Anda di halaman 1dari 26

PROGRAM KERJA

INSTALASI FARMASI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


MAJALENGKA
TAHUN 2022

1
PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA
Jalan Kesehatan No. 77 Majalengka 45411
Telp. (0233) 281043, 281189 Fax. (0233) 282741
Email: rsu.majalengka@gmail.com Website: www.rsudmajalengka.go.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA

NOMOR : 04A Tahun 2022

TENTANG

PROGRAM KERJA INSTALASI FARMASI RSUD MAJALENGKA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA

Menimbang a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,


: perlu ditunjang antara lain dengan penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian sesuai standar pelayanan kefarmasian di rumah
sakit;

b. bahwa agar pelayanan kefarmasian dapat dilaksanakan dengan


baik perlu diterbitkan pedoman pelayanan di instalasi farmasi;

c. bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan surat


keputusan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, dan b, perlu ditetapkan Keputusan Direktur RSUD
Majalengka tentang Pedoman Pelayanan Instalasi Farmasi
RSUD Majalengka.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


: (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);

3. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997 Undang-Undang Nomor 8


tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

2
4. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Permenkes Nomor 72 Tahun 2016


Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
34 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Rumah Sakit.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Program Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah


Majalengka.

KEDUA : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka pada


Diktum KESATU sebagaimana terlampir dalam Lampiran
Peraturan ini.

KETIGA : Program Kerja Instalasi Farmasi RSUD Majalengka sebagaimana


dimaksud pada diktum KESATU agar dijadikan acuan dalam
pelaksanaan kegiatan di Instalasi Tahun 2022.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila


dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini,
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Majalengka
Pada Tanggal : 12 Januari 2022
DIREKTUR RSUD MAJALENGKA,

dr. Hj. Erni Harleni, MARS


NIP. 196912262002122003

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

3
MAJALENGKA
NOMOR : 04A TAHUN 2022
TANGGAL : 12 JANUARI 2022
TENTANG : PROGRAM KERJA INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA
KABUPATEN MAJALENGKA.

PROGRAM KERJA INSTALASI FARMASI

TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik. Strategi optimalisasi harus
ditegakkan dengan cara memanfaatkan Sistem Informasi Rumah Sakit secara
maksimal pada fungsi manajemen kefarmasian, sehingga diharapkan dengan
model ini akan terjadi efisiensi tenaga dan waktu.
Persyaratan kefarmasian harus menjamin ketersediaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu,
bermanfaat, aman, dan terjangkau. Pelayanan Sediaan Farmasi di Rumah
Sakit harus mengikuti Standar Pelayanan Kefarmasian yang selanjutnya
diamanahkan untuk diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
juga dinyatakan bahwa dalam menjalankan praktik kefarmasian pada Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan Standar Pelayanan
Kefarmasian yang diamanahkan untuk diatur dengan Peraturan Menteri
Kesehatan.

B. LATAR BELAKANG

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan


bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sedian farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 72
tahun 2016). Berdasarkan peraturan tersebut diatas maka pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit harus mempunyai standar pelayanan
kefarmasian sebagai tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi
4
tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian,
demikian juga pelayanan kefarmasian di RSUD Majalengka. Pelayanan
Kefarmasian di RSUD Majalengka diselenggarakan dalam bentuk Instalasi
Farmasi sebagai unit pelayanan fungsional yang menyelenggarakan seluruh
kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada
pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan
Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.Kegiatan pelayanan
kefarmasiannya meliputi mengidentifikasi, mencegah,dan menyelesaikan
masalah terkait obat. Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya
perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug
oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient
oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical
care).Tenaga Kefarmasian khususnya Apoteker yang ditempatkan di Instalasi
Farmasi RSUD Majalengka dalam menjalankan praktik kefarmasian, harus
menerapkan Standar Pelayanan Kefarmasian (Peraturan Pemerintah nomor
51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian)

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terciptanya sistem dan prosedur pelayanan Instalasi Farmasi yang
dapatdijalankan dan dapat digunakan sebagai alat evaluasi dalam
meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Farmasi.
2. Tujuan Khusus.
Tujuan khusus dari pembuatan program kerja adalah :
1. Memberikan pelayanan farmasi yang optimal baik.
2. Menyelenggarakan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi
3. Melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE)
4. Menjalankan pengawasan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai sesuai aturan yang berlaku
5. Melaksanakan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa,
telaah dan evaluasi pelayanan
6. Mengawasi pelayanan bermutu melalui analisis, telaah dan evaluasi
pelayanan.

5
7. Meningkatkan pengetahuan fungsional farmasi melalui pelatihan dan
seminar di bidang farmasi untuk peningkatan kompetensi.

B. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Instalasi Farmasi RSUD Majalengka pada tahun anggaran 2022 terdiridari 5


(lima) program kerja sebagai kegiatan pokok dan rincian kegiatan sebagaiberikut:
1. Program Optimalisasi Pelayanan Kefarmasian
Pentingnya meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di RSUD Majalengka
sudah seharusnya menjadi perhatian dan dilakukan oleh tenaga farmasi terutama
apoteker dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Dalam
hal ini dibutuhkan kemampuan teknis dalam hal manajemen dan pelayanan di
Instalasi Farmasi.
Adapun rincian kegiatan dalam program ini adalah :
a. Pelayanan kefarmasian rutin pasien rawat jalan di Depo Farmasi Rawat Jalan
b. Pelayanan kefarmasian rutin pasien rawat inap di Depo Farmasi Rawat Inap
c. Pelayanan kefarmasian rutin pasien instalasi gawat darurat di Depo Farmasi
Rawat IGD
d. Pelayanan kefarmasian rutin pasien operasi di Depo Farmasi Bedah Sentral
e. Pelayanan Asuhan Farmasi Klinis
f. Pengelolaan Sediaan farmasi, Alkes dan Bahan Medis Habis Pakai diUnit-Unit
Farmasi
g. Pengelolaan di Gudang Farmasi
h. penerimaan, penyimpanan sediaan faramasi, alkes dan BMPH di Gudang
Farmasi
i. Pendistribusian dari Gudang Farmasi ke Depo-depo Farmasi dan Instalasi lain
dan distribusi dari Depo Farmasi ke pasien
j. Penambahan Cakupan Pelayanan Dispensing Sediaan Parenteral (Raung
Melati)
k. Penambahan Cakupan Pelayanan Distribusi Obat secara UDD (Unit Dose
Dispensing) di ruangan Nusa Indah, Dahlia, dan Melati
l. Melakukan Evaluasi Antibiotik secara Kuantitatif

2. Program pengendalian mutu pelayanan kefarmasian


Upaya meningkatkan mutu pelayanan farmasi di RSUD Majalengka, maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi tentang evaluasi dan
pengendalian mutu farmasi dalam rangka untuk memberikan pelayanan farmasi yang
memenuhi standar pelayanan dan dapat memuaskan pelanggan. Dalam

6
pengendalian mutu pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk mencegah
terjadinya masalah terkait obat atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan
dalam rangkan keselamatan pasien
Adapun rincian kegiatan dalam program ini adalah:
a. Mengidentifikasi dokumen dan telusur masalah akreditasi pokja PKPO dan pokja
lain terkait
b. Menerima kunjungan Tim survey internal terkait akreditasi dan melengkapi
rekomendasi
c. Pelaksanaan akreditasi oleh Lembaga Akreditasi, Pokja PKPO
d. Melakukan survey kepuasan pasien di Unit-Unit Farmasi
e. Monitoring dan evaluasi capaian indikator mutu Instalasi Farmasi.

3. Program pengembangan sarana, prasara dan sediaan farmasi, alat kesehatan


dan bahan medis pakai habis
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan
mutu pelayanan kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama
yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang
berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi pelayanan kefarmasian
(pharmaceutical care). Dengan hal tersebut maka sarana, prasarana dan sediaan
farmasi, alat Kesehatan serta bahan medis pakai habis perlu dilakukan
pengembangan secara terus menerus guna mendukung pada jaminan pasien dalam
keamanan (patien safety)
Adapun rincian kegiatan dalam program ini sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fasilitas/sarana dan prasarana Instalasi Farmasi meliputi:Komputer
dan printer, Chiller, Kulkas, Air Conditioner, Higrometer,Timbangan obat
b. Pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis HabisPakai
c. Pengadaan prasarana Depo Farmasi.

7
4. Program Pemberdayaan & Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia
(SDM) Kefarmasian
Pengembangan SDM mempunyai cakupan makna yang luas. Secaraumum
pengembangan SDM merupakan suatu proses merekayasa perilakukerja karyawan
sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan kinerja yangoptimal. Rekayasa
perilaku mengandung makna tersirat bahwa perilakusesungguhnya dapat diubah dan
diperbaiki, dari satu keadaan ke keadaanlain yang lebih baik. Pengembangan SDM
dapat dilakukan baik melalui jalurdiklat maupun jalur non diktat. Jalur diklat misalnya
berbentuk kegiatanseminar, lokakarya, dan Iain-lain. Jalur non diklat misalnya dapat
berbentukpromosi jabatan, pemberian bonus dan insentif, teguran dan hukuman,
danIain-lain. Pengembangan SDM tidak harus menunjukkan hasil yang segeradapat
diamati dan dinikmati, yang cenderung membutuhkan waktu yangpanjang.
Pengembangan SDM adalah sebuah investasi, yang cepat ataulambat akan
menghasilkan buah, dan jangan dianggap sebagai pengeluarandan atau
pemborosan.
Adapun rincian kegiatan dalam program ini sebagai berikut:
a. Mengikuti Diklat Internal dari Program Diklat yang meliputi Pelatihan
Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI),Komunikasi Efektif, Bantuan Hidup
Dasar, Budaya Keselamatan, Pengelolaan B3.
b. Mengikuti Seminar dan Worshop/Temu llmiah,
c. Monitoring dan evaluasi kinerja SDM Farmasi, SDM Adminstrasi
d. Pelatihan Pemenuhan Indikator Mutu Farmasi
e. Refresing (outbound, Dinamika kelompok dll)

5. Program Upaya Peningkatan Kesehatan dan Keselamatan Karyawan


Faktor-faktor dan potensi bahaya yang timbul di pekeijaan danlingkungan kerja
khususnya di Instalasi Farmasi Rumah sakit sangatberpotensi dapat menimbulkan
gangguan kesehatan baik penyakit umum,penyakit akibat kerja dan kecelakaan
kerja. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha peningkatan kesehatan dan
keselamatan dalam rangkapenanggulangan agar tenaga kerja yang terkait selalu
dalam keadaan sehat dan selamat, baik fisik maupun mental, serta melindungi
tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau
lingkungan kerja.
Adapun rincian kegiatan dalam program ini sebagai berikut:
a. Pemberian imunisaiesi/vaksinasi bagi karyawan

8
b. Visite terpadu bersama dilaksanakan Bersama DPJP atau Manajer Pelayanan
Pasien
c. Penyusunan FMEA Unit

Adapun cara melaksanakan kegiatan pada program kerja sebagai berikut:


1. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di Instalasi Rawat Jalan
2. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di Instalasi Rawat Inap
3. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di Instalasi Gawat Darurat
4. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di Instalasi Bedah Sentral
5. Memberikan asuhan farmasi klinis
6. Mengusulkan Pengadaan Sediaan farmasi, Alkes dan Bahan Medis Habis Pakai
dengan Tim Pengdaan Farmasi dan Obat Rumah Sakit untuk kebutuhan Unit-
Unit Farmasi
7. Mengelola sediaan farmasi, alkes dan BMPH di Gudang Farmasi.
8. Melakukan pendistribusian Sediaan farmasi, Alkes dan Bahan Medis Habis
Pakai.
9. Melakukan pendokumentasian pelayanan kefarmasian di semua Unit-Unit
Farmasi.
10. Menyebarkan kuesioner kepuasan pasien bagi pasien rawat lalan.
11. Memonitoring dan mengevaluasi capaian indikator mutu unit yaitu waktu tunggu
pelayanan obat jadi < 30 menit, waktu tunggu obat racikan < 60 menit, tidak
adanya kesalahan pemberian obat, kepuasan pelanggan terhadap pelayanan
farmasi, penggunaan obat sesuai formularium.
12. Mengusulkan pengadaan prasarana dan sarana ke Tim Pengadaan Barang dan
Jasa.
13. Mengusulkan kegiatan pendidikan dan latihan (Diklat) internal dan eksternal ke
Bagian Diklat.
14. Memonitoring dan mengevaluasi kinerja petugas pelayanan kefarmasian
15. Mengusulkan pemeriksaan kesehatan karyawan Instalasi Farmasi ke Tim
Pemeriksa Kesehatan RS.
16. Melakukan analisa langkah-langkah permasalahan farmasi dengan ,RCA dan
atau FMEA.

