Widiartiningtyas
S1 Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
Tyas.kuswaji@gmail.com
Abstrak
Adanya wabah Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 pada awal Maret tahun 2020 mendorong pemerintah
menerbitkan kebijakan-kebijakan baru yang berfokus pada penekanan jumlah penyebaran Covid-19. Kebijakan
yang dibuat menimbulkan ketidak seimbangan terhadap penerimaan dan pengeluaran APBN maupun APBD
karena difokuskan pada kegiatan-kegiatan percepatan penanganan Covid-19. Wisata dianggap mampu menjadi
sumber penerimaan daerah yang dapat dioperasikan kembali dengan menyesuaikan kondisi yang ada. Beberapa
daerah di Indonesia telah membuka kembali objek wisatanya dengan aturan khusus pada awal Juni setelah
diterapkannya kehidupan normal baru atau new normal. Kawasan Wisata Tani Betet adalah objek wisata desa
yang telah beroperasi kembali pada era new normal dan perlu dikembangkan kembali untuk menyumbangkan
penerimaan kepada desa. Pengembangan wisata menurut (Suwantoro : 1997) mempunyai beberapa unsur yaitu
Objek dan daya tarik wisata, Prasarana wisata, Sarana wisata, Tatalaksana atau Infrastruktur, Masyarakat atau
lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara observasi dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis
dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Kawasan Wisata Tani Betet telah melaksanakan unsur pengembangan wisata berupa
prasarana wisata, sarana wisata, dan dukungan masyarakat dan lingkungan yang cukup baik. Selebihnya
Kawasan Wisata Tani Betet perlu menaikkan branding media dan inovasi objek dan daya tarik wisata yang
lebih baik lagi agar mampu bersaing dengan beberapa desa lain yang sedang giat membangun wisata desa, serta
perlu penciptaan iklim kerja pengelola yang baik dengan menerapkan piket kerja yang terjadwal.
Kata kunci: Pengembangan, Pariwisata, New Normal
Abstract
The existence of the Corona Virus Disease 2019 or Covid-19 outbreak in early March 2020 prompted the
government to issue new policies that focus on reducing the spread of Covid-19. The policy created creates an
imbalance in the revenue and expenditure of the APBN and APBD because it is focused on activities to
accelerate the handling of Covid-19. Tourism is considered capable of being a source of regional revenue that
can be operated again by adjusting existing conditions. Several regions in Indonesia have reopened their tourism
objects with special regulations in early June after the implementation of the new normal life. Kawasan Wisata
Tani Betet is a village tourism object that has been operating again in the new normal era and needs to be
redeveloped to contribute revenue to the village. Tourism development according to (Suwantoro: 1997) has
several elements, namely tourist objects and attractions, tourism infrastructure, tourist facilities, management or
infrastructure, society or the environment. This study uses a descriptive method using a qualitative approach.
The data collection techniques used were observation interviews and documentation, which were then analyzed
by data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results of this study indicate
that the Kawasan Wisata Tani Betet has implemented elements of tourism development in the form of tourism
infrastructure, tourist facilities, and fairly good community and environmental support. The rest of the Kawasan
Wisata Tani Betet needs to increase media branding and object innovation and better tourist attraction in order
to be able to compete with several other villages that are actively developing village tourism, and it is necessary
to create a good working climate for managers by implementing scheduled work pickets.
Keyword : Development, Tourism, New Normal
307
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322
308
Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……
sumberdaya pariwisata dengan mengintegrasikan Dengan adanya UU No. 6 Tahun 2014 Tentang
dengan aspek diluar pariwisata yang berkaitan Desa, menjadikan payung hukum yang nyata bagi
dengan kelangsungan pengembangan pariwisata pemerintah desa untuk memaksimalkan potensi
baik langsung ataupun tidak langsung. Aturan alamnya. Artinya dalam UU No. 6 Tahun 2014,
tambahan sebagai upaya adaptasi yang diterapkan desa mempunyai hak penuh atas daerahnya tanpa
dalam mengunjungi objek wisata, yaitu dengan campur tangan pemerintah pusat yang amat berarti.
tetap memakai masker dan menjaga jarak minimal Seperti halnya pada masa pandemi Covid-19 yang
satu meter dengan orang lain. Aturan –aturan terjadi, pemerintah desa dapat mengoptimalkan
tambahan yang dibuat dimaksudkan untuk potensi desanya guna menaikkan penerimaan
menyiapkan daya dukung lingkungan agar kegiatan daerah dengan membangun atau mengembangkan
pariwisata tetap berjalan dengan kondusif, karena pariwisata. Pemerintah desa sangat berperan
momentum new normal adalah saat yang tepat penting dalam pengembangan pariwisata pedesaan.
