Anda di halaman 1dari 2

NAMA : La Hendra

NMP : 4820120073
PRORI: FARMASI
SEMESTER : IV (ENAM)

SOAL.
1. Kode etik dan Dasar hukum pelayanan informasi obat dan kie
Referensi (undang")minimal 3
Jawab
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
adalah peraturan yang mengatur pekerjaan kefarmasian di Indonesia. Berikut adalah beberapa poin
penting tentang peraturan tersebut:
1. Pekerjaan Kefarmasian mengacu pada kegiatan yang berkaitan dengan produksi, pengawasan
mutu, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian produk farmasi.
2. Peraturan tersebut dibentuk untuk melaksanakan ketentuan Pasal 63 Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. Peraturan tersebut menggantikan peraturan sebelumnya, Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 1965 tentang Apoteker.
4. Peraturan tersebut menekankan nilai-nilai ilmiah, keadilan, dan kemanusiaan dalam
melaksanakan pekerjaan kefarmasian.
5. Ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124.
6. Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2021 mengatur tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Klinik. Berikut adalah beberapa poin yang dapat diambil dari peraturan
tersebut:
1. Klinik yang menyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian diwajibkan memiliki Instalasi
Farmasi dengan tanggung jawab.
2. Pelayanan Resep pada Klinik rawat jalan yang tidak memiliki Apoteker dilakukan di apotek
atau Klinik lain yang menyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian.
3. Klinik Rawat Jalan yang tidak dapat melaksanakan Pelayanan Kefarmasian secara mandiri
dapat memanfaatkan jejaring Pelayanan Kefarmasian atau bekerja sama dengan Klinik lain
atau apotek.
4. Dalam menjalankan praktik kefarmasian di Klinik, Apoteker harus menerapkan Standar
Pelayanan Kefarmasian untuk memastikan pelayanan yang optimal.
5. Tujuan dari peraturan ini adalah untuk meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian di Klinik.
6. Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik bertujuan untuk meningkatkan mutu Pelayanan
Kefarmasian dan menjamin perlindungan serta kepastian.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan keputusan tentang standar akreditasi
Puskesmas. Keputusan khusus tersebut dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/165/2023:
1. Tujuan akreditasi Puskesmas adalah untuk mempromosikan dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien secara berkesinambungan.
2. Standar akreditasi berlaku untuk semua Puskesmas, termasuk pelayanan rawat jalan dan rawat
inap.
3. Standar tersebut mencakup berbagai aspek seperti fasilitas, pelayanan, dan fungsi organisasi
Puskesmas.
4. Proses akreditasi melibatkan pelaksanaan survei untuk menilai kepatuhan terhadap standar di
semua unit Puskesmas, dan keputusan akreditasi didasarkan pada kepatuhan Puskesmas
secara keseluruhan.
5. Untuk informasi lebih rinci tentang standar akreditasi Puskesmas, Anda dapat mengunduh
Keputusan Menteri Kesehatan melalui tautan yang tersedia.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit dengan RA mendefinisikan standar pelayanan kefarmasian di rumah
sakit. Beberapa poin penting dari peraturan ini adalah sebagai berikut:
1. Apoteker : Apoteker bertanggung jawab atas pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit.
2. Pelayanan Kefarmasian : Pelayanan kefarmasian di rumah sakit harus memenuhi standar yang
ditetapkan dalam peraturan ini, termasuk pengadaan, distribusi, distribusi, dan penggunaan
obat-obatan.
3. Dokumentasi : Rumah sakit harus membuat dokumentasi yang lengkap dan akurat tentang
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
4. Pengawasan : Rumah sakit harus melakukan pengawasan terhadap penggunaan obat-obatan
dan memastikan bahwa obat-obatan digunakan sesuai dengan indikasi medis yang tepat.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2021 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Klinik dengan RA juga mengatur standar pelayanan kefarmasian di
klinik. Peraturan ini mencakup pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai di klinik dan bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
serta menjamin perlindungan dan kepastian pasien.

Anda mungkin juga menyukai