9
C. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Cara melaksanakan kegiatan program kerja instalasi farmasi dari masing-masing program adalah sebagai berikut :

N Kegiatan Cara Melaksanakan Indikator Keberhasilan Penanggung


o Jawab

1.Pelayanan kefarmasian rutin - Melakukan pelayanan - Jumlah Pasien yang dilayani - Kepala Instalasi,
pasien rawat jalan di Depo kefarmasian baik pasien - Jumlah lembar resep yang - Penanggung jawab
Farmasi Rawat Jalan BPJS, pasien umum dilayani depo farmasi rawat
maupun pasien lainnya di jalan
poliklinik
2.Pelayanan kefarmasian rutin - Melakukan pelayanan - Jumlah Pasien yang dilayani - Kepala Instalasi,
pasien rawat inap di Depo kefarmasian baik pasien - Jumlah lembar resep yang - Penanggung jawab
Farmasi Rawat Inap BPJS, pasien umum dilayani depo farmasi rawat
maupun pasien lainnya di inap
ruang perawatan
3.Pelayanan kefarmasian rutin - Melakukan pelayanan - Jumlah Pasien yang dilayani - Kepala Instalasi,
pasien instalasi gawat kefarmasian baik pasien - Jumlah lembar resep yang - Penanggung jawab
darurat di Depo Farmasi BPJS, pasien umum dilayani depo farmasi IGD
Rawat IGD maupun pasien lainnya di
ruang perawatan
4.Pelayanan kefarmasian rutin - Melakukan pelayanan - Jumlah Pasien yang dilayani - Kepala Instalasi,
pasien operasi di Depo kefarmasian baik pasien - Jumlah lembar resep yang

10
Farmasi Bedah Sentral BPJS, pasien umum dilayani - Penanggung jawab
maupun pasien lainnya yang - Jumlah Pasien yang dilayani depo farmasi rawat
mendapat tindakan operasi - Jumlah lembar resep yang bedah sentral
di Instalasi Bedah Sentral dilayani

5.Pelayanan Asuhan Farmasi - Melaksanakan Kegiatan - Jumlah pasien yang dilakukan - Kepala Instalasi
Klinis Edukasi ke pasien visite - Apoteker Farmasi
- Melaksanakan Visite Klinis
- Melaksanakan Rekonsiliasi
6.Pengelolaan Sediaan - Melakukan kegiatan - Laporan kegiatan stok opname - Penanggung jawab
farmasi,Alkes dan Bahan inventori mulai dari setiap bulan depo farmasi
Medis Habis Pakai di Unit- pencatatan stok awal, - Rencana kebutuhan obat dan - Tenaga Teknis
Unit Farmasi barang masuk, barang BMHP BUlanan Kefarmasian
keluar dan stok sisa
- Melakukan pemantauan
ketersediaan stok obat di
semua unit farmasi
7.Pengelolaan di Gudang - Melakukan kegiatan - Laporan kegiatan stok opname - Kepala Instalasi
Farmasi inventori mulai dari setiap bulan - Penanggung jawab
pencatatan stok awal, - Rencana kebutuhan obat dan gudang farmasi
barang masuk, barang BMHP BUlanan - Tenaga Teknis
keluar dan stok sisa Kefarmasian
- Melakukan pemantauan
ketersediaan stok obat di

11
semua unit farmasi
8.Penerimaan, penyimpanan - Mencocokkan barang yang - Laporan ketidaksesuaian - Kepala Instalasi
sediaan farmasi, alkes dan datang dengan faktur barang dengan faktur dan surat - Penanggung jawab
Bahan Medis Habis Pakai di pembelian dan surat pesanan gudang farmasi
Gudang Farmasi pesanan - Tenaga Teknis
- Mengecek keaslian faktur Kefarmasian
- Kegiatan Penyimpanan
sediaan farmasi dan BMHP
9.Pendistribusian dari Gudang - Mencocokkan pengajuan - Laporan Distribusi Obat dan - Kepala Instalasi
Farmasi ke Depo-depo barang yang Bahan Medis Habis Pakai - Penanggung jawab
Farmasi dan Instalasi lain diminta/diajukan dengan gudang farmasi
dan distribusi dari Depo ketersediaan - Tenaga Teknis
Farmasi ke pasien - Mengecek SBBK Kefarmasian

12Monitoring dan evaluasi - Pencapaian indikator mutu - Laporan Indikator mutu - Kepala Instalasi
capaian indikator mutu Instalasi - Penanggung jawab
Instalasi Farmasi. gudang farmasi
- Tenaga Teknis
Kefarmasian

12
13Penambahan Cakupan - Penambahan Layanan - Layanan Dispensing Ruang - Kepala Instalasi
Pelayanan Dispensing Dispensing Sediaan melati - Penangghung jawab
Sediaan Parenteral (Raung Parenteral ruang dispensing
Melati)
14Pemeliharaan - Pengajuan pemeliharaan - Kegiatan pemeliharaan - Instalasi Farmasi
fasilitas/sarana dan sarana dan prasarana
prasarana Instalasi Farmasi instalasi farmasi
meliputi : Komputer dan
printer, Chiller, Kulkas, Air
Conditioner, Higrometer,
Timbangan obat
15Penambahan Cakupan - Penambahan Layanan UDD - Implementasi Pelayanan UDD di - Kepala Instalasi
Pelayanan Distribusi Obat di ruang perawatan Ruang Nusa Indah, Dahlia dan - Penanggung jawab
secara UDD (Unit Dose Ruang Melati depo Farmasi rawat
Dispensing) di ruangan Nusa inap
Indah, Dahlia, dan Melati
16Pengadaan Sediaan - Pengajuan Kebutuhan Obat- - Laporan penerimaan obat dan - Penanggung jawab
Farmasi, Alat Kesehatan dan obatan dan Bahan medis BMHP dan kesesuaiannya gudang farmasi
Bahan Medis Habis Pakai habis pakai dengan pengajuan kebutuhan - Kepala Instalasi
17Pengadaan prasarana Depo - Pengajuan kebutuhan ATK - SBBK - Penanggung jawab
Farmasi dan prasarana lain ibnstalasi gudang farmasi
farmasi - Administrasi Farmasi
18Mengikuti Diklat Internal dari - Kegiatan Pelatihan - Sertifikat - Kepala Instalasi
Program Diklat yang meliputi - Staf Instalasi

13
Pelatihan Pengendalian dan Farmasi
Pencegahan Infeksi
(PPI),Komunikasi Efektif,
Bantuan Hidup Dasar,
Budaya Keselamatan,
Pengelolaan B3.
19Mengikuti Seminar dan - Mengikuti Kegiatan - Sertifikat - Kepala Instalasi
Worshop/Temu llmiah pengembangan ilmu dlam - Apoteker
bentuk seminar, workshop - TTK
dan lain lain - Administrasi
20Monitoring dan evaluasi - Kegiatan melakukan - Formulir penilaian kinerja - Kepala Instalasi
kinerja SDM Farmasi, SDM penilaian kinerja tiap
administrasi semester
21Edukasi ke Pasien Rawat - Melakukan kegiatan - Pelaksanaan kegiatan - Kepala Instalasi
jalan berkoordinasi dengan penyuluhan sesuai yang penyuluhan - Apoteker
Instalasi PKRS dijadwalkan oleh Instalasi
PKRS
22Membuat grafik suhu dan - Kegiatan monitoring suhu - Form pemantauan suhu dan - Semua Staf Instalasi
kelembaban pada formulir dan kelembaban ruangan kelembaban Farmasi
yang sudah disediakan
setiap pagi hari
23Pelatihan Pemenuhan - Kegiatan pelatihan terkait - Kegiatan Pelatihan - Apoteker
Indikator Mutu Farmasi Mutu dan Keselamatan

14
Pasien
24Melakukan Evaluasi - Evaluasi kuantitatif dilakukan - Laporan Hasil Evaluasi - Kepala Instalasi
Antibiotik secara Kuantitatif setiap bulan dengan metode - Apoteker Instalasi
DDD

15
D. SASARAN
Sasaran program kerja Instalasi Farmasi RSUD Majalengka Tahun
2022 adalah:
1. Perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan Rumah Sakit
2. Perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal pada 2022
3. Pengadaan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang
telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku pada tahun anggaran 2022
4. Penerimaan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan
yang berlaku
5. Penyimpanan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan kefarmasian
6. Pendistribusian perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit
7. Pengkajian instruksi pengobatan/resep pasien
8. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat
kesehatan
9. Pencegahan dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat
kesehatan
10. Pemantauan efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat
kesehatan
11. Pemberian informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga
12. Pelayanan konseling kepada pasien/keluarga
13. Pelaksanaan pencampuran obat suntik
14. Visite Farmasi klinis di rawat inap
15. Pembuatan laporan-laporan.

16
17
E. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Bulan (Januari – Desember 2022)


No Kegiatan 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12
0

1. Pelayanan kefarmasian rutin pasien rawat jalan di Depo X X X X X X X X X X X X


Farmasi Rawat Jalan

2. Pelayanan kefarmasian rutin pasien rawat inap di Depo X X X X X X X X X X X X


Farmasi Rawat Inap

3. Pelayanan kefarmasian rutin pasien instalasi gawat darurat X X X X X X X X X X X X


di Depo Farmasi Rawat IGD

4. Pelayanan kefarmasian rutin pasien operasi di Depo Farmasi X X X X X X X X X X X X


Bedah Sentral
5. Pelayanan Asuhan Farmasi Klinis X X X X X X X X X X X X

6. Pengelolaan Sediaan farmasi,Alkes dan Bahan Medis Habis X X X X X X X X X X X X


Pakai di Unit-Unit Farmasi
7. Pengelolaan di Gudang Farmasi X X X X X X X X X X X X

8. Penerimaan, penyimpanan sediaan farmasi, alkes dan X X X X X X X X X X X X


Bahan Medis Habis Pakai di Gudang Farmasi

9. Pendistribusian dari Gudang Farmasi ke Depo-depo Farmasi X X X X X X X X X X X X


dan Instalasi lain dan distribusi dari Depo Farmasi ke pasien

18
10. Mengidentifikasi dokumen dan telusur masalah akreditasi X X X X X X X
pokja PKPO dan pokja lain terkait

11. Menerima kunjungan Tim survey internal terkait akreditasi X X X


dan melengkapi rekomendasi

12. Monitoring dan evaluasi capaian indikator mutu Instalasi X X X X X X X X X X X X


Farmasi.

13. Penambahan Cakupan Pelayanan Dispensing Sediaan X


Parenteral (Raung Melati)

Pemeliharaan fasilitas/sarana dan prasarana Instalasi


14. Farmasi meliputi : Komputer dan printer, Chiller, Kulkas, Air X X X X X X X X X X X X
Conditioner, Higrometer, Timbangan obat

Penambahan Cakupan Pelayanan Distribusi Obat secara


15. UDD (Unit Dose Dispensing) di ruangan Nusa Indah, Dahlia, X
dan Melati

16. Pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan X X X X X X X X X X X X


Medis Habis Pakai
17. Pengadaan prasarana Depo Farmasi X X X X X X X X X X X X

Mengikuti Diklat Internal dari Program Diklat yang meliputi


18. Pelatihan Pengendalian dan Pencegahan Infeksi X X X
(PPI),Komunikasi Efektif, Bantuan Hidup Dasar, Budaya
Keselamatan, Pengelolaan B3.
19. Mengikuti Seminar dan Worshop/Temu llmiah X

