Disusun Oleh :
Jenoveva Meilynda Hangin Sangalang (1911511069)
I Putu Rhenald Bagastya (1911511077)
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
PENDAHULUAN
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Lebih
lanjut lagi (Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan). Lebih dalam lagi,
Hunziker dan Kraft (dalam Muljadi, 2009) mendefinisikan pariwisata sebagai keseluruhan
hubungan dan gejala-gejala yang timbul dari adanya orang asing dan perjalanannya itu tidak untuk
bertempat tinggal menetap dan bukan untuk mencari nafkah atau penghidupan. Pariwisata selama
bertahun-tahun telah diakui memiliki peranan penting dalam pembangunan serta pertumbuhan
perekonomian suatu daerah yang menjadi tujuan wisatawan. Pariwisata dengan seluruh industri
pendukungnya merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam proses pembangunan
dan pengembangan wilayah yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi bagi pendapatan
Di Indonesia sendiri pariwisata menjadi salah satu sektor dalam peningkatan perekonomian
nasional. Sebagai sektor yang memiliki posisi strategis guna memajukan pembangunan nasional,
pemerintah memberikan perhatian khusus untuk menunjang pariwisata agar bisa berperan besar
dalam memompa perekonomian nasional. Karena pariwisata bisa memberikan dampak yang
seluruh potensi-potensi kepariwisataan yang ada dapat pula menarik potensi lain untuk
berkembang dan menciptakan pemerataan dan terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat. Bali
atau yang sering disebut Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura merupakan destinasi wisata kelas
dunia yang memiliki keunikan tersendiri dari hasil seni dan budayanya.
Saat ini, sektor pariwisata mengalami penurunan yang diakibatkan adanya pandemi Covid-
19 di seluruh dunia. Dampak dari pandemi tersebut membuat pariwisata di Indonesia, terutamanya
di Bali lumpuh total sejak pertengahan tahun 2020. Akibatnya jumlah kunjungan wisman turun
hingga 99,99% dari yang semula sebanyak 552.403 wisman di bulan Desember 2019 menjadi
hanya 22 orang saja di bulan Agustus 2020. Ekonomi Bali yang bergantung pada pariwisata
mengalami penurunan, terkoreksi sejak triwulan I sebesar -1,44% (yoy) atau -7,67% (q-to-q).
Pemerintah sendiri berupaya agar sektor pariwisata kembali pulih agar bisa meningkatkan
ekonomi Bali. Berbagai kebijakan disiapkan, salah satunya yakni kebijakan “Visa Kunjungan Saat
Kedatangan Khusus Wisata Dalam Rangka Mendukung Pariwisata Berkelanjutan di Bali Pada
Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019”. Visa Kunjungan Saat Kedatangan (VKSK) atau Visa
On Arrival (VOA) atau diberikan kepada Warga Negara Asing yang bermaksud mengadakan
kunjungan ke Indonesia dalam rangka wisata, kunjungan sosial budaya, kunjungan usaha, atau
tugas pemerintahan. Visa diberikan oleh pejabat imigrasi kepada Warga Negara Asing yang
memenuhi persyaratan, pada saat tiba di wilayah Indonesia melalui tempat pemeriksaan Imigrasi
tertentu. Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan bisa membuka kembali sektor pariwisata
dengan konsep pariwisata berkelanjutan, dimulai dengan memberikan akses kemudaah VKSK
Pandemi COVID-19 ini telah memberikan batasan bagi semua orang dalam melakukan
kegiatan terutama bagi wisatawan yang ingin berwisata. Dengan adanya pandemi ini banyak
negara atau kota yang ditutup (lockdown) sehingga memberikan banyak dampak bagi berbagai
aspek salah satunya yaitu pariwisata terutama pariwisata di Bali. Semua penerbangan ditutup,
namun pada 14 Oktober 2021 Bandara I Gusti Ngurah Rai kembali dibuka, hal ini dikarenakan
vaksinasi COVID-19 dosis pertama sudah mencapai 99% dan dosis kedua 90% di Bali. Dengan
begitu hal ini bisa menjadi pembukaan awal lagi untuk bangkit bagi pariwisata Bali dan menjadi
modal awal untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan mancanegara untuk kembali berwisata
di Bali.
Saat ini, Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Direktorat
Jenderal Imigrasi telah mengeluarkan surat edaran dengan Nomor IMI-0532.GR.01.01 TAHUN
2022 yang membahas tentang “Visa Kunjungan Saat Kedatangan Khusus Wisata Dalam Rangka
Mendukung Pariwisata Berkelanjutan Di Bali Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019”.
Dengan adanya surat edaran tersebut diharapkan mengoptimalisasi fungsi keimigrasian sebagai
membuka kembali sektor wisata dengan konsep pariwisata berkelanjutan dan memberikan
kemudahan berupa visa kunjungan saat kedatangan bagi orang asing tertentu. Selain itu dalam
rangka mendukung pariwisata berkelanjutan di Bali pada masa pandemi Corona Virus Disease
2019 sudah tidak sesuai dengan dinamika perkembangan kebijakan pemerintah sehingga perlu
dicabut.
Isi surat edaran tersebut mencakup banyak hal terkait pemberian visa kunjungan turis
tersebut, beberapa yang menarik adalah terkait pemberian sanksi, diantaranya disebutkan bahwa
“Mengenakan sanksi terhadap orang asing pemegang Visa Kunjungan Saat Kedatangan Khusus
Wisata yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian Izin Tinggal
yang diberikan kepadanya” kebijakan ini perlu diperhatikan dengan sebaik baiknya, dikarenakan
situasi saat ini sudah cukup sulit untuk semua masyarakat, jangan sampai wisatawan asing yang
seharusnya berekreasi malah melakukan maksud lain selain pemberian izin tinggal nya.
Kemudian ada juga poin yang menyebutkan bahwa “Mengenakan sanksi terhadap orang
asing yang terbukti melakukan pelanggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
protokol kesehatan”, “Pengenaan sanksi terhadap orang asing yang melanggar ketertiban umum
dalam pelaksanaan protokol kesehatan sebagaimana dimaksud pada poin sebelumnya dilakukan
meliputi konter bank, konter imigrasi area kedatangan, dan konter imigrasi area keberangkatan
dapat memenuhi ketentuan protokol kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan”. Kebijakan ini seharusnya juga diperluas kepada pemberian sanksi kepada petugas
imigrasi yang melanggar protokol kesehatan, jangan hanya memberikan aturan kepada wisatawan
yang datang untuk mematuhi protokol kesehatan, namun juga kepada petugas. Juga jangan hanya
memperhatikan kebersihan serta protokol kesehatan pada area atau lingkungan, namun kebersihan
dan penerapan protokol oleh petugas perlu diperhatikan, agar kita sebagai tuan rumah juga
Selain daripada yang disebutkan diatas, kebijakan yang dikeluarkan terkait Visa
Kunjungan Saat Kedatangan Khusus Wisata Dalam Rangka Mendukung Pariwisata Berkelanjutan
Di Bali Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 sudah sangat sesuai kebutuhan dan tepat
sasaran. Selanjutnya hanya pengimplementasian kebijakan tersebut yang harus benar dan tepat.
Pemberian sanksi pun sebaiknya lebih transparan dan tegas dikarenakan ini menyangkut kondisi
pandemi yang sudah sangat susah payah diberantas, juga menyangkut pariwisata yang sudah
KESIMPULAN
Kunjungan Saat Kedatangan Khusus Wisata Dalam Rangka Mendukung Pariwisata Berkelanjutan
Di Bali Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 menjadikan lebih optimalnya fungsi
kebijakan pemerintah membuka kembali sektor wisata dengan konsep pariwisata berkelanjutan
(sustainable tourism).
SARAN
sehingga dengan adanya kebijakan terrsebut diharapkan bisa mendatangkan lebih banyak
wisatawan khusunya wisatawan mancanegara. Beberapa poin dalam surat tersebut mungkin masih
lebih banyak fokus kepada aturan dan sanksi kepada wisatawan, diharapkan aturan dan sanksi
untuk petugas juga diberlakukan agar bersama-sama kita membangun pariwisata Bali kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Bali Siap Menyambut Wisatawan Mancanegara. (2021, November 17). Retrieved from
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: https://kemenparekraf.go.id/ragam-
pariwisata/Bali-Siap-Menyambut-Wisatawan-Mancanegara
Bali Tetap Kuat di Tengah Pandemi. (2021, Maret 19). Diambil kembali dari Kementrian
Keuangan Republik Indonesia: https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-
opini/bali-tetap-kuat-di-tengah-pandemi/
(2022). VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN KHUSUS WISATA DALAM RANGKA
MENDUKUNG PARIWISATA BERKELANJUTAN DI BALI PADA MASA PANDEMI
CORONA VIRUS DISEASE 2019. Jakarta: DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI.