Anda di halaman 1dari 16

Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TANI BETET DALAM MENGHADAPI ERA


NEW NORMAL DI DESA BETET KECAMATAN NGRONGGOT KABUPATEN NGANJUK

Widiartiningtyas
S1 Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
Tyas.kuswaji@gmail.com

Galih Wahyu Pradana


S1 Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya
galihpradana@unesa.ac.id

Abstrak

Adanya wabah Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 pada awal Maret tahun 2020 mendorong pemerintah
menerbitkan kebijakan-kebijakan baru yang berfokus pada penekanan jumlah penyebaran Covid-19. Kebijakan
yang dibuat menimbulkan ketidak seimbangan terhadap penerimaan dan pengeluaran APBN maupun APBD
karena difokuskan pada kegiatan-kegiatan percepatan penanganan Covid-19. Wisata dianggap mampu menjadi
sumber penerimaan daerah yang dapat dioperasikan kembali dengan menyesuaikan kondisi yang ada. Beberapa
daerah di Indonesia telah membuka kembali objek wisatanya dengan aturan khusus pada awal Juni setelah
diterapkannya kehidupan normal baru atau new normal. Kawasan Wisata Tani Betet adalah objek wisata desa
yang telah beroperasi kembali pada era new normal dan perlu dikembangkan kembali untuk menyumbangkan
penerimaan kepada desa. Pengembangan wisata menurut (Suwantoro : 1997) mempunyai beberapa unsur yaitu
Objek dan daya tarik wisata, Prasarana wisata, Sarana wisata, Tatalaksana atau Infrastruktur, Masyarakat atau
lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara observasi dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis
dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Kawasan Wisata Tani Betet telah melaksanakan unsur pengembangan wisata berupa
prasarana wisata, sarana wisata, dan dukungan masyarakat dan lingkungan yang cukup baik. Selebihnya
Kawasan Wisata Tani Betet perlu menaikkan branding media dan inovasi objek dan daya tarik wisata yang
lebih baik lagi agar mampu bersaing dengan beberapa desa lain yang sedang giat membangun wisata desa, serta
perlu penciptaan iklim kerja pengelola yang baik dengan menerapkan piket kerja yang terjadwal.
Kata kunci: Pengembangan, Pariwisata, New Normal

Abstract

The existence of the Corona Virus Disease 2019 or Covid-19 outbreak in early March 2020 prompted the
government to issue new policies that focus on reducing the spread of Covid-19. The policy created creates an
imbalance in the revenue and expenditure of the APBN and APBD because it is focused on activities to
accelerate the handling of Covid-19. Tourism is considered capable of being a source of regional revenue that
can be operated again by adjusting existing conditions. Several regions in Indonesia have reopened their tourism
objects with special regulations in early June after the implementation of the new normal life. Kawasan Wisata
Tani Betet is a village tourism object that has been operating again in the new normal era and needs to be
redeveloped to contribute revenue to the village. Tourism development according to (Suwantoro: 1997) has
several elements, namely tourist objects and attractions, tourism infrastructure, tourist facilities, management or
infrastructure, society or the environment. This study uses a descriptive method using a qualitative approach.
The data collection techniques used were observation interviews and documentation, which were then analyzed
by data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results of this study indicate
that the Kawasan Wisata Tani Betet has implemented elements of tourism development in the form of tourism
infrastructure, tourist facilities, and fairly good community and environmental support. The rest of the Kawasan
Wisata Tani Betet needs to increase media branding and object innovation and better tourist attraction in order
to be able to compete with several other villages that are actively developing village tourism, and it is necessary
to create a good working climate for managers by implementing scheduled work pickets.
Keyword : Development, Tourism, New Normal

307
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322

terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK)


PENDAHULUAN (Menparekraf, 2020).

Pada pertengahan Maret 2020 masyarakat Selain dapat meningkatkan penerimaan


Indonesia khususnya di Kota Depok Jawa Barat daerah, pariwisata juga dianggap mampu menutupi
menjadi kasus pertama terkonfirmasi Corona Virus keterpurukan ekonomi masyarakat yang
Disease 2019 atau Covid-19 di Indonesia, dan diakibatkan oleh Covid-19, karena pariwisata dapat
terdapat pertambahan kasus terkonfirmasi positif menghidupkan kembali aktivitas ekonomi di
setiap harinya. Hingga satu minggu setelah kasus
sekitarnya. Sejalan dengan misi rencana strategis
pertama pertambahan kasus Covid-19 di Indonesia
kementerian pariwisata tahun 2020-2024 yaitu
sudah mencapai 69, dengan rincian pasien positif melalui pengoptimalisasian pengelolaan pariwisata
sebanyak 63 kasus, sembuh sebanyak 2 kasus, dan dan ekonomi kreatif dapat menjadikan pariwisata
pasien meninggal sebanyak 4 kasus(Covid-19,
sebagai benteng pertahanan ekonomi disaat
2020). Bertambah banyaknya kasus terkonfirmasi
pandemi karena dapat semakin memperkuat
positif Covid-19 menjadikan pemerintah struktur ekonomi nasional yang produktif, berdaya
mengambil kebijakan untuk menekan angka saing dan mandiri (Kemenparekraf, 2020). Visi
penyebaran hal ini sesuai dengan Permendagri dalam rencana strategis kementerian pariwisata
Nomor 20 Tahun 2020 Tentang Percepatan tahun 2020-2024 adalah Terciptanya pariwisata dan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 di ekonomi kreatif Indonesia yang mengedepankan
Lingkungan Pemerintah Daerah bahwa dengan budaya lokal, maju, berkelanjutan dan berdaya
langkah yang cepat, tepat, fokus, terpadu dan saing (Kemenparekraf, 2020). Berdasar visi
menjalin sinergitas antar pemerintah daerah adalah kementerian pariwisata tersebut dapat diartikan
langkah percepatan penenganan Covid-19
bahwa pengembangan pariwisata dapat dilakukan
(Kemendagri, 2020). Kebijakan yang diambil
dari lini paling bawah yaitu pada pemerintahan
pemerintah menyebabkan ketidakstabilan daerah
pengalokasian APBN dan APBD, karena adanya
pengalihan anggaran yang difokuskan kepada Beberapa daerah di Indonesia telah
kegiatan yang bersifat mempercepat penanganan membuka kembali objek wisatanya pada awal Juni
Covid-19. Pengalihan fokus anggaran ini sesuai setelah diterapkannya kehidupan normal baru atau
dengan Inpres No. 4 Tahun 2020 tentang new normal. New normal adalah masa perubahan
Refocusing Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal
Pengadaan Barang dan Jasa dalam Rangka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Sumartiningtyas, 2020). Pembukaan kembali
2019 (Covid-19)(Presiden et al., 2020). objek wisata akan dibarengi dengan beberapa
aturan-aturan tambahan sebagai upaya adaptasi
Selama fokus kebijakan pemerintah
untuk tetap menekan angka penyebaran Covid-19.
terpusat pada percepatan penanganan Covid-19 Dalam sebuah usaha pariwisata pada masa New
jumlah pengeluaran daerah untuk kesehatan Normal ini dibutuhkan upaya adaptasi yang dapat
berbanding terbalik dengan jumlah penerimaan
menggali potensi sektor wisata, karena harus
daerah. Wisata dianggap mampu menjadi sumber
disadari bahwa kemampuan beradaptasi yang
penerimaan daerah yang dapat dioperasikan rendah untuk pembaruan teknik dalam pengelolaan
kembali sesuai dengan prioritas Kementerian produk pariwisata dapat menyebabkan banyak
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang tertuang ketertinggalan, dan sebaliknya kehandalan dalam
dalam Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 Tentang bersaing menunjukkan fleksibilitas yang baik
Tindak Lanjut Himbauan Pencegahan Penyebaran dalam sebuah organisasi pengelola pariwisata
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yaitu, (Martina & Adimulya, 2013). Inovasi pariwisata
prioritas ketika Pemerintah pusat telah menyatakan dalam rangka mengadaptasi perkembangan dapat
pandemi selesai adalah melindungi kesehatan, sangat luas dilakukan karena menurut
keselamatan seluruh lapisan masyarakat, pemulihan Swarbrooke:1996 dalam (Yoeti, 2008) dalam
sektor ekonomi pariwisata serta ekonomi kreatif,
bukunya perencanaan dan pengembangan
sehigga dapat menjamin ketahanan ekonomi
pariwisata, pengembangan pariwisata merupakan
pariwisata dan ekonomi kreatif serta dapat sebuah susunan upaya guna mewujudkan
mengupayakan secara maksimal agar tidak keterpaduan memanfaatkan berbagai macam

308
Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……

sumberdaya pariwisata dengan mengintegrasikan Dengan adanya UU No. 6 Tahun 2014 Tentang
dengan aspek diluar pariwisata yang berkaitan Desa, menjadikan payung hukum yang nyata bagi
dengan kelangsungan pengembangan pariwisata pemerintah desa untuk memaksimalkan potensi
baik langsung ataupun tidak langsung. Aturan alamnya. Artinya dalam UU No. 6 Tahun 2014,
tambahan sebagai upaya adaptasi yang diterapkan desa mempunyai hak penuh atas daerahnya tanpa
dalam mengunjungi objek wisata, yaitu dengan campur tangan pemerintah pusat yang amat berarti.
tetap memakai masker dan menjaga jarak minimal Seperti halnya pada masa pandemi Covid-19 yang
satu meter dengan orang lain. Aturan –aturan terjadi, pemerintah desa dapat mengoptimalkan
tambahan yang dibuat dimaksudkan untuk potensi desanya guna menaikkan penerimaan
menyiapkan daya dukung lingkungan agar kegiatan daerah dengan membangun atau mengembangkan
pariwisata tetap berjalan dengan kondusif, karena pariwisata. Pemerintah desa sangat berperan
momentum new normal adalah saat yang tepat penting dalam pengembangan pariwisata pedesaan.
untuk mulai melangkah memperbaiki keterpurukan Menurut penelitian Chunyan Liu dan kawan-kawan
ekonomi (Rudiyanto & Sugiarto, 2020). yang berjudul Analyzing government role in rural
tourism development: An empirical investigation
Menurut Pemerintah Provinsi Jawa Timur from China bahwa Pemerintah Pusat China
dalam (Ulya, 2019) tujuan Rencana Pembangunan berperan sebagai pembimbing dan pengarah
Jangka Panjang Provinsi (RPJPP) Jawa Timur pengembangan pariwisata pedesaan, dan
tahun 2005-2025 adalah menjadikan Provinsi Jawa pemerintah lokal atau pemerintah daerah berperan
Timur sebagai inti agrobisnis terdepan, secara langsung mengenai strategi dan praktik
berkelanjutan, serta berdaya saing global. pariwisata dengan berkoordinasi langsung kepada
Agrobisnis yang dimaksudkan adalah pengelola bisnis dan penduduk(Liu et al., 2020).
pengembangan kawasan tertentu yang berdasarkan Hasil yang didapatkan dari pemetaan peran
asas pertanian yang menjadikan kawasan tersebut pemerintah pusat dan pemerintah lokal di China
sebagai kota agropolitan. Agrobisnis adalah kurang efektif, karena terjadi sistem
diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu otoritarian vertical.
agrobisnis perkebunan, agrobisnis holtikultura,
agrobisnis tanaman pangan, dan agrobisnis Adanya payung hukum yang jelas untuk
perhutanan. Dengan begitu setiap daerah di mengembangkan kawasan wisata menjadikan
Provinsi Jawa Timur dapat menciptakan kawasan sebagian besar dari 284 desa di Kabupaten Nganjuk
agrowisata sesuai dengan sumber daya alam yang berlomba-lomba membuka kawasan wisata baru.
dimiliki. Pada awal tahun 2019 beberapa daerah di Menurut Agus Bahrudin dalam tulisannya Inovasi
wilayah Provinsi Jawa Timur sudah diakui sebagai Daerah Sektor Wisata, Inovasi pariwisata menjadi
kawasan agropolitan yang mana diantaranya adalah suatu hal yang penting yang harus dilakukan suatu
Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Mojokerjo, daerah guna menjadikan pemrintah membawa
Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Ngawi, manfaat dalam melakukan pembangunan dan
Kabupaten Pasuruan, kabupaten Madura, menggali potensi pendapatan daerahnya(Bahrudin,
Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Jombang. 2017). Kawasan wisata di Kabupaten Nganjuk
Diharapkan tahun 2020 status daerah di Jawa didominasi dengan jenis kawasan wisata yang
Timur sebagai kawasan agropolitan semakin menyuguhkan spot foto dan tempat bersantai untuk
bertambah pada beberapa kabupaten dengan basis menikmati pesona alam, sehingga terkesan
pertanian, seperti contohnya di kabupaten Nganjuk. monoton dan kurang menarik, diperlukan
perombakan konsep sehingga dapat menarik minat
Kabupaten Nganjuk adalah salah satu wisatawan untuk berkunjung. Inovasi wisata
kabupaten di Indonesia yang sedang giat dengan konsep agribisnis seharusnya dapat
melakukan pengembangan pariwisata yang diterapkan di Kabupaten Nganjuk karena kekayaan
memanfaatkan potensi sumber daya alam. Berada alamnya, hal ini serupa dengan kolaborasi
pada rata-rata ketinggian 60-140 mdpl menjadikan agribisnis-wisata Jeruk Dau di Desa Selorejo,
Kabupaten Nganjuk memiliki potensi cukup besar Kecamatan Dau, Kabupaten Malang(Jauhari, 2018).
pada sektor pertanian. Kondisi lahan pertanian Wisata Jeruk Dau yang berada di Kabupaten
yang asri dan masih adanya lahan kosong Malang ini mengkolaborasikan daya tarik
menumbuhkan sebuah ide masyarakat untuk pemandangan gunung semeru, gunung arjuna dan
membuat kawasan wisata baru khususnya wisata. gunung kawi dengan komoditas buah jeruk yang