20. Monitoring dan evaluasikinerja SDM Farmasi, SDM X X

19
administrasi

21. Edukasi ke Pasien Rawat jalan berkoordinasi dengan


Instalasi PKRS

22. Membuat grafik suhu dan kelembaban pada formulir yang


sudah disediakan setiap pagi hari X X X X X X X X X X X X

23. Pelatihan Pemenuhan Indikator Mutu Farmasi X

24. Refresing (outbound, Dinamika kelompok dll) X

25. Melakukan Evaluasi Antibiotik secara Kuantitatif X X X X X X X X X X X X

20
21
F. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk menganalisa hasil akhir/capaian dari
keseluruhan proses pengelolaan pelayanan kefarmasian, dan hasil
analisanya menjadi dasar pengambilan keputusan pada proses
managemen Instalasi Farmasi RSUD Majalengka selanjutnya. Monitoring
dan evaluasi pelayanan kefarmasian meliputi responsibilities, indikator
monitoring dan periode evaluasi. Adapun fungsi dilakukan monitoring
secara administrasi yaitu :
1. Setiap 1 bulan sekali (minggu pertama) Kepala Instalasi Farmasi
melakukan evaluasi Indikator Mutu Unit : (Berdasarkan Permenkes N0.
129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit)
i. Waktu Tunggu Pelayanan
b. Obat Jadi ≤ 30 menit
c. Racikan ≤ 60 menit
i. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
ii. Penulisan resep sesuai formularium
2. Setiap bulan mengadakan evaluasi pengajuan kebutuhan obat dan
bahan medis habis pakai.
3. Melakukan penginputan setiap penerimaan pada SIM RS
4. Melakukan pencatatan setiap item barang pada kartu stok.
5. Melakukan pencatatan setiap pengeluaran baik pada kartu stok dan
diinput pada SIM RS
6. Meminta laporan kepada setiap depo Farmasi dan Gudang Farmasi.
7. Menetapkan jumlah kebutuhan barang (data dari perencanaan)
8. Menetapkan jumlahl kebutuhan selama lead time
9. Menetapkan buffer stock/pengaman stok (dibutuhkan dalam situasi
tidak normal)
10. Menetapkan jumlah persediaan minimal & maksimal
11. Menetapkan reorder point.
12. Menetapkan jumlah yang didistribusikan ke unit pemakai/user.
Sedangkan evaluasi merupakan penilaian secara periodik kemajuan
yang dapat dicapai dari perjalanan program dalam mencapaitujuan jangka
panjang berdasarkan time frame yaitu bulanan, triwulan, semester, atau
tahunan.
Kegiatan evaluasi juga bermanfaat sebagai masukan guna
penyusunan perencanaan dan pengambilan keputusan dengan tujuan
meningkatkan produktivitas para pengelola perbekalan farmasi di Rumah
Sakit agar dapat ditingkatkan secara optimal. Indikator yang dapat
digunakan dalam melakukan evaluasi pengelolaan perbekalan farmasi
antara lain :
i. Alokasi dana pengadaan dana pengadaan yaitu besarnya dana
pengadaan obat yang disediakan/dialokasikan oleh pihak RSUD
Majalengka untuk memenuhi kebutuhan obat pelayanan kesehatan di
RS tersebut. Data dikumpulkan dari dokumenyang ada di RSUD
Majalengka berupa total dana pengadaan obat, dan kebutuhan dana
pengadaan obat yang sesuai dengan kebutuhan RSUD Majalengka.
Total dana pengadaan obat adalah seluruh anggaran pengadaan obat
uang berasal dari semua sumber anggaran. Idealnya, dana pengadaan
obat yang disediakan sesuai dengan kebutuhan sebenarnya.
ii. Biaya obat per kunjungan kasus penyakit.yaitu besaran dana yang
tersedia untuk setiap kunjungann kasus. Data dikumpulkan dari
dokumen yang ada di RSUD Majalengka berupatotal dana pengadaan,
serta jumlah kunjungan kasus yang didapatkandari kompilasi rekam
medik. Dengan diketahuinya standar biaya obat per kunjungan kasus
dapat menjadi pedoman dalam penetapan alokasi dana pengadaan
obat di tahun-tahun mendatang. Idealnya,biaya obat yang dialokasikan
per kunjungan kasus harus memperhatikan parameter jumlah
kunjungan kasus.
iii. Biaya obat per kunjungan resep
Merupakan besaran dana yang dibutuhkan untuk setiap resep
(digunakan pada waktu perencaaan obat) dan besaran dana yang
tersedia untuk setiap resep (digunakan setelah turunnya alokasi dana
pengadaan obat). Dengan diketahuinya biaya obat per resep dapat
menjadikan pedoman dalam penetapan alokasi dana pengadaan obat
di tahun-tahun mendatang. Idealnya, besarnya dana yang disediakan
harus memasukkan parameter jumlah resep. Cara menghitung
Ketepatan perencanaan yaitu perencanaan kebutuhan nyata obat
untuk Rumah Sakit dibagi dengan pemakaian obat pertahun. Data
dikumpulkan dari dokumen yang adadi instalasi farmasi Rumah Sakit
berupa: jumlah atau kuantum perencanaan kebutuhan obat dalam satu
tahun dan pemakaian rata-rata obat perbulan di Rumah Sakit yang
didapatkan dari laporan rekam medik. Tetapkan indikator untuk Rumah
Sakit yang dibuat dengan pertimbangan obat yang digunakan untuk
penyakit terbanyak. Idealnya, perencaaan kebutuhan adalah 100%
dari kebutuhan baik jumlah dan jenis obat.
iv. Persentase dan nilai obat rusak
Merupakan jumlah jenis obat yang rusak dibagi dengan total jenis obat.
Data dikumpulkan dari dokumen yang ada di instalasi farmasi Rumah
Sakit berupa: jumlah jenis obat yang tersedia untuk pelayanan
ksehatan selama satu tahun dan jumlah jenis obat yang rusak dan
harga masing-masing obat. Idealnya, persentase nilai obat rusak dan
kadaluarsa adalah 0 %.
v. Persentase penggunaan antibiotik.
Dari penelitianlainnya menetapkan beberapa indikator efisiensi untuk
pengelolaanobat di farmasi rumah sakit yang meliputi tahap
perencanaan,pengadaan, penyimpanan dan distribusi.

