Nomor : 124/RSMP/PERDIR/2022
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN RAWAT INAP
Kedua : Segala biaya yang timbul akibat diterapkannya Peraturan ini dibebankan
kepada anggaran belanja Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Purbalingga
Ketiga : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya
COVER........................................................................................................................i
PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN RAWAT INAP......................ii
BAB 1: PENDAHULUAN...........................................................................................5
A. LATAR BELAKANG......................................................................................5
B. TUJUAN...........................................................................................................5
C. VISI DAN MISI RSU PKU MUHAMMADIYAH PURBALINGGA........... 6
D. PENGERTIAN UNIT KERJA.........................................................................7
E. RUANG LINGKUP KERJA UNIT.................................................................8
BAB II: STANDAR KETENAGAAN........................................................................9
A. JUMLAH TENAGA MENURUT KUALIFIKASI.........................................9
B. PENETAPAN JAM KERJA............................................................................10
C. KUANTITAS SDM.........................................................................................12
BAB III: STANDAR FASILITAS..............................................................................13
A. LOKASI...........................................................................................................13
B. DENAH............................................................................................................14
C. TEMPAT ARSIP.............................................................................................14
D. SARANA DAN PRASARANA......................................................................14
E. ALUR PELAYANAN.....................................................................................16
BAB IV TATA LAKSANA DAN PELAYANAN.....................................................20
BAB V LOGISTIK......................................................................................................19
BABVI KESELAMATAN PASIEN...........................................................................20
BAB VII KESELAMATAN KERJA..........................................................................22
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU........................................................................23
BAB IX PENUTUP.....................................................................................................24
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama diseluruh
dunia. Dengan tema ini, pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan
sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam
memberikan pelayanan yang mutakhir kepada konsumen yang berdasarkan standar
profesionalisme, sehingga diharapkan dapat memenuhi harapan masyarakat. Sebagai
konsekuensinya peningkatan kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam
melaksanakan pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.
5
yang seharusnya. Dalam penyusunan standar diharuskan untuk memperhatikan proses
dan harapan yang akan terjadi dalam upaya meningkatkan mutu layanan.
B.Tujuan
1. Memberikan Pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar asuhan
keperawatan yang tepat.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai keinginan
yang terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan dalam
memberikan pelayanan
3. Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang optimal
sehingga dapat memuaskan pasien
4. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan, dan hangat sehingga
memberikan kesan yang positif
5. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan keluarga,
sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga
6
D. PENGERTIAN UNIT KERJA
Untuk tiap-tiap rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama
sendiri – sendiri sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh pihak
rumah sakit kepada pasiennya.
Standar Unit Kerja Rawat Inap di rumah sakit meliputi Ruang rawat pasien, ruang
pos perawat, ruang konsultasi, ruang tindakan, ruang daministrasi, ruang dokter, ruang
perawat, ruang loker, ruang kepala rawat inap, ruang linen kotor, ruang linen bersih,
spoolhoek, kamar mandi/toilet, pantri, ruang janitor, gudang bersih, gudang kotor. Adapun
kondisi unit rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga terdiri dari .
Ruang Pasien rawat inap .
Ruangan untuk pasien yang memerlukan asuhan keperwatan dan pengobatan secara
berkesinambungan lebih dari 24 jam.
Ruang Administrasi
Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan pasien di
ruang rawat inap. Ruangan ini menjadi satu dengan nurse station di ruang rawat inap
bagian depan lantai 2 ruangan ini dilengkapi meja kursi, lemari berkas/ arsip. Telepon.
dan komputer Kegiatan di ruangan ini meliputi : Tempat serah terima pasien barum
dan pulang, pendatanganan surat pernyataan keluarga pasien ( apabila diperlukan
persetujuan pengobatan, tindakan perawatan ataupun tindakan bedah ).
Ruang kepala rawat inap
Ruangan ini bergabung dengan ruangan nurse stasion keperawatan yang mana
ruangan terserbut untuk melakukan menejemen asuhan dan pelayanan keperwatan
diantaranya pembuatan program kerja dan pembinaan.
Ruang Linen bersih
Ruang untuk menyimpan bahan – bahan linen bersih yang akan di gunakan di ruang
rawat , dan linen bersih tersebut di tempatkan di dalam lemari yang ada di nurse
station.
Ruang linen kotor
Ruang untuk menyimpan bahan – bahan linen kotor yang telah di gunakan di ruang
rawat inap sebelum di bawa ke ruang cuci ( laundri ) di lengkapi wadah seperti ember
untuk linen yang kotor.
