Anda di halaman 1dari 8

Pariwisata, Vol. 9 No.

1 April 2022

UPAYA INBOUND MARKETING OLEH


GEMBIRA LOKA ZOO YOGYAKARTA DI ERA
PANDEMI COVID 19
Diah Pradiatiningtyas1
1
Universitas Bina Sarana Informatika, diah.ddt@bsi.ac.id

ABSTRAK

Salah satu obyek wisata di Yogyakarta yang terdampak pandemic Covid adalah Gembira
Loka Zoo (GL Zoo). GL Zoo sempat tidak beroperasi lama selama pandemic Covid 19,
hal tersebut berdampak pada pendapatan perusahaan, dimana mereka harus tetap
memberikan pakan satwa-satwanya. Pada September 2021, GL Zoo diperbolehkan
beroperasi kembali dengan berbagai kebijakan baru. Dengan dibukanya Kembali GL Zoo
maka pengelola membutuhkan media promosi yang massif untuk memberikan informasi
kembali bagi pelanggan. Penggunaan inbound marketing melalui pemanfaatan website,
blog dan media sosial adalah hal yang penting untuk dilakukan oleh para pelaku usaha
karena dapat meingkatkan penjualan secara signifikan. Penelitian ini mencoba meneliti
upaya GL Zoo menerapkan Inbound Marketing. Penelitian dilakukan dengan metode
kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data menggunakan observasi. Hasil yang
diperoleh adalah GL Zoo telah melakukan upaya Inbound Marketing secara cukup baik,
namun belum maksimal. Penerapan yang dilakukan GL Zoo yaitu Attract, Close, dan
Delight. Sementara tahapan convert telah diupayakan seperti terlihat di websitenya,
namun saat observasi dilakukan landing page untuk pemesanan tiket berkunjung tidak
dapat dilakukan.

Kata Kunci: Inbound Marketing, GL Zoo, Pemasaran, Pariwisata

ABSTRACT

One of the tourist attractions in Yogyakarta that has been affected by the Covid pandemic
is Gembira Loka Zoo (GL Zoo). GL Zoo had not been operating for a long time during
the Covid 19 pandemic, this had an impact on the company's income, where they had to
continue to provide food for their animals. In September 2021, GL Zoo is allowed to
operate again with various new policies. With the reopening of GL Zoo, the manager
needs a massive promotional media to provide information back to customers. The use of
inbound marketing through the use of websites, blogs and social media is an important
thing for business people to do because it can increase sales significantly. This study tries
to examine the efforts of GL Zoo to implement Inbound Marketing. The research was
conducted by descriptive qualitative method with data collection using observation. The
results obtained are that GL Zoo has made Inbound Marketing efforts quite well, but has
not been maximized. The implementations carried out by GL Zoo are Attract, Close, and
Delight. While the convert stage has been attempted, as shown on the website, when the
observation was carried out, the landing page for booking tickets to visit could not be
done.

Keywords: inbound marketing, GL Zoo, Marketing, Tourism

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 45
Pariwisata, Vol. 9 No. 1 April 2022

PENDAHULUAN 12,91 juta orang di sektor pariwisata


Pada awal bulan Maret 2020, kasus mengalami pengurangan jam kerja, dan
positif Covid-19 pertama kali 939 ribu orang di sektor pariwisata
terpublikasi dan pemerintah sementara tidak bekerja.
memberikan respon dengan Seperti dikutip dalam Wahyuni
mengeluarkan kebijakan Pembatasan (2021) berbagai upaya dilakukan untuk
Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menyelamatkan pariwisata Indonesia.
bertujuan untuk mengendalikan laju Ada tiga fase “penyelamatan” yang
penyebaran virus Covid-19. Kebijakan dilakukan oleh Kementerian Pariwisata
tersebut ternyata berdampak pada dan Ekonomi Kreatif, yaitu Tanggap
lumpuhnya distribusi produk sehingga Darurat, Pemulihan, dan Normalisasi.
menganggu laju dua pilar ekonomi Fase Tanggap Darurat fokuskan pada
utama yang lain yaitu produksi dan kesehatan, seperti menginisiasi program
konsumsi. Selain pilar tersebut, perlindungan sosial, mendorong
pariwisata pun mendapatkan dampak kreativitas dan produktivitas saat WFH,
yang parah. Seperti dikutip dalam melakukan koordinasi krisis pariwisata
Kemenparekraf (2021) pandemi dengan daerah pariwisata, serta
COVID-19 telah menghantam industri melakukan persiapan pemulihan.
pariwisata dan ekonomi kreatif di Selanjutnya adalah fase Pemulihan, di
Indonesia. Tidak main-main, sejak mana dilakukan pembukaan secara
Februari 2020 jumlah wisatawan bertahap tempat wisata di Indonesia.
mancanegara yang masuk ke Indonesia Persiapannya sangat matang, mulai dari
mengalami penurunan yang sangat penerapan protokol CHSE (Cleanliness,
drastis, dan puncaknya terjadi April Healthy, Safety, and Environmental
2020 dengan jumlah wisatawan hanya Sustainability) di tempat wisata, serta
sebanyak 158 ribu. mendukung optimalisasi kegiatan MICE
Masih dikutip dalam (Meeting, Incentive, Convention, and
Kemenparekraf (2021) Jika ditotal, Exhibition) di Indonesia. Terakhir
sepanjang tahun 2020 jumlah wisatawan adalah fase Normalisasi, yaitu persiapan
mancanegara yang masuk ke Indonesia destinasi dengan protokol CHSE,
hanya sekitar 4,052 juta orang. Angka meningkatkan minat pasar, hingga
tersebut sangat memprihatinkan, karena diskon untuk paket wisata dan MICE.
dari total tersebut hanya sekitar 25% Salah satu program yang telah
dari jumlah wisatawan yang masuk ke dilaksanakan adalah Virtual Travel Fair
Indonesia pada 2019. Hal ini pun sejak bulan Agustus-September 2020.
berdampak pada pendapatan negara di Yogyakarta yang menyandang
sektor pariwisata. Adanya pembatasan predikat sebagai kota pariwisata juga
sosial berskala besar dan ditutupnya sangat terdampak pandemi Covid-19.
akses keluar-masuk Indonesia, Industri pariwisata di Yogyakarta
menyebabkan penurunan pendapatan mengalami kerugian hingga Rp10 triliun
negara di sektor pariwisata sebesar akibat pandemi Covid- 19 yang telah
Rp20,7 miliar. Penurunan wisatawan berlangsung lebih dari setahun
mancanegara berdampak langsung pada (Pangaribowo, 2021a). Industri pari-
okupansihotel-hotel di Indonesia. Bulan wisata sangat bergantung pada mobilitas
Januari-Februari, okupansi masih di masyarakat. Adanya aturan pembatasan
angka 49,17% dan 49,22%. Namun di mobilitas sosial memengaruhi
bulan Maret menjadi 32,24%, dan kunjungan wisatawan dan TPK hotel.
memburuk saat memasuki bulan April, Selama pembatasan, okupansi hotel di
yaitu sebesar 12,67%. Yogyakarta rata-rata di bawah 10
Dampak pandemi COVID-19 pada persen.
sektor pariwisata Indonesia juga terlihat Saat ini di awal Tahun 2022,
dari pengurangan jam kerja. Sekitar sebenarnya Pariwisata Indonesia,
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 46
Pariwisata, Vol. 9 No. 1 April 2022

