INSTALASI FARMASI
1
PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA
Jalan Kesehatan No. 77 Majalengka 45411
Telp. (0233) 281043, 281189 Fax. (0233) 282741
Email: rsu.majalengka@gmail.com Website: www.rsudmajalengka.go.id
TENTANG
2
4. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Ditetapkan di : Majalengka
Pada Tanggal : 12 Januari 2022
DIREKTUR RSUD MAJALENGKA,
3
MAJALENGKA
NOMOR : 04A TAHUN 2022
TANGGAL : 12 JANUARI 2022
TENTANG : PROGRAM KERJA INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA
KABUPATEN MAJALENGKA.
TAHUN 2022
A. PENDAHULUAN
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik. Strategi optimalisasi harus
ditegakkan dengan cara memanfaatkan Sistem Informasi Rumah Sakit secara
maksimal pada fungsi manajemen kefarmasian, sehingga diharapkan dengan
model ini akan terjadi efisiensi tenaga dan waktu.
Persyaratan kefarmasian harus menjamin ketersediaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu,
bermanfaat, aman, dan terjangkau. Pelayanan Sediaan Farmasi di Rumah
Sakit harus mengikuti Standar Pelayanan Kefarmasian yang selanjutnya
diamanahkan untuk diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
juga dinyatakan bahwa dalam menjalankan praktik kefarmasian pada Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan Standar Pelayanan
Kefarmasian yang diamanahkan untuk diatur dengan Peraturan Menteri
Kesehatan.
B. LATAR BELAKANG
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terciptanya sistem dan prosedur pelayanan Instalasi Farmasi yang
dapatdijalankan dan dapat digunakan sebagai alat evaluasi dalam
meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Farmasi.
2. Tujuan Khusus.
Tujuan khusus dari pembuatan program kerja adalah :
1. Memberikan pelayanan farmasi yang optimal baik.
2. Menyelenggarakan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi
3. Melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE)
4. Menjalankan pengawasan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai sesuai aturan yang berlaku
5. Melaksanakan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa,
telaah dan evaluasi pelayanan
6. Mengawasi pelayanan bermutu melalui analisis, telaah dan evaluasi
pelayanan.
5
7. Meningkatkan pengetahuan fungsional farmasi melalui pelatihan dan
seminar di bidang farmasi untuk peningkatan kompetensi.
6
pengendalian mutu pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk mencegah
terjadinya masalah terkait obat atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan
dalam rangkan keselamatan pasien
Adapun rincian kegiatan dalam program ini adalah:
a. Mengidentifikasi dokumen dan telusur masalah akreditasi pokja PKPO dan pokja
lain terkait
b. Menerima kunjungan Tim survey internal terkait akreditasi dan melengkapi
rekomendasi
c. Pelaksanaan akreditasi oleh Lembaga Akreditasi, Pokja PKPO
d. Melakukan survey kepuasan pasien di Unit-Unit Farmasi
e. Monitoring dan evaluasi capaian indikator mutu Instalasi Farmasi.
7
4. Program Pemberdayaan & Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia
(SDM) Kefarmasian
Pengembangan SDM mempunyai cakupan makna yang luas. Secaraumum
pengembangan SDM merupakan suatu proses merekayasa perilakukerja karyawan
sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan kinerja yangoptimal. Rekayasa
perilaku mengandung makna tersirat bahwa perilakusesungguhnya dapat diubah dan
diperbaiki, dari satu keadaan ke keadaanlain yang lebih baik. Pengembangan SDM
dapat dilakukan baik melalui jalurdiklat maupun jalur non diktat. Jalur diklat misalnya
berbentuk kegiatanseminar, lokakarya, dan Iain-lain. Jalur non diklat misalnya dapat
berbentukpromosi jabatan, pemberian bonus dan insentif, teguran dan hukuman,
danIain-lain. Pengembangan SDM tidak harus menunjukkan hasil yang segeradapat
diamati dan dinikmati, yang cenderung membutuhkan waktu yangpanjang.
Pengembangan SDM adalah sebuah investasi, yang cepat ataulambat akan
menghasilkan buah, dan jangan dianggap sebagai pengeluarandan atau
pemborosan.
Adapun rincian kegiatan dalam program ini sebagai berikut:
a. Mengikuti Diklat Internal dari Program Diklat yang meliputi Pelatihan
Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI),Komunikasi Efektif, Bantuan Hidup
Dasar, Budaya Keselamatan, Pengelolaan B3.
b. Mengikuti Seminar dan Worshop/Temu llmiah,
c. Monitoring dan evaluasi kinerja SDM Farmasi, SDM Adminstrasi
d. Pelatihan Pemenuhan Indikator Mutu Farmasi
e. Refresing (outbound, Dinamika kelompok dll)
8
b. Visite terpadu bersama dilaksanakan Bersama DPJP atau Manajer Pelayanan
Pasien
c. Penyusunan FMEA Unit
9
C. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Cara melaksanakan kegiatan program kerja instalasi farmasi dari masing-masing program adalah sebagai berikut :
1.Pelayanan kefarmasian rutin - Melakukan pelayanan - Jumlah Pasien yang dilayani - Kepala Instalasi,
pasien rawat jalan di Depo kefarmasian baik pasien - Jumlah lembar resep yang - Penanggung jawab
Farmasi Rawat Jalan BPJS, pasien umum dilayani depo farmasi rawat
maupun pasien lainnya di jalan
poliklinik
2.Pelayanan kefarmasian rutin - Melakukan pelayanan - Jumlah Pasien yang dilayani - Kepala Instalasi,
pasien rawat inap di Depo kefarmasian baik pasien - Jumlah lembar resep yang - Penanggung jawab
Farmasi Rawat Inap BPJS, pasien umum dilayani depo farmasi rawat
maupun pasien lainnya di inap
ruang perawatan
3.Pelayanan kefarmasian rutin - Melakukan pelayanan - Jumlah Pasien yang dilayani - Kepala Instalasi,
pasien instalasi gawat kefarmasian baik pasien - Jumlah lembar resep yang - Penanggung jawab
darurat di Depo Farmasi BPJS, pasien umum dilayani depo farmasi IGD
Rawat IGD maupun pasien lainnya di
ruang perawatan
4.Pelayanan kefarmasian rutin - Melakukan pelayanan - Jumlah Pasien yang dilayani - Kepala Instalasi,
pasien operasi di Depo kefarmasian baik pasien - Jumlah lembar resep yang
10
Farmasi Bedah Sentral BPJS, pasien umum dilayani - Penanggung jawab
maupun pasien lainnya yang - Jumlah Pasien yang dilayani depo farmasi rawat
mendapat tindakan operasi - Jumlah lembar resep yang bedah sentral
di Instalasi Bedah Sentral dilayani
5.Pelayanan Asuhan Farmasi - Melaksanakan Kegiatan - Jumlah pasien yang dilakukan - Kepala Instalasi
Klinis Edukasi ke pasien visite - Apoteker Farmasi
- Melaksanakan Visite Klinis
- Melaksanakan Rekonsiliasi
6.Pengelolaan Sediaan - Melakukan kegiatan - Laporan kegiatan stok opname - Penanggung jawab
farmasi,Alkes dan Bahan inventori mulai dari setiap bulan depo farmasi
Medis Habis Pakai di Unit- pencatatan stok awal, - Rencana kebutuhan obat dan - Tenaga Teknis
Unit Farmasi barang masuk, barang BMHP BUlanan Kefarmasian
keluar dan stok sisa
- Melakukan pemantauan
ketersediaan stok obat di
semua unit farmasi
7.Pengelolaan di Gudang - Melakukan kegiatan - Laporan kegiatan stok opname - Kepala Instalasi
Farmasi inventori mulai dari setiap bulan - Penanggung jawab
pencatatan stok awal, - Rencana kebutuhan obat dan gudang farmasi
barang masuk, barang BMHP BUlanan - Tenaga Teknis
keluar dan stok sisa Kefarmasian
- Melakukan pemantauan
ketersediaan stok obat di
11
semua unit farmasi
8.Penerimaan, penyimpanan - Mencocokkan barang yang - Laporan ketidaksesuaian - Kepala Instalasi
sediaan farmasi, alkes dan datang dengan faktur barang dengan faktur dan surat - Penanggung jawab
Bahan Medis Habis Pakai di pembelian dan surat pesanan gudang farmasi
Gudang Farmasi pesanan - Tenaga Teknis
- Mengecek keaslian faktur Kefarmasian
- Kegiatan Penyimpanan
sediaan farmasi dan BMHP
9.Pendistribusian dari Gudang - Mencocokkan pengajuan - Laporan Distribusi Obat dan - Kepala Instalasi
Farmasi ke Depo-depo barang yang Bahan Medis Habis Pakai - Penanggung jawab
Farmasi dan Instalasi lain diminta/diajukan dengan gudang farmasi
dan distribusi dari Depo ketersediaan - Tenaga Teknis
Farmasi ke pasien - Mengecek SBBK Kefarmasian
12Monitoring dan evaluasi - Pencapaian indikator mutu - Laporan Indikator mutu - Kepala Instalasi
capaian indikator mutu Instalasi - Penanggung jawab
Instalasi Farmasi. gudang farmasi
- Tenaga Teknis
Kefarmasian
12
13Penambahan Cakupan - Penambahan Layanan - Layanan Dispensing Ruang - Kepala Instalasi
Pelayanan Dispensing Dispensing Sediaan melati - Penangghung jawab
Sediaan Parenteral (Raung Parenteral ruang dispensing
Melati)
14Pemeliharaan - Pengajuan pemeliharaan - Kegiatan pemeliharaan - Instalasi Farmasi
fasilitas/sarana dan sarana dan prasarana
prasarana Instalasi Farmasi instalasi farmasi
meliputi : Komputer dan
printer, Chiller, Kulkas, Air
Conditioner, Higrometer,
Timbangan obat
15Penambahan Cakupan - Penambahan Layanan UDD - Implementasi Pelayanan UDD di - Kepala Instalasi
Pelayanan Distribusi Obat di ruang perawatan Ruang Nusa Indah, Dahlia dan - Penanggung jawab
secara UDD (Unit Dose Ruang Melati depo Farmasi rawat
Dispensing) di ruangan Nusa inap
Indah, Dahlia, dan Melati
16Pengadaan Sediaan - Pengajuan Kebutuhan Obat- - Laporan penerimaan obat dan - Penanggung jawab
Farmasi, Alat Kesehatan dan obatan dan Bahan medis BMHP dan kesesuaiannya gudang farmasi
Bahan Medis Habis Pakai habis pakai dengan pengajuan kebutuhan - Kepala Instalasi
17Pengadaan prasarana Depo - Pengajuan kebutuhan ATK - SBBK - Penanggung jawab
Farmasi dan prasarana lain ibnstalasi gudang farmasi
farmasi - Administrasi Farmasi
18Mengikuti Diklat Internal dari - Kegiatan Pelatihan - Sertifikat - Kepala Instalasi
Program Diklat yang meliputi - Staf Instalasi
13
Pelatihan Pengendalian dan Farmasi
Pencegahan Infeksi
(PPI),Komunikasi Efektif,
Bantuan Hidup Dasar,
Budaya Keselamatan,
Pengelolaan B3.