untuk mulai melangkah memperbaiki keterpurukan Menurut penelitian Chunyan Liu dan kawan-kawan
ekonomi (Rudiyanto & Sugiarto, 2020). yang berjudul Analyzing government role in rural
tourism development: An empirical investigation
Menurut Pemerintah Provinsi Jawa Timur from China bahwa Pemerintah Pusat China
dalam (Ulya, 2019) tujuan Rencana Pembangunan berperan sebagai pembimbing dan pengarah
Jangka Panjang Provinsi (RPJPP) Jawa Timur pengembangan pariwisata pedesaan, dan
tahun 2005-2025 adalah menjadikan Provinsi Jawa pemerintah lokal atau pemerintah daerah berperan
Timur sebagai inti agrobisnis terdepan, secara langsung mengenai strategi dan praktik
berkelanjutan, serta berdaya saing global. pariwisata dengan berkoordinasi langsung kepada
Agrobisnis yang dimaksudkan adalah pengelola bisnis dan penduduk(Liu et al., 2020).
pengembangan kawasan tertentu yang berdasarkan Hasil yang didapatkan dari pemetaan peran
asas pertanian yang menjadikan kawasan tersebut pemerintah pusat dan pemerintah lokal di China
sebagai kota agropolitan. Agrobisnis adalah kurang efektif, karena terjadi sistem
diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu otoritarian vertical.
agrobisnis perkebunan, agrobisnis holtikultura,
agrobisnis tanaman pangan, dan agrobisnis Adanya payung hukum yang jelas untuk
perhutanan. Dengan begitu setiap daerah di mengembangkan kawasan wisata menjadikan
Provinsi Jawa Timur dapat menciptakan kawasan sebagian besar dari 284 desa di Kabupaten Nganjuk
agrowisata sesuai dengan sumber daya alam yang berlomba-lomba membuka kawasan wisata baru.
dimiliki. Pada awal tahun 2019 beberapa daerah di Menurut Agus Bahrudin dalam tulisannya Inovasi
wilayah Provinsi Jawa Timur sudah diakui sebagai Daerah Sektor Wisata, Inovasi pariwisata menjadi
kawasan agropolitan yang mana diantaranya adalah suatu hal yang penting yang harus dilakukan suatu
Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Mojokerjo, daerah guna menjadikan pemrintah membawa
Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Ngawi, manfaat dalam melakukan pembangunan dan
Kabupaten Pasuruan, kabupaten Madura, menggali potensi pendapatan daerahnya(Bahrudin,
Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Jombang. 2017). Kawasan wisata di Kabupaten Nganjuk
Diharapkan tahun 2020 status daerah di Jawa didominasi dengan jenis kawasan wisata yang
Timur sebagai kawasan agropolitan semakin menyuguhkan spot foto dan tempat bersantai untuk
bertambah pada beberapa kabupaten dengan basis menikmati pesona alam, sehingga terkesan
pertanian, seperti contohnya di kabupaten Nganjuk. monoton dan kurang menarik, diperlukan
perombakan konsep sehingga dapat menarik minat
Kabupaten Nganjuk adalah salah satu wisatawan untuk berkunjung. Inovasi wisata
kabupaten di Indonesia yang sedang giat dengan konsep agribisnis seharusnya dapat
melakukan pengembangan pariwisata yang diterapkan di Kabupaten Nganjuk karena kekayaan
memanfaatkan potensi sumber daya alam. Berada alamnya, hal ini serupa dengan kolaborasi
pada rata-rata ketinggian 60-140 mdpl menjadikan agribisnis-wisata Jeruk Dau di Desa Selorejo,
Kabupaten Nganjuk memiliki potensi cukup besar Kecamatan Dau, Kabupaten Malang(Jauhari, 2018).
pada sektor pertanian. Kondisi lahan pertanian Wisata Jeruk Dau yang berada di Kabupaten
yang asri dan masih adanya lahan kosong Malang ini mengkolaborasikan daya tarik
menumbuhkan sebuah ide masyarakat untuk pemandangan gunung semeru, gunung arjuna dan
membuat kawasan wisata baru khususnya wisata. gunung kawi dengan komoditas buah jeruk yang
309
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322
310
Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……
tarik wisata antara lain adalah jenis objek perekonomian masyarakat. Awal dari berdirinya
wisata, ciri khas objek wisata, dan arah Kawasan Wisata Tani Betet adalah karena adanya
pengembangan objek wisata. kontrak perjanjian antara Pemerintah Desa dengan
2. Prasarana wisata, Perusahaan Pabrik Gula Meridjan (PG-Meridjan)
Prasarana wisata merupakan sumber pada tahun 2016. Perjanjian antara Pemerintah
daya alam maupun sumber daya buatan hasil Desa dan PG Meridjan tersebut berisi kesepakatan
karya manusia yang mutlak dibutuhkan bahwa Pemerintah Desa bersedia menyediakan
wisatawan dalam mengakses tujuan wisata. lahan seluas 10 hektar untuk penanaman tebu dan
Untuk kesiapan objek-objek wisata yang akan pihak PG Meridjan bersedia menormalisasi sungai
dikunjungi oleh para wisatawan , prasarana untuk irigasi sawah yang sebelumnya mengalami
wisata tersebut perlu dibangun dengan pendangkalan. Normalisasi sungai dilakukan
disesuaikan lokasi dan kondisi objek sepanjang 2,5 kilometer aliran, dengan lebar awal 1
wisatanya. Klasifikasi umum prasarana wisata meter menjadi 6 meter (Nur, 2019). Kemudian
antara lain adalah ketersediaan jalan, jaringan ketika tahun 2017 Ahmad Syaikhu selaku Kepala
telekomunikasi, kebutuhan kelengkapan Dusun Betet mempunyai sebuah ide untuk
transportasi seperti terminal ataupun penyedia menciptakan objek wisata dari aliran sungai irigasi.
bahan bakar (SPBU). Ide kawasan wisata tersebut diresmikan dengan
3. Sarana wisata, tajuk Kawasan Wisata Tani Betet yang
Sarana wisata adalah kelengkapan memanfaatkan aliran sungai irigasi sebagai tempat
daerah wisata yang dibutuhkan objek wisata refreshing tanpa mengubah fungsinya. Pendirian
untuk melayani wisatawan dalam rangka awal Kawasan Wisata Tani Betet mendapat aliran
menikmati kegiatan wisatanya. Klasifikasi dana dari BUMDes Desa Betet senilai Rp.
umum sarana wisata antara lain adalah 30.000.000,- yang diserahkan kepada kelompok
ketersediaan tempat ibadah, rumah makan, pengelola. Pendirian Kawasan Wisata Tani Betet
toilet, serta kawasan wisata yang nyaman. juga didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup
4. Tata laksana atau Infrastruktur, Kabupaten Nganjuk yang ditunjukkan dengan
Infrastruktur merupakan situasi yang adanya sumbangan berupa bibit pohon dan bunga
mendukung fungsi sarana dan prasarana untuk ditanam di pinggiran sungai. Seiring waktu
dalam objek wisata , berupa sistem Kawasan Wisata Tani Betet semakin berkembang
pengaturan maupun bangunan fisik diatas dan banyak dikenal oleh masyarakat baik dari
permukaan tanah dan dibawah tanah. dalam atau dari luar Desa Betet. Berikut
Klasifikasi tata laksana atau infrastruktur ditampilkan gambar aliran sungai yang telah
antara lain adalah sistem kelola dan dinormalisasi dan diubah menjadi Kawasan Wisata
kelembagaan objek wisata, payung hukum Tani Betet.
objek wisata, serta pengelolaan lahan objek
wisata.
5. Masyarakat atau lingkungan.
Masyarakat adalah penduduk dalam
lingkungan sekitar objek wisata dimana juga
memegang peran penting dalam suatu peran
pengembangan wisata, karena masyarakat dan
lingkungan akan bersinggungan langsung
dengan proses pengembangan pariwisata.
Klasifikasi unsur masyarakat dan lingkungan
antara lain adalah respon dan dampak yang
timbul terhadap masyarakat karena adanya
objek wisata.
311
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322
Pada masa pandemi saat ini Kawasan untuk melintasi saluran irigasi yang
Wisata Tani Betet sempat beberapa kali melakukan dikelilingi oleh persawahan.
penutupan semestara untuk mencegah Perkembangan objek dan daya tarik wisata
meningkatnya kunjungan dan persebaran Covid-19. di Kawasan Wisata Tani Betet ini semakin
Penutupan pertama dilakukan ketika terdapat kasus meningkat tiap tahunnya. Berikut hasil
Covid-19 pertama di Indonesia pada bulan Maret wawancara dengan Bapak Heri Setiawan
2020, Kedua saat meningkatnya persebaran Covid- selaku ketua pengelola wisata yang
19 pada bulan Agustus hingga September 2020, ditampilkan dalam bentuk tabel
dan ketiga saat masa libur natal dan tahun baru. perkembangan objek dan daya tarik wisata
Penutupan Kawasan Wisata Tani Betet dalam di Kawasan Wisata Tani Betet mulai
rangka menghindari kunjungan wisatawan pada tahun 2017 hingga 2020, serta beberapa
libur natal dan tahun baru dimulai tanggal 24 foto objek dan daya tarik wisatanya.
Desember 2020 hingga tanggal 4 Januari 2021
(Yos, 2020), penutupan ini dilakukan sesuai Tabel Perkembangan Objek dan daya
dengan anjuran Bupati Nganjuk melalui Surat tarik Kawasan Wisata Tani Betet
edaran (SE Bupati Nganjuk Nomor :
440/3362/411.010/2020 Tentang Penegakan
Disiplin Pelaksanaan Protokol Kesehatan Untuk Tahun Perkembangan Wisata
Pengendalian Persebaran Covid-19 Di Kabupaten
Nganjuk, 2020). Beberapa kali ditutupnya Kawasan 2017 a. Penanaman pohon dan
Wisata Tani Betet menimbulkan dampak bunga di pinggiran sungai
menurunnya tingkat kunjungan wisata meskipun b. Pembuatan rumah pohon
Objek wisata telah dibuka kembali, hal ini menjadi
2018 a. Penanaman pohon dan
tantangan tersendiri untuk Kawasan Wisata Tani
bunga di pinggiran sungai
Betet dalam mengembalikan kembali eksistensinya b. Pembuatan wahana air
di dunia pariwisata. Salah satu cara yang dapat berupa sepeda air
diambil pengelola Kawasan Wisata Tani Betet sebanyak 1 unit, dan
untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan perahu sebanyak 3 unit
pengembangan kembali kawasan wisata untuk
menarik minat wisatawan. Guna mengoptimalkan 2019 a.
Pembuatan gubuk dan
pengembangan wisata untuk kembali menarik tempat duduk untuk
minat wisatawan, peneliti akan menganalisis bersantai
b. Penambahan wahana air
tentang unsur-unsur apakah yang harus diterapkan
berupa sepeda air
dalam Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet sebanyak 5 unit dan
menurut Suwantoro (1997), yaitu : perahu sebanyak 2 unit
c. Penanaman pohon
1. Objek dan daya tarik wisata 2020 a. Penambahan wahana air
Objek dan daya tarik wisata berupa perahu sebanyak 4
adalah segala sesuatu yang unik, indah unit
yang memiliki nilai keanekaragaman baik Sumber : Data olahan peneliti tahun 2021
alam, budaya, atau buatan manusia yang
menjadi tujuan kunjungan wisatawan
(Undang-Undang Republik Indonesia No.
10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan,
2009). Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan peneliti,
Kawasan Wisata Tani Betet berfokus pada
penyuguhan tempat swafoto dan wahana
air. Objek swafoto yang ditawarkan di
Kawasan Wisata Tani Betet bertemakan
pemandangan khas pedesaan yang hijau
dan asri, sedangkan wahana air yang
disediakan berupa perahu dan sepeda air
312
Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……
313
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322
petani untuk membentuk sumber daya dan wawacara yang dilakukan peneliti
manusia yang kompeten dalam dunia informasi lokasi wisata sudah disiapkan
pertanian melalui pelatihan dan praktek sejak awal pembukaan Kawasan Wisata
kerja pada petani atau masyarakat guna Tani Betet yaitu tahun 2017. Untuk
menciptakan peran aktif secara langsung wisatawan dari Kecamatan Ngronggot
dalam pengembangan pertanian dan sekitarnya dalam mengakses Kawasan
(Ekoprapti, 2019). Kemudian Wisata Tani Betet pengelola telah
keberlanjutan untuk tahun 2021 peta menyediakan petunjuk arah dalam lingkup
rencana pengelolaan Kawasan Wisata desa. Kemudian untuk wisatawan dari luar
Tani Betet adalah menambah taman yang Kabupaten Nganjuk seperti wisatawan
dilengkapi dengan gazebo,adanya dari Kediri, Sidoarjo, Jombang
beberapa objek dan daya tarik wisata baru dimudahkan dengan adanya jaringan
ini juga dijadikan strategi awal untuk telekomunikasi berupa akses lokasi wisata
menarik minat wisatawan pada yang sudah terinput di Google maps.
pembukaan kembali objek wisata di era Kondisi jalan untuk menuju
new normal. Berdasarkan observasi pada Kawasan Wisata Tani Betet berada dalam
bulan Februari 2021 penambahan taman kondisi yang baik karena termasuk jalan
yang dilengkapi dengan gazebo telah penghubung antar desa dan menjadi
berada dalam proses pengerjaan, dan perhatian pemerintah desa. Lokasi
berikut ditambilkan foto air mancur di Kawasan Wisata Tani Betet yang sedikit
taman yang belum dapat difungsikan masuk ke dalam juga dipermudah dengan
karena masih dalam proses pengerjaan. ditandai sebuah gapura yang dibangung di
depan gang dengan branding “Kawasan
Wisata Tani Betet”
3. Sarana wisata
Sarana wisata atau fasilitas
wisata merupakan bagian dari destinasi
wisata yang memungkinkan wisatawan
memenuhi kebutuhan dan menikmati
kegiatan wisatanya (Hermawan, 2017b).
Kelayakan sarana wisata di dalam
Gambar 5. Air mancur di taman yang Kawasan Wisata Tani Betet ini di-upgrade
belum berfungsi karena dalam proses secara perlahan setiap tahunnya sesuai
pengerjaan dengan kebutuhan. Berdasarkan
(Sumber : Dokumentasi peneliti tahun wawancara yang dilakukan dengan Bapak
2021) Ahmad Syaiku selaku Kepala Dusun dan
pemilik ide pertama pendirian Kawasan
2. Prasarana wisata Wisata Tani Betet, pada awal pendirian
Menurut (Suwantoro, 1997) Kawasan Wisata Tani Betet lahan yang
Prasarana wisata merupakan sumber daya tersedia sangat sempit dan belum ada
alam maupun sumber daya buatan hasil sekat antara lahan pertanian dan lahan
karya manusia yang mutlak dibutuhkan wisata. Pada tahun 2019 Kawasan Wisata
wisatawan dalam mengakses tujuan wisata. Tani Betet mendapatkan CSR atau
Kemudahan akses untuk menjangkau Corporate Social Responsibility dari PLN
objek wisata juga merupakan faktor UID Jawa Timur sebesar Rp. 75.000.000,-
penting dalam sebuah pengembangan untuk pembangunan toilet dan mushola.
pariwisata, diantaranya adalah akses CSR atau Corporate Social Responsibility
informasi, bukan hanya informasi untuk adalah suatu bentuk tanggung jawab sosial
masyarakat lokal tetapi juga informasi perusahaan kepada masyarakat atau
yang ramah untuk masyarakat luar daerah negara, yang mana program CSR ini wajib
(Ahmad, 2013). Berdasarkan pengamatan dimiliki perusahaan level menengah
314
Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……
hingga atas. Kemudian pada tahun 2020 manusia dan teknologi (Maulana Agung
Kawasan Wisata Tani Betet kembali Pratama, 2013). Dalam pembangunan
mendapatkan CSR dari PLN UID Jawa lapak pedagang dan UMKM ini PLN UID
Timur dan dimulainya kerjasama antara Jawa Timur telah membantu
PLN UID Jawa Timur dan Kawasan pengembangan UMKM dari sisi
Wisata Tani Betet dalam sebuah pemasaran. Kemudian mengingat
pengembangan pariwisata. CSR kedua kunjungan wisata yang menurun di masa
dari PLN UID Jawa Timur peduli senilai new normal tahun 2020, sumbangan dana
Rp. 249.700.000,- yang digunakan CSR dari PLN UID Jawa Timur juga
pengelola untuk memperbaiki sarana dimanfaatkan pengelola untuk membuat
wisata yang diperlukan oleh wisatawan. sarana pencegahan penularan Covid-19
Perbaikan sarana wisata yang dilakukan yang dimaksudkan agar pengunjung
antara lain adalah memperluas lahan merasa aman dalam menikmati aktifitas
wisata, memperluas lahan parkir, dimana wisatanya. Sarana pencegahan penularan
penambahan lahan ini disesuaikan dengan Covid-19 adalah tempat cuci tangan
evaluasi tahun sebelumnya. Kemudian dengan sistem injak yang meminimalisir
juga dimanfaatkan untuk pembuatan sentuhan tangan. Berikut ditampilkan foto
gapura Kawasan Wisata Tani Betet alat cuci tangan dengan sistem injak di
dengan ditambahkan logo PLN Peduli Kawasan Wisata Tani Betet
sebagai tanda kerja sama berkelanjutan
dengan PLN UID Jawa Timur. Berikut
ditampilkan gambar gapura Kawasan
Wisata Tani Betet
315
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322
terbentuknya ide Kawasan Wisata Tani penutupan Kawasan Wisata Tani Betet
Betet tahun 2017 dibentuk juga sebuah dilakukan pengelola untuk meningkatkan
organisasi informal Pokdarwis kepuasan wisatawan saat berkunjung, agar
(Kelompok Sadar Wisata) dengan nama lebih banyak lagi wisatawan yang
Regul yang diketuai oleh Bapak Heri berkunjung di waktu mendatang sehingga
Setiawan. Nama regul diambil dari nama berdampak pula pada meningkatnya
lain hewan berang-berang yang lincah di pemasukan keuangan dari hasil kunjungan.
darat maupun di air, dengan harapan Pengelolaan keuangan Kawasan
Kawasan Wisata Tani Betet dapat Wisata Tani Betet dikelola oleh bendahara
menyesuaikan keadaan untuk tetap Pokdarwis Regul. Pemasukan keuangan
berkembang. Pokdarwis regul juga Rutin Kawasan Wisata Tani Betet
berperan sebagai pengelola Kawasan diperoleh dari hasil kunjungan wisatawan,
Wisata Tani betet yang merupakan salah pembayaran sewa lapak pedagang, karcis
satu pemangku kepentingan pariwisata parkir, dan laba penjualan hasil sayur
daerahnya, serta dibentuk dari masyarakat pertanian hidroponik. Kemudian
yang memiliki kesadaran dan kepedulian Pengeluaran rutin Kawasan Wisata Tani
tinggi akan pariwisata. Pada awal Betet adalah untuk biaya operasional
pembentukan pokdarwis regul wisata, dan menyumbang APBDes setiap
beranggotakan 34 orang, dan semakin satu tahun sekali sebesar Rp. 10.000.000,-.
berkurang setiap tahunnya karena Dalam praktiknya besaran uang senilai Rp.
hilangnya komitmen dari beberapa 10.000.000,- yang diserahkan untuk
anggota, hingga tahun 2020 hanya tersisa APBDes sendiri masih dapat diambil dan
29 orang. Pada masa pandemi saat ini digunakan kembali oleh pengelola
tidak ada pemecatan pengelola karena kawasan wisata untuk pengembangan
komitmen awal dari pembentukan wisata, karena pada dasarnya APBDes
Kawasan Wisata Tani Betet adalah untuk selayaknya digunakan untuk kepentingan
pemberdayaan masyarakat, hanya saja desa, pengembangan desa, dan
pengelolaan lapangan dilakukan secara pemberdayaan masyarakat (Winani, 2016).
bergiliran sesuai jam buka Kawasan Selain pemasukan dan pengeluaran rutin
Wisata Tani betet. Kawasan Wisata Tani Betet juga
Jam buka Kawasan Wisata Tani mendapat supply keuangan dari CSR PLN
Betet normalnya adalah mulai pukul 08.00 UID Jawa Timur secara berkelanjutan.
WIB hingga 17.00 WIB, akan tetapi pada Keberadaan CSR PLN UID Jawa
pelaksanaannya beberapa kali sering Timur ini layaknya seperti peran
menyesuaikan. Pada masa new normal Balkondes atau Balai Ekonomi Desa yang
yang menimbulkan trend baru hidup sehat telah ada dalam pengembangan desa
dikalangan masyarakat dengan bersepeda, wisata di Desa Candirejo, Kecamatan
seringkali Kawasan Wisata Tani Betet Borobudur, Kabupaten Magelang. Dalam
membuka jam kerja lebih awal pada pukul pengembangan Desa Wisata Candirejo,
06.30 WIB. Tidak hanya saat pandemi Balkondes merupakan balai ekonomi yang
Kawasan Wisata Tani Betet juga sering dibentuk BUMN dengan tujuan
membuka jam kerja lebih awal ketika mendukung peningkatan pengembangan
bekerja sama dengan beberapa Sekolah desa wisata akan tetapi segala urusannya
Dasar (SD) dan Taman Kanak-Kanak (TK) dipindah tangankan kepada pengelola atau
untuk berkunjung dalam rangka Pemerintah Desa (Hidayah, 2019). Serupa
pembelajaran dan refreshing.Tidak hanya dengan Balkondes Candirejo pemberian
pembukaan jam kerja lebih awal Kawasan CSR PLN UID Jawa Timur kepada
Wisata Tani Betet juga sering melakukan Kawasan Wisata Tani Betet juga
pengunduran jam penutupan lokasi jika memiliki kepentingan untuk
ada pengunjung yang belum puas mengembangkan kawasan wisata, akan
menikmati aktifitas wisatanya. Waktu tetapi dalam pelaksanaannya keseluruhan
yang fleksibel pada jam pembukaan dan akan dijalankan oleh pengelola Kawasan
316
Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……
Wisata Tani Betet. CSR PLN UID Jawa Selain pengelola wisata
Timur pertama diberikan kepada Kawasan masyarakat sekitar juga dapat berperan
Wisata Tani Betet adalah pada tahun 2019 dan mengambil keuntungan dengan
dan digunakan untuk mengembangkan memanfaatkan fasilitas lapak yang telah
sarana wisata dan infrastruktur. dibuat untuk berdagang kuliner atau
Selanjutnya pada tahun 2020 CSR PLN menjajakan hasil UMKM. Fasilitas lapak
UID Jawa Timur digunakan untuk dagang ini dilakukan untuk
program pertanian hidroponik, pembuatan memberdayakan masyarakat sekitar
lapak pedagang dan UMKM, pembuatan Kawasan Wisata Tani Betet yang kurang
gapura dengan logo PLN Peduli sebagai produktif seperti contohnya ibu rumah
tanda kerja sama, serta pelatihan dan tangga, hal ini dilakukan seperti halnya
sosialisasi bagi masyarakat sekitar. program di Desa Dempyong Kecamatan
Pelatihan dan sosialisasi yang dilakukan Bendungan Kabupaten Trenggalek yang
adalah pengembangan skill pengelola memberdayakan kelompok wanita tani
wisata dan seminar pemanfaatan objek sebagai pembuat olahan jantung pisang
wisata untuk para pedagang dan pelaku (Tukiman et al., 2019). Fasilitas lapak
UMKM, karena dengan adanya dapat dimanfaatkan masyarakat dengan
pengembangan skill dan penambahan cara menyewa. Pembayaran sewa lapak
pengetahuan akan memunculkan sikap ditarik setiap satu minggu sekali dengan
yang adaptif terhadap perubahan besaran biaya sewa Rp. 30.000,- yang
lingkungan serta dapat menangkap sudah termasuk uang kebersihan. Selain
manfaat ekonomi dari perkembangan pembayaran sewa masyarakat yang
lingkungan pariwisata (Hermawan, 2017a). berdagang memanfaatkan lapak juga
berkewajiban membayar biaya listrik.
5. Masyarakat/lingkungan Setiap pedagang dibebankan biaya listrik
Dalam (Suwantoro, 1997) yang berbeda sesuai alat elektronik yang
masyarakat adalah elemen penting yang digunakan, besaran biaya pada kisaran Rp.
harus dilibatkan dalam suatu 5.000,- hingga Rp. 100.000,-. Dikutip
pengembangan pariwisata, karena dalam dalam berita yang diterbitkan Dinas
prakteknya masyarakatlah yang dapat Komunikasi dan Informatika Provinsi
memberikan pelayanan kepada wisatawan Jawa Timur yang berjudul PLN Dukung
dalam memenuhi kebutuhan wisatanya. Pemberdayaan UMKM Wisata Tani Betet
Sejak awal pendirian Kawasan Wisata Kabupaten Nganjuk, meskipun lapak
Tani Betet tidak sedikitpun melalaikan harus digunakan dengan sistem sewa
peran masyarakat didalamnya dibuktikan pedagang tidak mengalami kerugian
dengan pengelola wisata yang hanya karena omzet penjualan pedagang tiap
berasal dari masyarakat asli sekitar harinya mencapai Rp. 200.000 rupiah di
Kawasan Wisata Tani Betet. Pengelola hari biasa dan mengalami peningkatan
Kawasan Wisata Tani Betet terbuka bagi hingga 100 persen pada hari libur
siapa saja yang ingin bergabung dalam (Diskominfo, 2020). Berikut ditampilkan
misi memajukan desa dan meningkatkan gambar lapak UMKM masyarakat di
perekonomian masyarakat. Dalam Kawasan Wisata Tani Betet
pengupahan tidak terdapat nominal tetap
yang akan diterima masing-masing
pengelola, karena akan disesuaikan
dengan jumlah kunjungan serta durasi
kerja masing-masing pengelola(Argiyanti,
2020). Sistem kerja pengelola Kawasan
Wisata Tani Betet yang fleksibel ini
dimaksudkan untuk merangkul seluruh
masyarakat sekitar agar dapat mengambil
keuntungan.
317
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322
318
Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……
319
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322
2. Kawasan Wisata Tani Betet harus Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa
melakukan evaluasi rutin terhadap objek Timur.
dan daya tarik wisatanya agar dapat http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/la
berinovasi lebih cepat dan lebih baik lagi, mpu-uv-tingkatkan-produktivitas-tanaman-
karena beberapa Desa di Kabupaten hidroponik
Nganjuk sedang giat mengembangkan Ekoprapti, R. H. (2019). Pusat Pelatihan Pertanian
wisata desa yang memanfaatkan potensi dan Pedesaan Swadaya (P4S) Sebagai
alam. Kelembagaan Pelatihan/Permagangan
3. Membuat branding wisata yang lebih luas Petani.
lagi dengan menjangkau media sosial http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/88
seperti membuat official account media 750/PUSAT-PELATIHAN-PERTANIAN-
sosial. Harapannya dengan adanya official DAN-PEDESAAN-SWADAYA-P4S-
account media sosial Kawasan Wisata SEBAGAI-KELEMBAGAAN-
Tani Betet dapat menginformasikan dan PELATIHAN-PERMAGANGAN-PETANI-/
mengenalkan perkembangan Kawasan Hermawan, H. (2017a). Dampak Pengembangan
Wisata Tani Betet yang telah layak Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi
dikunjungi lagi meskipun saat pandemi, Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata, III(2),
karena Kawasan Wisata Tani Betet telah 105–117.
dilengkapi dengan sarana wisata yang https://doi.org/10.31219/osf.io/xhkwv
ramah pandemi.
Hermawan, H. (2017b). Pengaruh Daya Tarik
4. Membuat jadwal piket pengelola dan
Wisata, Keselamatan dan Sarana Wisata
membuat sistem pengupahan untuk
Terhadap Kepuasan serta Dampaknya
meminimalisir pengelola yang keluar
terhadap Loyalitas Wisatawan. Jurnal Media
masuk kelompok pengelola.
Wisata, 15(1), 562–577.
https://doi.org/https://doi.org/10.36276/mws.
DAFTAR PUSTAKA
v15i1.213
Ahmad, A. (2013). The constraints of tourism
Hidayah, A. N. (2019). Balkondes Candirejo
development for a cultural heritage
Magelang Sebagai Bentuk Pengembangan
destination: The case of Kampong Ayer
Desa Wisata Yang Berkelanjutan.
(Water Village) in Brunei Darussalam.
https://doi.org/10.31227/osf.io/g6pt2
Tourism Management Perspectives, 8, 106–
113. Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun
https://doi.org/10.1016/j.tmp.2013.09.002 2009 Tentang Kepariwisataan, 2009 31
(2009).
Anggara, R. Y. (2016). Pengembangan Wisata
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2009/10
Kweden River Park Desa kweden Kecamatan
TAHUN2009UU.HTM
Ngetos kabupaten Nganjuk. Administrasi
Publik, 6. Jauhari, A. (2018). Kolaborasi Agribisnis-Wisata
“Jeruk Dau.” Antara Jatim.
Argiyanti, A. (2020). Pemanfaatan Modal Sosial
https://jatim.antaranews.com/berita/247458/k
Dalam Pengembangan Wisata Tani Betet
olaborasi-agribisnis-wisata-jeruk-dau
(Studi Kasus di Desa Betet Kecamatan
Ngronggot kabupaten Nganjuk). Kemendagri. (2020). Peraturan Menteri Dalam
https://pta.trunojoyo.ac.id/welcome/detail/16 Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
0521100050 2020 Tentang Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 di Lingkungan
Bahrudin, A. (2017). Inovasi Daerah Sektor
Pemerintah Daerah.
Pariwisata (Studi Kasus Inovasi
Pembangunan Pariwisata Kabupaten Kemenparekraf, B. (2020). Peraturan Menteri
Purworejo Jawa Tengah). Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Covid-19, G. (2020). Peta Sebaran Covid-19 di
Republik Indonesia No. 12 Tahun 2020
Indonesia. Covid19.Go.Id.
Tentang Rencana Strategis Kementerian
https://covid19.go.id/peta-sebaran
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan
Diskominfo, T. (2020). PLN Dukung Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2020.
Pemberdayaan UMKM Wisata Tani Betet 125.
Kabupaten Nganjuk. Dinas Komunikasi Dan
Liu, C., Dou, X., Li, J., & Cai, L. A. (2020).
Informatika Provinsi Jawa Timur.
Analyzing government role in rural tourism
http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/pl
development: An empirical investigation
n-dukung-pemberdayaan-umkm-wisata-tani-
from China. Journal of Rural Studies,
betet-ngajuk
79(October 2019), 177–188.
Diskominfo, T. (2021). Lampu UV Tingkatkan https://doi.org/10.1016/j.jrurstud.2020.08.046
Produktivitas Tanaman Hidroponik. Dinas
320
Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……
321
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322
322