SURAT KEPUTUSAN
NOMOR: 11/SK-DIR/RSGM/XV/JAN/2022
Tentang
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
bahwa apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Bengkulu
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................................................ 2
1.3 Dasar Hukum ..................................................................................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup................................................................................................................... 2
1.5 Batasan Operasional ......................................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................................... 4
TATA LAKSANA.......................................................................................................................... 4
2.1 Sistem Informasi Rujukan .................................................................................................. 4
2.2 Kegiatan rujukan meliputi pengiriman ................................................................................ 4
2.3 Pembagian wewenang & tanggungjawab .......................................................................... 5
A. Persiapan Rujukan ........................................................................................................ 5
B. Pendampingan Pasien Selama Transfer/rujukan........................................................... 6
C. Kompetensi Pendamping Pasien dan Peralatan yang harus Dibawa Selama
Transfer/rujukan,kompetensi staf yang melakukan monitor sesuai dengan kondisi pasien. .. 8
D. Pemantauan obat-obatan dan peralatan selama transfer pasien kritis ........................ 10
E. Kriteria Pasien yang dirujuk ......................................................................................... 12
F. Penanggung jawab pelayanan rujukan, Transportasi rujukan...................................... 12
BAB III ....................................................................................................................................... 13
ALUR RUJUKAN DETEKSI DINI MASALAH PERTUMBUHAN ANAK ...................................... 13
3.1 Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Anak ..................................................................... 13
A. Penimbangan Berat Badan (BB): ................................................................................... 14
B. Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB) ............................................. 14
2.2 Pelaksanaan Deteksi Dini dan Rujukan Kasus ................................................................. 15
BAB IV ...................................................................................................................................... 18
ALUR DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA STUNTING DAN WASTING ................................... 18
BAB V ....................................................................................................................................... 22
DOKUMENTASI ........................................................................................................................ 22
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan
inahNya sehingga penyusunan Panduan Sistem Rujukan dengan kasus Stunting dan Wasting
dapat terselesaikan. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 29
menyebutkan bahwa Rumah Sakit berkewajiban untuk mematuhi hak pasien dan
mengedepankan kepuasan pasien. Oleh sebab itu disusunlah Panduan Sistem Rujukan untuk
kasus Stunting dan Wasting yang bertujuan untuk mengatur sistem rujukan pelayaan di Rumah
Sakit Gading Medika Bengkulu.
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaran pelayanan kesehatan
yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik
baik vertikal maupun horizontal. Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional lain yang
lebih ahli. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatan
masyarakat dan kasus-kasus penyakit yang dilakukan timbal balik secara vertikal maupun
horizontal meliputi sarana, rujukan teknologi, rujukan tenaga ahli, rujukan operasional, rujukan
kasus, rujukan ilmu pengetahuan dan rujukan bahan pemeriksaan laboratorium (Permenkes 922
tahun 2008).
Akhir kata semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi seluruh tenaga medis dalam
memberikan pelayanan yang aman dan bermutu menuju kepuasan pasien, Kritik dan Saran
yang membangun sangat kami harapapkan untuk perbaikan sehingga akan menambah
kesempurnaan penyusunan panduan dimasa mendatang.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1
Stunting berdampak pada rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Kemampuan belajar yang rendah, produktivitas dan pendapatan yang rendah pada saat
dewasa serta beresiko lebih tinggi menderita penyakit tidak menular pada saat dewasa,
seperti diabetes, obesitas, hipertensi, penyakit kardiovaskular dan osteoporosis.
Sehubung dengan hal tersebut diatas, Rumah Sakit Gading Medika menyusun
Panduan Sistem Rujukan untuk kasus Stunting dan Wasting sebagai acuan bagi Rumah
Sakit yang dapat digunakan dalam upaya Penanganan Stunting dan Wasting.
1.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Rumah sakit melaksanakan pelayanan sebagai pusat rujukan untuk kasus gangguan
gizi yang perlu penanganan lanjut.
2) Tujuan Khusus
a. Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting untuk memastikan kasus,
penyebab, dan tata laksana lanjut oleh dokter spesialis anak.
b. Rumah sakit sebagai pusat rujukan balita gizi buruk dengan komplikasi medis.
c. Rumah sakit dapat melaksanakan pendampingan klinis dan manajemen serta
penguat jejaring rujukan kepada rumah sakit dengan kelas dibawahnya dan Fasilitas
Tingkat Pertama (FKTP) di wilayahnya dalam tata laksana stunting dan gizi buruk.
Panduan bagi Rumah Sakit Gading Medika dalam melaksanakan intervensi penurunan
stunting dan wasting terintegrasi mulai dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
Dibawah ini defnisi operasional dari sejumlah istilah yang digunakan di dalam panduan ini.
1) Drop out : Istilah yang digunakan untuk balita gizi kurang/buruk yang tidak melanjutkan
pengonatan/rawat jalan, yang ditandai dengan absen dua kali berturut-turut
2
2) Edema : Pembengkakan yang disebebkan oleh penimbunan cairan tubuh di bawah kulit
akibat kekuranagn protein yang biasanya terjadi pada punggung kaki (edema minimal),
punggung tangan, atau bila berat ditemukan di seluruh tubuh.
3) Gizi buruk : Keadaan gizi balita yang ditandai oleh satu atau lebih tanda berikut : edema,
minimal pada kedua punggung kaki, BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 Standar Deviasi,
lingkar lengan atas (LILA) < 11,5 cm pada balita 6-59 bulan.
4) Gizi kurang : Keadaan gizi balita yang ditandai oleh satu atau lebih tanda berikut : BB/TB
(BB/PB) berada di antara -3 sampai kurang -2 Standar Deviasi, lingkar lengan atas
(LILA) < 12,5 cm sampai 11,5 cm pada balita 6-59 bulan.
5) LILA : Lingkar Lengan Atas, digunakan sebagian indikator untuk gizi buruk, diperoleh
dengan cara mengukur lingkat lengan atas.
6) MTMB : Manajemen Terpadu Bayi Muda (0-2 bulan), meripakan bagian dari MTBS,
suatu pendekatan terpadu dalam tatalaksana bayi muda sehat dan sakit.
7) MTBS : Manajamen Terpadu Balita Sakit adalah pendekatan terpadu dalam tata laksana
balita sakit di fasilitas kesehatan tingkat pelayanan dasar terhadap penyakit pneumonia,
diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi dan upaya promotif-preventif
(imunisasi, pemberian vitamin A, dan konseling pemberian makan) yang bertujuan
menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi/balita.
8) Pelacakan bayi kurang gizi : Kegiatan penelusuran faktor resiko kasus kekurangan gizi
pada balita di suatu wilayah, dan penemuan kasus lainnya di wilayah tersebut.
11) Prevalensi balita buruk : Persentase balita dengan gizi buruk terhadap seluruh balia gizi
buruk sesuai standar WHO
12) Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) : Setiap orang yang memberikan pelayanan gizi berupa
upaya untuk memperbaiki atau meningkatkan makanan, dietetik masyarakat, kelompok,
atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan,
pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan
dietetik dalam rangka mencapai setatus kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau
sakit.
3
BAB II
TATA LAKSANA
Rujukan terhadap pasien dilakukan dalam hal fasilitas pelayanan kesehatan memastikan
tidak mampu memberikan pelayanan yang dibutuhkan pasien berdasarkan hasil pemeriksaan
awal secara fisik atau berdasar pemeriksaan penunjang medis; dan/atau setelah memperoleh
pelayanan keperawatan dan pengobatan ternyata pasien memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
1. Informasi kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan pengirim dan dicatat
dalam surat rujukan pasien yang dikirimkan ke dokter tujuan rujukan, yang berisikan
antara lain : nomor surat, tanggal dan jam pengiriman, status jaminan kesehatan yang
dimiliki pasien baik pemerintah atau swasta, tujuan rujukan penerima, nama dan
identitas pasien, resume hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa, tindakan dan
obat yang telah diberikan, termasuk pemeriksaan penunjang diagnostik, kemajuan
pengobatan, nama dan tanda tangan dokter/bidan yang memberikan pelayanan serta
keterangan tambahan yang dipandang perlu.
2. Informasi rujukan spesimen dibuat oleh pihak pengirim dengan mengisi surat rujukan
spesimen, yang berisikan antara lain : nomor surat, tanggal, status jaminan kesehatan
yang dimiliki, tujuan rujukan penerima, jenis/bahan/asal spesimen, nomor spesimen
yang dikirim, tanggal pengambilan spesimen, jenis pemeriksaan yang diminta, nama
dan identitas pasien, serta diagnosis klinis. Informasi balasan hasil pemeriksaan bahan
/ spesimen yang dirujuk dibuat oleh pihak laboratorium penerima dan segera
disampaikan pada pihak pengirim dengan menggunakan format yang berlaku di
laboratorium yang bersangkutan.
b. Prosedur klinis
1) Melakukan anamesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik
untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.
2) Memberikan instruksi tindakan pra rujukan sesuai kasus. Instruksi mencakup
kapan mendapatkan pelayaann yang mendesak.
3) Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.
4) Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas medis / paramedis yang
berkompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
4
5) Apabila pasien diantar dengan kendaraan puskesmas keliling atau ambulans,
agar petugas dan kendaraan tetap menunggu pasien di UGD tujuan sampai ada
kepastian pasien tersebut mendapat pelayanan dan kesimpulan dirawat inap
atau rawat jalan.
6) Selama proses rujukan secara langsung semua pasien selalu dimonitor dan
kompetensi staf yang melakukan monitor sesuai dengan kondisi pasien.
c. Prosedur Administratif
1) Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan.
2) Membuat catatan rekam medis pasien.
3) Memberi informed consent (persetujuan / penolakan rujukan).
4) Membuat surat rujukan pasien rangkap 2 lembar pertama dikirim ke tempat
rujukan bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua disimpan sebagai
arsip. Mencatat identitas pasien pada buku regist rujukan pasien.
5) Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin komunikasi
dengan tempat rujukan.
6) Pengiriman pasien sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan administrasi
yang bersangkutan.
A. Persiapan Rujukan
Persiapan yang harus dilakukan sebelum merujuk adalah :
1) Melakukan pertolongan pertama dan atau tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai
indikasi medis serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien
selama pelaksanaan rujukan
2) Persiapan tenaga kesehatan, pastikan pasien dan keluarga didampingi oleh minimal
dua tenaga kesehatan (dokter dan/atau perawat) yang kompeten.
3) Persiapan keluarga, beritahu keluarga pasien tentang kondisi terakhir pasien, serta
alasan mengapa perlu dirujuk. Anggota keluarga yang lain harus ikut mengantar
pasien ke tempat rujukan.
4) Persiapan surat, beri surat pengantar ke tempat rujukan, berisi identitas pasien,
alasan rujukan, tindakan dan obat-obatan yang telah diberikanpada pasien.
5) Persiapan Alat, bawa perlengkapan alat dan bahan yang diperlukan.
5
6) Persiapan Obat, membawa obat-obatan esensial yang diperlukan selama
perjalananmerujuk.
7) Persiapan Kendaraan, persiapkan kendaraan yang cukup baik, yang memungkinkan
pasien berada dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan
secepatnya. Kelengkapan ambulance, alat, dan bahan yang diperlukan.
8) Persiapan biaya, ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah cukup untuk
membeli obat-obatan dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.
9) Persiapan donor danar, siapkan kantung darah sesuai golongan darah pasien atau
calon pendonor darah dari keluarga yang berjaga - jaga dari kemungkinan kasus
yang memerlukan donor darah.
Rujukan berupa spesimen atau penunjang diagnostik lainnya dan Rujukan bahan
pemeriksaan laboratorium
a) Pemberi Pelayanan Kesehatan/Petugas Kesehatan wajib mengirimkan rujukan
berupa spesimen atau penunjang diagnostik lainnya jika memerlukan pemeriksaan
laboratorium, peralatan medik/tehnik, dan/atau penunjang diagnostik yang lebih
tepat, mampu, dan lengkap.
b) Spesimen atau penunjang diagnostik lainnya dapat dikirim dan diperiksa dengan
atau tanpa disertai pasien yang bersangkutan.
c) Jika sebagian spesimen telah diperiksa di laboratorium pelayanan kesehatan asal
laboratorum rujukan dapat memeriksa ulang dan memberi validasi hasil pemeriksaan
pertama.
d) Fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan spesimen atau penunjang
diagnostik lainnya wajib mengirimkan laporan hasil pemeriksaan atas spesimen atau
penunjang diagnostik lainnya yang telah diperiksa ke fasilitas pelayanan kesehatan
asal.
6
8) Pasien yang ditransfer untuk tindakan manajemen definitif akut di mana intervensi
anestesi tidak akan mempengaruhi hasil.
9) Perlu atau tidaknya dilakukan transfer berdasarkan tingkat / derajat kebutuhan
perawatan pasien kritis. (keputusan harus dibuat oleh dokter Ruangan/DPJP)
a. Derajat 0:
Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat biasa di unit/
rumah sakit yang dituju; biasanya tidak perlu didampingi oleh dokter, perawat, atau
paramedis (selama transfer).
b. Derajat 1:
Pasien dengan risiko perburukan kondisi, atau pasien yang sebelumnya
menjalani perawatan di Intensif Care Unit (ICU); di mana membutuhkan perawatan
di ruang rawat biasa dengan saran dan dukungan tambahan dari tim perawatan
kritis; dapat didampingi oleh perawat, petugas ambulan, dan atau dokter (selama
transfer).
c. Derajat 2:
Pasien yang membutuhkan observasi / intervensi lebih ketat, termasuk
penanganan kegagalan satu sistem organ atau perawatan pasca-operasi, dan
pasien yang sebelumnya dirawat di HCU; harus didampingi oleh petugas yang
kompeten, terlatih, dan berpengalaman (biasanya dokter dan perawat / paramedis
lainnya).
d. Derajat 3:
Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut (advanced respiratory
support) atau bantuan pernapasan dasar (basic respiratory support) dengan
dukungan / bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk pasien-pasien yang
membutuhkan penanganan kegagalan multi-organ; harus didampingi oleh petugas
yang kompeten, terlatih, dan berpengalaman (biasanya dokter anestesi dan
perawat ruang intensif / UGD atau paramedis lainnya).
10) Saat dokter ruangan/ DPJP di Rumah Sakit Gading Medika tidak dapat menjamin
terlaksananya bantuan / dukungan anestesiologi yang aman selama proses transfer;
pengambilan keputusan haruslah mempertimbangkan prioritas dan risiko terkait
transfer.
11) Semua petugas yang tergabung dalam tim transfer untuk pasien dengan sakit berat /
kritis harus kompeten, terlatih, dan berpengalaman.
12) Petugas yang mendampingi harus membawa telepon genggam selama transfer
berlangsung yang berisi nomor telphon Rumah Sakit Gading Medika dan rumah sakit
tujuan.
13) Keselamatan adalah parameter yang penting selama proses transfer.
7
C. Kompetensi Pendamping Pasien dan Peralatan yang harus Dibawa Selama
Transfer/rujukan,kompetensi staf yang melakukan monitor sesuai dengan
kondisi pasien.
1) Kompetensi SDM untuk transfer/rujukan intra Rumah Sakit Gading Medika
Pasien Petugas keterampilan yang dibutuhkan Peralatan Utama
pendamping
(minimal)
Derajat 0 TPK/ Petugas Bantuan hidup dasar
Keamanan
Derajat 0,5 TPK/ Petugas Bantuan hidup dasar
(orang Keamanan
tua/delirium)
Derajat 1 Perawat/Petugas Bantuan hidup dasar Oksigen
yang Pelatihan tabung gas Suction
berpengalaman Pemberian obat-obatan Tiang infus
(sesuai dengan Kenal akan tanda deteriorasi portabel
kebutuhan Keterampilan trakeostomi dan Pompa infus
pasien) suction dengan baterai
Oksimetri denyut
Derajat 2 Perawat dan Semua ketrampilan di atas, Semua peralatan
Petugas ditambah; di atas, ditambah;
keamanan/ TPK Dua tahun pengalaman dalam Monitor EKG dan
perawatan intensif (oksigenasi, tekanan darah
sungkup pernapasan, Defibrillator
defibrillator, monitor)
Derajat 3 Dokter, perawat, Standar kompetensi dokter Monitor ICU
dan TPK/ harus di atas standar minimal portabel yang
Petugas Dokter: lengkap
keamanan Minimal 6 bulan pengalaman Ventilator dan
mengenai perawatan pasien peralatan transfer
intensif dan bekerja di ICU yang memenuhi
Keterampilan bantuan hidup standar minimal.
dasar dan lanjut
Keterampilan menangani
permasalahan jalan napas dan
pernapasan, minimal level ST
3 atau sederajat.
Harus mengikuti pelatihan
untuk transfer pasien dengan
sakit berat / kritis
Perawat:
Minimal 2 tahun bekerja di ICU
Keterampilan bantuan hidup
dasar dan lanjut
8
Harus mengikuti pelatihan
untuk transfer pasien dengan
sakit berat / kritis
(lengkapnya lihat Lampiran 1)
9
Derajat 3 Dokter, Dokter: Ambulans lengkap/
perawat, dan Minimal 6 bulan pengalaman AGD 118
petugas mengenai perawatan pasien Monitor ICU portabel
ambulan intensif dan bekerja di ICU yang lengkap
Keterampilan bantuan hidup Ventilator dan
dasar dan lanjut peralatan transfer
Keterampilan menangani yang memenuhi
permasalahan jalan napas standar minimal.
dan pernapasan, minimal
level ST 3 atau sederajat.
Harus mengikuti pelatihan
untuk transfer pasien dengan
sakit berat / kritis
Perawat:
Minimal 2 tahun bekerja di
ICU
Keterampilan bantuan hidup
dasar dan lanjut
Harus mengikuti pelatihan
untuk transfer pasien dengan
sakit berat / kritis
(lengkapnya lihat Lampiran 1)
10
6) Idealnya, semua pasien derajat 3 harus dipantau pengukuran tekanan darah secara
invasif selama transfer (wajib pada pasien dengan cedera otak akut; pasien dengan
tekanan darah tidak stabil atau berpotensi menjadi tidak stabil; atau pada pasien
dengan inotropik).
7) Kateterisasi vena sentral tidak wajib tetapi membantu memantau filling status (status
volume pembuluh darah) pasien sebelum transfer. Akses vena sentral diperlukan
dalam pemberian obat inotropic dan vasopressor.
8) Pemantauan tekanan intracranial mungkin diperlukan pada pasien-pasien tertentu.
9) Tim transfer yang terlibat harus memastikan ketersediaan obat-obatan yang
diperlukan, antara lain: (sebaiknya obat-obatan ini sudah disiapkan di dalam jarum
suntik)
a. Obat resusitasi dasar: epinefrin, anti-aritmia3
b. Obat sedasi
c. Analgesik
d. Relaksans otot
e. Obat inotropic
10) Hindari penggunaan tiang dengan selang infus yang terlalu banyak agar akses
terhadap pasien tidak terhalang dan stabilitas brankar terjaga dengan baik.
11) Semua infus harus diberikan melalui syringe pumps.
12) Penggunaan tabung oksigen tambahan harus aman dan terpasang dengan baik.
13) Petugas transfer harus familiar dengan seluruh peralatan yang ada di ambulans.
14) Pertahankan temperature pasien, lindungi telinga dan mata pasien selama transfer.
15) Seluruh peralatan harus kokoh, tahan lama, dan ringan.
16) Peralatan listrik harus dapat berfungsi dengan menggunakan baterai (saat tidak
disambungkan dengan stop kontak/listrik).
17) Baterai tambahan harus dibawa (untuk mengantisipasi terjadinya mati listrik)
18) Monitor yang portabel harus mempunyai layar yang jernih dan terang dan dapat
memperlihatkan elektrokardiogram (EKG), saturasi oksigen arteri, pengukuran
tekanan darah (non-invasif), dan temperatur.
19) Pengukuran tekanan darah non-invasif pada monitor portabel dapat dengan cepat
menguras baterai dan tidak dapat diandalkan saat terdapat pergerakan ekternal /
vibrasi (getaran).
20) Alarm dari alat harus terlihat jelas dan terdengar dengan cukup keras.
21) Semua peralatan harus terstandarisasi sehingga terwujudnya suatu proses transfer
yang lancar dan tidak adanya penundaan dalam pemberian terapi / obat-obatan.
22) Catatlah status pasien, tanda vital, pengukuran pada monitor, tatalaksana yang
diberikan, dan informasi klinis lainnya yang terkait. Pencatatan ini harus dilengkapi
selama transfer.
23) Pasien harus dipantau secara terus-menerus selama transfer dan dicatat di lembar
pemantauan.
24) Monitor dan pompa harus terlihat sepanjang waktu oleh petugas dan harus dalam
posisi aman di bawah level pasien.
11
E. Kriteria Pasien yang dirujuk
Rencana pemulangan pasien mempertimbangkan pelayanan penunjang dan
kelanjutan pelayanan medis. Rumah sakit mengidentifikasi organisasi dan individu
penyedia pelayanan kesehatan di lingkungannya yang sangat berhubungan dengan
pelayanan yang ada di ruma h sakit serta populasi pasien. Apabila memungkinkan
rujukan keluar rumah sakit ditujukan kepada individu secara spesifik dan badan dari
mana pasien berasal. Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan layak untuk
dirujuk
Adapun kriteria pasien yang dirujuk adalah bila memenuhi salah satu dari
1) Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi.
2) Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu
diatasi dan apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
3) Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap, tetapi pemeriksaan
harus disertai pasien yang bersangkutan.
4) Mencantumkan terapi sementara.
5) Mencantumkan tindakan yang telah diberikan.
6) Mencantumkan alasan merujuk, apabila memungkinkan rujukan dibuat untuk
pelayanan penunjang.
7) Mencantumkan tanda tangan dokter yang merujuk.
8) Pasien di dampingi tenaga kesehatan saat merujuk kecuali untuk rujukan rawat jalan.
9) Menggunakan ambulance transport kecuali untuk rujukan rawat jalan.
10) Keluarga diberikan intruksi untuk pelayanan bila diperlukan berkenaan dengan kondisi
pasien
11) Memberikan edukasi pada pasien tentang proses rujukan dan instruksi untuk tindak
lanjut diberikan dalam bentuk dan cara yang mudah dimengerti pasien dan
keluarganya serta instruksi mencakup kapan kembali untuk pelayanan tindak lanjut
12) Komunikasi dengan RS yang akan menjadi tujuan rujukan sebelum mengirim pasien
Kecuali untuk rujukan rawat jalan dan kasus gawat darurat KIA.
12
BAB III
Penentuan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir. Umur
dihitung dalam bulan penuh.
Contoh:
Anak usia 6 bulan 12 hari umur anak dibualatkan menjadi 6 bulan.
Anak usia 2 bulan 28 hari, umur anak dibulatkan menjadi 2 bulan.
13
A. Penimbangan Berat Badan (BB):
Menggunakan timbangan bayi.
a) Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun atau
selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang.
b) Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang.
c) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.
d) Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan.
e) Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.
f) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
g) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.
h) Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di
tengahtengah antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri.
Menggunakan timbangan dacin
a) Pastikan dacin masih layak digunakan, perikasa dan letakkan banul geser pada
angka nol. Jika ujung kedua paku dacin tidak dalam posisi lurus, maka timbangan
tidak layak digunakan dan harus dikalibrasi.
b) Masukan Balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal mungkin dan
geser bandul sampai jarum tegak lurus.
c) Baca berat badan Balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.
d) Catat hasil penimbangan dengan benar
e) Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan Balita dari sarung timbang.
Menggunakan timbangan injak (timbangan digital).
a) Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak.
b) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.
c) Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki,
jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.
d) Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.
e) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
f) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.
g) Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di
tengah tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
14
2.2 Pelaksanaan Deteksi Dini dan Rujukan Kasus
15
Balita yang perlu dirujuk :
16
Bagan 2. Alur Pelayanan Anak Gizi Buruk di Rumah Sakit/Puskesmas Perawatan
17
BAB IV
PERAWAKAN PENDEK
Anamesis
Pemeriksaan Fisik
Tidak Ya
Bagan 3.1 Alogaritma diagnosis dan Tata Laksana dengan perawakan pendek
Sumber : PMK No.66 Tahun 2014 Tentang pemantauan pertumbuhan perkembangan dan gangguan tumbuh
kembang anak.
18
19
20
21
BAB V
DOKUMENTASI
Dokumentasi rujukan pasien meliputi:
22
RS GADING MEDIKA
Kesembuhan Dan Kepuasan Anda Adalah Kebanggaan Kami
Jl. Citandui No. 34 Lingkar Barat Kota Bengkulu Kode Pos 38221
Telp. (0736) 5500938 E-mail : gadingmedikars@gmail.com
Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 15 Januari 2022
OPERASIONAL
PENGERTIAN Suatu prosedur alur sistem rujukan kasus stunting dan wasting di
rumah sakit
TUJUAN Sebagain acuan penerapan langkah-langkah untuk merujuk pasien-
pasien yang ditemukan mengalami stunting dan wasting
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Gading Medika Nomor
11/SK-PED/DIR.RSGM/VII/2022 tentang Sistem rujukan untuk kasus
Stunting dan Wasting di Rumah Sakit
A. Anak dengan kasus stunting baru atau dicurigai stunting atau
kasus stunting lama di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP)
yang tidak mengalami perbaikan setelah dilakukan pendampingan
dirujuk ke RS Gading Medika untuk dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut oleh dokter spesialis anak
PROSEDUR B. Alur Pendaftaran di RS adalah sebagai berikut :
1. Jika anak kondisi stabil :
a. Pasien anak di dampingi oleh orang tua keluarga datang ke
loket pendaftaran
b. Petugas melakukan identifikasi masalah
c. Petugas melakukan pelayanan sesuai hasil pemeriksaan
umpan balik dan dari puskesmas
d. Pasien diperiksa dari poli anak oleh dokter spesialis anak
e. Dokter, perawat dn ahli gizi memeriksa dan melakukan
screening anak yang ditemukan mengalami stunting dan
wasting anak yang ditemukan mengalami stunting dan
wasting dengan kriteria :
1) Balita (6-59 bulan) yang terindikasi mengalami
23
hambatan pertumbuhan, dengan LiLA di warna kuning
(LiLA 11,5 cm - < 12,5 cm) atau warna merah (< 11,5
cm)
2) Balita (6-59 bulan) dengan LiLA di warna hijau namun
terlihat sangat kurus
3) Balita yang terindentifikasi adanya pitting edema
bilateral
4) Bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
5) Pengukuran antropometri TB/U atau PB/U sesuai
kategori WHO yang termasuk ke dalam kategori
stunting dan wasting
f. Petugas melakukan pencatatn ke dalam status rekam
medik pasien
g. Balita dengan satu atau lebih tanda berikut : LiLA antara
11,5 cm sampai dengan <12,5 cm (balita usia 6-59 bulan),
atau pengukuran antropometri TB/U atau PB/U sesuai
kategori WHO yang termasuk ke dalam kategori gizi
kurang, tidak ada edema, diidentifikasi sebagai gizi kurang,
diberikan PMT pemulihan, penimbangan rutin,
edukasi/konseling gizi seimbang sesuai usia anak.
