Anda di halaman 1dari 2

Medical Tourism, Visit 2020 Wonderful Bengkulu?

Ratih Dwi Lestari, S.Kep.,MARS

Bagian Penyusunan Program dan Evaluasi RSUD dr.M.Yunus Bengkulu

Berdasarkan data dari Bank Dunia, bahwa investasi ketiga terbesar di dunia adalah
“Medical Tourism” atau “wisata medis”, dimana berdasarkan data tahun 2007,
pendapatan dari wisata medis adalah hampir lebih dari 60 juta dolar amerika dan
meningkat menjadi 100 juta dolar pada tahun 2009. Untuk negara-negara berkembang
destinasi wisata medis sangat baik karena biaya yang masih murah untuk pelayanan
medis yang didapat.

Wisata Medis, adalah perjalanan pasien dari negaranya ke negara lain dengan tujuan
utama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan .

Wisata Medis bukan merupakan fenomena baru, di masa lampau banyak pasien yang
melakukan perjalanan dari negara-negara kaya untuk mendapatkan fasilitas medis,
ekpertise, teknologi yang tidak tersedia di negaranya. Beberapa tahun sekarang,
bantuan pasien untuk melakukan perjalanan lintas negara dalam pelayanan kesehatan
adalah cukup dengan fasilitas yang mudah diakses melalui internet, hambatan
globalisasi linguistik, tingkat penukaran mata uang yang sesuai dalam ekonomi global
dan perkembangan pesat dari standar pelayanan kesehatan dan teknologi .
Berdasarkan banyak studi, faktor-faktor penentu yang menjadi hambatan dalam wisata
kesehatan adalah regulasi dan aturan, pemerintah, biaya lokal komunitas dan
kebutuhan kesehatan, sarana dan fasilitas yang layak, skil sumber daya manusia yang
sedikit dalam disiplin medis, dan lain-lain. ISO dan JCI kredensial untuk pasien-pasien
luar, keengganan pasar pelayanan kesehatan dalam tingkat universitas, kurangnya
informasi, minimnya infrastruktur dan informasi iklan pada pariwisata medis.

Pemerintah memegang peran sangat penting dalam kekuatan pasar dan aturan promosi
dalam industri wisata medis. Hal ini terlihat di Thailand, Singapura dan Malaysia
dimana mempermudah dalam medical tourist visa.

Medical tourism dapat memberikan masukan pada perkembangan ekonomi yang


memiliki hubungan sangat kuat pada peningkatan status kesehatan sebagai contoh
meningkatkan umur harapan hidup, dan menurunkan angka kematian anak.

Visit 2020 Wonderful Bengkulu

Provinsi Bengkulu memiliki 20 unit Rumah Sakit, RS Pemerintah sebanyak 13 unit dan 3
RS swasta. Untuk Rumah Sakit yang sudah terakreditasi berjumlah 13 RS dengan status
lulus tingkat paripurna baru 3 RS yaitu RSUD dr.M.Yunus Bengkulu, RSJ Soeprapto dan
RSUD Hasanudin Damrah. Rumah Sakit di Provinsi Bengkulu sampai dengan saat ini
belum ada dilakukan penilaian dengan standar internasional.

Bisakah Provinsi Bengkulu ikut dalam pasar bursa destinasi wisata medis?

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2011, mengenai Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional, tahun 2010 hingga 2025 Indonesia akan
dipersiapkan untuk mengembangkan pariwisata kesehatan internasional (medical
tourism/wisata medis). PP tersebut sebagai upaya daya tarik wisata hasil buatan
manusia yang merupakan kreasi artifisial dan di luar ranah wisata alam dan wisata
budaya, untuk menarik devisa dan menahan pelarian modal ke luar negeri.

Mengingat Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menetapkan pariwisata sebagai salah


satu sektor yang akan dikembangkan, dimana menjadi sektor unggulan dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Maka Pemerintah Provinsi Bengkulu harus merangsang peningkatan kualias dan


kelengkapan fasilitas pelayanan kesehatan dalam menghadapi kedatangan wisatawan
ke Provinsi Bengkulu. Serta bersama-sama mempromosikan keunggulan komparatif
dalam layanan medis pada pameran-pameran pariwisata sebagai bagian dari
pengembangan ekonomi dan kebijakan pariwisata daerah.

Karena dampak dari adanya wisatawan yang akan datang ke Provinsi Bengkulu salah
satunya adalah tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai dimana para
wisatawatan tidak hanya berlibur namun ketika sakit atau ingin melakukan
pemeriksaan kesehatan, akan segera mencari pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai