telah
disesuaikan
sebagai
perlu meninjau
kerja
pekerja
kembali
cakupan
radiasi;
meningkatkan
semangat
dan teknologi
memperluas
rangka
diangkat
kesehatan,
bahaya
radiasi
Nomor
radiasi
saat ini;
kedokteran
dalam
pengabdian,
memadai
bagi pekerja
prestasi
kerja,
bagi Pegawai
Negeri
radiasi
di
bidang
besaran
tunjangan
radiasi;
d. bahwa
li
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
d. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
Peraturan
Presiden
tentang
Tunjangan
1. Pasal
ayat
(1) Undang-Undang
Dasar
Negara
Nomor
Tahun
2014
tentang
Negara
Republik
Lembaran
Pemerintah
Nomor 7 Tahun
1977 tentang
sebagaimana
telah
dengan Peraturan
(Lembaran
beberapa
Pemerintah
kali
Nomor 309S)
diubah
terakhir
Tahun
2014
Nomor lOS);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURANPRESIDEN TENTANGTUNJANGANBAHAYA
RADIASI BAGI PEGAWAI NEGERI YANG BEKERJA
SEBAGAIPEKERJA RADIASIDI BIDANG KESEHATAN.
Pasal 1 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
1. Tunjangan
bahaya
radiasi
disebut
tunjangan
bahaya
radiasi
adalah
bidang kesehatan
yang
adalah
nuklir
diperkirakan
atau
radiasi
penglOn yang
melebihi dosis
Pasal 2
Pegawai Negeri yang diangkat oleh pejabat yang berwenang
sebagai pekerja radiasi dan diberi tugas serta tanggung jawab
untuk
melakukan
langsung
diberikan
penghasilan
perundang-undangan,
seSUal dengan
diberikan tunjangan
peraturan
bahaya
radiasi
setiap bulan.
Pasal 3 ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4Pasal 3
Pekerja radiasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah
sebagai berikut:
a. dokter spesialis radiologi, dokter spesialis onkologi radiasi,
dokter spesialis kedokteran nuklir, dokter gigi spesialis
radiologi, dan dokter spesialis kardiologi yang bekerja pada
pelayanan
kedokteran
yang
bekerja
pada
pelayanan
radiologi
kedokteran
nuklir,
radiologi
gIgI,
dan
kardiologi intervensional;
e. tenaga teknisi elektromedis yang bekerja pada pelayanan
radiologi
diagnostik,
radioterapi,
kedokteran
nuklir,
tenaga
radiofarmasi
yang
bekerja
pada
pelayanan
kedokteran nuklir;
g. tenaga teknisi kardiovaskuler yang bekerja pada pelayanan
kardiologi intervensional;
h. tenaga kamar gelap radiologi yang bekerja pada pelayanan
radiologi
diagnostik,
radioterapi,
kedokteran
nuklir,
diagnostik,
radioterapi,
kedokteran
nuklir,
,.
PRESIDEN
REPUBLIK
INDONESIA
-5-
Pasal 4
Tunjangan bahaya radiasi diberikan untuk
tingkat bahaya radiasi yang ditetapkan
masing-masing
berdasarkan
nilai
sebagai berikut:
a. Nilai 720
Pasal 5
(1) Penetapan nilai bagi pekerja radiasi untuk masing-masing
tingkat tunjangan bahaya radiasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4, ditetapkan berdasarkan total nilai pekerja
radiasi yang bersangkutan
yang didapatkan
dari hasil
masing-masing
faktor
penilaian
sebagaimana
Lampiran
yang
merupakan
bagian
tidak
PRESIDEN
INDONESIA
REPUBLIK
bertanggung
jawab
di
bidang
pendayagunaan
Pasal 6
Besarnya tunjangan bahaya radiasi menurut tingkat bahaya
radiasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, adalah sebagai
berikut:
a. Risiko bahaya radiasi tingkat I adalah risiko bagi pekerja
radiasi
yang
berhubungan
langsung
dengan
sumber
yang
berhubungan
langsung
dengan
sumber
Rp 750.000,00
(tujuh ratus
lima puluh
ribu
d. Risiko ...
PRESIDEN
REPUBLIK
INDONESIA
-7-
Pasal 7
Dalam hal
pekerja
radiasi
menenma
tunjangan
peraturan
jabatan
perundang-
Pasal 8
Ketentuan
Peraturan
bagi pelaksanaan
Pasal 9
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, Keputusan
Presiden Nomor 48 Tahun 1995 tentang Tunjangan Bahaya
Radiasi Bagi Pekerja Radiasi, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 10
Peraturan
Presiden
tn!
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar ...
PRESIDEN
REPU.BLIK INDONESIA
-8Agar
setiap
pengundangan
orang
Peraturan
mengetahuinya,
memerintahkan
Ditetapkan
di Jakarta
pada tanggal
17 Oktober
2014
ttd.
di Jakarta
pada tanggal
17 Oktober
2014
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
NOMOR 279
..
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
138
TAHUN 2014
TANGGAL
17 Oktober
2014
II.
TINGKAT I
TINGKAT II
TINGKAT II!
TINGKATIV
450
300
200
100
JR
Alpha, Elektron,
111.
Gamma,
Sinar X
TINGKAT I
TINGKAT II
TINGKAT II!
180
120
80
Faktor Besarnya
Radiasi (disingkat
TINGKATIV
40
BR)
BR
TINGKAT I
TINGKAT II
TINGKAT II!
TINGKATIV
90
60
40
20