Pada awal tahun 2020 dunia diguncangkan dengan hadirnya wabah virus covid-19. Proyek
Villa Uma Sari merupakan proyek pariwisata villa bertema alam, dan sudah berjalan sekitar
30%. Namun, pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19, proyek ini dihentikan karena
kekurangan dana. Dengan memanfaatkan lahan kosong dari proyek ini, warga desa Sawe
Rangsasa, Jembrana yaitu Ibu Tina melakukan inovasi membangun wisata kuliner kedai Sing
Liang pada saat pandemi Covid-19. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis potensi
masyarakat desa yang terkena dampak Covid-19 terhadap kedai Sing Liang. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan kedai
Sing Liang mampu menciptakan UMKM berbasis Pariwisata. Namun masih memiliki
kelemahan yaitu Ibu Tina hanya menggunakan Whatsapp dan Instagram dalam pemanfaatan
digital ekonomi.
ABSTRACT
At the beginning of 2020 the world was shaken by the presence of the Covid-19 virus
outbreak. The Villa Uma Sari project is a nature-themed villa tourism project, and has been
running for about 30%. However, in 2020 during the Covid-19 pandemic, this project was
discontinued due to a lack of funds. By utilizing the vacant land from this project, a resident
of the village of Sawe Rangsasa, Jembrana, namely Mrs. Tina, innovated to build a culinary
tour of the Sing Liang shop during the Covid-19 pandemic. The purpose of this study is to
analyze the potential of the village community affected by Covid-19 to the Sing Liang shop.
The research method used is a qualitative method. The results of this study indicate that the
Sing Liang shop is able to create Tourism-based SMEs. However, it still has a weakness,
namely Mrs. Tina only uses Whatsapp and Instagram in the use of the digital economy.
Keywords: Tourism, Culinary Tourism, Digital Economy
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Pariwisata
Pariwisata merupakan keseluruhan yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan obyek daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait. Pariwisata secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai perjalanan seseorang atau sekelompok orang dari satu
tempat ke tempat lain membuat rencana dalam jangka waktu tertentu, untuk tujuan rekreasi
dan mendapatkan hiburan sehingga keinginannya terpenuhi (Prayogo, 2018). Pariwisata
pasca-pandemi akan membutuhkan parameter konvensional dan pengembangan paradigma
transformasional yang mendukung pemulihan yang optimal dan awareness mengenai
kesehatan masyarakat luas, baik di komunitas yang dikunjungi maupun yang berkunjung.
COVID-19 telah menawarkan beberapa perspektif tentang sistem pariwisata pasca pandemi
dengan mensinergikan sektor terkait untuk mengembangkan kembali pariwisata (Points &
Fink, 2020). Industri pariwisata adalah salah satu industri yang memiliki keterkaitan dengan
sektor lain, karena pariwisata dikatakan sebagai gabungan fenomena dan hubungan timbal
balik yaitu adanya interaksi dengan wisatawan, supplier bisnis, pemerintah dan tujuan wisata
serta masyarakat daerah wisata. Contohnya yaitu sinergi ekonomi kreatif dan pariwisata akan
menghasilkan permulihan ekonomi dan berkembangnya pariwisata yang positif, yang
diharapkan terjadi pengembangan pemberdayaan masyarakat (komunitas setempat) melalui
ekonomi kreatif, inilah merupakan salah satu model pembangunan pariwisata ke depan dan
meningkatkan daya tarik wisatawan.
Peneliti terdahulu telah membuktikan bahwa semakin menarik atraksi atau daya tarik
wisata yang ditawarkan oleh destinasi wisata, maka akan semakin berminat wisatawan untuk
mengunjungi destinasi wisata tersebut (Marpaung, 2019; Purba & Simarmata, 2018). Minat
berwisata di era new normal adalah keinginan untuk melakukan wisata ditengah pandemi
dengan tetap menerapkan protokol kesehatan di seluruh kegiatan dalam industri pariwisata
(Sinaga et al., 2020). Terdapat beberapa faktor yang mendorong orang untuk menjadi
wisatawan, antara lain: 1) keinginan untuk melarikan diri dari tekanan hidup sehari-hari di
kota, keinginan untuk mengubah suasana dan memanfaatkan waktu luang; 2) kemajuan
dalam bidang komunikasi dan transportasi; dan 3) keinginan untuk melihat dan mendapatkan
pengalaman baru tentang budaya dan tempat lain. Penelitian Yakup (2019) mengungkapkan
bahwa pariwisata berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya
pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap pariwisata. Penelitian ini mengkaji
bahwa pengaruh pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia berdasarkan data
Time Series selama 1975-2017.
Wisata kuliner telah muncul sebagai aspek sentral dari setiap pengalaman wisata. Ini
mencakup praktik budaya, lanskap, laut, sejarah lokal, nilai-nilai, dan warisan budaya.
Makanan berfungsi sebagai penghubung antara kita dengan warisan kita miliki, dan orang-
orang di sekitar kita. Ini adalah saluran yang beragam dan dinamis untuk berbagi cerita,serta
membentuk hubungan, dan membangun komunitas. Dengan menggabungkan perjalanan
dengan pengalaman makan dan minum, wisata makanan menawarkan "kesan tempat" yang
baik bagi penduduk lokal maupun wisatawan. Indonesia tidak diragukan lagi dalam bidang
kuliner. Beraneka ragam suku dan budaya menimbulkan ciri khas tersendiri di masing-
masing daerah. Begitu pula dengan ciri khas di bidang kuliner. Kata wisata kuliner berasal
dari bahasa asing yaitu Voyages Culinaires (Prancis) atau Culinary Travel (Inggris) yang
artinya perjalanan wisata yang berkaitan dengan masak- memasak. Menurut Asosiasi
Pariwisata Kuliner Internasional (International Culinary Tourism Association/ICTA), wisata
kuliner merupakan kegiatan makan dan minum yang unik dilakukan oleh setiap pelancong
yang berwisata. Berbeda dengan produk wisata lainnya seperti wisata bahari, wisata budaya
dan alam yang dapat dipasarkan sebagai produk wisata utama, tetapi pada wisata kuliner
biasanya dipasarkan sebagai produk wisata penunjang (Eri Besra, 2012:82). Wisata kuliner
merupakan bidang studi ilmiah yang muncul sebagai bagian penting dari industri pariwisata.
Juga dikenal sebagai wisata gastronomi, wisata mencicipi, dan wisata makanan, wisata
kuliner mengacu pada makan petualang, makan karena mencari pengalaman baru atau rasa
penasaran, menjelajahi budaya lain melalui makanan, dengan sengaja berpartisipasi dalam
jalur makanan orang lain, dan pengembangan makanan sebagai tujuan wisata. dan daya tarik.
Dalam wisata kuliner, motivasi utama untuk bepergian adalah untuk mengalami pengalaman
makanan tertentu Lucy M. Long (dalam Jeffrey M. Pilcher,2012)
Pemanfaatan digital marketing di Era industri ekonomi digital, sangat berperan dalam
meningkatkan promosi pariwisata. Digital marketing merupakan suatu keharusan karena
generasi ini yang sering digunakan baik disadari maupun tidak. Aplikasi Digital marketing
yang akan digunakan diantaranya website, media sosial, online advertising, web forum,
mobile aplikasi. Digital marketing kedepannya adanya aplikasi yang memudahkan wisatawan
untuk melakukan travel dengan system yang otomatis dan adanya multi bahasa. Pemanfaatan
digital marketing di era pada dunia pariwisata bukan hanya akan mengubah paradigma
industri, namun juga pekerjaan, cara berkomunikasi, berbelanja, bertransaksi, hingga gaya
hidup (Heliani, 2019).
Promosi pariwisata juga semakin mudah dilakukan dengan adanya internet, semua
orang tanpa terkecuali, sepanjang bisa mengakses internet maka semua promosi pariwisata
melalui internet dapat dilihat. Era yang telah banyak mengalami perubahan ini membuat
semua orang dituntut untuk kreatif sehingga menghasilkan konten-konten creator yang sudah
mulai banyak menghiasi jagat maya saat ini. Mulai dari animator, youtuber dan lain-lain yang
pundi-pundi koinnya tidak bisa dianggap remeh bahkan sudah banyak artis yang
menggunakan youtube dalam menunjang karir mereka yang pada akhirnya akan berpengaruh
pula pada pendapatan mereka.
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Mengetahui keadaan Proyek Villa Uma Sari yang gagal akibat dampak Covid-19.
b. Mengetahui perkembangan kedai Sing Liang.
c. Mengetahui penggunaan digital ekonomi untuk kedai Sing Liang.
d. Mengetahui laporan keuangan yang digunakan kedai Sing Liang.
e. Menarik suatu kesimpulan serta dapat memberikan saran dan masukan untuk kedai
Sing Liang.
3.4 Pengecekan Keabsahan Temuan
Dalam miniriset ini peneliti menggunakan triangulasi sumber, dimana peneliti akan
melakukan wawancara dengan dua sumber berbeda, yaitu pemilik dan pelayan untuk
menanyakan hal terkait dengan UMKM Sing Liang, kemudian peneliti akan membandingkan
hasil dari jawaban informan untuk dinilai, bagaimana keabsahan data berdsarkan hasil dari
wawancara dengan dua sumber informan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Proyek Villa Uma Sari merupakan proyek villa yang dikelola Bapak Angga. Proyek
Villa ini bertema pedesaan dan juga alam, hal ini dibuktikan dari lokasi Proyek Villa Uma
Sari ini yang berada di Desa Sawe Rangsasa, Jembrana, Bali. Selain itu, Lingkungan Sawe
Rangsasa merupakan daerah dataran tinggi, tentu saja daerah dataran tinggi sangat bagus
untuk proyek villa karena bisa melihat seluruh pemandangan kota di Kabupaten Jembrana,
Bali. Di daerah ini kita juga bisa melihat pemandangan gunung Merbuk, lalu kita juga bisa
berendam di sungai, serta menikmati pemandangan sawah yang luas. Proyek Villa Uma Sari
ini memiliki luas sekitar setengah hektar. Proyek Villa Uma Sari ini sudah berjalan sejak
tahun 2019. Pada bulan Januari 2020 proyek ini sudah berjalan sekitar 30%. Namun, pada
tahun 2020 karena ada pandemi Covid-19, proyek ini dihentikan karena kekurangan dana.
Pada Proyek Villa Uma Sari ini, sudah dibangun tiang penghubung listrik, pembuatan jalan,
dan pemerataan tanah. Tentu saja pemandangan kota sangat indah, banyak penduduk
setempat pada pagi hari beraktivitas olahraga serta menikmati matahari terbenam pada sore
hari. Saat ini, Proyek Villa Uma Sari sudah dikembangan menjadi tempat wisata UMKM. Hal
ini disebabkan karena masyarakat Desa Sawe Rangsasa memanfaatkan potensi yang ada
untuk memanfaatkan lahan kosong ini menjadi suatu UMKM Outdoor yang sangat cocok
untuk dikunjungi setiap harinya. Tentu saja hal ini sangat menguntungkan Bapak Angga
karena tanahnya bisa dikontrak dan mendapatkan pendapatan sebagai pemasukan dari Bapak
Angga tersebut. Walaupun letak tempat wisata UMKM ini jauh dengan kota, namun antusias
orang-orang untuk mengunjungi tempat wisata UMKM di Sawe Rangsasa sangatlah tinggi.
Hal ini dibuktikan karena pemandangan yang disajikan sangat indah, selain itu harga
makanan di setiap UMKM sangat murah, dan tentu saja udaranya sangat dingin. Walaupun
sebelumnya daerah Sawe Rangsasa ini terkena dampak Covid-19 yang membuat tempat
wisata di daerah Sawe Rangsasa menjadi mati. Namun dengan berbagai inovasi dari setiap
warga Sawe Rangsasa, pada tahun 2022 saat ini, daerah Sawe Rangsasa menjadi daerah yang
memiliki pendapatan tinggi, karena banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata
UMKM ini, yang menyajikan pemandangan alam, pemandangan kota dari kejauhan, lampu-
lampu yang banyak jenisnya, udara segar, harga terjangkau, dan lain-lain.
Kedai Sing Liang merupakan UMKM bertema Outdoor yang menyajikan berbagai
makanan dan menu spesial Roti Bakar beraneka rasa atau disebut Toast. Kedai ini terletak di
daerah Sawe Rangsasa tepatnya di lahan kosong Proyek Villa Uma sari yang terhenti
sebelumnya. Pemilik dari Kedai ini yaitu Ibu Tina. Pada tahun 2020 hingga Pertengahan
2021, Ibu Tina hanya merupakan pedagang donat. Setiap hari jam 6 pagi Ibu Tina mengirim
donat ke pasar untuk dijual. Pada saat sebelum dampak pandemi Covid-19, para konsumen
yang membeli donat Ibu Tina di pasar sangat ramai. Namun pada saat adanya pandemi
Covid-19, tingkat penjualan donat Ibu Tina menurun hingga pernah hampir bangkrut.
Kemudian setelah mengetahui Proyek Villa Uma Sari dihentikan karena kekurangan dana
yang diakibatkan pandemi Covid-19, dan adanya lahan kosong yang memiliki tempat sangat
strategis. Lalu Ibu Tina berinovasi untuk mencoba membangun kedai bertema outdoor yang
menjual berbagai minuman dan makanan khususnya roti bakar beraneka rasa ini. Modal
untuk mendirikan Kedai ini berasal dari modal sendiri, yaitu hasil dari menjual donat setiap
harinya. Awalnya kedai Ibu Tina sangat sepi karena kurangnya informasi yang ada.
Namun setelah memanfaatkan digital ekonomi, kedai Ibu Tina ini mulai ada
pengunjung. Karena permintaan pengunjung mayoritasnya yaitu makanan hangat, membuat
Ibu Tina berinovasi menambahkan menu berbagai macam rasa pada roti bakarnya. Lalu Ibu
Tina menamai kedai atau UMKM Sing Liang. Karena dulunya, banyak anak muda yang
datang ke kedai ini dalam keadaan galau dan ingin menghibur diri dengan melihat
pemandangan yang ada. Keunikan restoran ini terletak pada bangunan kayu bekas yang dicat
berwarna-warni. Selain itu kursi dan bantal pun ditata menggunakan berbagai macam warna
untuk menambah keceriaan saat berkunjung ke sini. Harga makanan dan minuman di kedai
ini terbilang murah bila dibandingkan dengan tempat lain. Namun kebanyakan makanan dan
minumannya berupa makanan lokal dan roti bakar. Serta, tempat ini cukup romantis
dinikmati berdua dengan pacar maupun sahabat. Pada saat weekend, di kedai Sing Liang ini
menyajikan live music yang mendukung suasana dari tempat wisata bertema outdoor ini.
Tidak hanya dikunjungi oleh remaja, tempat ini sangat cocok dikunjungi keluarga yang
tinggal di kota. Selain itu, tempat ini sangat direkomendasikan bila kalian hendak hunting
foto instagramable, membuat video aesthetic, dan lain-lain. Saat ini, karena suksesnya kedai
Ibu Tina di masa pandemi Covid-19 maupun setelah pandemi. Masyarakat desa Sawe
Rangsasa mengikuti jejak Ibu Tina dengan berinovasi melakukan hal yang sama namun
membedakan menu makanan dengan kedai Sing Liang. Sehingga membuat daerah ini
menjadi UMKM berbasis wisata, yang sebelumnya hanyalah lahan kosong yang tidak
berguna.
UMKM Sing Liang merupakan UMKM bertema outdoor yang menyajikan makanan
dan menu spesial yaitu roti bakar beraneka rasa. UMKM Sing Liang ini dibangun pada saat
pandemi Covid-19. Tentu saja jika tanpa memanfaatkan digital ekonomi, UMKM Sing Liang
tidak akan menjadi sukses, karena lokasi UMKM ini berada jauh dengan kota, selain itu
karena ada pandemi Covid-19, membuat warga di Kabupaten Jembrana berdiam dirumah saja
maupun menerapkan social distancing. Di Indonesia pandemic Covid-19 berdampak pada
sektor transportasi, pariwisata, perdagangan, kesehatan dan sektor lainnya, namun Sektor
ekonomi yang paling terkena dampak COVID-19 adalah rumah sektor industri tangga
(Susilawati et al., 2020). Terganggunya system produksi serta rantai pemasok, transportasi
dan distribusi secara global (Kumar et al., 2020) juga berdampak pada perekonomian di
Indonesia ditambah lagi pendapatan yang turun. Meskipun banyak usaha yang bangkrut
masih ada satu peluang yang dapat menjadi harapan bergulirnya ekonomi kerakyatan melalui
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Pesatnya perkembangan teknologi dan perilaku
masyarakat yang ingin praktis dan cepat pada akhirnya membuka peluang bagi UMKM untuk
tumbuh dengan memanfaatkan teknologi. Tentunya dengan memanfaatkan digital teknologi,
UMKM masih memiliki peluang untuk menjadi pilar eknomi kerakyatan. UMKM sejak tahun
2016-2019 tumbuh sebesar 4,2% setiap tahunnya dengan rata-rata kontribusi UMKM
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia adalah sebesar 50% sejak 3 tahun terakhir
(Soetjipto, 2020). Tentu saja hal ini membuat Ibu Tina menerapkan digital ekonomi agar
terhindar dari bangkrut. Adapun penerapan digital ekonomi yang dilakukan oleh Ibu Dore
yaitu menggunakan instagram (kedaisingliang_) dan Aplikasi Whatsapp (083119995780).
Alasan menggunakan 2 Aplikasi saja yaitu karena Ibu Tina sering menggunakan aplikasi
tersebut. Namun walaupun menggunakan 2 Aplikasi saja, UMKM Sing Liang tetap dikenal
dengan cepat, karena Ibu Tina yang sebelumnya merupakan pedagang donat yang sering
menitipkan donatnya di pasar, tentu saja hal ini membuat Ibu Tina mempunyai banyak teman.
Tetapi walaupun sudah menerapkan digital ekonomi, para warga maupun konsumen lebih
antusias berkunjung langsung ke lokasi UMKM Sing Liang, agar bisa menikmati
pemandangan yang indah. Jadi dalam penerapan digital ekonomi pada UMKM Sing Liang,
lebih dominan berfungsi sebagai penyalur informasi secara online. Tetapi tetap berfungsi
sebagai media pemesanan online sesuai keinginan konsumen. Untuk ruang lingkup jika ingin
memesan secara online hanya sebatas di daerah Kabupaten Jembrana saja. Karena makanan
yang ada di UMKM Sing Liang tidak layak dikonsumsi jika melebihi 1 hari, selain itu juga
tidak enak jika makanannya sudah dingin.
UMKM Sing Liang merupakan kedai yang didirikan oleh Ibu Tina yang
memanfaatkan lahan kosong dari Proyek Villa Uma Sari yang gagal. Walaupun saat ini
UMKM Sing Liang sudah bisa dikatakan usaha yang sukses, namun Ibu Tina tetap membuat
atau mencatat laporan keuangannya secara sederhana. Ibu Tina membuat laporan keuangan
UMKM Sing Liang hanya bagian laba atau ruginya saja. Sumber data untuk menentukan laba
rugi dari UMKM Sing Liang ini yaitu berasal dari nota penjualan. Setiap akhir bulan, Ibu
Tina menjumlahkan hasil dari pendapatan penjualannya yang bersumber dari nota penjualan,
lalu dikurangi modal awal sehingga mendapatkan laba bersih dari UMKM Sing Liang
tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
UMKM Sing Liang adalah UMKM bertema outdoor yang menyajikan makanan serta
menu spesial khususnya roti bakar beraneka rasa atau toast. UMKM Sing Liang didirikan
oleh Ibu Tina yang memanfaatkan lahan kosong dari Proyek Villa Uma Sari yang gagal.