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pelaporan
Untuk pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan pengeloaan
Sediaan Farmasi di Instalasi Farmasi RSUD Majalengka dilakukan :
 Setiap bulan,
 Semester, dan
 Setiap tahun
Laporan disampaikan kepada Kepala Seksi Penunjang Non Medis
2. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan Instalasi
Farmasi secara menyeluruh setiap 1 (satu) tahun sekali dengan out line
sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : GAMBARAN UMUM INSTALASI FARMASI
BAB III : PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEGIATAN INSTALASI
FARMASI
BAB IV : PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT

BAB V : PENUTUP

G. PEMBIAYAAN DAN ANGGARAN


Pelaksanaan Program Kerja Instalasi Farmasi di bebankan pada
anggran BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka

H. PENUTUP

Instalasi Farmasi RSUD Majalengka merupakan salah satu bagian


yang cukup vital dalam sebagai akhir dari sistem pelayanan klinis di
Rumah sakit, yang harus di kelola oleh tenaga profesional, yaitu Apoteker
dan dibantu Tenaga Teknis Kefarmasian. Dalam penyelenggaraan
pelayanan yang harus dapat dipertanggungjawabkan atas keseluruhan
pekerjaan dan pelayanan kefarmasian menuju pelayanan paripurna.
Pelayanan tersebut meliputi perencanaan, pengadaan, produksi,
penyimpanan perbekalan/sediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan
resep pasien rawat inap dan rawat jalan, pengendalian mutu dan
pengendalian distribusi, penggunaan seluruh perbekalan serta pelayanan
farmasi klinis yang dituangkan dalam program kerja tahunan.
Program tahunan pelayanan kefarmasian ini telah disinkronkan
dengan program kerja RSUD Majalengka pada tahun anggaran sehingga
pelaksanaanya dapat mendukung dalam upaya peningkatan mutu rumah
sakit. Program-program yang telah diuraikan menjadi pedoman dalam
pembuatan Rencana Kerja Tahunan Instalasi Farmasi RSUD Majalengka.

Kepala Instalasi Farmasi


Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka

Apt. Afif Syaiful Hidayat, S.Si


NIP. 197608082006041017

Anda mungkin juga menyukai