7
Spoolhoek.
Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa
cairan. Pada ruangan spoolhoek harus di sediakan kran air bersih untuk tempat
mencuci tangan atau tempat cairan.
Kamar mandi / toilet
Fasilitas diatur kebutuhan dan harus dijaga kebersihannya karena dengan kamar
mandi/toilet yang bersih.
8
BAB II
STANDART KETENAGAAN
9
pelaksana S.kep Ners S.Kep
Ners= 6
Kebidanan
10
Hari kerja perusahaan adalah 6 ( enam ) hari kerja dalam seminggu dan jam kerja standar
perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. Rumah sakit Umum PKU Muhammadiyah
Purbalingga merupakan rumah sakit yang beroperasional selama 24 jam sehari untuk
melayani masyarakat umum dan disesuaikan dengan jam kerja perusahaan.
Bagi karyawan yang berkerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara mandiri
oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja standar yaitu selama 40
jam dalam satu minggu dengan 6 hari kerja. Untuk karyawan yang berkerja melebihi jam
kerja standar maka kelebihan tersebut akan diperhitungkan dalam kebijakan lembur
perusahaan.
a. Karyawan shift
Senin- Minggu
o Shift I : 07.00-14.00
o Shift II : 14.00-21.00
o Shift III : 21.00-07.00
11
C.Kuantitas SDM
Pengaturan tenaga kerja di unit Rawat Inap RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga
berdasarkan shift. Tenaga kerja di unit Rawat Inap saat ini berjumlah yang memegang
tanggung jawab sebagai :
Tenaga kerja di unit Rawat Inap ini berkerja dengan jadwal sebagai berikut :
1) Kepala instalasi : Senin s.d. Jumat dimulai pukul 08.00 WIB – 16.00 WIB
2) Kepala Ruangan : Senin s.d Sabtu dimulai pukul 07.00 WIB – 14.00 WIB
3) Perawat Katim : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah di jadwalkan
4) Perawat pelaksana : Bekerja sesuai dengan shift yang sudah di jadwalkan
12
BAB III
STANDAR FASILITAS
Bangunan
A. Lokasi
Bangunan rawat inap terletak pada lokasi yang tenang , aman, dan nyaman
serta memiliki aksesibilitas atau pencapaian dari sarana penunjang rawat inap. Lokasi
Rawat Inap RSU PKU Muhammadiyah Purbalingga terletak di lantai 1 dan 2 , yang
terdiri dari ruang Nurse station, ruang rawat inap kelas 1 ada 2 kamar yang terdiri dari
4 bed dengan masing-masing ruangan 2 tempat tidur, 2 kamar isolasi yaitu terdiri 5
bed, ruang kelas 2 terdiri dari satu kamar dan terdiri dari 3 bed,untuk ruang kelas 3
terdiri dari 3 ruangan dan terdiri dari 15 bed dan ruang kelas 3 di lantai bawah ruang
kelas 3 berjumlah 24 bed untuk pasien anak,bedah,dan kebidanan. Untuk setiap satu
kamar dibedakan antara pasien perempuan dan laki-laki.