Berdasarkan pembahasan diatas, UMKM Sing Liang sudah menerapkan digital ekonomi
untuk mendukung usahanya. Hal ini bisa kita lihat dari media sosial UMKM Sing Liang yaitu
menggunakan instagram dan whatsapp. Walaupun hanya menggunakan 2 Aplikasi saja,
namun hal ini sesuai dengan teori dari (Soetjipto, 2020), tentunya dengan menggunakan
digital teknologi, UMKM masih memiliki peluang untuk menjadi pilar eknomi kerakyatan.
Selain itu dengan inovasi yang dilakukan Ibu Tina membuat masyarakat di Daerah Sawe
Rangsasa menjadi termotivasi untuk melakukan inovasi usaha yang sama dengan Ibu Tina
sehingga menciptakan UMKM berbasis pariwisata. Dan Bapak Angga sebagai pemilik
proyek villa Uma Sari yang gagal bisa mendapatkan pendapatan dari hasil kontrak UMKM
tersebut. Selain itu Ibu Tina juga sudah menerapkan pencatatan laporan keuangan untuk
UMKM Sing Liang walaupun masih sederhana namun tetap berguna.
5.2 Saran
Dari hasil miniriset tersebut, UMKM Sing Liang diharapkan bisa lebih memanfaatkan
digital ekonomi. Karena saat ini, penggunakan internet maupun handphone di
Indonesia sangat tinggi. Tentu saja hal ini jika dimanfaatkan dengan baik, akan
membuat UMKM Sing Liang lebih sukses.
UMKM Sing Liang juga diharapkan bisa membuat laporan keuangan secara detail
maupun secara modern agar bisa menentukan strategi usaha untuk di masa depan.
Masyarakat Desa Sawe Rangsasa diharapkan bisa memanfaatkan potensi desa yang
lainnya dan tidak hanya meniru inovasi Ibu Tina saja.
DAFTAR PUSTAKA
Elistia. (2020). Perkembangan dan Dampak Pariwisata di Indonesia Masa Pandemi Covid-
19. Prosiding Konferensi Nasional Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi (KNEMA),
1177(9), 1–16.
Hajati, D. I. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. ATRABIS: Jurnal Administrasi Bisnis, 7(2),
159–168.
Hardiani, W. A. A., Putri, J. A., Octafian, R., Satoto, Y. R., & Krisnatalia, H. (2021).
Penguatan Desa Wisata Sikasur Di Era New Normal. Jurnal Pengabdian Dharma
Laksana, 4(1), 53. https://doi.org/10.32493/j.pdl.v4i1.13182
Maharani, A., & Mahalika, F. (2020). New Normal Tourism Sebagai Pendukung Ketahanan
Ekonomi Nasional Pada Masa Pandemi ( New Normal Tourism As a Support of
National Economic Resistance in the Pandemic Period ). Jurnal Kajian LEMHANNAS
RI, 8, 14. http://jurnal.lemhannas.go.id/index.php/jkl/article/view/87
Raharja, S. J., & Natari, S. U. (2021). Pengembangan Usaha Umkm Di Masa Pandemi
Melalui Optimalisasi Penggunaan Dan Pengelolaan Media Digital. Kumawula: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 108.
https://doi.org/10.24198/kumawula.v4i1.32361
Utami, B. A., & Kafabih, A. (2021). Sektor Pariwisata Indonesia Di Tengah Pandemi Covid
19. Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan, 4(1), 383–389.
https://doi.org/10.33005/jdep.v4i1.198
Wahyu Hidayat, W. (2018). Analisa Laporan Keuangan. Pulung : Uwais Inspirasi Indonesia.