309
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322

ada, hal semacam ini dapat menjadi inspirasi bagi METODE


desa di Kabupaten Nganjuk untuk menegaskan dan
menumbuhkan identitas wisata desanya. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian metode deskriptif dengan menggunakan
Desa Betet adalah salah satu desa di pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah
Kabupaten Nganjuk yang mengembangkan metode yang digunakan untuk menggambarkan
kawasan wisata bertajuk “Tani Betet” berangkat atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
dari ide alih fungsi lahan pertanian yang minim digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih
manfaat untuk dijadikan kawasan wisata, dan luas(Sugiyono, 2014). Sedangkan penelitian
dirintis sejak tahun 2017 oleh Kepala Desa. kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
Kawasan Wisata Tani Betet ini sama halnya memahami fenomena tentang apa yang dialami
dengan Objek Wisata Kweden River Park di Desa oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,
Kweden, Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk motivasi, tindakan dengan cara deskripsi dalam
yang memanfaatkan sumber daya alam dengan bentuk kata-kata dan bahasa(Moleong, 2012).
dikelola dan dikembangkan oleh pemerintah dan
didukung oleh masyarakat setempat(Anggara, Sumber data yang digunakan adalah data
2016). Kawasan Wisata Tani Betet mengusung primer dan sekunder dengan teknik pengumpulan
konsep wisata outdoor yang cocok untuk kalangan data wawancara, observasi dan dokumentasi.
muda, anak-anak, bahkan keluarga. Wahana air, Dalam menggali data teknik pemilihan informan
spot foto lahan pertanian, dan tempat bersantai yang digunakan adalah teknik purposive sampling,
menjadi bagian besar dari tubuh Wisata Tani Betet. dimana dalam purposive sampling pemilihan
Alasan yang menjadikan Kawasan Wisata Tani sampel dipilih dengan pertimbangan
Betet layak untuk dikembangkan adalah sudah tertentu(Sugiyono, 2014). Dalam penelitian
dikenalnya Kawasan Wisata Tani Betet oleh mengenai pengembangan kawasan Wisata Tani
masyarakat sekitar dan merupakan objek wisata Betet ini maka dipilih beberapa orang yang
desa yang terhitung berdiri lebih awal daripada berperan penting dalam pendirian ataupun
wisata desa lainnya. Selain telah dikenal pengelolaan Kawasan Wisata Tani Betet, yaitu
masyarakat, Kawasan Wisata Tani Betet juga telah antara lain Ibu Suhartini selaku Kepala Desa Betet,
mendapat beberapa perhatian dari berbagai Bapak Ahmad Syaiku selaku Kepala Dusun Betet
lembaga yang ingin bekerjasama baik BUMN sekaligus penemu ide pertama Kawasan Wisata
ataupun lembaga swasta lainnya. Dibalik nama Tani betet, dan Bapak Heri Setiawan selaku Ketua
yang telah besar di daerahnya, Kawasan Wisata Pengelola Kawasan Wisata Tani Betet. Kemudian
Tani Betet memiliki keterbatasan untuk berinovasi teknik analisis data yang digunakan berupa
karena dari awal berdirinya tahun 2017 hingga pengumpulan data yang selanjutnya reduksi atau
tahun 2020 Kawasan Wisata Tani Betet dikenal dirangkum untuk memilah data pokok, penyajian
masyarakat hanya sebatas taman di area data dan terakhir berupa penarikan kesimpulan.
persawahan yang asri untuk refreshing dan
menikmati wahana air. Berdasarkan rencana Fokus penelitian pada penelitian ini adalah
keberlanjutan, Wisata Tani Betet akan dikelola dan menganalisis tentang bagaimana Pengembangan
dikembangkan lebih pesat dengan menambah Kawasan Wisata Tani Betet dalam menghadapi Era
wahana seperti petik sayur, kolam renang, dan New Normal di Desa Betet Kecamatan Ngronggot,
pembukaan kios makanan tradisional. Menjadi desa Kabupaten Nganjuk dengan berfokus pada unsur-
yang memulai membuka kembali kawasan wisata unsur dalam pengembangan wisata menurut
pada masa New Normal menjadikan tantangan (Suwantoro, 1997) yaitu :
tersendiri untuk tetap mengembangkankan arah
1. Objek dan daya tarik wisata,
sayap pariwisatanya. Berdasarkan latar belakang
Objek dan daya tarik wisata juga
tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
disebut sebagai objek wisata yang merupakan
penelitian yang berjudul ; Pengembangan
pendorong kehadiran wisatawan untuk
Kawasan Wisata Tani Betet Dalam Menghadapi
berkunjung. Pada umumnya daya tarik wisata
Era New Normal Di Desa Betet Kecamatan
sangat penting kedudukannya dan harus
Ngronggot Kabupaten Nganjuk.
dikelola secara baik untuk tetap menarik
minat wisatawan. Klasifikasi objek dan daya

310
Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……

tarik wisata antara lain adalah jenis objek perekonomian masyarakat. Awal dari berdirinya
wisata, ciri khas objek wisata, dan arah Kawasan Wisata Tani Betet adalah karena adanya
pengembangan objek wisata. kontrak perjanjian antara Pemerintah Desa dengan
2. Prasarana wisata, Perusahaan Pabrik Gula Meridjan (PG-Meridjan)
Prasarana wisata merupakan sumber pada tahun 2016. Perjanjian antara Pemerintah
daya alam maupun sumber daya buatan hasil Desa dan PG Meridjan tersebut berisi kesepakatan
karya manusia yang mutlak dibutuhkan bahwa Pemerintah Desa bersedia menyediakan
wisatawan dalam mengakses tujuan wisata. lahan seluas 10 hektar untuk penanaman tebu dan
Untuk kesiapan objek-objek wisata yang akan pihak PG Meridjan bersedia menormalisasi sungai
dikunjungi oleh para wisatawan , prasarana untuk irigasi sawah yang sebelumnya mengalami
wisata tersebut perlu dibangun dengan pendangkalan. Normalisasi sungai dilakukan
disesuaikan lokasi dan kondisi objek sepanjang 2,5 kilometer aliran, dengan lebar awal 1
wisatanya. Klasifikasi umum prasarana wisata meter menjadi 6 meter (Nur, 2019). Kemudian
antara lain adalah ketersediaan jalan, jaringan ketika tahun 2017 Ahmad Syaikhu selaku Kepala
telekomunikasi, kebutuhan kelengkapan Dusun Betet mempunyai sebuah ide untuk
transportasi seperti terminal ataupun penyedia menciptakan objek wisata dari aliran sungai irigasi.
bahan bakar (SPBU). Ide kawasan wisata tersebut diresmikan dengan
3. Sarana wisata, tajuk Kawasan Wisata Tani Betet yang
Sarana wisata adalah kelengkapan memanfaatkan aliran sungai irigasi sebagai tempat
daerah wisata yang dibutuhkan objek wisata refreshing tanpa mengubah fungsinya. Pendirian
untuk melayani wisatawan dalam rangka awal Kawasan Wisata Tani Betet mendapat aliran
menikmati kegiatan wisatanya. Klasifikasi dana dari BUMDes Desa Betet senilai Rp.
umum sarana wisata antara lain adalah 30.000.000,- yang diserahkan kepada kelompok
ketersediaan tempat ibadah, rumah makan, pengelola. Pendirian Kawasan Wisata Tani Betet
toilet, serta kawasan wisata yang nyaman. juga didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup
4. Tata laksana atau Infrastruktur, Kabupaten Nganjuk yang ditunjukkan dengan
Infrastruktur merupakan situasi yang adanya sumbangan berupa bibit pohon dan bunga
mendukung fungsi sarana dan prasarana untuk ditanam di pinggiran sungai. Seiring waktu
dalam objek wisata , berupa sistem Kawasan Wisata Tani Betet semakin berkembang
pengaturan maupun bangunan fisik diatas dan banyak dikenal oleh masyarakat baik dari
permukaan tanah dan dibawah tanah. dalam atau dari luar Desa Betet. Berikut
Klasifikasi tata laksana atau infrastruktur ditampilkan gambar aliran sungai yang telah
antara lain adalah sistem kelola dan dinormalisasi dan diubah menjadi Kawasan Wisata
kelembagaan objek wisata, payung hukum Tani Betet.
objek wisata, serta pengelolaan lahan objek
wisata.
5. Masyarakat atau lingkungan.
Masyarakat adalah penduduk dalam
lingkungan sekitar objek wisata dimana juga
memegang peran penting dalam suatu peran
pengembangan wisata, karena masyarakat dan
lingkungan akan bersinggungan langsung
dengan proses pengembangan pariwisata.
Klasifikasi unsur masyarakat dan lingkungan
antara lain adalah respon dan dampak yang
timbul terhadap masyarakat karena adanya
objek wisata.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 1. Aliran sungai Kawasan Wisata Tani
Kawasan Wisata Tani Betet merupakan
Betet tampak dari atas
salah satu wisata desa yang dibangun dengan
(Sumber : Google maps)
tujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan

311
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322

Pada masa pandemi saat ini Kawasan untuk melintasi saluran irigasi yang
Wisata Tani Betet sempat beberapa kali melakukan dikelilingi oleh persawahan.
penutupan semestara untuk mencegah Perkembangan objek dan daya tarik wisata
meningkatnya kunjungan dan persebaran Covid-19. di Kawasan Wisata Tani Betet ini semakin
Penutupan pertama dilakukan ketika terdapat kasus meningkat tiap tahunnya. Berikut hasil
Covid-19 pertama di Indonesia pada bulan Maret wawancara dengan Bapak Heri Setiawan
2020, Kedua saat meningkatnya persebaran Covid- selaku ketua pengelola wisata yang
19 pada bulan Agustus hingga September 2020, ditampilkan dalam bentuk tabel
dan ketiga saat masa libur natal dan tahun baru. perkembangan objek dan daya tarik wisata
Penutupan Kawasan Wisata Tani Betet dalam di Kawasan Wisata Tani Betet mulai
rangka menghindari kunjungan wisatawan pada tahun 2017 hingga 2020, serta beberapa
libur natal dan tahun baru dimulai tanggal 24 foto objek dan daya tarik wisatanya.
Desember 2020 hingga tanggal 4 Januari 2021
(Yos, 2020), penutupan ini dilakukan sesuai Tabel Perkembangan Objek dan daya
dengan anjuran Bupati Nganjuk melalui Surat tarik Kawasan Wisata Tani Betet
edaran (SE Bupati Nganjuk Nomor :
440/3362/411.010/2020 Tentang Penegakan
Disiplin Pelaksanaan Protokol Kesehatan Untuk Tahun Perkembangan Wisata
Pengendalian Persebaran Covid-19 Di Kabupaten
Nganjuk, 2020). Beberapa kali ditutupnya Kawasan 2017 a. Penanaman pohon dan
Wisata Tani Betet menimbulkan dampak bunga di pinggiran sungai
menurunnya tingkat kunjungan wisata meskipun b. Pembuatan rumah pohon
Objek wisata telah dibuka kembali, hal ini menjadi
2018 a. Penanaman pohon dan
tantangan tersendiri untuk Kawasan Wisata Tani
bunga di pinggiran sungai
Betet dalam mengembalikan kembali eksistensinya b. Pembuatan wahana air
di dunia pariwisata. Salah satu cara yang dapat berupa sepeda air
diambil pengelola Kawasan Wisata Tani Betet sebanyak 1 unit, dan
untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan perahu sebanyak 3 unit
pengembangan kembali kawasan wisata untuk
menarik minat wisatawan. Guna mengoptimalkan 2019 a.
Pembuatan gubuk dan
pengembangan wisata untuk kembali menarik tempat duduk untuk
minat wisatawan, peneliti akan menganalisis bersantai
b. Penambahan wahana air
tentang unsur-unsur apakah yang harus diterapkan
berupa sepeda air
dalam Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet sebanyak 5 unit dan
menurut Suwantoro (1997), yaitu : perahu sebanyak 2 unit
c. Penanaman pohon
1. Objek dan daya tarik wisata 2020 a. Penambahan wahana air
Objek dan daya tarik wisata berupa perahu sebanyak 4
adalah segala sesuatu yang unik, indah unit
yang memiliki nilai keanekaragaman baik Sumber : Data olahan peneliti tahun 2021
alam, budaya, atau buatan manusia yang
menjadi tujuan kunjungan wisatawan
(Undang-Undang Republik Indonesia No.
10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan,
2009). Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan peneliti,
Kawasan Wisata Tani Betet berfokus pada
penyuguhan tempat swafoto dan wahana
air. Objek swafoto yang ditawarkan di
Kawasan Wisata Tani Betet bertemakan
pemandangan khas pedesaan yang hijau
dan asri, sedangkan wahana air yang
disediakan berupa perahu dan sepeda air

312
Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……

Tidak hanya penambahan objek


dan daya tarik wisata setiap tahunnya,
pengelola Kawasan Wisata Tani Betet
juga memperhatikan kebersihan
lingkungan dan kelayakan objek wisata
yang disediakan. Perhatian terhadap
kebersihan lingkungan ditunjukkan
dengan adanya petugas kebersihan dan
penyediaan tempat sampah organik dan
anorganik , karena kebersihan akan
berdampak pada jumlah kunjungan
wisatawan. Salah satu bukti sedikitnya
kunjungan wisata akibat kualitas
kebersihan lingkungan yang rendah adalah
pada Desa Wisata Kutoharjo, Kabupaten
Kendal Jawa Tengah yang notabene
adalah sebagai kawasan kumuh pada
musim tertentu (Sesotyaningtyas & Manaf,
Gambar 2. Sepeda air (objek dan daya 2015). Kemudian untuk kelayakan objek
tarik wisata Kawasan Wisata Tani wisata yang disediakan ditunjukkan
Betet) dengan pengecekan kualitas yang
(Sumber:Dokumen peneliti tahun 2021) dilakukan dengan pengamatan harian,
karena objek dan daya tarik wisata yang
nyaman, aman dan memenuhi standar
keselamatan adalah poin terpenting dalam
menarik minat wisatawan (Ahmad, 2013).
Perhatian pengelola yang terpusat
hanya kepada objek swafoto, wahana air,
dan kebersihan objek wisata menjadikan
Kawasan Wisata Tani Betet terkesan
stagnan karena tidak adanya inovasi yang
dimunculkan. Pada tahun 2020 pengelola
objek wisata mendapatkan evaluasi,
masukan, dan pelatihan dari konsultan
Gambar 3. Perahu (objek dan daya
yang didatangkan oleh PLN UID Jawa
tarik wisata Kawasan Wisata Tani Betet)
Timur yang bekerjasama dengan
(Sumber:Dokumen peneliti tahun 2021)
pengelola Kawasan Wisata Tani Betet.
Salah satu evaluasi penting yang
didapatkan yaitu kurangnya objek dan
daya tarik wisata yang mencerminkan
tajuk wisata, yaitu Kawasan Wisata Tani
Betet, sehingga mulai tahun 2020
Kawasan Wisata Tani Betet menggandeng
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan
Swadaya Buana Lestari atau P4S Buana
Lestari untuk membuat objek wisata
edukasi berupa pembuatan green house
Gambar 4. Salah satu objek swafoto tanaman hidroponik. Pusat Pelatihan
(objek dan daya tarik wisata Kawasan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S)
Wisata Tani Betet) Buana Lestari merupakan suatu institusi
(Sumber:Google maps) pelatihan pertanian dan pedesaan yang
dimiliki, didirikan serta dikelola oleh

313
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322

petani untuk membentuk sumber daya dan wawacara yang dilakukan peneliti
manusia yang kompeten dalam dunia informasi lokasi wisata sudah disiapkan
pertanian melalui pelatihan dan praktek sejak awal pembukaan Kawasan Wisata
kerja pada petani atau masyarakat guna Tani Betet yaitu tahun 2017. Untuk
menciptakan peran aktif secara langsung wisatawan dari Kecamatan Ngronggot
dalam pengembangan pertanian dan sekitarnya dalam mengakses Kawasan
(Ekoprapti, 2019). Kemudian Wisata Tani Betet pengelola telah
keberlanjutan untuk tahun 2021 peta menyediakan petunjuk arah dalam lingkup
rencana pengelolaan Kawasan Wisata desa. Kemudian untuk wisatawan dari luar
Tani Betet adalah menambah taman yang Kabupaten Nganjuk seperti wisatawan
dilengkapi dengan gazebo,adanya dari Kediri, Sidoarjo, Jombang
beberapa objek dan daya tarik wisata baru dimudahkan dengan adanya jaringan
ini juga dijadikan strategi awal untuk telekomunikasi berupa akses lokasi wisata
menarik minat wisatawan pada yang sudah terinput di Google maps.
pembukaan kembali objek wisata di era Kondisi jalan untuk menuju
new normal. Berdasarkan observasi pada Kawasan Wisata Tani Betet berada dalam
bulan Februari 2021 penambahan taman kondisi yang baik karena termasuk jalan
yang dilengkapi dengan gazebo telah penghubung antar desa dan menjadi
berada dalam proses pengerjaan, dan perhatian pemerintah desa. Lokasi
berikut ditambilkan foto air mancur di Kawasan Wisata Tani Betet yang sedikit
taman yang belum dapat difungsikan masuk ke dalam juga dipermudah dengan
karena masih dalam proses pengerjaan. ditandai sebuah gapura yang dibangung di
depan gang dengan branding “Kawasan
Wisata Tani Betet”

3. Sarana wisata
Sarana wisata atau fasilitas
wisata merupakan bagian dari destinasi
wisata yang memungkinkan wisatawan
memenuhi kebutuhan dan menikmati
kegiatan wisatanya (Hermawan, 2017b).
Kelayakan sarana wisata di dalam
Gambar 5. Air mancur di taman yang Kawasan Wisata Tani Betet ini di-upgrade
belum berfungsi karena dalam proses secara perlahan setiap tahunnya sesuai
pengerjaan dengan kebutuhan. Berdasarkan
(Sumber : Dokumentasi peneliti tahun wawancara yang dilakukan dengan Bapak
2021) Ahmad Syaiku selaku Kepala Dusun dan
pemilik ide pertama pendirian Kawasan
2. Prasarana wisata Wisata Tani Betet, pada awal pendirian
Menurut (Suwantoro, 1997) Kawasan Wisata Tani Betet lahan yang
Prasarana wisata merupakan sumber daya tersedia sangat sempit dan belum ada
alam maupun sumber daya buatan hasil sekat antara lahan pertanian dan lahan
karya manusia yang mutlak dibutuhkan wisata. Pada tahun 2019 Kawasan Wisata
wisatawan dalam mengakses tujuan wisata. Tani Betet mendapatkan CSR atau
Kemudahan akses untuk menjangkau Corporate Social Responsibility dari PLN
objek wisata juga merupakan faktor UID Jawa Timur sebesar Rp. 75.000.000,-
penting dalam sebuah pengembangan untuk pembangunan toilet dan mushola.
pariwisata, diantaranya adalah akses CSR atau Corporate Social Responsibility
informasi, bukan hanya informasi untuk adalah suatu bentuk tanggung jawab sosial
masyarakat lokal tetapi juga informasi perusahaan kepada masyarakat atau
yang ramah untuk masyarakat luar daerah negara, yang mana program CSR ini wajib
(Ahmad, 2013). Berdasarkan pengamatan dimiliki perusahaan level menengah

314
Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……

hingga atas. Kemudian pada tahun 2020 manusia dan teknologi (Maulana Agung
Kawasan Wisata Tani Betet kembali Pratama, 2013). Dalam pembangunan
mendapatkan CSR dari PLN UID Jawa lapak pedagang dan UMKM ini PLN UID
Timur dan dimulainya kerjasama antara Jawa Timur telah membantu
PLN UID Jawa Timur dan Kawasan pengembangan UMKM dari sisi
Wisata Tani Betet dalam sebuah pemasaran. Kemudian mengingat
pengembangan pariwisata. CSR kedua kunjungan wisata yang menurun di masa
dari PLN UID Jawa Timur peduli senilai new normal tahun 2020, sumbangan dana
Rp. 249.700.000,- yang digunakan CSR dari PLN UID Jawa Timur juga
pengelola untuk memperbaiki sarana dimanfaatkan pengelola untuk membuat
wisata yang diperlukan oleh wisatawan. sarana pencegahan penularan Covid-19
Perbaikan sarana wisata yang dilakukan yang dimaksudkan agar pengunjung
antara lain adalah memperluas lahan merasa aman dalam menikmati aktifitas
wisata, memperluas lahan parkir, dimana wisatanya. Sarana pencegahan penularan
penambahan lahan ini disesuaikan dengan Covid-19 adalah tempat cuci tangan
evaluasi tahun sebelumnya. Kemudian dengan sistem injak yang meminimalisir
juga dimanfaatkan untuk pembuatan sentuhan tangan. Berikut ditampilkan foto
gapura Kawasan Wisata Tani Betet alat cuci tangan dengan sistem injak di
dengan ditambahkan logo PLN Peduli Kawasan Wisata Tani Betet
sebagai tanda kerja sama berkelanjutan
dengan PLN UID Jawa Timur. Berikut
ditampilkan gambar gapura Kawasan
Wisata Tani Betet

Gambar 6. Gapura Kawasan Wisata


tani Betet dengan logo PLN Peduli
(Sumber:dokumen peneliti tahun 2021)
Gambar 7. Alat cuci tangan dengan
Selain untuk membangun sarana
sistem injak
yang berkaitan dengan objek wisata dana
(Sumber:Dokumen peneliti tahun 2021)
CSR PLN UID Jawa Timur juga
dimanfaatkan untuk pembangunan lapak
4. Tata laksana/infrastruktur
pedagang dan UMKM yang dapat
Menurut (Suwantoro, 1997) tata
memaksimalkan kenyamanan pengunjung
laksana/infrastruktur adalah situasi yang
dalam wisatanya. Alasan lain dibangunnya
mendukung fungsi sarana dan prasarana
lapak pedagang dan UMKM di area
dalam objek wisata , berupa sistem
Kawasan Wisata Tani Betet adalah karena
pengaturan maupun bangunan fisik diatas
adanya tanggung jawab sosial BUMN
permukaan tanah dan dibawah tanah.
untuk membantu pemberdayaan dan
Sistem tata laksana dan pengelolaan
pengembangan UMKM, yang mana dalam
Kawasan Wisata Tani Betet sepenuhnya
pengembangan UMKM sering kali
dilakukan oleh warga, khususnya warga
terdapat hambatan internal berupa
RW 1 Dusun Betet. Pada awal
pemasaran, permodalan, sumber daya

315
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322

terbentuknya ide Kawasan Wisata Tani penutupan Kawasan Wisata Tani Betet
Betet tahun 2017 dibentuk juga sebuah dilakukan pengelola untuk meningkatkan
organisasi informal Pokdarwis kepuasan wisatawan saat berkunjung, agar
(Kelompok Sadar Wisata) dengan nama lebih banyak lagi wisatawan yang
Regul yang diketuai oleh Bapak Heri berkunjung di waktu mendatang sehingga
Setiawan. Nama regul diambil dari nama berdampak pula pada meningkatnya
lain hewan berang-berang yang lincah di pemasukan keuangan dari hasil kunjungan.
darat maupun di air, dengan harapan Pengelolaan keuangan Kawasan
Kawasan Wisata Tani Betet dapat Wisata Tani Betet dikelola oleh bendahara
menyesuaikan keadaan untuk tetap Pokdarwis Regul. Pemasukan keuangan
berkembang. Pokdarwis regul juga Rutin Kawasan Wisata Tani Betet
berperan sebagai pengelola Kawasan diperoleh dari hasil kunjungan wisatawan,
Wisata Tani betet yang merupakan salah pembayaran sewa lapak pedagang, karcis
satu pemangku kepentingan pariwisata parkir, dan laba penjualan hasil sayur
daerahnya, serta dibentuk dari masyarakat pertanian hidroponik. Kemudian
yang memiliki kesadaran dan kepedulian Pengeluaran rutin Kawasan Wisata Tani
tinggi akan pariwisata. Pada awal Betet adalah untuk biaya operasional
pembentukan pokdarwis regul wisata, dan menyumbang APBDes setiap
beranggotakan 34 orang, dan semakin satu tahun sekali sebesar Rp. 10.000.000,-.
berkurang setiap tahunnya karena Dalam praktiknya besaran uang senilai Rp.
hilangnya komitmen dari beberapa 10.000.000,- yang diserahkan untuk
anggota, hingga tahun 2020 hanya tersisa APBDes sendiri masih dapat diambil dan
29 orang. Pada masa pandemi saat ini digunakan kembali oleh pengelola
tidak ada pemecatan pengelola karena kawasan wisata untuk pengembangan
komitmen awal dari pembentukan wisata, karena pada dasarnya APBDes
Kawasan Wisata Tani Betet adalah untuk selayaknya digunakan untuk kepentingan
pemberdayaan masyarakat, hanya saja desa, pengembangan desa, dan
pengelolaan lapangan dilakukan secara pemberdayaan masyarakat (Winani, 2016).
bergiliran sesuai jam buka Kawasan Selain pemasukan dan pengeluaran rutin
Wisata Tani betet. Kawasan Wisata Tani Betet juga
Jam buka Kawasan Wisata Tani mendapat supply keuangan dari CSR PLN
Betet normalnya adalah mulai pukul 08.00 UID Jawa Timur secara berkelanjutan.
WIB hingga 17.00 WIB, akan tetapi pada Keberadaan CSR PLN UID Jawa
pelaksanaannya beberapa kali sering Timur ini layaknya seperti peran
menyesuaikan. Pada masa new normal Balkondes atau Balai Ekonomi Desa yang
yang menimbulkan trend baru hidup sehat telah ada dalam pengembangan desa
dikalangan masyarakat dengan bersepeda, wisata di Desa Candirejo, Kecamatan
seringkali Kawasan Wisata Tani Betet Borobudur, Kabupaten Magelang. Dalam
membuka jam kerja lebih awal pada pukul pengembangan Desa Wisata Candirejo,
06.30 WIB. Tidak hanya saat pandemi Balkondes merupakan balai ekonomi yang
Kawasan Wisata Tani Betet juga sering dibentuk BUMN dengan tujuan
membuka jam kerja lebih awal ketika mendukung peningkatan pengembangan
bekerja sama dengan beberapa Sekolah desa wisata akan tetapi segala urusannya
Dasar (SD) dan Taman Kanak-Kanak (TK) dipindah tangankan kepada pengelola atau
untuk berkunjung dalam rangka Pemerintah Desa (Hidayah, 2019). Serupa
pembelajaran dan refreshing.Tidak hanya dengan Balkondes Candirejo pemberian
pembukaan jam kerja lebih awal Kawasan CSR PLN UID Jawa Timur kepada
Wisata Tani Betet juga sering melakukan Kawasan Wisata Tani Betet juga
pengunduran jam penutupan lokasi jika memiliki kepentingan untuk
ada pengunjung yang belum puas mengembangkan kawasan wisata, akan
menikmati aktifitas wisatanya. Waktu tetapi dalam pelaksanaannya keseluruhan
yang fleksibel pada jam pembukaan dan akan dijalankan oleh pengelola Kawasan

316
Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……

Wisata Tani Betet. CSR PLN UID Jawa Selain pengelola wisata
Timur pertama diberikan kepada Kawasan masyarakat sekitar juga dapat berperan
Wisata Tani Betet adalah pada tahun 2019 dan mengambil keuntungan dengan
dan digunakan untuk mengembangkan memanfaatkan fasilitas lapak yang telah
sarana wisata dan infrastruktur. dibuat untuk berdagang kuliner atau
Selanjutnya pada tahun 2020 CSR PLN menjajakan hasil UMKM. Fasilitas lapak
UID Jawa Timur digunakan untuk dagang ini dilakukan untuk
program pertanian hidroponik, pembuatan memberdayakan masyarakat sekitar
lapak pedagang dan UMKM, pembuatan Kawasan Wisata Tani Betet yang kurang
gapura dengan logo PLN Peduli sebagai produktif seperti contohnya ibu rumah
tanda kerja sama, serta pelatihan dan tangga, hal ini dilakukan seperti halnya
sosialisasi bagi masyarakat sekitar. program di Desa Dempyong Kecamatan
Pelatihan dan sosialisasi yang dilakukan Bendungan Kabupaten Trenggalek yang
adalah pengembangan skill pengelola memberdayakan kelompok wanita tani
wisata dan seminar pemanfaatan objek sebagai pembuat olahan jantung pisang
wisata untuk para pedagang dan pelaku (Tukiman et al., 2019). Fasilitas lapak
UMKM, karena dengan adanya dapat dimanfaatkan masyarakat dengan
pengembangan skill dan penambahan cara menyewa. Pembayaran sewa lapak
pengetahuan akan memunculkan sikap ditarik setiap satu minggu sekali dengan
yang adaptif terhadap perubahan besaran biaya sewa Rp. 30.000,- yang
lingkungan serta dapat menangkap sudah termasuk uang kebersihan. Selain
manfaat ekonomi dari perkembangan pembayaran sewa masyarakat yang
lingkungan pariwisata (Hermawan, 2017a). berdagang memanfaatkan lapak juga
berkewajiban membayar biaya listrik.
5. Masyarakat/lingkungan Setiap pedagang dibebankan biaya listrik
Dalam (Suwantoro, 1997) yang berbeda sesuai alat elektronik yang
masyarakat adalah elemen penting yang digunakan, besaran biaya pada kisaran Rp.
harus dilibatkan dalam suatu 5.000,- hingga Rp. 100.000,-. Dikutip
pengembangan pariwisata, karena dalam dalam berita yang diterbitkan Dinas
prakteknya masyarakatlah yang dapat Komunikasi dan Informatika Provinsi
memberikan pelayanan kepada wisatawan Jawa Timur yang berjudul PLN Dukung
dalam memenuhi kebutuhan wisatanya. Pemberdayaan UMKM Wisata Tani Betet
Sejak awal pendirian Kawasan Wisata Kabupaten Nganjuk, meskipun lapak
Tani Betet tidak sedikitpun melalaikan harus digunakan dengan sistem sewa
peran masyarakat didalamnya dibuktikan pedagang tidak mengalami kerugian
dengan pengelola wisata yang hanya karena omzet penjualan pedagang tiap
berasal dari masyarakat asli sekitar harinya mencapai Rp. 200.000 rupiah di
Kawasan Wisata Tani Betet. Pengelola hari biasa dan mengalami peningkatan
Kawasan Wisata Tani Betet terbuka bagi hingga 100 persen pada hari libur
siapa saja yang ingin bergabung dalam (Diskominfo, 2020). Berikut ditampilkan
misi memajukan desa dan meningkatkan gambar lapak UMKM masyarakat di
perekonomian masyarakat. Dalam Kawasan Wisata Tani Betet
pengupahan tidak terdapat nominal tetap
yang akan diterima masing-masing
pengelola, karena akan disesuaikan
dengan jumlah kunjungan serta durasi
kerja masing-masing pengelola(Argiyanti,
2020). Sistem kerja pengelola Kawasan
Wisata Tani Betet yang fleksibel ini
dimaksudkan untuk merangkul seluruh
masyarakat sekitar agar dapat mengambil
keuntungan.

317
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322

Gambar 8. Lapak UMKM masyarakat


di Kawasan Wisata Tani Betet
(Sumber:Dokumen peneliti tahun 2021)

Selain melalui lapak dagang dan


UMKM masyarakat sekitar Kawasan
Wisata Tani Betet yang notabene adalah
petani, dapat berkontribusi sebagai
pengelola pembudidayaan sayuran
hidroponik. Budidaya dengan
menggunakan sistem hidroponik adalah Gambar 9. Panen selada hasil budidaya
teknik bercocok tanam yang menggunakan tanaman hidroponik
air mengalir sebagai media tanamnya, dan (Sumber:akun resmi twitter PLN
tidak perlu melakukan penyiraman seperti Distribusi Jawa Timur)
hal nya penanaman dengan menggunakan
media tanah (Suprabhani, 2019).
Pembudidayaan sayur hidroponik berawal
dari adanya pelatihan yang dibina oleh
lembaga P4S (Pusat Pelatihan Pertanian
dan Pedesaan Swadaya) Buana Lestari.
Pembudidayaan sayuran hidroponik
dilakukan untuk menambah objek wisata
edukasi Kawasan Wisata Tani Betet yang
berkaitan dengan pertanian. Hasil
pembudidayaan sayuran hidroponik cukup
besar karena didukung oleh PLN UID
Jawa Timur dengan memenuhi kebutuhan Gambar 10. Kondisi tanaman
listrik yang diperlukan. Kebutuhan listrik hidroponik dengan penyinaran sinar
pembudidayaan sayuran hidroponik UV pada saat malam hari
digunakan untuk pengaliran air dan (Sumber : Akun resmi twitter PLN
pencahayaan sinar UV, yang dampaknya Distribusi Jawa Timur)
akan mempercepat pertumbuhan karena
membantu tumbuhan untuk berfotosintesis KESIMPULAN
selama 24 jam tanpa henti (Diskominfo,
2021). Tidak hanya sebatas objek wisata Berdasarkan wawancara, observasi dan
hasil dokumentasi yang telah saya lakukan sebagai
edukasi, hasil pembudidayaan sayuran
peneliti terkait dengan pengembangan Kawasan
hidroponik cukup besar sehingga mampu Wisata Tani Betet dalam menghadapi era new
memenuhi kebutuhan salah satu swalayan normal di Desa Betet, Kecamatan Ngronggot,
besar di Kota Kediri yang telah bekerja Kabupaten Nganjuk dapat disimpulkan bahwa
sama dengan pengelola Kawasan Wisata pengembangan wisata tetap berjalan . Masa new
Tani Betet. Hasil penjualan yang normal menuntut objek wisata Kawasan Wisata
didapatkan akan dialokasikan untuk Tani Betet beradaptasi dengan kondisi pandemi
Covid-19. Menurunnya kunjungan wisata menjadi
pengembangan wisata dan sisanya akan tantangan tersendiri disaat pariwisata menjadi
dinikmati bersama oleh pengelola. Dengan sektor yang diandalkan pemerintah untuk
gotong royong untuk memajukan desa dan mengatasi menurunnya pendapatan asli daerah.
meningkatkan ekonomi masyarakat, Untuk mengatasi tantangan tersebut pengelola
seluruh upaya pengembangan Kawasan Kawasan Wisata Tani Betet bersinergi dengan
Wisata Tani Betet di apresiasi dan masyarakat dan segala pihak yang terkait untuk
mengembangkan objek wisatanya. Peneliti
didukung penuh oleh masyarakat dan
menganalisis pengembangan Kawasan Wisata Tani
seluruh elemen terkait khususnya Betet berdasarkan teori unsur-unsur dalam
pemerintah desa. Berikut ditampilkan pengembangan wisata menurut (Suwantoro, 1997)
gambar budidaya tanaman hidroponik di
Kawasan Wisata Tani Betet.

318
Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……

Dalam praktik pengembangannya menyesuaikan pengunjung ketika pandemi karena


Kawasan Wisata Tani Betet menekankan objek untuk meningkatkan minat berkunjung wisatawan
swafoto dan wahana air sebagai objek dan daya yang nantinya akan berdampak pada meningkatnya
tarik wisata utama, dan semakin bertambah setiap pemasukan. Kemudian untuk keuangan Kawasan
tahunnya. Kebersihan dan kenyamanan lingkungan Wisata Tani Betet mendapat pemasukan rutin dari
menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan kunjungan wisatawan, pembayaran sewa lapak
untuk mendukung objek dan daya tarik wisata. dagang, karcis parkir dan penjualan hasil pertanian
Kemudian untuk membangun image sesuai tajuk hidroponik. Pengeluaran rutin Kawasan Wisata
wisata, pengelola Kawasan Wisata Tani Betet Tani Betet dialokasikan untuk biaya operasional
dibantu oleh PLN UID Jawa Timur membuat objek wisata dan mengisi APBDes setiap 1 tahun sekali.
dan daya tarik wisata baru berupa wisata edukasi Tata laksana/infrastruktur Kawasan Wisata Tani
pembudidayaan tanaman hidroponik. Kekurangan Betet tidak terlepas dari adanya CSR PLN UID
dalam pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet Jawa Timur yang telah banyak memberikan dana
khususnya pada unsur objek dan daya tarik wisata CSRnya untuk pengembangan Kawasan Wisata
adalah keterfokusan pengembangan yang tidak Tani Betet. Adanya CSR PLN UID Jawa Timur
merata dan lebih berpusat pada pengembangan juga membawa kepentingan untuk pengembangan
wahana air. Kawasan Wisata Tani Betet sebagai wujud
tanggung jawab sosial BUMN, tetapi pada
Prasarana wisata untuk mengakses prakteknya keseluruhan akan dilaksanakan oleh
Kawasan Wisata Tani Betet sudah sangat baik pengelola Kawasan Wisata Tani Betet.
karena telah disiapkan pada awal pembangunan Kawasan Wisata Tani Betet dibangun dan
objek wisata. Kondisi jalan menuju Kawasan dikembangkan dari adanya modal sosial
Wisata Tani Betet sudah baik karena merupakan masyarakat dan gotong royong. Dari awal
jalan desa yang mana pembangunannya menjadi pembentukan hingga saat ini Kawasan Wisata Tani
urusan pemerintah desa. selain itu terdapat Betet tidak terlepas dari peran masyarakat, karena
informasi lokasi yang ramah wisatawan lokal pengelola Kawasan Wisata Tani Betet diambil dari
maupun wisatawan dari luar dengan adanya google siapapun masyarakat Dusun Betet RW 01 yang
maps dan plang penunjuk jalan. Selain penunjuk bersedia bergabung untuk memajukan desa dan
jalan yang baik, jaringan telekomunikasi di sekitar meningkatkan perekonomian. Selain berperan
daerah wisata juga dalam keadaan yang baik karena sebagai pengelola wisata masyarakat sekitar
dekat dengan pemukiman masyarakat. Kawasan Wisata Tani Betet juga dapat mengambil
manfaat adanya objek wisata dengan
memanfaatkan lapak dagang untuk berjualan
Sarana wisata di Kawasan Wisata Tani
dengan cara menyewa. Selain menjadi pengelola
Betet di upgrade secara terus menerus setiap
dan pedagang di Kawasan Wisata Tani Betet
tahunnya. Adanya pemberian CSR dari PLN UID
masyarakat sekitar yang notabene adalah petani
Jawa Timur yang berkelanjutan, semakin
dapat mendukung adanya objek wisata edukasi
mendukung peningkatan pengadaan sarana yang
budidaya tanaman hidroponik dengan dengan cara
dibutuhkan oleh wisatawan. Dalam praktiknya CSR
berpartisipasi untuk merawatnya. Dalam
PLN UID Jawa Timur telah diberikan kepada
berpartisipasi pada budidaya tanaman hidroponik
pengelola Kawasan Wisata Tani Betet sebanyak
tidak hanya melakukan perawatan saja diberikan
dua kali. Pemanfaatan dana CSR PLN UID Jawa
pembinaan oleh Pusat Pelatihan Pertanian dan
Timur yang pertama digunakan untuk membangun
Pedesaan Swadaya (P4S) segala hal tentang
toilet dan mushola. Dana CSR PLN UID Jawa
budidaya tanaman hidroponik, dengan harapan
Timur yang kedua dimanfaatkan untuk perluasan
menirunya di luar Kawasan Wisata Tani Betet.
lahan wisata, perluasan lahan parkir, pembuatan
gapura Kawasan Wisata Tani Betet yang dilengkapi
logo PLN Peduli, dan pembangunan lapak
pedagang dan UMKM. Disaat masa pandemi SARAN
pembangunan sarana wisata juga berfokus pada
pembangunan sarana yang ramah pandemic seperti Sesuai hasil penelitian yang dilakukan
adanya sarana alat cuci tangan dengan sistem injak. dengan wawancara, observasi dan dokumentasi
adapun saran yang diberikan peneliti terhadap
pengelola Kawasan Wisata Tani Betet adalah :
Kawasan Wisata Tani Betet yang pada
dasarnya dibangun untuk pemberdayaan
1. Kawasan Wisata Tani Betet harus
masyarakat sehingga pengelola diambil dari memanfaatkan lahan lebih baik dengan
masyarakat sekitar, yaitu masyarakat RW 01 Dusun
menambah objek dan daya tarik wisata
Betet yang bersedia mengembangkan desanya. Jam
atau menambah sarana wisata, mengingat
operasional Kawasan Wisata Tani Betet adalah
adanya perluasan lahan dan masih banyak
pukul 08.00 -17.00 WIB, tetapi seringkali
lahan yang kosong belum dimanfaatkan.

319
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322

2. Kawasan Wisata Tani Betet harus Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa
melakukan evaluasi rutin terhadap objek Timur.
dan daya tarik wisatanya agar dapat http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/la
berinovasi lebih cepat dan lebih baik lagi, mpu-uv-tingkatkan-produktivitas-tanaman-
karena beberapa Desa di Kabupaten hidroponik
Nganjuk sedang giat mengembangkan Ekoprapti, R. H. (2019). Pusat Pelatihan Pertanian
wisata desa yang memanfaatkan potensi dan Pedesaan Swadaya (P4S) Sebagai
alam. Kelembagaan Pelatihan/Permagangan
3. Membuat branding wisata yang lebih luas Petani.
lagi dengan menjangkau media sosial http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/88
seperti membuat official account media 750/PUSAT-PELATIHAN-PERTANIAN-
sosial. Harapannya dengan adanya official DAN-PEDESAAN-SWADAYA-P4S-
account media sosial Kawasan Wisata SEBAGAI-KELEMBAGAAN-
Tani Betet dapat menginformasikan dan PELATIHAN-PERMAGANGAN-PETANI-/
mengenalkan perkembangan Kawasan Hermawan, H. (2017a). Dampak Pengembangan
Wisata Tani Betet yang telah layak Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi
dikunjungi lagi meskipun saat pandemi, Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata, III(2),
karena Kawasan Wisata Tani Betet telah 105–117.
dilengkapi dengan sarana wisata yang https://doi.org/10.31219/osf.io/xhkwv
ramah pandemi.
Hermawan, H. (2017b). Pengaruh Daya Tarik
4. Membuat jadwal piket pengelola dan
Wisata, Keselamatan dan Sarana Wisata
membuat sistem pengupahan untuk
Terhadap Kepuasan serta Dampaknya
meminimalisir pengelola yang keluar
terhadap Loyalitas Wisatawan. Jurnal Media
masuk kelompok pengelola.
Wisata, 15(1), 562–577.
https://doi.org/https://doi.org/10.36276/mws.
DAFTAR PUSTAKA
v15i1.213
Ahmad, A. (2013). The constraints of tourism
Hidayah, A. N. (2019). Balkondes Candirejo
development for a cultural heritage
Magelang Sebagai Bentuk Pengembangan
destination: The case of Kampong Ayer
Desa Wisata Yang Berkelanjutan.
(Water Village) in Brunei Darussalam.
https://doi.org/10.31227/osf.io/g6pt2
Tourism Management Perspectives, 8, 106–
113. Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun
https://doi.org/10.1016/j.tmp.2013.09.002 2009 Tentang Kepariwisataan, 2009 31
(2009).
Anggara, R. Y. (2016). Pengembangan Wisata
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2009/10
Kweden River Park Desa kweden Kecamatan
TAHUN2009UU.HTM
Ngetos kabupaten Nganjuk. Administrasi
Publik, 6. Jauhari, A. (2018). Kolaborasi Agribisnis-Wisata
“Jeruk Dau.” Antara Jatim.
Argiyanti, A. (2020). Pemanfaatan Modal Sosial
https://jatim.antaranews.com/berita/247458/k
Dalam Pengembangan Wisata Tani Betet
olaborasi-agribisnis-wisata-jeruk-dau
(Studi Kasus di Desa Betet Kecamatan
Ngronggot kabupaten Nganjuk). Kemendagri. (2020). Peraturan Menteri Dalam
https://pta.trunojoyo.ac.id/welcome/detail/16 Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
0521100050 2020 Tentang Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 di Lingkungan
Bahrudin, A. (2017). Inovasi Daerah Sektor
Pemerintah Daerah.
Pariwisata (Studi Kasus Inovasi
Pembangunan Pariwisata Kabupaten Kemenparekraf, B. (2020). Peraturan Menteri
Purworejo Jawa Tengah). Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Covid-19, G. (2020). Peta Sebaran Covid-19 di
Republik Indonesia No. 12 Tahun 2020
Indonesia. Covid19.Go.Id.
Tentang Rencana Strategis Kementerian
https://covid19.go.id/peta-sebaran
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan
Diskominfo, T. (2020). PLN Dukung Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2020.
Pemberdayaan UMKM Wisata Tani Betet 125.
Kabupaten Nganjuk. Dinas Komunikasi Dan
Liu, C., Dou, X., Li, J., & Cai, L. A. (2020).
Informatika Provinsi Jawa Timur.
Analyzing government role in rural tourism
http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/pl
development: An empirical investigation
n-dukung-pemberdayaan-umkm-wisata-tani-
from China. Journal of Rural Studies,
betet-ngajuk
79(October 2019), 177–188.
Diskominfo, T. (2021). Lampu UV Tingkatkan https://doi.org/10.1016/j.jrurstud.2020.08.046
Produktivitas Tanaman Hidroponik. Dinas

320
Pengembangan Kawasan Wisata Tani Betet……

Martina, S., & Adimulya, R. P. (2013). Strategi 26/163200023/apa-itu-new-normal-presiden-


inovasi produk wisata dalam upaya jokowi-sebut-hidup-berdamai-dengan-covid-
meningkatkan minat berkunjung wisatawan 19?page=all
ke grama tirta jatiluhur purwakarta. Junal Suprabhani, T. E. (2019). Pengertian Tanaman
Khasanah Ilmu, 4(2), 57–71. hidroponik, Jenis-jenisnya dan Cara
Maulana Agung Pratama. (2013). Analisis pembudidayaannya. Cybex.Pertanian.Go.Id.
Efektivitas Corporate Responsibility Dalam http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/76
Program Kemitraan Badan Usaha Milik 455/Pengertian-Tanaman-Hidroponik-Jenis-
Negara. Jurnal Natapraja Vol. I No.1, Mei Jenisnya-dan-Cara-Pembudidayaannya/
2013, I(1). https://doi.org/DOI: Suwantoro, G. (1997). Dasar-Dasar Pariwisata.
https://doi.org/10.21831/jnp.v1i1.3444 Andi.
Menparekraf. (2020). Surat Edaran No. 2 Tahun Tukiman, T., N, E. R., & Trisna, A. Y. (2019).
2020 Tentang Tindak Lanjut Imbauan Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Dalam Usaha Pembuatan Abon Dengan
Disease 2019 (COVID-19). 5. Bahan Dasar Dari Jantung Pisang Di Desa
Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Dompyong Kecamatan Bendungan
Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Kabupaten Trenggalek. JPSI (Journal of
SE Bupati Nganjuk Nomor : Public Sector Innovations), 4(1), 38.
440/3362/411.010/2020 tentang Penegakan https://doi.org/10.26740/jpsi.v4n1.p38-47
Disiplin Pelaksanaan Protokol Kesehatan Ulya, H. N. (2019). Alternatif Strategi Penanganan
Untuk Pengendalian Persebaran Covid-19 Di Dampak Ekonomi Covid-19 Pemerintah
Kabupaten Nganjuk, Pub. L. No. Daerah Jawa Timur Pada Kawasan
440/3362/411.010/2020, 3 (2020). Agropolitan. Jouranl of Islamic Economic
https://drive.google.com/file/d/10nBvlhwmW and BUsiness, D(02), 245–272.
twjE0DDxU_Kskbxj07u16wp/view Winani, F. (2016). Implementasi Kebijaan Dana
Nur. (2019). Pengelolaan Air Yang Brilian. Kabar Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan Di
Nganjuk.Com. Desa Wukirsari Kabupaten Sleman. Journal
https://kabarnganjuk.com/pengelolaan-air- Kajian Ilmu Administrasi Negara, IV(9).
yang-brilian/ https://doi.org/https://doi.org/10.21831/jnp.v4
Presiden, I., Indonesia, R., Ang, T., Pengadaan, S., i1.12614
Dan, B., Dalam, J., Penanganan, P., & Yoeti, O. A. (2008). Perencanaan dan
Indonesia, P. R. (2020). Instruksi Presiden Pengembangan Pariwisata. Pradnya
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 Paramita.
Tentang Refocussing Kegiatan, ARealokasi Yos. (2020). Disparporabud Tutup Wisata Nganjuk,
Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa Bupati Keluarkan SE Disiplin Prokes. Portal
dalam Rangka Percepatan Penanganan Informasi Pemkab Nganjuk.
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). https://www.nganjukkab.go.id/home/detail-
022698, 22698–22701. kabar/disparporabud-tutup-wisata-nganjuk-
Rudiyanto, A., & Sugiarto, E. (2020). “ NEW bupati-keluarkan-se-disiplin-prokes
NORMAL ” SEBAGAI MOMENTUM
KEBANGKITAN EKOWISATA : Sebuah
Kajian Awal tentang Daya Dukung
Lingkungan Pascapandemi Covid-19. Jurnal
Ilmiah Pariwisata Agama Dan Budaya.
https://doi.org/10.36275/mws
Sesotyaningtyas, M., & Manaf, A. (2015). Analysis
of Sustainable Tourism Village Development
at Kutoharjo Village, Kendal Regency of
Central Java. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 184(August 2014),
273–280.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.05.091
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
Sumartiningtyas, H. K. N. (2020). Apa itu New
Normal? Presiden Jokowi Sebut Hidup
Berdamai dengan Covid-19. Kompas.Com, 1.
https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/

321
Publika Volume 9 Nomor 3 Tahun 2021, 307-322

322

Anda mungkin juga menyukai