NOMOR
TAHUN 2015
TENTANG
PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.M.Yunus Bengkulu
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR BENGKULU,
Menimbang
: a.
b.
c.
d.
Mengingat
: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Menetapkan
Dalam Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) ini yang dimaksud
dengan :
1.
Daerah adalah Provinsi Bengkulu.
2.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur beserta perangkat daerah otonom
yang lain sebagai bagian eksekutif daerah.
3.
Gubernur adalah Gubernur Bengkulu.
4.
Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada seseorang dalam rangka promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
5.
Pelayanan Rumah Sakit adalah pelayanan yang diberikan oleh Badan
Pengelolaan Rumah Sakit kepada masyarakat yang meliputi pelayanan
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Nama Rumah Sakit ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah Dr.M.Yunus Bengkulu .
Jenis dan Kelas Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Dr.M.Yunus
Bengkulu Kelas B Pendidikan bertempat kedudukan di Jalan Bhayangkara
Bengkulu 38229
Bagian Kedua
Tujuan, Visi, Misi, Filosofi, dan Nilai-nilai Dasar
Pasal 3
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
(3)
Bagian Keempat
Kedudukan Pemerintah Daerah
Pasal 5
(1)
(2)
(3)
(4)
Bagian Kelima
Dewan Pengawas
Paragraf 1
Pembentukan Dewan Pengawas
Pasal 6
(1)
(2)
(1)
(2)
e.
f.
(3)
Paragraf 3
Keanggotaan Dewan Pengawas
Pasal 8
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
Paragraf 6
Pembiayaan
Pasal 11
Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan Pengawas
termasuk honorarium Anggota dan Sekretaris Dewan Pengawas dibebankan
pada Rumah Sakit dan dimuat dalam Rencana Bisnis Anggaran.
Bagian Ketujuh
Struktur Organisasi dan Pejabat Pengelola
Direksi
Pasal 12
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Pengangkatan
Pasal 14
Direksi diangkat oleh Gubernur dengan Surat Keputusan Gubernur.
Tugas
Pasal 15
Tugas dan kewajiban Direktur adalah :
(1)
Memimpin dan mengurus rumah sakit sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya
guna dan hasil guna;
(2)
Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional
dan kinerja keuangan rumah sakit;
(3)
Memelihara dan mengelola kekayaan rumah sakit sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
(4)
Mewakili rumah sakit di dalam dan di luar pengadilan;
(5)
Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam mengelola
rumah sakit sebagaimana yang telah digariskan oleh Pemilik;
(6)
Memperhatikan pengelolaan rumah sakit dengan berwawasan
lingkungan;
(7)
Menyiapkan RSB dan RBA Tahunan;
(8)
Mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi rumah
sakit sesuai kelaziman yang berlaku;
(9)
Menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala;
(10)
Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Struktural
dibawahnya kepada Gubernur.
(11)
Direktur mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan Rumah
Sakit dengan upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan,
pencegahan, pelayanan rujukan, dan menyelenggaran pendidikan
dan pelatihan profesi kesehatan, penelitian dan pengembangan
serta pengabdian masyarakat.
(12)
Dalam melaksanakan tugasnya Direktur dibantu oleh Kepala
Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, Komite
Medis, Komite Keperawatan dan Satuan Pengawas Internal (SPI).
(13)
Direktur mengangkat dan memberhentikan Ketua dan Anggota
Satuan Pengawasan Intern (SPI).
(14)
Direktur mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian para
pejabat struktural dilingkungan RSUD Dr.M.Yunus Bengkulu untuk
ditetapkan oleh Gubernur.
(15)
Tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab para pejabat struktural
dan non struktural seperti tersebut pada ayat (3), ayat (4) pasal ini
ditentukan lebih lanjut oleh Direktur.
(16)
Menguasai, memelihara dan mengelola kekayaan rumah sakit
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Wewenang
Pasal 16
(1)
(2)
(3)
Memberikan
perlindungan
kepada
dokter
dengan
mengikutsertakan dokter pada asuransi tanggung gugat
profesional;
Menetapkan kebijakan operasional rumah sakit;
Mengangkat dan memberhentikan pegawai rumah sakit sesuai
peraturan perundang-undangan;
10
(4)
(2)
(3)
11
Pasal 21
Pembentukan dan perubahan instalasi didasarkan atas analisis
organisasi dan kebutuhan.
Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis instalasi dilaporkan
secara tertulis kepada Gubernur .
(1)
(2)
Pasal 22
Kepala instalasi mempunyai tugas dan kewajiban
merencanakan,
melaksanakan, memonitor dan mengevaluasikan, serta melaporkan kegiatan
pelayanan di instalasinya masing-masing
Paragraf 2
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 23
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
pengawasan
internal
dan
Pasal 26
Satuan Pengawas Intern adalah kelompok jabatan fungsional yang
bertugas
melaksanakan pengawasan dan monitoring terhadap
pengelolaan sumber daya rumah sakit
Pengawasan dan monitoring terhadap pengelolaan sumber daya
12
(3)
(4)
Paragraf 2
Komite Medis
Pasal 27
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
Pasal 29
Komite Keperawatan merupakan badan non struktural yang berada
dibawah serta bertanggungjawab kepada Direktur.
Susunan Komite Keperawatan terdiri dari seorang Ketua, seorang
Sekretaris yang kesemuanya merangkap anggota serta 8 orang
anggota.
Komite Keperawatan dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan
Direktur setelah mempertimbangkan usulan dari Kepala Pelayanan.
Pasal 30
13
Bagian kesepuluh
TATA KERJA
Pasal 31
Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi di
lingkungan rumah sakit wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi secara vertikal dan horisontal baik di lingkungannya serta
dengan instalasi lain sesuai tugas masing-masing
Pasal 32
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masingmasing dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkahlangkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Pasal 33
Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahan dan memberikan bimbingan serta petunjuk
bagi pelaksanaan tugas bawahannya
Pasal 34
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk
dan bertanggungjawab lepada atasan serta menyampaikan laboran berkala
pada waktunya.
Pasal 35
Setiap laboran yang diterima oleh setiap pimpinan satuan organisasi dari
bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan perubahan untuk
menyusun laboran lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada
bawahannya.
Pasal 36
Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, Kepala
Instalasi wajib menyampaikan laporan berkala kepada atasannya.
Pasal 37
Dalam menyampaikan laporan kepada atasannya, tembusan laporan
lengkap dengan semua lampirannya disampaikan pula kepada satuan
organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
Pasal 38
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu
oleh kepala satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian
bimbingan dan pembinaan kepada bawahan masing-masing wajib
mengadakan rapat berkala.
Bagian Ketiga
Kedudukan Rumah Sakit
14
Pasal 39
RSUD Dr.M.Yunus Bengkulu adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Provinsi
Bengkulu yang merupakan unsur pendukung tugas Gubernur di bidang
Pelayanan Kesehatan.
Bagian Keempat
Tugas dan Fungsi
Pasal 40
Rumah Sakit mempunyai tugas pokok menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan
dengan
upaya
penyembuhan,
pemulihan,
peningkatan,
pencegahan, pelayanan rujukan, dan menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan, penelitian dan pengembangan serta
Pasal 41
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 40,
Rumah Sakit mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pelayanan Kesehatan;
b. Pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan pemerintah daerah di
bidang pelayanan;
c. Penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan di
bidang Pelayanan Kesehatan;
d. Pelayanan medis;
e. Pelayanan penunjang medis dan non medis;
f.
Pelayanan keperawatan;
g. Pelayanan rujukan;
h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
i.
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pengabdian
masyarakat;
j.
Pengelolaan keuangan dan akutansi;
k. Pengelolaan urusan kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat,
organisasi dan tatalaksana, serta rumah tangga, perlengkapan dan
umum.
Bagian Kelima
Kedudukan Pemerintah Daerah
Pasal 42
(1)
(2)
(1)
15
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
16
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
Rapat Dewan Pengawas terdiri dari rapat rutin, rapat khusus dan rapat
tahunan.
Rapat dipimpin oleh ketua atau yang mewakili berdasarkan kesepakatan
para anggota
Rapat dinyatahkan sah apabila dihadiri oleh dua per tiga anggota yang
hadir.
Keputusan rapat didasarkan pada azas musyawarah.
Rapat Rutin Dewan Pengawas
Pasal 48
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
17
(1)
(2)
(3)
Peserta Rapat
Pasal 51
Setiap rapat khusus, rapat tahunan wajib dihadiri oleh anggota Dewan
pengawas kecuali rapat rutin yang juga dihadiri oleh Direktur, Kepala Bagian
Keuangan dan pihak lain yang ditentukan oleh Dewan pengawas
Sekretaris Dewan Pengawas
Pasal 52
(1)
(2)
Pasal 53
Honorarium Dewan Pengawas, Anggota Dewan Pengawas dan Sekretaris
Dewan Pengawas ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pembiayaan
Pasal 54
Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan Pengawas dan
Sekretaris Dewan Pengawas dibebankan pada Rumah Sakit dan dimuat dalam
Rencana Bisnis Anggaran.
Direksi
Pasal 55
(1)
(2)
(3)
(4)
18
Yang dapat diangkat menjadi Direktur adalah Dokter yang memenuhi kriteria
sebagai berikut :
(1) Memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan dan pengalaman di
bidang perumahsakitan;
(2) Berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan usaha
guna kemandirian Rumah Sakit;
(3) Berstatus Pegawai Negeri Sipil;
(4) Saat diusulkan pertama sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sebelum usia
pensiun yang bersangkutan;
(5) Telah lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang dipersyaratkan;
dan
(6) Lulus Uji Kelayakan dan Kepatutan.
Masa Bakti
Pasal 57
Masa bakti Direksi paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu)
kali.
Pengangkatan
Pasal 58
Direksi diangkat oleh Gubernur dengan Surat Keputusan Gubernur.
19
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(2)
(3)
(1)
(2)
prinsip
20
Pengaturan Rapat
Pasal 63
(1)
(2)
Rapat antara Dewan Pengawas dengan Direksi dapat diadakan sekurangkurangnya 1 (satu) kali dalam satu tahun.
Rapat Direksi dapat diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
Kebijakan Teknis Operasional
Pasal 64
Bagian Kesembilan
Prosedur Kerja
Pasal 67
Direktur menetapkan prosedur kerja di bidang administrasi, pelayanan medis,
penunjang medis dan keperawatan yang dibuat oleh unit kerja di lingkungan
rumah sakit.
Bagian Kesepuluh
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Pasal 68
Pengelolaan sumber daya manusia dilakukan dengan perencanaan dan
program kerja serta pelaksanaan program kerja serta pemantauan, evaluasi
dan pelaporan bidang kepegawaian, pelatihan dan pendidikan.
Bagian Kesebelas
Remunerasi
Pasal 69
(1)
21
(2)
(3)
diperlukan.
Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan imbalan
kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap, honorarium, insentif,
bonus atas prestasi, pesangon, dan/ atau pensiun.
Remunerasi bagi Dewan Pengawas dan sekretaris dewan pengawas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dalam bentuk
honorarium.
Pasal 70
(2)
(1)
(2)
(1)
Untuk
menjamin
ketersediaan,
keterjangkauan
dan
kualitas
pelayanan umum yang diberikan oleh
22
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(2)
(3)
(4)
(1)
Tarif layanan Rumah Sakit diusulkan oleh pimpinan Rumah Sakit kepada
23
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
24
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
25
(4)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
Pasal 87
(1)
26
(2)
undangan; dan
f. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional
serta keuangan Rumah Sakit kepada Gubernur.
Pimpinan Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai fungsi sebagai
penanggung jawab umum operasional dan keuangan Rumah Sakit.
Pasal 88
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
Pejabat pengelola dan pegawai Rumah Sakit dapat berasal dari Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan/ atau Non PNS yang profesional sesuai dengan
kebutuhan.
Pejabat pengelola dan pegawai Rumah Sakit dapat berasal dari non PNS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dipekerjakan secara tetap
atau berdasarkan kontrak.
Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai Rumah
Sakit yang berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pengangkatan dan pemberhentian pegawai Rumah Sakit yang berasal dari
Non PNS dilakukan berdasarkan prinsip efsiensi, ekonomis dan produktif
dalam meningkatkan pelayanan.
Pasal 91
27
(1)
(2)
(3)
(4)
Dalam hal Rumah Sakit atau unit Kerja merubah status kelembagaannya,
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Perubahan status kelembagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa :
a. Perubahan satuan kerja struktural menjadi non struktural atau
sebaliknya;
b. Perubahan organisasi, antara lain : penyempurnaan tugas, fungsi,
struktur organisasi dan tata kerja.
Bagian Kedelapan belas
Pembinaan dan Pengawasan
Pasal 94
(1)
(2)
28
BAB III
INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY LAWS) STAF MEDIS
Bagian Kesatu
Pengangkatan dan Pengangkatan Kembali
Pasal 96
Kelompok Staf Medis wajib membuat tata cara dan persyaratan (administrasi
dan kompetensi) untuk penempatan staf medis dan pengangkatan kembali.
Pasal 97
Tata cara dan persyaratan pengangkatan dan pengangkatan kembali staf
medis mengikuti tata cara yang berlaku pada standar profesi dan standar
kompetensi masing-masing kelompok staf medis.
Bagian Kedua
Kategori Staf Medis
Pasal 98
Kategori staf medis adalah dokter tetap, paruh waktu, tamu, spesialis
konsultan, staf pengajar, dokter umum di unit gawat darurat, dokter umum di
pelayanan intensif dan dokter peserta pendidikan dokter spesialis.
Pasal 99
Dokter Tetap adalah dokter yang direkrut oleh Pemerintah untuk Rumah Sakit
sebagai pegawai tetap dan berkedudukan sebagai sub ordinat; yaitu bekerja
untuk dan atas nama Rumah Sakit serta bertanggung jawab kepada Direktur
Rumah Sakit. Kualifkasi sesuai dengan kompetensi di bidangnya serta
mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Pasal 100
Dokter Paruh Waktu adalah Dokter yang bekerja tidak penuh waktu dalam
seminggu. Kualifkasi sesuai dengan kompetensi di bidangnya serta
mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Pasal 101
Dokter Tamu adalah dokter yang karena reputasi atau keahliannya diundang
secara khusus oleh Rumah Sakit untuk menangani atau membantu
menangani kasus-kasus yang tidak dapat ditangani oleh Staf Medis
Fungsional lain yang ada atau untuk mendemontrasikan suatu teknologi baru.
Kualifkasi sesuai dengan kompetensi di bidangnya serta mempunyai hak dan
kewajiban sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 102
Dokter Spesialis Konsultan adalah dokter yang karena keahliannya direkrut
oleh Rumah Sakit untuk memberikan konsultasi (yang tidak bersifat
mengikat) kepada Staf Medis Fungsional lain yang memerlukannya dan oleh
karenanya ia tidak secara langsung menangani pasien. Kualifkasi sesuai
dengan kompetensi di bidangnya serta mempunyai hak dan kewajiban sesuai
29
Bagian Keempat
Pembinaan
Pasal 108
Proses penyelesaian kasus yang terjadi dan muncul dalam kegiatan
pelayanan medis berjenjang :
30
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Yang dimaksud dengan Organisasi Staf Medis Rumah Sakit adalah Kelompok
Staf Medis dan Komite Medis.
Tujuan
Pasal 110
(1)
(2)
(1) Secara teknis administratif Staf Medis di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direksi.
(2) Secara teknis fungsional Staf Medis bertanggung jawab secara profesional
sesuai dengan kompetensinya.
Tanggung Jawab
Pasal 112
Kelompok Staf Medis mempunyai tanggung jawab yang terkait dengan mutu,
etik pelayanan dan pengembangan pendidikan staf medis. Tanggung jawab
31
32
(1)
(2)
Penempatan
para
Dokter ke
dalam
Kelompok
Staf Medis
sebagaimana tersebut diatas ditetapkan dengan Surat Keputusan
Direktur Rumah Sakit atas usulan Komite Medis.
Dalam Surat Keputusan tersebut dilengkapi dengan perjanjian kerja
masing-masing dokter sehingga ada kejelasan tugas, fungsi dan
kewenangannya.
Pemilihan Ketua Kelompok Staf Medis
Pasal 115
(1)
(2)
(3)
(4)
Kelompok Staf Medis dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih oleh
anggotanya.
Ketua Kelompok Staf Medis dapat dokter purna waktu atau dokter paruh
waktu.
Pemilihan Ketua Kelompok Staf Medis diatur dengan mekanisme yang
disusun oleh Komite Medis. Proses pemilihan ini wajib melibatkan
Komite Medis dan Direktur Rumah Sakit. Setelah proses pemilihan Ketua
Kelompok Staf Medis selesai maka penetapan sebagai Ketua Kelompok
Staf Medis disahkan dengan Surat keputusan Direktur Rumah Sakit.
Masa bakti Ketua Kelompok Staf Medis adalah minimal 3 (tiga) tahun dan
dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali periode berikutnya berturutturut.
Tugas dan Fungsi
Pasal 116
(1)
(2)
33
masing dokter.
Hubungan Kerja
Pasal 117
Kelompok Staf Medis secara administratif bertanggung jawab kepada Direktur
dan Wakil Direktur Pelayanan sedangkan secara fungsional sebagai profesi
bertanggung jawab kepada Komite Medis melalui Ketua Kelompok Staf Medis.
Penilaian
Pasal 118
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
34
(4)
(5)
Rumah Sakit.
Komite Medis menjamin dan mendorong keberlangsungan peningkatan
mutu pelayanan kesehatan melalui pemenuhan standar rumah sakit dan
standar profesi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran.
Susunan Komite Medis terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan
Anggota :
a Ketua Komite Medis
1) Bisa dijabat oleh Dokter purna waktu atau Dokter paruh waktu
yang dipilih secara demokratis oleh Ketua-Ketua Kelompok Staf
Medis.
2) Surat Keputusan Pengangkatan Ketua Komite Medis oleh
Direktur Rumah Sakit.
3) Ketua Komite Medis memilih Sekretaris Komite Medis.
4) Ketua Komite Medis dapat menjadi Ketua dari salah satu Ketua
Sub Komite.
5) Persyaratan untuk menjadi Ketua Komite Medis sebagai
berikut :
a) Mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam profesinya;
b) Menguasai segi ilmu profesinya dalam jangkauan, ruang
lingkup, sasaran dan dampak yang luas;
c) Peka terhadap perkembangan kerumah-sakitan;
d) Bersifat terbuka, bijaksana dan jujur;
e) Mempunyai kepribadian yang dapat diterima dan disegani
di lingkungan profesinya; dan
f) Mempunyai integritas keilmuan dan etika profesi yang
tinggi.
b Wakil Ketua Komite Medis
1) Bisa dijabat oleh Dokter purna waktu atau dokter paruh waktu
yang dipilih secara demokratis oleh Ketua-Ketua Kelompok Staf
Medis.
2) Surat Keputusan Pengangkatan Wakil Ketua Komite Medis oleh
Direktur Rumah Sakit.
3) Wakil Ketua Komite Medis dapat menjadi Ketua Sub Komite.
c Sekretaris
1) Sekretaris Komite Medis dipilih oleh Ketua Komite Medis.
2) Sekretaris Komite Medis dijabat oleh seorang Dokter purna
waktu.
3) Rumah Sakit dengan jumlah dokter terbatas maka Sekretaris
Komite Medis dapat dipilih dari salah satu anggota Komite
Medis.
4) Sekretaris Komite Medis dapat menjadi Ketua dari salah satu
Sub Komite.
5) Dalam menjalankan tugasnya, Sekretaris Komite Medis dibantu
oleh tenaga administrasi (staf sekretariat) purna waktu.
d Anggota Komite Medis terdiri dari semua Ketua Kelompok Staf Medis
dan atau yang mewakili.
Pembentukan Komite Medis
Pasal 121
(1)
(2)
(3)
35
Komite Medik diatur dalam Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) Staf
Medis (Medical Staf Bylaws) di Rumah Sakit.
Tugas dan Fungsi
Pasal 122
Fungsi Komite Medik adalah sebagai pengarah (steering) dalam pemberian
pelayanan medis sedangkan staf medis adalah pelaksana pelayanaan medis.
(1) Tugas :
a. Membantu Direktur Rumah Sakit menyusun standar pelayanan medis
dan memantau pelaksanaannya.
b. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu
profesi.
c. Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis.
d. Membantu Direktur Rumah Sakit menyusun medical staff bylaws dan
memantau pelaksanaannya.
e. Membantu Direktur Rumah Sakit menyusun kebijakan dan prosedur
yang terkait dengan mediko-legal.
f. Membantu Direktur Rumah Sakit menyusun kebijakan dan prosedur
yang terkait dengan etiko-legal.
g. Melakukan koordinasi dengan Wakil Direktur Pelayanan Medis dan
Keperawatan dalam melaksanakan dan pembinaan pelaksanaan
tugas kelompok staf medis.
h. Meningkatkan progam pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan dalam bidang medis.
i. Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis antara
lain monitoring dan evaluasi kasus bedah, penggunaan obat (drug
usage), farmasi dan terapi, ketepatan, kelengkapan dan keakuratan
rekam medik, tissue riview, mortalitas dan morbiditas, medical care
review peer review audit medis melalui pembentukan sub komite-sub
komite.
j. Memberikan laporan kegiatan kepada Direktur Rumah Sakit.
(2) Fungsi Komite Medik :
a. Memberikan saran kepada Direktur Rumah Sakit.
b. Menjamin komitmen bersama atas mutu pelayanan medis yang
diberikan oleh staf medis.
c. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis.
d. Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran, karena itu
di bawah Komite Medik perlu dibentuk Sub Komite Etika dan Disiplin
Profesi. Untuk menangani masalah etik dan hukum dalam bidang lain,
Rumah Sakit membentuk Komite Etik dan Hukum tersendiri di luar
Komite Medis.
e. Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus
dilaksanakan oleh semua kelompok staf medis di rumah sakit.
Kewenangan
Pasal 123
(1)
(2)
(3)
(4)
36
(5)
(6)
(7)
Tanggung jawab Komite Medik kepada Direktur Rumah Sakit adalah terkait
dengan mutu pelayanan medis, pembinaan etik kedokteran dan
pengembangan profesi medis.
Kewajiban
Pasal 125
Komite Medis mempunyai kewajiban sebagai berikut :
(1) Menyusun Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) Staf Medis
(Medical Staf Bylaws);
(2) Membuat standarisasi format untuk standar pelayanan medis, standar
prosedur operasional di bidang manajerial/ administrasi dan bidang
keilmuan/ profesi, standar profesi dan standar kompetensi;
(3) Membuat standarisasi format pengumpulan, pemantauan dan pelaporan
indikator mutu klinik; dan
(4) Melakukan pemantauan mutu klinik, etika kedokteran dan pelaksanaan
pengembangan profesi medis.
Masa Kerja
Pasal 126
(1)
(2)
Masa kerja Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Komite Medis mempunyai
masa bakti selama 3 (tiga) tahun dan kemudian dapat dipilih kembali
atas dasar musyawarah dan mufakat Ketua dan Anggota Staf Medis.
Hasil pemilihan dimintakan pengesahan kepada Direktur Rumah Sakit.
Tata Kerja
Pasal 127
(1)
(2)
37
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
Sub Komite ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit atas usul Ketua Komite
Medis setelah mendapat kesepakatan dalam rapat pleno Komite Medis.
Dalam melaksanakan kegiatannya sub komite agar menyusun kebijakan,
program dan prosedur kerja.
Sub Komite membuat laporan berkala dan laporan akhir tahun kepada
38
(4)
(5)
Komite Medis. Laporan akhir tahun antara lain berisi evaluasi kerja
selama setahun dan rekomendasi untuk tahun anggaran berikutnya.
Sub Komite mempunyai masa kerja 3 (tiga) tahun.
Biaya operasional dibebankan kepada anggaran rumah sakit.
Sub Komite Kredensial
Pasal 132
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Komposisi terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan Anggota. Anggota Sub
Komite Kredensial adalah wakil dari kelompok staf medis dan atau yang
mewakili.
Fungsinya melaksanakan kebijakan Komite Medis di bidang Kredensial
Profesi Medis.
Tugas :
a. Melakukan review permohonan untuk menjadi anggota staf medis
rumah sakit secara total obyektif, adil, jujur dan terbuka;
b. Membuat rekomendasi hasil review berdasarkan kriteria yang
ditetapkan dan sesuai dengan kebutuhan staf medis di rumah sakit;
c. Membuat laporan kepada Komite Medis apabilal permohonan sesuai
dengan ketentuan yang diatur di dalam Peraturan Internal Rumah
Sakit (Hospital By Laws) Staf Medis di Rumah Sakit;
d. Melakukan review kompetensi staf medis dan memberikan laporan
dan rekomendasi kepada Komite Medis dalam rangka pemberian
clinical privileges, reapointments dan penugasan staf medis pada unit
kerja;
e. Membuat rencana kerja Sub Komite Kredensial;
f. Melaksanakan rencana kerja Sub Komite Kredensial;
g. Menyusun tata laksana dari instrumen kredensial;
h. Melaksanakan kredensial dengan melibatkan lintas fungsi sesuai
kebutuhan; dan
i. Membuat laporan berkala kepada Komite Medis.
Wewenangnya melaksanakan kegiatan kredensial secara adil, jujur dan
terbuka secara lintas sektoral dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.
Bertanggung jawab kepada Komite Medis.
Sub Komite Peningkatan Mutu Profesi Medis
Pasal 133
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
39
Rapat Kelompok Staf Medis dan atau Komite Medis terdiri dari rapat rutin,
rapat khusus dan rapat tahunan.
Rapat dipimpin oleh Ketua atau yang mewakili berdasarkan kesepakatan
para anggota.
Rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) anggota
hadir.
Rapat Rutin
Pasal 136
(1)
(2)
(3)
(4)
Rapat rutin Komite Medis dilakukan minimal 1 (satu) kali 1 (satu) bulan.
Rapat Komite Medis dengan semua Kelompok Staf Medis dan atau
dengan semua tenaga dokter dilakukan minimal 1 (satu) kali 1 (satu)
bulan.
Rapat Komite Medis dengan Direktur Rumah Sakit/ Wakil Direktur
Pelayanan dilakukan minimal 1 (satu) kali 1 (satu) bulan.
Setiap undangan rapat rutin yang disampaikan Ketua harus dilampiri
dengan salah satu salinan risalah rapat yang lalu.
Rapat Khusus
Pasal 137
(1)
40
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
Peserta Rapat
Pasal 140
Setiap rapat khusus, rapat tahunan wajib dihadiri oleh Direktur, Kepala Bagian
Keuangan dan pihak lain yang ditentukan oleh Komite Medis.
Pejabat Ketua
Pasal 141
Dalam hal Ketua dan Wakil Ketua berhalangan hadir dalam suatu rapat dan
kuorum telah tercapai maka anggota Staf Medis dan atau Komite Medis dapat
memilih pejabat ketua untuk memimpin rapat
Kuorum
Pasal 142
(1)
(2)
(3)
(4)
Rapat Kelompok Staf Medis dan atau Komite Medis dapat dilaksanakan
apabila kuorum tercapai.
Kuorum dianggap tercapai apabila dihadiri oleh dua per tiga dari jumlah
anggota Kelompok Staf Medis.
Dalam hal kuorum tidak tercapai dalam waktu setengah jam dari waktu
rapat yang telah ditentukan maka rapat ditangguhkan untuk dilanjutkan
pada suatu tempat, waktu dan hari yang sama minggu berikutnya.
Dalam hal kuorum tidak juga tercapai dalam waktu setengah jam dari
waktu yang telah ditentukan pada minggu berikutnya maka rapat segera
dilanjutkan dan segala keputusan yang terdapat pada risalah rapat
disahkan dalam rapat anggota Kelompok Staf Medis dan atau Komite
Medis berikutnya.
Pemungutan Suara
41
Pasal 143
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(1)
Rumah Sakit :
a. Rumah Sakit berhak membuat
peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit sesuai dengan kondisi/
keadaan yang ada di Rumah Sakit.
b. Rumah sakit wajib menyimpan
rekam medik sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
c. Isi dokumen rekam medik dapat
diberikan kepada pasien ataupun
pihak lain atas ijin pasien.
d. Isi dokumen rekam medik dapat
diberikan
untuk
kepentingan
peradilan dan asuransi sesuai
dengan
peraturan
perundangundangan.
(2) Dokter :
a. Mendapatkan informasi yang lengkap dan jujur dari pasien yang
dirawat atau keluarganya.
b. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,
bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
c. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan
peraturan
perundang-undangan, profesi dan etika.
42
(3) Pasien :
a. Berhak mengetahui peraturan dan ketentuan rumah sakit yang
mengatur sikap tindakan sebagai pasien.
b. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya.
c. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
antara lain:
1. Diagnosis dan tata cara tindakan medis;
2. Tujuan tindakan medis yang dilak;kan;
3. Alternatif tindakan lain dan resikonya;
4. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
d. Meminta konsultasi kepada dokter lain (second opinion) terhadap
penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter yang
merawatnya.
e. Mendapatkan isi rekam medis.
f. Membuka isi rekam medik untuk kepentingan peradilan.
Bagian Kedelapan
Pengawasan
Pasal 146
(1)
(2)
(1)
(2)
Peraturan Gubernur ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
yang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Bengkulu.
43
Ditetapkan di : Bengkulu
Pada tanggal :
GUBERNUR BENGKULU
H. JUNAIDI HAMSYAH
Diundangkan di Bengkulu
Pada tanggal :
Plt. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BENGKULU
44