khususnya Yogyakarta telah bangkit, beberapa teknik pemasaran online, yaitu


dimana akhir tahun 2021 Pemerintah viral marketing, blog marketing, search
telah melonggarkan pembatasan engine marketing, email marketing,
mobilitas masyarakat, pariwisata content marketing, social media
Yogyakarta pun mulai ramai dikunjungi marketing dan lain sebagainya sehingga
oleh wisatawan domestic, namun saat ini dapat dikelompokkan menjadi satu
Pemerintah Kembali mengetatkan konsep yang disebut dengan digital
mobilitas karena Indonesia mengalami inbound marketing.
peningkatan angka terkonfirmasi Covid Berdasarkan latar belakang
19 varian Omicron. Pada saat tersebut, peneliti mencoba
berlangsungnya PPKM di Tahun 2021, mengobservasi kegiatan Inbound
pihak pengelola Pariwisata telah Marketing yang telah dilakukan oleh
menempuh beberapa upaya untuk pengelola GL Zoo agar dapat menjawab
mempromosikan obyek wisata yang pertanyaan permasalahan penelitian,
dikelolanya dan fokus kepada bagaimana penerapan inbound
pemasaran secara online, dimana marketing oleh pengelola GL Zoo.
pengelola berusaha memenuhi berbagai Rumusan Masalah
informasi terkait kunjungan wisata yang Adapun rumusan masalah dalam
dikelolanya, agar para pengunjung dapat penelitian ini adalah bagaimana
jauh hari mempersiapkan kunjungannya penerapan inbound marketing oleh
sehingga dapat memenuhi persyaratan pengelola GL Zoo?
dari Pemerintah terkait kunjungan Tujuan dan Manfaat Penelitian
wisata. Salah satu obyek wisata di Tujuan dari penelitian ini adalah
Yogyakarta yang terdampak pandemic melakukan observasi kegiatan inbound
Covid adalah Gembira Loka Zoo (GL marketing agar dapat menjawab
Zoo). GL Zoo sempat tidak beroperasi pertanyaan permasalahan penelitian,
lama selama pandemic Covid 19, hal bagaimana penerapan inbound
tersebut berdampak pada pendapatan marketing oleh pengelola GL Zoo.
perusahaan, dimana mereka harus tetap Sedangkan manfaat yang diharapkan
memberikan pakan satwa-satwanya. Di adalah dapat menjadi masukan bagi
masa pandemi covid 19 ini, GL Zoo pengelola GL Zoo agar mendapatkan
ditutup untuk umum dan untuk teknik penerapan inbound marketing
operasionalnya menggunakan dana yang efektif.
cadangan perusahaan. Pada September
2021, GL Zoo diperbolehkan beroperasi KAJIAN LITERATUR
kembali dengan berbagai kebijakan Pemasaran
baru. Diantaranya penerapan protokol Pemasaran secara garis besar dapat
kesehatan dan kenaikan tiket masuk. disimpulkan sebagai proses identifikasi
Dengan dibukanya Kembali GL Zoo dan memenuhi kebutuhan dan keinginan
maka pengelola membutuhkan media manusia dengan melakukan pertukaran.
promosi yang massif untuk memberikan Beberapa pendapat mengenai pemasaran
informasi kembali bagi pelanggan. adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian yang dilakukan Kotler dan Keller (2011)
oleh Latifah, Mujiasti dan Hendra mendefinisikan pemasaran sebagai
(2018) menyatakan bahwa penggunaan mengidentifikasi dan memenuhi
inbound marketing melalui pemanfaatan kebutuhan manusia dan sosial. Daryanto
website, blog dan media sosial adalah (2011) mengemukakan bahwa
hal yang penting untuk dilakukan oleh pemasaran adalah suatu proses sosial
para pelaku usaha karena dapat dan manajerial dimana individu dan
meingkatkan penjualan secara kelompok mendapatkan kebutuhan dan
signifikan. Opreana dan Vinerean keinginan mereka dengan menciptakan,
(2015) menyebutkan bahwa terdapat
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 47
Pariwisata, Vol. 9 No. 1 April 2022

menawaran dan bertukar sesuatu yang berkomunikasi dengan lebih akurat,


bernilai satu sama lain. efektif, dan memuaskan.
Manajemen Pemasaran Demassification, pesan dapat
Manajemen Pemasaran menurut dipertukarkan kepada partisipan yang
Kotler dan Keller (2011) adalah: terlibat dalam jumlah besar.
“Manajemen pemasaran sebagai seni Asynchronous, teknologi
dan ilmu memilih pasar sasaran dan komunikasi mempunyai kemampuan
meraih, mempertahankan, serta untuk mengirimkan dan menerima pesan
menumbuhkan pelanggan dengan pada waktu yang dikehen-daki setiap
menciptakan, menghantarkan, dan peserta.
mengomunikasikan nilai pelanggan Media Sosial
yang umum”. Media sosial memungkinkan
Sementara definisi manajamen pelaku usaha untuk mencapai konsumen
pemasaran menurut Tjiptono (2011): dan membangun hubungan yang lebih
“Manajemen pemasaran merupakan personal. Zhu dan Chen (2015) dalam
sistem total aktivitas bisnis yang Purwana, dkk (2017) membagi media
dirancang untuk merencanakan, sosial ke dalam dua kelompok sesuai
menetapkan harga, dan mendistribusikan dengan sifat dasar koneksi dan interaksi:
produk, jasa dan gagasan yang mampu Profile-based, yaitu media sosial
memuaskan keinginan pasar sasaran berdasarkan profil yang fokus kepada
dalam rangka mencapai tujuan anggota individu. Media sosial
organisasional. kelompok ini mendorong koneksi yang
Melihat dari definisi tersebut maka terjadi karena individu tertarik kepada
dapat disimpulkan bahwa manajemen pengguna media sosial tersebut (contoh:
pemasaran dapat diartikan sebagai Facebook, Twitter, WhatsApp).
kegiatan merancang proses bisnis terkait Content-based, yaitu media sosial
perencanaan, penetapan harga, distribusi yang fokus kepada konten, diskusi, dan
produk atau jasa yang sesuai pasar komentar terhadap konten yang
sasaran dan nilai tersampaikan ke ditampilkan. Tujuan utamaya adalah
pelanggan. menghubungkan individu dengan suatu
Pemasaran Digital konten yang disediakan oleh profil
Definisi pemasaran digital menurut tertentu karena individu tersebut
American Marketing Association menyukainya (contoh: Youtube,
(AMA) adalah aktivitas, institusi, dan Instagram, Pinterest).
proses yang difasilitasi oleh teknologi Media sosial telah membuka pintu
digital dalam menciptakan, bagi pelaku usaha untuk berkomunikasi
mengomunikasikan, dan menyampaikan dengan jutaan orang mengenai produk
nilai-nilai kepada konsumen dan pihak mereka dan telah menciptakan peluang
yang berke-pentingan lainnya (Kannan pemasaran baru. Media sosial
dan Hongshuang, 2016). Sedangkan didefinisikan sebagai sekelompok
Wardhana (2015) menjabarkan aplikasi berbasis internet yang
pemasaran digital sebagai kegiatan menciptakan fondasi ideologi dan
pemasaran yang menggunakan media teknologi dari Web 2.0 yang
berbasis internet. memungkinkan penciptaan dan
Internet adalah alat yang cukup pertukaran user generated content
berpengaruh untuk bisnis. Diungkapkan (Stockdale, Ahmed, & Scheepers, 2012).
ciri-ciri internet adalah sebagai berikut: Aplikasi media sosial tersedia
Interactivity, kemampuan perangkat mulai dari pesan instan hingga situs
teknologi memfasilitasi komunikasi jejaring sosial yang menawarkan
antar individu seperti bertatap muka pengguna untuk berinteraksi,
langsung. Komunikasi terjalin sangat berhubungan, dan berkomunikasi satu
interaktif sehingga para partisipan bisa sama lain. Aplikasi-aplikasi ini
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 48
Pariwisata, Vol. 9 No. 1 April 2022