19Mengikuti Seminar dan - Mengikuti Kegiatan - Sertifikat - Kepala Instalasi
Worshop/Temu llmiah pengembangan ilmu dlam - Apoteker
bentuk seminar, workshop - TTK
dan lain lain - Administrasi
20Monitoring dan evaluasi - Kegiatan melakukan - Formulir penilaian kinerja - Kepala Instalasi
kinerja SDM Farmasi, SDM penilaian kinerja tiap
administrasi semester
21Edukasi ke Pasien Rawat - Melakukan kegiatan - Pelaksanaan kegiatan - Kepala Instalasi
jalan berkoordinasi dengan penyuluhan sesuai yang penyuluhan - Apoteker
Instalasi PKRS dijadwalkan oleh Instalasi
PKRS
22Membuat grafik suhu dan - Kegiatan monitoring suhu - Form pemantauan suhu dan - Semua Staf Instalasi
kelembaban pada formulir dan kelembaban ruangan kelembaban Farmasi
yang sudah disediakan
setiap pagi hari
23Pelatihan Pemenuhan - Kegiatan pelatihan terkait - Kegiatan Pelatihan - Apoteker
Indikator Mutu Farmasi Mutu dan Keselamatan
14
Pasien
24Melakukan Evaluasi - Evaluasi kuantitatif dilakukan - Laporan Hasil Evaluasi - Kepala Instalasi
Antibiotik secara Kuantitatif setiap bulan dengan metode - Apoteker Instalasi
DDD
15
D. SASARAN
Sasaran program kerja Instalasi Farmasi RSUD Majalengka Tahun
2022 adalah:
1. Perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan Rumah Sakit
2. Perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal pada 2022
3. Pengadaan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang
telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku pada tahun anggaran 2022
4. Penerimaan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan
yang berlaku
5. Penyimpanan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan kefarmasian
6. Pendistribusian perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit
7. Pengkajian instruksi pengobatan/resep pasien
8. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat
kesehatan
9. Pencegahan dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat
kesehatan
10. Pemantauan efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat
kesehatan
11. Pemberian informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga
12. Pelayanan konseling kepada pasien/keluarga
13. Pelaksanaan pencampuran obat suntik
14. Visite Farmasi klinis di rawat inap
15. Pembuatan laporan-laporan.
16
17
E. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
18
10. Mengidentifikasi dokumen dan telusur masalah akreditasi X X X X X X X
pokja PKPO dan pokja lain terkait
19
administrasi
20
21
F. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk menganalisa hasil akhir/capaian dari
keseluruhan proses pengelolaan pelayanan kefarmasian, dan hasil
analisanya menjadi dasar pengambilan keputusan pada proses
managemen Instalasi Farmasi RSUD Majalengka selanjutnya. Monitoring
dan evaluasi pelayanan kefarmasian meliputi responsibilities, indikator
monitoring dan periode evaluasi. Adapun fungsi dilakukan monitoring
secara administrasi yaitu :
1. Setiap 1 bulan sekali (minggu pertama) Kepala Instalasi Farmasi
melakukan evaluasi Indikator Mutu Unit : (Berdasarkan Permenkes N0.
129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit)
i. Waktu Tunggu Pelayanan
b. Obat Jadi ≤ 30 menit
c. Racikan ≤ 60 menit
i. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
ii. Penulisan resep sesuai formularium
2. Setiap bulan mengadakan evaluasi pengajuan kebutuhan obat dan
bahan medis habis pakai.
3. Melakukan penginputan setiap penerimaan pada SIM RS
4. Melakukan pencatatan setiap item barang pada kartu stok.
5. Melakukan pencatatan setiap pengeluaran baik pada kartu stok dan
diinput pada SIM RS
6. Meminta laporan kepada setiap depo Farmasi dan Gudang Farmasi.
7. Menetapkan jumlah kebutuhan barang (data dari perencanaan)
8. Menetapkan jumlahl kebutuhan selama lead time
9. Menetapkan buffer stock/pengaman stok (dibutuhkan dalam situasi
tidak normal)
10. Menetapkan jumlah persediaan minimal & maksimal
11. Menetapkan reorder point.
12. Menetapkan jumlah yang didistribusikan ke unit pemakai/user.
Sedangkan evaluasi merupakan penilaian secara periodik kemajuan
yang dapat dicapai dari perjalanan program dalam mencapaitujuan jangka
panjang berdasarkan time frame yaitu bulanan, triwulan, semester, atau
tahunan.
Kegiatan evaluasi juga bermanfaat sebagai masukan guna
penyusunan perencanaan dan pengambilan keputusan dengan tujuan
meningkatkan produktivitas para pengelola perbekalan farmasi di Rumah
Sakit agar dapat ditingkatkan secara optimal. Indikator yang dapat
digunakan dalam melakukan evaluasi pengelolaan perbekalan farmasi
antara lain :
i. Alokasi dana pengadaan dana pengadaan yaitu besarnya dana
pengadaan obat yang disediakan/dialokasikan oleh pihak RSUD
Majalengka untuk memenuhi kebutuhan obat pelayanan kesehatan di
RS tersebut. Data dikumpulkan dari dokumenyang ada di RSUD
Majalengka berupa total dana pengadaan obat, dan kebutuhan dana
pengadaan obat yang sesuai dengan kebutuhan RSUD Majalengka.
Total dana pengadaan obat adalah seluruh anggaran pengadaan obat
uang berasal dari semua sumber anggaran. Idealnya, dana pengadaan
obat yang disediakan sesuai dengan kebutuhan sebenarnya.
ii. Biaya obat per kunjungan kasus penyakit.yaitu besaran dana yang
tersedia untuk setiap kunjungann kasus. Data dikumpulkan dari
dokumen yang ada di RSUD Majalengka berupatotal dana pengadaan,
serta jumlah kunjungan kasus yang didapatkandari kompilasi rekam
medik. Dengan diketahuinya standar biaya obat per kunjungan kasus
dapat menjadi pedoman dalam penetapan alokasi dana pengadaan
obat di tahun-tahun mendatang. Idealnya,biaya obat yang dialokasikan
per kunjungan kasus harus memperhatikan parameter jumlah
kunjungan kasus.
iii. Biaya obat per kunjungan resep
Merupakan besaran dana yang dibutuhkan untuk setiap resep
(digunakan pada waktu perencaaan obat) dan besaran dana yang
tersedia untuk setiap resep (digunakan setelah turunnya alokasi dana
pengadaan obat). Dengan diketahuinya biaya obat per resep dapat
menjadikan pedoman dalam penetapan alokasi dana pengadaan obat
di tahun-tahun mendatang. Idealnya, besarnya dana yang disediakan
harus memasukkan parameter jumlah resep. Cara menghitung
Ketepatan perencanaan yaitu perencanaan kebutuhan nyata obat
untuk Rumah Sakit dibagi dengan pemakaian obat pertahun. Data
dikumpulkan dari dokumen yang adadi instalasi farmasi Rumah Sakit
berupa: jumlah atau kuantum perencanaan kebutuhan obat dalam satu
tahun dan pemakaian rata-rata obat perbulan di Rumah Sakit yang
didapatkan dari laporan rekam medik. Tetapkan indikator untuk Rumah
Sakit yang dibuat dengan pertimbangan obat yang digunakan untuk
penyakit terbanyak. Idealnya, perencaaan kebutuhan adalah 100%
dari kebutuhan baik jumlah dan jenis obat.
iv. Persentase dan nilai obat rusak
Merupakan jumlah jenis obat yang rusak dibagi dengan total jenis obat.
Data dikumpulkan dari dokumen yang ada di instalasi farmasi Rumah
Sakit berupa: jumlah jenis obat yang tersedia untuk pelayanan
ksehatan selama satu tahun dan jumlah jenis obat yang rusak dan
harga masing-masing obat. Idealnya, persentase nilai obat rusak dan
kadaluarsa adalah 0 %.
v. Persentase penggunaan antibiotik.
Dari penelitianlainnya menetapkan beberapa indikator efisiensi untuk
pengelolaanobat di farmasi rumah sakit yang meliputi tahap
perencanaan,pengadaan, penyimpanan dan distribusi.
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : GAMBARAN UMUM INSTALASI FARMASI
BAB III : PELAKSANAAN DAN EVALUASI KEGIATAN INSTALASI
FARMASI
BAB IV : PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT
BAB V : PENUTUP
H. PENUTUP