Anda di halaman 1dari 4

Nama : Amalia Ramadhan

Kelas : Ilmu Komunikasi-E


NPM : 120100145

Essai Untuk Memenuhi Tugas Sistem Ekonomi Indonesia

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat terdampak akibat kehadiran
pandemi COVID-19. Berdasarkan data BPS (2021), terdapat penurunan jumlah
wisatawan yang cukup signifikan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan
mancanegara. Total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2020
sebesar 4,02 juta kunjungan. Apabila dibandingkan dengan tahun 2019, jumlah
wisatawan mancanegara turun sebesar 75,03 persen. Berdasarkan kebangsaannya,
terdapat 5 negara yang paling banyak berkunjung ke Indonesia pada tahun 2020 yaitu
Timor Leste, Malaysia, Singapura, Australia, dan China. Sebagian besar negara-
negara tersebut adalah negara tetangga, kecuali China. 
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur
Kemenparekraf di laman travel.detik.com memaparkan bahwa jumlah wisatawan
lokal menurun sebesar 61 % apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Penurunan jumlah wisatawan yang signifikan tersebut sangat berpengaruh pada
kondisi perekonomian karena pariwisata berperan penting dalam meningkatkan
pendapatan negara, devisa, dan juga lapangan pekerjaan. Hal ini tentunya
menyebabkan industri pariwisata mengalami kerugian yang cukup besar dikarenakan
adanya penutupan akses bagi turis-turis mancanegara dan diberlakukannya kebijakan
penutupan objek wisata itu sendiri. Kebijakan penutupan objek wisata dilakukan guna
meminimalisir adanya klaster baru penyebaran COVID-19.
Melalui hal ini, pemerintah tentu memberikan respon untuk menanggapi
keterpurukan keadaan wisata saat ini. Beberapa kebijakan telah diupayakan oleh
pemerintah, khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk
memulihkan sektor pariwisata dengan tetap berfokus pada pemulihan kesehatan.
Untuk pemulihan kesehatan sendiri pemerintah telah mengupayakan program
Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) untuk memutus rantai penyebaran
COVID-19 di sejumlah wilayah Indonesia. Penerapan PSBB ini mengatur agar
aktivitas sekolah, kerja, ibadah dilakukan di rumah, sedangkan tempat hiburan, wisata
dan pusat perbelanjaan ditutup. Selain itu, hanya tempat usaha yang menyediakan
kebutuhan pokok yang diperbolehkan buka dengan menerapkan protokol kesehatan.
Selama penerapan PSBB, operasional moda transportasi dibatasi dan warga dilarang
keluar dari wilayah. Akibat dari pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
Besar atau PSBB Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mengklaim bahwa
sektor pariwisata mengalami kerugian hingga Rp10 triliun.
Namun saat ini, pemerintah tidak lagi menggunakan istilah Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) tetapi menggantinya dengan Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM). PPKM tertuang dalam Instruksi Menteri Nomor 1
Tahun 2021 oleh Menteri Dalam Negeri. Kebijakan PPKM diberlakukan seiring
pengetatan protokol kesehatan di sebagian daerah di Jawa-Bali yaitu DIY, DKI
Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. 
Melalui Kebijakan PPKM ini, Saya selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif ingin lebih memperhatikan lagi keadaan sektor pariwisata khususnya di Jawa
Barat. Terlebih lagi Jawa Barat memiliki potensi luar biasa baik pada sektor pawisata,
seni, budaya, dan lainnya.Salah satunya sektor pariwisata, yang dinilai cukup banyak
terdampak. Sementara, pariwisata selama ini menjadi andalan beberapa daerah di
Jawa Barat. Seperti Bandung raya, Bogor, Pangandaran, Cianjur, Cirebon dan lainnya.
Sayangnya, potensi tersebut sempat terhempas akibat pandemi COVID-19. Akibat
kondisi pandemi, tidak sedikit usaha pariwisata di Jawa Barat merumahkan
karyawannya. Karena tidak adanya pemasukan dari usaha uang dijalaninya.
Oleh karena itu, sedikit apapun langkah untuk menggerakan sektor pariwisata,
diharapkan mampu mengembalikan keadaan yang selama ini terpuruk. Salah satunya
melalui gelaran Festival Kebudayaan & Pariwisata Jawa Barat atau Jabar Culture &
Tourism Festival (JaFest) 2021 di empat daerah di Jawa Barat. Rencananya, Jafest
digelar pada 20-24 Maret 2021 di Bandung, Depok, Garut, Cirebon, dan Bogor.
JaFest sendiri merupakan upaya untuk membantu memulihkan perekonomian melalui
promosi maupun seminar pengembangan ekonomi kreatif, UMKM, pariwisata, dan
pelestarian budaya di Jabar.
Saya selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki pemikiran bahwa
konektivitas merupakan salah satu aspek terpenting dalam memajukan pariwisata
suatu daerah. Khususnya pariwisata yang ada di Kabupaten Cirebon, seperti Goa
Sunyaragi, Pantai Kejawanan, Situs Sunan Gunung Jati, dan juga pusat perbelanjaan
dan hotel. Beberapa destinasi pilihan di Kota Cirebon yang disebutkan di atas tentu
harus dibuat terobosan baru supaya khalayak umum tertarik untuk berkunjung ke
wilayah ini untuk berlibur dan menghabiskan waktu bersamaa keluarga. Oleh karena
itu, strategi yang akan saya terapkan untuk meningkatkan kunjungan wisata di
wilayah Cirebon antara lain adalah :
1. Memberikan akses yang mudah dan nyaman untuk sampai ke destinasi wisata
Sebuah daerah akan maju parwisatanya manakala akses menuju tempat atau destinasi
nya sudah terbuka dan dianggap memudahkan bagi para wisatawan. Saya akan
memberitahukan pada pemerintah daerah agar mengupayakan tersedianya
infrastruktur yang menunjang untuk menuju destinasi wilayah Jawa Barat. Seperti
Wisata Goa Sunyaragi dan Situs Sunan Gunung jati, saya nilai wilayahnya sangat
jauh dari pusat kota dan cendrerung kurang strategis. Dengan keberadaan infrastruktur
yang memadai diharapkan dapat membangun minat wisatawan untuk berkunjung ke
destinasi tersebut. Infrastruktur yang akan disediakan salah satunya adalah Cirebon
Tour On Bus ( CINDROS ), yang sebetulnya apabila menilik di Kota Bandung
angkutan wisata ini sudah lama ada dan dinilai keberadaan nya efektif untuk
menumbuhkan minat berwisata. Dengan mangadopsi infrastruktur pada daerah
Bandung, diharapkan wisatawan dapat lebih tertarik untuk memilih Kota Cirebon
sebagai destinasi wisata.
2. Menyediakan petugas yang loyalitas dalam setiap destinasi yang ada
Bagi seorang pelancong, tentu akan sangat mementingkan kenyamanan dalam
berpergian. Tetapi, pada kenyataan nya tidak semua destinasi wisata dapat
memberikan pelayanan yang loyal terhadap kunjungan para pelancong. Oleh karena
itu, kepuasan konsumen mempunyai hubungan positif yang kuat dengan loyalitas
petugas pada suatu divisi. Hal-hal yang mempengaruhi sikap pelanggan, loyalitas
pelanggan lebih banyak dikaitkan cara-cara atau perilaku petugas pelaksana yang
simpatik, humanis, dengan sikap profesional. Loyalitas sebagai kondisi di mana
pelanggan mempunyai sikap positif terhadap suatu jasa layanan,bermaksud
meneruskan pelancong di masa mendatang dan siap menjadi agen kepada rekan
sedaerah, atau sesama kolega mereka. Strategi yang dijalankan oleh petugas dengan
personaliti yang ramah merupakan asset penting bagi perusahaan jasa dalam merekut
pelanggan secara teratur tanda harus melakukan promosi secara besar-besaran.
Kemudian, untuk menciptakan petugas yang loyal, maka saya akan memberikan
pembinaan guna melahirkan petugas yang kompeten.
Kemudian selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai