Kebijakan CHSE
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengeluarkan sebuah kebijakan yang bertujuan untuk
mengembalikan kepercayaan masyarakat dalam berwisata di masa pandemi, program ini dikenal dengan
CHSE. CHSE adalah penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health
(Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan). Penerapan
program ini adalah dengan melakukan sertifikasi CHSE untuk para pelaku usaha di industri pariwisata
dan ekonomi kreatif.
Regulasi Kebijakan Program CHSE
01
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/382/2020
02
Tentang Protokol Kesehatan bagi masyarakat
di tempat dan fasilitas umum dalam rangka
Permenpar No 13 Tahun 2020
pencegahan dan pengendalian Corona virus
disease 2019. Tentang Standar & Sertifikasi Kebersihan,
Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian
lingkungan Sektor Pariwisata dalam masa
penanganan pandemi corona virus disease 2019
GRAFIK JUMLAH WISATAWAN DOMESTIK DAN
MANCANEGARA
REKOMENDASI
ALTERNATIF KEBIJAKAN
1. Ranking I dengan nilai 4,65 “Pengkajian ulang kebijakan CHSE secara lebih maksima
2. Ranking II dengan nilai 4,25 “Melakukan sosialisasi pentingnya CHSE pada masyar
secara langsung maupun tidak langsung”
3. Ranking III dengan nilai 3,9 “Pengembangan inovasi program CHSE secara menyelur
4. Ranking IV dengan nilai 3,9 “Melakukan monitoring terhadap implementasi prog
CHSE oleh pemerintah”
5. Ranking V dengan nilai 3,5 “Memperketat kriteria sertifikasi SNI CHSE”
DAFTAR PUSTAKA
Apa Itu CHSE Kemenparekraf. Venom Production. 29 November 2021.
Arlinda, Fitri dan Raya Sulistyowati. (2021) . Pengaruh Penerapan Program Adaptasi CHSE
(Cleanliness, Health, Safety, Environment) Terhadap Kepuasan Pengunjung Destinasi Wisata
Kabupaten Kediri Di Era New Normal Serta Dampaknya Pada Pengembangan Ekonomi Pariwisata &
Industri Kreatif, Vol. 9, Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN).
Nurrahma, H., Hakim, L., & Parmawati, R. (2021). Strategi Pengembangan Pariwisata Berdasarkan
Daya Dukung Wisata Dan Chse Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Sumberdaya Akuatik
Indopasifik, 5(1), 87-94.