h. Balita dengan satu atau lebih tanda berikut : edema
minimal pada kedua punggung kaki/tangan, LiLA <11,5 cm
(balita usia 6-59 bulan) atau pengukuran antropometri TB/U
atau PB/U sesuai kategori WHO yang termasuk ke dalam
kategori gizi buruk diidentifikasi sebagai gizi buruk, jika
tanpa komplikasi medis, rawat jalan. Jika dengan
komplikasi medis, rawat inap.
i. Balita dengan satu atau lebih tanda berikut : ada edema,
terlalu lemah untuk menyusu, BB tidak naik atau terlalu
lemah untuk menyusu, BB tidak naik atau turun, terdapat
tanda-tanda klinis komplikasi medis, di identifikasi untuk
rawat inap
j. Kasus stunting dan wasting berat yang tidak dapat
ditangani di RS Gading Medika dirujuk ke RS lain yang
tipennya lebih tinggi atau dirujuk sesuai rekomendasikan
dokter spesialis anak
2. Jika anak kondisi tidak stabil :
a. Pasien anak didampingi oleh orang tua/keluarfa diarahkan
langusng ke IGD
b. Perawat melakukan identifikasi maslaah
c. Perawat melakukan pelayanan sesuai hasil pemeriksaan
dan umpan balik dari puskesmas
d. Pasien anak diperiksa di IGD oleh dokter jaga IGD
e. Orang tua/keluarga daftar di loket pendaftaran
f. Dokter dan perawat memeriksa dan memberi terapi anak
24
yang mengalami stunting dan wasting sesuai arahan dari
dokter spesiaslis anak
g. Dokter dan perawat melakukan pencatatan kedalam status
rekam medis pasien
h. Kasus stunting dan wasting berat yang tidak dapat
ditangani di RS Gading Medika dirujuk ke RS lain yang
tipenya lebih tinggi atau dirujuk sesuai rekomendasikan
dokter spesialis anak
UNIT KERJA 1. Instalasi Gizi
2. IGD
3. Ruang Rawat Inap
4. Ruang Rawat Jalan
25
RS GADING MEDIKA
Kesembuhan Dan Kepuasan Anda Adalah Kebanggaan Kami
Jl. Citandui No. 34 Lingkar Barat Kota Bengkulu Kode Pos 38221
Telp. (0736) 5500938 E-mail : gadingmedikars@gmail.com
Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 15 Januari 2022
OPERASIONAL
26
5. Petugas mengklik icon rujuk
6. Petugas menginput data pasien yang akan dirujuk (Nomor
RM, Nama, Nomor Kontak, Alamat, Tempat dan tanggal lahir,
No. JKN bila ada), kemudian klik simpan
7. Petugas memilih tujuan rujukan yang akan di tuju setelah
berkoordinasi dengan pasien dan keluarga
8. Petugas memilih tujuan rujukan yang akan dituju setelah
berkoordinasi dengan pasien dan keluarga
9. Petugas menginput Riwayat penyakit dan data-data
penunjang medis yang diperlukan
10. Petugas mengklik simpan / kirim rujukan
11. Petugas menungu konfirmasi ACC dari RS rujukan
12. Jika RS rujukan sudah memberikan izin rujuk, petugas
menghubungi IGD RS rujukan untuk mengabarkan bahwa
pasien di rujuk
13. Kirim pesan dengan menggunakan ambulan dengan
observasi selama perjalanan
14. Serah terima pasien di RS
DIAGRAM ALIR
Dokter memutuskan pasien di rujuk
27