bermaksud untuk menginisiasi dan page, social media marketing dan


mengedarkan informasi online tentang meliputi pembuatan foto produk, video,
pengalaman pengguna dalam artikel dan lain-lain. Inbound marketing
mengonsumsi produk atau merek, merupakan teknik pemasaran
dengan tujuan utama meraih (engage) menggunakan konten yang memerlukan
masyarakat. Dalam konteks bisnis, interaksi yang relevan dan solutif
people engagement dapat mengarah sehingga konsumen dapat menemukan
kepada penciptaan profit. sebuah bisnis. Dengan kata lain
Pemanfaatan Pemasaran Digital konsumen mendekatkan dirinya pada
Wardhana (2015) menyampaikan produk dan layanan dari sebuah bisnis.
manfaat pemasaran digital sebagai Metode inbound marketing
berikut: (1) Target bisa diatur sesuai memanfaatkan kebiasaan konsumen
demografi, domisili, gaya hidup, dan yang menggunakan internet hampir
bahkan kebiasaan; (2) Hasil cepat setiap saat dengan memaksimalkan
terlihat sehingga pemasar dapat fungsi media sosial, website, e-mail
melakukan tindakan koreksi atau ataupun blog.
perubahan apabila dirasa ada yang tidak Inbound Marketing merupakan
sesuai; (3) Biaya jauh lebih murah teknik pemasaran yang memerlukan
daripada pemasaran konvensional; (4) target audiens yang cermat dan
Jangkauan lebih luas karena tidak komunikasi khusus melalui konten
terbatas geografis; (5) Dapat diakses dengan kualitas tinggi (Patriutiu,2016).
kapanpun tidak terbatas waktu; (6) Hasil Inbound marketing adalah proses untuk
dapat diukur, misalnya jumlah menjangkau konsumen dengan
pengunjung situs, jumlah konsumen menciptakan strategi organik secara
yang melakukan pembelian online; (7) online (Opreana dan Vinerean, 2015).
Kampanye bisa dipersonalisasi; (8) Bisa Terdapat empat metode inbound
melakukan engagement atau meraih marketing untuk menarik target
konsumen karena komuni-kasi terjadi konsumen, yaitu :
secara langsung dan dua arah sehingga Attract. Metode ini bertujuan untuk
pelaku usaha membina relasi dan membuat orang asing menjadi tahu dan
menum-buhkan kepercayaan konsumen. tertarik terhadap produk yang dijual.
Di sisi lain, digital marketing pun Metode ini merupakan tahap pertama
memiliki kelemahan, di antaranya: (1) yang sangat penting dilakukan. Pelaku
Mudah ditiru oleh pesaing; (2) Dapat usaha dituntut untuk dapat memberikan
disalahgunakan oleh pihak-pihak tidak konten yang bermanfaat dan menarik
bertanggung jawab; (3) Reputasi mengani produk atau layanan yang
menjadi tidak baik ketika ada respon ditawarkan. Pelaku usaha dapat
negatif; (4) Belum semua orang mengoptimalkan beragam media digital
menggunakan teknologi internet/digital. seperti media sosial, blog, website atau
Metode Inbound Marketing search engine optimization. Pada tahap
Konsep Inbound marketing pertama ini para pelaku usaha dapat membuat
kali dipublikasi pada tahun 2005 oleh konten dengan menarik dan disukai oleh
Brian Halligan, CEO dari HubSpot. calon konsumen, sehingga melalui
Inbound marketing merupakan strategi konten tersebut, diharapkan konsumen
pemasaran yang efektif untuk dapat diarahkan ke produk dan layanan
mengoperasikan bisnis secara digital yang ditawarkan. Pelaku usaha dapat
atau online. Konsep ini terus mengalami memberdayakan konten yang tepat dan
perkembangan sehingga pada tahun memanfaatkan media sosial, SEO dan
2012 diterapkan oleh sebagian besar kunjungan ke website.
pelaku bisnis. Aktivitas-aktivitas Convert. Pada tahap ini, membuat
inbound marketing seperti search engine kunjungan calon konsumen di website
optimization, email marketing, landing menjadi kegiatan membeli atau bahkan
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 49
Pariwisata, Vol. 9 No. 1 April 2022

menjadi loyal customer. Para pelaku bulan September 2021. Dengan


usaha dapat menggunakan landing page, diberlakukannya aturan ketat kunjungan
call to action atau formulir opt in untuk wisata oleh Pemerintah, membuat GL
mengubah kegiatan kunjungan menjadi Zoo harus mengambil beberapa
kegiatan membeli. Secara garis besar, kebijakan baru, diantaranya
pada tahap ini para pelaku usaha pengurangan jam operasional, aturan
diharapkan dapat membangun hubungan kunjungan dan kenaikan harga tiket
dan meningkatkan rasa percaya calon masuk.
konsumen. Berdasarkan permasalahan tersebut
Close. Pada tahap ini para pelaku maka GL Zoo harus gencar melakukan
usaha dapat menyimpan database calon promosi kembali untuk menarik minat
konsumen dan kemudian melakukan pengunjung. Harga tiket yang
penawaran produk dan layanan usaha. mengalami kenaikan juga harus
Para pelaku usaha diharapkan selalu diberlakukan sosialisasi yang tepat
memberikan konten promosi yang kepada pelanggan agar pelanggan mau
bermanfaat, dan melakukan email follow menerimanya dan tetap mau berkunjung
up secara berkala untuk mengingatkan ke GL Zoo.
calon konsumen terhadap produk dan Penerapan Digital Marketing
layanan usaha yang terbaru. (Inbound Marketing) GL Zoo
Delight. Setelah calon konsumen GL Zoo aktif dalam menjangkau
menjadi konsumen, para pelaku usaha pelanggan melalui sosial media dan
pada tahap ini mempertahankan website. Semua informasi tekait
hubungan dengan konsumen tersebut. kunjungan tersedia di laman Instagram,
Memberikan kepuasan kepada Facebook, Twitter, dan websitenya.
konsumen dengan produk berkualitas, Berikut Gambar 1 merupakan tampilan
promo, diskon, event dan lain website Gembira Loka Zoo:
sebagainya sehingga konsumen secara
sukarela mempromosikan produk dan
layanan usaha yang ditawarkan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif dengan teknik
pengumpulan menggunakan observasi
dan kajian Pustaka. Ruang lingkup
penelitian dibatasi hanya pada
Pariwisata di Yogyakarta yang telah
menerapkan pemasaran digital yang Gambar 1. Tampilan Website Gembira
Loka Zoo
dinilai peneliti sudah cukup baik, yaitu
Sumber: Hasil Observasi
GL Zoo. Observasi dilakukan dengan
mempelajari semua media digital yang Gembira Loka Zoo telah menerapkan
dimiliki GL Zoo, Observasi dilakukan pemasaran digital berbasis konten,
diantaranya informasi mengenai aturan
selama 7 hari.
berkunjung terkait masa pandemic covid
19, alur pemesanan tiket, alur
PEMBAHASAN
Kondisi GL Zoo pembayaran, fasilitas, atraksi yang
dibuka selama pandemi, serta
GL Zoo atau Gembira Loka Zoo
menyediakan media komunikasi
merupakan Kebun Binatang terbesar di
langsung dengan pengunjung berupa
Yogyakarta. Pada masa pandemi Covid
GL Zoo sempat berhenti beroperasi nomor whatsapp yang dapat langsung
selama tahun 2020 dan baru dihubungi oleh pelanggan.
diperbolehkan kembali beroperasi di
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 50
Pariwisata, Vol. 9 No. 1 April 2022

Berdasarkan observasi yang PENUTUP


dilakukan peneliti, pihak pengelola GL Berdasarkan hasil observasi, maka
Zoo sudah menerapkan Inbound dapat disimpulkan bahwa GL Zoo telah
Marketing dengan cukup baik, yaitu: melakukan upaya Inbound Marketing
Attract. GL Zoo memiliki admin secara cukup baik, namun belum
yang mengelola media sosial dan maksimal. Penerapan yang dilakukan
websitenya. Terlihat sangat aktif GL Zoo yaitu Attract, Close, dan
melakukan posting dan membagikan Delight. Sementara tahapan convert
informasi. Pada tahap ini pengelola GL telah diupayakan seperti terlihat di
Zoo telah membuat konten dan desain websitenya, namun saat observasi
yang menarik baik di media sosial dilakukan landing page untuk
maupun websitenya. Konten yang pemesanan tiket berkunjung tidak dapat
dibagikannya. Saat melakukan observasi dilakukan. Kelemahan penelitian ini
peneliti menemukan admin GL Zoo masih berupa data kualitatif, untuk
kerap membagikan konten berupa penelitian berikutnya diharapkan dapat
edukasi satwa, informasi seputar menggunakan metode kuantitatif dengan
fasilitas dan aturan kunjungan, atraksi- melakukan survey ke pengunjung agar
atraksi yang ada di GL Zoo dan penelitian ini hasilnya maksimal dari sisi
banyakkonten lain yang menarik pelanggan.
pelanggan untuk mengomentari setiap
postingannya. Jumlah pengikut di REFERENSI
Instagramnya sudah mencapai 23.500 Daryanto. 2011. Manajemen
follower, dan GL Zoo memiliki admin Pemasaran. Cetakan Pertama.
yang aktif menjawab pertanyaan Bandung: PT Sarana Tutorial
pelanggan. Nurani Sejahtera.
Convert. Pada tahap ini, GL Zoo Kemenparekraf/Baparekraf RI. 2021.
sudah terlihat berupaya membuat Tren Pariwisata Indonesia di
kunjungan calon konsumen di website Tengah Pandemi. Diakses dari
menjadi kegiatan membeli. GL Zoo https://www.kemenparekraf.go
telah menggunakan landing page. .id/ragam-pariwisata/Tren-
Namun Ketika obesrvasi dilakukan Pariwisata-Indonesia-di-
landing page berupa pemesanan tiket Tengah-Pandemi
secara online tidak berfungsi. Kannan, P. K., & Hongshuang, L. 2016.
Close. Pada tahap close, GL Zoo Digital Marketing: A
belum optimal mengelola database Framework, Review and
pelanggan dari website. Yang dapat Research Agenda. Elsevier,
dilakukannya hanya menjangkau vol. 34(1), pages 22-45.
pelanggan yang menjadi follower di International Journal of
media sosialnya. Research in Marketing.
Delight. Pada tahap ini GL Zoo Kotler, Philip and Kevin Lane Keller,
kerap membagikan foto-foto 2011. Manajemen Pemasaran,
pengunjung yang sedang berwisata di Edisi 13 Jilid 1 dan 2, Alih
GL Zoo, tujuannya adalah menjangkau Bahasa : Bob Sabran,
dan berinteraksi dengan pelanggan pasca Erlangga, Jakarta.
pembelian. Khusus di media sosial Latifah, Retnani., Mujiastuti, Rury, dan
admin GL Zoo melakukan tag ke nama Hendra. 2018. Analisis
pelanggan bersangkutan. Selain itu GL Penggunaan Inbound
Zoo kerap memberikan promo-promo Marketing di UMKM Fashion
dan diskon di momen tertentu agar Kelurahan Penggilingan.
memberikan kepuasan bagi pelanggan. Prosiding Semnastek 2018.
Opreana, A., & Vinerean, S. 2015. A
new development in online
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 51
Pariwisata, Vol. 9 No. 1 April 2022