B. Denah
1. RAWAT INAP ATAS
Ruang ISOLASI
13
NURSE STATION
RUANG PERAWATAN
PASIEN
SPOELHOEK
PINTU
EMERGENCY
14
f. Pelaporan pasien TBC di rawat inap
g. Pelaporan angka kejadian infeksi nosokomial di rawat inap
2. Standar Minamal Sarana dan Prasana unit Rawat Inap
a. Medis
b. Non Medis
15
E.Alur Pelayanan Rawat Inap
ALUR PASIEN RAWAT INAP ATAS
PASIEN
PROSES
ADMINISTRASI
PASIEN MENUNGGU
KETERSEDIAAN
ANTRIAN RAWAT INAP
TEMPAT
PROSES PERAWATAN DI
RAWAT INAP
ADMINISTRASI
ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT INAP BAWAH
PASIEN
PROSES
ADMINISTRASI
PASIEN MENUNGGU
KETERSEDIAAN
ANTRIAN RAWAT INAP
TEMPAT
PROSES PERAWATAN DI
RAWAT INAP
ADMINISTRASI
17
KEUANGAN
PULANG
BAB IV
TATA LAKSANA DAN PELAYANAN
A. Persyaratan Pelayanan
1. Pasien sudah disetujui untuk dirawat inap oleh dokter
2. Keluarga sudah melengkapi syarat-syarat yang berlaku.
18
BAB V
LOGISTIK
Pengadaan logistik untuk kebutuhan rawat inap di dapatkan melalui usulan Rencana
Biaya Anggaran (RBA) masing masing unit rawat inap yang disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing unit yang ada, baik itu kebutuhan pasien ataupun kebutuhan unit. Rencana
Biaya Anggaran tersebut diajukan ke Direktur dan disahkan oleh Direktur dan pejabat
pembuat anggaran. Proses pengadaan logistik selanjutnya diserahkan ke pejabat terkait
( PPTK, Pejabat Pengadaan, dan penerima barang). Setelah logistik tersebut terealisasi maka
unit terkait meminta barang terse but sesuai kebutuhan unit melalui Kepala Instalasi
kemudian diteruskan ke Ka.Subbid Logistik Bidang Keperawatan dan setelah itu Daftar
Permintaan Barang tersebut akan diajukan ke unit yang mendistribusikannya.
19
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang
membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Keselamatan pasien di Rumah Sakit adalah sistem pelayanan dalarn suatu Rumah
Sakit yang mernberikan asuhan pasien menjadi lebih aman, tennasuk di dalamnya
mengukur risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko terhadap pasien, analisa insiden,
kemampuan untuk belajar & menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk
mengurangi risiko. "Safety is a fundamental principle of patient care and a critical
component of hospital quality management." (World Alliance for Patient Safety,
Forward Programme WHO)
20
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
g. Hindari salah kateter dan salah sambung slang
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai
1. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.
2. Tujuh Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada "Hospital Patient Safety Standards"
yang dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health Organizations,
Illinois, USA, tahun 2002),yaitu:
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staftentang keselamatan pasien
g. Komunikasi merupakan kunci bagi stafuntuk rnencapai keselarnatan pasien.
21
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dati pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang
pada akhimya akan berdampak pada masyarakat luas.
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya
perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah
sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja disana perlu
dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-
infeksi, penanganan limhah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya.
Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/ klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di rumah sakit juga "concern" keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk
kedalam program patient safety.
22
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
23
4. Ketepatan melakukan TBAK saat menerima instruksi verbal melalui telepon
5. Ketepatan dalam pemberian obat pasien rawat inap
6. Kapatuhan waktu injeksi antibiotik
BAB IX
PENUTUP
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran
penting dan strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan masyarakat
Indonesia. Pemerintah sudah berupaya terus-menerus untuk meningkatkan mutu
pelayanan baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Peran tersebut semakin
dituntut akibat adanya perubahan epidemiologik penyakit, struktur organisasi,
perkembangan IPTEK, perubahan sosio ekonomi masyarakat dan pelayanan yang lebih
efektif, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka.
Kepuasan pasien merupakan fungsi dari penilaian pasien terhadap pelayanan
kesehatan rumah sakit dengan harapan sebelum pasien menerima pelayanan kesehatan
pasien akan merasa puas jika kualitas pelayanan rumah sakit lebih tinggi atau
setidaknya sarna dengan yang diharapkan pasien. Menelaah masalah kualitas pelayanan
kesehatan di rumah sakit tidaklah mudah karena disatu sisi mempunyai tanggung jawab
sosial dengan memberikan pelayanan kesehatan secara manusiawi, tetapi di sisi lain
juga harus memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi menyangkut penyelenggaraan
rumah sakit yang memerlukan biaya investasi, operasional dan pemeliharaan yang
begitu besar. Menurut Azwar (1996) kualitas pelayanan rumah sakit dinilai baik apabila
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat memberikan kepuasan pada diri setiap
pasien yang menjadi sasaran pelayanan kesehatan tersebut.
Pelayanan rawat inap merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Adanya krisis ekonomi yang saat ini melanda negara kita, pembiayaan kesehatan
makin meningkat, sedangkan daya beli masyarakat makin menurun cukup
mempengaruhi pelayanan rumah sakit khususnya pelayanan rawat inap. Namun
24
demikian keadaan ini jangan dijadikan alasan untuk menurunkan mutu pelayanan rawat
inap, kita harus tetap berpegang pada profesionalisme dan etika profesi. Pelayanan
rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang menempati
tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medik
dan atau pelayanan medik lainnya (Depkes RI 1997 yang dikutip dati Suryanti (2002).
25
26