Anda di halaman 1dari 26

PEDOMAN RAWAT INAP

RSU PKU MUHAMMADIYAH


PURBALINGGA
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA

Nomor : 124/RSMP/PERDIR/2022
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN RAWAT INAP

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH


PURBALINGGA
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu Pelayanan Rawat Inap Rumah
Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga maka diperlukan
penyelenggaraan Pelayanan Unit Rawat inap yang bermutu tinggi,
memenuhi standar di rumah sakit dan peraturan perundangan yang berlaku
b. bahwa agar Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Purbalingga dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
pedoman yang dapat dijadikan acuan dalam pelayanan Rawat Inap
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b
perlu ditetapkan dan disahkan dalam Peraturan Direktur Rumah Sakit
Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga;
Mengingat : 1. Undang- Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang Nomor. 29 tahun 2009 Tentang Praktek Kedokteran
4. Undang- undang No. 36 tentang Rahasia Kedokteran
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MenKes/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
6. Surat Keputusan Bupati Purbalingga No. 81201120819010001 tahun 2022
Tentang ijin operasional Rumah Sakit Umum Kelas D
7. Surat keputusan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Nomor
024/KEP/II.0/D/2022 Tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Umum
PKU Muhammadiyah Purbalingga Periode 2022-2026
8. Surat Keputusan Yayasan Nomor 169/RSMP/SK/VIII/2022 tentang Struktur
organisasi Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Purbalingga
9. Surat Keputusan Direktur Nomor: 274/RSMP/SK/XII/2022 tentang Penetapan
Pelayanan Rawat Jalan RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PKU
MUHAMMADIYAH PURBALINGGA TENTANG PEDOMAN PELAYANAN
UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH
PURBALINGGA
Pertama : Mengesahkan Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Purbalingga tentang Pedoman Pelayanan Unit Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
PKU Muhammadiyah Purbalingga sebagaimana tercantum dalam peraturan ini

Kedua : Segala biaya yang timbul akibat diterapkannya Peraturan ini dibebankan
kepada anggaran belanja Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Purbalingga
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Di tetapkan di : RSU PKU Muhammadiyah


Purbalingga
Pada tanggal : 01 Januari 2022

dr. Setyana Eka Nurvidyaning, MARS


DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................i
PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN RAWAT INAP......................ii
BAB 1: PENDAHULUAN...........................................................................................5
A. LATAR BELAKANG......................................................................................5
B. TUJUAN...........................................................................................................5
C. VISI DAN MISI RSU PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA........... 6
D. PENGERTIAN UNIT KERJA.........................................................................7
E. RUANG LINGKUP KERJA UNIT.................................................................8
BAB II: STANDAR KETENAGAAN........................................................................9
A. JUMLAH TENAGA MENURUT KUALIFIKASI.........................................9
B. PENETAPAN JAM KERJA............................................................................10
C. KUANTITAS SDM.........................................................................................12
BAB III: STANDAR FASILITAS..............................................................................13
A. LOKASI...........................................................................................................13
B. DENAH............................................................................................................14
C. TEMPAT ARSIP.............................................................................................14
D. SARANA DAN PRASARANA......................................................................14
E. ALUR PELAYANAN.....................................................................................16
BAB IV TATA LAKSANA DAN PELAYANAN.....................................................20
BAB V LOGISTIK......................................................................................................19
BABVI KESELAMATAN PASIEN...........................................................................20
BAB VII KESELAMATAN KERJA..........................................................................22
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU........................................................................23
BAB IX PENUTUP.....................................................................................................24

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh
dunia. Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan
sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam
memberikan pelayanan yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan standar
profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai
konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam
melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.

Dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap, standar sangat membantu


perawat untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga harus berfikir realistis
tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas
tinggi Namun keberhasilan dalam mengimplementasikan standar sangat tergantung
pada individu itu sendiri, usaha bersama dari semua staf serta partisipasi dari seluruh
anggota profesi.

Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit perlu di tingkatkan dan dikembangkan


secara berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan ,
pengobatan, perawatan , ke pasien baik dengan penyakit menular atau penyakit tidak
menular.

Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran


kualitatif yang tepat seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya Standar
selalu berhubungan dengan mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat
untuk mengarahkan cara pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin
dicapai.

Standar merupakan pernyataan-pernyataan tertulis mengenai harapan –harapan


singkat ketrampilan/kompetensi untuk memastikan pencapaian suatu hasil tertentu.
Untuk menjamin mutu asuhan yang diberikan, standar merupakan landasan normatif
dan parameter untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan

5
yang seharusnya. Dalam penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan proses
dan harapan yang akan terjadi dalam upaya meningkatkan mutu layanan.

Standar praktik sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatan di Rawat Inap .


Standar sangat membantu keperawatan untuk memcapai asuhan yang berkualitas. Standar
digunakan terutama pada tiga proses evaluasi yaitu menilai diri sendiri, inspeksi dan
akreditasi.

B.Tujuan
1. Memberikan Pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar asuhan
keperawatan yang tepat.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai keinginan
yang terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan dalam
memberikan pelayanan
3. Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang optimal
sehingga dapat memuaskan pasien
4. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan, dan hangat sehingga
memberikan kesan yang positif
5. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan keluarga,
sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga

C.VISI DAN MISI RSU PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA


 VISI
Unggul, profesional dan islami
 MISI
1. Mengamalkan spirit al ma”un dan the nine golden habits Muhammadiyah
2. Memberikan pelayanan yang berkualitas,ramah,amanah,visioner, dan optimis
3. Meningkatkan rumah sakit dengan akreditasi paripurna dan unggul dalm bidang
traumatologi
4. Meningkatkan kualitas dan mensejahterahkan seluruh civitas hospital RS

6
D. PENGERTIAN UNIT KERJA
Untuk tiap-tiap rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama
sendiri – sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh pihak
rumah sakit kepada pasiennya.
Standar Unit Kerja Rawat Inap di rumah sakit meliputi Ruang rawat pasien, ruang
pos perawat, ruang konsultasi, ruang tindakan, ruang daministrasi, ruang dokter, ruang
perawat, ruang loker, ruang kepala rawat inap, ruang linen kotor, ruang linen bersih,
spoolhoek, kamar mandi/toilet, pantri, ruang janitor, gudang bersih, gudang kotor. Adapun
kondisi unit rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga terdiri dari .
 Ruang Pasien rawat inap .
Ruangan untuk pasien yang memerlukan asuhan keperwatan dan pengobatan secara
berkesinambungan lebih dari 24 jam.
 Ruang Administrasi
Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan pasien di
ruang rawat inap. Ruangan ini menjadi satu dengan nurse station di ruang rawat inap
bagian depan lantai 2 ruangan ini dilengkapi meja kursi, lemari berkas/ arsip. Telepon.
dan komputer Kegiatan di ruangan ini meliputi : Tempat serah terima pasien barum
dan pulang, pendatanganan surat pernyataan keluarga pasien ( apabila diperlukan
persetujuan pengobatan, tindakan perawatan ataupun tindakan bedah ).
 Ruang kepala rawat inap
Ruangan ini bergabung dengan ruangan nurse stasion keperawatan yang mana
ruangan terserbut untuk melakukan menejemen asuhan dan pelayanan keperwatan
diantaranya pembuatan program kerja dan pembinaan.
 Ruang Linen bersih
Ruang untuk menyimpan bahan – bahan linen bersih yang akan di gunakan di ruang
rawat , dan linen bersih tersebut di tempatkan di dalam lemari yang ada di nurse
station.
 Ruang linen kotor
Ruang untuk menyimpan bahan – bahan linen kotor yang telah di gunakan di ruang
rawat inap sebelum di bawa ke ruang cuci ( laundri ) di lengkapi wadah seperti ember
untuk linen yang kotor.

7
 Spoolhoek.
Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa
cairan. Pada ruangan spoolhoek harus di sediakan kran air bersih untuk tempat
mencuci tangan atau tempat cairan.
 Kamar mandi / toilet
Fasilitas diatur kebutuhan dan harus dijaga kebersihannya karena dengan kamar
mandi/toilet yang bersih.

E. Lingkup kerja unit


Memberikan pelayanan rawat inap pada pasien dewasa, anak, geatri, yang meliputi :
1. Pemeriksaan dan konsultasi oleh dokter spesialis dan sub spesialis
2. Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan
3. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis dan atau dokter sub spesialis
4. Pemeriksaan penunjang diagnostik
5. Tindakan medis yang bersifat diagnostik, terapeutik dan operatif
6. Pemberian obat- obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat pasien dan
intruksi dokter spesialis dan sub spesialis
7. Pelayanan tranfusi darah
8. Pemberian surat rujukan
9. Pemakaian peralatan yang tersedia seperti oksigen.

8
BAB II

STANDART KETENAGAAN

A.Jumlah Tenaga Menurut Kualifikasi


Berikut ini adalah daftar kualifikasi SDM di unit kerja Rawat Inap ,adapun daftar
kualifikasi ketenagaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

1. RAWAT INAP ATAS

No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah


.
Tenaga

1 Kepala Unit Dokter Penanggulangan pasien 1


Rawat Inap infeksi
Pelatihan ATLS
Pelatihan manajement rawat
inap
2 Kepala Ruangan D III Pelatihan BTCLS 1
Keperawatan

3 Katim D III dan Pelatihan BTCLS DIII = 2


S.kep Ners
S. Kep
Ners= 2

4 Perawat D III dan pelatihan BTCLS DIII= 11

9
pelaksana S.kep Ners S.Kep
Ners= 6

2. RAWAT INAP BAWAH

No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah


.
Tenaga

1 Kepala Unit Dokter Penanggulangan pasien 1


Rawat Inap infeksi
Pelatihan ATLS
Pelatihan manajement rawat
inap
2 Kepala Ruangan D III Pelatihan BTCLS-ON 1

Kebidanan

3 Katim D III dan Pelatihan BTCLS DIII = 2


S.kep Ners
S. Kep
Ners= 2

4 Perawat D III dan pelatihan BTCLS DIII= 9


pelaksana S.kep Ners
S.Kep
Ners= 3

B.Penetapan jam kerja

10
Hari kerja perusahaan adalah 6 ( enam ) hari kerja dalam seminggu dan jam kerja standar
perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. Rumah sakit Umum PKU Muhammadiyah
Purbalingga merupakan rumah sakit yang beroperasional selama 24 jam sehari untuk
melayani masyarakat umum dan disesuaikan dengan jam kerja perusahaan.

Bagi karyawan yang berkerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara mandiri
oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja standar yaitu selama 40
jam dalam satu minggu dengan 6 hari kerja. Untuk karyawan yang berkerja melebihi jam
kerja standar maka kelebihan tersebut akan diperhitungkan dalam kebijakan lembur
perusahaan.

Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :

1. Batas keterlambatan karyawan dalam satu bulan adalah 30 menit.


2. Apabila keterlambatan melebihi batas toleransi yang diberkan maka karyawan
tersebut akan mendapatkan evaluasi keisiplinan dari atasan langsung.
3. Apabila terjadi keterlambatan selama 3 bulan dalam satu tahun karyawan akan
diberikan surat peringatan.
4. Izin meninggalkan dinas maksimal adalha 3 jam dalam satu hari kerja dengan
persyaratan mengisi fom izin meninggalkan dinas (IMD) yang ditanda tangani oleh
atasan langsung dan dapat dipertanggung jawabkan urgensinya.
Pengaturan tenaga kerja di RS. Khusus Bedah rawamangun berdasarkan shift dan non
shift dapat dibawah ini :

a. Karyawan shift
 Senin- Minggu
o Shift I : 07.00-14.00
o Shift II : 14.00-21.00
o Shift III : 21.00-07.00

b. Karyawan non shift


 Senin-jum’at : 08.00-16.00

11
C.Kuantitas SDM
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
berdasarkan shift. Tenaga kerja di unit Rawat Inap saat ini berjumlah yang memegang
tanggung jawab sebagai :

1) Kepala Unit Rawat Inap : 1 orang


2) Kepala Ruangan
Rawat inap atas : 1 orang
Rawat inap bawah : 1 orang
3) Ketua Tim
Rawat inap atas : 4 orang
Rawat inap bawah : 4 orang
4) Perawat pelaksana
Rawat inap atas : 16 orang
Rawat inap bawah : 12 orang

Tenaga kerja di unit Rawat Inap ini berkerja dengan jadwal sebagai berikut :

1) Kepala instalasi : Senin s.d. Jumat dimulai pukul 08.00 WIB – 16.00 WIB
2) Kepala Ruangan : Senin s.d Sabtu dimulai pukul 07.00 WIB – 14.00 WIB
3) Perawat Katim : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah di jadwalkan
4) Perawat pelaksana : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah di jadwalkan

12
BAB III
STANDAR FASILITAS

Bangunan
A. Lokasi
Bangunan rawat inap terletak pada lokasi yang tenang , aman, dan nyaman
serta memiliki aksesibilitas atau pencapaian dari sarana penunjang rawat inap. Lokasi
Rawat Inap RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga terletak di lantai 1 dan 2 , yang
terdiri dari ruang Nurse station, ruang rawat inap kelas 1 ada 2 kamar yang terdiri dari
4 bed dengan masing-masing ruangan 2 tempat tidur, 2 kamar isolasi yaitu terdiri 5
bed, ruang kelas 2 terdiri dari satu kamar dan terdiri dari 3 bed,untuk ruang kelas 3
terdiri dari 3 ruangan dan terdiri dari 15 bed dan ruang kelas 3 di lantai bawah ruang
kelas 3 berjumlah 24 bed untuk pasien anak,bedah,dan kebidanan. Untuk setiap satu
kamar dibedakan antara pasien perempuan dan laki-laki.

B. Denah
1. RAWAT INAP ATAS

RUANG ASEPTIC DISPENSING

RUANG PERAWATAN PASIEN


PINTU
EMERGENCY
NURSE STATIONS

Ruang ISOLASI

2. RAWAT INAP BAWAH

13
NURSE STATION

RUANG PERAWATAN
PASIEN

SPOELHOEK

PINTU
EMERGENCY

Berikut adalah luas rawat inap :


Luas ruang kerja
Luas ruang rawat inap memiliki luas 75 m2

C. Penyimpanan arsip / Tata Arsip


Penyimpanan arsip sebagai berikut :
 Status Pasien di tempatkan dimeja nurse stasion dan diurutkan menurut dpjp
sehingga memudahkan saat visit.
 Formulir – formulir pemeriksaan yang di butuhkan untuk pasien di simpan di
dalam laci yang terbuat dari kayu yang berbeda disusun secara rapi sehingga
mudah untuk di ambil jika di perlukan
 Catatan perkembangan perawatan di letakan pada Snelhechter (map berpenjepit)
berukuran A4.
 Buku Register rawat inap disimpan di nurse stasion perawat.

D. Sarana dan Prasarana


1. Standar pelayanan Minimal unit Rawat Inap
a. Pemberian pelayanan di rawat inap
b. Dokter penaggung jawab pasien rawat inap
c. Ketersediaan pelayanan rawat inap
d. Jam praktek dokter spesialis
e. Pelaporan adanya kejadian pasien resiko jatuh / jatuh yang berakibat
kecacatan/ kematian

14
f. Pelaporan pasien TBC di rawat inap
g. Pelaporan angka kejadian infeksi nosokomial di rawat inap
2. Standar Minamal Sarana dan Prasana unit Rawat Inap
a. Medis
b. Non Medis

3. Standar Minimal Peralatan di Unit Rawat Inap


a. Stetoskop
b. Syring pum
c. EKG
d. pent light
e. tensimeter
f. termogan
g. nebulizer
h. pispot
i. urinal
j. tempat tidur pasien
k. troli
l. kursi roda
m. gunting
n. flometer

15
E.Alur Pelayanan Rawat Inap
ALUR PASIEN RAWAT INAP ATAS

PASIEN

IGD KLINIK RAWAT


JALAN
INDIKASI
RAWAT INAP

PROSES
ADMINISTRASI

PASIEN MENUNGGU
KETERSEDIAAN
ANTRIAN RAWAT INAP
TEMPAT

PASIEN MENDAPATKAN TEMPAT DAN DIANTAR


PERAWAT MENUJU RUANGAN RAWAT

PROSES PERAWATAN DI
RAWAT INAP

BELUM SEMBUH SEMBUH MENINGGAL

RUJUK PULANG DIPERBOLEHKAN PEMULASARAN


APS PULANG JENAZAH
16

ADMINISTRASI
ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT INAP BAWAH

PASIEN

IGD KLINIK RAWAT


JALAN
INDIKASI
RAWAT INAP

PROSES
ADMINISTRASI

PASIEN MENUNGGU
KETERSEDIAAN
ANTRIAN RAWAT INAP
TEMPAT

PASIEN MENDAPATKAN TEMPAT DAN DIANTAR


PERAWAT MENUJU RUANGAN RAWAT

PROSES PERAWATAN DI
RAWAT INAP

BELUM SEMBUH SEMBUH MENINGGAL

RUJUK PULANG DIPERBOLEHKAN PEMULASARAN


APS PULANG JENAZAH

ADMINISTRASI
17
KEUANGAN

PULANG
BAB IV
TATA LAKSANA DAN PELAYANAN

Surat Keputusan Direktur RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga


Nomor:002/SK.01/RSMP/I/2022 tentang Kebijakan Manajemen dan Pelayanan Kesehatan
Jenis Pelayana Pasien Rawat Inap dijelaskan bahwa Pelayanan pasien rawat inap adalah suatu
proses pelayanan pasien jiwa yang dilakukan mulai dari pasien masuk sampai pasien pulang
dengan melakukan tindakan kuratif dan rehabilitatif oleh tim kesehatan ( Dokter Umum,
Perawat). Tujuannya adalah agar pasien mampu mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-
hari.

A. Persyaratan Pelayanan
1. Pasien sudah disetujui untuk dirawat inap oleh dokter
2. Keluarga sudah melengkapi syarat-syarat yang berlaku.

B. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur Pelayanan


I. Pasien sudah tenang dan ada izin pindah dari dokter IGD
2. Perawat menenma paslen pindahan, dan kelengkapan administrasi, mengorientasikan
kamar ruangan tempat dirawat.
3. Kepala ruangan mengkaji ulang kondisi pasien yang baru dipindahkan
4. Perawat memberikan asuhan keperawatan sesuai dngan kondisi dan kebutuhan paslen
5. Dokter memberikan terapi sesuai dengan kondisi pasien
6. Keluarga menjemput pulang bila sudah dihubungi dn menyelesaikan administrasi biaya
perawatan ke bagian keuangan
7. Bagian keuangan memberikan pelayanan administrasi biaya perawatan pasien pulang
8. Petugas ruangan menyerahkan pasien dan memberikan penjelasan tentang perawatan
pasien dirumah kepada keluarga.

18
BAB V
LOGISTIK

Pengadaan logistik untuk kebutuhan rawat inap di dapatkan melalui usulan Rencana
Biaya Anggaran (RBA) masing masing unit rawat inap yang disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing unit yang ada, baik itu kebutuhan pasien ataupun kebutuhan unit. Rencana
Biaya Anggaran tersebut diajukan ke Direktur dan disahkan oleh Direktur dan pejabat
pembuat anggaran. Proses pengadaan logistik selanjutnya diserahkan ke pejabat terkait
( PPTK, Pejabat Pengadaan, dan penerima barang). Setelah logistik tersebut terealisasi maka
unit terkait meminta barang terse but sesuai kebutuhan unit melalui Kepala Instalasi
kemudian diteruskan ke Ka.Subbid Logistik Bidang Keperawatan dan setelah itu Daftar
Permintaan Barang tersebut akan diajukan ke unit yang mendistribusikannya.

19
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang
membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Keselamatan pasien di Rumah Sakit adalah sistem pelayanan dalarn suatu Rumah
Sakit yang mernberikan asuhan pasien menjadi lebih aman, tennasuk di dalamnya
mengukur risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko terhadap pasien, analisa insiden,
kemampuan untuk belajar & menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk
mengurangi risiko. "Safety is a fundamental principle of patient care and a critical
component of hospital quality management." (World Alliance for Patient Safety,
Forward Programme WHO)

B. Tujuan "Patient safety" adalah:


I. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan masyarakat
3. Menurunnya KTD di RS
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD

C. Langkah-langkah pelaksanaan Patient Safety Pelaksanaan "Patient safety" meliputi :


1. Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS (WHO Collaborating Centre for Patient
Safety, 2 May 2007), yaitu:
a. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike medication
names)
b. Pastikan identifikasi pasien
c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien

20
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
g. Hindari salah kateter dan salah sambung slang
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai
1. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.

2. Tujuh Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada "Hospital Patient Safety Standards"
yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health Organizations,
Illinois, USA, tahun 2002),yaitu:
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staftentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi stafuntuk rnencapai keselarnatan pasien.

21
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dati pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang
pada akhimya akan berdampak pada masyarakat luas.
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya
perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah
sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja disana perlu
dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-
infeksi, penanganan limhah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya.
Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/ klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di rumah sakit juga "concern" keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk
kedalam program patient safety.

22
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Sejalan dengan perubahan sosial budaya masyarakat dan perkembangan ilrnu


pcngetahuan dan teknologi, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan
perkembangan informasi yang demikian cepat dan diikuti oleh tuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang lebih baik mengharuskan sarana pelayanan kesehatan untuk
mengembangkan diri secara terus menerus seiring dengan perkembangan yangada pada
masyarakat tersebut. Pengembangan yang dilaksanakan tahap demi tahap berusaha untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit tetap dapat mengikuti perubahan
yang ada.
Kepuasan masyarakat dalam mengakses pelayanan publik merupakan tujuan utama
dalam penyelenggaraan pelayanan publik, karena pelayanan yang baik tidak dapat dinilai dari
kuantitas penyelesaian layanan belaka akan tetapi bagaimana kualitas unit penyedia
pelayanan dalam melayani masyarakat menjadi hal yang utama. Penilaian kepuasan
rnasyarakat akan pelayanan publik yang dilakukan terhadap instansi pemerintah mengacu
kepada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(KepMenpan & RB) N omor 16 tahun 2014 yang terdiri dari 9 ruang lingkup pelayanan
publik, dilanjutkan dngan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia ( Permenkes)
Nomor: 129/ Menkes/ SKI 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, serta
Peraturan Daerah (perda) Pemerintah Provinsi Sumatera Barat No.6 tahun 2015 tentang
penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Indikator mutu rawat inap yang digunakan yaitu:


1. Kepatuhan identifikasi pasien dengan benar
2. Kepatuhan waktu visite DPJP
3. Kepatuhan upaya pencegahan risiko jatuh

23
4. Ketepatan melakukan TBAK saat menerima instruksi verbal melalui telepon
5. Ketepatan dalam pemberian obat pasien rawat inap
6. Kapatuhan waktu injeksi antibiotik

BAB IX
PENUTUP

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran
penting dan strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan masyarakat
Indonesia. Pemerintah sudah berupaya terus-menerus untuk meningkatkan mutu
pelayanan baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Peran tersebut semakin
dituntut akibat adanya perubahan epidemiologik penyakit, struktur organisasi,
perkembangan IPTEK, perubahan sosio ekonomi masyarakat dan pelayanan yang lebih
efektif, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka.
Kepuasan pasien merupakan fungsi dari penilaian pasien terhadap pelayanan
kesehatan rumah sakit dengan harapan sebelum pasien menerima pelayanan kesehatan
pasien akan merasa puas jika kualitas pelayanan rumah sakit lebih tinggi atau
setidaknya sarna dengan yang diharapkan pasien. Menelaah masalah kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit tidaklah mudah karena disatu sisi mempunyai tanggung jawab
sosial dengan memberikan pelayanan kesehatan secara manusiawi, tetapi di sisi lain
juga harus memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi menyangkut penyelenggaraan
rumah sakit yang memerlukan biaya investasi, operasional dan pemeliharaan yang
begitu besar. Menurut Azwar (1996) kualitas pelayanan rumah sakit dinilai baik apabila
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat memberikan kepuasan pada diri setiap
pasien yang menjadi sasaran pelayanan kesehatan tersebut.
Pelayanan rawat inap merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Adanya krisis ekonomi yang saat ini melanda negara kita, pembiayaan kesehatan
makin meningkat, sedangkan daya beli masyarakat makin menurun cukup
mempengaruhi pelayanan rumah sakit khususnya pelayanan rawat inap. Namun

24
demikian keadaan ini jangan dijadikan alasan untuk menurunkan mutu pelayanan rawat
inap, kita harus tetap berpegang pada profesionalisme dan etika profesi. Pelayanan
rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang menempati
tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medik
dan atau pelayanan medik lainnya (Depkes RI 1997 yang dikutip dati Suryanti (2002).

25
26

Anda mungkin juga menyukai