sumbatan fisik dalam lumen usus. Sumbatan ini mengakibatkan bertambahnya frekuensi
peristaltik sebagai usaha untuk membebaskan tahanan yang ada. Kanker kolorektal merupakan
penyebab paling umum dari obstruksi usus besar. tercatat 60% kasus obstruksi kolon diakibatkan
oleh kanker.7
Kanker colon dan rektum adalah keganasan yang sangat umum di seluruh dunia. Sekitar
satu juta kasus kanker kolorektal baru didiagnosis setiap tahunnya dan mencapai hampir 529.000
peringkat ketiga tertinggi baik pada kejadian maupun kematian. Ini mewakili sekitar 22% dari
semua kasus kanker baru (dengan sekitar 147.000 kasus baru) dan diperkirakan sekitar 20% dari
2
semua kematian akibat kanker (diperkirakan 56.730 kematian). Seperti keganasan lainnya,
etiologi atau patogenesis karsinoma colon tidak jelas. Sejumlah faktor telah dianggap penting
sebagai penyebab nya, dan kondisi klinis tertentu seperti Polyp cancer sequence, Inflamatory
Bowel Disease, Genetika, Faktor Diet, Radiasi, diverticular disease, aktivitas dan excersise yang
distensi abdomen dan penurunan ekskursi diafragma. Risiko terjadinya infeksi karena proliferasi
mikroba intraluminal juga menjadi poin penting pada obstruksi kolon akibat kanker. Hal ini
mengakibatkan lebih jauh sebagai proses translokasi bakteri dan syok septik. Gangguan elektrolit
dan keseimbangan cairanjuga terjadi pada pasien obstruksi usus akibat adanya muntah dan
perpindahan cairan menuju rongga ketiga. Bendungan vena yang terjadi mengakibatkan aliran
arteri terhambat, hasilnya terjadi iscemia intestinal. Hal ini menyebabkan terjadinya nekrosis dan
perforasi dinding usus. Perubahan dari vaskularisasi dinding usus ini juga menjelaskan
tambahan, anastomosis sebaiknya tidak dilakukan jika segmen dinding usus tersebut lemah,
distended atau penuh dengan feses. Kebutuhan ini akan membuat protokol terapi terhadap
obstruksi usus akibat kanker kolon menjadi 2 hingga 3 tahap operasi dimana anastomosis harus
dihindarkan dengan cara kolostomi. Operasi bertahap sebenarnya dapat dicegah dengan cara
melakukan operasi anastomosis antara segmen usus yang masih sehat, atau mengalami distensi
minimal dan isinya kosong. Persyaratan ini didapatkan dengan cara berbeda tergantung dimana
desendens. Hal ini menjadi tantangan bagi ahli bedah. Berbagai terapi pembedahan telah tercatat
untuk mencapai hasil yang optimal. Di jaman modern, berbagai teknik telah dikembangkan
Diharapkan dengan penyusunan referat ini kita bias mengetahui lebih lengkap gejala,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan serta komplikasi yang dapat
Kanker kolon bias disebabkan karena polyp cancer sequence, inflammatory bowel
disease, pengaruh genetic, factor diet kurang serat, radiasi, diverticular disease, dan aktivitas
yang rendah.
mengakibatkan gangguan fungsi pernapasan sebagai dampak adanya distensi abdomen dan
penurunan ekskursi diafragma. Risiko terjadinya infeksi karena proliferasi mikroba intraluminal
juga menjadi poin penting pada obstruksi kolon akibat kanker. Hal ini mengakibatkan lebih jauh
sebagai proses translokasi bakteri dan syok septik. Gangguan elektrolit dan keseimbangan
cairanjuga terjadi pada pasien obstruksi usus akibat adanya muntah dan perpindahan cairan
menuju rongga ketiga. Distensi usus akibat gas dan materi feces diatas obstruksi dapat
mengakibatkan suatu iscemia dari dinding colon sebagai proses adanya gangguan mikrosirkulasi.
Tegangan dinding usus akan mengakibatkan robekan dari otot bahkan hingga robekan usus
integritas mukosa dan terjadinya translokasi bakteri ke dalam aliran pembuluh darah. Proses ini
Gambaran klinis biasanya ditandai dengan Abdominal tenderness, perdarahan per rectum
yang berwarna merah segar dan bercampur dengan feses, teraba massa pada abdomen,
hepatomegaly jika sudah ada proses metastase, dan asites. Dan sering didiferential diagnosis
dengan irritable bowel syndrome yang ditandai dengan nyeri abdomen setidaknya 6 bulan yang
berhubungan dengan 2 atau lebih dari nyeri abdomen yang meningkat disertai perubahan bowel
habit, ulcerative colitis, chron disease, dan haemorhoid bila ada perdarahan merah segar per
tahun, colonoscopy setiap 10 tahun. Dan bias juga dengan double contrast barium enema dan CT
colonography.
tergantung dari kondisi pasien, fasilitas, dan kecakapan ahli bedah. Kadang dibutuhkan operasi
dua tahap jika didapatkan kesulitan pada anastomoses. Prognosis pada kasus obstruksi akibat ca
colon desendens buruk disebabkan sering sudah terjadi metastase saat baru terdiagnosis.