marketing: BIODATA PENULIS


Introducing digital inbound Diah Pradiatiningtyas, SE., M.Sc.
marketing. Expert Journal of merupakan dosen tetap di Universitas
Marketing, 3(1). Bina Sarana Informatika Kampus Kota
Pangaribowo, W. S. (2021a, Agustus 4). Yogyakarta dan sudah tersertifikasi
Industri pariwisata di Jogja dosen. Menamatkan S1 di Fakultas
rugi Rp 10 triliun selama Ekonomi UGM jurusan Manajemen dan
pandemi. Kompas.com. S2 di Magister Sains UGM dengan
Diakses dari konsentrasi pemasaran.. Beberapa buku
https://travel.kompas.com/rea telah diterbitkan, antara lain Dasar-
d/2021/08/04/123500027/indu Dasar Manajemen Bisnis yang
stri-pariwisata-di-jogja-rugi- diterbitkan oleg Graha Ilmu.
rp-10-triliun-selama-
pandemi?page=all
Patrutiu-Baltes, L. 2016. Inbound
Marketing-the most important
digital marketing
strategy. Bulletin of the
Transilvania University of
Brasov. Economic Sciences.
Series V, 9(2), 61.
Purwana, Dedi. 2017, Pemanfaatan
Digital Marketing Bagi Usaha
Mikro, Kecil & Menengah
(UMKM) Di Kelurahan
Malaka Sari, Duren Sawit.
Jurnal Pemberdayaan
Masyarakat Madani (UMKM),
Vol.1 Nomor 1.
Stockdale, R., Ahmed, A., & Scheepers,
H. 2012. Identifying Business
Value from The Use of Social
Media: An SME Perspective.
Pacific Asia Conference on
Information Systems.
Association for Information
System Electronic Library.
Tjiptono, Fandy. 2011. Strategi
Pemasaran. Edisi 3.
Yogyakarta : ANDI.
Wardhana, A. 2015. Strategi Digital
Marketing dan Implikasinya
pada Keunggulan Bersaing
UKM di Indonesia.
Wahyuni, Dinar. 2021. Upaya
Pemulihan Pariwisata
Yogyakarta pada Masa
Pandemi Covid-19. Aspirasi:
Jurnal Masalah-Masalah
Sosial | Volume 12, No. 2
Desember 2021

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 52

Anda mungkin juga menyukai